Ringkasan Pengkajian Keamanan Pangan Kedelai PRG event 305423
I. Pendahuluan
Kedelai PRG event 305423 merupakan kedelai produk rekayasa genetik dari perusahaan PT. Dupont yang mengandung dua kaset gen gm-fad2-1 dan gen gm-hra. Kaset gm-fad2-1 mengandung gen gm-fad2-1 yang menghasilkan fenotip asam lemak tak jenuh oleat tinggi pada biji kedelai melalui mekanisme gen silencing atau pembungkaman gen. Kaset gm-hra mengandung gen gm-hra yang menyandikan asetolaktat sintase (ALS) termodifikasi dan berfungsi sebagai marka seleksi serta dapat memberikan toleransi terhadap herbisida penghambat asetolaktat sintase (ALS). ALS ditemukan dalam bakteri, jamur, alga, dan tanaman (Friden et al, 1985;
Falco and Dumas, 1985; Mazur et al, 1987).
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.03.12.1563 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik dan surat penugasan dari Ketua Komisi Keamanan Hayati kepada Ketua Bidang Keamanan Pangan KKH PRG Nomor B- 16/KKH PRG/02/2015 tanggal 20 Februari 2015 perihal Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Komoditas Kedelai event 305423, TTKH telah melakukan pengkajian keamanan pangan kedelai PRG event 305423 berdasarkan informasi genetik dan informasi keamanan pangan yang terdiri atas kesepadanan substansial, alergenisitas, dan toksisitas sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Kedelai PRG event 305423 telah memperoleh sertifikat aman pangan di 11 negara yaitu Filipina (2013), Singapura (2012), Afrika Selatan (2011), Tiongkok (2011), Taiwan (2010), Australia (2010), Jepang (2010), Korea (2010), Kanada (2009), Amerika Serikat (2009), dan Meksiko (2008).
II. Informasi Genetik II.1 Elemen Genetik
Kedelai PRG event 305423 mengandung dua gen interes, yaitu gen gm- fad2-1 dan gen gm-hra. Gen gm-fad2-1 mengkode protein desaturase omega-6 yang bertanggung jawab menghasilkan asam lemak tak jenuh oleat tinggi, sedangkan gen gm-hra mengkode protein GM-HRA yang bertanggung jawab dalam toleransi terhadap herbisida penghambat asetolaktat sintase (ALS).
Selain itu kedelai PRG event 305423 juga mengandung promoter KTi3 (kunitz trypsin inhibitor) dan SAMS (S-adenosil L-metionina sintase), serta terminator KTi3 (kunitz trypsin inhibitor) dan ALS (asetolaktat sintase).
II.2 Sumber Gen Interes
Sumber gen interes kedelai PRG event 305423, gen gm-fad2-1 dan gm- hra, promoter KTi3 dan SAMS, terminator KTi3 dan ALS, berasal dari tanaman kedelai.
II.3 Sistem Transformasi
Kedelai PRG event 305423 dirakit melalui teknik ko-transformasi plasmid PHP19340A yang mengandung gen gm-fad2-1 dan plasmid PHP17752A yang mengandung gen gm-hra dengan penembakan partikel (microprojectile bombardment) pada embrio somatik sekunder yang berasal dari eksplan biji kedelai kultivar Jack.
II.4 Stabilitas Genetik
Analisis stabilitas genetik integrasi gen interes dari kedelai PRG event 305423 dengan Southern blot menunjukkan bahwa gen gm-fad2-1 dan gm- hra stabil sampai lima generasi. Stabilitas genetik pewarisan sifat menghasilkan asam lemak tak jenuh oleat tinggi dan toleransi terhadap herbisida penghambat ALS. Pola integrasi gen interes pada kedelai PRG event 305423 mengikuti hukum Mendel. Data dari analisis Southern blot menunjukkan bahwa kedelai PRG event 305423 mengandung satu kopi insert gen gm-fad2-1 dan gen gm-hra.
Dari kajian informasi genetik dapat disimpulkan bahwa:
1. Kedelai PRG event 305423 mengandung satu kopi insert gen gm-fad2-1 dan gm-hra; dan
2. Gen interes gm-fad2-1 dan gm-hra yang diintroduksikan ke kedelai PRG event 305423 stabil sampai lima generasi dan diwariskan mengikuti hukum Mendel.
III. Informasi Keamanan Pangan III.1. Kesepadanan Substansial
Pengkajian kesepadanan substansial kedelai PRG event 305423 dilakukan dengan mempelajari dokumen berikut:
a. “Molecular Characterization, Compositional Analysis, and Germination Evaluation of a High-Oleic Soybean Generated by the Suppression of FAD2-1 Expression” (Kent Brink, Chok-Fun Chui, Jr., Robert F. Cressman, Patrick Garcia, Nancy Henderson, Bonnie Hong, Carl A. Maxwell, Knut Meyer, James Mickelson, Kevin L. Stecca, Cheri W. Tyree, Natalie Weber, Weiqing Zeng, and Cathy X. Zhong), Crop Science, Vol. 54, September-October 2014: 2160-2174); dan
b. “Stage of Development Descriptions for Soybeans, Glycine max (L.) Merrill”
(Fehr et al. 1971, Crop Science 11:929-931).
Untuk tujuan pengkajian kesepadanan substansial dan pengkajian keamanan pangan lainnya, biji kedelai PRG event 305423, kedelai kontrol non PRG dan kedelai komersial lainnya ditanam di enam lokasi di Amerika Utara selama musim tanam tahun 2005. Keenam lokasi tersebut adalah Wyoming, IL; Richland, IA;
Paynesville, MN; York, NE; Thorndale, ON; dan Branchton, ON. Di setiap lokasi kedelai ditanam dengan rancangan complete randomized block yang terdiri dari empat blok dipisahkan oleh pembatas lahan untuk mengisolasi tanaman. Setiap dua baris tanaman kedelai PRG event 305423 atau kedelai
kontrol non PRG di setiap blok dipisahkan oleh dua baris tanaman kedelai komersial non PRG yang kematangannya relatif sama.
Sampel tanaman kedelai (forage) diambil pada tahap R3 atau saat polong baru mulai tumbuh (Fehr et al, 1971). Tanaman dipotong sekitar 2,54 cm di atas permukaan tanah dan dicacah menjadi potongan dengan panjang kurang dari 12,7 cm. Sampel biji kedelai dikumpulkan pada tahap R8 atau saat 95% polong telah matang (Fehr et al, 1971). Sampel dipertahankan pada suhu -20oC untuk penyimpanan dan pengangkutan.
Analisis komposisi baik untuk biji kedelai maupun tanaman kedelai dilakukan oleh EPL Bio Analytical Services, Inc. (Niantic, IL) berdasarkan protokol analisis standar (Berman et al. 2009), sedangkan isoflavon diekstrak dengan metanol 80%
dan diukur menggunakan HPLC dengan detektor UV. Laboratorium EPL Bio Analytical Services, Inc. telah beroperasi sesuai dengan standard Good Laboratory Practice (GLP) US EPA.
Analisis komposisi biji kedelai meliputi proksimat (protein, lemak, dan abu), ADF (acid detergent fiber), NDF (neutral detergent fiber), profil asam lemak dan asam amino, serta isoflavon (genistin, genistein, malonilgenistin, daidzin, malonildaidzin, glisitin, glisitein, dan malonilglisitin), dan zat antigizi (stakhiosa, rafinosa, lektin, asam fitat, dan inhibitor tripsin). Analisis komposisi tanaman kedelai meliputi proksimat (protein, lemak, dan abu), dan serat (ADF dan NDF).
Profil asam lemak yang dianalisis meliputi: asam miristat (14:0), asam palmitat (16:0), asam palmitoleat (16:1), asam heptadekanoat (17:0), asam heptadekenoat (17:1), asam stearat (18:0), asam oleat (18:1), asam linoleat (18:2), asam linolenat (18:3), asam arakidat (20:0), asam eikosenoat (20:1), asam behenat (22:0), dan asam lignoserat (24:0). Profil asam amino yang dianalis meliputi: metionin, sistin, lisin, triptofan, treonin, isoleusin, histidin, valin, leusin, arginin, fenilalanin, glisin, alanin, asam aspartat, asam glutamat, prolin, serin, dan tirosin.
Tujuan utama pengembangan kedelai PRG event 305423 secara rekayasa genetik adalah untuk meningkatkan kandungan asam lemak tak jenuh tunggal, yaitu asam oleat (18:1), dan menurunkan asam lemak tak jenuh ganda seperti asam linoleat (18:2) dan asam linolenat (18:3), serta menurunkan asam palmitat (16:0).
Hasil analisis komposisi asam lemak menunjukkan adanya perubahan secara nyata kandungan asam lemak tertentu pada kedelai PRG event 305423 dibandingkan dengan kedelai kontrol non PRG. Kadar asam oleat (18:1) pada kedelai PRG event 305423 secara nyata naik 3,5 kali lipat dibandingkan dengan kedelai kontrol non PRG (dari 211g/kg menjadi 765 g/kg). Selain itu, kadar asam linoleat secara nyata turun dari 525 g/kg ke 36,2 g/kg, juga kadar asam linolenat turun dari 93,5 g/kg ke 53,9 g/kg, sedangkan kadar asam palmitat turun dari 103,0 g/kg ke 62,8 g/kg. Kadar asam-asam lemak lainnya ada yang berubah, tetapi perubahannya kecil dan kadarnya secara umum kurang dari 2% komposisi asam lemak pada kedelai.
Kadar asam lemak pada kedelai PRG event 305423 tersebut di atas tidak sepadan secara substansial dengan kedelai kontrol non PRG. Meskipun demikian, ketidaksepadanan secara substansial ini merupakan target rekayasa genetik untuk memperoleh kedelai dengan kandungan oleat tinggi, serta kandungan linoleat, linolenat dan palmitat rendah. Dengan demikian, pengkajian keamanan pangan kedelai PRG event 305423 perlu difokuskan kepada uji toksikologi dan uji alergenisitas, serta studi pemberian pakan (feeding study) menggunakan hewan percobaan.
Hasil analisis komposisi menunjukkan bahwa komposisi proksimat kedelai PRG event 305423 baik pada biji kedelai maupun tanaman tidak berbeda nyata dengan kedelai kontrol non PRG. Komposisi proksimat dan serat kedelai PRG event 305423 dan kedelai kontrol non PRG masuk ke dalam kisaran komposisi kedelai pada umumnya.
Dalam hal kadar asam amino, tidak ada perbedaan yang nyata pada kedelai PRG event 305423 dengan kedelai kontrol non PRG. Kisaran kadar asam-asam amino kedelai PRG event 305423 dengan kedelai kontrol non PRG masuk ke dalam kisaran asam amino kedelai pada umumnya. Demikian juga komposisi zat antigizi (rafinosa, stakhiosa, lektin, asam fitat, dan inhibitor tripsin) serta isoflavon kedelai baik PRG maupun non PRG masuk ke dalam kisaran komposisi kedelai pada umumnya.
Dari hasil pengkajian kesepadanan substansial di atas dapat disimpulkan bahwa kedelai PRG event 305423 sepadan secara substansial dengan kedelai non PRG, kecuali dalam hal kadar asam lemak tertentu seperti oleat (18:1), linoleat (18:2), linolenat (18:3), dan palmitat (16:0). Kadar-kadar asam lemak tersebut pada kedelai PRG event 305423 berbeda dibandingkan dengan kedelai kontrol non PRG karena sengaja direkayasa secara genetik.
III.2 Alergenisitas
Uji alergenisitas dilakukan di Lab Pioneer Hi-Bred International, Inc., Amerika Serikat yang telah beroperasi sesuai dengan standard Good Laboratory Practice (GLP) US EPA. Potensi alergenik protein GM-HRA dinilai melalui analisis bioinformatika sekuen asam amino protein GM-HRA, evaluasi stabilitas protein GM-HRA menggunakan model pencernaan lambung dan usus secara in vitro;
serta penentuan status glikosilasi protein. Selain itu, screening sera dilakukan untuk memastikan belum berubahnya level alergen endogen dalam kedelai PRG event 305423.
III.2.1 Analisis Bioinformatika
Sekuen asam amino protein GM-HRA dibandingkan dengan data alergen yang berasal dari Food Allergy Research and Resource Program (FARRP), Universitas Nebraska, Basis Data Alergen (Versi 13, Januari 2013) yang memiliki data sekuen asam amino 1630 protein alergen. Identitas antara sekuen asam amino GM-HRA dan protein di database alergen dievaluasi menggunakan program sequence alignment FASTA35 (Pearson dan Lipman, 1988). Hasil analisis menunjukkan protein GM-HRA tidak memiliki kemiripan sekuen asam amino yang relevan dengan protein alergen yang diketahui.
Pembandingan sekuen asam amino pada fragmen 8 atau lebih asam amino menunjukkan tidak adanya homologi (Mathesius et.al, 2009).
Sekuen asam amino protein GM-HRA juga dianalisis dengan database Protein di NCBI. Pencarian kesamaan sekuen asam amino GM-HRA terhadap data Protein NCBI dilakukan menggunakan algoritma BLASTP 2.2.25. Hasil analisis menunjukkan protein GM-HRA tidak memiliki kemiripan sekuen asam amino yang relevan dengan protein alergen yang diketahui.
III.2.2. Analisis Konsentrasi Protein GM-HRA
Level protein GM-HRA ditentukan menggunakan metode penetapan kuantitatif kadar protein dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Jaringan yang dianalisa adalah jaringan daun, akar, hijauan, dan biji. Hasil analisis ekspresi protein GM-HRA menunjukkan konsentrasi rata-rata protein GM-HRA di enam lokasi pada daun, akar, hijauan, dan biji kedelai 305423 adalah 4,0, 0,18, 5,7, dan 2,5 ng/mg berat kering jaringan.
Tidak ada protein GM-HRA yang terdeteksi dalam sampel kontrol non- transgenik yang dianalisis. Hasil ini memastikan bahwa protein GM-HRA diekspresikan dalam daun, akar, hijauan, dan biji kedelai 305423.
III.2.3. Analisis Stabilitas Protein
Untuk pengujian stabilitas, protein GM-HRA dimurnikan sebagian dari jaringan daun kedelai PRG event 305423 melalui kromatografi imunoafinitas. Protein GM-HRA juga dioverekspresikan dalam E coli BL21(DE3), dan dimurnikan dengan metode yang sama.
Karakterisasi protein GM-HRA yang diekspresikan di dalam tanaman dan mikroba dilakukan melalui teknik: elektroforesis gel poliakrilamida sodium dodesil sulfat (SDS-PAGE), analisis Western blot, pewarnaan glikoprotein pada protein untuk menentukan modifikasi pasca-translasional, penentuan massa peptida triptik berdasarkan spektrometri massa (MALDI-MS) untuk memastikan identitas protein; dan analisis sekuen asam amino terminal-N untuk lebih lanjut memastikan identitas protein. Hasil analisis menunjukkan kesamaan protein GM-HRA pada tanaman dan protein GM-HRA pada E.coli.
Stabilitas protein GM-HRA terhadap degradasi enzimatik oleh pepsin dan pankreatin dievaluasi menggunakan model pencernaan lambung dan usus secara in vitro. Protein GM-HRA dihidrolisis dengan cepat dalam simulasi cairan lambung dan usus, yaitu kurang dari 30 detik dalam cairan lambung yang mengandung pepsin pada pH 1,2 dan dalam waktu kurang dari 1 menit dalam cairan usus yang mengandung pankreatin pada pH 7,5.
Hasil studi termostabilitas menunjukkan aktivitas enzim GM-HRA dihambat seluruhnya setelah inkubasi selama 15 menit pada suhu 50°C. Dari hasil elektroforesis gel poliakrilamida sodium dodesil sulfat (SDS-PAGE) protein GM-HRA ditemukan tidak terglikosilasi seperti yang ditunjukkan oleh pewarnaan spesifik glikoprotein.
Hasil screening sera menggunakan immunoblot dan ELISA menunjukkan bahwa pengikatan IgE kedelai PRG event 305423 tidak terubah dan hampir sama dengan kontrol non PRG. Oleh karena itu, tingkat alergen endogen dalam kedelai PRG event 305423 sebanding dengan yang ada dalam kedelai kontrol non PRG.
Berdasarkan hasil pengkajian alergenisitas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kedelai PRG event 305423 yang mengandung protein GM- HRA menunjukkan tidak berpotensi menimbulkan alergi.
III.3 Uji Toksisitas III.3.1 Uji Toksisitas Akut
Pengujian toksisitas akut yang dilakukan terhadap protein ALS (acetolactate synthase) termodifikasi yang disebut juga sebagai GM-HRA telah dipublikasikan (Mathesius et al, 2009). Protein GM-HRA merupakan satu- satunya protein baru yang diekspresikan dalam kedelai PRG event 305423.
Berhubung jumlah protein yang dihasilkan oleh tanaman kedelai sangat sedikit, maka untuk keperluan pengujian, protein GM-HRA diproduksi pada bakteri Escherichia coli strain BL21. Ekivalensi protein GM-HRA yang dihasilkan oleh tanaman kedelai PRG event 305423 dengan yang dihasilkan oleh bakteri E.coli, telah diuji dan dilaporkan (Mathesius et al, 2009). Hasil pengujian tersebut menyimpulkan bahwa protein GM-HRA yang dihasilkan oleh bakteri E.coli ekivalen dengan protein GM-HRA yang dihasilkan oleh tanaman kedelai PRG event 305423.
Uji Toksisitas akut dilakukan di DuPont Haskell Global Centers for Health and Environmental Sciences (Newark, DE) (Mathesius et al, 2009). Bahan yang diuji berupa protein GM-HRA yang disuspensikan dalam air yang telah dihilangkan ionnya (deionized water), sebagai pembanding digunakan bovine serum albumin (BSA) yang juga disuspensikan dalam air tanpa ion, dan sebagai kontrol digunakan air tanpa ion. Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan mencit strain CD-1 jantan dan betina, masing-masing 5 ekor per kelompok.
Pengujian toksisitas akut protein GM-HRA sebagai dosis tunggal dilakukan dengan cara cekokan (oral gavage) pada mencit yang diikuti dengan periode observasi selama 14 hari. Desain percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut: kelompok 1 diberi cekokan suspensi protein GM-HRA (dosis 2000 mg/kg BB, setara dengan 436 mg GM-HRA/kg BB), kelompok 2 diberi cekokan suspensi BSA (2000 mg/kg BB), dan kelompok 3 diberi cekokan air tanpa ion.
Penimbangan berat badan dilakukan pada hari ke 0, diikuti pada hari ke 1, 2, 4, 7 dan 14 setelah dilakukan pencekokan. Pengamatan terhadap adanya kelainan klinis dilakukan sepanjang pengujian berlangsung selama 14 hari.
Pada hari ke 14 semua mencit dimatikan, kemudian dilakukan pembedahan untuk pemeriksaan patologi makro.
Selama pengujian berlangsung tidak terdapat mencit yang mati maupun sakit.
Mencit pada semua kelompok perlakuan menunjukkan penambahan berat badan dibandingkan dengan hari ke 0. Selain itu, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kelainan klinis pada mencit akibat perlakuan pemberian protein GM-HRA. Pengujian ini menunjukkan bahwa protein GM-HRA tidak bersifat toksik pada mencit.
III.4 Studi Pemberian Pakan pada Ayam Broiler
Studi pemberian pakan telah dilakukan pada ayam broiler dan telah dilaporkan (McNaughton, 2008).
Kedelai yang digunakan dalam studi ini adalah dalam bentuk bungkil yang terdiri dari meals, sekam dan minyak kedelai yang diproses dalam kondisi yang sama dengan GLP Technology (Navasota, TX). Sekam dan minyak yang ditambahkan dalam pakan masing-masing 1% dan 0,5%. Bahan yang digunakan antara lain kedelai non PRG, kedelai PRG event 305423, serta sebagai referensi adalah kedelai varietas Pioneer 93B86, 93B15, 93M40.
Studi ini menggunakan ayam broiler jantan dan betina komersial (Ross x Ross 308) yang diperoleh dari Maryland hatchery; berumur 0 hari (day of hatch).
Dalam studi ini digunakan 600 ekor ayam broiler jantan dan betina yang dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan perlakuan yaitu kedelai PRG event 305423, kontrol dan referensi. Setiap kelompok terdiri dari 120 ekor (50% jantan, 50%
betina) yang ditempatkan dalam 12 kandang sebagai ulangan, dalam satu kandang terdapat 10 ekor (5 jantan dan 5 betina). Pengamatan dilakukan selama 42 hari, periode awal hari ke 0 sampai ke 21, periode pertumbuhan hari ke 22 sampai ke 35 dan periode akhir hari ke 36 sampai ke 42. Parameter pengamatan meliputi: pertambahan berat badan, konsumsi pakan, efisiensi pakan dan mortalitas.
Hasil studi menunjukkan tidak ditemukan adanya perbedaan nyata pada parameter yang diukur pada kontrol, kedelai PRG event 305423 dan referensi, antara lain pertambahan berat badan (P= 0,58), konsumsi pakan dan efisiensi pakan (P= 0,84). Selama studi terjadi kematian ayam pada semua kelompok (PRG dan non PRG) sebanyak 0,83%.
Hasil studi menunjukkan nilai gizi kedelai PRG event 305423 sebanding dengan kedelai kontrol non PRG.
IV. Kesimpulan
Atas dasar hasil pengkajian tentang informasi genetik, kesepadanan substansial, alergenisitas, dan toksisitas disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian informasi genetik diketahui bahwa:
a. kedelai PRG event 305423 mengandung satu kopi insert gen gm-fad2-1 dan gm-hra; dan
b. gen interes gm-fad2-1 dan gm-hra diintroduksikan ke kedelai PRG event 305423 stabil sampai lima generasi dan diwariskan mengikuti hukum Mendel.
2. Hasil pengkajian keamanan pangan disimpulkan bahwa:
a. kedelai PRG event 305423 sepadan secara substansial dengan kedelai non PRG, kecuali dalam hal kadar asam lemak tertentu seperti oleat (18:1), linoleat (18:2), linolenat (18:3), dan palmitat (16:0);
b. kedelai PRG event 305423 yang mengandung protein GM-HRA tidak menunjukkan adanya potensi menimbulkan alergi;
c. kedelai PRG event 305423 yang mengandung protein GM-HRA termasuk ke dalam golongan bahan yang tidak toksik; dan
d. kedelai PRG event 305423 mempunyai nilai nutrisi sebanding dengan kedelai kontrol non PRG.
3. TTKH menilai bahwa kedelai PRG event 305423 yang diajukan adalah aman untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan.
4. Apabila kemudian ditemukan data dan informasi baru yang tidak sesuai dengan data keamanan pangan yang diperoleh hingga saat ini, maka status keamanan pangan kedelai PRG event 305423 perlu dikaji ulang.
5. Apabila setelah ditetapkan aman pangan, kemudian produk tersebut terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia maka pemohon wajib melakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan, serta menarik kedelai PRG event 305423 dari peredaran.
6. Kedelai PRG event 305423 tidak boleh digunakan sebagai pakan ternak sampai memperoleh sertifikat keamanan pakan dan tidak boleh dibudidayakan sampai memperoleh sertifikat keamanan lingkungan.
V. Daftar Acuan
Berman, K.H., G.G. Harrigan, S.G. Riordan, M.A. Nemeth, C. Hanson, M.
Smith, R. Sorbet, E. Zhu, and W.P. Ridley. 2009. Compositions of seed, forage, and Processed Fractions from Insect-Protected Soybean MON87701 are Equivalent to Those of Conventional Soybean. J. Agric. Food Chem. 57:11360 –11369.
Falco and Dumas. 1985. Genetic Analysis of Mutants of Saccharomyces cerevisiae Resistant to The Herbicide Sulfometuron Methyl. Central Research and Development Department, Experimental Station, E.I. du Pont de Nemours and Company, Wilmington Delaware 19898.
Fehr et.al. 1971. Stage of Development Descriptions for Soybeans, Glycine Max (L.) Merrill. Crop Science 11: 929-931
Gaska, J. 2006. Soybean Growth and Development, University of Wisconsin, Madison, WI. http://soybean.uwex.edu/library/soybean/morphology/ documents /04_soy_growth_ development.pdf.
Kent Brink, Chok-Fun Chui, Jr., Robert F. Cressman, Patrick Garcia, Nancy Henderson, Bonnie Hong, Carl A. Maxwell, Knut Meyer, James Mickelson, Kevin L. Stecca, Cheri W. Tyree, Natalie Weber, Weiqing Zeng, and Cathy X.
Zhong. 2014. Molecular Characterization, Compositional Analysis, and Germination Evaluation of a High-Oleic Soybean Generated by the Suppression of FAD2-1 Expression. Crop Science, Vol. 54, September-October 2014: 2160- 2174.
Mathesius CA, JF Barnett Jr, RF Cressman, J Ding, C Carpenter, GS Ladics, J Schmidt , RJ Layton, JXQ Zhang, LM Appenzeller, G Carlson, S Ballou, B Delaney, 2009. Safety assessment of a modified acetolactate synthase protein (GM-HRA) used as a selectable marker in genetically modified soybeans.
Regulatory Toxicology and Pharmacology, 55:309–320.
Mazur BJ, Chok-Fun Chui, JK. Smith, 1987. Isolation and Characterization of Plant Genes Coding for Acetolactate Synthase, the Target Enzyme for Two Classes of Herbicides. Central Research and Development Department, E. L Du Pont de Nemours & Co., Experimental Station 402, Wilmington, Delaware 19898.
Mc.Naughton, et al. 2008. Comparison of Broiler Performance When Fed Diets Containing event DP-305423, Nontransgenic Near-Isoline Control, or Commercial Reference Soybean Meal, Hulls, and Oils. Poultry Science 87:2549-2561.