• Tidak ada hasil yang ditemukan

Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

NOMOR 132 C/KEP/BSN/5/2020

TENTANG

ARSITEKTUR DAN FETA RENCANA SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK BADAN STANDARDISASI NASIONAL

KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

Menimbang a. bahwa untuk mengharmoniskan aspek manajemen

kelembagaan, perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, peraturan perundang-undangan serta jaringan komunikasi data yang terpadu dan terkoordinasi secara dinamis dan realistis, perlu disusun arsitektur dan peta rencana sistem pemerintahan berbasis elektronik;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang Arsitektur dan Peta Rencana Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Badan Standardisasi Nasional;

Mengingat ; 1. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);

2. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 182);

3. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10

Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1037);

(2)

- 2

-Menetapkan

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI

NASIONAL TENTANG ARSITEKTUR DAN PETA RENCANA

SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

BADAN STANDARDISASI NASIONAL.

KESATU

KEDUA

Menetapkan Arsitektur dan Peta Rencana Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Badan Standardisasi Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini

Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Mei 2020

PLT. KEPALA STANDARDISASI NASIONAL,

(3)

I LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR

TENTANG

ARSITEKTUR DAN PETA RENCANA SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK BADAN STANDARDISASI NASIONAL

(4)

I

KATA PENGANTAR

Dokumen ini merupakan revisi kedua dari dokumen yang sudah di sahkan pada tahun 2019. Beberapa perubahan yang terdapat dalam dokumen ini meliputi: antisipasi melonjaknya pemanfaatan TIK sebagai akibat pandemi Covid-19, pemanfaatan Pusat Data Nasional (PDN), perubahan sistem evaluasi SPBE, dan pemanfaatan Cloud Server dan Cloud Storage sebagai antisipasi permasalahan data

center BSN yang berlokasi di gedung BPPT lt 11, jalan M.H Thamrin no 8 Jakarta

Pusat.

Badan Standardisasi Nasional Republik Indonesia mendukung visi penyelenggaraan birokrasi Indonesia yaitu mempermudah dan mempercepat pembangunan nasional, menjadikan reformasi birokrasi sebagai motor pertumbuhan ekonomi, bukan penghambat, salah satu faktor pendorong Reformasi Birokrasi adalah terselenggaranya Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Peran TI sangat penting dalam penyelenggaraan koordinasi antar institusi terkait standardisasi. SPBE merupakan pondasi sistem dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efisien dan transparan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan publik yang optimal. Badan Standardisasi dituntut dapat menciptakan iklim yang kondusif, pelayanan yang cepat dan akurat, berorientasi pada kepuasan pengampu kepentingan, sehingga dapat dirasakan manfaat yang optimal dari implikasi penerapan SPBE-nya.

Sistem informasi terkait Standardisasi – Akreditasi – Satuan Ukuran harus terintegrasi agar fungsi koordinasi dalam rangka pengambilan kebijakan standardisasi Indonesia dapat diselenggarakan dengan efektif, efisien, akurat, cepat dan transparan. Dokumen ini bukanlah kitab suci yang begitu sempurna sehingga perlu ditinjau ulang secara berkala, sehingga kontennya bisa disesuaikan dengan perkembangan TIK terkini dan yang akan datang, isu nasional maupun budaya kerja para aktor terkait standardisasi – akreditasi – satuan ukuran.

(5)

II

RINGKASAN EKSEKUTIF

Badan Standardisasi Nasional memiliki visi pembangunan yaitu Terwujudnya infrastruktur mutu nasional yang handal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup bangsa. Sedangkan Smart Governance adalah tatakelola pemerintahan yang memiliki empat kriteria yaitu: antisipatif, obyektif, kompetitif dan inovatif serta mempunyai 5 sifat SMART (Specific, Measurable, Accountable,

Realistic dan Time-Bond). Untuk mewujudkan Visi pembangunan tersebut, BSN

harus memposisikan diri sebagai salah satu lembaga yang menerapkan Smart

Governance, dimana salah satu unsur utamanya adalah pemanfaatan TIK untuk

setiap proses bisnis di BSN

Permasalahan kebijakan SPBE di BSN diantaranya adalah masih kurangnya jumlah regulasi yang mengatur implementasi SPBE sehingga pelaksana teknis dan kebijakan di setiap unit kerja belum memiliki pedoman yang jelas untuk mengembangkan dan memanfaatkan TIK dengan baik dan benar. Pusdatin telah berfungsi dengan baik sebagai pembina, pengendali dan pengawasan SPBE serta pengelola SDM khusus TIK. Untuk menjalankan SPBE diperlukan perencanaan yang matang agar tidak salah arah dikemudian hari serta perlu ketaatan menjalankan apa yang sudah direncanakan. Kedepan, apabila semua proses bisnis sudah berbasis TIK, maka semua layanan dan transaksi di BSN harus melalui sistem elektronik.

Di BSN, aplikasi SPBE sudah di implementasikan di semua unit kerja baik yang dibangun secara swakelola maupun top down dari instansi nomenklatur urusannya, akan tetapi pembangunannya masih sporadis, belum terintegrasi. Mengacu pada Peraturan Presiden No. 95 / 2018 tentang SPBE serta sejalan dengan langkah program reformasi birokrasi, maka tatakelola SPBE-nya juga harus disesuaikan, selaras dengan tuntutan masyarakat pada layanan yang lebih baik dan modern. Dokumen Arsitektur dan Peta Rencana SPBE 2020-2024 ini berisi panduan implementasi SPBE yang terdiri dari beberapa dimensi pembangunan SPBE yang terdiri dari Suprastruktur, Infrastruktur, Infostruktur, serta Manajemen SPBE.

(6)

III

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi DAFTAR TABEL ... ix BAB 1 PENDAHULUAN ... 1—1 1.1. Profil BSN ... 1—1 1.1.1. Lokasi Kantor BSN ... 1—1 1.1.2. Organisasi ... 1—2 1.1.3. Proses Bisnis ... 1—9 1.1.4. Visi dan Misi ... 1—14 1.2. Latar Belakang ... 1—16 1.3. Maksud Tujuan Sasaran ... 1—18 1.3.1. Maksud ... 1—18 1.3.2. Tujuan ... 1—19 1.3.3. Sasaran ... 1—19 1.4. Urgensi dan Dasar Hukum ... 1—19 1.4.1. Urgensi ... 1—19 1.4.2. Dasar Hukum ... 1—20 1.5. Format Dokumen ... 1—21 1.5.1. Ruang lingkup ... 1—21 1.5.2. Metode penyusunan ... 1—22 1.5.3. Format Dokumen ... 1—23 BAB 2 KONDISI TERKINI ... 2—24 2.1. Kelembagaan ... 2—25 2.2. Kebijakan ... 2—26 2.3. Infrastuktur ... 2—26 2.4. Sistem Informasi ... 2—29 BAB 3 ANALISA ... 3—41 3.1. Analisis SWOT ... 3—41 3.2. Peran TIK ... 3—43

(7)

IV 3.3. Perkembangan Teknologi Penunjang SPBE ... 3—48 3.4. Kesimpulan Solusi ... 3—54 BAB 4 PERENCANAAN STRATEGIS ... 4—57 4.1. Block Penerapan SPBE ... 4—57 4.2. Visi dan Misi penyelenggaraan SPBE ... 4—59 4.3. Kebijakan Strategis ... 4—59 4.4. Peta Skala Prioritas SPBE ... 4—64 4.5. Program Kegiatan ... 4—66 BAB 5 ARSITEKTUR SPBE ... 5—73 5.2. Kelembagaan dan Kebijakan ... 5—83 5.2.1. Fungsi Pengelolaan SPBE ... 5—83 5.2.2. SDM TIK ... 5—87 5.3. Bisnis Proses BSN ... 5—100 5.4. Sistem Informasi ... 5—107 5.5. Infrastruktur ... 5—108 5.5.1. Cloud Computing ... 5—108 5.5.2. Data Center / Disaster Recovery Center ... 5—112 5.5.3. Akses Internet ... 5—118 5.5.4. Jaringan dan Perangkat Utama ... 5—119 5.5.5. Keamanan Informasi ... 5—121 5.5.6. Perangkat end user ... 5—125 5.6. Layanan TIK ... 5—125 5.6.1. Pendahuluan ... 5—125 5.6.2. Service Management System ... 5—126 5.6.3. Implementation Plan ... 5—128 5.6.4. Daftar Dokumen ... 5—130 5.7. Tata Kelola TIK ... 5—138 5.7.1. Pendahuluan ... 5—138 5.7.2. Tata kelola TIK dengan SNI atau Standar Lainya ... 5—139 5.8. Keamanan TIK ... 5—167 5.8.1. Pendahuluan Keamanan TIK ... 5—167 5.8.2. Penerapan SMKI ... 5—167 5.9. Audit TIK ... 5—170 5.9.1. Pendahuluan Audit TIK ... 5—170

(8)

V 5.9.2. Audit TIK di BSN ... 5—171 5.10. Perencanaan, Monitoring Dan Evaluasi ... 5—173 5.10.1. Perencanaan ... 5—173 5.10.2. Monitoring Evaluasi ... 5—174 BAB 6 IMPLEMENTASI ... 6—176 6.1. Critical Success Factor ... 6—176 6.2. Indikator Kinerja Utama ... 6—177 6.3. Peta Rencana Umum SPBE Per Tahun ... 6—178 6.3.1. Tahun 2020 ... 6—178 6.3.2. Tahun 2021 ... 6—180 6.3.3. Tahun 2022 ... 6—181 6.3.4. Tahun 2023 ... 6—183 6.3.5. Tahun 2024 ... 6—184 6.4. Peta Rencana SPBE Berdasar Cakupan SPBE... 6—186 PENUTUP ... 6—192 REFERENSI ... 6—193

(9)

VI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1Peta Lokasi Kantor Badan Standardisasi Nasional ... 1—1 Gambar 1-2 Proses Bisnis Terintegrasi BSN ... 1—10 Gambar 2-1 Bagan Organisasi Pengelola TIK Badan Standardisasi Nasional 2—25 Gambar 2-2 Topologi WAN BSN... 2—26 Gambar 2-3 Topologi Manajemen Jaringan BSN ... 2—27 Gambar 3-1 Matrix SWOT ... 3—41 Gambar 3-2 Digital Dashboard ... 3—53 Gambar 5-1 Arsitektur infrastruktur untuk mendukung aplikasi SPBE di BSN 5—

73

Gambar 5-2 Arsitektur aliran data dan informasi SPBE di BSN ... 5—75 Gambar 5-3 Arsitektur infrastruktur SPBE di BSN ... 5—77 Gambar 5-4 Arsitektur Kemanan SPBE ... 5—79 Gambar 5-5 . Arsitektur Bisnis dan Layanan SPBE ... 5—81 Gambar 5-6 Pengelolaan Kebutuhan Bisnis ... 5—83 Gambar 5-7 Peran, Aktifitas dan Hubungan Kelembagaan ... 5—83 Gambar 5-8 Value Chain Badan Standardisasi Nasional ... 5—102 Gambar 5-9 Proses bisnis utama terintegrasi antar unit kerja Badan Standardisasi

Nasional ... 5—103 Gambar 5-10 Proses Bisnis Pendukung Terintegrasi antar unit kerja di BSN .... 5—

104

Gambar 5-11 Proses bisnis utama terintegrasi BSN antar Instansi ... 5—105 Gambar 5-12 Proses Bisnis Pendukung Terintegrasi antar Instansi ... 5—106 Gambar 5-13 konsep datawarehouse untuk sistem pengambilan keputusan 5—108

(10)

VII Gambar 5-14 Model Cloud Computing ... 5—109 Gambar 5-15 Model datacenter berbasis cloud computing... 5—109 Gambar 5-16 Konfigurasi Cloud Computing ... 5—111 Gambar 5-17 Hybrid cloud ... 5—111 Gambar 5-18 Desain General Data Center... 5—116 Gambar 5-19 Desain General Data Center Diperbesar ... 5—116 Gambar 5-20 Gateway Internet ... 5—119 Gambar 5-21 Topologi Jaringan WAN BSN ... 5—119 Gambar 5-22 Topologi Manajemen Jaringan BSN ... 5—120 Gambar 5-23 Topologi sistem pengamanan informasi ... 5—122 Gambar 5-24 Konsep Service Management System ISO/IEC 20000-1/2018 .... 5—

127

Gambar 5-25 Proses implementasi ISO/IEC 20000-1/2018 ... 5—130 Gambar 5-26 Komponen SNI ISO 31000:2018 Manajemen Risiko ... 5—139 Gambar 5-27 Alur Manajemen Risiko di BSN ... 5—140 Gambar 5-28 Struktur Manajemen Risiko ... 5—140 Gambar 5-29 Manajemen Data di BSN ... 5—144 Gambar 5-30 Siklus Plan-Do-Check-Act... 5—148 Gambar 5-31 Sertifikat Sistem Manejemen Informasi BSN... 5—151 Gambar 5-32 ISO 20000 ... 5—152 Gambar 5-33 Tahapan Manajemen SDM di BSN ... 5—155 Gambar 5-34 Proses Manajemen Perubahan ... 5—156 Gambar 5-35 Langkah pelaksanaan pengembangan SPBE di BSN ... 5—160 Gambar 5-36 Manajemen Pengetahuan ... 5—161

(11)

VIII Gambar 5-37 Mekanisme manajemen pengetahuan di BSN ... 5—163 Gambar 5-38 Langkah penciptaan pengetahuan ... 5—165 Gambar 5-39 Prinsip PDCA pada SMKI ... 5—169

(12)

IX

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Daftar Aplikasi BSN ... 2—30 Tabel 2-2 Sistem Informasi dari Pembina ... 2—35 Tabel 3-1 Kesimpulan Solusi ... 3—54 Tabel 4-1 Skala Prioritas Pengembangan ... 4—64 Tabel 4-2 Strategi, Program, Kegiatan dan Output ... 4—66 Tabel 5-1 Kebutuhan Perangkat TIK dan Non TIK di DC BSN Serpong yang baru

... 5—115 Tabel 5-2 Tabel Perhitungan Kemampuan Layanan Blade Server dan Kapasitas

Storage yang dibutuhkan ... 5—120 Tabel 6-2 Indikator Kerja Utama ... 6—177 Tabel 6-3 Kegiatan Tahun 2020 ... 6—178 Tabel 6-4 Kegiatan Tahun 2021 ... 6—180 Tabel 6-5 Kegiatan Tahun 2022 ... 6—181 Tabel 6-6 Kegiatan Tahun 2023 ... 6—183 Tabel 6-7 Kegiatan Tahun 2024 ... 6—184 Tabel 6-8 Tata Kelola SPBE ... 6—186 Tabel 6-9 Manajemen SPBE ... 6—187 Tabel 6-10 Layanan SPBE ... 6—188 Tabel 6-11 Infrsatruktur SPBE... 6—188 Tabel 6-12 Aplikasi SPBE ... 6—189 Tabel 6-13 Keamanan SPBE ... 6—190 Tabel 6-14 Audit TIK... 6—191

(13)
(14)

1—1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Profil BSN

1.1.1. Lokasi Kantor BSN

Terhitung mulai tanggal 19 Januari 2015, Badan Standardisasi Nasional (BSN) resmi menempati kantor di Gedung BPPT I, Jl. M.H. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Sedangkan untuk Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata Usaha melakukan aktivitas di Gedung Menara Thamrin Lantai 6 Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat, mulai 26 Januari 2015.

Selain itu, BSN memiliki laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) di Komplek Puspiptek, Tangerang Selatan. Pembangunan gedung ini adalah sebagai bagian implementasi amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

Untuk mempermudah pelayanan proses label SNI, BSN juga membuka Kantor Layanan Teknis (KLT) yang tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia, antara lain KLT Makassar, KLT Palembang, KLT Bekasi dan KLT

Kantor Pusat BSN

Lab KSNSU BSN

(15)

1—2 Surabaya. Dibukanya KLT BSN di beberapa daerah ini berfungsi untuk mengintensifkan sejumlah UMKM, menstandarkan produknya serta memberikan konsultasi, pendampingan, pelatihan dan penjelasan untuk mendapatkan label SNI bagi produk UMKM ini. Hal ini menjadi salah satu upaya mendorong kualitas produk nasional dengan label SNI.

1.1.2. Organisasi

Pembentukan BSN berdasarkan Keputusan Presiden No. 13 Tahun 1997 yang disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2018, tentang Badan Standardisasi Nasional. Organisasi dan Tata Kerja BSN diatur dalam Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2018.

Berikut Bagan Organisasi Badan Standardisasi Nasional: I. Sekretariat Utama

1. Biro Perencanaan, Keuangan dan Umum a. Bagian Perencanaan

a) Subbagian Perencanaan Program b) Subbagian Penganggaran

c) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan Kinerja. b. Bagian Keuangan

a) Subbagian Perbendaharaan

b) Subbagian Verifikasi dan Akuntansi

c) Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak. c. Bagian Umum

(16)

1—3 b) Subbagian Tata Usaha Sekretaris Utama

c) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Pengembangan Standar d) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Penerapan Standar dan

Penilaian Kesesuaian

e) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Akreditasi

f) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran

g) Subbagian Rumah Tangga h) Subbagian Kearsipan

i) Subbagian Pengelolaan Barang Milik Negara j) Subbagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa d. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Hukum a. Bagian Sumber Daya Manusia

a) Subbagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

b) Subbagian Administrasi dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia b. Bagian Organisasi dan Tata Laksana

a) Subbagian Organisasi

b) Subbagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi c. Bagian Hukum

a) Subbagian Peraturan Perundang-undangan b) Subbagian Advokasi Hukum

c) Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum d. Kelompok Jabatan Fungsional

(17)

1—4 3. Biro Humas, Kerja Sama, dan Layanan Informasi

a. Bagian Hubungan Masyarakat

a) Subbagian Pemberitaan dan Publikasi b) Subbagian Hubungan Antar Lembaga b. Bagian Kerja Sama

a) Subbagian Kerja Sama Dalam Negeri b) Subbagian Kerja Sama Luar Negeri c. Bagian Layanan Informasi dan Perpustakaan

a) Subbagian Layanan Infomasi dan Pengaduan Masyarakat b) Subbagian Perpustakaan

d. Kelompok Jabatan Fungsional II. Deputi Bidang Pengembangan Standar

1. Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal a. Subdirektorat Pengembangan Standar Pertanian dan Halal

b. Subdirektorat Pengembangan Standar Lingkungan, Kehutanan, Perikanan, dan Kelautan

c. Subdirektorat Pengembangan Standar Kimia d. Subdirektorat Pengembangan Standar Kesehatan e. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi

a. Subdirektorat Pengembangan Standar Mekanika dan Material b. Subdirektorat Pengembangan Standar Energi

(18)

1—5 d. Subdirektorat Pengembangan Standar Transportasi dan Teknologi

Informasi

e. Kelompok Jabatan Fungsional

3. Direktorat Pengembangan Standar Infrastruktur, Penilaian Kesesuaian, Personal, dan Ekonomi Kreatif

a. Subdirektorat Pengembangan Standar Infrastruktur, Kebumian, dan Kebencanaan

b. Subdirektorat Pengembangan Standar Sistem Manajemen dan Penilaian Kesesuaian

c. Subdirektorat Pengembangan Standar Jasa, Personal, dan Ekonomi Kreatif

d. Subdirektorat Pengembangan Standar Teknologi Khusus dan Inovasi Baru

e. Kelompok Jabatan Fungsional

III. Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian 1. Direktorat Sistem Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian

a. Subdirektorat Pengembangan Skema Penerapan Standar Sukarela dan Penilaian Kesesuaian

a) Seksi Pengembangan Skema Barang dan Proses

b) Seksi Pengembangan Skema Jasa, Personal, dan Sistem

b. Subdirektorat Sistem Pemberlakuan Standar Wajib dan Penilaian Kesesuaian

a) Seksi Tata Kelola Pemberlakuan Standar Wajib dan Penilaian Kesesuaian

(19)

1—6 c. Subdirektorat Pengendalian Penerapan Standar dan Penilaian

Kesesuaian

a) Seksi Lisensi Tanda Standar Nasional Indonesia

b) Seksi Monitoring Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian d. Subdirektorat Pemenuhan Kewajiban Internasional Bidang Standar

dan Penilaian Kesesuaian

a) Seksi Pemenuhan Kewajiban Bilateral dan Multilateral b) Seksi Pemenuhan Kewajiban Regional

e. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Direktorat Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian a. Subdirektorat Diseminasi Standar dan Penilaian Kesesuaian

a) Seksi Promosi Standar dan Penilaian Kesesuaian b) Seksi Partisipasi Masyarakat

b. Subdirektorat Fasilitasi Pelaku Usaha

a) Seksi Fasilitasi Industri dan Organisasi Publik b) Seksi Fasilitasi Usaha Mikro Kecil

c. Subdirektorat Fasilitasi Lembaga Penilaian Kesesuaian a) Seksi Fasilitasi Laboratorium

b) Seksi Fasilitasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi d. Kelompok Jabatan Fungsional

IV. Deputi Bidang Akreditasi

1. Direktorat Sistem dan Harmonisasi Akreditasi

a. Subdirektorat Sistem dan Harmonisasi Akreditasi Laboratorium a) Seksi Sistem Akreditasi Laboratorium

(20)

1—7 b. Subdirektorat Sistem dan Harmonisasi Akreditasi Lembaga Inspeksi

dan Lembaga Sertifikasi

a) Seksi Sistem Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

b) Seksi Harmonisasi Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

c. Kelompok Jabatan Fungsional 2. Direktorat Akreditasi Laboratorium

a. Subdirektorat Akreditasi Laboratorium Pengujian Pangan, Pertanian, Perikanan, Kehutanan, Kesehatan, dan Lingkungan

b. Subdirektorat Akreditasi Laboratorium Pengujian Mekanika, Energi, Elektroteknika, Konstruksi, dan Teknologi Khusus

c. Subdirektorat Akreditasi Laboratorium Kalibrasi

d. Subdirektorat Akreditasi Laboratorium Medik, Penyelenggara Uji Profisiensi, dan Produsen Bahan Acuan

e. Kelompok Jabatan Fungsional

3. Direktorat Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi

a. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Inspeksi, Lembaga Verifikasi, dan Lembaga Validasi

b. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen c. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk, Proses, Jasa d. Subdirektorat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Personal dan

Pembangunan Berkelanjutan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional.

(21)

1—8 1. Direktorat Standar Nasional Satuan Ukuran Mekanika, Radiasi, dan

Biologi

a. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Massa b. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Panjang

c. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Akustik dan Vibrasi d. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Radiasi dan Biologi e. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Direktorat Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia a. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Suhu

b. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Fotometri dan Radiometri

c. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Kelistrikan dan Waktu d. Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Kimia

e. Kelompok Jabatan Fungsional. VI. Inspektorat

1. Subbagian Tata Usaha

2. Kelompok Jabatan Fungsional

VII. Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia 1. Bidang Riset Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

2. Bidang Diseminasi Hasil Riset Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian 3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Standardisasi dan

Penilaian Kesesuaian

a. Subbidang Program dan Evaluasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

(22)

1—9 4. Bagian Umum

a. Subbagian Sumber Daya Manusia dan Tata usaha b. Subbagian Keuangan dan Rumah Tangga

5. Kelompok Jabatan Fungsional VIII. Pusat Data dan Sistem Informasi

1. Bidang Infrastruktur dan Keamanan Informasi 2. Bidang Sistem Informasi dan Tata Kelola Data 3. Subbagian Tata Usaha

4. Kelompok Jabatan Fungsional

1.1.3. Proses Bisnis

Terdapat 4 unsur organisasi pada di BSN yakni unsur pembantu pemimpin BSN, unsur pelaksana tugas dan fungsi BSN, unsur pengawasan intern BSN dan unsur pendukung tugas dan fungsi BSN yang terdiri atas:

I. Unsur Pembantu Pemimpin

 Sekretariat Utama;

II. Unsur Pelaksana Tugas dan Fungsi

 Deputi Bidang Pengembangan Standar;

 Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian;

 Deputi Bidang Akreditasi;

 Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran; III. Unsur Pengawasan Intern

 Inspektorat;

IV. Unsur Pendukung Tugas dan Fungsi

(23)

1—10

 Pusat Data dan Sistem Informasi. Berikut bagan proses bisnis BSN:

Gambar 1-2 Proses Bisnis Terintegrasi BSN

Sesuai dengan proses bisnis terintegrasi di BSN yang terlihat pada gambar di atas, maka terdapat 4 (empat) kelompok besar dalam penggambaran proses bisnis terintegrasi di BSN, yaitu:

A. Technostructure

Adalah komponen pendukung untuk berjalanya bisnis proses di lingkungan BSN, di mana dengan adanya komponen pendukung ini maka diharapkan bisnis proses di BSN menjadi lebih lancar dan mudah untuk mencapai tujuan dan target BSN. Technostructure terdiri atas 4 komponen, yaitu:

a. Kerjasama Standardisasi

Salah satu unit kerja di BSN yang ada di bawah Sekretariat Utama ialah Biro HKLI (Humas, Kerjasama dan Layanan Informasi). Dalam hal kerjasama BSN dengan pihak lain, maka HKLI berperan sebagai unit kerja yang menfasilitasi kerjasama tersebut. Kerjasama tersebut selanjutnya diimplementasikan oleh unit kerja terkait untuk memajukan BSN. Secara berkala dilakukan evaluasi terhadap kerjasama yang telah disepakati.

(24)

1—11 b. Penelitian dan Pengembangan Sistem Penilaian Kesesuaian (SPK)

Bahwa setiap saat terjadi perkembangan teknologi dan juga perkembangan kebutuhan untuk dilakukan standardisasi. Teknologi berkembang sangat pesat, sehingga standard juga harus mampu mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Pusat Riset dan Pengembangan (Pusrisbang) BSN bertugas untuk melakukan riset dan penelitian untuk mengakomodir perkembangan teknologi, agar Standard Nasional Indonesia (SNI) juga bisa dikembangkan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. c. Sistem Informasi dan Teknologi

Komponen ini bertanggung jawab terhadap pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi untuk mendukung peningkatan kinerja seluruh unit kerja di BSN. Sebagai dasar dari pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi ialah Kebijakan Strategis Sistem Informasi yang dituangkan dalam bentuk Arsitektur dan Peta Rencana SPBE. Komponen ini dapat dirinci menjadi beberapa sub komponen sebagai berikut:

 Pengelolaan Aplikasi Sistem Informasi

Saat ini di BSN ada sekitar 40 aplikasi yang digunakan oleh masing-masing unit kerja untuk mendukung kinerjanya. Untuk memonitor dan mengevaluasi masing-masing aplikasi tersebut, maka diperlukan suatu sistem yang secara otomatis memberikan laporan pemanfaatan aplikasi tersebut, seperti: tingkat akses, ketersediaan space, keamanan dan lain-lain.

 Pengelolaan Data

BSN memiliki berbagai jenis data yang sangat penting untuk dirawat dan diolah/diproses menjadi informasi dan laporan yang sangat bermanfaat. Untuk pengelolaan data tersebut, maka telah disediakan

data center di kantor BSN maupun data center cadangan di

(25)

1—12 Data disimpan dan dikelola di masing-masing server sesuai keperluan dan dirawat secara rutin, baik dengan monitoring dan evaluasi akses data maupun dengan backup data.

 Pengelolaan Infrastruktur

Infrastruktur yang disediakan untuk mengakomodir kebutuhan pemanfaatan teknologi informasi ialah dengan menyediakan data center di ruang Pusdatin, Gedung BPPT 1 lantai 11. Hal-hal yang beruhubungan dengan pengelolaan infrastruktur antara lain:

 Penyediaan server;

 Penyediaan koneksi internet;  Penyediaan sistem keamanan;  Penyediaan backup;

 Pengelolaan SMKI

Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) menyediakan prosedur-prosedur standar keamanan data, informasi maupun jaringan (networking). Terdiri atas sekitar 40 buah SOP (Standard

Operation Procedure) yang dijadikan sebagai referensi dalam hal

pemanfaatan teknologi informasi di BSN.

 Pengelolaan SPBE

Pada dasarnya BSN telah menjalankan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik hampir di seluruh aspek pekerjaan, fungsi maupun unit kerja di lingkungan BSN. Pengelolaan SPBE dilakukan dengan berpedoman kepada Rencana Induk SPBE maupun dokumen-dokumen lain seperti: SMKI, ARSITEKTUR DAN PETA RENCANA SPBE - BSN dan lain-lain.

(26)

1—13 d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Sukses atau tidaknya suatu organisasi sangat bergantung kepada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. BSN sangat memperhatikan pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pengembangan kualitas produk dan layanan BSN. SDM yang dimaksud ialah, SDM internal BSN (pegawai) BSN maupun

stakeholder yang terkait dengan pengembangan standard dan penilaian

kesesuaian. Secara rutin dan berkala BSN menyediakan fasilitas Pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan kompetensi SDM.

B. Strategic Shared

Adalah komponen manajemen dan administrasi startegis yang berada di bawah kendali sekretariat utama untuk mendukung unit kerja teknis dalam meningkatkan produk dan layanan BSN. Komponen ini melaksanakan kegiatan layanan kesekretariatan untuk internal maupun eksternal BSN.

Dalam komponen Strategic Shared ini terdapat beberapa sub komponen yang saling berinteraksi, yaitu:

a. Manajemen Kehumasan b. Manajemen Keuangan Internal

c. Manajemen Perencanaan dan Anggaran d. Manajemen SDM dan Organisasi

e. Manajemen Pengadaan dan Rumah Tangga f. Manajemen Legalisasi (Hukum) Internal

C. Operating Core

Komponen Operating Core merupakan komponen inti dari bisnis dan layanan BSN. Komponen ini dimulai dari usulan SNI oleh stakeholder (masyarakat, kementerian/Lembaga, perguruan tinggi, bisnis dan lain-lain), kemudian

(27)

1—14 dilanjutkan dengan perumusan/pengembangan standard (SNI), penetapan SNI, penerapan SNI, penyelenggaran akreditasi dan pengembangan Standard Nasional Satuan Ukur (SNSU). Sub komponen yang mendukung ialah:

a. Pengembangan SNSU b. Pengembangan SNI

c. Sistem Penerapan Standard dan Penilaian Kesesuaian d. Penyelenggaraan Akreditasi

D. Mitra Strategis

Dalam menjalankan kegiatanya, BSN tidak bisa terlepas dari kerjasama dengan mitra yang membantu suksesnya kegiatan BSN. Secara umum, mitra tersebut dikelompokan menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Komite Teknis

b. Mitra Penetapan Akreditasi

1.1.4. Visi dan Misi VISI

BSN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satu kesatuan pemerintah Republik Indonesia yang harus bekerja secara bersama-sama dan saling bersinergi dengan seluruh kementerian dan lembaga sesuai dengan tanggungjawab, tugas dan kewenangannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, maka Kementerian/Lembaga (K/L) hanya memiliki 1 (satu) visi, yaitu visi Presiden Republik Indonesia 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Hal ini berarti bahwa

(28)

1—15 visi BSN harus selaras dengan visi Presiden Republik Indonesia, sehingga visi BSN hingga tahun 2024 adalah:

“Badan Standardisasi Nasional yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.”

MISI

Dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN berkontribusi secara langsung terhadap misi Presiden nomor 2, yaitu Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing. Oleh karena itu, maka misi Badan Standardisasi Nasional adalah “Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengelolaan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, meliputi:

1. Mengembangkan Standar Nasional Indonesia yang berkualitas dan responsif terhadap perubahan;

2. Menyelenggarakan tata kelola penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara komprehensif dan menyeluruh;

3. Mengelola sistem akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan berorientasi pada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta keberterimaan global;

4. Mengelola standar nasional satuan ukuran untuk menjamin ketertelusuran pengukuran nasional ke Sistem Internasional;

5. Mengelola sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian berbasis modal manusia.

6. Menerapkan reformasi birokrasi BSN sesuai roadmap reformasi birokrasi nasional.

(29)

1—16

1.2. Latar Belakang

Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) terus mengalami perkembangan yang begitu pesatnya belakangan ini mulai dari perkembangan perangkat keras, perangkat lunak, teknologi jaringan/Internet hingga teknologi perkembangan telekomunikasi. Pemanfaatan dari teknologi informasi ini tidak saja dirasakan oleh sektor bisnis dan industri, tetapi juga di sektor pendidikan, pemerintahan dan sektor-sektor lainnya. Teknologi informasi mampu mengubah cara kerja yang konvensional, proses yang lama (inefficient), dan berbelit-belit (unsimplified) menjadi proses yang efesien, transparan dan efektif. Diyakini bahwa teknologi informasi juga mampu melahirkan keunggulan kompetitif dan menjadi stragegi unggulan di tengah persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Namun membangun sistem informasi organisasi bukan hanya sekedar mengotomasikan sebagian proses yang secara rutin dilakukan, melainkan menciptakan aliran informasi yang sistematis dan terintegrasi menjadi suatu sistem terpadu.

Sampai saat ini, Badan Standardisasi Nasional (BSN) belum memiliki dokumen perencanaan penerapan SPBE untuk seluruh satuan kerja di lingkungan BSN. Namun secara kultural, semua Unit Kerja dalam mengembangkan sistem informasi selalu berkonsultasi untuk mulai perencaaan hingga pemeliharaannya, akan tetapi beberapa sistem informasi masih belum terintegrasi, hal ini juga karena belum adanya perencanaan komprehensif dari seluruh proses bisnis di BSN. Tentunya, hal tersebut akan berisiko menimbulkan pulau-pulau informasi (Information Island), data tidak terintegrasi yang memunculkan inefisiensi kinerja, akuratan pengambilan keputusan, kesulitan pencarian data dan ketidak-efektifan kinerja BSN secara keseluruhan.

Penyusunan Dokumen Arsitektur dan Peta Rencana SPBE untuk BSN membutuhkan kecermatan dan komprehensif. Dengan Arsitektur dan Peta Rencana SPBE akan mendorong terwujudnya Visi pembangunan BSN secara menyeluruh. Prioritas pengembangan TIK pun menjadi lebih jelas dan tidak lagi dilihat secara

(30)

1—17 pembangunan negara yaitu untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja serta turut membantu menciptakan tata pemerintahan yang baik (Good Governance).

Tuntutan untuk segera terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik mendorong pemerintah untuk segera melakukan percepatan reformasi birokrasi. Upaya ini salah satunya tercermin dari kebijakan reformasi birokrasi yang telah digulirkan melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025. Pada Peraturan Presiden tersebut dengan gamblang disebutkan bahwa sasaran yang hendak dicapai, di antaranya adalah meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Karenanya sudah seharusnya pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas birokrasinya dengan memanfaatkan segenap potensi dan sumber daya yang ada.

Sejalan dengan sasaran reformasi birokrasi maka pemanfaatan TIK akan mendukung layanan publik yang baik dan meningkatkan kapasitas, akuntabilitas dan transparansi dalam proses birokrasi. Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menetapkan kebijakan dalam bentuk 9 (sembilan) Program Percepatan Reformasi Birokrasi, dimana salah satunya adalah Pengembangan SPBE berupa implementasi office, planning, budgeting,

e-procurement serta e-Performance.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2019 tentang SPBE sebagai pengganti Inpres 03 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPBE. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa pengembangan SPBE merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Atas dasar kebijakan ini diharapkan pemerintah daerah memiliki dasar dan panduan untuk melakukan pengembangan SPBE-nya dengan baik dan benar.

Penerapan SPBE di BSN sebenarnya sudah cukup lama dan sudah diterapkan di banyak Unit Kerja seperti pada Sekretariat Utama, Deputi Bidang Pengembangan Standar, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian

(31)

1—18 Kesesuaian, Deputi Bidang Akreditasi, dan lain-lain. Pemanfaatan TIK telah menyebar dalam setiap bidang pekerjaan, mulai dari sekadar kerja administratif, perencanaan, pengelolaan, monitoring dan evaluasi.

Infrastruktur TIK yang telah dibangun, dari yang sekadar perangkat keras komputer beserta pendukungnya, hingga jaringan komputer dan internet. Dari sisi aplikasi komputer, berbagai macam aplikasi telah dikembangkan untuk mendukung berbagai jenis fungsi pekerjaan mulai dari fungsi pelayanan, administratif dan manajemen, manajemen keuangan, dan manajemen kepegawaian serta layanan publik. Implementasi TIK yang telah berjalan ini diharapkan mampu menjadi katalisator untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan publik dan proses-proses pemerintahan yang efesiensi, transparan dan akuntabel.

Arsitektur dan Peta Rencana SPBE ini menjabarkan lingkup dan sasaran pengembangan SPBE yang ingin dicapai; kondisi yang dimiliki pada saat ini; strategi dan tahapan pencapaian sasaran yang ditentukan; kebutuhan dan rencana pengembangan sumber daya manusia; serta rencana pengembangan SPBE lain yang diperlukan. Keberadaan sebuah rencana induk pengembangan SPBE akan memberikan dasar dan arah bagi pengembangan SPBE di BSN. SPBE harus direncanakan dengan matang, menyeluruh, dan berkelanjutan sehingga dapat berhasil dengan baik, selaras dengan rencana strategis institusi, mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi, dan anggaran yang telah dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.

1.3. Maksud Tujuan Sasaran

1.3.1. Maksud

Arsitektur dan Peta Rencana SPBE, merupakan Perencanaan strategis dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi yang bersifat menyeluruh terpadu serta terkoordinasi yang secara dinamis dan realistis memperhitungkan serta mengkaitkan aspek-aspek manajemen kelembagaan, hukum dan perundang-undangan, perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia, jaringan komunikasi data, dan lain-lain. Arsitektur dan Peta Rencana SPBE Badan

(32)

1—19 Standardisasi Nasional dapat digunakan sebagai arahan kebijakan dan strategi yang dapat menjadi pedoman umum dalam rangka menyusun perencanaan serta pelaksanaan terkait dengan pengembangan SPBE sehingga lebih sistematis, terarah, berkesinambungan dalam kerangka mendukung tugas fungsi Lembaga.

1.3.2. Tujuan

Tujuan dokumen Arsitektur dan Peta Rencana SPBE adalah:

1. Terwujudnya pemanfaatan sistem informasi manajemen terintegrasi di lingkup Badan Standardisasi Nasional; dan

2. Terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dalam perencanaan pelaksanaan, dan pengendalian SPBE serta terselenggaranya pemakaian sumberdaya TIK secara efektif dan efisien.

1.3.3. Sasaran

Sasaran dokumen Arsitektur dan Peta Rencana SPBE ini diantaranya: 1. Tersedianya Desain Tatakelola SPBE, Sistem Informasi Terintegrasi,

Pengelolaan Infrastruktur terpadu dan Manajemen Layanan TIK;

2. Tersusunnya Tahapan implementasi dan rincian kegiatan selama 5 tahun; 3. Tersedianya perencanaan Manajemen perubahan serta Indikator capaian

kegiatan;

4. Tersedianya bahan penyusunan peraturan Kepala BSN tentang penyelenggaraan SPBE;

5. Tersedianya pedoman monitoring dan evaluasi.

1.4. Urgensi dan Dasar Hukum

1.4.1. Urgensi

(33)

1—20 1. Bagaimana implementasi visi nawacita untuk pengelolaan pemerintahan

di Badan Standardisasi Nasional;

2. Pelaksanaan reformasi birokrasi dimana seluruh proses bisnis internal Badan Standardisasi Nasional dan pelayanan publiknya berbasis TIK untuk mereduksi berbagai permasalahan birokrasi dimasa lalu; dan 3. Pengembangan Smart Governance, dimana bukan saja pemerintahan

berbasis TIK akan tetapi bagaimana pelayanan BSN bisa lebih cepat dan lebih mudah dijangkau masyarakat.

1.4.2. Dasar Hukum

Dasar hukum tersusunnya Arsitektur dan Peta Rencana SPBE 2020-2024 ini diantaranya adalah:

1. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (Maret 2008), pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional;

2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan

Penilaian Kesesuain;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik;

5. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik;

6. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);

7. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi;

(34)

1—21 8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41 tahun 2007 Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional;

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 5 tahun 2020 tentang Pedoman Manajemen Risiko Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik; dan

10. Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 114A/KEP/BSN/5/2018 Tentang Tim Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Badan Standardisasi Nasional.

1.5. Format Dokumen

1.5.1. Ruang lingkup

Ruang lingkup Arsitektur dan Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasional 2019 – 2023 ini mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Pendefinisian arahan strategis dan kerangka kebijakan penggunaan teknologi informasi di Badan Standardisasi Nasional yang akan memicu perencanaan investasi dan dukungan TIK untuk proses manajemen pemerintahan.

a. Mengembangkan arahan strategis teknologi informasi yang menjelaskan kontribusi teknologi informasi terhadap visi dan misi Badan Standardisasi Nasional.

b. Mengembangkan kerangka kebijakan manajemen untuk penentuan kebijakan, penentuan prioritas, dan alokasi sumberdaya untuk penerapan teknologi informasi.

2. Perencanaan Arsitektur TIK yang dibutuhkan

a. Menjelaskan arsitektur teknis dari jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak serta sistem keamanan informasinya yang

(35)

1—22 memungkinkan penerapan teknologi informasi dalam menunjang manajemen Badan Standardisasi Nasional.

b. Merekomendasikan portofolio sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan Badan Standardisasi Nasional.

3. Menyajikan Rencana Transisi yang menjelaskan bagaimana perubahan akan dilakukan

a. Menjelaskan langkah-langkah untuk menyelaraskan aktivitas TIK, investasi dan jasa sesuai dengan rencana strategis Badan Standardisasi Nasional.

b. Merekomendasikan usulan skala prioritas untuk penanganan proyek-proyek TIK.

c. Merekomendasikan kerangka manajemen untuk penerapan TIK baik yang tersentral maupun yang terdistribusi.

1.5.2. Metode penyusunan

Pada prinsipnya metodologi penyusunan Arsitektur dan Peta Rencana SPBE Badan Standardisasi Nasional 2020 – 2024 ini mencakup antara lain:

1. Penganalisaan Terhadap Kondisi Saat Ini (Current Condition). Penganalisaan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang memadai mengenai kondisi penerapan teknologi informasi saat ini di Badan Standardisasi Nasional. Termasuk dalam hal ini adalah penganalisaan terhadap aplikasi bisnis yang telah ada, infrastruktur jaringan, SDM pendukung, computer literacy, peraturan-peraturan (regulasi) internal yang ada dan terkait dengan penerapan teknologi informasi.

2. Penganalisaan Terhadap Kondisi Ideal (Future State). Penganalisaan ini dimaksudkan untuk menyusun kondisi atau konsep ideal bagi Badan Standardisasi Nasional dalam penerapan TIK untuk mendukung keseluruhan aspek bisnisnya. Penganalisaan difokuskan pada bagaimana teknologi informasi dapat mendukung tercapainya visi dan misi Badan

(36)

1—23 Standardisasi Nasional. Dalam hal ini juga dilakukan penganalisaan terhadap kondisi internal yaitu SDM pendukung dan peraturan internal yang terkait dengan teknologi informasi serta pengaruh-pengaruh external, khususnya perkembangan TIK itu sendiri.

3. Pengembangan Transition Plan. Dalam pengembangannya dilakukan penganalisaan terhadap kendala-kendala yang ada (gap analysis), yaitu kesenjangan yang ada antara kondisi ideal yang ingin dicapai, kondisi dimana TIK akan dapat dipergunakan secara optimal dalam mendukung visi dan misi Badan Standardisasi Nasional, dengan kondisi yang ada saat ini. Dari hasil penganalisaan ini akan dapat diketahui posisi saat ini untuk mencapai kondisi ideal yang diharapkan, dan mengacu kepada hal ini akan dikembangkan pula langkah-langkah kedepan, berikut dengan penyusunan prioritas kegiatan sehingga kondisi ideal yang diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu.

1.5.3. Format Dokumen

Format dokumen yang akan disusun adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan

Bab 2 Kondisi terkini Bab 3 Analisa

Bab 4 Kebijakan Strategis Bab 5 Desain

Bab 6 Implementasi Bab 7 Penutup Lampiran

(37)

2—24

BAB 2

KONDISI TERKINI

Layanan Standardisasi Nasional memerlukan layanan TIK yang cepat, akurat, efisien dan efektif dalam rangka mendukung akurasi, serta terciptanya pemerintahan yang baik dan benar. TIK selain dimanfaatkan untuk layanan SPBE, juga digunakan sebagai pengelolaan data Standardisasi dan akreditasi terintegrasi antar institusi. Perkembangan teknologi yang pesat memberikan kemudahan di berbagai bidang. SPBE adalah pemanfaatan TIK untuk mewujudkan pemerintahan yang efisien, efektif, transparan serta lebih cepat dalam transaksi informasinya.

Dorongan penerapan SPBE di Indonesia sebagai berikut: (a) adanya harapan terhadap penerapan tata kelola kepemerintahan yang baik; (b) sebagai upaya untuk mempermudah akses pelayanan; (c) sebagai amanah terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi; (d) tuntutan transparansi pengelolaan anggaran instansi; (f) tuntutan atas akuntabilitas; (g) sebagai sarana membangun kepercayaan masyarakat; (h) untuk mendorong produktifitas organisasi, dan lain sebagainya. Indikator manajemen dan pengelolaan SPBE sendiri, terdiri atas: perencanaan TI, manajemen belanja / investasi TI, realisasi TI, infrastruktur, hardware dan software, pengoperasian TI, pemeliharaan TI, serta monitoring dan evaluasi. Penyelenggaraan SPBE atau SPBE merupakan langkah ke 5 dari 9 langkah reformasi birokrasi.

Sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi, serta meningkatnya tuntutan mutu pelayanan kepada masyarakat yang lebih efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan BSN menuju Smart

Governance, perlu adanya kerangka acuan pengembangan penyelenggaraan SPBE

di BSN dalam bentuk rencana induk Penyelenggaraan SPBE. BSN didorong untuk melakukan inovasi dan pembaruan khususnya untuk pelayanan masyarakat yang berbasis TIK. Inovasi tersebut meliputi semua bentuk pembaruan dalam penyelenggaraan koordinasi antar institusi terkait standardisasi dan akreditasi. Kebijakan ini mengacu kepada prinsip: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak adanya konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan publik, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai

(38)

2—25 kepatutan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dari hasil penggalian data dan informasi dengan melihat langsung ke beberapa titik layanan infrastruktur TIK maka didapat resume atas semua catatan perkembangan penyelenggaraan SPBE di BSN sampai dengan akhir tahun 2018 adalah sebagai berikut:

2.1. Kelembagaan

Saat ini urusan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dikelola oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). Setiap unit kerja telah mengembangkan sistem informasinya sendiri melalui koordinasi dengan Pusdatin, pengembangan layanan Infrastruktur TIK telah sepenuhnya dikendalikan oleh Pusdatin. Pusdatin telah memiliki kemampuan untuk melayani semua kebutuhan unit kerja, sehingga unit kerja tidak memiliki alasan untuk belanja sendiri kebutuhan TIK nya. Belanja barang TIK di laksanakan oleh Bagian Pengadaan Barang dan Jasa dengan keterlibatan dari Pusdatin, hal ini dalam rangka mereduksi risiko pada kontrol pengadaan barang dan jasa TIK agar sesuai dengan yg dibutuhkan. Beberapa unit kerja memiliki SDM TIK nya sendiri, sementara SDM TIK yang ada di Pusdatin sudah cukup memadai jumlah dan kualitas pengetahuan kompetensi TIK.

Berikut bagan organisasi pengelola TIK Badan Standardisasi Nasional:

(39)

2—26

2.2. Kebijakan

Sudah ada kebijakan strategis SPBE, sudah mulai disusun kebijakan strategis berupa peraturan kepala untuk penyelenggaraan SPBE di BSN yang sesuai dengan Visi dan Misi pembangunan BSN. Selama ini kebijakan yg dijalankan sudah sampai level taktis berupa surat edaran dari eselon 1 maupun eselon 2, sedangkan kebijakan operasional berupa SOP sudah cukup banyak yang disusun berdasarkan standar nasional. Adapun kebijakan yang sudah ada diantaranya adalah: Kebijakan Strategis yaitu Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 114A/KEP/BSN/5/2018 Tentang Tim Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Badan Standardisasi Nasional, sedangkan Kebijakan Operasional (SOP) sudah ada di beberapa sistem elektronik yang dimiliki BSN.

2.3. Infrastuktur

Saat ini infrastruktur TIK di BSN sudah terpadu satu pintu, meskipun belum ada kebijakan manajemen terpadu penyelenggaraan infrastruktur TIK, semua infrastruktur TIK BSN dikendalikan oleh BSN baik sewa akses maupun belanja perangkat TIK lainnya. Secara global untuk Topologi WAN antar Site seperti berikut:

(40)

2—27 Pada masing – masing site, menggunakan koneksi internet sendiri secara terpisah (provider maupun ip publik yang digunakan) dengan besaran bandwidth yang berbeda (100 Mbps, 130 Mbps, 50 Mbps, 20 Mbps). Namun untuk semua site terhubung ke Site Pusat (Gedung BPPT) dengan Metro E masing – masing sebesar 100 Mbps, sehingga interkoneksi antar site tidak perlu akses ke internet. Hal ini memungkinkan pertukaran data antar site bisa lebih cepat dan handal.

Gambar 2-3 Topologi Manajemen Jaringan BSN

Topologi di atas merupakan topologi network yang diterapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dimana ada beberapa site data center yang saling terhubung. Sitenya antara lain:

a) Serpong SNSU

b) Serpong DC BJIK – BPPT c) Gedung BPPT

d) Menara Thamrin

Aspek keamanan jaringan pada masing – masing site sudah diterapkan DMZ terhadap perangkat server dan pemanfaatan firewall (Perangkat Fortinet dan Shopos). Untuk site Menara Thamrin yang sebagian besar diperuntukan untuk akses internet, belum dialokasikan perangkat firewall khusus seperti halnya site lainya,

(41)

2—28 namun bisa menggunakan fitur Firewall dari Router Mikrotik yang terpasang. Untuk keamanan jaringan terkait penggunaan wifi, semestinya sudah diterapkan autentifikasi tambahan terhadap perangkat – perangkat yang diizinkan terhubung ke dalam jaringan, bukan hanya mengandalkan password dari masing – masing SSID Akses point saja. Fitur autentifikasi tambahan ini bisa memanfatkan dari perangkat router yang me-manage akses point yang digunakan untuk layanan internet akses.

Pengelompokan network untuk Server dan client, akan mempermudah dalam me-manage terhadap network serta memudahkan dalam maintenance maupun lokalisir IP jika terjadi serangan pada keamanan jaringan. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah kabel dari core switch ke distribution switch yang berbeda beda lantai, untuk di pertimbangkan media yang dipakai bisa menggunakan kabel UTP (Unshielded twisted-pair) Cat 5e / 6 keatas atau patchcord fiber optik (disesuaikan dengan dukungan perangkat tentunya) serta pemasangan kabel backup yang bisa dimanfaatkan skaligus untuk aggregation link dan backup link antara core switch dengan distribution switch (disesuaikan dengan fitur dukungan perangkat tentunya).

Selain itu teknologi virtualisasi juga sudah diterapkan, hal ini akan memaksimalkan penggunaan resource server yang dimiliki. Pemanfaatan virtualisasi digunakan di Site Kantor Pusat (Gedung BPPT) dan Colocation di DC BJIK BPPT, yang saat ini juga sudah terhubung dengan jaringan Metro E ke kantor Pusat. Keamanan jaringan dalam virtualisasi juga bisa diterapkan dengan tetap menggunakan IP lokal pada VM (Virtual Machine) server aplikasi / database dengan penggunaan NAT (Network Address Translation) IP publik disisi firewall dan kombinasi firewall pada masing masing VM yang berjalan.

Sebagai hasil evaluasi yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang perlu dicatat dalam dokumen ini sebagai perbaikan, yaitu:

1. Pemanfaatan data center BJIK – BPPT yang berlokasi di Puspiptek Serpong sebagai alternatif pengganti data center BSN yang ada di gedung BPPT 1 lantai 11. Sebagai akibat dari gedung BPPT yang bukan

(42)

2—29 milik BSN, maka timbul berbagai permasalahan yang sulit ditangani seperti: masalah genset, pemadam kebakaran, renovasi ruangan. Di mana semua harus seizin pengelola gedung BPPT, dan kesulitan memperoleh izin. Oleh karena itu, server yang ada di data center BSN saat ini sudah dipindah ke data center BJIK-BPPT yang berlokasi di Puspiptek Serpong, dengan sistem sewa rak (colocation).

2. Untuk menyelesaikan masalah kebutuhan storage bagi penyimpanan dokumen seluruh unit kerja di BSN, maka Pusdatin melakukan kerja sama dengan BJIK-BPPT untuk melakukan penyewaan cloud storage sebesar 70 TB. Klausul dalam SMKI menyarankan agar menghindari pemanfaatan perangkat bergerak seperti USB, harddisk eksternal dan lain-lain sebagai sarana penyimpanan dan pertukaran dokumen. Oleh sebab itu disediakan storage untuk masing-masing unit kerja di BSN sebagai sarana penyimpanan dan pertukaran dokumen.

3. Sebagai tindak lanjut evaluasi topologi jaringan di gedung BPPT 1 dan Menara Thamrin, maka telah dilakukan revitaliasi jaringan dan infrastruktur. Tahap awal kegiatan ini ialah melakukan evaluasi dan menyusun desain perbaikan arsitektur jaringan dan infrastruktur di gedung BPPT dan menara Thamrin. Selanjutnya dilakukan revitalisasi jaringan dan infrastruktur berdasar kepada desain yang telah disusun. 4. Pemanfaatan Pusat Data Nasional (PDN) milik Kominfo untuk backup

storage dan aplikasi yang dimiliki oleh BSN.

2.4. Sistem Informasi

Sistem informasi yang ada adalah bahwa pengelolaan data terintegrasi masih belum terlaksana karena belum ada kesepahaman dan budaya sharing data penyelenggaraan pemerintahan terintegrasi. Setiap unit kerja sudah menyadari pentingnya pembangunan sistem informasi sebagai bagian dari tuntutan masyarakat dan indikator kinerja ASN BSN, serta sudah menjadi kebutuhan dalam menjalankan tugas layanannya.

(43)

2—30 Tabel 2-1 Daftar Aplikasi BSN

No Nama Aplikasi Fungsi Unit Kerja

A Layanan Utama

1 Sistem Informasi Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian http://sispk.bsn.go.id/

Aplikasi layanan publik mekanisme penerbitan SNI, di mulai dari usulan hingga menjadi produk SNI, serta informasi Lembaga Penilaian Kesesuian

Pusdatin

B Situs Layanan internal

1 https://webmail.bsn.go.id email resmi pegawai BSN

Pusdatin

2 http://diklat.bsn.go.id, registrasi pelatihan secara online dan mendapatkan informasi seputar jadwal pelatihan PUSRISBANG 3 http://intranet.bsn.go.id meningkatkan efektifitas penyebaran informasi dan kegiatan internal BSN

Pusdatin

4 https://hadir.bsn.go.id Absensi online Pusdatin/ SDMOH 5 https://dahara.bsn.go.id Daftar hadir rapat

online

Pusdatin/ SDMOH 6 https://rb.bsn.go.id Aplikasi Reformasi

Birokrasi online

SDMOH

7 https://etiket.bsn.go.id Aplikasi Sistem Manajemen Layanan Teknologi Informasi

Pusdatin

8 https://esign.bsn.go.id Aplikasi tanda tangan elektronik

(44)

2—31

C Situs Layanan Publik

1 http://bsn.go.id Sarana informasi kegiatan BSN dan layanan kepada masyarakat atau

pemangku kepentingan

Pusdatin

2 http://infolpk.bsn.go.id Informasi umum pencarian LPK

Pusdatin

3 http://sni.bsn.go.id Penjualan dokuman SNl

Pusdatin

4 http://perpustakaan.bsn.go.id Informasi koleksi (jurnal, buku dan repositoiy institusi) BSN

Pusdatin

5 http://kan.bsn.go.id informasi skema akreditasi yang dijalankan oleh KAN beserta informasi kegiatan KAN

ALIS dan AL & LI

6 http://akreditasi.bsn.go.id pendaftaran akreditasi bagi LPK secara online dan mengelola tahapan - tahapan dalam proses registrasi

ALIS dan AL & LI

7 https://live.bsn.go.id streaming video SNI Channel

Pusdatin

8 http://e-training.bsn.go.id informasi akun data peserta training sesuai kebutuhan KAN

ALIS dan AL & LI

9 http://bangbeni.bsn.go.id Pengecekan barang bersertifikasi SNI dan terdapat fasilitas untuk melaporkan jika ada produk yang diindikasikan melanggar ketentuan SNI ALIS dan AL & LI

(45)

2—32 10 http://tbt.bsn.go.id informasi regulasi

teknis yang telah dinotifikasi ke TBT WTO

Pusat Kerjasama Standardisasi

11 http://un.bsn.go.id Informasi layanan jasa sponsoring authority, serta melakukan pendaftaran permohonan UN dan pemantauan secara daring Pusat Kerjasama Standardisasi

12 http://sijamas.bsn.go.id informasi kerjasama standardisasi yang mencakup usulan kerjasama sampai dengan implementasi kerjasama Pusat Kerjasama Standardisasi 13 http://sniaward.bsn.go.id Informasi penyelenggaraan SNI Award PPSPK

14 http://eleaming.bsn.go.id untuk mempelajari standardisasi dan penilaian kesesuaian secara online dan mandiri. Peserta dapat mengunduh materi, mengikuti ujian, dan mencetak sertifikat secara mandiri dan gratis

PUSRISBANG

15 http://js.bsn.go.id informasi jurnal standardisasi yang telah terakreditasi oleh LIPI

PUSRISBANG

16 http://repository.bsn.go.id pengelolaan data hasil penelitian - penelitian yang dilakukan oleh puslitbang

(46)

2—33 17 http://codexindonesia.bsn.go.id informasi kegiatan

codex Indonesia

SPSPK

18 http://lpk.bsn.go.id/ Informasi pencarian laboratorium dan lembaga sertifikasi produk sesuai SNI yang ada. Selain itu juga terdapat

parameter terkait SNI

PSPS

19 http://sipmas.bsn.go.id Komunikasi dengan masyarakat, khususnya terkait dengan keluhan, pengaduan, kritik dan/atau saran kepada BSN demi mewujudkan pelayanan BSN yang lebih baik Inspektorat D Aplikasi e-Office

1 Sistem Informasi Keuangan http://sipakar.bsn.go.id

Sebagai aplikasi yang dimulai dari pengajuan Usulan Kebutuhan Dana (UKD) hingga pertanggungjawaban realisasi anggaran

Rorenkeu & TU

2 Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran

http://sipp.bsn.go.id

Sebagai aplikasi yang digunakan untuk merencanakan anggaran dan

melaporkan kegiatan setiap periode tertentu. Selain itu juga

berfungsi untuk evaluasi dan

monitoring kineija dan anggaran setiap unit kerja

Rorenkeu & TU

3 Sistem Informasi Legislasi Aplikasi pendayagunaan

Biro Sumber Daya Manusia,

(47)

2—34 http://jdih.bsn.go.id bersama atas dokumen

hukum secara tertib, terpadu, dan

berkesinambungan, serta merupakan sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara lengkap, akurat, mudah, dan cepat di lingkungan BSN

Organisasi dan Hukum

4 Sistem Informasi Kearsipan http://tnde.bsn.go.id Aplikasi untuk melaksanakan tata persuratan di BSN secara elektronik Rorenkeu & TU

5 Sistem Informasi Umum http://kantaya.bsn.go.id/ Aplikasi untuk melakukan peminjaman dan penjadwalan ruang rapat Rorenkeu & TU 6 Sistem Informasi Kepegawaian http://simpeg.bsn.go.id/ Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian yang dirancang secara terkomputerisasi untuk menangani berbagai hal mulai dari

pengisian, pengolahan dan pemusatan data sehingga dapat menangani berbagai laporan yang berhubungan dengan kepegawaian dan sebagai database dokumen sistem manajemen mutu BSN Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum

7 Sistem Informasi Pengawasan http://sipatlha.bsn.go.id

Aplikasi penyampaian hasil tindak lanjut audit Inspektorat BSN. Pada aplikasi ini, proses dan status tindak lanjut dari data

(48)

2—35 yang disampaikan oleh

entitas dapat diketahui dan diakses secara real time

Sistem Informasi dari Instansi Pembina

Tabel 2-2 Sistem Informasi dari Pembina

No Nama Aplikasi Fungsi Unit Kerja

A Sistem Informasi Keuangan

1 Aplikasi SAS (offline)

Aplikasi yang digunakan untuk membuat SPM dan juga beberapa fungsi terpadu lainnya dalam rangka pelaksanaan APBN

Rorenkeu & TU

2 https://simponi.kem enkeu.go.id/

Sistem Informasi PNBP Online. Untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Bayar/Wajib Setor untuk membayar/menyetor PNBP dan penerimaaan non anggaran

Rorenkeu & TU

B Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran

1 Aplikasi RKAKL (offline)

Aplikasi dari Ditjen Anggaran untuk menyusun anggaran kegiatan hingga tingkat MAK pada setiap instansi pemerintah

Rorenkeu & TU

2 krisna.bappenas.go. id

Aplikasi dari Bappenas yang digunakan untuk merencanakan kegiatan dari sasaran, output hingga komponen setiap instansi pemerintah berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Rorenkeu & TU 3 e-monev.bappenas.go .id

Aplikasi dari Bappenas yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan dari sasaran, output hingga komponen setiap instansi

Biro Hukum, Organisasi dan Humas

(49)

2—36 pemerintah berdasarkan Rencana

Kerja Pemerintah

4 monev.lkpp.go.id Aplikasi dari KSP dan LKPP yang digunakan untuk mengevaluasi output dan anggaran serta terkait pengadaan

Inspektorat

C Sistem Informasi Aset dan Barang

1 Aplikasi SIMAK-BMN (offline)

Aplikasi dari DJKN yang digunakan untuk melakukan inventarisasi data Barang Milik Negara setiap KL/Satker

Rorenkeu & TU

2 LPSE Aplikasi dari LKPP yang dihosting oleh BPPT untuk melakukan proses pengadaan barang/jasa secara lelang dan e-katalog di BSN

Rorenkeu & TU

D Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian

1 https://sapk.bkn.go. id/

Aplikasi dari BKN untuk mewujudkan sistem informasi manajemen kepegawaisin yang akurat. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum 2 http://sijapti.kasn.g o.id/

Aplikasi dari KASN merupakan sistem informasi yang terintegrasi terkait jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) mulai dari perencanaan sampai dengan hasil seleksi terbuka JPT Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum 3 http://formasi.menp an.go.id/

Aplikasi dari KemenPANRB untuk mengajukan formasi pegawai yang dilengkapi dengan gambaran struktur organisasi, peta jabatan, jumlah pegawai yang ada, jumlah pegawai yang dibutuhkan dan jumlah kekurangan/kelebihan pegawai pada instansi pemerintah baik di lingkungan Kementerian, Lembaga, pemerintah pusat maupun daerah Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum

(50)

2—37 4

elapkin-asn.bkn.go.id/

Aplikasi dari BKN yang digunakan untuk menginput laporan kineija individu tahunan yang dilakukan oleh instansi pemerintah baik di lingkungan Kementerian, Lembaga,

pemerintah pusat maupun daerah

Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum 5 https://sscn.bkn.go.i d/

Aplikasi dari BKN yang digunakan untuk pendaftaran pelamar CPNS secara online

Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum 6 https://elhkpn.kpk.g o.id/

Aplikasi dari KPK untuk penyampaian laporan harta kekayaan secara elektronik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara BSN kepada KPK Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum 7 epeneliti.lipi.go.id/ Aplikasi dari LIPI untuk

penyelenggaraan penilaian dan penetapan angka kredit peneliti

Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum 8 https://jafung.bps.g o.id/inpassing

Aplikasi dari BPS untuk panduan inpassing jabatan fungsional pranata komputer. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum

E Sistem Informasi Pengawasan

1 https://siharka.men pan.go.id/

Aplikasi penyampaian daftar harta kekayaan ASN yang dimiliki dan dikuasai sebagai bentuk

transparansi Aparatur Sipil Negara.

Inspektorat

2 https://eauditee.bpk .go.id/ (SIPTL-BPK)

Aplikasi berbasis informasi teknologi yang digunakan untuk tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK yang disampaikan ke BPK. Melalui sistem ini, proses dan status tindak lanjut dari data yang

(51)

2—38 disampaikan oleh entitas dapat

diketahui dan diakses secara real time,

3 http://apip.bpkp.go. id

Aplikasi yang digunakan untuk mengukur kapabilitas APIP di K/L. Di dalam aplikasi ini terdapat 3 aplikasi yaitu Penilaian Mandiri Kapabilitas APIP, Penilaian Mandiri lA-CM dan Aplikasi Reviu PA 6& PBJ

Inspektorat

4 https://www.lapor.g o.id

Aplikasi media sosial pertama di Indonesia yang melibatkan partisipasi publik dan bersifat dua arah, sehingga dalam aplikasi ini masyarakat dapat berinteraksi dengan pemerintah secara interaktif dengan prinsip mudah dan terpadu untuk pengawasan pembangunan dan pelayanan publik

Inspektorat

F Sistem Informasi Legislasi

Aplikasi dari Bappenas yang digunakan untuk menonitoring penyusunan regulasi yang disusun oleh BSN. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum

2.5. Manajemen Layanan Teknologi Informasi

Manejemen layanan di BSN, khususnya di Pusdatin, telah menerapkan SNI ISO/IEC 20000-1 tentang Sistem Manajemen Layanan Teknologi Informasi (SMLTI). Standar ISO 20000-1:2018 menetapkan persyaratan bagi organisasi untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, dan terus meningkatkan sistem manajemen layanan atau service management system (SMS). Persyaratan yang ditentukan dalam standar ini termasuk perencanaan, desain, transisi, pengiriman dan peningkatan layanan untuk memenuhi persyaratan layanan dan memberikan nilai. Standar ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2005 dan kemudian diperbarui pada tahun 2011. Versi ketiga, revisi yang sepenuhnya dari standar (disebut ISO /

(52)

2—39 IEC 20000: 2018 Bagian 1) dirilis pada 15 September 2018 dan menggantikan edisi kedua (ISO / IEC 20000-1: 2011).

Penerapan SMLTI ini dimaksudkan untuk menyediakan pedoman, prosedur dan standar bagi pelayanan yang berhubungan dengan teknologi informasi di BSN, khususnya di Pusdatin. Dengan penerapan SMLTI diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja dan juga kualitas layanan teknologi informasi. SMLTI umumnya menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi (kadang disebut operations architecture, arsitektur operasi) dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus dari disiplin ini, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak-lah yang merupakan fokus perhatiannya. Banyak pula perusahaan non-teknologi, seperti pada industri keuangan, ritel, dan pariwisata, yang memiliki sistem TI yang berperan penting, walaupun tidak terpapar langsung kepada konsumennya.

2.6. Sistem Manajemen Keamaman Informasi (SMKI)

Sejak tahun 2019, BSN telah menerapkan SNI ISO/IEC 27001:2013 tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) dan telah mendapat sertifikat dari lembaga sertifikasi yang terakreditasi. Dengan penerapan SMKI, maka masalah keamanan informasi di BSN telah ditangani secara terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. Pada tahun2020 telah dilakukan surveilen penerapan SMKI di BSN dan berhasil lulus dengan baik.

Information Security Management System (ISMS) atau yang di Indonesia biasa

disebut sebagai SMKI (Sistem Manajemen Keamanan Informasi) adalah sebuah rencana manajemen yang menspesifikasikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlkukan untuk implementasi kontrol keamanan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. ISMS didesain untuk melindungi aset informasi dari seluruh gangguan keamanan.

Sistem manajemen keamanan informasi menjaga kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi dengan penerapan suatu proses manajemen risiko dan

(53)

2—40 memberikan keyakinan kepada pihak yang memerlukannya bahwa semua risiko ditangani dengan baik. Sistem manajemen keamanan informasi merupakan bagian dari dan terintegrasi dengan proses-proses organisasi dan keseluruhan struktur manajemen dan keamanan informasi dipertimbangkan dalam proses-proses desain, sistem informasi, dan pengendalian. Diharapkan bahwa implementasi sistem manajemen keamanan informasi akan disesuaikan sejalan dengan kebutuhan organisasi. Standar internasional ini dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal untuk menguji kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan keamanan informasi yang ditetapkan oleh organisasi tersebut.

Gambar

Gambar 1-1Peta Lokasi Kantor Badan Standardisasi Nasional
Gambar 1-2 Proses Bisnis Terintegrasi BSN
Gambar 2-1 Bagan Organisasi Pengelola TIK Badan Standardisasi Nasional
Gambar 2-2 Topologi WAN BSN
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2015, dan Peraturan Pemerintahan

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas maka peneliti ingin melakukan analisis secara sistematis berkaitan dengan implementasi kebijakan pendidikan dalam hal ini

Jenis koleksi ini tidak perlu dipelajari secara keseluruhan sebagaimana buku teks maupun buku fiksi (Lasa HS, 1995: 33).Pelayanan referensi adalah kegiatan kerja

Rown Division yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kreatif yang menerbitkan media cetak untuk.. anak muda dengan format

Jika perencana melakukan studi banding tentang cara-cara pemecahan masalah itu, maka ia memiliki pilihan-pilihan untuk dirinya dan karena itu membuat per- hitungan mana yang

Ternyata penggunaan biji jagung dalam pakan lengkap menunjukan pebedaan tidak nyata pada konversi pakan secara analisa statistik.Konversi diperoleh dari hasil pembagian

Manfaat dari penelitian “Pengembangan Desain dan Pembuatan Alat Pemanen Kelapa Sawit dengan Mekanisme Penggerak Cylindrical Cam“ adalah menghasilkan alat pemanen

Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel), PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos