• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN EKSTRAKSI PELARUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN EKSTRAKSI PELARUT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

Percobaan 5

EKSTRAKSI PELARUT

Nama

: Nisrina Rizkia

NIM

: 10510002

Kelompok

: 1

Tanggal Percobaan

: 20 Maret 2012

Tanggal Laporan

: 27 Maret 2012

Asisten Praktikum

: Ka Elsi

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

EKSTRAKSI PELARUT

I. Tujuan

Menentukan absorbansi, D, dan Keks pada berbagai pH dari hasil proses pemisahan ion logam dengan metode ekstraksi pelarut.

II. Dasar Teori

Pada keadaan di mana suatu solut terdistribusi antara dua cairan yang tak saling campur, maka pada keadaan yang berkesetimbangan terdapat hubungan definit antara konsentrasi solute pada kedua cairan bersangkutan. Hubungan kuantitatif inilah yang dikenal sebagai hukum distribusi (Nerst, 1891) dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

KD = [A]1[A]2 KD = Koefisien Distribusi

[A]1 = konsentrasi spesi A pada fasa 1 [A]2 = konsentrasi spesi A pada fasa 2

Pada percobaan ini,ion logam dengan pereaksi difeniltiokarbazida atau ditizon akan membentuk senyawa kompleks yang netral sehingga dapat terekstraksi dari fasa air ke fasa organic.

Mn+ + n HDz M(Dz)n + Nh+

Besaran KD tidak dapat digunakan karena terdapat perbedaan molekuler antara spesi awal dan spesi yang terekstraksi. Lebih tepat menggunakan angka banding distribusi D = CM fasa organic / CM fasa air CM = konsentrasi total

Terdapat hubungan antara angka banding distribusi dengan parameter yang terlibat di dalamnya.

(3)

D = Keks ( [HDz]norg / [H3O+]n

air Keks = (KD M(Dz)n .Kf .Kn a) / KD n HDz KD M(Dz)n = Koefisien distribusi M(Dz)n

Kf = tetapan pembentukan kompleks M(Dz)n KD HDz = Koefisien distribusi HDz

Ka = tetapan ionisasi HDz

III. Cara Kerja

10 mL larutan baku 1 ppm kobal dalam 5 buah corong pisah

Coron g pisah 1 Coron g pisah 2 Coron g pisah 3 Coron g pisah 4 Coron g pisah 5 Ditamba h bufer pH 6 Ditamba h bufer pH 7 Ditamba h bufer pH 9 Ditamba h bufer pH 8 Ditambah bufer pH 7.5

Ditambah 10 mL larutan ditizon dalam kloroform

Dikocok kuat , didiamkan hingga terbentuk dua lapisan

Dipisahkan lapisan kloroform

Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer = 540 nm , kloroform sebagai blanko

(4)

IV. Data Pengamatan

Corong pisah pH %T Warna

1 6 32.0 Biru 2 7 35.8 Biru 3 7.5 35.4 Biru 4 8 41.8 Biru 5 9 200 (OVER) Ungu-orange V. Pengolahan Data

a. Penentuan Nilai Absorbansi

A = -log (%T/100)

pH %T A

6 32 0.494850022

7 35.8 0.446116973

(5)

8 41.8 0.378823718

9 200

-b. Penentuan Koefisien Absorbtivitas

Diasumsikan pada pH 6 , semua Cobalt terekstraksi

% E =

(6)

A = a x b x c

Ditentukan terlebih dahulu koefisien absortivitas a, yaitu :

c. Penentuan Konsentrasi Cobalt pada Setiap Ph

Dapat menggunakan hokum Lambert-Beer

C =

- Pada pH 6

- Pada pH 7

- Pada pH 7.5

(7)

d. Penentuan %E Cobalt pada Setiap pH

% E =

- Pada pH 6

(8)

- Pada pH 7.5

- Pada pH 8

e. Penentuan Angka Banding Distribusi (D) Cobalt pada Setiap pH

D = [Co(Dz)2]/( [Co2+] - [Co(Dz)2])

- Pada pH 6

- Pada pH 7

- Pada pH 7.5

(9)

pH D log D 6 999 2.999565488 7 9.06036 0.957145454 7.5 10.16071 1.006924056 8 3.25098 0.512014298 9 -

(10)

n = 2

Nilai Keks didapatkan dari persamaan :

Ditentukan terlebih dahulu konsentrasi dari spesi HDz dari persamaan : Co2+ + 2HDz M(Dz)2 + 2H+

Data dari analis [HDz] awal = 0.005 g / 200 mL = 5 / 0.2 L = 25 ppm [HDZ]org = [ HDz] awal – 2 [ Co2+]

Untuk setiap pH maka konsentrsi HDz adalah :

- Pada pH 6

[HDZ]org = [ HDz] awal – 2 [ Co2+]terestraksi [HDZ]org = 25 – 2(0.4995)

[HDZ]org = 24.001 ppm

= 9.363 x 10-4 mmol

- Pada pH 7

[HDZ]org = [ HDz] awal – 2 [ Co2+]terestraksi [HDZ]org = 25 – 2(0.4503)

(11)

= 9.4017 x 10-4 mmol

- Pada pH 7.5

[HDZ]org = [ HDz] awal – 2 [ Co2+]terestraksi [HDZ]org = 25 – 2(0.4552)

[HDZ]org = 24.0896 ppm

= 9.398 x 10-4 mmol

- Pada pH 8

[HDZ]org = [ HDz] awal – 2 [ Co2+]terestraksi [HDZ]org = 25 – 2(0.38238)

[HDZ]org = 24.23524 ppm

(12)

Penentuan Keks

y = C + mx y = log D

C = log Keks + n log [HDz]org

mx = n pH

log Keks + n log [HDz]org = 10.06

Keks untuk masing-masing pH adalah:

- Pada pH 6

log Keks = 10.06 – n [ HDZ]org log Keks = 10.06 – 2 ( ) Keks = 1.147658665 x 1010

- Pada pH 7

log Keks = 10.06 – n [ HDZ]org

log Keks = 10.06 – 2 ( ) Keks = 1.14765662 x 1010

(13)

log Keks = 10.06 – n [ HDZ]org log Keks = 10.06 – 2 ( ) Keks = 1.147656815 x 1010

- Pada pH 8

log Keks = 10.06 – n [ HDZ]org

log Keks = 10.06 – 2 ( ) Keks = 1.147653818 x 1010

VI. Pembahasan

Pada percobaan kali ini dilakukan pemisahan ion logam dengan metode ekstraksi pelarut. Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan kelarutan suatu zat yang tak saling campur. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno, 1989). Prinsip yang digunakan pada percobaan kali ini adalah di mana suatu solute terdistribusi antara dua cairan yang tak saling campur, sehingga pada keadaan yang berkesetimbangan erdapat hubungan definit antara konsentrasi pada kedua cairan tersebut.

Dalam percobaan ini dipisahkan ion logam Co2+ dengan terlebih dahulu mereaksikannya dengan difeniltiokarbazida atau ditizon. Ion Co2+ berada dalam fasa air, sedangkan difeniltikarbazida adalah fasa organik. Setelah keduanya bereaksi akan

(14)

membentuk senyawa kompleks yang netral sehingga ion Co2+ akan terekstraksi dari fasa air ke fasa organik. Reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini adalah

Co2+ + 2HDz Co(Dz)2 + 2 H+

Awalnya larutan Cobalt (II) dimasukkan ke dalam 5 corong pisah dengan konsentrasi yang sama yaitu 0.5 M sebanyak 10 mL kemudian juga ditambahkan larutan dititizon sebanyak 10 mL. Kemudian akan terlihat perbedaan dua fasa, karena larutan Cobalt (II) merupakan fasa air dan ditizon adalah fasa organic. Kemudian ditambahkan buffer yang berbeda-beda pada setiap corong pisah, yaitu pH 6, 7 , 7.5, 8, dan 9. Penambahan buffer ini membuat perbedaan konsentrasi Cobalt dalam campuran dan juga sebagai pemberi suasana asam atau basa. Cobalt (II) akan berada dalam fasa yang sama yaitu fasa air sedangkan fasa organiknya adalah ditizon dalam kloroform. Pelarut yang digunakan pada fasa organik adalah pelarut kloroform karena nilai massa jenis kloroform tidak jauh berbeda dengan massa jenis ditizon dan cobalt. Hal tersebut akan membuat Cobalt akan mudah terekstraksi ketika dilakukan pengocokan terhadap corong pisah. Awalnya Cobalt berada dalam fasa air kemudian setelah terekstraksi berada dalam fasa organic karena Cobalt (II) akan membentuk kompleks dengan ditizon yaitu menjadi Co(Dz)2. Dari hasil yang teramati fasa organik pada saat penambahan bufer pH 6 berwarna biru, begitu juga dengan penambahan bufer pH 7, 7.5 , dan 8. Namun pada saat penambahan pH 9 fasa oraganiknya berwarna ungu-orange. Pada saat pengukuran %T dengan spektroskopi UV-Vis dengan panjang gelombang 540 nm, pada bufer pH 6 mengasilkan %T sebesar 32.0 , kemudian meningkat pada bufer pH 7 yaitu 35.8 , namun terdapat data yang tidak sesuai yaitu pada bufer Ph 7.5 yaitu mengalami penurunan menjadi 35.4 hal itu disebabkan kesalahan pada penggunaan spketroskopi UV-Vis di mana pada blanko sudah di set %T sebesar 100 , namun pada saat pengukuran pada pH 7.5 pada saat dicek setelah pengukuran nilai %T dari blanko berubah tidak sebesar 100% sehingga menghasilkan %T yang salah pada kompleks Cobalt-ditizon. Kemudian pada saat pengukuran terhadap fasa organic yang dihasilkan dari penambahan bufer Ph 9 %T yang terbaca over yaitu lebih dari 199,99%, hal ini disebabkan karena pada panjang gelombang 540 nm larutan tersebut tidak terbaca, karena menurut pengamatan warna dari larutan

(15)

berbeda dengan warna larutan Ph 6,7, 7.5, 8 yang biru , namun pada Ph 9 menunjukkan perbedaan yaitu orange-ungu, hal tersebut mempengaruhi pada panjang gelombang berapa larutan tersebut dapat di baca %T nya dan absorbansinya, di mana ada suatu cahaya yang diserap dan diteruskan.

VII. Kesimpulan pH A D Keks 6 0.494850022 999 1.147658665 x 1010 7 0.446116973 9.06036 1.14765662 x 1010 7.5 0.450996738 10.16071 1.147656815 x 1010 8 0.378823718 3.25098 1.147653818 x 1010 9 - -

-VIII. Daftar Pustaka

Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J.,”Analytical Chemistry: An Introduction”, 6th ed., Saunders College Publishing, Philadelphia, 1994, p.328-356

Harvey, David. “Modern Analytical Chemistry”, 1st ed., McGraw-Hill, USA, 2000, p.314-331

http://aditiafran.blogspot.com/2011/02/pengertian-ekstraksi.html (diakses tanggal 27 Maret 2012 pkl 03.53)

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip dari destilasi yaitu merupakan suatu proses pemisahan komponen- komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau

Komposisi optimum cairan penyari yang dapat digunakan untuk mendapatkan ekstrak herba pegagan ( Centella asiatica [L.] Urban) dengan kan- dungan asiatikosid terbesar adalah 100%

Prinsip percobaan ini adalah apabila ada dua sistem yang suhunya berbeda dikontakkan, maka terjadi perpindahan energi (perpindahan panas), dimana pada bagian shell terdapat

Saat melakukan percobaan, digunakan pula corong dan gelas pengaduk.Corong digunakan untuk membantu memasukkan cairan ke dalam tempat yang bermulut sempit.Gelas pengaduk digunakan

Prinsip yang digunakan dalam percobaan pembuatan minyak secara tradisional adalah berdasarkan proses pemanasan sehingga kestabilan emulsi lemak terganggu

Komposisi optimum cairan penyari yang dapat digunakan untuk mendapatkan ekstrak herba pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) dengan kan- dungan asiatikosid terbesar adalah 100%

Percobaan pada metode sonikasi ini menggunakan 3 g sempel bahan alam dan 30 ml pelarut dengan 10 menit ekstraksi menggunakan alat sonikasi sebanyak 3 kali penyaringan filtrat.. Pada

Apabila pipa U diisi dengan cairan yang sama, dalam praktikum kali ini menggunakan fluida air, maka tinggi air pada kedua pipa akan sama.. Jika pipa ini diisi dengan dua cairan yang