• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kerja Sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Profesional Care Pada Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP Di Provinsi Bali).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kerja Sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Profesional Care Pada Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP Di Provinsi Bali)."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI PENGARUHDUE PROFESSIONAL CAREPADA KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)

SKRIPSI

Oleh :

NATASHA RIZKY ANNISA NIM : 1215351185

HALAMAN JUDUL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PENGALAMAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI PENGARUHDUE PROFESSIONAL CAREPADA KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)

SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN

Oleh :

NATASHA RIZKY ANNISA NIM : 1215351185

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar

(3)

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji

pada tanggal : 29 Januari 2016

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak ………...

2. Sekretaris : Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak, CPA ………...

3. Anggota : Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si ………...

Pembimbing

Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak,CPA NIP. 19560108 198503 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di

dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur –

unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang–undangan

yang berlaku.

Denpasar, 28 Januari 2016 Mahasiswa,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat

rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh

Due Professional Care pada Kualitas Audit” dapat diselesaikan sesuai dengan yang

telah direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimaksih kepada :

1. Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak, CPA pembimbing atas waktu,

bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

2. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. Ni Luh Wiagustini, SE., M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonmi dan

Bisnis Universitas Udayana.

4. Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE.,

M.Si., masing–masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. I Gede Supartha Wisadha, SE., M.Si., Ak, sebagai Pembimbing Akademik.

6. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak, dosen pembahas atas waktu,

masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

7. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si, dosen penguji atas masukan dan saran yang

(6)

8. Keluarga tercinta Papa, Mama, atas bantuan, doa dan dukungannya yang tulus

dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Udayana.

9. Rudi Alif Rianto, yang telah memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian

skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat tercinta Ganitri, Wilda, Tari, Ayu, Intan.

11. Seluruh teman-teman S1 Akuntansi Non Reguler dan Ekstensi Angkatan 2012.

12. Semua pihak yang telah membentu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis akan tetap

bertanggungjawab atas semua isi skripsi yang dibuat penulis. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Januari 2016

(7)

Judul : Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit

Nama : Natasha Rizky Annisa NIM : 1215351185

Abstrak

Pengalaman auditor merupakan salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan dalam proses analitis. auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Auditor yang memiliki pengalaman lebih atas pemahaman laporan keuangan akan lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalaha-kesalahan dalam laporan keuangan, dan dapatmengelompokkan kesalahan berdasar pada tujuan auditdan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Auditor yang memiliki pengalaman dan due professional care akan dapat menciptakan kualitas audit yang baik. Kualitas audit merupakan kemungkinan auditor akan menemukan kesalahan, kekeliruan, dan kelalaian material atas laporan keuangan klien secara baik, benar dan tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengalaman pada kualitas audit serta pengaruh moderasi komitmen auditor dalam hubungan antara pengalaman dengan kualitas audit.

Metode penelitan yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif berbentuk asosiatif. Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Provinsi Bali yang telah terdaftar dalam Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yaitu berjumlah sembilan KAP dengan jumlah total seluruh auditor sebanyak 80 auditor. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik purposive. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi moderasi.

Pengembalian kuesioner pada penelitian ini sebesar 54 kuesioner, dengan jumlah yang digunakan sebanyak 33 kuesioner. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana ditemukan bahwa due professional care berpengaruh positif pada kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi due professional care maka akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Dari hasil regresi moderasi ditemukan bahwa pengalaman kerja mampu memoderasi dimana pengaruh yang diberikan memperlemahdue professional carepada kualitas audit.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... 73

PERNYATAAN ORISINALITAS... 75

KATA PENGANTAR... 76

ABSTRAK ... 78

DAFTAR ISI... 79

DAFTAR TABEL ... 82

DAFTAR GAMBAR... 83

DAFTAR LAMPIRAN ... 84 BAB IPENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4. Kegunaan Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4.1. Kegunaan Teoritis...Error! Bookmark not defined. 1.4.2. Kegunaan Praktis...Error! Bookmark not defined. 1.5. Sistematika Penulisan ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. BAB IKAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

2.1. Landasan Teori ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.1.1. Teori Keagenan...Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Teori Atribusi...Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Auditing...Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Due Professional Care...Error! Bookmark not defined. 2.1.5. Pengalaman Auditor...Error! Bookmark not defined. 2.1.6. Kualitas Audit...Error! Bookmark not defined. 2.2. Hipotesis Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.2.1 Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit.Error! Bookmark not defined.

(9)

3.1. Desain Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.2. Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

3.3. Obyek Penelitian...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.4. Variabel Penelitian...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5. Definisi Operasional Variabel ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5.1. Due Professional Care (X1)...Error! Bookmark not defined. 3.5.2. Pengalaman Kerja (X2)...Error! Bookmark not defined. 3.5.3. Kualitas Audit (Y)...Error! Bookmark not defined. 3.6. Jenis dan Sumber Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.6.1. Jenis Data...Error! Bookmark not defined. 3.6.2. Sumber Data...Error! Bookmark not defined. 3.7. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

3.7.1. Populasi...Error! Bookmark not defined. 3.7.2. Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.7.3. Metode Penentuan Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.8. Metode Pengumpulan Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.9. Instrumen Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.9.1. Uji Validitas...Error! Bookmark not defined. 3.9.2. Uji Reliabilitas...Error! Bookmark not defined. 3.10.Teknik Analisis Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.10.1. Analisi Statistik Deskriptif...Error! Bookmark not defined. 3.10.2. Uji Asumsi Klasik...Error! Bookmark not defined. 3.10.3. Analisis Regresi...Error! Bookmark not defined. BAB IVDATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....Error! Bookmark not defined.

4.1. Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

(10)

4.5.2. Uji Heteroskedastisitas...Error! Bookmark not defined. 4.6. Analisis Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.6.1. Hasil uji regresi linear sederhanaError! Bookmark not defined. 4.6.2. Moderated Regression Analysis (MRA)...Error! Bookmark not defined.

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.7.1. Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit...Error! Bookmark not defined.

4.7.2. Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due

(11)

DAFTAR TABEL

NO Tabel Halaman

3. 1 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar, 2015...Error! Bookmark not defined.

3. 2 Rincian Jumlah Auditor pada KAP di Denpasar 2015...Error! Bookmark not defined.

4. 1 Daftar Penyebaran dan Pengembalian KuesionerError! Bookmark not defined.

4. 2 Perincian Pengembalian dan Penggunaan Kuesioner ....Error! Bookmark not defined.

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk

meningkatkan tingkat keandalan laporan keuangan. Akuntan publik

memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan

keputusan bagi para pengguna. Profesi akuntan publik merupakan profesi

kepercayaan masyarakat, di mana masyarakat mengharapkan penilaian yang

bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2011). Laporan keuangan yang

telah diaudit oleh akuntan publik, kewajarannya lebih dapat dipercaya

dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum d

iaudit oleh akuntan publik.Untuk mengetahui tingkat kewajaran laporan

keuangan tersebut, peran akuntan independen menjadi sangat penting untuk

memberikan nilai, jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan, dapat

diandalkan dan bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh

kekeliruan dan kecurangan dengan pemberian opini (Takiah et al., 2010).

Profesi akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen seharusnya

memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan

(Saripudin dkk., 2012). Akuntan publik bertanggung jawab untuk memberi

keyakinan memadai dan opini tentang kewajaran laporan keuangan.

(16)

kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran

pada sistem akuntansi klien. Namun, di era persaingan yang sangat ketat seperti

sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada

tantangan-tantangan yang berat.Menurut Chow dan Rice dalam Kawijaya dan

Juniarti (2002), manajemen perusahaan berusaha menghindari opini wajar

dengan pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan

dan kompensasi yang diperoleh manajer. Namun, laporan keuangan yang

diaudit adalah hasil proses negosiasi antara auditor dengan klien (Antle dan

Nalebuff 1991 dalam (Ng dan Tan, 2003). Disinilah auditor berada dalam situasi

yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam

memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan

dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain auditor juga harus bisa

memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayarfee atas jasanya

agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di

waktu yang akan datang. Mereka sama-sama harus mempertahankan

eksistensinya di peta persaingan dengan perusahaan kompetitor atau rekan

seprofesinya (Singgih dan Icuk, 2010). Posisi seperti inilah yang menempatkan

auditor pada situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas

auditnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, auditor harus dapat mempertahankan dan

meningkatkan kualitas audit sebagai hasil dari pekerjaannya. Kualitas audit ini

(17)

keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan oleh

(Saripudin dkk, 2012).

Dalam memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam

menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik

akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di

Indonesia. Setiap audit harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam

melaksanakan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga

dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi atau permintaan pihak tertentu untuk

memenuhi kepentingan pribadinya (Khomsiyah dan Indriantoro,1988).

Faktor penting dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit

adalah pengalaman dan due professional care. Penting bagi auditor untuk

mengimplementasikandue professional caredalam pekerjaan auditnya (Singgih

dan Icuk, 2010). Due professional care memiliki arti kemahiran professional

yang cermat dan seksama (Saripudin dkk, 2012). Maraknya skandal keuangan

yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak

besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Hal tersebut

akan memunculkan suatu pertanyaan besar dalam masyarakat yaitu mengapa

justru semua kasus tersebut melibatkan profesi akuntan publik yang seharusnya

mereka sebagai pihak ketiga yang independen yang memberikan jaminan atas

relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan (Singgih dan Icuk, 2010).

Hussey dan Lan (2001) mengatakan bahwa sebuah audit hanya dapat menjadi

efektif jika auditor bersikap independen dan dipercaya untuk lebih cenderung

(18)

penting yang harus diterapkan oleh para akuntan publik agar tercapainya

kualitas audit yang memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.

Selain due professional care pengalaman juga mempengaruhi kualitas

audit. Djaddang dan Agung (2002) dalam Rahmawati dan Winarna (2002)

mengungkapkan auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang

meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman.Auditor yang memiliki

pengalaman lebih atas pemahaman laporan keuangan akan lebih mampu

memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam

laporan keuangan, dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasar pada tujuan

audit (Libby et al, 1985).Pengalaman audit ditunjukkan dengan jam terbang

dalam melakukan prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas laporan

auditnya. Auditor yang mempunyai pengalaman yang berbeda, akan berbeda

pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama

melakukan pemeriksaan dan juga dalam memberi simpulan audit terhadap

obyek yang diperiksa berupa pemberian pendapat. Karena alasan seperti

diungkapkan di atas, pengalaman kerja telah dipandang sebagai faktor penting

dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas

auditnya.

Padapenelitian yang dilakukan Nataline (2007) dan Saripudin (2012)

menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor

yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar

dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman. Hal ini juga didukung oleh

(19)

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit ditinjau dari persepsi auditor atas

pelatihan dan keahlian, independensi dan penggunaan kemahiran profesional.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mansur (2007) menemukan bahwa

pendidikan dan pengalaman, pelatihan, sikap skeptis dan keyakinan yang

memadai berpengaruh positif terhadap kualitas audit

Padapenelitian Ajie (2009) dan Muliani (2010) menunjukkan bahwa

pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Bawono (2010) pada KAP Big Four di

Indonesia yang menggunakan variabel independensi, pengalaman, due

professional care dan akuntabilitas sebagai variabel independen dan kualitas

audit sebagai variabel dependen menyimpulkan bahwa pengalaman tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit dan due professional care berpengaruh

terhadap kualitas audit. Hasil beberapa penelitian tersebut terjadi ketidak

konsistenan hasil. Diduga pengaruh due professional care pada kualitas audit

diperkuat atau diperlemah oleh pengalaman kerja. Oleh karena itu, pengalaman

kerja dimasukkan sebagai variabel moderasi. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka peneliti mengambil judul “Pengalaman Kerja sebagai

Pemoderasi Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit (Studi

Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)”.

(20)

Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan

masalahsebagai berikut:

1) Apakah terdapat pengaruhdue professional care pada kualitas audit?

2) Apakah pengalaman kerja memoderasi pengaruhdue professional care pada

kualitas audit?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dinyatakan,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Apakah terdapat pengaruhdue professional care pada kualitas audit?

2) Apakah pengalamankerja memoderasi pengaruhdue professional care pada

kualitas audit?

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

1) Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas mengenai pengaruh

due professional care terhadap kualitas audit yang dimoderasi oleh

pengalaman kerja.

2) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penyempurnaan dan perbandingan

dari penelitian terdahulu mengenai mengenai kualitas audit

1.4.2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sumber

informasi dan refrensi bagi auditor mengenai pentingnya pengalaman auditor

(21)

1.5. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang

satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini,

dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai landasan teori penelitian yaitu, teori

atribusi, teori harapan, auditing, tipe-tipe auditor, standar audit,

pengalaman auditor auditor, komitmen organisasional, komitmen

profesional, dan kualitas audit. Selain itu, akan dibahas juga

rumusan hipotesis penelitian.

Bab 3 Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi atau ruang

lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel,

definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi,

sampel, dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data,

(22)

Bab 4 Hasil dan Analisis

Bab ini akan menguraikan gambaran umum data, hasil analisis

datadan pembahasan hasil penelitian.

Bab 5 Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian

dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan adanya konflik antara

manajemen selaku agen dengan pemilik selakuprincipal. Jensen dan Meckling

(1976) dalam Badjuri (2011), menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu

kontrak antara satu atau lebih principal yang melibatkan agen untuk

melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian

wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Principal ingin mengetahui

segala informasi termasuk aktivitas manajemen, yang terkait dengan investasi

atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan

pertanggungjawaban pada agen (manajemen). Berdasarkan laporan tersebut

principal menilai kinerja manajemen. Tetapi yang sering kali terjadi adalah

kecenderungan manajemen untuk melakukan tindakan yang membuat

laporannya kelihatan baik, sehingga kinerjanya dianggap baik.

Dalam teori keagenan auditor sebagai pihak ketiga membantu memahami

konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agen. Auditor

independen dapat menghindarkan terjadinya kecurangan dalam laporan

keuangan yang dibuat oleh manajemen. Taylor (1997) dalam Sari dan Sudana

(2013) mengatakan bahwa auditor tidak seharusnya memihak pihak manapun.

(24)

perusahaan, namun juga pihak lain yangmenaruh kepercayaan atas pekerjaan

auditor.

2.1.2. Teori Atribusi

Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang

menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya (Suartana,

2010). Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab

perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal

misalnya sifat, karakter, sikap, dan lain-lain ataupun eksternal misalnya tekanan

situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku

individu (Ayuningtyas, 2012). Situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku

seseorang dalam persepsi sosial yang disebut dengan dispositional attributions

dan situational attributions (Gordon and Graham, 2006).Dispositional

attributions atau penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku individual

yang ada dalam diri seseorang seperti keperibadian, persepsi diri, kemampuan,

motivasi sedangkan situational attributions atau penyebab eksternal yang

mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti

kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori atribusi karena peneleti

ingin mengetahui dampak dari karakteristik personal auditor terhadap kualitas

audit. Karakterisitk personal auditor merupakan salah satu penentu terhadap

kualitas audit yang akan dilakukan karena merupakan suatu faktor internal yang

(25)

2.1.3. Auditing

Mulyadi (2011:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mangenai

pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada

pemakai yang berkepentingan (Arens et al 2008).Halim (2008:1)

mengemukakan bahwa auditing merupakan proses sistematis untuk menghimpun

dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang tindakan

maupun kejadian ekonomi untuk menentukan apakah asersi tersebut telah sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan dan selanjutnya disampaikan kepada para

pengguna laporan yang berkepentingan.

Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi

untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan

kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang

kompeten dan independen.

2.1.4. Due Professional Care

Menurut (Singgih, 2010) due professional care memiliki arti kemahiran

professional yang cermat dan seksama, kecermatan dan keseksamaan dalam

penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan

skeptisme profesional. Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu

(26)

Louwers, et al (2008)mengungkapkan auditor yang tidak menggunakan

sikap due professional care cenderung gagal dalam mengungkapkan penipuan

dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Penggunaan due profrssional

care memungkinkan auditor untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh

kekeliruan maupun kecurangan.

2.1.5. Pengalaman Auditor

Pengalaman merupakan atribut yang sangat penting yang harus dimiliki

auditor. Pengalaman auditor yang dimaksud disini adalah pengalaman auditor

dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu

ataupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Mulyadi (2011), jika

seorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari

pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih

berpengalaman. Knoers dan Haditono (1999) dalam Asih (2006 :12) mengatakan

bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan

perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non

formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang

kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Menurut Horngren (2001:40)

Pengalaman auditor merupakan ukuran tentang lama waktu dan masa kerjanya

yang telah dilalui seseorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaannya dengan

baik. Penelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan

mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman.

(27)

bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring

dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Nataline (2007), menyatakan

bahwa pengalaman auditor (lebih dari 2 tahun) dapat menentukan

profesionalisme, kinerja, komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor

melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.

Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Putri Noviyani (2002 :483) jika

seorang auditor berpengalaman, maka.

1) Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan

2) Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan

3) Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim

4) Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat

terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal

menjadi relatif lebih menonjol

Libby dan Frederick (1990) menemukan bahwa auditor yang lebih

berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan

sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Pengalaman merupakan salah

satu hal penting, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan

menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara

auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan jauh berbeda,

demikian juga dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Purnamasari (2005)

memberikan kesimpulan yaitu seorang auditor yang memiliki pengalaman kerja

yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1)

(28)

munculnya kesalahan.Salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan

dalam proses analitis adalah pengalaman auditor (Marchant, 1989).Auditor yang

memiliki pengalaman dan lama masa kerja akan dapat menciptakan kualitas audit

yang baik (Rahmatika, 2011).

2.1.6. Kualitas Audit

Menurut Goetsh and Davis dalam (Rinta, 2008) kualitas merupakan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,

dan lingkungan yang memenuhi yang memenuhi atau melebihi harapan.Menurut

De Angelo dalam Alim, dkk,(2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai

probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran. Kane

dan Velury (2005), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor

eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk

penyimpangan lainnya.Kualitas ini harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit

hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi (Hidayat, 2011).

Berbagai pandangan tentang kualitas audit dikemukakan oleh para ahli, De

Angelo (1981) dalam Restu dan Nastia (2013) menyatakan bagaimana seorang

auditor akan menemukan lalu melaporkan penyimpangan yang ditemui saat

pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Rosnidah (2010) dalam Restu dan

Nastia (2013) adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar

sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran

yang dilakukan klien.De Angelo dalam Kusharyanti (2003) mendefinisikan

kualitas audit sebagai kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan

(29)

Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada

kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah

saji tergantung pada independensi auditor.Bila auditor dapat menyelesaikan

pekerjaannya secara professional, maka kualitas audit akan mendapatkan hasil

yang terjamin karena kualitas audit merupakan keluaran utama dari

profesionalisme. Kualitas audit yang baik akan dihasilkan laporan keuangan

yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.

2.2. Hipotesis Penelitian

2.2.1 PengaruhDue Professional Careterhadap Kualitas Audit

Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan

dalam bisnis jasa akuntan publik. Agar dapat bertahan di tengah persaingan

yang ketat, masing-masing Kantor Akuntan Publik harus dapat menghimpun

klien sebanyak mungkin namun Kantor Akuntan Publik tersebut juga harus

memperhatikan kualitas kerjanya, sehingga selain dapat menghimpun klien

sebanyak mungkin, kantor tersebut juga dapat semakin dipercaya oleh

masyarakat luas. Jika kualitas kerja terus dipertahankan bahkan ditingkatkan

oleh KAP, maka jasa yang dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. Untuk

meningkatkan mutu dari kualitas audit maka seorang auditor harus mematuhi

syarat dasar untuk menjadi auditor dimana auditor harus menerapkan sikap due

professional care dan melaksanakan prinsip etika auditor dalam melakukan audit

agar hasil dari audit suatu laporan keuangan dapat dipercaya dan berkualitas

(30)

publik karena merupakan syarat diri yang penting untuk di implementasikan

dalam pekerjaan audit (Badjuri, 2011).

Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat

dan seksama. Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa due professional

care merupakan hal yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik

dalam melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang

memadai. Hal ini senada dengan penelitian Nirmala dan Cahyonowati

(2013) yang menyatakan bahwa auditor yang dapat mengimplementasikandue

professional caredalam pekerjaan auditnya dengan baik, maka hasil audit yang

dihasilkan akan semakin berkualitas. Rahman (2009) meneliti tentang pengaruh

kompetensi, independensi, dan due profesional care terhadap kualitas audit.

Hasilnya adalah ketiga variabel independen tersebut berpengaruh terhadap

kualitas audit. Selain itu, variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas

audit adalah due profesional care. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H1:Due Professional Careberpengaruh terhadap kualitas audit.

2.2.2. Pengalaman Kerja Memoderasi Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit

Menurut Taufik (2008) seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam

suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan

(31)

peristiwa-mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor. Klien akan puas dengan

pekerjaan akuntan publik jika akuntan publik memiliki pengalaman melakukan

audit, responsive dan melakukan pekerjaan dengan tepat dan sebagainya

(Christiawan, 2002). Maka dengan adanya pengalaman kerja yang semakin

lamadiharapkan auditor dapat semakin baik dalam pendeteksian salah saji atau

kecurangan yang terjadi.Menurut Badjuri (2011) pengalaman kerjatelah

dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor,dalam

hal ini yaitu kualitas audit. Auditor harus secara terus menerus mengikuti

perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya.Choo dan Trotman

(1991) menyatakan bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan suatu

keselahan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Menurut Bawono dan Singgih (2010) due profesional care memiliki arti

kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Pemeriksa harus

memperhatikan prinsip-prinsip layanan atas kepentingan publik serta

memelihara integritas,objektivitas,dan independensi dalam menerapkan

kemahiran profesionalnya serta mewajibkan pemeriksa melaksanakan

pemeriksaannya berdasarkan Standar Pemeriksaan. Terdapat standar umum

pemeriksaan kemahiran profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan

skeptisme profesional, yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti

audit yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti

audit tersebut. Pemeriksa menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman

yang dituntut oleh profesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti dan

(32)

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama atau due

professional carememungkinkan auditor memperoleh keyakinan yang memadai

bahwa salah saji material atau ketidak akuratan yang signifikan dalam laporan

akan terdeteksi sehingga akan menghasilkan laporan keuangan bebas dari salah

saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.

Herdiningsih dan Oktaviani (2012) membuktikan bahwadue professional

care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dalam hal ini

auditor yang profesional, cermat dan hati-hati dalam melakukan pertimbangan

serta selalu menjaga etika akan dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.

Selamet (2012) menyimpulkan pengalaman kerja berengaruh terhadap kualitas

audit.Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh audito rmaka akan

semakin baik kualitas hasil audit yang dihasilkan. Hal ini didukung dengan

adanya penelitian Nugraha (2013) yang menunjukan bahwa due professional

care berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurutnya kemahiran profesional

dan keyakinan yang memadai atas bukti yang ditemukan akan membantu

auditor dalam melaksanakan audit. Berdasarkan penjelasan diatas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : pengalaman kerja memoderasi pengaruh due professional care pada

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini telah menganalisis motivasi belajar mahasiswa, analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan metode role play berpengaruh terhadap

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747), “Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

Target yang ingin dicapai adalah mendapatkan komposisi reagen alkalisasi dan reagen karboksimetilasi terbaik dalam pembuatan CMC dari limbah ampas tebu sehingga

Meskipun penelitian ini dilakukan di materi Fisika, tidak menutup kemungkinan bahwa pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk akan berpengaruh positif terhadap prestasi

[r]

Skripsi dengan judul : Analisis Molecular Docking Fitokimia Famili Liliaceae terhadap Reseptor Estrogen α pada Kanker Payudara

Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Hasil dari penelitian ini dapat mengungkap dan membuktikan teori kecerdasan majemuk, terutama kecerdasan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul EVALUASI KESESUAIAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN DI APOTEK PUSKESMAS