• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Kecerdasan Kinestetik Jasmani Melalui Terapi Bermain Terhadap Pikiran dan Perilaku Anak Autis T2 753013003 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Kecerdasan Kinestetik Jasmani Melalui Terapi Bermain Terhadap Pikiran dan Perilaku Anak Autis T2 753013003 BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Autis menjadi sebuah fenomena yang semakin marak di Indonesia, hal ini

ditandai dengan meningkatnya jumlah anak-anak yang mengalami masalah tersebut.

Sekitar tahun 1970 anak-anak yang mengalami autis hanya 1:10.000 kelahiran, tetapi

kini tercatat 1:150 kelahiran. Sebuah peningkatan yang sangat mencolok, walaupun

penyebabnya belum diketahui secara pasti.1Pada sekitar tahun 1990, terjadi

peningkatan yang signifikan terhadap penderita autis.2Saat ini autis sudah menjadi

situasi yang membebani pikiran baik kepada keluarga maupun para ahli kesehatan.

Autis pertama kali diperkenalkan pada tahun 1943 oleh seorang psikiotris

Amerika yang bernama Leo Kanner.3Kanner menemukan sebelas anak yang memiliki

ciri-ciri yang sama, yaitu tidak mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan

individu lain dan sangat tidak perduli terhadap lingkungan di luar dirinya, sehingga

perilakunya tampak seperti hidup dalam dunianya sendiri. Autis merupakan suatu

gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan dengan komunikasi,

interaksi sosial dan aktivitas imajinasi.

1Kompas , Deteksi Dini Penting Dilakukan, Kompas, 16 April 2006, www.kompas.com

2Kompas, 7 Juni 2008

3Aquirre.Blaise. MD., Anjaly Sastry., (2012), Parenting Anak Dengan Autisme. Solusi, Strategi dan

(2)

Autis adalah masalah perkembangan yang secara khusus terjadi pada masa

anak-anak, yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial

dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Banyak spekulasi yang beredar, baik

di media massa maupun di dunia maya, tentang penyebab ini. Misalnya anak menjadi

autis karena ibunya saat hamil mengkonsumsi bahan makanan yang terkontaminasi

merkuri atau disebabkan karena imunisasi dengan vaksin yang mengandung

timerosal. Namun, semua itu belum dapat dibuktikan kebenarannya, dan berkaitan dengan isu ini, Menteri Kesehatan pada saat itu Dr. Siti Fadilla Supari (tahun 2008)

belum bersedia memberikan komentarnya.4 Pada harian Kompas dimuat berita

bahwa pencemaran udara dan air yang terus meningkat dari tahun ke tahun telah

menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan hidup secara umum dan kesehatan

masyarakat.5 Salah satu dampak negatif dari tingginya pencemaran udara adalah

meningkatnya kasus autis.

Autis bukanlah sebuah penyakit mental atau gangguan kejiwaan, melainkan

sebuah syndrom yang masih memerlukan penelitian lebih jauh lagi untuk mengetahui penyebabnya. Banyak informasi yang mengatakan bahwa anak autis itu tidak dapat

disembuhkan secara total. Namun hal itu janganlah menjadikan kita berpikir negatif

terhadap anak-anak autis karena mereka dapat menjadi lebih pintar dibandingkan

dengan anak-anak normal lainnya. Oleh sebab itu mereka perlu dibimbing secara

4Kompas, 7 Juni 2008

(3)

khusus sesuai dengan kondisi yang mereka alami, begitujuga dengan perlakuan

khusus, sehingga mereka dapat menemukan dan mengembangkan kemampuan

mereka.Harus diakui bahwa penanganan terhadap anak autis telah banyak dilakukan,

namun usaha terus ditingkatkan untuk memberikan yang terbaik untuk penderita

autis. Anak autis juga merupakan individu yang harus diberi pendidikan, baik itu

keterampilan, maupun akademik. Hal ini didasari oleh kelemahan anak autis tersebut.

Mereka sangat membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mampu memaksimalkan

kemampuan yang ada dalam diri mereka. Dalam penelitian kali ini difokuskan pada

kecerdasan kinestetik anak autis. Bukan hendak mencari rumusan model namun

mencoba melihat bagaimana terapi bermain bisa menyelaraskan pikiran dan perilaku

anak autis. Diharapkan juga kecerdasan kinestetik jasmani anak autis ini bisa

menjadi keterampilan khusus bagi mereka. Hal ini sangat diperlukan untuk

memberikan peluang bagi anak autis di dalam dunia kerja dan sosial. Kecerdasan

kinestetik jasmani adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan fisik

atau jasmani yaitu kemampuan dalam menggunakan tubuh sendiri secara

terampil,cerdas dan mampu untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan.

Cerdas dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan persoalan sambil

aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau berlari. Dengan pengembangan

kinestetik jasmani anak autis berarti memberdayakan anak autis dalam dunianya dan

menjadikan mereka mempunyai kelebihan khusus dalam kehidupan normal mereka.

Meningkatkan kemampuan mereka untuk menggunakan tubuh dengan terampil dan

(4)

kemampuan yang tinggi untuk mengendalikan gerakseluruh tubuh dan kecerdasan

tangan.6

Orang dengan kecerdasan ini dikatakan sebagai orang yang ”berpikir” melalui

tubuh dan memiliki koordinasi motorik yang baik dalam berbagai bidang. Mereka

memproses informasi melalui sensasi yang dirasakan dalam tubuh mereka. Kondisi

ini sangat dekat dengan dunia autis. Tidak bisa diam, ingin bergerak terus,

mengerjakan sesuatu dengan tangan atau kakinya, dan berusaha menyentuh orang

yang diajak bicara merupakan ciri dari kecerdasan ini. Mereka sangat bagus dalam

keterampilan jasmani dan menyukai aktivitas fisik dan berbagai jenis olah raga.

Mereka lebih nyaman mengkomunikasikan informasi dengan peragaan (demonstrasi)

atau pemodelan. Mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka, seperti emosi dan

suasana hatimelalui tarian. Dalam beberapa hal, semua anak adalah pembelajar

kinestetik/fisik juga. Elemen dasar dari kecerdasan kinestetik jasmani adalah

kemampuan mengendalikan gerakan tubuh dan kemampuan memainkan obyek

dengan terampil.

Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan ini juga meliputikemampuan melatih

respons hingga menjadi gerak refleks. Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan

menyelaraskan pikiran dengan badan, sehingga apa yang dikatakan oleh pikiran akan

tertuang dalam bentuk gerakan-gerakan badan yang indah, kreatif, dan mempunyai

6Amstrong. Thomas Ph.D., (2002) :Kinds Of Smart, Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda

(5)

makna. Definisi ini merujuk pada tulisan yang mengatakan bahwa, “kecerdasan

kinestetik adalah sebuah keselarasan antara pikirandan tubuh, dimana pikiran dilatih

untuk memanfaatkan tubuh sebagaimana mestinya dan tubuh dilatih untuk dapat

merespon ekspresi kekuatan dan pikiran”.7

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka, kecerdasan kinestetik jasmani ini

akan dipakai untuk mengkritisi permasalahan anak-anak autis di rumah pintar

Togaten Salatiga. Teori kecerdasan kinestetik jasmani berbicara tentang keselarasan

antara pikiran dan perilaku, sementara masalah anak-anak autis di rumah pintar

Togaten Salatiga adalah kurangnya ketidakselarasan antara pikiran dan perilaku

mereka. Berdasarkan pemahaman tersebut maka penelitian yang dilaksanakan ini

dengan topik “ Peranan Kecerdasan Kinestetik Jasmani melalui terapi bermain

terhadap pikiran dan perilaku anak-anak Autis” di rumah Pintar Togaten Salatiga.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi tersebut, maka masalah penelitiannya adalah

pelaksanaan terapi aktual terhadap permasalahan kecerdasan kinestetik jasmani

anak-anak autis. Mengapa penanganan menjadi masalah penelitian? Terdapat kensenjangan

antara penanganan yang dilakukan pekerja sosial Rumah Pintar Anak Berkebutuhan

Khusus Salatiga dengan Kecerdasan Kinestetik Jasmani anak-anak autis sehingga

tidak ada keselarasan pikiran dan perilaku anak autis.

(6)

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian diatas maka dirumuskan

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana kondisi objektif permasalahan anak-anak autis di rumah pintar

Togaten Salatiga

b. Bagaimana implementasi kegiatan aktual bagi anak-anak autis di rumah

pintar Togaten Salatiga

c. Bagaimana peran kecerdasan kinestetik jasmani melalui terapi

bermainterhadap pikiran dan perilaku anak-anak autis di rumah pintar

Togaten Salatiga.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan dan menganalisis kondisi objektif permasalahan

anak-anak autis di rumah pintar Togaten Salatiga

b. Mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kegiatan aktual bagi

anak-anak autis di rumah pintar Togaten Salatiga

c. Mendeskripsikan dan menganalisis Peran Kecerdasan Kinestetik Jasmani

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai kontribusi konseptual dalam

pengembangan teori Kecerdasan Kinestetik Jasmani bagi anak autis di

fakultas teologi UKSW Salatiga.

b. Sebagai kontribusi bagi Rumah Pintu ABK Togaten Salatiga untuk

semakin berusaha menyelaraskan pikiran dan perilaku anak autis.

c. Menambah wawasan berpikir Peneliti tentang penelitian dan

pengembangan bagi penelitian jurnal ilmiah.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini hendak melihat bagaimana program pendidikan untuk

meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Jasmani. Dengan itu, diperlukan metode dan

pendekatan penelitian, dalam rangka mengkritisi kecerdasan kinestetik jasmani anak

(8)

1.6.1 Metode

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif analisis.

Metode deskriptif analisis dilaksanakan untuk menjelaskan secara sistematis, faktual,

dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat yang terkait dengan substansi

penelitian.8 Pendekatan penelitian yang dipakai adalah kualitatif dan analisis

penjelasannya.

DESKRIPSI ANALISIS

1. Kondisi objektif permasalahan anak-anak

autis.

2. Implementasi kegiatan aktual di Rumah

Pintar Togaten Salatiga.

kajian pustaka dan kajian empiris. Kajian pustaka diperoleh melalui studi

kepustakaan, sedangkan kajian empiris diperoleh melalui wawancara, penyebaran

angket dan obervasi non partisipatif yang dibahas berikut ini.

a. Wawancara

(9)

Wawancara menggambarkan peran seorang peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah

penelitian.Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, adalah wawancara bebas

dengan pedoman wawancara yang digunakan hanya garis besar permasalahan yang

ditanyakan.9 Yang menjadi informan dalam wawancara ini adalah guru (pekerja

sosial) dan orangtua.

b. Penyebaran Angket

Angket adalah seperangkat penyataan yang akan dijawab responden tentang

variable penelitian yang diukur. Angket dilakukan secara terbuka dengan jawaban

angket berbentuk interval.10 Penyebaran angket dilakukan untuk pengujian

instrument yang sudah disiapkan. Penelitian angket tersebut mempergunakan skala

liker untuk mengukur sikap dan pendapat persepsi,11 orangtua dari anak autis dan

para pekerja sosial.Alasan penyebaran angket dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui yang pertama kondisi objektif anak autis di rumah pintar Togaten

Salatiga dan kegiatan yang yang telah dilakukan untuk mendukung kecerdasan

kinestetik jasmani anak autis di rumah pintar Togaten Salatiga. Termasuk di

dalamnya untuk mengetahui perubahan nilai diri, keselarasan berpikir dan perilaku

anak autis selama ini.

9Sugiyono., ( 2009) : Statistik untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung, hal. 140.

10Ibid, hal. 143

(10)

c. Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan terhadap subjek penelitian dan

dilakukan secara terstruktur.12 Tahapan dan bentuk observasi yang dilakukan

sebagai berikut:

1. Observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap tingkah laku anak autis.di

rumah pintar Togaten Salatiga.

2. Laporan observasi yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk melihat

nilai-nilai sikap dan perilaku anak-anak autis

1.6.3 Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel

Rumah Pintar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Togaten Mangunsari Salatiga

dipilih sebagai lokasi penelitian. Populasi dan juga sampel dalam penelitian ini adalah

anak autis (murid) di rumah Pintar Togaten Salatiga berjumlah 12 orang. Dalam

pelaksanaan penelitian orangtua dan para pekerja sosial di rumah Pintar akan

diikutsertakan sebagai respondent pendukung yang berjumlah 20 orang. Ada

beberapa Panti Asuhan yang memperhatikan anak autis. Namun hanya di Rumah

Pintar ABK Togaten Salatiga saja yang secara khusus menangani anak autis yang

ada di salatiga.

(11)

1.7 Sistematika Penulisan

Bab satu merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistimatika penelitian.

Bab dua merupakan landasan teoritis yang mencakup didalamnya

pembahasan konsep tentang autis dan permasalahannya, faktor penyebab autis,

perilaku dan hambatan anak autis, hasil penelitian terdahulu tentang terapi autis,

kecerdasan kinestetik jasmani, dan manfaat bermain dalam mengembangkan

kecerdasan kinestetik jasmani anak.

Bab tiga merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab tiga ini

terdapat pembahasan tentang kondisi aktual anak autis di Rumah Pintar Togaten

Salatiga, pembahasan dan analisa. Kemudian implementasi kegiatan aktual di Rumah

Pintar Togaten Salatiga serta pembahasan dan analisa. Peran kecerdasan kinestetik

jasmani di dalam menyelaraskan pikiran dan perilaku anak autis disertai pembahasan

dan analisa dan refleksi teologis. Bab empat yaitu bab yang terakhir, terdiri atas

Referensi

Dokumen terkait

dengan mengoptimalkan setiap kecerdasan yang dimiliki, peserta didik akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkembang menjadi individu yang memiliki kemampuan

Satya Wacana Salatiga yang bernama Wahyu Fendy dengan judul penelitian “ Status Gizi, Konsumsi dan Kecerdasan Pada Anak Dengan Riwayat Berat Badan Dibawah Garis Merah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan adversity dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pada pegawai negeri sipil golongan IV di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam upaya pembentukan moral anak usia 4-6 tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga.. Jenis penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosi dengan kecenderungan depresi pada perawat laki-laki di RSUD Salatiga.. Subjek dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga.. Partisipan

“Perbedaan Kecerdasan Emosi Siswa SMA Negeri 2 Salatiga Ditinjau Dari Jenis kelamin ”.. beserta perangkat yang ada

Temuan- temuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pertama, dalam proses penerapan pendidikan karakter di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang diterapkan pada