• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesionalisme dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasaan Kerja dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah Chapter III V"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian ini adalah explanatory yaitu : penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2006).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Barumun Tengah, dan yang menjadi subjek penelitian adalah para guru. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan kemudahan memperoleh data, lokasi penelitian mudah dijangkau dan sesuai dengan kemampuan, baik waktu dan juga lebih efektif dan efisien. Penelitian ini direncanakan selama 11 bulan yakni dari bulan Mei 2014 sampai dengan Maret 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Barumun Tengah di Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas. Sebanyak 40 orang.

(2)

dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi atau sampel jenuh.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara dilakukan dengan para guru di SMA Negeri 1 Barumun Tengah 2. Daftar pertanyaan (questioner) yang diberikan kepada para guru di SMA

Negeri 1 Barumun Tengah termasuk sebagai responden.

3. Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa data deskripsi wilayah penelitian.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari pengisian daftar

pertanyaan dan wawancara pada responden. Data primer diperoleh langsung dari para guru sebagai sampel yang mengajar di SMA Negeri 1 Barumun Tengah Kecamatan Barumun Tengah.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen dengan mempelajari berbagai buku, jurnal, makalah, dan internet untuk mendukung penelitian.

3.6. Identifikasi Variabel

(3)

2. Variabel terikat (dependent variable), dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kepuasan kerja dan kinerja guru.

3.7. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Definisi Operasionalisasi Variabel

(4)
(5)
(6)

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Pengukuran Kinerja

Guru (Y2)

Hasil kerja yang dicapai guru dalam satu semester

1. Perencanaan pembelajaran 2. Pelaksanaan

pembelajaran 3. Penilaian hasil

belajar siswa

Interval

3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.8.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Suatu instrument dikatakan valid jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya lebih besar dari rtabel. Sedangkan jika

korelasi antara skor item dengan skor total kurang dari rtabel maka item dalam

instrument tersebut dinyatakan tidak valid (Arikunto, 2006).

Dari data yang diperoleh dilakukan pengujian Validitas dan Reliabilitas.Validitas instrumen diukur dengan cara mengkorelasikan setiap butir skor masing-masing variabel independen dengan total skornya.

(7)

3.8.1.1. Validitas Instrumen Kompetensi Pedagogik

Kolom Pearson Correlation merupakan korelasi antara skor item yang digunakan menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas, butir pertanyaan tersebut dibandingkan dengan r tabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan.

Pada signifikansi 5% dengan derajat bebas df = 22 dan r tabel sebesar 0,423. Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Pedagogik Butir r hitung Ket. Butir r hitung Ket.

1 0.553 Valid 9 0.260 Tidak Valid

2 0.674 Valid 10 0.624 Valid

3 0.495 Valid 11 0.622 Valid

4 0.154 Tidak Valid 12 0.491 Valid

5 0.621 Valid 13 0.525 Valid

6 0.529 Valid 14 0.771 Valid

7 0.500 Valid 15 0.516 Valid

8 0.595 Valid 16 0.645 Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

Berdasarkan pada Tabel 3.2 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan butir pertanyaan 4 dan 9 tidak valid karena r hitung < r tabel sebesar 0,423 pada taraf signifikansi 5%. Butir yang tidak valid tidak dipakai untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil ini maka variabel kompetensi pedagogik terdapat 14 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian.

3.8.1.2. Validitas Instrumen Kompetensi Kepribadian

(8)

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepribadian Butir r hitung Ket. Butir r hitung Ket.

1 0.343 Tidak Valid 14 0.106 Tidak Valid

2 0.552 Valid 15 0.508 Valid

3 0.595 Valid 16 0.605 Valid

4 0.117 Tidak Valid 17 0.492 Valid

5 0.504 Valid 18 0.135 Tidak Valid

6 0.394 Tidak Valid 19 0.501 Valid

7 0.269 Tidak Valid 20 0.446 Valid

8 0.527 Valid 21 0.499 Valid

9 0.490 Valid 22 0.336 Tidak Valid

10 0.094 Tidak Valid 23 0.521 Valid

11 0.649 Valid 24 0.611 Valid

12 0.564 Valid 25 0.464 Valid

13 0.512 Valid 26 0.575 Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.3. Validitas Instrumen Kompetensi Sosial

Berdasarkan pada Tabel 3.4 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan seluruh butir pertanyaan valid karena r hitung > r tabel sebesar 0,423 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini variabel kompetensi sosial terdapat 10 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kompetensi Sosial Butir r hitung Ket. Butir r hitung Ket.

1 0.661 Valid 6 0.468 Valid

2 0.583 Valid 7 0.662 Valid

3 0.547 Valid 8 0.647 Valid

4 0.796 Valid 9 0.663 Valid

5 0.857 Valid 10 0.748 Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.4. Validitas Instrumen Kompetensi Profesional

(9)

0,423 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel kompetensi profesional terdapat 12 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Profesional Butir r hitung Ket. Butir r hitung Ket.

1 0.497 Valid 7 0.472 Valid

2 0.446 Valid 8 0.662 Valid

3 0.424 Valid 9 0.610 Valid

4 0.471 Valid 10 0.611 Valid

5 0.697 Valid 11 0.826 Valid

6 0.485 Valid 12 0.779 Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.5. Validitas Instrumen Supervisi Kepala Sekolah

Berdasarkan pada Tabel 3.6 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan butir pertanyaan 3 tidak valid karena r hitung < r tabel sebesar 0,423 pada taraf signifikansi 5%. Butir yang tidak valid tidak dipakai untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil ini maka variabel supervisi kepala sekolah terdapat 13 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah Butir r hitung Ket. Butir r hitung Ket.

1 0.493 Valid 8 0.527 Valid

2 0.455 Valid 9 0.627 Valid

3 -0.180 Tidak Valid 10 0.470 Valid

4 0.856 Valid 11 0.697 Valid

5 0.737 Valid 12 0.647 Valid

6 0.858 Valid 13 0.658 Valid

7 0.528 Valid 14 0.449 Valid

(10)

3.8.1.6. Validitas Instrumen Kepuasan Kerja Guru

Berdasarkan pada Tabel 3.7 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan seluruh butir pertanyaan valid karena r hitung < r tabel sebesar 0,423 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel kepuasan kerja guru terdapat 16 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Guru Butir r hitung Ket. Butir r hitung Ket.

1 0.549 Valid 9 0.655 Valid

2 0.518 Valid 10 0.638 Valid

3 0.606 Valid 11 0.713 Valid

4 0.574 Valid 12 0.647 Valid

5 0.601 Valid 13 0.569 Valid

6 0.589 Valid 14 0.603 Valid

7 0.434 Valid 15 0.515 Valid

8 0.541 Valid 16 0.502 Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

3.8.1.7. Validitas Instrumen Kinerja Guru

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru Butir r hitung Ket. Butir r hitung Ket.

1 0.584 Valid 11 0.673 Valid

2 0.586 Valid 12 0.645 Valid

3 0.152 Tidak Valid 13 0.715 Valid

4 0.555 Valid 14 0.625 Valid

5 0.536 Valid 15 0.489 Valid

6 0.707 Valid 16 0.523 Valid

7 0.627 Valid 17 0.532 Valid

8 0.519 Valid 18 0.535 Valid

9 0.684 Valid 19 0.600 Valid

10 0.697 Valid

Sumber : Data primer diolah, Lampiran 4, 2015.

(11)

0,423 pada taraf signifikansi 5%. Butir yang tidak valid tidak dipakai untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil ini maka variabel kinerja guru terdapat 18 butir dinyatakan lolos uji validitas dan digunakan dalam penelitian.

3.8.2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Teknik mencari reliabilitas ini dilakukan dengan rumus Spearman Brown yang juga disebut tehnik belah dua. Pengujian reliabilitas ini dengan Cronbach Alpha, digunakan untuk mengukur keandalan pokok pertanyaan dalam suatu skala dengan ketentuan reliabel apabila besarnya ≥ 0,6 (Arikunto, 2006). Hasil pengujian reliabilitas kuesioner kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, supervisi kepala sekolah, kepuasan kerja guru, dan kinerja guru menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.

Tabel 3.9. Rangkuman Reliabilitas Seluruh Variabel Reliability Statistics

Intrumen Variabel Cronbach's Alpha N of Items

Kompetensi Pedagogik 0,851 14

Kompetensi Kepribadian 0,857 18

Kompetensi Sosial 0,847 10

Kompetensi Profesional 0,813 12

Supervisi Kepala Sekolah 0,863 13

Kepuasan Kerja Guru 0,863 16

Kinerja Guru 0,892 18

(12)

3.9. Uji Asumsi Klasik

Hasil pengujian yang baik, jika semua data yang dibutuhkan dalam penelitian harus diuji terlebih dahulu agar tidak melanggar asumsi klasik. Sehingga hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran secara tegas dan nyata. Beberapa pengujian terhadap asumsi klasik ini, meliputi : Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, dan Uji Heteroskedastisitas. 3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pengujian Kolmogorov-Smirnov. Jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel hasil pengujian, menunjukkan nilai yang lebih kecil dari alpha 5%, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang tidak memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika angka yang diperoleh dari hasil pengujian normalitas, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang telah memenuhi asumsi klasik (Ghozali, 2005).

3.9.2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas di dalam model regresi adalah nilai tolerance < 0,2 atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 2 (Gujarati, 1995).

(13)

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Sehingga suatu model regresi yang baik harus bebas dari masalah heteroskedastisitas.

Pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser (Ghozali, 2005), dengan cara mengabsolutkan nilai residual dari data yang ada. Nilai residual absolut ini akan dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi. Jika hasil yang diperoleh dari pengujian ini memberikan nilai di atas alpha 5%, maka data yang ada terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

3.10. Metode Analisis Data

3.10.1. Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan jenis data yang diperoleh pada kuantitatif maka teknik pengalolaan data yang dipergunakan adalah data kuantitatif, yaitu dengan mengelolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mempersentasekan hasil perolehan data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik dekriptif dan presentasi.

(14)

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, dan tanpa uji signifikansi.

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, tentunya dengan pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Dari definisi ini, statistik inferensial digunakan untuk menguji taraf signifikansi misalnya uji t pada tabel t, uji F pada tabel F (Sugiyono, 2008).

3.10.2. Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis digunakan metode persamaan Analisis Regresi Linier Berganda, sebagai berikut :

Y2= β 0+ β 1X1+ β 2X2+ β 3X3+ β 4X4+β 5X5+ e

Y1= β 0+ β 1X1+ β 2X2+ β 3X3+ β 4X4+β 5X5+β 6Y2+ e

Keterangan :

Y1 = Kinerja Guru X4 = Kompetansi Profesional

Y2 = Kepuasan Kerja Guru X5 = Supervisi Kepala Sekolah

X1 = Kompetensi Pedagogik β 0 = Konstanta

X2 = Kompetensi Kepribadian β 1-β 3 = Koefisien regresi

X3 = Kompetensi Sosial e = error term

1. Uji F (Uji Serempak)

Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji F, yaitu :

H0: pyx1= pyx2 = pyx3= pyx4= pyx5 ≠0, artinya secara bersama-sama tidak

(15)

Ha: pyx1= pyx2 = pyx3= pyx4= pyx5= 0, artinya secara bersama-sama terdapat

pengaruh yang positif dan signifkan dari variabel kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan supervisi kepala sekolah terhadap variabel kepuasan kerja dan kinerja guru

Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan : terima H0jika Fhitung< Ftabel

pada α = 5% dan tolak H0jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%.

2. Uji t (Uji Parsial)

Model hipotesis yang digunakan dalam Uji t yaitu :

H0: Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan supervisi kepala sekolah terhadap variabel kepuasan kerja dan kinerja guru Ha: Secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan supervisi kepala sekolah terhadap variabel kepuasan kerja dan kinerja guru.

Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan : terima H0jika ttabel≤ thitung≤

ttabel pada α = 5% dan tolak H0jika thitung< ttabelatau thitung> ttabel pada α = 5%.

3.11. Analisis Jalur

(16)

diuji untuk melihat dan menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak digunakan dalam penelitian melalui uji asumsi klasik. Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamkan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standarized Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta.

Analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (pengaruh) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara X1, X2, X3,X4,X5dan Y1terhadap Y2. Analisis korelasi dan regresi

yang menjadi dasar dari perhitungan koefisien jalur. Persamaan Analisis Jalur (Path Analysis) yang digunakan adalah:

Persamaan I Substruktur I :

Y2=ρY2X1+ρY2X2+ρY2X3+ρY2X4+ PY2X5+ e1

Persamaan II Substruktur I : Y1=ρY1Y2+ e2

Persamaan I Substruktur II :

Y1=ρY1X1+ρY1X2+ρY1X3+ρY1X4+ρY1X5+ e3

Keterangan :

X1 = Kompetensi Pedogogik

X2 = Kompetensi Kepribadian

X3 = Kompetensi Sosial

X4 = Kompetensi Profesional

X2 = Supervisi Kepala Sekolah

Y1 = Kinerja Guru

Y2 = Kepuasan Kerja Guru

ρ = Koefisien Jalur

(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Barumun Tengah

SMA Negeri 1 Barumun Tengah beralamat di jalan K.H. Dewantara nomor 15 Binanga Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara. Dalam melaksanakan kegiatan akademik dan administratif SMA Negeri 1 Barumun Tengah di pimpin oleh Jamaluddin S.Pd. SH serta dibantu dengan empat wakil, yaitu wakil kepala sekolah, wakil kepala urusan kurikulum, wakil kepala urusan kesiswaan, wakil kepala urusan sarana dan prasaran, dan wakil kepala urusan hubungan masyarakat. Adapun stuktur organisasi lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 8.

SMA Negeri 1 Barumun Tengah memiliki tenaga pendidik sebanyak 45 guru yang terdiri dari 22 guru berstatus pegawai negeri sipil, 20 guru berstatus guru tidak tetap, dan 3 guru berstatus honor. Dalam melaksanakan kegiatan administratif, SMA Negeri 1 Barumun Tengah memiliki 6 orang tenaga tata usaha. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Barumun Tengah berjumlah 422 siswa, pada tabel berikut dapat diketahui rincian siswa.

Tabel 4.1. Siswa SMA Negeri 1 Barumun Tengah Tahun Pelajaran 2014-2015

Tingkat Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

Kelas X 57 78 135 4

Kelas XI 63 100 163 4

Kelas XII 65 59 124 6

Jumlah 185 237 422 14

(18)

4.1.2. Analisis Deskriptif

Jumlah kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 40 kuisioner. Dari 40 kuesioner yang dibagikan, maka yang kembali sebanyak 40 kuisioner sehingga tidak ada kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden.

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data tentang karakteristik responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia responden, pendidikan, dan masa bekerja. Ringkasan demografi responden dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Demografi Responden

Profil Responden Kategori Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 14 35

Perempuan 26 65

Usia Responden

< 26 tahun 2 5

26–35 tahun 8 20

35–45 tahun 14 35

45–55 tahun 12 30

≥55 tahun 4 10

Pendidikan Terakhir Diploma 8 20

Sarjana 32 80

Masa Kerja

1–5 tahun 4 10

6–10 tahun 10 25

11–15 tahun 14 35

> 15 tahun 12 30

Tata Usaha SMA Negeri 1 Barumun Tengah, 2015.

Berikut akan dijelaskan hasil jawaban responden dari masing-masing variabel penelitian.

4.1.2.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)

(19)

pengembangan kurikulum atau silabus; (4) perancangan pembelajaran; (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi hasil belajar; dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Hasil jawaban responden atas variabel kompetensi pedagogik dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Pedagogik

No Pernyataan

11 Pelaksanaan evaluasi 4 10 15 37.5 13 32.5 7 17.5 1 2.5 40 100 12 Pelaksanaan tes

formatif

(20)

No Pernyataan

Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

Pada Tabel 4.3 pemahaman guru atas landasan – landasan kependidikan dalam kategori baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 6 orang (15%), baik sebanyak 14 orang (35%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa pemahaman guru baik atas landasan-landasan pendidikan di dalam mengajar.

Wawasan kependidikan yang dimiliki oleh guru dalam kategori baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 7 orang (17,5%), baik sebanyak 14 orang (35%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa wawasan kependidikan guru di dalam proses pembelajaran sudah baik.

(21)

orang (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kompetensi pedagogik guru sangat baik dan baik dalam menyusun rencana pelaksaaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Pengembangan silabus yang dibuat oleh guru dalam kategori cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 9 orang (22,5%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa pengembanga silabus yang dibuat oleh guru dalam proses pembelajaran cukup baik.

Penyusunan rencana pelaksaaan pembelajaran yang dibuat oleh guru sesuai dengan ketentuan kurikulum mayoritas guru menjawab dalam kategori baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 3 orang (7,5%), baik sebanyak 20 orang (50%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak ada responden menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa kompetensi pedagogik guru baik dalam menyusun rencana pelaksaaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum.

(22)

Pemahaman guru terhadap materi yang diberikan kepada siswa kategori cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 11 orang (27,5%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 14 orang (35%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa pemahaman guru cukup baik terhadap materi yang diberikan kepada siswa di dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran dalam kategori sangat baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 12 orang (30%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 5 orang (12,5%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%). Responden menganggap bahwa model pembelajaran digunakan sudah sangat baik di dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan teknologi dalam kategori cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 2 orang (5%), baik sebanyak 17 orang (42,5%), cukup baik sebanyak 21 orang (52,5%), tidak ada yang menjawab kurang baik (0%), dan tidak ada yang menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa teknologi yang digunakan guru cukup baik di dalam pelaksanaan pembelajaran.

(23)

bahwa pelaksanaan proses pembelajaran berbasis teknologi yang dilakukan oleh guru dalam kategori baik.

Pelaksanaan evaluasi diakhir pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kategori baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 4 orang (10%), baik sebanyak 15 orang (37,5%), cukup baik sebanyak 13 orang (32,5%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa dalam pelaksanaan evaluasi di akhir pembelajaran yang dilakukan kategori baik.

Guru dalam mengukur kemampuan siswa, guru dalam kategori baik melaksanakan tes formatif kepada siswa, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 8 orang (20%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik sebanyak 11 orang (27,5%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Hal ini responden menganggap bahwa mengukur kemampuan siswa dengan menggunakan tes formatif sudah baik dilakukan oleh guru.

Guru mengidentifikasi bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar peserta didik melakukannya dengan sangat baik, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 10 orang (25%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik sebanyak 7 orang (17,5%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak baik sebanyak 9 orang (22,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kemampuan pedagogik guru sangat baik dalam mengidentifikasi bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar peserta didik.

(24)

baik, hal hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat baik sebanyak 8 orang (20%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 13 orang (32,5%), kurang baik sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kemampuan pedagogik guru cukup baik dalam merancang aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar.

4.1.2.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Kepribadian (X2)

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan guru sebagai panutan di masyarakat dengan indikator antara lain; (1) beriman dan bertakwa; (2) berakhlak mulia; (3) arif dan bijaksana; (4) demokratis; (5) mantap; (6) berwibawa; (7) stabil; (8) dewasa; (9) jujur; (10) sportif; (11) menjadi teladan bagi peserta didik dan msyarakat; (12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; (13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Hasil jawaban responden atas variabel kompetensi kepribadian dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Kepribadian

(25)

No Pernyataan

Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

(26)

Guru memberikan contoh perilaku terpuji kepada siswa dilakukan cukup baik oleh guru, terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 15 orang (37,5%), kurang baik sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%).

Memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan pendapatnya dilakukan cukup baik oleh guru, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 2 orang (5%), cukup baik sebanyak 18 orang (45%), kurang baik sebanyak 15 orang (37,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%).

Gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang ada di sekolah diterima guru dengan kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 2 orang (5%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 18 orang (45%), dan tidak baik sebanyak 4 orang (10%). Hal ini responden menganggap bahwa guru sulit menerima gagasan-gagasan mengenai permasalah di sekolah.

Suasana yang tenang selama proses pembelajaran yang diciptakan oleh guru dilakukan dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 14 orang (35%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kemampuan pribadi guru baik dalam menciptakan susasana tenang selama proses pembelajaran.

(27)

cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 13 orang (32,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru cukup baik dalam memiliki perilaku yang berpengaruh positif dan menyenangkan.

Berpakaian rapi sehingga menjadi contoh baik bagi murid dilakukan guru dengan cukup baik, terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 1 orang (2,5%), cukup baik sebanyak 19 orang (47,5%), kurang baik sebanyak 15 orang (37,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Responden menganggap bahwa guru cukup baik dalam berpakaian rapi.

Mampu menerima dan menempatkan diri dalam segala situasi dilakukan guru dengan kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 3 orang (7,5%), cukup baik sebanyak 13 orang (32,5%), kurang baik sebanyak 17 orang (42,5%), dan tidak baik sebanyak 7 orang (17,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru kurang baik dalam menerima dan menempatkan diri dalam segala situasi.

Menunjukkan tindakan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak berdasarkan kondisi peserta didik, sekolah, dan masyarakat yang dilakukan guru dalam kategori cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 20 orang (50%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 3 orang (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru menunjukkan tindakan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak dengan cukup baik.

(28)

sangat baik sebanyak 1 orang (2,5%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik sebanyak 19 orang (47,5%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 4 orang (10%). Hal ini responden menganggap bahwa sikap guru cukup baik dalam menerima masukan dari peserta didik.

Bertingkah laku jujur dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 14 orang (35%), dan tidak baik sebanyak 3 orang (7,5%).

Sikap adil kepada seluruh peserta didik dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 12 orang (30%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%). Responden menganggap bahwa guru melakukan sikap adil cukup baik kepada peserta didik.

Konsisten melaksanakan tugas dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 7 orang (17,5%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%). Responden menganggap bahwa konsistensi guru cukup baik dalam melaksanakan tugas.

(29)

Evaluasi kinerja dilakukan oleh guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak 5 orang (12,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru cukup baik dalam mengevaluasi kinerjanya.

Kritikan atas kinerja dari teman sejawat diterima guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 1 orang (2,5%), baik sebanyak 5 orang (12,5%), cukup baik sebanyak 15 orang (37,5%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 8 orang (20%). Hal ini responden menganggap bahwa guru cukup baik dalam menerima kritikan atas kinerjanya dari teman sejawat.

Pengembangan diri di sekolah dilakukan guru dengan kurang baik, hal ini terlihat dari jumlah responden tidak ada menjawab sangat baik (0%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%), kurang baik sebanyak 14 orang (35%), dan tidak baik sebanyak 6 orang (15%). Responden menganggap bahwa pengembangan diri dilakukan guru disekolah kurang baik.

Pengembangan diri di masyarakat dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 5 (12,5%), baik sebanyak 8 orang (2%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 7 orang (17,5%). Responden menganggap bahwa pengembangan diri dilakukan guru dimasyarakat cukup baik.

4.1.2.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Sosial (X3)

(30)

isyarat secara santun; (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik; (4) bergaul secara santuan dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; (5) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. Hasil jawaban responden atas variabel kompetensi sosial dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Sosial

No Pernyataan

(31)

Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa komunikasi guru dengan seluruh guru di sekolah dilakukan dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 1 (2,5%), baik sebanyak 19 orang (47,5%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak ada responden menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa komunikasi sesama guru di sekolah dilakukan dengan baik.

Komunikasi guru dengan masyarakat disekitar sekolah dilakukan dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 4 (10%), baik sebanyak 19 orang (47,5%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak ada responden menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa komunikasi guru dengan masyarakat disekitar sekolah dilakukan dengan baik.

Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran dilakukan dengan baik, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 7 (17,5%), baik sebanyak 20 orang (50%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%), kurang baik sebanyak 2 orang (5%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%). Responden menganggap bahwa penggunaan teknologi informasi dilakukan guru dengan baik.

Pertukaran informasi dengan sesama guru dilakukan guru dengan baik, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 9 (22,5%), baik sebanyak 13 orang (32,5%), cukup baik sebanyak 12 orang (30%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak ada menjawab tidak baik (0%). Responden menganggap bahwa pertukaran informasi dilakukan guru dengan baik.

(32)

orang (57,5%), cukup baik sebanyak 6 orang (15%), kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak baik sebanyak 2 (5%). Hal ini responden menganggap bahwa hubungan guru dengan pimpinan dilakukan dengan baik.

Guru dalam melakukan hubungan dengan orang tua atau wali peserta didik dilakukan guru dengan baik, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 6 (15%), baik sebanyak 18 orang (45%), cukup baik sebanyak 8 orang (20%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%). Responden menganggap hubungan dengan orang tua atau wali dilakukan guru dengan baik.

Norma-norma yang berlaku di masyarakat sekitar sekolah dilakukan guru dengan baik, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 7 (17,5%), baik sebanyak 17 orang (42,5%), cukup baik sebanyak 10 orang (25%), kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak baik sebanyak 2 (5%). Responden menganggap bahwa norma-norma di masyarakat dilakukan guru dengan baik.

Bergaul dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dilakukan guru dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 9 (22,5%), baik sebanyak 17 orang (42,5%), cukup baik sebanyak 7 orang (17,5%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak ada menjawab tidak baik (0%). Responden menganggap bahwa guru dalam bergaul di masyarakat dengan menjunjung nilai-nilai yang berlaku dilakukan dengan baik.

(33)

menjawab tidak baik (0%). Responden menganggap bahwa kerja sama guru dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan baik.

Hubungan kerja sama dengan orang tua atau wali peserta didik untuk meningkatkan prestasi peserta didik dilakukan guru dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 11 (27,5%), baik sebanyak 17 orang (42,5%), cukup baik sebanyak 9 orang (22,5%), kurang baik sebanyak 2 orang (5%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa hubungan kerja sama dengan orang tua atau wali siswa untuk meningkatkan prestasi siswa dilakukan guru dengan baik.

4.1.2.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Profesional (X4)

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetuhuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diampunya dengan indikator antara lain; (1) penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/ atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan (2) penguasaan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, matapelajaran, dan kelompok mata pelajaran. Hasil jawaban responden atas variabel kompetensi profesional dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompetensi Profesional

(34)

No Pernyataan

Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

Pada Tabel 4.6 diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan guru dalam pembelajaran cukup baik, terlihat dari responden menjawab sangat baik sebanyak 3 (7,5%), baik sebanyak 13 orang (32,5%), cukup baik sebanyak 20 orang (50%), kurang baik sebanyak 3 orang (7,5%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%). Responden menganggap bahwa bahan ajar digunakan guru sudah cukup baik.

(35)

(15%), dan tidak baik sebanyak 2 (5%). Responden menganggap bahwa kajian bahan ajar yang digunakan guru cukup baik.

Dalam melengkapi materi pelajaran guru menggunakan perpustakaan sekolah dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 6 (15%), baik sebanyak 8 orang (20%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 3 (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru cukup baik menggunakan perpustakaan sekolah untuk melengkapi materi pelajaran.

Penyusunan kisi-kisi soal berdasarkan materi yang telah diberikan guru dilakukan dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 6 (15%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 15 orang (37,5%), kurang baik sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 1 (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru cukup baik menyusun kisi-kisi soal berdasarkan materi yang telah diberikan.

Penggunaan lembar kerja siswa dilakukan guru dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 3 (7,5%), baik sebanyak 21 orang (52,5%), cukup baik sebanyak 9 orang (22,5%), kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak baik sebanyak 3 (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa pengunaan lembar kerja siswa dilakukan guru dengan baik.

(36)

Penyusunan program semester dilakukan guru dengan sangat baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 13 (32,5%), baik sebanyak 10 orang (25%), cukup baik sebanyak 13 orang (32,5%), kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak ada menjawab tidak baik (0%). Responden menganggap program semester yang disusun oleh guru dilakukan sangat baik.

Penyusunan program tahunan dilakukan guru dengan baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 7 (17,5%), baik sebanyak 14 orang (35%), cukup baik sebanyak 13 orang (32,5%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Responden menganggap bahwa program tahuan yang disusun oleh guru dilakukan dengan baik.

Penggunaan berbagai metode dalam proses belajar mengajar dilakukan guru dengan cukup baik, terlihat dari menjawab sangat baik sebanyak 7 (17,5%), baik sebanyak 12 orang (30%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak ada menjawab tidak baik (0%). Responden menganggap penggunaan metode dalam pembelajaran dilakukan cukup baik.

Penggunaan teknologi informasi yang mendukung proses pembelajaran dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 6 (15%), baik sebanyak 11 orang (27,5%), cukup baik sebanyak 18 orang (45%), kurang baik sebanyak 4 orang (10%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Responden menganggap penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dilakukan guru dengan cukup baik.

(37)

orang (20%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Responden menganggap penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran dilakukan dengan cukup baik.

Guru melibatkan peserta didik dalam menggunakan teknologi informasi proses pembelajaran dilakukan guru dengan cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 6 (15%), baik sebanyak 11 orang (27,5%), cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak ada menjawab tidak baik (0%). Hal ini responden menganggap bahwa guru melibatkan peserta didik dalam penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dilakukan guru dengan cukup baik.

4.1.2.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X5)

Supervisi kepala sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah untuk membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran dengan indikator antara lain; (1) Membimbing guru dalam mengembangkan silabus dan RPP; (2) membimbing guru dalam memilih strategi/metode pembelajaran; dan (3) membimbing guru untuk memanfaatkan teknologi informasi. Hasil jawaban responden atas variabel supervisi kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Supervisi Kepala Sekolah

(38)

No Pernyataan

Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

(39)

(47,5%), jarang sebanyak 8 orang (20%), dan tidak ada menjawab tidak pernah (0%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah kadang-kadang dalam memberikan arahan menyusun silabus.

Kepala sekolah kadang-kadang hanya memberikan contoh silabus yang benar untuk dijadikan pedoman bagi guru, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 3 (7,5%), sering sebanyak 12 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 16 orang (40%), jarang sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak pernah sebanyak 2 (5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah kadang-kadang dalam memberikan contoh silabus sebagai pedoman bagi guru.

Kepala sekolah kadang-kadang memberikan pengarahan tentang bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 6 (15%), sering sebanyak 6 orang (15%), kadang-kadang sebanyak 16 orang (40%), jarang sebanyak 10 orang (25%), dan tidak pernah sebanyak 2 (5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah kadang-kadang dalam memberikan pengarahan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.

(40)

Kepala sekolah kadang-kadang bertanya pada guru tentang kesulitan menyusun rencana pelaksanaan pelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 7 (17,5%), sering sebanyak 6 orang (15%), kadang-kadang sebanyak 15 orang (37,5%), jarang sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak pernah sebanyak 5 (12,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah kadang-kadang bertanya kepada guru tentang kesulitan menyusun rencana pelaksanaan pelajaran.

Kepala sekolah jarang memberikan pengarahan tentang berbagai strategi atau metode pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 3 (7,5%), sering sebanyak 11 orang (27,5%), kadang-kadang sebanyak 12 orang (30%), jarang sebanyak 13 orang (32,5%), dan tidak pernah sebanyak 1 (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah jarang dalam memberikan pengarahan tentang strategi untuk mengembangkan potensi peserta didik.

Kepala sekolah jarang bertanya kepada guru tentang kesulitan dalam penggunaan strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 3 (7,5%), sering sebanyak 11 orang (27,5%), kadang-kadang sebanyak 12 orang (30%), jarang sebanyak 13 orang (32,5%), dan tidak pernah sebanyak 1 (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah jarang betanya kepada guru tentang kesulitan dalam penggunaan metode pembelajaran.

(41)

sebanyak 16 orang (40%), jarang sebanyak 8 orang (20%), dan tidak pernah sebanyak 2 (5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah kadang-kadang dalam memberikan pengarahan tentang penggunaan media pembelajaran.

Kepala sekolah kadang-kadang bertanya kepada guru tentang kesulitan menggunakan media pembelajaran, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 4 (10%), sering sebanyak 11 orang (27,5%), kadang-kadang sebanyak 17 orang (42,5%), jarang sebanyak 6 orang (15%), dan tidak pernah sebanyak 2 (5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah kadang-kadang bertanya kepada guru tentang kesulitan penggunaan media pembelajaran.

Kepala sekolah sering memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan membuat perangkat pembelajaran berbasis teknologi informasi, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 3 (7,5%), sering sebanyak 16 orang (40%), kadang-kadang sebanyak 13 orang (32,5%), jarang sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak pernah sebanyak 3 (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah sering memberikan kesempatan kepada guru mengikuti pelatihan membuat perangkat pembelajaran berbasis teknologi informasi.

(42)

Kepala sekolah sering bertanya kepada guru tentang kesulitan dalam penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 5 (12,5%), sering sebanyak 16 orang (40%), kadang-kadang sebanyak 10 orang (25%), jarang sebanyak 6 orang (15%), dan tidak pernah sebanyak 3 (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah sering bertanya kepada guru tentang kesulitan penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran.

Kepala sekolah sering menugaskan untuk membuat rencana pelaksanaan pelajaran berbasis teknologi informasi, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab selalu sebanyak 2 (5%), sering sebanyak 16 orang (40%), kadang-kadang sebanyak 12 orang (30%), jarang sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak pernah sebanyak 1 (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa kepala sekolah sering menugaskan guru membuat rencana pelaksanaan pelajaran berbasis teknologi informasi.

4.1.2.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y2)

(43)

Tabel 4.8. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepuasan Kerja Guru

Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

(44)

menjawab sangat puas (0%), puas sebanyak 14 orang (35%), cukup puas sebanyak 22 orang (55%), kurang puas sebanyak 3 orang (7,5%), dan tidak puas sebanyak 1 (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas gaji yang diterima guru setiap bulan.

Tunjangan yang diterima guru dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 1 orang (2,5%), puas sebanyak 11 orang (27,5%), cukup puas sebanyak 17 orang (42,5%), kurang puas sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas (0%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas tunjangan yang diterima guru.

Penghargaan yang diterima guru dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 3 orang (7,5%), puas sebanyak 5 orang (12,5%), cukup puas sebanyak 19 orang (47,5%), kurang puas sebanyak 12 orang (30%), dan tidak puas sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas penghargaan yang diterima guru.

(45)

Jaminan sosial yang diterima guru dalam kategori cukup puas, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 4 orang (10%), puas sebanyak 12 orang (30%), cukup puas sebanyak 17 orang (42,5%), kurang puas sebanyak 6 orang (15%), dan tidak puas sebanyak 1 orang (2,5%). Responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas jaminan sosial yang diterima guru.

Bekerja sebagai guru yang hidup terjamin dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 7 orang (17,5%), puas sebanyak 9 orang (30%), cukup puas sebanyak 17 orang (42,5%), kurang puas sebanyak 6 orang (15%), dan tidak puas sebanyak 1 orang (2,5%). Responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas bekerja sebagai guru.

Dukungan atasan terhadap pekerjaan dalam kategori cukup puas, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 6 orang (15%), puas sebanyak 2 orang (5%), cukup puas sebanyak 20 orang (50%), kurang puas sebanyak 10 orang (25%), dan tidak puas sebanyak 2 orang (5%). Responden menganggap guru merasa cukup puas atas dukungan atasan yang dirasakan guru.

Menjalin hubungan baik dengan atasan dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 6 orang (15%), puas sebanyak 7 orang (17,5%), cukup puas sebanyak 14 orang (35%), kurang puas sebanyak 12 orang (30%), dan tidak puas sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas hubungan baik dengan atasan.

(46)

kurang puas sebanyak 8 orang (20%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas (0%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas hubungan baik dengan sesama guru.

Ketika ada tugas yang tidak mampu dikerjakan guru, rekan sesama guru bersedia membantu dalam kategori cukup puas, terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 4 orang (10%), puas sebanyak 6 orang (15%), cukup puas sebanyak 22 orang (55%), kurang puas sebanyak 6 orang (15%), dan tidak puas sebanyak 2 orang (5%). Responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas bantuan rekan guru atas tugas yang tidak bisa diselesaikan.

Memperoleh pujian dari atasan atas hasil yang dikerjakan guru dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 3 orang (7,5%), puas sebanyak 6 orang (15%), cukup puas sebanyak 18 orang (45%), kurang puas sebanyak 13 orang (32,5%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas (0%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas pujian dari atasan atas hasil yang dikerjakan.

Memperoleh pujian dari teman sejawat atas hasil yang dikerjakan guru dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 2 orang (5%), puas sebanyak 7 orang (17,5%), cukup puas sebanyak 21 orang (52,5%), kurang puas sebanyak 8 orang (20%), dan tidak puas sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas pujian dari teman sejawat atas hasil yang dikerjakan.

(47)

kurang puas sebanyak 8 orang (20%), dan tidak puas sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas situasi kondusif setiap hari di sekolah.

Penataan ruangan kelas demi kenyamanan pembelajaran dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 6 orang (15%), puas sebanyak 9 orang (22,5%), cukup puas sebanyak 14 orang (35%), kurang puas sebanyak 8 orang (20%), dan tidak puas sebanyak 3 orang (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas penataan ruang kelas di sekolah.

Pengembangan diri di SMA Negeri 1 Barumun Tengah dalam kategori cukup puas, hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat puas sebanyak 4 orang (10%), puas sebanyak 10 orang (25%), cukup puas sebanyak 15 orang (37,5%), kurang puas sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak puas sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru merasa cukup puas atas pengembangan diri di sekolah.

(48)

4.1.2.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Guru (Y1)

Kinerja guru merupakan hasil kerja yang dicapai guru dalam satu semester dengan indikator antara lain; (1) perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) penilaian hasil belajar siswa. Hasil jawaban responden atas variabel kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Guru

No Pernyataan

Sumber : Data primer diolah, lampiran 2, 2015.

(49)

orang (50%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru memiliki perumusan kompetensi dasar yang cukup baik.

Pengembangan materi pembelajaran yang dimiliki guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 4 (10%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 7 orang (17,5%), dan tidak baik sebanyak 4 orang (10%). Hal ini responden menganggap bahwa guru memiliki pengembangan materi pembelajaran yang cukup baik.

Alokasi waktu pembelajaran guru digunakan cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 2 (5%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 19 orang (47,5%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa alokasi waktu pembelajaran yang guru lakukan cukup baik.

Materi ajar yang dimiliki guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 2 (5%), baik sebanyak 8 orang (20%), cukup baik sebanyak 16 orang (40%), kurang baik sebanyak 12 orang (30%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru memiliki materi ajar yang cukup baik.

(50)

Dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran yang guru lakukan cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 7 (17,5%), baik sebanyak 4 orang (10%), cukup baik sebanyak 21 orang (52,5%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak baik sebanyak 3 orang (7,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran sudah cukup baik.

Kegiatan awal dalam proses pembelajaran yang guru lakukan cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 5 (12,5%), baik sebanyak 5 orang (12,5%), cukup baik sebanyak 19 orang (47,5%), kurang baik sebanyak 10 orang (25%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru dalam kegiatan awal proses pembelajaran sudah cukup baik.

Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang guru lakukan cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 3 (7,5%), baik sebanyak 5 orang (12,5%), cukup baik sebanyak 18 orang (45%), kurang baik sebanyak 13 orang (32,5%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa guru dalam kegiatan inti proses pembelajaran sudah cukup baik.

(51)

Bahan ajar yang digunakan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 2 (5%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik sebanyak 21 orang (52,5%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa bahan ajar yang digunakan guru sudah cukup baik.

Sumber belajar yang digunakan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 5 (12,5%), baik sebanyak 8 orang (20%), cukup baik sebanyak 14 orang (35%), kurang baik sebanyak 11 orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa sumber belajar yang digunakan guru sudah cukup baik.

Media pembelajaran yang disiapkan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 3 (7,5%), baik sebanyak 9 orang (22,5%), cukup baik sebanyak 22 orang (55%), kurang baik sebanyak 5 orang (12,5%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa media pembelajaran yang disiapkan guru sudah cukup baik.

Penentuan indikator hasil belajar yang dilakukan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 6 (15%), baik sebanyak 5 orang (12,5%), cukup baik sebanyak 19 orang (47,5%), kurang baik sebanyak 8 orang (20%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Responden menganggap bahwa penentuan indikator hasil belajar yang digunakan guru sudah cukup baik.

(52)

orang (27,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa teknik penilaian yang digunakan guru sudah cukup baik.

Instrumen penilaian yang digunakan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 4 (10%), baik sebanyak 12 orang (30%), cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%), kurang baik sebanyak 6 orang (15%), dan tidak baik sebanyak 1 orang (2,5%). Hal ini responden menganggap bahwa instrumen penilaian yang digunakan guru sudah cukup baik.

Lembar kerja siswa yang dirumuskan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 5 (12,5%), baik sebanyak 6 orang (15%), cukup baik sebanyak 18 orang (45%), kurang baik sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa lembar kerja siswa yang dirumuskan oleh guru sudah cukup baik.

Pada awal pembelajaran guru melakukan penilaian dengan baik. Hal ini terlihat dari jumlah responden menjawab sangat baik sebanyak 9 (22,5%), baik sebanyak 11 orang (27,5%), cukup baik sebanyak 9 orang (22,5%), kurang baik sebanyak 9 orang (22,5%), dan tidak baik sebanyak 2 orang (5%). Hal ini responden menganggap bahwa penilaian di awal pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik.

(53)
(54)
(55)

Tabel 4.10. Kolmogrov-Smirnov Substruktur I One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .93369956

Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .100

Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .787

Asymp. Sig. (2-tailed) .566

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Lampiran 5, 2015.

Dengan demikian secara keseluruhan melalui penggunaan metode grafik

normal probability plot, histogram, dan pengujian Kolmogrov-Smirnov dapat

dinyatakan bahwa asumsi normalitas untuk persamaan sub struktur 1 dipenuhi dalam penelitian ini.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang sempurna atau sangat tinggi antar variable independen dalam model regresi. Konsekuensi dari adanya hubungan (korelasi) yang sempurna atau sangat tinggi antar variabel independen adalah koefisien regresi dan simpangan baku (standard

deviation) variabel independen menjadi sensitif terhadap perubahan data serta

tidak memungkinkan untuk mengisolir pengaruh individual variable independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Selanjutnya, nilai VIF (Variance

Inflation Factor) dan tolerance merupakan uji yang sering digunakan untuk

(56)

semakin tinggi korelasi antar variabel independen maka semakin rendah nilai

tolerance (mendekati 0) dan semakin tinggi nilai VIF. Pedoman umum (rule of

thumb) untuk batasan nilai VIF dan tolerance agar model regresi terbebas dari

persoalan multikolinearitas adalah dibawah 10 untuk VIF dan diatas 10 % untuk

tolerance (Ghozali, 2005). Angka 10 dan 10 % merupakan cut off yang telah

ditetapkan untuk melihat nilai VIF dan tolerance. Hasil pengolahan data berkenaan nilai VIF dan tolerance dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 menjelaskan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari persoalan multikolinearitas karena nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai

tolerance diatas 0,1.

Tabel 4.11. Multikolinieritas Substruktur I Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Kompetensi Pedagogik .503 1.987

Kompetensi Kepribadian .420 2.379

Kompetensi Sosial .775 1.290

Kompetensi Profesional .679 1.472

Supervisi Kepala Sekolah .897 1.115

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Guru

Sumber : Lampiran 7, 2015.

c. Uji Heteroskedastisitas

(57)
(58)

sehingga dinyatakan bahwa pada model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Metode statistik yang mudah dan dapat diaplikasikan dengan SPSS untuk menguji suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas adalah Uji Glejser. Tabel 4.12 menunjukkan hasil perhitungan bahwa tidak ada nilai t-statistik dari variable penjelas (bebas) yang signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan model tidak mengalami masalah heterokedastisitas (nilai sig.> 0.05).

Tabel 4.12. Uji Glejser Substruktur I Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .224 .267 .842 .406

Kompetensi Pedagogik -.053 .051 -.222 -1.029 .311

Kompetensi Kepribadian -.051 .073 -.164 -.692 .493

Kompetensi Sosial .013 .045 .050 .286 .777

Kompetensi Profesional .088 .039 .218 1.248 .081

Supervisi Kepala Sekolah -.028 .032 -.141 -.869 .391

a. Dependent Variable: AbsRes1

Sumber : Lampiran 6, 2015.

4.1.3.2. Asumsi Klasik Substruktur II

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dapat dilakukan secara grafik maupun statistik sehingga dapat diketahui secara pasti bagaimana distribusi data yang diperoleh. Data yang tidak berdistribusi secara normal dalam persamaan regresi maka akan memberikan hasil yang bias. Metode grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot, histogram dan pengujian

Kolmogrov-Smirnov. Dengan memakai program SPSS versi 21, maka hasil grafik

(59)
(60)

Uji normalitas data secara statistik dapat dilakukan secara dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistibusi normal jika nilai signifikansi > alpha (Suliyanto, 2011).

Pada Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa signifikan 0,979 > 0,05, sehingga nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal. Dengan demikian secara keseluruhan melalui penggunaan metode grafik normal probability plot, histogram, dan pengujian Kolmogrov-Smirnov dapat dinyatakan bahwa asumsi normalitas untuk persamaan substruktur 2 dipenuhi dalam penelitian ini.

Tabel 4.13. Kolmogrov-Smirnov Substruktur II One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 40

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .93369956

Most Extreme Differences Absolute .075

Positive .075

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .472

Asymp. Sig. (2-tailed) .979

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Lampiran 5, 2015.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang sempurna atau sangat tinggi antar variabel independen dalam model regresi. Konsekuensi dari adanya hubungan (korelasi) yang sempurna atau sangat tinggi antar variabel independen adalah koefisien regresi dan simpangan baku (standard

deviation) variabel independen menjadi sensitif terhadap perubahan data serta

(61)

Inflation Factor) dan tolerance merupakan uji yang sering digunakan untuk

melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi. Nilai tolerance (1 – R2) menunjukkan variasi variabel independen dijelaskan oleh variable independen lainnya dalam model regresi dengan mengabaikan variable dependen. Sedangkan nilai VIF merupakan kebalikan dari nilai tolerance karena VIF = 1/tolerance. Jadi semakin tinggi korelasi antar variabel independen maka semakin rendah nilai

tolerance (mendekati 0) dan semakin tinggi nilai VIF. Pedoman umum (rule of

thumb) untuk batasan nilai VIF dan tolerance agar model regresi terbebas dari

persoalan multikolinearitas adalah dibawah 10 untuk VIF dan diatas 10 % untuk

tolerance (Ghozali, 2005). Angka 10 dan 10 % merupakan cut off yang telah

ditetapkan untuk melihat nilai VIF dan tolerance. Hasil pengolahan data berkenaan nilai VIF dan tolerance dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14. Multikolinieritas Substruktur II Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) .763

Kompetensi Pedagogik .147 -.229

Kompetensi Kepribadian .209 .608

Kompetensi Sosial .128 -.340

Kompetensi Profesional .112 .190

Supervisi Kepala Sekolah .191 .008

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Sumber : Lampiran 7, 2015.

Tabel 4.14 menjelaskan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari persoalan multikolinearitas karena nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai

(62)
(63)

Pada Gambar 4.6, terlihat titik-titik terpencar dengan tidak membentuk pola di sekitar garis diagonal, di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dinyatakan pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode statistik yang mudah dan dapat diaplikasikan dengan SPSS untuk menguji suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas adalah Uji Glejser. Tabel 4.15 menunjukkan hasil bahwa tidak ada nilai t-statistik dari variabel bebas yang signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami masalah heterokedastisitas (nilai sig.> 0.05).

Tabel 4.15. Uji Glejser Substruktur II Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .455 .419 1.084 .286

Kompetensi Pedagogik .037 .081 .099 .458 .650

Kompetensi Kepribadian -.116 .115 -.238 -1.010 .320

Kompetensi Sosial .100 .070 .246 1.420 .165

Kompetensi Profesional -.078 .062 -.233 -1.257 .217

Supervisi Kepala Sekolah -.020 .050 -.063 -.389 .700

a. Dependent Variable: AbsRes_2

Sumber : Lampiran 6, 2015.

4.1.3.3. Pengujian Hipotesis

4.1.3.3.1. Analisis Jalur Persamaan I Substruktur I

(64)

Sumber : Data primer diolah, 2015.

Gambar 4.7. Jalur Persamaan I Substruktur I

Persamaan I Substruktur I :

Y2= 0,310X1+ 0,411X2–0,204X3+ 0,241X4–0,283X5+ e1

Dimana;

Y2= Kepuasan Kerja Guru X4= Kompetensi Profesional

X1= Kompetensi Pedagogik X5= Supervisi Kepala Sekolah

X2= Kompetensi Kepribadian e1= error

X3= Kompetensi Sosial

1. Uji Parsial

Pada tabel berikut digunakan untuk mengetahui pengujian secara parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.16. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Persamaan I Substruktur I Coefficientsa

1 (Constant) 1.923 .450 4.271 .000

Kompetensi Pedagogik .220 .087 .310 2.536 .016

Kompetensi Kepribadian .379 .123 .411 3.070 .004

Kompetensi Sosial -.156 .075 -.204 -2.070 .046

Kompetensi Profesional .152 .066 .241 2.294 .028

Supervisi Kepala Sekolah -.166 .054 -.283 -3.093 .004

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Guru

Gambar

Tabel  3.1. Definisi Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Pedagogik
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepribadian
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai tujuan tersebut, perhitungan jumlah pelanggan seluler dan kapasitas trafik menjadi suatu cara mendapatkan jumlah BTS dan menara bersama

Department of Animal Nutrition, Veterinary College and Research Institute, Namakkal, Tamil Nadu Veterinary and Animal Sciences University, Tamil Nadu, India..

Pada Gambar 8 dan Gambar 9 diperlihatkan spektrum percepatan bantalan aus untuk berbagai kecepatan putar dan besar beban pada kedua gambar tersebut dapat dilihat

Penelitian ini dilakukan di Desa Rombo Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara dengan tujuan untuk memberikan gambaran implementasi kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Rombo

Isoform 2 subunit alpha (Ampk - α2) banyak diekspresikan pada jarin- gan otot skelet dan hepar yang memiliki peran penting dalam peng- gunaan glukosa oleh otot

Hambatan utama yang memunculkan utama yang memunculkan reaksi tidak menyenangkan terhadap green marketing adalah ketidakpercayaan konsumen mengenai produk hijau, klaim hijau, dan

Evaluasi Implementasi Program Pemberdayaan Sosial Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun 2016, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi

Kecenderungan remaja tunanetra yang dapat mengakibatkan perkembangan sosialnya menjadi terhambat antara lain, yaitu kurangnya motivasi, ketakutan menghadapi lingkungan