• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ACTION LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI 104208 CINTA RAKYAT TA. 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ACTION LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI 104208 CINTA RAKYAT TA. 2011/2012."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI

ACTION

LEARNING

PADA MATA PELAJARAN IPS

DI KELAS V SDN 104208

CINTA RAKYAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

AUZI NUR FAUZIAH ALI NIM 108113017

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Auzi Nur Fauziah Ali. NIM : 108113017. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Action Learning Pada Mata pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 104208 Cinta Rakyat TA. 2011/2012

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri No.104208 Cinta Rakyat yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan strategi Action Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri No.104208 Cinta Rakyat?

Penelitian ini terdiri dari observasi dan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II , dimana setiap siklus dilakukan 2x pertemuan. Selanjutnya memberikan lembar angket di akhir siklus I dan siklus II untuk melihat motivasi belajar siswa.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri No. 104208 Cinta Rakyat yang berjumlah 30 orang siswa, yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket dan observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung guna mendapatkan data motivasi belajar siswa pada pokok proklamasi kemerdekaan RI.

Berdasarkan analisis data observasi pada siklus I pertemuan I rata-rata motivasi siswa hanya 20%. Kriteria ini masih tergolong kurang dan belum sesuai dengan harapan. Dengan perincian 6 orang siswa (25%) memperoleh kriteria baik, 8 orang siswa (26,6%) memperoleh cukup, 8 orang siswa (26,6%) memperoleh kriteria kurang, dan 8 orang siswa (26,6%) memperoleh kriteria sangat kurang. Hasil observasi motivasi siswa pada siklus I pertemuan II rata-rata motivasi siswa hanya 43,3%. Kriteria ini masih tergolong cukup namun belum sesuai dengan harapan. Dengan perincian 2 orang siswa (6,66%) memperoleh kriteria sangat baik, 11 orang siswa (36,6%) memperoleh kriteria baik, 7 orang siswa (23,3%) memperoleh kriteria cukup, dan 8 orang siswa (26,6%) memperoleh kriteria kurang dan 2 orang memperoleh kriteria sangat kurang (6,66%). Hasil observasi motivasi siswa pada siklus II rata-rata motivasi siswa sudah sangat baik yaitu 83,3% . Kriteria ini sudah sesuai dengan harapan. Dengan perincian 8 orang siswa (26,6%) memperoleh kriteria sangat baik, 17 orang siswa (56,6%) memperoleh kriteria baik, 4 orang siswa (13,3%) memperoleh kriteria cukup, dan 1 orang siswa (3,33%) memperoleh kriteria sangat baik. Hasil observasi motivasi siswa pada siklus II pertemuan II rata-rata motivasi siswa sudah sangat baik yaitu 93,3% . Kriteria ini sudah sesuai dengan harapan. Dengan perincian 15 orang siswa (50%) memperoleh kriteria sangat baik, 13 orang siswa (43,3%) memperoleh kriteria baik, 2 orang siswa (6,66%) memperoleh kriteria cukup, Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar siswa meningkat dalam pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan RI dengan Strategi Action Learning.

(6)

DAFTAR ISI

2.1.3 Strategi Action Learning ... 12

2.1.4 Prosedur Strategi Action Learning ... 13

(7)

2.1.6 Proklamasi Kemerdekaan RI ... 17

2.2 Kerangka Konseptual ... 26

2.3 Hipotesis Tindakan... 27

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.1.1 Deskripsi Siklus I pertemuan I ... 40

4.1.2 Deskripsi Siklus I pertemuan II ... 47

4.1.3 Deskripsi Siklus II pertemuan I ... 56

4.1.4 Deskripsi Siklus II pertemuan II ... 63

4.2 Pembahasan Penelitian ... 73

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 77

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 35

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian ... 37

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian …… ... 39

Tabel 4.1 Persentase Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi Siklus I pertemuan I ... 43

Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Mengajar Guru Selama Siklus I pertemuan

I ... 44

Tabel 4.3 Persentase Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi Siklus I pertemuan II ... 51

Tabel 4.4 Hasil Observasi Motivasi Mengajar Guru Selama Siklus I pertemuan

II ... 52

Tabel 4.5 Persentase Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Angket

pada Siklus I ... 54

Tabel 4.6 Persentase Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi Siklus II pertemuan I ... 59

Tabel 4.7 Hasil Observasi Motivasi Mengajar Guru Selama Siklus II

pertemuan I ... 61

Tabel 4.8 Persentase Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Lembar

Observasi Siklus II pertemuan II ... 68

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Selama Siklus II pertemuan II

... 69 Tabel 4.10 Persentase Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Angket

(9)

Tabel 4.11 Hasil Keseluruhan Persentase Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan Lembar Observasi ... 73

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ahmad Subarjo ... 19

Gambar 2 Abikusno Cokrosuyoso ... 19

Gambar 3 A.A Maramis ... 19

Gambar 4 Konsep Asli Teks Proklamasi ... 22

Gambar 5 Teks Proklamasi yang sudah Diketik ... 22

Gambar 6 Pembacaan Teks Proklamasi ... 23

Gambar 7 & 8 Pengibaran Sang Saka Merah Putih ... 23

Gambar 9 Gedung Proklamasi ... 24

Gambar 10 Skema Penelitian Tindakan Kelas ... 29

Gambar 11 Guru menyampaikan apersepsi ... 41

Gambar 12 Siswa membentuk kelompok ... 42

Gambar 13 Guru memberikan apersepsi ... 48

Gambar 14 Guru membimbing membentuk kelompok ... 49

Gambar 15 Guru membagi angket motivasi ... 50

Gambar 16 Menyampaikan apersepsi ... 57

Gambar 17 Memberikan penjelasan melalui ceramah singkat ... 58

Gambar 18 Siswa menjawab pertanyaan guru ... 59

Gambar 19 Teks proklamasi yang ditulis siswa ... 64

Gambar 20 Membagikan peran kepada siswa... 65

Gambar 21 Bermain peran diluar ruangan kelas... 66

(11)

DAFTAR GRAFIK

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri 060876 Medan Timur

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 5 Pedoman Penskoran Observasi Motivasi Belajar Siswa

Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa

Lampiran 7 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 8 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 9 Data Hasil Observasi Siswa Siklus I pertemuan I

Lampiran 10 Data Observasi Guru Siklus I pertemuan I

Lampiran 11 Data Hasil Observasi Siswa Siklus I pertemuan II

Lampiran 12 Data Hasil Observasi Guru Siklus I pertemuan II

Lampiran 13 Data Hasil Observasi Siswa Siklus II pertemuan I

Lampiran 14 Data Hasil Observasi Siklus II pertemuan II

Lampiran 15 Data Hasil Angket Siklus I

Lampiran 16 Data Hasil Angket Siklus II

Lampiran 17 Surat Izin Penelitian

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dalam pengertian umum memiliki peranan yang sangat penting

bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, karena pendidikan sangat besar

pengaruhnya terhadap perkembangan manusia dalam seluruh aspek kehidupan.

Pendidikan dalam arti khusus adalah pendidikan yang dilaksanakan dalam

kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Keberhasilan tidak terlepas dari peran

guru dalam proses pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran guru menjadi

peran utama dalam menciptakan situasi yang edukatif. Untuk mewujudkan proses

pembelajaran yang demikian sudah barang tentu menuntut adanya upaya guru

untuk mengaktualisasikkan kompetensinya secara profesional, terutama dalam

aspek metodologis.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan

budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena

sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan

cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.

Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang

pokok disamping mata pelajaran lainnya. Selain sebagai mata pelajaran pelengkap

mata pelajaran lainnya disekolah, mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

memiliki peran yang cukup penting bagi kehidupan sehari-hari khususnya bagi

(14)

dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat, baik masyarakat di sekolah,

lingkungan tempat tinggal maupun masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

Sebab dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial siswa dituntut untuk mampu

memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Di dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini terdapat beberapa

aspek kehidupan bermasyarakat seperti ekonomi untuk aspek perekonomian,

sejarah untuk melihat bagaimana kehidupan masa lalu baik itu masalah kehidupan

zaman dahulu, perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan dan lain

sebagainya agar kelak siswa dapat memetik pelajaran dari setiap sejarah yang

telah diukir orang-orang terdahulu dan membuat strategi untuk kehidupannya

kelak. Geografi untuk mengidentifikasi perkembangan dunia dan masih banyak

lagi aspek-aspek ilmu pengetahuan sosial yang sungguh disayangkan apabila mata

pelajaran ilmu pengetahuan sosial ini tidak dijalankan sesuai fungsinya dalam

pembelajaran di kelas.

Di samping mata pelajaran lain seperti matematika, bahasa Indonesia, ilmu

pengetahuan alam, bahasa asing seperti bahasa Inggris, dan lainnya yang banyak

digemari baik dari kalangan siswa, guru maupun orang tua karena manfaatnya

yang nyata terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan sosial juga tak

kalah pentingnya dalam memberikan manfaat yang nyata untuk membentuk siswa

agar tumbuh sebagai manusia yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam

bermasyarakat.

Dari pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa setiap siswa yang

kurang asupan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial akan mengalami kesulitan

(15)

perekonomian seperti jual beli dan lainnya. Mungkin siswa dapat melakukan hal

tersebut, tetapi jiwa-jiwa sosial yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari

akan kurang.

Kenyataannya dalam pembelajaran di sekolah, banyak siswa, guru maupun

orang tua siswa yang menganggap sepele pada mata pelajaran ilmu pengetahuan

sosial dan lebih mementingkan mata pelajaran eksakta. Dikalangan masyarakat

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dianggap mata pelajaran yang

membosankan, mata pelajaran hapalan juga mata pelajaran yang tidak terlalu

penting dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya disekolah. Bahkan tidak

jarang peneliti jumpai bahwa asumsi di masyarakat yang unggul dalam bidang

eksakta lebih pintar dari pada yang unggul dalam bidang sosial. Padahal tidak

selamanya dalam kehidupan bermasyarakat hanya memerlukan mata pelajaran

matematika, ilmu pengetahuan alam, bahasa Indonesia dan bahasa inggris saja.

Setiap mata pelajaran memiliki peranannya masing-masing yang sudah barang

tentu apabila satu mata pelajaran tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan

menghambat mata pelajaran yang lainnya.

Melihat kenyataan di atas, peneliti sebagai calon pendidik di sekolah dasar

merasa perlu segera mengambil tindakan, mengingat fungsi dari mata pelajaran

ilmu pengetahuan sosial sangat penting untuk bekal siswa dalam bermasyarakat

kelak. Dengan kata lain kemampuan siswa terhadap mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa.

Kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan

sosial, motivasi sendiri ialah suatu kondisi dimana siswa merasa terdorong untuk

(16)

termotivasi dapat dilihat dari tanda bahwa dia, bergaiarah dan semangat dalam

mengikuti pelajaran tersebut.

Beberapa alasan mengapa siswa kurang termotivasi terhadap pelajaran IPS

disebabkan oleh beberapa faktor: 1) kurang mengetahui manfaat ilmu

pengetahuan sosial, maksudnya disini baik siswa, guru maupun orang tua siswa

kurang peka terhadap manfaat yang ditimbulkan apabila siswa tidak menguasai

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Sehingga motivasi untuk mengulang

pelajaran ilmu pengetahuan sosial sangat jarang dilakukan siswa dirumah karena

mereka manganggap sudah cukup anaknya belajar mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial disekolah. 2) kurangnya dukungan orang tua, dalam hal ini

orang tua beranggapan bahwa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial tidak lebih

penting dari mata pelajaran yang lain, sehingga anak pun enggan untuk

mendalami mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. 3) keterbatasan pengatahuan

guru dalam membelajarkan mata pelajaran ilmu pengetahuan guru. 4)

strategi/metode pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa, sehingga

siswa bosan pada saat mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial ini berlangsung.

Salah satu strategi untuk menarik perhatian dan semangat siswa dalam

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial ini adalah dengan menggunakan metode

action learning (belajar dengan melakukan). Dengan metode action learning

(belajar dengan melakukan) dalam proses pembelajaran diharapkan siswa dapat

belajar sambil melakukan, sehingga siswa termotivasi, semangat dan ada

ketertarikan siswa untuk mengikuti mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di

(17)

Agar kemampuan siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

dapat meningkat, peneliti sebagai calon pendidik berusaha memperbaiki metode

pembelajaran dikelas sebagai solusi untuk mengatasi asumsi bahwa mata

pelajaran ilmu pengetahuan sosial hanya mata pelajaran hapalan atau mata

pelajaran yang membosankan.

Metode yang digunakan peneliti adalah action learning (belajar dengan

melakukan). Dengan begitu peneliti berharap siswa dapat termotivasi dalam

mempelajari mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan mudah dan efektif.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat satu penelitian yang

berjudul : “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan

Menggunakan Strategi Action Learning Pada Mata Pelajaran IPS di kelas V

SD Negeri 104208 Cinta Rakyat”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

dapat diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain:

1) Rendahnya motivasi belajar siswa karena pembelajaran masih disajikan secara

verbal melalui kegiatan ceramah dan text book oriented.

2) Banyak siswa, guru maupun orang tua siswa yang menganggap sepele pada

mata pelajaran IPS dan lebih mementingkan mata pelajaran eksakta

3) Mata pelajaran IPS dianggap mata pelajaran hapalan, mata pelajaran yang

membosankan

4) Baik siswa, guru maupun orang tua kurang peka terhadap manfaat dari

(18)

5) Strategi/metode pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa, sehingga

siswa bosan pada saat mata pelajaran IPS ini berlangsung.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini lebih efektif, efisien,

terarah dan dapat dikaji. Mengingat luasnya bidang permasalahan dan

keterbatasan peneliti, maka penulis membatasi masalah penelitian pada aspek

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode action

learning (belajar dengan melakukan) pada pelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan RI kelas V SD Negeri No.104208 Cinta Rakyat Tahun Ajaran

2011/2012.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang dikemukakan

sehingga dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Apakah dengan menggunakan strategi action learning dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan

RI di kelas V SD Negeri 104208 Cinta rakyat?

1.5 Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi

Proklamasi Kemerdekaan RI di kelas V SD Negeri 104208 Cinta Rakyat.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Sebagai acuan bagi guru dalam melakukan pengajaran agar siswa dapat

tertarik pada pelajaran tersebut.

b. Sebagai masukan bagi guru untuk memotivasi belajar siswa pada pelajaran

(19)

2. Bagi Siswa

a. Memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.

b. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS baik secara proses maupun hasil

sehingga menghasilkan kualitas siswa yang baik pula di sekolah tersebut.

4. Bagi Peneliti

a. Dengan melakukan penelitian di sekolah secara langsung, peneliti

memperoleh pengalaman dan wawasan pembelajaran IPS di sekolah.

b. Sebagai sarana menambah pengetahuan, menjadikan bahan referensi bagi

(20)
(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan data penelitian yang dilakukan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan proklamasi kemerekaan RI dengan menggunakan Strategi Action Learning di SD Negeri 104208 Cinta Rakyat, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan Strategi Action Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS materi pokok proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Dengan Strategi Action Learning dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan pada 6 indikator motivasi belajar, yaitu : 1) tekun menghadapi tugas, 2) ulet menghadapi kesulitan, 3) menunjukkan minat yang tinggi terhadap bermacam-macam masalah, 4) bekerja mandiri, 5) dapat mempertahankan pendapatnya, 6) bekerja sama dalam mencari dan memecahkan masalah.

(22)

motivasi belajar yang baik dan sangat baik yaitu 83,3% (sangat baik) dan pada siklus II pertemuan II semakin meningkat lagi menjadi 28 orang siswa yang memiliki motivasi belajar baik dan sangat baik yaitu: 93,3% (sangat baik).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu :

1. Kepala sekolah memberikan pelatihan, menerangkan program-program pelatihan untuk peningkatan keterampilan guru dalam penerapan active learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Hendaknya diawal pembelajaran guru selalu memberikan motivasi dengan cara pemberian pujian agar siswa lebih percaya diri dan semangat dalam mengikuti pelajaran dikelas.

3. Hendaknya guru menggunakan Strategi Action Learning dalam pembelajaran dengan menyesesuaikan dengan materi yang diajarkan.

4. Orangtua mendukung siswa untuk kegiatan belajar mengajar dangan cara menyediakan sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar.

(23)
(24)

1

DAFTAR PUSTAKA

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Aqib, Zainal Dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arikonto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka cipta.

Dewi, R. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid, A. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variable-variable Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Silberman, M. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Insan Madani

Susilaningsih, Endang Dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Untuk Sd/Mi Kelas 5. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Syamsiyah, Siti Dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Untuk Sd/Mi Kelas 5. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Team Dosen. Buku Diktat:Pendidikan IPS SD Kelas Rendah

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, H. 2011. Teori Motivasi dan Pengukuran. Jakarta: Bumi Aksara.

www.12manage.com/method_revans_action_learning.html

(25)
(26)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

Nama : Auzi Nur Fauziah Ali

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 15 Februari 1990

Agama : Islam

Nama Ayah : Absor Arif Ali

Nama Ibu : Nurmiati

Pekerjaan Orangtua : Wiraswasta

Alamat : Jl. Angkatan 66 Ling I Aek. Kanopan,

Labuhan Batu Utara

Anak ke : 1dari 2 bersaudara

II. Riwayat Pendidikan

No. Nama Sekolah Tempat Tahun

1. SD Negeri 112279 Aek.Kanopan 1996-2002

2. SMP Negeri I Kualuh Hulu Aek.Kanopan 2002-2005

3. SMA Negeri I Rantau Utara Rantau Prapat 2005-2008

Gambar

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Penelitian ................................................
Grafik ..........................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan kualitas pro- ses dan peningkatan pemahaman konsep melalui penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik dan memberikan porsi lebih besar terhadap

Meskipun bukaan katup yang digunakan pada kompor bahan bakar minyak bintaro lebih tinggi, namun konsumsi dan daya yang dihasilkan tidak mampu melebihi daya yang dihasilkan

Bab ini berisi tentang anggaran daerah sektor publik, pengelolaan keuangan daerah, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, belanja modal, hubungan pendapatan asli daerah dan

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi cendawan Entomophthorales dan nematoda yang menginfeksi trips dan kutudaun pada tanaman mawar dan krisan di Balai

Hasil:setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga 3x kunjungan dalam satu minggu didapatkan hasil pengetahuan keluarga tentang penyakit asma bertambah, dan sedikit

Dalam mewujudkan SRA, SD Al Firdaus memiliki 5 strategi, yatu : (1)pengembangan mutu pendidikan, pengalaman belajar, dan perluasan akses belajar; (2)pengembangan

sangat kurang untuk pembelajaran IPA pada materi benda dan sifatnya ini, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

kerja dilihat dari arsitektur dasar Mikroprosesor pada beberapa jenis prosesor dari 8 bit sampai dengan 64 bit  Mahasiswa mampu1. membedakan model dan prinsip kerja dilihat