BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Peserta didik merupakan pusat perhatian dalam proses pembelajaran. Berbagai upaya
dilakukan guru dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan potensi
dan meningkatkan prestasi peserta didik. Banyak orang yang beranggapan bahwa peserta
didik yang memiliki bakat dalam seni terutama seni rupa, tidak tertarik pada matematika.
Akan tetapi pada kenyataannya seni rupa bisa mendukung prestasi belajar siswa. Ruang
lingkup seni rupa mencakup dua dimensi dan tiga dimensi yang memiliki panjang, lebar
dan ketebalan atau volume.
Dalam beberapa hal menggambar sama dengan menulis. Apabila kita duduk
menggambar suatu benda di depan kita, sebenarnya kita mengungkapkan benda itu melalui
gambar. Oleh karena itu diperlukan pemahaman dan keterampilan tentang cara
mengungkapkan wujud tiga dimensi ke atas bidang datar. Sebelum dapat menggambar,
terlebih dahulu harus dapat menguasai prinsip dan teknik perspektif. Sebab perspektif
merupakan suatu cara dalam mentransformasikan wujud tiga dimensi ke atas permukaan
bidang dua dimensi. Dalam transformasi berupa gambar itu terdapat ilusi ruang tiga
dimensional yang disebabkan karena penerapan teknik dan prinsip perspektif. Sedangkan
menggambar proyeksi adalah kelanjutan dari menggarnbar perspektif. Jika menggambar
perspektif memberi keterampilan tentang menggambarkan ilusi tiga dimensional pada
bidang datar maka proyeksi memberi keterampilan untuk menggambarkan secara
mendetail bagian-bagian sisi dari benda yang digambar. Kegiatan tersebut sangat
berpengaruh dalam proses pembelajaran matematika ketika peserta didik di minta untuk
melukis suatu bangun datar dan bangun ruang serta proyeksi (A. Agung Suryahadi, 2008:
hal 296 dan 301).
Kemampuan dalam matematika meliputi disposisi dan praktek dengan teliti, secara
efisien dan wajar menghadapi tuntutan situasi sehari-hari yang menyertakan nomor,
jumlah, ruang dan pengukuran. Keterampilan dalam angka dikembangkan seperti para
siswa memecahkan permasalahan dengan menerapkan teknik dan konsep mengenai ruang
menghadirkan objek-objek khayal atau riil. Secara khusus, seni menggunakan visual,
konsep kinestetik dan temporal dari ruang serta pola angka.
Dengan menggunakan dan merefleksikan dalam aktivitas seni rupa, para siswa dapat
mengembangkan kemampuan di dalam matematika. Dengan demikian berpeluang untuk
mengembangkan pemahaman konsep bahwa seni dan matematika saling berhubungan dan
melengkapi. Sebagai contoh, seni mencoba menggunakan konsep waktu, ukuran panjang,
bentuk simetris dan sistem perbandingan atau pengukuran lainnya yang digunakan dalam
budayanya ketika beraktivitas seni. Menyatakan kemampuan dan kepekaan tarhadap angka
melalui seni mungkin tidak terlihat secara langsung sebagai kemampuan dasar dalam
matematika. Secara praktis keterampilan matematika digunakan dalam aktiitas seni
berkaitan dengan kegiatan perencanaan (desain) melalui hitungan, ukuran, grafik,
pemetaan dan menngkalkulasi atau saat mengidentifikasi, membuat pola dan
menggunakan pola serta urutan (Drs. Maman Tocharman, dkk: 2008 hal 129).
Pelajaran matematika sampai saat ini masih dirasakan sebagian besar siswa sebagai
pelajaran yang sulit dan membosankan. Pembelajaran hanya didominasi oleh kegiatan
menghitung, bernalar, dan analisis. Bentuk kegiatan pembelajaran ini cenderung hanya
mengaktifkan peran otak kiri. Ini berarti kemampuan otak belum optimal karena fungsi
otak kanan belum sepenuhnya aktif. Padahal kemampuan otak kiri hanya mengingat atau
menyimpan memori yang sifatnya jangka pendek, sedangkan otak kanan mempunyai
memori daya ingat jangka panjang. Oleh karena itu, apabila hanya otak kiri yang dominan
maka ada kemungkinan peserta didik mudah lupa terhadap materi yang diajarkan.
Akibatnya akan berdampak pada prestasi belajar yang cenderung rendah. Untuk
meningkatkan prestasi siswa, kemampuan otak kanan dan otak kiri siswa harus seimbang,
sehingga diperlukan materi pembelajaran yang dapat mengaktifkan kemampuan otak
kanan, salah satu materinya adalah seni rupa.
Dari permasalahan yang timbul diduga bahwa ada keterkaitan atau hubungan antara
prestasi belajar seni rupa dengan prestasi belajar matematika. Oleh karena itu peneliti
memilih judul “Hubungan antara Prestasi Belajar Seni Rupa dengan Prestasi Belajar
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam
penelitian adalah:
Bagaimana hubungan antara prestasi belajar seni rupa dengan prestasi belajar matematika?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:
Mengetahui hubungan antara prestasi belajar seni rupa dengan prestasi belajar matematika.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar seni rupa dengan
prestasi belajar matematika.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3. Bagi pembaca dan kalangan akademis
Sebagai wahana informasi dan pengembangan wawasan tentang hubungan antara
prestasi belajar seni rupa dengan prestasi belajar matematika serta sebagai referensi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Prestasi Belajar
Di bawah ini adalah definisi prestasi menurut para ahli, dintaranya adalah:
1. Nasrun Harahap
Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.
2. Ma’sud Khasan Abdul Kohar
Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan cara keuletan kerja.
3. W.S Winkel
Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai peserta didik setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka
waktu tertentu.
B. Hakekat Seni Rupa 1. Pengertian Seni
Banyak orang yang telah membicarakan seri dari tokoh barat maupun timur.
Herbert Read menyatakan bahwa istilah ‘art’ pada umumnya dihubungkan dengan
bagian seni yag biasa ditandai dengan istilah ‘plastik’ atau ‘visual’, tetapi semestinya
didalamnya termasuk pula seni sastra dan seni music. Orang sering mengemukakan
definisi seni yang dilontarkan secara umum bahwa seni ialah segala macam keindahan
yang diciptakan manusia. Di bawah ini merupakan pengertian seni yang dikemukakan
oleh beberapa tokoh, diantaranya ialah:
a. Every man Ensiclopedia
Seni merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan
kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata
karena kehendaknya akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena kebutuhan
b. Ki Hajar Dewantara
Seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat
indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia yang lain, yang
menikmati karya seni tersebut.
c. Leo Tolstoy
Seni memiliki proses ‘transfer of feeling’, atau pemindahan perasaan dari si
pencipta ke penikmat seni. Dalam hal ini seni meerupakan suatu sarana
komunikasi perasaan manusia.
d. Thomas Munro
Seni sebagai alat buatan manusia yang menimbulkan efek-efek psikologis atas
manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan
yang berwujud pengamatan, pengenalan dan imajinasi.
Dengan berbekal pada pendapat yang telah diuraikan di atas maka seni adalah
ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan
pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merancang
timbulnya pengalaman batin pula kepada yang menghayati. Sedangkan Seni rupa
(visual Art) adalah salah satu cabang seni yang dihayati dengan indera penglihatan
dan dihasilkan dari ungkapan perasaan serta dituangkan melalui media garis, bidang,
warna tekstur, dan gelap terang (value).
2. Manfaat Pendidikan Seni Rupa
Ada beberapa manfaat bagi peserta didik yang diperoleh dari pendidikan seni
rupa, diantaranya adalah:
a. Pendididkan seni rupa mampu memberikan kebebasan tanpa paksaan dalam
pengalaman batin peserta didik.
b. Pendidikan seni rupa merupakan pendidikan ekspresi sebagai upaya pencerdasan
peserta didik membentuk mental yang sehat jasmani dan rohani , disiplin, penuh
tanggung jawab, kritis, bijaksana dan memiliki perasaan yang halus terhadap
berbagai persoalan yang lahir di sekitarnya.
c. Pendidikan seni rupa mampu menghidupkan fantasi, melatih ketangkasan
C. Hakekat Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya
yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan
yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan
dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau
hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang
berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :148).
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara
analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk
konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu
mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan bahasa matematika atua notasi matematika yang bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika
adalah dasar terbentuknya matematika. Pada awalnya cabang matematika yang
ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu
ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan,
Geometri Linier, Analisis Vektor, dll. Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai
Matematika antara lain :
a. Russefendi (1988 : 23)
Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering
b. James dan James (1976).
Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran,
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi
dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada
pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian
yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup
teori bilangan dan statistika.
c. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,pembuktian yang
logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat , jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat,
lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam
teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya
adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah
suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
d. eys - dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola
berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
e. Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu
manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan
alam.
2. Manfaat Pendidikan Matematika
Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain. Banyak ilmu-ilmu yang penemuan
dan pengembangannya bergantung dari matematika. Contoh :
a. Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui konsep
b. Perhitungan dengan bilangan imajiner digunakan untuk memecahkan
masalah tentang kelistrikan.
c. Dengan matematika, Einstein membuat rumus yang dapat digunakan untuk
menaksir jumlah energi yang dapat diperoleh dari ledakan atom.
d. Dalam ilmu pendidikan dan psikologi, khususnya dalam teori belajar, selain
digunakan statistik juga digunakan persamaan matematis untuk menyajikan
teori atau model dari penelitian.
e. Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk memprediksi jumlah
penduduk dll.
f. Dalam seni grafis, konsep transformasi geometrik digunakan untuk melukis
mosaik.
g. Dalam seni musik, barisan bilangan digunakan untuk merancang alat musik.
h. Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsep Kalkulus.
i. Teori Ekonomi mengenai Permintaan dan Penawaran dikembangkan melalui
konsep Fungsi Kalkulus tentang Diferensial dan Integral.
D. Hubungan antara pembelajaran Seni rupa dengan matematika
Kemampuan dalam matematika meliputi disposisi dan praktek dengan teliti, secara
efisien dan wajar menghadapi tuntutan situasi sehari-hari yang menyertakan nomor,
jumlah, ruang dan pengukuran. Keterampilan dalam angka dikembangkan seperti para
siswa memecahkan permasalahan dengan menerapkan teknik dan konsep mengenai ruang
dan perhitungan. Para siswa mendukung kemampuan dalam matematika dengan
menghadirkan objek-objek khayal atau riil. Secara khusus, seni menggunakan visual,
konsep kinestetik dan temporal dari ruang serta pola angka.
Dengan menggunakan dan merefleksikan dalam aktivitas seni rupa, para siswa dapat
mengembangkan kemampuan di dalam matematika. Dengan demikian berpeluang untuk
mengembangkan pemahaman konsep bahwa seni dan matematika saling berhubungan dan
melengkapi. Sebagai contoh, seni mencoba menggunakan konsep waktu, ukuran panjang,
bentuk simetris dan sistem perbandingan atau pengukuran lainnya yang digunakan dalam
melalui seni mungkin tidak terlihat secara langsung sebagai kemampuan dasar dalam
matematika. Secara praktis keterampilan matematika digunakan dalam aktiitas seni
berkaitan dengan kegiatan perencanaan (desain) melalui hitungan, ukuran, grafik,
pemetaan dan menngkalkulasi atau saat mengidentifikasi, membuat pola dan
menggunakan pola serta urutan (Drs. Maman Tocharman, dkk: 2008 hal 129).
Penelitian yang relevan tantang manfaat media seni telah dilakukan ramlan (2004) dan
disimpulkan bahwa:
1. Gambar seni yang digunakan sebagai media pembelajaran matematika akan
melahirkan aktivitas pada proses pembelajaran, dan dapat memberikan motivasi siswa
untuk belajar.
2. Media gambar seni rupa apabila digunakan untuk pembelajaran matematika akan
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
E. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit.
Akibatnya prestasi belajar matematika siswa rendah. Siswa yang menyukai seni cenderung
tidak menyukai mata pelajaran matematika.
Ada beberapa materi matematika yang erat kaitannya dengan seni rupa (visual art)
diantaranya adalah bidang datar, bangun ruang serta proyeksi. Dalam kenyataannya
menggambar merupakan dasar dari berkarya seni rupa. Salah satu cara menggambar
adalah menggambar perspektif dan menggambar proyeksi.
Pembelajaran matematika didominasi menggunakan kemampuan otak kiri, dan
kemampuan otak kiri hanya bisa mengingat dalam jangka pendek, sehingga berdampak
bagi prestasi peserta didik. Untuk meningkatkan prestasi siswa, kemampuan otak kanan
dan otak kiri siswa harus seimbang, sehingga diperlukan materi pembelajaran yang
mengandalkan kemampuan otak kanan, salah satu materinya adalah seni rupa.
Dengan menggunakan dan merefleksikan dalam aktivitas seni rupa, para siswa dapat
mengembangkan kemampuan di dalam matematika. Secara praktis keterampilan
matematika digunakan dalam aktivitas seni berkaitan dengan kegiatan perencanaan
(desain) melalui hitungan, ukuran, grafik, pemetaan dan menngkalkulasi atau saat
berpeluang untuk mengembangkan pemahaman konsep bahwa seni dan matematika saling
berhubungan dan melengkapi.
Berdasarkan paparan di atas, maka prestasi belajar seni rupa memiliki hubungan
timbal balik dengan prestasi belajar matematika.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian
ini menggunakan rumusan hipotesis hubungan. Rumusan dari hipotesis tersebut adalah:
Tidak ada hubungan antara prestasi belajar seni rupa dengan prestasi belajar matematika.
Ada hubungan antara prestasi belajar seni rupa dengan prestasi belajar matematika.
Prestasi belajar seni
rupa
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif non eksperimental.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII pada suatu sekolah
menengah.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah satu kelas VII siswa disuatu satuan
pendidikan menengah.
3. Teknik Sampling
Taknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster random
sampling yaitu mengambil satu, atau beberapa kelas dari keseluruhan kelas yang
tersedia.
4. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh secara langsung dengan cara mengumpulkan dokumen berupa
angka – angka statistik yang dapat dikuantifikasi.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Pada bagian ini diuraikan masing – masing variabel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu variabel independen berupa prestasi belajar seni rupa dan prestasi hasil belajar
matematika.
1. Variabel Independen (bebas) X : Prestasi belajar seni rupa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kajian
dokumen. Data diambil dari nilai ulangan akhir semester mata pelajaran seni rupa dan
nilai ulangan akhir semester mata pelajaran matematika dengan sampel adalah satu kelas
VII siswa disuatu satuan pendidikan menengah.
E. Langkah Penelitian
1. Menetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2. Mencari sumber bacaan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Membuat rumusan dari data yang telah dibaca.
4. Mendeskripsikan teori-teori yang telah dibaca dalam bentuk tulisan dengan bahasa
sendiri.
5. Menentukan sampel penelitian dengan cara cluster random sampling. Dengan cara
tersebut diambil 1 kelas dari banyaknya kelas keseluruhan.
6. Mengumpulkan data dengan cara dokumentasi. Dalam penelitian ini data yang diambil
adalah nilai ujian akhir sekolah mata pelajaran seni rupa (X) dan nilai ujian akhir
sekolah mata pelajaran matematika (Y).
7. Dari data yang diberoleh, dilakukan uji normalitas. Jika data yang di uji normal maka
dilanjutkan dengan uji hubungan (product moment correlation) untuk mengetahui
keterkaitan/ hubungan antara prestasi belajar seni rupa dengan prestasi belajar
matematika.
8. Untuk mengetahui besarnya kontribusi antara variabel (X) dengan variabel (Y),
dilakukan dengan uji determinasi.
9. Menyimpulkan hasil penelitian.
F. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu prestasi belajar seni rupa
dengan prestasi belajar matematika digunakan Korelasi Pearson (Pearson Product Moment
Correlation). Besarnya korelasi adalah 0 s/d 1. Korelasi bernilai positif (searah) yang
Korelasi bernilai negatif (berlawanan arah)yang artinya jika variabel pertama besar, maka
variabel kedua semakin mengecil (Jonathan Sarwono, 2006: hal yaitu:
1. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukannya korelasi terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji normalitas
dengan rumus Chi Kuadrat. Menurut Sugiyono (2006) langkah–langkah yang
dilakukan untuk uji normalitas meliputi:
a. Menentukan rentang yaitu data terbesar dikurangi data terkecil
b. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus Sturggos, yaitu: dengan menyatakan bahwa data dan hasil akhir dijadikan bilangan bulat.
c. Menentukan panjang kelas interval , dengan rumus
d. Membuat tabel distribusi frekuensi
e. Menghitung frekuensi yang diharapkan ( ) dengan rumus:
jumlah sampel
luas tiap bidang kurve normal
f. Menghitung nilai (chi kuadrat) dengan rumus:
∑
Keterangan:
Chikuadrat
Frekuensi pengamatan Frekuensi yang diharapkan
g. Menentukan normalitas distribusi dengan kriteria berdistribusi normal. Jika
2. Uji Analisis Data
a. Korelasi Product Moment
Teknik korelasi yang dikemukakan oleh Pearson digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variable berjenis interval atau ratio.
Di bawah ini adalah rumus untuk mencari koefisien korelasi:
keterangan:
= Koefisien korelasi yang dicari = banyaknya subjek pemilik nilai Nilai variabel 1
Nilai variabel 2
Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui berdasarkan penyebaran titik-titik
pertemuan antara dua variabel, misal X dan Y. Bila titik-titik itu terdapat dalam
satu garis, maka koefisien korelasinya = 1atau -1. Bila titik-titik itu membentuk
lingkaran, maka koefisien korelasinya = 0. Hubungan X dan Y untuk berbagai
koefisien bisa digambarkan dalam diagram pencar ( scatterplot ).
Dalam memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan
besar atau kecil, dapat berpedoman pada tabel berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
∑ ∑ ∑
b. Koefisien Determinasi
Untuk menentukan besarnya kontribusi antara variabel (X) dengan variabel
(Y) maka dapat dicari dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang sudah
diperoleh ( ). Besarnya kontribusi tersebut dinamakan dengan koefisien
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.2007.Manajemen Penelitian.Rineka Cipta: Jakarta
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.2008.Seni Rupa Menjadi Sensitif, Kreatif,
Apresiatif dan Produktif JILID 2.[Tersedia].[online].
http://bse.unej.ac.id/BSE/SMK/11SMK/data/Seni%20Rupa%20Jilid%202(EDITED).p
df.Diakses tanggal 11 November 2013
Hakekat_Matematika.[Tersedia].[online].http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/MODEL
_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/HAKIKAT_MATEMATIKA.pdf.Diakses
tanggal 29 Oktober 2013
Sugiyono.2010.Statistika Untuk Penelitian.Alvabeta: Bandung
LAMPIRAN A. Biodata Peneliti
Sehubungan dengan kegiatan ini, saya bersungguh – sungguh dan bertanggungjawab
atas pembuatan proposal ini.
Purwokerto, 25 November 2013
( Esti Nugraheni )
NIM. 1101060143
Nama : Esti Nugraheni
NIM : 1101060143
Tempat, tanggal lahir : Cilacap, 06 September 1993
Alamat Rumah : Jl. Raya Kubangkangkung, Sidasari Kulon RT
01/ 01 Kawunganten, Cilacap
Nomor Hp : 085727978638
Alamat E-mail : esti_nugraheni@yahoo.com
Riwayat Pendidikan : SD Negeri Kubangkangkung 06
SMP Negeri 1 Kawunganten