• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

PANITIA KERJA PANITIA KHUSUS UNDANG-UNDANG BANK INDONESIA MENGENAI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS

UNDANG-UNDANG NOMOR 23TAHUN1999 TENTANG BANK INDONESIA

---~---

--- - ---- ---- --- --- --- ---

T ahun Sidang Masa Sidang Jenis Rapat Deng an

Rapat ke Sifat Rapat Hari, Tanggal Waktu

Acara

Tempat

Pimpinan Rapat Sekretaris Rapat Hadir

Pimpinan:

2001 -2002 II

Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) - Menko Perekonomian

- Menteri Kehakiman - Bank Indonesia Terbuka

11 Desember 2001 Pukul 11.00 -13.00 WIB 1. Pengantar Ketua Rapat 2. Tanya Jawab

3. Lain-lain

Ruang Rapat Pansus "C" Nusantara II, Gedung DPR-RI - Senayan, Jakarta Ir. Daryatmo Mardiyanto

Ors. lskandar Nasution 30 Anggota dari 50

1. Ir. Daryatmo Mardiyanto (Fraksi Partai Golkar)

(2)

I. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN 1. Ir. Benny Pasaribu

2. Teodorus Fransisco Toemion 3. Didi Supriyanto, SH

4. Zulfan Lindan 5. Panda Nababan II. FRAKSI PARTAI GOLKAR

1. Ir. Daryatmo Mardiyanto 2. Ors. H. Paskah Suzeta, MBA 3. Ors. Usman Ermulan

4. Azhar Muchlis

5. Marthin Bria Seran, B.Sc.

Ill. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 1. H. Faisal Baasir, SH

2. H. M. Danial Tandjung 3. H. Sofyan Usman

4. Ors. H. Endin AJ. Soefihara, MM IV. FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA

1. H. Taufikurrahman Saleh, SH, M.Si.

2. Ors. Sofwan Chudorie 3. Ors. Ali Masykur Musa, M.Si.

4. H. Aris Azhari Siagian V. FRAKSI REFORMASI

1. Ors. H. Rizal Djalil, MM

2. H. Syamsul Balda, SE, MBA, MM, M.Sc.

3. Ors. H. Munawar Sholeh VI. FRAKSI TNl/POLRI

1. Affandi, S.IP.

2. Ors. Sutanto, MM, M.Si.

VII. FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG 1. H. M. S. Kaban, SE

Vlll.FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA 1. F. X. Sumitro, SH

IX. FRAKSI PART Al DAULA T UMAT 1. Ors. H Abdullah Alwahdy

X. FRAKSI PART Al DAU LAT KASIH BANGSA 1. Gregorius Seto Harianto

(RAPAT DIBUKA PUKUL: 09. 00 WIB)

(3)

KETUA RAPAT:

Skorsing sidang panitia kerja dicabut. lbu dan Bapak sekalian setelah beristirahat kita segera memulai sidang panitia kerja hari Minggu ini dan tepat pada pukul 11.00 kita melanjutkan kembali pembahasan yang tertunda tadi malam. Terlebih dahulu perlu disampaikan mengenai jadwal untuk sesi pagi ini dimulai pukul 11.00 dan akan diskors pada pukul 13.00, saya kira bisa kita setujui. Selanjutnya saya akan membahas DIM yang sudah tersedia di depan kita, halaman 31 dari buku kita pada bagian bawah adalah DIM yang akan kita bahas kemarin tetapi, DIM 299 dan 300 tapi sepakat akan kita lanjutkan pada hari ini sebagai awal pembahasan DIM 299.

ANGGOTA F. TNllPOLRI (DRS. SUTANTO, MM, MS.I):

lnterupsi Sdr. Pimpinan. Sebelum saya sedikit kembali ke DIM 259 pasal 47, DIM 259 pasal 47 huruf c itu dihapus konsekwensi logis dari hal ini maka di ayat 2 itu perlu disesuaikan yaitu kalau di ayat 2 pasal 47 lama saya bacakan, kalau melihat naskah DIM tidak ada mohon dilihat di buku biru, saya bacakan dalam hal anggota dewan gubernur melakukan salah satu atau lebih larangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, huruf b dan huruf c maka saran penyempurnaannya ayat 2 ini adalah huruf a dan huruf b dan huruf c nya dihilangkan, ini untuk tim perumus terima kasih.

ANGGOTA F.TNl/POLRI (DRS. SUPRIADI):

Ketua, luar biasa saya kira ini membantu pekerjaan walaupun memang sulit sekali.

KETUA RAPAT:

T erima kasih atas usulnya, masih di pak Didi.

ANGGOT A F. TNl/POLRI ( DRS. SUPRIADI ) :

Kalau tadi Pak Tanto kembali ke Dim 249, saya kembali ke DIM 297 yang sudah kita setujui tapi nanti tolong catatan di penjelasannya supaya itu diperbaiki nanti karena tadi malam ada usulan dari Bl kan waktu ada persetujuan dari DPR supaya jadi catatan saja.

KETUA RAPAT:

Baik, jadi dua masalah ini tapi masalah yang pertama disampaikan pak Tarto saya kira kita setuju semua. Baik kemudian yang disampaikan pak Didi berkaitan dengan DIM 297 itu artinya adalah memang elemen-elemen atau faktor yang menjadi perhatian kita dan catatan itu saya mohon masukan, saya bisa diterima ya. Pemerintah barangkali ada usul lain.

PEMERINT AH :

Jadi konsekwensi dari penerimaan DIM 297 menjadi rumusannya sudah disempurnakan tentu merupakan konsekwensinya kalau kemarin titik beratnya adalah obligasi tetapi ada

(4)

pertimbflngan bahwa obligasi akan segera diundangkan tergc:mtung pada persiapan kita semua, tapi juga memberikan penekanan bahwa rekapitalisasi itu hanya berlaku satu kali.

Tetapi untuk memberikan penekanan lebih jauh bahwa upaya-upaya yang dilakukan tersebut segala sesuatunya berhubungan dengan persetujuan DPR.

ANG GOT A FKKI ( F .X SUMITRO, S.H. ):

lnterupsi, kalau rekapitalisasi seratus kali jangan di atur disini pak karena ini Undang- undang 81 tidak ada hubungannya dengan rekapitalisasi, yang itu juga sudah diatur dalam peraturan pemerintah bahwa rekapitalisasi hanya boleh dilakukan sekali, jadi itu saja, kalau usul dari pak Didi tadi bahwa obligasi harus mendapat persetujuan itu bagus, itu bisa saja dimasukan ke dalam.

KETUA RAPAT:

Baik jadi catatan dari pak Didi kita terima. (KETOK PALU). Baik silahkan pak Rizal.

ANGGOTA F. REFORMASI (DRS. H. DJALIL, MM.):

Bapak pimpinan memang untuk menjaga betul-betul tidak terjadi penyalahgunaan dimasa yang akan datang kami mengusulkan tambahan kata-kata bahwa itu hanya menyangkut surat-surat hutang berjangka pendek. Kalau sampai surat hutang berjangka panjang memang kemungkinan disalahgunakan pemerintah cukup besar jadi kami ingin ditambahkan, surat utang utang Negara berjangka pendek, penyempurnaan mas.

ANG GOT A F .PDIP ( THEODOR US FRANSISCO TOEMION ) :

lnterupsi pak. Dimana ini kemarin sudah di ketok mungkin lebih baik dimasukan kedalam penjelasan. Karena kan format ini sudah ketok, nanti kan yang diketok dirubah lagi, diketok dirubah lagi karena itu bisa ditampung di penjelasan. Kita dari DPR sendiri sudah mengantisipasi akan dirumuskan di penjelasan.

PEMERINTAH:

Saya kira itu betul sudah diketok dan masuk penjelasan dan juga catatan dari saya tadi supaya kita semakin ada pintu-pintunya di situ yang tidak mudah di lalui.

ANGGOTA F.PPP ( H. FAISAL BASIR, SH.):

lnterupsi pimpinan kalau boleh saya ingatkan memang ini sudah diketok tapi sangat berbahaya kalau tidak ada jangka pendek, ini sangat berbahaya apalagi di pasar primer ini sangat berbahaya sekali. Jadi kalau saya boleh menghimbau bagaimana kalau izinkan satu round lagi karena pertama kami khawatir inikan pasar primer, lagi-lagi pemerintah, Bl jadi kasir pemerintah lagi tuh ya ini untuk operasi pasar saja. apalagi kalau berbicara obligasi sudah berapa ratus trilyun, kalau harus ke pasar primer itu sangat berbahaya. Kalau saya boleh ingin putar satu round lagi pak.

(5)

ANGGOTA F.PDIP ( THEODORUS FRANSISCO TOEMION):

Ketua, saya ingin konfirmasi terlebih dahulu, sebenarnya apakah masuk dipenjelasan dengan dua substansi itu masih kurang.

ANGGOTA F.TNl/POLRI (DRS. SUPRIADI):

Saya interupsi keterangan pak Theo tadi, saya tidak setuju dibuka round lagi itu kita sudah bersepakat seperti itu hanya di dalam penjelasan nanti yang dijelaskan yang dimaksud surat hutang itu adalah surat hutang jangka pendek. Sehingga tidak bisa diselewengkan dengan adanya penjelasan itu. Kai au tidak sesuai dengan penjelasan pak dari pak Solihin berarti bertentangan dengan Undang.undang itu sendiri. Demikian terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan pak Tanto.

ANGGOTA F. TNl/POLRI (DRS. SUTANTO, MM, MS.I ) : Terima kasih saudara pimpinan.

Saya akan memanfaatkan putaran pertama ini dengan suatu background misalnya upaya amandemen ini untuk menyempurnakan sehingga walaupun sudah diketok tapi seandainya ada pemikiran kearah penyempurnaan dan itu akan berakibat fatal alangkah baiknya tambahan sisipan kata itu kalau benar, maaf saya kurang paham dalam hal ini seandainya benar mungkin lebih tegas yang jangka pendek ini dicantumkan dalam batang tubuh tidak sekedar di penjelasan. Jadi kalau ini rnemang dianggap fatal mohon kiranya mengacu tujuan penyempurnaan. Perubahan ini adalah untuk penyempurnaan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik silahkan pemerintah.

PEMERINTAH:

Jadi saya kira walaupun kami mewakili pemerintah tapikan ini tidak tahu kapan permainannya berakhir kapan. Siapa tahu pemerintah yang akan datang memanfaatkan Pasal ini untuk melakukan defisit financing yang jor·joran yang bisa memang berbahaya. Oleh karena itu adalah lebih bertanggung jawab buat kita semua kalau mernang kita masukan kalimat berjangka pendek dan itu juga parallel pemerintah akan memasukan rencana Undang·

undang obligasi kepada DPR dimana di situ mengatur soal obligasi jangka pendek dan setiap kali tentu meski mendapat izin dari DPR kalau pemerintah mengeluarkan nya ini hanya buat berjaga-jaga saja. tapi menurut kami ini penting karena bisa salah di interpretasikan.

(6)

..

KETUA RAPAT:

T erima kasih dari pemerintah.

ANGGOTA F.PG ( AZHAR MUKHLIS, SH.):

Saudara pimpinan,

Kita sud ah bertekadkan amandemen seperti dikatakan oleh Pak Tan to tadi bahwa kita ini amandemen ini membuat menjadi Undang-undang Nomor 23 yang sekarang ini menjadi lebih baik. Kalau hal yang prinsip itu hanya karena ketokan alangkah mahalnya ketokan itu kita bayar. Coba kita pikir secara jernih dulu menurut saya lebih baik masalah ini kita terima karena akibatnya sangat jauh sekali apalagi pemerintah juga demikian dan waktu didiskusikan dulu pada waktu Undang-undang Nomor 23 itu memang hilang sama sekali. Jadi coba kita pertimbangkan matang-matang kembali.

T erima kasih.

KETUA RAPAT;

Selanjutnya pak Faisal Basir.

ANGGOTA F.PPP ( H. FAISAL BASIR, SH.):

Terima kasih.

Jadi kalau saya lihat pendapat dari rekan-rekan itu semua substansinya mennyetujui jadi hanya letaknya di penjelasan a tau di batang tubuh. Kai au sekiranya substansinya sud ah diterima dan masalahnya hanya letaknya dimana saya kira lebih sempurna urnpama kita letakkan di batang tubuh supaya ada ketegasan itu langsung dipahami tanpa melihat ada penjelasan. Jadi hendaknya oleh karena itu kita toleransi saja untuk dapat menerimanya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan pak Muchlis, setelah itu pak Didi.

ANGGOT A F .PG ( AZHAR MUKHLIS, SH. ):

T erima kasih Ketua.

Justru pertanyaan dari fraksi kami adalah apakah obligasi itu tidak jangka panjang artinya kalau nanti dengan jangka pendek apakah tidak menimbulkan inflasi itu pertanyaan kami dulu supaya kami lebih jelas, bukan setuju atau tidak setuju. Perkara lenturnya bagaimana dimasukan itu atau tidak bisa saja terjadi tapi pertanyaan kami rekapitalisasi itukan

(7)

jangka panjang kalau jangka pendek itu berapa dan kalau j8ngka pendek itu menimbulkan inflasi masalahnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik pak Asad barangkali ini kami lanjutkan ke pemerintah.

PE MERI NT AH :

Bapak pimpinan ini wardingnya memang kurang free size pak, kami usulkan perubahan Bank Indonesia dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang Negara sebagaimana dimaksud ayat 1 kecuali surat utang jangka pendek yang diperlukan untuk operasi pengendnlian moneter. Surat utang Negara berjangka pendek jadi lebih free size lagi betul- betul membatasi hanya boleh menggunakan surat utang berjangka pendek di pasar primer.

Apakah punya dampak infasi atau tidak, kalau saya boleh jawab bahwa hal-hal begini nanti akan dikonsultasikan di DPR misalnya pemerintah akan menerbitkan obligasi berapa, tentu setiap penerbitan seperti itu akan ada diperkirakan dampaknya berapa. Ya tapi prosesnya sendiri akan membuat bahwa keputusan-keputusan seperti ini akan dibahas secara matang yang juga melibatkan DPR.

T erima kasih.

ANGGOTA F .PDIP ( THEODORUS FRANSISCO TOEMION ) :

lnterupsi pimpinan,

Barangkali pemerintah memberi penjelasan dulu kepada kita kalau kerangka operasi pasar, surat-surat utang jangka pendek Negara itu bisa dibeli oleh Bl untuk keperluan apa.

Jadi diberi contoh itu pemerintah supaya mendapat gambaran yang jelas.

KETUA RAPAT:

Baik, saya kira masih sarat pertanyaan dari pemerintah mungkin bisa langsung ke Bl, silahkan.

BANK INDONESIA ( Bl ) :

Jadi seperti diketahui saat ini instrument moneter yang digunakan dalam rangka operasi pengendalian moneter adalah sertifikat Bank Indonesia dan sertifikat Bank Indonesia yang digunakan itu selalu berjangka pendek yaitu 1 bulan, 3 bulan. Dalam jangka pendek ini rencananya instrument moneter itu akan beralih dengan menggunakan surat utang Negara dalam jangka pendek. Dan seterusnya juga yang merupakan instrument moneter adalah utang Negara tersebut. Sehingga diperlukan stok istilah dalam jumlah yang cukup dalam rangka melakukan OPT tersebut. Dalam hal-hal tertentu apabila di pasar sekunder terdapat stok yang

(8)

cukup maka diperlukan pembelian di pasar primer. Sehingga sebennrnya inisiatif keperluan itu datangnya dari Bank sentral bukan dari pemerintah untuk keperluan fiskal.

Namun dalam hal penerbitan tersebut pemerintah wajib meminta konsultasi DPR nanti di dalam rencananya akan diatur di dalam RUU Surat Utang Negara. Jadi memang penting secara eksplisit disebutkan berjangka pendek untuk menghindari pembiayaan seperti kami jelaskan kemarin untuk jangka panjang.

KETUA RAPAT:

Oemikian pak Theo penjelasannya apakah Departemen Keuangan akan menambahkan penjelasan tersebut. Cukup ya. Silahkan pak Didi.

ANGGOTAF.TNl/POLRI (DRS. SUPRIADI):

Saya kira setelah kita mendengar penjelasan lbu Titu dan pak Menkeu dan kemudian juga kita mempertimbangkan bahwa mungkin pagi ini kita buat refrees biar kita berpikir lebih baik dan tidak terburu-buru, sedangkan tadi malam ini kita sudah letih sehingga belum terpikir hal-hal yang sebetul belum terpikir. Jadi yang tadi kita tidak setuju saya cabut setuju.

KETUA RAPAT:

Baik jadi redaksi ini diterima.

ANGGOT A F .PDIP ( THEODORUS FRANSISCO TOEMION ) :

Sayakan tadi tidak setuju dan mau cabut tapi saya mau maki-maki Bank Indonesia dulu.

Mengnpci dari dulu bahwa itu bisa dilakukan di Negara lain tidak diomongin, kalau diomongin pasti DPR tidak akan menyusun seperti yang lama itu, apa itu bukan kejahatan politik ekonomi, karena apa karena tidak mungkin itu diatur tanpa pengecualian, tidak mungkin. Apalagi dalam keadaan krisis. lnikan diselundupkan pak yang ideal-ideal pake Indonesia supaya hancur.

Sebagai seorang professional seharusnya tidak begitu apalagi gajinya tinggi.

Terima kasih pak saya setuju dengan ini dicabut.

KETUA RAPAT:

Bu Titu sabar saja ya.

ANGGOTA F.PG (AZHAR MUCHLIS, SH.):

Terima kasih ketua.

Walaupun yang memberikan penjelasan cantik tapi saya tetap tidak terpengaruh karena bagaimanapun obligasi itu masih jangka panjang. Kalau perkecualian biayanya itu juga mahal, mumpung belum minta persetujuan kami di Dewan ya kami sementara ini belum bisa memberikan persetujuan. Kai au dibilang jangkanya hanya 1-3 bu Ian apa bisa dijamin. Pad ah al

(9)

1-3 bulan ekonomi itu bisa akan menjadi baik, kalau tidak hagaimana jawabannya.

Sebenarnya ini sudah keluar dari komitmen kita sejak awal, sudah setuju balik lagi tetapi okelah saya masih ikut serta memberikan toleransi, tetapi kami diberikan satu kepuasan, siapa yang akan menjamin pasar itu menjadi baik, ya selama ini apakah begitu. lni pertanyaan kami kalau bisa dijamin, jaminannya apa kalau pembayarannya makin tinggi.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Masih berbentuk pertanyaan, kami teruskan ke pemerintah.

PEMERINT AH :

Kalau boleh saya jawab, saya tidak cantik mudah-mudahan bisa berpengaruh soalnya sama yang cantik tidak berpengaruh. Dalam rencana Undang-undang tentang Utang Negara atau Obligasi yang di ajukan DPR disitu diatur tentang jangka obligasi yang akan diterbitkan, jadi ada jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan sama 12 bulan. Memang agak lebih panjang sedikit dari SJI. Salah satu kelemahan dari sistem moneter kita sudah kita ketahui bahwa instrumennya itu Cuma satu yaitu SBI. Jadi misalnya mau menyedot uang itu pakai SBI yang dinaikkan bunganya atau mau meningkatkan pasok uang, SBI yang dijual.

Jadi karena instrumennya sangat terbatas maka kemampuan dan efektifitasnya juga terbatas. Dengan adanya obligasi dengan jangka 1 bulan sampai 12 bulan maka dari segi Bank Indonesia akan banyak opsi instrument yang akan digunakan untuk alat kebijakan moneter dan alat untuk operasi pasar terbuka. Jadi sebetulnya ini seperti dikatakan ibu Titu tadi selama inisiatifnya diambil oleh Bank Indonesia untuk membeli di Pasar primer sebenarnya tidak masalah, kalau inisiatifnya diambil oleh pemerintah maka itu memerlukan persetujuan dari DPR. Mudah-mudahan begitu Mas kalau yang bicara tidak cantik.

KETUA RAPAT:

Saya kira pak Azhar atau Bl mau menambahkan ANGGOT A F .PG ( AZHAR MUCH LIS, SH. ) :

Ketua, ini nanti akan mengacu pada Rancangan Undang-undang nanti itu akan diacu sekarang, ini prinsip loh ketua. Jadi menurut kami kalau ini sudah Undang-undang sebagai pegangan itu masih masuk aka I. Kai au sekarang nan ti apa bis a dijamin, pembahasannya jug a akan kita setujui, itu permasalahannya.jadi oleh karena itu kalau ini menjadi suatu keinginan dari pemerintah dan kami belum terpuas oleh penjelasannya sekaligus ini pembahasannya sud ah keluar dari konteks awal ya kami mohon kebijakan nan ti terakhir saja di bicarakan.

Terima kasih.

(10)

KETUA RAPAT:

Apakah memang akan dipending sejenak ini atau dilewati dulu sebab sudah mengarah Cuma memang memerlukan sebuah komitmen penyelesaiannya, apakah itu bisa diakumulasikan sebuah komitmen tentang amanat apabila kelak membahas itu.

ANGGOTA F.PPP ( H.M. DANIEL TANJUNG) :

Saudara ketua ini kan hanya masalah penempatan saja, tadi hampir ada kesepakatan bahwa apakah ini di batang tubuh atau di penjelasan. Cum a mungkin karena ada perubahan sedikit menjadi surat utang Negara berjangka pendek yang tadi menurut justru lebih tajam dia, ini bukan prinsipnya tapi Cuma penempatan saja. kita katakan bahwa lebih tepat kalau di batang tubuhnya bukan di penjelasan. Karena kalau langsung kita lihat bahwa orangkan jmang membuka penjelasan menilainya pun lain tentu, jadi penjelasan dengan ini lain itu saja.

saya menghormati pandangan dari Pak FPG ini mungkin semalam sudah dibicarakan panjang lebar Cuma masalah penempatan saja dan hampir tadi itu ada kesepakatan menerima itu yang belum masalah apakah di penjelasan atau di batang tubuh, dengan ada penajaman anak kalimat surat utang Negara yang berjangka pendek.

Seki an.

KETUA RAPAT:

Terima kasih pak Daniel. Pak Mitro, setelah itu pak Theo.

ANGGOTA F.KKI ( F.X. SUMITRO, SH.) :

T erima kasih Saudara Ketua.

Kemarin itu sebenarnya disetujui dengan banyak catatan-catatan dari Pak Menko sendiri mengatakan supaya tidak disalahgunakan pemerintah maka juga akan di atur di dalam penjelasannya. Disamping harus mendapat persetujuan dari DPR. Jangka pendek ini termasuk rambu-rambu untuk memotong supaya tidak disalahgunakan, kalau jangka panjang kebablasan seperti masa yang lalu. Karena ini maksudnya yang sifatnya ini sementara dalam rangka mengatasi arahnya sudah jelas untuk mengendalikan moneter. Jadi kemarin sudah disepakati termasuk penjelasannya yang akan disusun oleh pemerintah. Tadi kalau saya menolak tadi bukan menolak substansi sama sekali Cuma sudah diketok palu dan diserahkan pemerintah ini mengapa kita membahas kembali, nanti kita muncul lagi yang lain padahal resiko itu akan ditanggulangi di dalam penjelasannya itukan sama saja batang tubuh dan penjelasan sebenarnya kalau dipahami sama saja dan itu satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Karena ini yang lain-lain setuju ya saya tarik oke, tapi mengenai yang ditanyakan pak muhklis tadi sebetulnya tadi malam termasuk yang akan diserahkan ke pemerintah untuk menyusun perangkatnya supaya itu tidak disalahgunakan, salah satu bentuk perangkatnya adalah jangka pendek. Jangka pendek itu salah satu bentuk perangkat.

(11)

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Selanjutnya pak Theo.

ANG GOT A F .POIP ( THEODOR US FRANSISCO TOEMION ) :

Terima kasih pimpinan.

lni hanya sekedar kembali wacana bahwa pasal ini memang harus kita sepakati Bank Indonesia tidak pernah akan diizinkan membeli surat-surat berharga Negara, surat-surat utang Negara di pasar primer. Dan kembali yang menjadi pertanyaan pak Mukhlis tadi jangka pendek dan jangka panjang. Saya kalau boleh berterus terang kalau boleh dimunculkan kecuali surat utang Negara berjangka pendek, ini hanya untuk kepentingan sesaat. Kita tahu Negara kita kalau boleh kita katakan yang namanya restrukturisasi, rekapitalisasi itu hanya purely academic just prolong diagoni kesengsaraan akhirnya hit the wall diying heart yang kita butuhkan adalah fresh money. Nah sekarang dalam situasi ekonomi yang sekarang jangankan berbicara satu bulan, satu hari saja susah sekali, kemudian menjadi pertanyaan sekarang apakah ini masuk batang tubuh atau masuk penjelasan, kan semuanya sudah sepakat dan juga penjelasan yang ada tadi malam mungkin kalau tidak salah arahnya kepada pak Mukhlis.

Rencana pemerintah untuk membuat Undang-undang mengenai obligasi yang tadi juga dikatakan oleh Bl akan diarahkan kepada treasury notes, kalau bill lebih panjang. Notes lebih panjang Bill jangka pendek. Dalam upaya itu penciptaan secondary market daripada obligasi itu kan itu mungkin lebih kearah situ. Jadi selama ini surat-surat utang Negara ini penciptaan pasar sekunder itu lebih sulit. Kembali lagi saya kira penjelasan pak mukhlis mungkin kita akan bahas lebih mendalam manakala pemerintah mengajukan RUU tentang Obligasi kepada kita tetapi permasalahannya sekarang bagaimana mau kita apakan pasal ini yang jelas pasal ini.

Bahwa pemerintah Indonesia di pasar terbuka itukan sudah ada pasalnya, kalau tidak ada kecuali ini jadi grey arel untuk perbankan. Dengan dimasukan ke batang tubuh ini jelas tidak akan lagi menjadi grey area itu kepada pelaksanan di pasar di lapangannya. Saya kira itu pemikiran saya pak.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya kami ingin kembalikan ke Pak Mukhlis yang mempertanyakan tentang komitmennya dengan RUU yang akan datang, jadi sebenarnya masalahnya kami bersepakat bahwa masalah itu penting, perumusannya penting, penempatannya di penjelasan atau di batang tubuh. Sementara di Batang tubuh sebenarnya juga tidak ada masalah yang cukup berarti.

(12)

ANGGOTA F.PDIP ( THEODORUS FRANSISCO TOEMION):

Pirnpinan saya mengusulkan demi kepentingan walaupun ses8at tapi kalau kita mementingkan kepentingan Negara biarkan ini masuk ke batang tubuh walaupun sebenarnya kita tahu bahwa ini kepentingan sesaat buat Negara kita dan seperti ini, saya mengusulkan seperti itu.

KETUA RAPAT:

Baik jadi kembali ke Pak Azhar Mukhlis, bisa diterima penjelasan ini.

ANGGOTA F.PG ( AZHAR MUKHLIS, SH.) :

Ketua dan Bapak/lbu yang kami hormati.

Kalau memang berpikir demi kepentingan Negara kami sebenarnya tidak ada keluhan, Cuma permasalahannya adalah tadi itu dimunculkan dengan alasan kita akan mengacu pada Rancangan Undang-undang, nah Rancangan Undang-undang ini apakah sudah pasti menjadi Undang-undang, tentu yang ahli dalam obligasi ini kan, ya saya ingin minta rujukan Bapepam dulu, bukan berarti saya tidak setuju. Sangat penting sekali kalau nalarnya memang untuk kepentingan Negara dan dalarn kondisi yang sulit seperti yang dikatakan pak Theo tadi, tapi bagaimanapun jujur sajalah kami tidak begitu ahli dan kami minta kepada Bapepam bagaimana ini. Kalau Bapepam menyatakan memang pantas dimasukan di sini ya RUU itu nantinya berpegangan kepada ini, jadi saling mengait begitu bapak. Kalau kita mengacu pada RUU kan terbalik, sekarang ini kita gol kan tapi dengan harapan kami bahwa Bapepam bisa memberikan penjelasan kepada kami setelah itu oke lnsya Allah RUU itu pasti kami akan lebih mendahulukan okenya karena pegangannya sudah ada pada Bl ini. Kami kira penting sekali ketua karena ini merupakan suatu hal yang bagi kami mendengarkan sekali apa yang disampaikan oleh Bapak-bapak tadi tetapi tentu tetap ada pegangan yang jelas.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, silahkan pak Tanto.

ANGGOTA F. TNl/POLRI (DRS. SUTANTO, MM, MS.I) :

Sebagai saran solusi kalau melihat permasalahannya yang disampaikan oleh Pak Mukhlis adalah semacam jaminan ataupun komitmen dari pemerintah adapun bahwasannya RUU yang diajukan itu harus mengacu pada ayat ini. Sebab kesan penjelasan pemerintah tadi seolah-olah karena ada RUU akan dicantumkan ini.jadi mohon diklarifikasi bahwasannya justru ayat ini akan menjadi acuan RUU.

Demikian.

(13)

PE MERI NT AH :

Jadi kalau memang demikian pak Mukhlis saya rasa kami mohon maaf kurang clear saja tapi memang maksudnya pasal ini jadi acuan di dalam bagian dari RUU yang diajukan oleh pemerintah. Memang sebenarnya saya agak tergelitik sedikit clengan pernyataan pak Sumitro memang di Negara maju biasa begitu menggunakan instrument ini sehingga memang saya bertc:mya-tanya juga toh pada waktu menyusun Undang-undang Nomor 23 ini tidak dimasukan begitu. Ada faktor kesengajaan itu menjadi pertanyaan, tapi itu dulu di luar pertanyaan pak Mukhlis. Teman-teman dari Ekuin dalam memasukan Undang-undang akan menggunakan ini sebagai ref erensi.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik saya kira apa yang menjadi harapan pak Mukhlis sudah menjadi perhatian pemerintah dan solusi yang disampaikan pak Tanto tadi sudah direspon, saya kira akan menjadi catatan kita semua. Baik jadi kita akan menyempurnakan kembali 297 sehingga bunyinya yang tertera di depan, Bank Indonesia di larang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang Negara di pasar primer sebagaimana dimaksud ayat 1 kecuali surat utang Negara berjangka pendek yang diperlukan untuk operasi pengendalian moneter. Setuju ya.

(KETOK PALU 1 KALI) ANGGOTA F. TNl/POLRI (DRS. SUTANTO, MM, MS.I):

Ya usulnya diterima kalau mau membantu tapi tidak usul pak mohon langsung saja.

KETUA RAPAT:

Terima kasih jadi sekarang kita memasuki kembali DIM yang akan kita bicarakan hari ini yaitu DIM 300, DIM 299 menyesuaikan dan sekarang adalah DIM 300 ada substansi yang dimunculkan dalam usulan baik dari pemerintah, FPDI, PKKI, Reformasi. Oleh sebab itu pada hari ini kita akan putaran pembahasan barangkali dapat dimulai, dan dapat menjadi perhatian DIM 301 akan sangat erat kaitannya dengan DIM 306, DIM 300 berkaitan dengan 301, 302 dan 303 dan 304. khususnya sampai 303 yang berkaitan dengan ayat 1.

Untuk itu barangkali pengusul yang pertama dari FPG menyampaikan penjelasan karena juga pendingnya berkaitan dengan usul FPG.

ANGGOTA F. TNl/POLRI (DRS. SUTANTO, MM, MS.I):

T erima kasih ketua

Pada hakekatnya kami paham bahwa pemerintah ini juga sering dalam satu kesulitan oleh karena itu Bank Indonesia juga harus punya perhatian terhadap kepentingan-kepentingan pemerintah, maka kami mengharapkan dalam hal ini Bank Indonesia juga dapat memberikan

(14)

talangan kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan anggman yang hanyrl 5 persen dari penerimaan pemerintah sebagaimana tercantum dalam RAPBN yang dic:ljt1kc:m kepada kita.

Kami justru minta pengertian kepada 81 pada akhirnya nanti karena apa, karena kesulitan itu akan selalu terjadi seperti yang dikatakan tadi.

Sekian terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih dari FPG, usul berikutnya dari Reformasi mengusulkan tetap sebaiknya kita lanjutkan terlebih dahulu untuk pengusul berikutnya dari FKKI.

ANGGOT A FKKI ( F .X. SUMITRO, SH. ) : T erima kasih.

Sebetulnya sama dengan F .PG hanya dibatasi yang penting jangan sampai likwiditas Bcmk Indonesia itu sendiri terganggu, mencetak uang seenaknya. Hal ini sangat penting sekali karena saya melihat pada waktu membahas mengenai anggaran, tanggal 1 Januari itu kan anggaran di ketok tapi uangnya kosong belum ada karena pendapat baru 3 bulan pajak itu masuk, sehingga paket yang dikirimkan daerah menjadi ribut. Konsekwensinya pembangunan daerah juga tidak jalan. Nanti pada ujung akhir tahun dana banyak nih dilempar ke daerah ya udahlah karena banyak duit asal-asal saja daripada nanti hangus. lni masalahnya oleh karena itu ini harus dibahas matang di dalam APBN artinya pinjaman itu harus dibahas secara tuntas juga di APBN. Tapi yang sekarnng peraturannya sekarang ini dilarang APBN apapun juga bahasanya tidak bisa masuk ke Bank Indonesia.

Oleh karena itu pasal 5 ayat 1 ini dimana disebutkan Bank Indonesia dilarang memberi kredit kepada pemerintah, ini dicabut. Supaya bisa memberikan yang sifatnya hanya dana talangan dan dibatasi waktunya sesuai dengan perolehan dana yang ak:::m menjadi substitusi dari dana talangan tadi. Maksimal barangkali 3 bulan, itu tergantung daripada pemerintah, sebetulnya dana itu kira-kira bisa diterima kucurnya kembali kapan. lni masalahnya supaya pembangunan jalan pak. Seperti yang dikatakan Saudara Muhklis tadi ini perlu kalau kita mau keluar dari krisis, daripada pemerintah utang kepada komersil Bank dengan bunga yang mahal, inikan yang lainnya bayar lagi pak, sudah obligasi mahal, jumlahnya besar tambah lagi untuk ini, udah ini sudah ancur-ancuran sekalipun kepada Bank Indonesia harus membayar bunga 3 persen atau berapa dikaitkan dengan dana pemerintah yang ada di Bl juga dapat bunga atau tidak.

Jadi ini alasan mengapa saya merubah kepada pasal ini, terjadi mismatch antara uang yang masuk dan uang keluar harus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka untuk mengatasi missmacthing saja, sedangkan kalau untuk mengatasi yang lain-lain seperti pasal yang tadi sud ah dibahas, saya kira itu saja dan ini sang at pen ting.

T erima kasih.

(15)

KETUA RAPAT:

Terima kasih, selanjutnya penjelasan dari pengusul Fraksi Reformasi, baik seranjut dari pemerintah ada penjelasan karena ada usul revisi tentang DIM ini.

PEMERINT AH :

Bapak Pimpinan memang terus terang ada kekawatiran sangat besar bahwa pasal ini bisa bernkhir dalam bentuk BLBI, jadi kalau Bank Indonesia diperkenankan memberikan kredit kepad8 pemerintah itu bisa jadi terbuka kemungkinan bahwa itu disalahgunakan ini jadi BLBI baru. Nah tetapi seperti yang dikatakan pak Darwin kemarin memang ada kasus-kasus dimana pemerintcih memerlukan breaking finance, misalnya uang APBN belum masuk, pengeluarannya sudah harus dikeluarkan, nah selama ini breaking finance didapatkan dari meminjam di Bank Komersil dengan bunga yang tinggi. Jadi ini kalau hanya memang untuk itu sebetulnya tidak ada masalah begitu. Tapi warning ini atau warning yang pemerintah usulkan maupun yang diusulkan oleh teman-teman dari FPG itu agak lebih lebar daripada opsi atau kebutuhan dari breating finance. Jadi saran kami apa ini kita walkout working, working yang betul-betul pas sehingga kebutuhan breaking finance itu bisa dipenuhi tapi menutup kemungkinan terhadap penyalahgunaan dalam bentuk BLBI yang baru.

Jadi itu bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik itu adalah penjelasan dari pengusul dan sekarang giliran tanggapan dari fraksi, apakah dapat dimulai ini silahkan, Pak T anto.

ANGGOT A F. TNl/POLRI ( DRS. SUT ANTO, MM, MS.I ) :

Terima kasih saudara Pimpinan.

Fraksi kami tidak memasukan komentar terhadap DIM ini, namun mencermati pembicaraan dalam pembahasan ini sebagai wujud keikutsertaan untuk menyempurnakan hal ini, izinkan kami memberikan beberapa masukan.

Pertama, berupa pertanyaan apakah pemberian kredit oleh Bl kepada pemerintah itu masih sesuai dengan tujuan dan tugas Bank Indonesia. Dalam pengertian bahwa Undang-undang ini bisa berlaku lama dan dalam keadaan normal. Dari pertanyaan ini seandainya jawabannya iya, itu bisa dicantumkan itu kalau masih dalam sesuai dengan tujuan. Tapi seandainya tidak dan ini dianggap penting seandainya untuk menghadapi masa sekarang yang dalam keadaan krisis a tau mengantisipasi seandainya ada keadaan krisis ada dua alternatif.

Pertama, di Batang tubuh itu ada menambahkan kata dapat dimana dapat ini bukan merupakan keharusan tapi seandainya di dalam penjelasan nanti seandainya keadaan Negara kondisi itu membutuhkan kegiatan pemberian kredit kepada pemerintah.

Alternatif Kedua, seandainya maksud dari ketentuan ini untuk menghadapi keadaan sekarang yang dalam keadaan krisis maka penempatannya bisa di ketentuan peralihan

(16)

sehingga urutan pembahasan untuk ini adalah apakah pemberian kredit ini memang bisa dibenarkan dihadapkan dengan tujuan dan tugas Bl dalam Undang-undang ini yang diharapkan Undang-undang ini berlaku jangka panjang dan dalam keadaan normal.

Demikian sebagai masukan terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan berikutnya dari pak Daniel T anjung.

ANGGOTA F.PPP ( H.M. DANIEL TANJUNG):

Saudara ketua, saya tersentuh apa yang dikatakan pak Tan to, bahwa memberikan talangan ini langsung mempengaruhi apa yang menjadi tugas Bl yaitu stabilitas moneter.

Kalau dia memberikan talangan yang cukup besar itu mempengaruhi moneter dan diluar perhitungan dia apa bukan intervensi. Jadi kita membuka peluang itu ada dasar pemerintah mengatakan selektif jadi artinya membuka kesempatan supaya tidak seolah-oleh Bl itu nanti dipaksa harus karena ada Undang-undangnya padahal menurut perhitungannya kalau itu keluar akan mempengaruhi moneter.

Demikian ketua.

KETUA RAPAT:

Baik selanjutnya pak Beni.

ANGGOTA F.PDIP (DR. IR. BENI PASARIBU):

T erima kasih pimpinan.

Kalau yang sudah ada sebelumnya di Undang-undang ini memang Bank Indonesia dilarang memberikan kredit. Kenapa dilarang, karena Bank Indonesia itu bukan kreditor lagi bahkan tidak ada urusan dengan pembiayaan lagi. Dari awal sebenarnya sudah sepakat Bank Indonesia itu bukan lembaga pembiayaan lagi bukan juga kreditor. Di sini ini memberikan peluang kalau usul pemerintah ini dipertimbangkan, peluangnya itu memang bisa kearah BLBI kita dan sebagainya dan yang menentukan seleksi itu siapa apa, ada aturannya, terus bertahap itu seperti apa dan tahun berapa harus berhenti. lni merupakan pengkajian yang sangat-sangat dalam belum lagi apalagi yang disampaikan pak Tanto bisa menjadi bergulat antara Bl dan pemerintah setiap saat. Dan ini yang saya kuatir intervensi mulai-mulai lagi, ini peluang atau pintu untuk masuk intervensi. Sebenarnya saya mau menghentikan komentar saya sementara di situ tanpa usul untuk berikutnya nanti bisa kita usul apa yang berikutnya.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan Bapak.

(17)

PEMERINTAH :

T erima kasih Bapak pimpinan dan Anggota Dewan yang say a hormati.

Mendengar komentar dari Pak Tanto, Pak Daniel dan Pak Beni, pemerintah sepakat bahwa usulan ini dicabut alasannya, tapi konsekwensinya mengapa pemerintah usulkan tadi sudah dikemukakan untuk masalah ada hal-hal yang mendesak dari APBN karena kita belum terima. Tetapi karena APBN ini Undang-undang dan dalam reformasi ini hendak mendisiplinkan anggaran jadi apa yang kita terima dan keluarkan kita harus disiplin. Toh nanti Undang-undang ini juga diatur APBN oleh anggota Dewan DPR juga. Jadi memang kami sepakat ini untuk dicabut Karena ini kita hendak kepada independensi daripada Bl yang tidak lagi mengurus masalah fiscal tapi khusus moneter dan stabilisasi rupiah.

T erima kasih.

BANK INDONESIA :

Jadi kami ingin menambahkan apa yang dikatakan Pak Dibo, memang kelihatannya ini sederhana tapi kalau semua itikadnya baik kalau semua bekerja keras tidak ada masalah tapi memang terbuka kemungkinan pemerintah mau cari enaknya saja. ya target pajak tidak terpenuhi di kepala dia wah nanti gampanglah pinjam saja dari Bank Indonesia atau misalnya pengeluarnn harus hati-hati ya ada perkiraan dari cash flow karena ada peluang ini, pemerintah juga punya pikiran wah gampanglah nanti pinjam dulu dari Bank Indonesia. Jadi mernang kami ingin menggaris bawahi apa yang dikatakan Pak Dibo tadi melihat konteks kita sekarang ini memang barangkali ini pelu kita cabut supaya juga ada disiplin dari pemerintah, k8lau pajak tidak tercapai targetnya ya maka harus kerja keras kalau tidak Dirjen Pajaknya diganti. Atau kalau pengeluarannya terlalu banyak Dirjen Anggarannya harus didisiplinkan.

Saya kirn untuk sementara barangkali ini sangat perlu supay8 tidak ada peluang yang tidak diinginkan. Oleh karena itu pemerintah mencabut usulannya supaya tetap dengan Undang- undang Nomor 23 yang lama.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih ini sudah satu putaran kalau kita, oh belum ya. Silahkan pak Mitro.

ANGGOTA F.KKI ( F.X. SUMITRO, SH. ) :

T erima kasih pak.

Saya sih belum mau cabut, jadi begini pak bahwa itu akan menjadi kasus BLBI kedua atau mungkin bisa ketiga itukan tergantung daripada barometer yang digunakan untuk ini.

Bahwa itu akan menimbulkan inflasi atau tidak, itu tergantung juga dari parameter yang digunakan untuk itu. Jadi kita baru melihat bayangan sudah ketakutan. Hidup ini kan perjuangan pak, jadi jangan takut pada bayangan yang belum terjadi. Katanya kita mau maju.

Jadi begini pak di dalam usulan kami juga jangan sampai mengganggu likwiditas Bl, usulan

(18)

saya jelas, boleh tapi jangan sampai mengganggu likwiditas 81 dan saya tidak menghendaki Bl mencetak uang seenaknya saja. Karena apa saya melihat di 81 itu banyak dana saldo minimum saja 5 persen dari total dana pihak ketiga berapa, kalau dulu diobralkan di kredit, m8cet semua akhirnya Bl rugi. Nah sekarang ini sekali-kali diperlukan daripada pemerintah utang kepada Bank komersil toh bebannya rakyat juga, mengapa tidak menggunakan itu.

Alasannya apa, kok tidak boleh menggunakan itu.

Kalau pak Ramli tadi pemerintah enak-enak, saya melihatnya bukan dari pemerintah enak-enak, sasaran yang akan dicapai apa. Kalau sasaran yang akan dicapai dengan ini adalah baik mengapa dilepaskan. Karena secara teori maupun secara apapun juga pajak tidak bisa tanggal 1 Januari diterima kecuali pemerintah uangnya segudang, bulan Januari duitnya sudah banyak. Yang namanya sekarang kelebihan anggaran itu kan Cuma tercatat toh sudah dikeluarkan semua sebetulnya, catatannya saja lebih. Han ya karena nunggu BPK Pu sat baru dibukukan nanti. Sebetulnya kelebihan anggaran tidak ada pak. Usulan ini apa karena saya prihatin kondisi rakyat pak. Ya saya rakyat juga, wakilnya, yang mewakilkan saya seluruh rakyat Indonesia karena DPR itu wakil rakyat seluruh Indonesia bukan hanya orang bank yang tusuk PNI itu tidak, wakil konglomerat juga pak karena dia juga rakyat.

Jadi ini masalahnya pak, Kalau Pak Beni mengatakan coba jelas saya sudah mempelajari pak. Saya melihat ada dana nongkrong, memang dana itu bisa untuk secondary market, untuk segala macam saya tahu juga oleh karena itu batasannya jangan sampai mengganggu likwiditas. Saya juga tidak menentukan bahwa 5 persen, sebab kalau kita patok dengan 5 persen nanti Bl koleps juga kalau pas tidak ada dana. Jadi kita tergantung rambu- rambu mana yang kita pakai untuk supaya tidak terjadi BLBI. ltu dulu BLBI bukan karena kredit ini pak, BLBI masalahnya pertama instruksi IMF untuk membunuh perbankan Nasional dilakukan oleh Bl sebagai agennya yang dilaksanakan oleh BPPN dan Aceh. Kai au baca daripada hasil BLBI kelihatan pak, maret BLBI itu Cuma 57 trilyun pak 38 Bank di BPPO dan di BKU kan menjadi 114 trilyun pak, apa ini karena utang pemerintah, bukan karena utang pemerintah pak, kebijakan yang keliru. Kepercayaan luar negeri tergantung dari ekonomi kita, kalau ekonomi terpuruk terus luar negeri tidak akan percaya. Jadi kalau pemerintah mau cabut silahkan tapi saya tidak mau cabut karena untuk itu tadi supaya pernbangunan jalan karena realitas yang ada begitu kok, pemerintah utang dengan bunga mahal kok ke Bank komersil, mengapa tidak boleh menggunakan dana yang ada di 81 sepanjang tidak mengganggu likwiditasnya.

ltulah yang saya benci habis-habisan Bl yang mandiri total, kita ini ditipu kok. Bukan Bl menipu dia mau dijadikan anak emas mau saja, oke pak terima kasih saya kira saya tetap hanya koridor nya bagaimana supaya ini dirumuskan dengan bagus formulanya saya kasih tadi diberi rambu-rambu di dalam penjelasan atau di apa silahkan, ta pi kalau dicabut say a

bilang tidak. Saya tidak setuju kalau pemerintah utang dengan bunga yang mahal, saya tidak setuju pak, akan membebani APBN. Saya tidak setuju juga kalau pemerintah menunda 1, 2 bulan dengan alasan belum ada duit. Kalau pemerintah mau meningkatkan disiplin tidak harus melihat ini disiplin harus tetap jalan pak.

ANGGOTA F.PG ( AZHAR MUKHLIS, SH.) : T erima kasih Ketua,

(19)

Bapak/lbu yang kami hormati kalau benar-benar dicermati usul FPG bahwa partai kami ini tidak lagi posisi memerintah tetapi masih punya pikiran siapapun yang memerintah, sekarang kebetulan PKB dan POI. Berarti kami ini konsen sekali tidak memandang karni tetapi siapapun yang memerintah kami mempunyai pikiran memberikan satu peluang yang baik kalau ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi pemerintah. Betapa besarnya jiwanya fraksi kami itu mestinya yang harus ditangkap pemerintah, perkara rambu-rambu yang diberikan pemerintah atau pak Menkeu akan BLBI kedua tapi saya yakin pemerintah atau pak Menkeu punya niatan yang begitu dan tulus. Justru kenapa peluang yang kita berikan malah dicabut.

Peluang yang baik inama amalu bi niat itu, amalan dengan satu niatan yang baik itu terserah kepada pemerintah. Saya sependapat dengan Pak Mitro bahwa likwiditas 81 itu harus tetap terjaga jangan sampai kita itu pinjam yang komersial jelas itu mencekik oleh karena itulah kami mengharapkan hal ini tetap bisa dilakukan karena katanya walaupun independent bahwa Bl adalah tetap eksekutif apapun yang dipertanggung jawabkan itu eksekutif Presiden itu yang bertanggung jawab bukan Bl.

lnilah yang menjadi pikiran-pikiran kami, saya yakin kesulitan akan menghadang setiap awal tahun. Kalau sampai rutin terganggu tentunya akan menimbulkan kesulitan besar pemerintah, ya kalau utangnya disetujui DPR kalau tidak lewat man a ngerampok, kan saying dong ada satu lembaga yang kit a bis a bu at untuk menalangi lebih dulu. jadi sangat tergantung bagairnana kita melaksanakan pada pasal ini dan saya sependapat dengan pak Narto tadi.

Dengan demikian kami berkaitan dengan DIM selanjutnya bunganya kita minta satu persen.

Dan inilah yang menjadi konsen kami walaupun kami tidak diposisi memerintah di Republik ini.

T erima kasih.

ANGGOT A F .PPP ( DRS. H. ENDIN A.L SOEFIHARA, MM ) :

Ya terima kasih,

Pimpinan dan Bapak/lbu yang terhormat kalau saya coba pahami pasal ini itu kan bunyinya, Bank Indonesia di larang memberi kredit kepada pemerintah. Pasal ini muncul di Undang-undang Nomor 23 tahun 1998 itu atas inisiatif Bank Indonesia. Saya menduga seperti itu, kalau itu atas inisiatif Bank Indonesia, ini dijawab langsung bukan atas inisiatif pemerintah dan bukan atas inisiatif Bank Indonesia, kalau begitu sesungguhnya 81 kalau kita balik logikanya mau·-mau saja memberikan dana, enggak juga. Saya ingin memperoleh penjelasan dmi Bank Indonesia melalui pemerintah nanti sesungguhnya posisi Bonk Indonesia dalam konteks pemberian kredit ini seperti apa. kira-kira baik dan buruknya Bank Indonesia kalau memberikan atau dikenakan larangan dalam memberikan itu.

Yang kedua, mengenai usul FPG perlu ada penjelasan lebih mendalam walaupun intinya memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk memberikan kredit dalam konteks APBN. Tetapi di sini isinya lima persen dalam konteks RAPBN, saya kira RAPBN tidak bisa dijadikan acuan. RAPBN yang diajukan ke DPR untuk disetujui saya kira kurang sepakat kalau memang konteks RAPBN itu yang pertama. Yang kedua pertanyaan untuk FPG tadi dikatakan oleh azhar mukhlis ya nanti ada bunganya satu persen, sekarang ini yang kita tahu uang pemerintah yang di Bl saja tidak berbunga.

(20)

Yang ketiga, berkaitan dengan bagaimana seandainya kalau di akhir tahun APBN itu pemerintah tidak punya uang. Di dalam pembahasan APBN itu cida sisa anggaran lebih, sisa anggaran lebih inilah yang sering kali digunakan pemerintah di dalam mekanisme APBN ketika terjadi tahun anggaran baru untuk menanggulangi kekosongan dana, katakanlah Januari karena APBN berakhir 31 Desember dan Januari itu belum ada perolehan maka yang digunakan itu sisa anggaran lebih APBN, jadi pertanyaannya adalah apakah masih perlu dicarikan alat Bantu pinjaman dari Bank Indonesia untuk menutupi ketiadaan dana di akhir- akhir tahun terse but. ltu berupa pertanyaan-pertanyaan.

Kemudian tentang usul pemerintah yang mencabut DIM nya, inisiatif munculnya pasal ini dulu di Undang-undang nomor 3 tahun 1998 itu dari pemerintah. Saya kira kalau sekarang pemerintah mengeluarkan pikiran baru untuk tidak merubah pasal ini, saya kira itu konsistensi pemerintah yang bagus. Saya kira alasan pemerintah lebih relevan dari pada alasan FPG dan FKKI.

Demikian pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik selanjutnya Pak Abdullah Alwaldi, baru selanjutnya Pak Rizal.

ANGGOTA F.PDU (DRS. H. ABDULLAH ALWAHDY):

Terima kasih Saudara Ketua,

Saya tertarik pikiran-pikiran yang disampaikan oleh FPG, artinya bahwa perlu dana-dana talangan di awal tahun anggaran karena kita tahu diakhir tahun anggaran semua proyek- proyek dihabiskan yang otomatis anggaran untuk awal tahun kosong, oleh karena itu kalau hubungan dengan SAL tadi, SAL itu tidak berarti uang ada dalam kas karena itu perhitungan- perhitungan dalam angka. Oleh karena itu kami memahami usul dari pada FPG ini masalah dAna talangan sebagai pembiayaan awal tahun anggaran. Selain itu kami ingin bertanya kepada pemerintah apakah selama ini pemerintah selalu memerlukan breaking finance, kalau seandainya ini dilakukan dengan bunga yang tinggi saya keberatan.

Apa salahnya kalau di Bl ini diberikan dana talangan itu prosentasenya saya usulkan di dalam penjelasan ini, tapi yang jelas bahwa Bl dapat memberikan dana talangan menjelang awal tahun anggaran ini. Sekali lagi apakah pemerintah setiap tahun anggaran ini baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan krisis seperti sekarang ini selalu menggunakan breaking finance.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, selanjutnya Pak Rizal Jalil. Selanjutnya Pak Mawardi Abdullah.

(21)

ANGGOTA F.REFORMASI (DRS. H. RIZAL DJALIL, MM.):

Saudara Pimpinan,

Saya ingin bicara dulu secara empiris bahwa dari sekian banyak daerah yang kita kunjungi dalam reses dan juga pengalaman pribadi kita terutama yang dari daerah, keluhan yang kita terima dari setiap kantor Perbendaharaan Negara di setiap awal-awal tahun itu selalu mengalami kesulitan likwiditas, hampir semua daerah. Kalau kita lihat juga secara philosopis Bank Indonesia itu ada karena ada rakyat, artinya Bank Indonesia untuk kepentingan rakyat, yang selama ini dengan adanya kasus BLBI dimensi ini seolah-oleh tidak berrihak kepada rakyat tapi berpihak kepada yang lain. Dalam BLBI itu, adalah sistem politik pada saat itu memang memungkinkan terjadinya kasus-kasus seperti itu, apakah Bank Indonesia nya atau konglomeratnya dan juga para pejabat pemerintah saat itu. Jadi sistem politik kita saat itu mendorong seperti itu, tetapi sekarang telah berobah DPR berfungsi maksimal dan lebih lagi kita tingkatkan dengan masuk-masuknya orang baru di DPR. Kemudian juga LSM, Pers lebih kuat, saya yakin dan percaya kalau sempat terjadi lagi BLBI kedua, gila kita semua sudah tidak waras semuanya.

Jadi kasus BLBI tidak bisa dijadikan alasan kita untuk mengatakan ini tidak penting, bahkan saya mengatakan kalau bangkut Bank Indonesia itu siapa yang membayar, siapa yang menalangi APBN kalau bukan rakyat. Sekarang kalau Bl saat tertentu memang katanya uangnya banyak dan kita gunakan secara proporsional untuk kepentingan rakyat, apa yang salah di sini, menurut saya tidak salah. Untuk itu kami mendukung sepenuhnya usu! pak Mitro dan Fraksi Golkar tadi walaupun bentuk proporsi prosentase itu bisa kita rundingkan.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, selanjutnya.Pak Mawardi Abdullah.

ANGGOTA F.PDU (DRS. H. ABDULLAH ALWAHDY):

T erima kasih,

Kami juga tidak mengusulkan usulan di dalam DIM, kalau tadi dikatakan FPG tidak lagi di dalam posisi memimpin, Fraksi kami Bulan Bintang kecil dan posisi agak lemah melihat alasan-alasan yang dikemukakan oleh Fraksi-fraksi dan pemerintah timbul pertanyaan yang pertama, mengapa pemerintah mencabut apakah karena kondisi politik yang lagi agak rawan sehingga posisi Menko juga agak rawan, kemudian juga apakah karena kita terlalu ditekan oleh IMF sehingga pemerintah tidak ikut campur tanganlah. Beberapa alasan yang diangkat Fraksi-fraksi sebenarnya bisa diterima oleh akal sehat bahwa di Bl memang ada dana.

Padahal pada awal-awal tahun anggaran selama ini kita lihat pada periode pelaksanaan anggaran dulu-dulu tiga bu Ian pertama biasanya anggaran proyek be I um tu run. Penyerahan DIP saja ke Daerah biasanya bulan Juni, sedangkan disetujuinya DIP itu awal April, kadangkala ada yang Juli-Agustus yang baru keluar uang nya. Sementara masa proyek tingga beberapa bulan lagi, di sanalah timbul masalah-masalah di daerah sehingga pelaksanaan

(22)

proyek tidak selesai dan menjadi SIAP, akhirnya para pimpro mengejar-ngejar bekerja supaya uang itu bisa habis.

Oleh karena itu tidak mengurangi indenpendensi Bl ada baiknya bahwa pemikiran- pemikiran ini bisa kita terima dengan satu koridor toh nantinya anggaran yang diminta pemerintah pada awal tahun harus di setujui oleh DPR, tidak semerta Bl melepaskan uang kepada Pemerintah. Kalau DPR menganggap ini tidak perlu pemerintah tidak dalam keadaan kesulitan ini juga tidak akan dilepaskan. Nanti koridor kita apakah ada dalam penjel8san atau bagaimana. Oleh karena itu penjabutan yang dilakukan pemerintah barangkali ini bisa ditinjau kembali kemudian kita pikirkan bersama-sama bagaimana keadaan Negara dapat berjalan dengan baik, sehingga apalagi otonomi daerah sudah diberlakukan.

Demikian terima kasih.

ANGGOTA F.KKI ( F.X. SUMITRO, SH. ) :

Ketua interupsi sedikit,

Untuk memberikan supaya nanti yang lain juga lebih memahami bahwa Bl itu menerima saldo minimum lima persen dari total dana pihak ketiga Bank-bank di Indonesia, kalau umpama tujuh ratus trilyun hitung lima persennya berapa, itu tanpa bunga. Karena itu tanpa bunga berarti Bank yang terkait adalah rugi karena dia membayar bunga di situ tidak ada bunga berarti pajak juga kecil karena seharusnya pendapatan banyak di taruh Bl tanpa bunga kan pendapatnya jadi kurang berarti rakyat lagi yang dirugikan. Nah kalau kita menggunakan dana yang di situ tanpa bunga inikan untuk kepentingan rakyat, apa rakyat mau jadi sapi perahan saja, sudah pajak dikurangi lagi, ya itu supaya 81 menjadi kelas nomor satu dunia dan juga tidak akan bisa kalau kondisi ekonomi kita begitu. Saya kira itu saja Pak.

ANGGOTA F.PG ( AZHAR MUKHLIS, SH.):

lnterupsi sebentar Pak Ketua,

Kalau memang ada keberatan saya makin curiga, apakah kita akan disengaja oleh IMF untuk pinjam komersial yang bunganya sangat mencekik, padahal kita ada uang yang dikatakan Pak Mitro tadi lima persen dari modal yang dipunyai oleh Bank-bank yang di Bl, dana pihak ketiga itu kalau dihitung sekitar tujuh ratus padahal APBN Cuma berapa sih tiga ratus trilyun. Jadi sangat rasional sekali begitu. Yang kami inginkan tidak ada keberatan Bl untuk itu.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih,

Jadi nanti kami teruskan kepada pemerintah dan tentunya nanti pemerintah juga akan sangat mengerti dari maksud DPR membagikan juga kepada pemerintah yang lain.

(23)

silahkan kepada pemerintah.

PEMERINT AH :

Terima kasih Bapak Pimpinan,

Masing-masing Fraksi mempunyai argurnentasi yang kuat dan logic terlebih sesuai persepsinya sangat logic. Pada kesempatan ini saya ingin mengemukakan sumbangan pikiran dengan bertolak pertama untuk kepentingan Negara, kemudian kedua ada suatu suatu idiom yang saya kutip dari hadist bahwasannya hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Mengacu dari hal tersebut saya ingin mengajak menatap kedepan agar hari esok lebih baik dari hari ini. Korelasinya adalah dalam mengamandemen Undang-undang nomor 23 ini marilah kita hasilkan Undang-undang Nomor 23 yang lebih baik dari Undang-undang 23 hari ini. Untuk itu saya mencoba mencari solusi agar ada win-win solution utamanya adalah demi kepentingan Negara. Ada dua alternative solusi Pertama, pihak yang menghendaki adanya perubahan pasal ini mencabut usulnya. Seandainya alternative ini ditempuh, seandainya pihak yang tetap menginginkan gagasannya tetap masuk di amandemen ini solusinya adalah sebagai berikut,

Pertama, kita tetap berusaha menduduki status Bank Indonesia sesuai pasal 4 dan pasal 7, artinya agar dia mempunyai tugas dan tujuan yang jelas. Sebab apa yang diinginkan pihak yang ingin menyempurnakan kelihatannya berada tidak dalam koridor tersebut, namun harus kita akui itu adalah suatu realita yang harus kita pikirkan solusinya. Dan pihak yang mempertahankan didasari idelisme dalam menatap hari depan yang baik. Dari dua ini win-win solution yang kami sampaikan adalah bahwa gagasan dari pihak yang menghendaki perubahan diakomodasikan.

Bapak/bapak tekanan-tekan itu mungkin sebagai variasi tetapi pemerintah bersama DPR demi Negara dan kepentingan rakyatlah pasti nonor satu hanya Pak Menko menjelaskan ini untuk tertib anggaran. Saya memberikan contoh mengapa kita di dalam melaksanakan desentralisasi kita cukup ketat kepada pemerintah daerah untuk tetap tidak utang kepada BPD atau BUMN ini terjadi di beberapa Negara. Tad lbu titu telah menjelaskan ketika Undang- undang 13 tahun 68 bagaimana dilaksanakan fiscal ini bisa mempengaruhi single objektif dari Bank Indonesia yaitu untuk stabilisasi Bank Indonesia yaitu untuk stabilisasi rupiah dan moneter.

Kalau sudah masukan kuasi fiscal tadi, saya ambil contoh ini demi rakyat katanya tahun lalu Walikota Semarang mengajukan utang kepada BPD dan telah disyahkan oleh DPRD dan keluar Perda, memang utangnya terbayar sekarang kita tanya Walikota untuk apa, ternyata untuk bangun gedung olah raga, ya olah raga juga untuk kepentingan rakyat pasti pak, tetapi dalam situasi krisis kita pertanyakan hal-hal seperti ini mengatasnamakan rakyat kita lebih baik tertib anggaran seperti diutarakan di sini adalah konsekwensi logis dari perkembangan kita stick on pada pasal 4. Namun demikian dalam hal-hal tertentu saya kira pemerintah tidak akan tinggal diam. Saya sadar apa yang dikatakan Bapak tadi kalau kita mengerti, tetapi saya kira there is a way yang pemerintah juga mengatasi, tapi kalau kita tidak tertib anggaran berarti kita tidak bisa susten kit punya fiscal begitu, karena ini akan menjadi karet seperti tl:ldi gedung olah

(24)

raga dan lain-lain sebagainya. Hal-hal ini yang barangkali kita pikirkan kernbali karena dihidupkannya kembali pasal 4.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih,

Bapak-bapak sekalian itu adalah penjelasan pemerintah atas pertanyaan-pertanyaan yang dirakum dalam putaran pertama. Mungkin kita akan masuk ke putaran kedua.

ANGGOTA F.PDIP (DR. IR. BENY PASARIBU):

Setelah mendengar hasil diskusi round pertama ini sebenarnya sudah mendekat ada titik temu diround pertama pemerintah sudah mundur dengan usulannya dan alasannya sudah diperkuat lagi oleh Bl dan permintaan dari teman-teman fraksi kelihatannya masih ingin mengamandemen pasal 56 ini. Mudah-mudahan round kedua ini kita sedikit lebih memahami satu pemikiran bahwa kalau kita sudah sependapat tugas Bl itu adalah dibidang moneter dan pemerintah itu fiscal, dimana dua-duanya itu di dalam akademik bisa dipersatukan dalam makro ekonomi, maka kalaupun ada kordinasi di fiscal moneter itu namanya pun kordinasi tetapi kalau membuka satu saluran bisa keluar masuk dari moneter ke fiscal ini memang apalagi tidak jelas katup pengamannya bisa kita tidak dapat apa-apa.

Dari segi moneter kita tidak menghasilkan stabilitas moneter, tidak bisa menghasilkan inflasi yang rendah atau kurs yang stabil. Sementara fiscal ketergantungnnnya kepada Bank sentral semakin tinggi padahal pemerintah punya kapasitas untuk yang disebut dengan financial engineering yang menurut saya tidak habis-habis likwiditasnya kalau dilaksanakan dengan baik untuk itu pemisahan moneter dan fiscal sudah pada tahap kita butuhkan. Untuk itu lagi-lagi kita menghindarkan apa yang terjadi di masa tiga puluh tahunan yang lalu, selama masa tiga puluh tahunan yang lalu fiscal dan moneter itu hampir bersatu Bl itu seperti kasir.

PEMERINT AH :

Dalam kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan dan buruk, Bl secara kolektif bisa memberikan bla-bla dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, kemudian wadah berikutnya apa yang disebutkan gagasan berarti berada di dalam Undang-undang ini terakomodasi.

ANGGOTA F.PDIP (DR. IR .BENY PASARIBU):

Kalau itu alasannya tapi ketika kita buka dunia usaha seperti itu nanti maka yang bocor itu adalah untuk Mobnas, kredit yang lain-lain ini. Sekali kita buka memberikan kredit Bank Indonesia. Nah kalau kredit bisa ke pemerintah usaha kecil menengah, koperasi juga berhak dan menurut saya itu lebih rakyat daripada pemerintah. Jangan kita bicara banyak rakyat di sini, rakyatnya sendiri tidak menikmati apa dari perbuatan kita. Nah oleh sebab itu saya kira

(25)

kepada pemerintah ini sudah sangat diskriminatif Bank Indonesia itu milik kita semua. Milik rakyat bukan hanya pemerintah.

Pada intinya ingin menjelaskan bahwa Bank Indonesia itu hukan kreditor, bukan lagi lembaga pembiayaan tetapi benar-benar menjadi monetering otority yang tugas-tugasnya sud ah didefinisikan dalam Undang-undang ini. Oleh sebab itu bukan lagi tanggung jaw ab moneter, bukan lagi tanggung jawab Bl untuk mengurusi kesulitan-kesulitan fiscal. Kalau ada kesulitan fiscal itu pasti ada jalan yang kita carikan tanpa mengganggu tugas-tugas moneter.

ltu sud ah persoalan lain tolong ini jangan digabungkan. Mudah-mudahan di round kedua ini wacana ini berkembang untuk kita pahami.

Sekian dulu terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Beny,

Selanjutnya Pak Sutanto.

ANGGOTA F. TNl/POLRI (DRS. SUTANTO, MM. MS.I):

T erima kasih Pak Ketua,

Mencermati diskusi dari putaran pertama kami punya kesan bahwasannya ada dua pihak yang berbeda pendapat dan pendapat itu kalau dilukiskan pada spectrum pada ujung- ujungnya. Konteks permasalah yang ada adalah ada pasal di dalam Undang-undang satu pihak mennginginkan disempurnakan. Dari ini nanti bisa diuji apakah gagasan yang realistis dari pihak yang menghendaki ini apakah bisa memberikan alokasi waktu sehingga bisa dicantumkan di peratutan peralihan. penempatan dari gagasan dari pihak akan mengadakan perubahan ini kelihatannya menurut kami adalah di penjelasan. Penjelasan ini semacam kontigensi plan disitu harus ada persetujuan DPR.

Demikian win-win solution, ada dua alternative, alternative pertama adalah pihak yang menginginkan perubahan mencabutnya, solusinya kedua idenya tetap diakomodasi ditampung t8pi tempat nya adalah penjelasan pasal ini. Kemudian sebagai komentar kelihatannya yang dipermasalahkan yang agak dominant adalah talangan untuk mengatasi keadaan pada awal tahun anggaran. Kita persempit masalah ini bagaimana solusinya. Sebab realitasnya memang demikian. Seandainya itu maka arah informasi itu jadi penjelasan ini bisa tertampung dan inipun dengan persetujuan Dewan.

Persetujuan Dewan bukan harus dengan suatu keputusan atau suatu ketetapan atau suatu Undang-undang dengan rapat kerja itu bisa dilakukan dengan seperti kemarin masalah divestasi. Rencana pemerintah dan rencana Bl bisa dipertemukan dengan penengah Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian Saudara Pimpinan dan forum yang saya hormati mudah- mudahan ini ada manfaatnya.

T erima kasih.

(26)

KETUA RAPA T :

Baik terima kasih,

Kemudian selanjutnya Pak Endin, Pak Paskah lalu Pak Sumitro.

ANGGOTA F .PPP (DRS. H. A.L SOEFIHARA, MM.) :

Saya kira alasan-alasan tadi sudah disampaikan oleh Pak Beny supaya pasal 56 ini tetap sebagaimana semula dan pemerintah juga sudah menyampaikan itu. Kalau saya pakai pendekatan politik kepada FPG saya mau tanya kalau Bl boleh memberikan kredit kepada pemerintah, tadikan usu I pemerintah jug a seperti itu. Sekarang pemerintahnya sud ah mencabut kemudian FPG sama FKKI masih menginginkan ada kredit kepada pemerintah, ini FPG mewakili pemerintah yang mana ini. Kemudian yang kedua saya ingin menegaskan ulang bahwa di dalam APBN ada mekanismenya ada asumsi-asumsinya jangan kita menduga di tahun anggaran pemerintah kelihangan uang atau tidak memiliki uang. Lalu dengan alasan itu Bl harus memberikan kredit kepada pemerintah. Jangan-jangan kredit itu untuk kepentingan bernama APBN tapi nanti digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang lain, Kira-kira demikian penegasannya.

terima kasih KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Endin, selanjutnya Pak Paskah.

ANGGOTA F.PG (DRS. H. PASKAH SUZETTA, MBA):

T erima kasih Pimpinan,

Pemerintah dan teman-teman anggota Dewan yang ingin saya sampAikan adalah kalau usulan kami dianulir berarti kita tidak konsisten terhadap apa yang kita putuskan di pasal 55.

kalau alasan-alasannya sebagaimana yang disampaikan teman-teman yang tidak menghendaki usulan ini diteruskan ini yang pertama. Yang kedua, saya kemarin berkali-kali mengatakan bahwa dalam periode paling tidak lima tahun ini bahwa Bank Indonesia tidak bisa seluruhnya lndependen. Bank Indonesia ini dalam menjalankan tug as dan fungsinya baik drilam rangka pengendalian moneter dan sebagainya tidak bisa lepas dari lingkungannya, harus melihat lingkungannya dan juga memerlukan dukungan lingkungannya tidak bisa dia jrllan sendiri dalam situasi Negara kita yang krisis. Kita tidak tahu juga ini misi APBN 2001, Pak Menko sudah kesana-kemari mencari pinjaman juga, sulit juga kan itu mau mencari pinjaman itu realitasnya dan antara realitas dan idealisme dipisahkan dulu lah sernentara kita dalam keadaan krisis. Masalahnya kalau Bl mau jalan terus sendiri ini akan memperburuk krisis yang akan bertumpuk-tumpuk dan apa yang terjadi nanti akan terus menjadi beban APBN yang membengkak pemasukan tidak ada.

lni permasalahan bukan lagi defisit APBN duitnya tidak ada terus ini membengkak, itu yang menjadi permasalah. Yang kedua diakui juga oleh pemerintah waktu itu, dimana

(27)

pemerintah mencari dana darimana saja rentenir barangkali untuk kepentingan pemerintah, ini kita mengajak kepada teman-teman untuk berpikir realistis. Kalau memang ini tidak bisa dipecahkan dalam forum ini saya minta dibawa ke Pansus di buka kemudian masyarakat menilai dan memberikan masukan-masukan ke sini dan kita buka permasalahan yang ada di pernerintah biarlah dinilai oleh Publik. Siapa yang tidak ingin indenpenden atau apa kondisinya yang tidClk memungkinkan independent memang keadaannya seperti ini, siapapun pemerintahnya lima tahun ini akan menghadapi masalah seperti ini.

Saya mengetuk kepada teman-teman sebaiknya ini dijadikan satu pasal sesuai dengan usulan kami dan kalau tidak bisa diputuskan disini saya akan minta ini dibawa ke Pansus supaya terbuka dan masyarakat memberikan masukan dan memberi nilai apa sih sebenarnya yang terjadi di tubuh kita ini pemerintah ini yang terjadi. ltu saja mungkin Saudara Ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Paskah, selanjutnya Pak Mitro.

ANGGOTA F .KKI ( F .X. SUMITRO, SH. ) :

Pertama saya tanya kepada Bank Indonesia kalau ekonominya hancur yang saudara lakukan apa, mau minta dana lagi kepada kita. Karena saudara akan subsidi terus untuk menekan berbagai gejolak inflasi, saudara akan selalu mengatur itu kalau habis dana nya saudara mau minta sama siapa, rakyat lagi, rakyat mungkin bakar gedung itu. Bahwa teori mengatakan inflasi pendorong ekonomi makin bagus itukan jangka panjang pak. Jangka pendek saja saya tanya sebenarnya pemerintah utangnya berapa sih sekarang, udah mau mati kok bagaimana saudara mau mengatur disiplin budjet, yang diatur tidak ada kok, defisit terus kok, mengapa kita tidak melihat kondisi realitas yang ada.

Negara yang sud ah maju saja tidak mikirin independent ini loh, jadi bukan pertanyaan kita mau pakai Bank Indonesia itu benar-benar murni istilah policy moneter fiscal pemerintah.

Sekarang ini tidak bisa lakukan itu namun demikian kita bukan tidak mau menghendaki itu pada saatnya pelan-pelan, dari hitam tidak mungkin bisa balik menjadi putih kecuali dibakar dan kertas baru lagi. Korupsi di Indonesia mau diberantas tahun ini cucu saya mungkin baru bisa ngalami baru bersih, anak saya sudah kena kok. Tidak mungkin KKN mau diberantas satu dua tahun among kosong, wong dari atas itu semuanya kok mengapa realitanya tidak diperhatikan.

lmplementasinya harus melihat kondisi yang ada dong, saya bukan tidak menghargai konsep-konsep dari Bl. Kalau saudara katakana koasi masih ada tapi rambu-rambu sudah kita berikan tapi koasi inipun sebenarnya hampir mutlak 81 itu khusus untuk stabilitas moneter karena hanya APBN itupun kalau diperlukan. APBN ini kan untuk rakyat bagaimana kredit kecil kepada KUK, KUK akan turun kalau kita tidak bisa membayar subsidi bunganya kan lima trilyun kita masukan di APBN itu, kalau tidak ada uang ya kreditnya tidak kucur Bank swasta mana mau keluarin atau Bank-bank lain. jadi justru kita pikirkan rakyat supaya KUK atau kredit kecil itu jalan APBN itu harus punya duit. Jadi inflasi hanya salah satu unsur yang

Referensi

Dokumen terkait

Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama

Perubahan terminologi atau istilah anak berkebutuhan khusus dari istilah anak luar biasa tidak lepas dari dinamika perubahan kehidupan masyarakat yang berkembang saat ini,

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

RAWATAN KANSER PESAKIT LUAR TAHUNAN Jika Orang Yang Diinsuranskan didiagnosis menghidap kanser seperti yang tertakluk di dalam Definasi Penyakit Kritikal, Syarikat akan

Dengan menggunakan CVP analysis ini perusahaan dapat mengetahui bagaimana pengaruh pada perubahan biaya, harga jual, dan sales mix terhadap pencapaian target laba

Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara obyektif dalam menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual dan berprinsip untuk mengorganisasikan dan

Tampilan Form yang digunakan untuk mendefinisikan sistem yang dilakukan dalam akan melakukan olah data basis kasus yang ditunjukkan pada gambar IV.6:... Gambar IV.6 Tampilan

Hasil penerapan model pembelajaran Mastery Learning terhadap penguasaan kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan