PENGALAMAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI PENGARUHDUE PROFESSIONAL CAREPADA KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)
SKRIPSI
Oleh :
NATASHA RIZKY ANNISA NIM : 1215351185
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
PENGALAMAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI PENGARUHDUE PROFESSIONAL CAREPADA KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)
SKRIPSI
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
NATASHA RIZKY ANNISA NIM : 1215351185
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana Denpasar
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal : 29 Januari 2016
Tim Penguji Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak ………...
2. Sekretaris : Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak, CPA ………...
3. Anggota : Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si ………...
Pembimbing
Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak,CPA NIP. 19560108 198503 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di
dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur –
unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang–undangan
yang berlaku.
Denpasar, 28 Januari 2016 Mahasiswa,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat
rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh
Due Professional Care pada Kualitas Audit” dapat diselesaikan sesuai dengan yang
telah direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimaksih kepada :
1. Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak, CPA pembimbing atas waktu,
bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.
2. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
3. Prof. Dr. Ni Luh Wiagustini, SE., M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonmi dan
Bisnis Universitas Udayana.
4. Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE.,
M.Si., masing–masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5. I Gede Supartha Wisadha, SE., M.Si., Ak, sebagai Pembimbing Akademik.
6. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak, dosen pembahas atas waktu,
masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.
7. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si, dosen penguji atas masukan dan saran yang
8. Keluarga tercinta Papa, Mama, atas bantuan, doa dan dukungannya yang tulus
dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Udayana.
9. Rudi Alif Rianto, yang telah memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian
skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat tercinta Ganitri, Wilda, Tari, Ayu, Intan.
11. Seluruh teman-teman S1 Akuntansi Non Reguler dan Ekstensi Angkatan 2012.
12. Semua pihak yang telah membentu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis akan tetap
bertanggungjawab atas semua isi skripsi yang dibuat penulis. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, Januari 2016
Judul : Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit
Nama : Natasha Rizky Annisa NIM : 1215351185
Abstrak
Pengalaman auditor merupakan salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan dalam proses analitis. auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Auditor yang memiliki pengalaman lebih atas pemahaman laporan keuangan akan lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalaha-kesalahan dalam laporan keuangan, dan dapatmengelompokkan kesalahan berdasar pada tujuan auditdan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Auditor yang memiliki pengalaman dan due professional care akan dapat menciptakan kualitas audit yang baik. Kualitas audit merupakan kemungkinan auditor akan menemukan kesalahan, kekeliruan, dan kelalaian material atas laporan keuangan klien secara baik, benar dan tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengalaman pada kualitas audit serta pengaruh moderasi komitmen auditor dalam hubungan antara pengalaman dengan kualitas audit.
Metode penelitan yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif berbentuk asosiatif. Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Provinsi Bali yang telah terdaftar dalam Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yaitu berjumlah sembilan KAP dengan jumlah total seluruh auditor sebanyak 80 auditor. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik purposive. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi moderasi.
Pengembalian kuesioner pada penelitian ini sebesar 54 kuesioner, dengan jumlah yang digunakan sebanyak 33 kuesioner. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana ditemukan bahwa due professional care berpengaruh positif pada kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi due professional care maka akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Dari hasil regresi moderasi ditemukan bahwa pengalaman kerja mampu memoderasi dimana pengaruh yang diberikan memperlemahdue professional carepada kualitas audit.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN... 73
PERNYATAAN ORISINALITAS... 75
KATA PENGANTAR... 76
ABSTRAK ... 78
DAFTAR ISI... 79
DAFTAR TABEL ... 82
DAFTAR GAMBAR... 83
DAFTAR LAMPIRAN ... 84 BAB IPENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4. Kegunaan Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4.1. Kegunaan Teoritis...Error! Bookmark not defined. 1.4.2. Kegunaan Praktis...Error! Bookmark not defined. 1.5. Sistematika Penulisan ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. BAB IKAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
2.1. Landasan Teori ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.1.1. Teori Keagenan...Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Teori Atribusi...Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Auditing...Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Due Professional Care...Error! Bookmark not defined. 2.1.5. Pengalaman Auditor...Error! Bookmark not defined. 2.1.6. Kualitas Audit...Error! Bookmark not defined. 2.2. Hipotesis Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.2.1 Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit.Error! Bookmark not defined.
3.1. Desain Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.2. Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
3.3. Obyek Penelitian...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.4. Variabel Penelitian...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5. Definisi Operasional Variabel ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5.1. Due Professional Care (X1)...Error! Bookmark not defined. 3.5.2. Pengalaman Kerja (X2)...Error! Bookmark not defined. 3.5.3. Kualitas Audit (Y)...Error! Bookmark not defined. 3.6. Jenis dan Sumber Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.6.1. Jenis Data...Error! Bookmark not defined. 3.6.2. Sumber Data...Error! Bookmark not defined. 3.7. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
3.7.1. Populasi...Error! Bookmark not defined. 3.7.2. Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.7.3. Metode Penentuan Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.8. Metode Pengumpulan Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.9. Instrumen Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.9.1. Uji Validitas...Error! Bookmark not defined. 3.9.2. Uji Reliabilitas...Error! Bookmark not defined. 3.10.Teknik Analisis Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.10.1. Analisi Statistik Deskriptif...Error! Bookmark not defined. 3.10.2. Uji Asumsi Klasik...Error! Bookmark not defined. 3.10.3. Analisis Regresi...Error! Bookmark not defined. BAB IVDATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....Error! Bookmark not defined.
4.1. Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
4.5.2. Uji Heteroskedastisitas...Error! Bookmark not defined. 4.6. Analisis Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.6.1. Hasil uji regresi linear sederhanaError! Bookmark not defined. 4.6.2. Moderated Regression Analysis (MRA)...Error! Bookmark not defined.
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.7.1. Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit...Error! Bookmark not defined.
4.7.2. Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due
DAFTAR TABEL
NO Tabel Halaman
3. 1 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar, 2015...Error! Bookmark not defined.
3. 2 Rincian Jumlah Auditor pada KAP di Denpasar 2015...Error! Bookmark not defined.
4. 1 Daftar Penyebaran dan Pengembalian KuesionerError! Bookmark not defined.
4. 2 Perincian Pengembalian dan Penggunaan Kuesioner ....Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk
meningkatkan tingkat keandalan laporan keuangan. Akuntan publik
memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan
keputusan bagi para pengguna. Profesi akuntan publik merupakan profesi
kepercayaan masyarakat, di mana masyarakat mengharapkan penilaian yang
bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2011). Laporan keuangan yang
telah diaudit oleh akuntan publik, kewajarannya lebih dapat dipercaya
dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum d
iaudit oleh akuntan publik.Untuk mengetahui tingkat kewajaran laporan
keuangan tersebut, peran akuntan independen menjadi sangat penting untuk
memberikan nilai, jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan, dapat
diandalkan dan bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh
kekeliruan dan kecurangan dengan pemberian opini (Takiah et al., 2010).
Profesi akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen seharusnya
memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan
(Saripudin dkk., 2012). Akuntan publik bertanggung jawab untuk memberi
keyakinan memadai dan opini tentang kewajaran laporan keuangan.
kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran
pada sistem akuntansi klien. Namun, di era persaingan yang sangat ketat seperti
sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada
tantangan-tantangan yang berat.Menurut Chow dan Rice dalam Kawijaya dan
Juniarti (2002), manajemen perusahaan berusaha menghindari opini wajar
dengan pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan
dan kompensasi yang diperoleh manajer. Namun, laporan keuangan yang
diaudit adalah hasil proses negosiasi antara auditor dengan klien (Antle dan
Nalebuff 1991 dalam (Ng dan Tan, 2003). Disinilah auditor berada dalam situasi
yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam
memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan
dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain auditor juga harus bisa
memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayarfee atas jasanya
agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di
waktu yang akan datang. Mereka sama-sama harus mempertahankan
eksistensinya di peta persaingan dengan perusahaan kompetitor atau rekan
seprofesinya (Singgih dan Icuk, 2010). Posisi seperti inilah yang menempatkan
auditor pada situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas
auditnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, auditor harus dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas audit sebagai hasil dari pekerjaannya. Kualitas audit ini
keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
(Saripudin dkk, 2012).
Dalam memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam
menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik
akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di
Indonesia. Setiap audit harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam
melaksanakan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga
dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi atau permintaan pihak tertentu untuk
memenuhi kepentingan pribadinya (Khomsiyah dan Indriantoro,1988).
Faktor penting dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit
adalah pengalaman dan due professional care. Penting bagi auditor untuk
mengimplementasikandue professional caredalam pekerjaan auditnya (Singgih
dan Icuk, 2010). Due professional care memiliki arti kemahiran professional
yang cermat dan seksama (Saripudin dkk, 2012). Maraknya skandal keuangan
yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak
besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Hal tersebut
akan memunculkan suatu pertanyaan besar dalam masyarakat yaitu mengapa
justru semua kasus tersebut melibatkan profesi akuntan publik yang seharusnya
mereka sebagai pihak ketiga yang independen yang memberikan jaminan atas
relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan (Singgih dan Icuk, 2010).
Hussey dan Lan (2001) mengatakan bahwa sebuah audit hanya dapat menjadi
efektif jika auditor bersikap independen dan dipercaya untuk lebih cenderung
penting yang harus diterapkan oleh para akuntan publik agar tercapainya
kualitas audit yang memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.
Selain due professional care pengalaman juga mempengaruhi kualitas
audit. Djaddang dan Agung (2002) dalam Rahmawati dan Winarna (2002)
mengungkapkan auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang
meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman.Auditor yang memiliki
pengalaman lebih atas pemahaman laporan keuangan akan lebih mampu
memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam
laporan keuangan, dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasar pada tujuan
audit (Libby et al, 1985).Pengalaman audit ditunjukkan dengan jam terbang
dalam melakukan prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas laporan
auditnya. Auditor yang mempunyai pengalaman yang berbeda, akan berbeda
pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama
melakukan pemeriksaan dan juga dalam memberi simpulan audit terhadap
obyek yang diperiksa berupa pemberian pendapat. Karena alasan seperti
diungkapkan di atas, pengalaman kerja telah dipandang sebagai faktor penting
dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas
auditnya.
Padapenelitian yang dilakukan Nataline (2007) dan Saripudin (2012)
menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor
yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar
dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman. Hal ini juga didukung oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit ditinjau dari persepsi auditor atas
pelatihan dan keahlian, independensi dan penggunaan kemahiran profesional.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mansur (2007) menemukan bahwa
pendidikan dan pengalaman, pelatihan, sikap skeptis dan keyakinan yang
memadai berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Padapenelitian Ajie (2009) dan Muliani (2010) menunjukkan bahwa
pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Bawono (2010) pada KAP Big Four di
Indonesia yang menggunakan variabel independensi, pengalaman, due
professional care dan akuntabilitas sebagai variabel independen dan kualitas
audit sebagai variabel dependen menyimpulkan bahwa pengalaman tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit dan due professional care berpengaruh
terhadap kualitas audit. Hasil beberapa penelitian tersebut terjadi ketidak
konsistenan hasil. Diduga pengaruh due professional care pada kualitas audit
diperkuat atau diperlemah oleh pengalaman kerja. Oleh karena itu, pengalaman
kerja dimasukkan sebagai variabel moderasi. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka peneliti mengambil judul “Pengalaman Kerja sebagai
Pemoderasi Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)”.
Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan
masalahsebagai berikut:
1) Apakah terdapat pengaruhdue professional care pada kualitas audit?
2) Apakah pengalaman kerja memoderasi pengaruhdue professional care pada
kualitas audit?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dinyatakan,
maka tujuan penelitian ini adalah:
1) Apakah terdapat pengaruhdue professional care pada kualitas audit?
2) Apakah pengalamankerja memoderasi pengaruhdue professional care pada
kualitas audit?
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis
1) Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas mengenai pengaruh
due professional care terhadap kualitas audit yang dimoderasi oleh
pengalaman kerja.
2) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penyempurnaan dan perbandingan
dari penelitian terdahulu mengenai mengenai kualitas audit
1.4.2. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sumber
informasi dan refrensi bagi auditor mengenai pentingnya pengalaman auditor
1.5. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang
satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini,
dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai landasan teori penelitian yaitu, teori
atribusi, teori harapan, auditing, tipe-tipe auditor, standar audit,
pengalaman auditor auditor, komitmen organisasional, komitmen
profesional, dan kualitas audit. Selain itu, akan dibahas juga
rumusan hipotesis penelitian.
Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi atau ruang
lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel,
definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi,
sampel, dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data,
Bab 4 Hasil dan Analisis
Bab ini akan menguraikan gambaran umum data, hasil analisis
datadan pembahasan hasil penelitian.
Bab 5 Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian
dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan adanya konflik antara
manajemen selaku agen dengan pemilik selakuprincipal. Jensen dan Meckling
(1976) dalam Badjuri (2011), menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu
kontrak antara satu atau lebih principal yang melibatkan agen untuk
melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian
wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Principal ingin mengetahui
segala informasi termasuk aktivitas manajemen, yang terkait dengan investasi
atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan
pertanggungjawaban pada agen (manajemen). Berdasarkan laporan tersebut
principal menilai kinerja manajemen. Tetapi yang sering kali terjadi adalah
kecenderungan manajemen untuk melakukan tindakan yang membuat
laporannya kelihatan baik, sehingga kinerjanya dianggap baik.
Dalam teori keagenan auditor sebagai pihak ketiga membantu memahami
konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agen. Auditor
independen dapat menghindarkan terjadinya kecurangan dalam laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen. Taylor (1997) dalam Sari dan Sudana
(2013) mengatakan bahwa auditor tidak seharusnya memihak pihak manapun.
perusahaan, namun juga pihak lain yangmenaruh kepercayaan atas pekerjaan
auditor.
2.1.2. Teori Atribusi
Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang
menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya (Suartana,
2010). Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab
perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal
misalnya sifat, karakter, sikap, dan lain-lain ataupun eksternal misalnya tekanan
situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku
individu (Ayuningtyas, 2012). Situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku
seseorang dalam persepsi sosial yang disebut dengan dispositional attributions
dan situational attributions (Gordon and Graham, 2006).Dispositional
attributions atau penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku individual
yang ada dalam diri seseorang seperti keperibadian, persepsi diri, kemampuan,
motivasi sedangkan situational attributions atau penyebab eksternal yang
mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti
kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori atribusi karena peneleti
ingin mengetahui dampak dari karakteristik personal auditor terhadap kualitas
audit. Karakterisitk personal auditor merupakan salah satu penentu terhadap
kualitas audit yang akan dilakukan karena merupakan suatu faktor internal yang
2.1.3. Auditing
Mulyadi (2011:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mangenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan (Arens et al 2008).Halim (2008:1)
mengemukakan bahwa auditing merupakan proses sistematis untuk menghimpun
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang tindakan
maupun kejadian ekonomi untuk menentukan apakah asersi tersebut telah sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan dan selanjutnya disampaikan kepada para
pengguna laporan yang berkepentingan.
Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan
kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen.
2.1.4. Due Professional Care
Menurut (Singgih, 2010) due professional care memiliki arti kemahiran
professional yang cermat dan seksama, kecermatan dan keseksamaan dalam
penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan
skeptisme profesional. Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu
Louwers, et al (2008)mengungkapkan auditor yang tidak menggunakan
sikap due professional care cenderung gagal dalam mengungkapkan penipuan
dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Penggunaan due profrssional
care memungkinkan auditor untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan maupun kecurangan.
2.1.5. Pengalaman Auditor
Pengalaman merupakan atribut yang sangat penting yang harus dimiliki
auditor. Pengalaman auditor yang dimaksud disini adalah pengalaman auditor
dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu
ataupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Mulyadi (2011), jika
seorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari
pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih
berpengalaman. Knoers dan Haditono (1999) dalam Asih (2006 :12) mengatakan
bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non
formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang
kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Menurut Horngren (2001:40)
Pengalaman auditor merupakan ukuran tentang lama waktu dan masa kerjanya
yang telah dilalui seseorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaannya dengan
baik. Penelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan
mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman.
bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring
dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Nataline (2007), menyatakan
bahwa pengalaman auditor (lebih dari 2 tahun) dapat menentukan
profesionalisme, kinerja, komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor
melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.
Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Putri Noviyani (2002 :483) jika
seorang auditor berpengalaman, maka.
1) Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan
2) Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan
3) Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim
4) Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat
terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal
menjadi relatif lebih menonjol
Libby dan Frederick (1990) menemukan bahwa auditor yang lebih
berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan
sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Pengalaman merupakan salah
satu hal penting, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan
menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara
auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan jauh berbeda,
demikian juga dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Purnamasari (2005)
memberikan kesimpulan yaitu seorang auditor yang memiliki pengalaman kerja
yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1)
munculnya kesalahan.Salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan
dalam proses analitis adalah pengalaman auditor (Marchant, 1989).Auditor yang
memiliki pengalaman dan lama masa kerja akan dapat menciptakan kualitas audit
yang baik (Rahmatika, 2011).
2.1.6. Kualitas Audit
Menurut Goetsh and Davis dalam (Rinta, 2008) kualitas merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi yang memenuhi atau melebihi harapan.Menurut
De Angelo dalam Alim, dkk,(2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai
probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran. Kane
dan Velury (2005), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor
eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk
penyimpangan lainnya.Kualitas ini harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit
hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi (Hidayat, 2011).
Berbagai pandangan tentang kualitas audit dikemukakan oleh para ahli, De
Angelo (1981) dalam Restu dan Nastia (2013) menyatakan bagaimana seorang
auditor akan menemukan lalu melaporkan penyimpangan yang ditemui saat
pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Rosnidah (2010) dalam Restu dan
Nastia (2013) adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar
sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran
yang dilakukan klien.De Angelo dalam Kusharyanti (2003) mendefinisikan
kualitas audit sebagai kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan
Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada
kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah
saji tergantung pada independensi auditor.Bila auditor dapat menyelesaikan
pekerjaannya secara professional, maka kualitas audit akan mendapatkan hasil
yang terjamin karena kualitas audit merupakan keluaran utama dari
profesionalisme. Kualitas audit yang baik akan dihasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
2.2. Hipotesis Penelitian
2.2.1 PengaruhDue Professional Careterhadap Kualitas Audit
Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan
dalam bisnis jasa akuntan publik. Agar dapat bertahan di tengah persaingan
yang ketat, masing-masing Kantor Akuntan Publik harus dapat menghimpun
klien sebanyak mungkin namun Kantor Akuntan Publik tersebut juga harus
memperhatikan kualitas kerjanya, sehingga selain dapat menghimpun klien
sebanyak mungkin, kantor tersebut juga dapat semakin dipercaya oleh
masyarakat luas. Jika kualitas kerja terus dipertahankan bahkan ditingkatkan
oleh KAP, maka jasa yang dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. Untuk
meningkatkan mutu dari kualitas audit maka seorang auditor harus mematuhi
syarat dasar untuk menjadi auditor dimana auditor harus menerapkan sikap due
professional care dan melaksanakan prinsip etika auditor dalam melakukan audit
agar hasil dari audit suatu laporan keuangan dapat dipercaya dan berkualitas
publik karena merupakan syarat diri yang penting untuk di implementasikan
dalam pekerjaan audit (Badjuri, 2011).
Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat
dan seksama. Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa due professional
care merupakan hal yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik
dalam melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang
memadai. Hal ini senada dengan penelitian Nirmala dan Cahyonowati
(2013) yang menyatakan bahwa auditor yang dapat mengimplementasikandue
professional caredalam pekerjaan auditnya dengan baik, maka hasil audit yang
dihasilkan akan semakin berkualitas. Rahman (2009) meneliti tentang pengaruh
kompetensi, independensi, dan due profesional care terhadap kualitas audit.
Hasilnya adalah ketiga variabel independen tersebut berpengaruh terhadap
kualitas audit. Selain itu, variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas
audit adalah due profesional care. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1:Due Professional Careberpengaruh terhadap kualitas audit.
2.2.2. Pengalaman Kerja Memoderasi Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit
Menurut Taufik (2008) seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam
suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan
peristiwa-mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor. Klien akan puas dengan
pekerjaan akuntan publik jika akuntan publik memiliki pengalaman melakukan
audit, responsive dan melakukan pekerjaan dengan tepat dan sebagainya
(Christiawan, 2002). Maka dengan adanya pengalaman kerja yang semakin
lamadiharapkan auditor dapat semakin baik dalam pendeteksian salah saji atau
kecurangan yang terjadi.Menurut Badjuri (2011) pengalaman kerjatelah
dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor,dalam
hal ini yaitu kualitas audit. Auditor harus secara terus menerus mengikuti
perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya.Choo dan Trotman
(1991) menyatakan bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan suatu
keselahan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.
Menurut Bawono dan Singgih (2010) due profesional care memiliki arti
kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Pemeriksa harus
memperhatikan prinsip-prinsip layanan atas kepentingan publik serta
memelihara integritas,objektivitas,dan independensi dalam menerapkan
kemahiran profesionalnya serta mewajibkan pemeriksa melaksanakan
pemeriksaannya berdasarkan Standar Pemeriksaan. Terdapat standar umum
pemeriksaan kemahiran profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan
skeptisme profesional, yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti
audit yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti
audit tersebut. Pemeriksa menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman
yang dituntut oleh profesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti dan
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama atau due
professional carememungkinkan auditor memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa salah saji material atau ketidak akuratan yang signifikan dalam laporan
akan terdeteksi sehingga akan menghasilkan laporan keuangan bebas dari salah
saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.
Herdiningsih dan Oktaviani (2012) membuktikan bahwadue professional
care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dalam hal ini
auditor yang profesional, cermat dan hati-hati dalam melakukan pertimbangan
serta selalu menjaga etika akan dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
Selamet (2012) menyimpulkan pengalaman kerja berengaruh terhadap kualitas
audit.Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh audito rmaka akan
semakin baik kualitas hasil audit yang dihasilkan. Hal ini didukung dengan
adanya penelitian Nugraha (2013) yang menunjukan bahwa due professional
care berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurutnya kemahiran profesional
dan keyakinan yang memadai atas bukti yang ditemukan akan membantu
auditor dalam melaksanakan audit. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : pengalaman kerja memoderasi pengaruh due professional care pada