satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik, dimana instansi pemerintah melaporkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang terukur ini juga menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan. Akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Akuntabilitas kinerja sekurang-kurangnya harus memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas atas perumusan perencanaan strategis organisasi sehingga menggambarkan hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat diukur, diuji dan diandalkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomer 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga merupakan bagian dari siklus Sistem AKIP, maka kategori capaian indikator kinerja dibagi dalam kategori pencapaian sesuai target sebesar 100%, melampaui/melebih target >100% dan tidak mencapai target
<100%.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 ditetapkan 19 (sembilan belas) sasaran dengan 25 (duapuluh lima) indikator sasaran dan mengacu pada 5 (lima) misi yang ingin diwujudkan dalam tahun 2017 dengan rincian sebagai berikut :
Misi ketiga terdiri dari 1 sasaran dengan 1 indikator sasaran Misi kedua terdiri dari 3 sasaran dengan 5 indikator sasaran Misi ketiga terdiri dari 2 sasaran dengan 2 indikator sasaran
Pencapaian target Sasaran Renstra Tahun 2017
No. Sasaran
Jumlah Indikator
Sasaran
Tingkat Pencapaian Melampaui target
(>100%)
Sesuai Target (100%)
Belum Mencapai
Target (<100%)
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Sasaran 1 1 - - - - 1 99,35
2 Sasaran 2 1 - - - - 1 97,45
3 Sasaran 3 1 - - - - 1 80,35
4 Sasaran 4 1 - - - - 1 99,77
5 Sasaran 5 1 - - - - 1 98,55
6 Sasaran 6 1 1 103,91 - - - -
7 Sasaran 7 1 - - - - 1 97,89
8 Sasaran 8 2 - - - - 2 87,29
9 Sasaran 9 1 - - - - 1 99,97
10 11
Sasaran 10 3 3 219,17 - - - -
11 Sasaran 11 2 - - 1 100 1 86,89
12 Sasaran 12 1 - - - - 1 82,03
13 Sasaran 13 1 1 106 - - - -
14 Sasaran 14 1 1 102,94 - - - -
15 Sasaran 15 2 - - 1 100 1 95,86
16 Sasaran 16 1 - - - - 1 98,98
17 Sasaran 17 2 - - 1 100 1 99,36
18 Sasaran 18 1 - - - - 1 94,62
19 Sasaran 19 1 1 118,81 - - - -
Jumlah 25 7 130,17 3 100 15 93,72
Keterangan : Pengukuran dilakukan di Triwulan 4
- Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,35% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 2 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 97,45% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 80,35% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,77% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 5 terdiri dari 1 indikator dengan dengan nilai 98,55% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 7 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 97,89% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 8 terdiri dari 1 indikator dengan dengan nilai 87,29% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 9 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 99,97% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 10 terdiri dari 3 indikator dengan rata-rata realisasi persentase sebesar 219,17% atau melampaui/melebihi target.
- Sasaran 11 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 93,45% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 12 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 82,03% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 13 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 106% atau melampaui/melebihi target.
- Sasaran 14 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 102,94% atau melampaui/melebihi target.
- Sasaran 15 terdiri dari 2 indikator dengan rata-rata realisasi persentase sebesar 97,93% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 16 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 98,98% atau Belum mencapai target.
- Sasaran 17 terdiri dari 2 indikator dengan rata-rata realisasi persentase sebesar 99,68% atau belum mencapai target.
- Sasaran 18 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 94,62% atau belum mencapai target.
- Sasaran 19 terdiri dari 1 indikator dengan nilai 118,81% atau melampaui/melebihi target.
Rata rata capaian kinerja dari hasil pengukuran kinerja masih terlihat adanya kekurang berhasilan yang ditunjukkan dengan capaian indikator sasaran di bawah seratus persen. Hal tersebut akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di masa mendatang.
Kata Pengantar i
Ringkasan Eksekutif ii
Daftar Isi v
Daftar Tabel vi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1.3 Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan Timur 2
1.4 Gambaran umum kondisi daerah 5
1.4.1 Aspek Geografi dan Demografi 5
1.4.2 Aspek Kesejahtreraan Rakyat 8
1.4.3 Aspek Pelayanan Umum 11
1.4.4 Aspek daya Saing Daerah 12
1.5 Struktur Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 12 1.6 Permasalahan Utama Pembangunan Provinsi Kaltim 16 1.7 Keragaman SDM Pemerintah Provinsi Kaltim 16 BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
2.1 Reformasi Birokrasi dan manajemen Perubahan di Prov.Kaltim
18 2.2 Inovasi dalam Reformasi Birokrasi dan Pengelolaan
Kinerja Pemerintah Prov.Kaltim
20 2.3 Rencana Strategis Pemerintah Prov.Kaltim 20
2.3.1 Visi dan Misi 20
2.3.2 Tujuan 23
2.3.3 Sasaran 24
2.3.4 Strategi, Arah Kebijakan daerah, Program dan Indikator Kinerja dalam RPJMD 2013-2018
27 2.3.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 38
2.4. Indikator Kinerja Utama 40
2.5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 41
2.5.1 Program untuk Pencapaian Sasaran 43
2.6 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2017 44
2.6.1 Rencana Anggaran Tahun 2017 45
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3.1 Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Tahun Sebelumnya 48 3.2 Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur.
51 3.3 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017 52 3.4 Evaluasi dan Analisis Realisasi Kinerja 57
3.5 Realisasi Anggaran 152
BAB IV Penutup
4.1 Simpulan 159
4.2 Strategi Peningkatan Kinerja 160
LAMPIRAN
1. Pengukuran Kinerja Tahun Tahun 2017 2. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Prov.Kaltim 3. Matrik RPJMD 2013-2018
4. Pernyataan Telah Direviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran Tahun 2018
5. Penghargaan-penghargaan
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017
5
Tabel 1.2 Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017
8
Tabel 1.3 Nilai PDRB dari Sektor, Lapangan Usaha untuk Tiap Kabupaten/Kota di Kaltim, Tahun 2016
10
Tabel 1.4 Indeks Pembangunan Manusian (IPM) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 – 2016
11
Tabel 1.5 Komposisi PNS dilingkungan Pemerintan Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin
17
Tabel 2.1 Matrik Hubungan antara Misi dan Tujuan 24 Tabel 2.2 Matrik Hubungan antara Tujuan dan Sasaran 26
Tabel 2.3 Penentuan Strategi 28
Tabel 2.4 Perumusan Arah Kebijakan Pembangunan 32 Tabel 2.5 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur
38
Tabel 2.6 Indikator Kinerja Utama 40
Tabel 2.7 Rencana Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017
41
Tabel 2.8 Program Untuk Pencapaian Sasaran 43 Tabel 2.9 Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2017
44
Tabel 2.10 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2017 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI)
46
Tabel 2.11 Alokasi per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2017
46
Tabel 3.1 Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 dan Tahun 2017
51
Tabel 3.2 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2017 53 Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur
Tahun 2017 Per Triwulan
55
Tabel 3.4 Opini Penegelolaan Keuangan Daerah Tahun 2016 120 Tabel 3.5 Acuan Nilai Persepsi Interval SKM dan Nilai Kinerja
Unit Pelayanan
128
Tabel 3.6 Instansi /Lembaga Yang Melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
128
Tabel 3.7 Hasil Evaluasi akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2017
136
Tabel 3.8 Hasil Penilaian Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPPD) di 9 Kabupaten/Kota
137
Tabel 3.9 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 151 Tabel 3.10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Per 31 Desember 2017 dan 2016
153
Tabel 3.11 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017 154
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, dimana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Mengacu kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi acuan disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017, sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pencapaian kinerja sebagaimana disepakati dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Perjanjian kinerja dimaksud telah
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan dana baik dari APBD maupun sumber dana lainnya serta mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2017 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018.
1.2 Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.
Selain itu, Laporan Kinerja menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam Laporan Kinerja, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, Laporan Kinerja sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.
1.3 Sejarah Singkat Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai suatu kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan Gubernur yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu Karesidenan dari Propinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat pulau terbesar di Nusantara ini, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi 3 (tiga) provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, tentang Penetapan Undang-Undang Darurat No. 3 Tahun 1953 tentang Perpanjangan Pembentukan Daerah Tk. II di Kalimantan menjadi Undang-Undang, meliputi :
1. Daerah Tingkat II Kutai 2. Kotapraja Balikpapan 3. Kotapraja Samarinda 4. Daerah Tingkat II Berau 5. Daerah Tingkat II Bulongan
Dalam perkembangan lebih lanjut sesuai ketentuan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974 dibentuk 2 Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989, yakni :
1. Kota Administratif Bontang (berada di Kabupaten Kutai) 2. Kota Administratif Tarakan (berada di Kabupaten Bulungan)
Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur dalam mengelola administrasi pemerintahan dan pembangunan di daerah, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yaitu :
Wilayah Utara berkedudukan di Kota Tarakan meliputi Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan dan Kotif Tarakan)
Wilayah Selatan berkedudukan di Kota Balikpapan meliputi Kotamadya Balikpapan, Kabupaten Kutai dan Kabupaten Pasir.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan dirubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka struktur Pemerintahan wilayah Pembantu Gubernur dihapuskan serta Kota Administratif Bontang dan Tarakan ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Otonom.
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997, Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 serta Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2007 mengenai pemekaran Kabupaten dan Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi
Kalimantan Timur dari 6 (enam) Kabupaten/Kota bertambah menjadi 14 (empat belas) Kabupaten/Kota, yaitu :
1. Kabupaten Paser.
2. Kabupaten Berau.
3. Kabupaten Bulungan.
4. Kabupaten Kutai Kartanegara.
5. Kabupaten Kutai Barat.
6. Kabupaten Kutai Timur.
7. Kabupaten Malinau.
8. Kabupaten Nunukan.
9. Kabupaten Penajam Paser Utara.
10. Kabupaten Tana Tidung.
11. Kota Samarinda.
12. Kota Balikpapan.
13. Kota Tarakan.
14. Kota Bontang.
Pasca diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu di Provinsi Kalimantan Timur, maka wilayah Provinsi Kalimantan Timur saat ini terdiri dari 7 Kabupaten dan 3 Kota yaitu :
1. Kabupaten Paser, ibukotanya Tana Paser.
2. Kabupaten Berau ibukotanya Tanjung Redeb.
3. Kabupaten Kutai Kartanegara, ibukotanya Tenggarong.
4. Kabupaten Kutai Barat, ibukotanya Sendawar.
5. Kabupaten Kutai Timur, ibukotanya Sangatta.
6. Kabupaten Penajam Paser Utara, ibukotanya Penajam.
7. Kabupaten Mahakam Ulu, ibukotanya Ujoh Bilang.
8. Kota Samarinda, ibukotanya Samarinda.
9. Kota Balikpapan, ibukotanya Balikpapan.
10. Kota Bontang, ibukotanya Bontang.
1.4 Gambaran Umum Kondisi Daerah 1.4.1 Aspek Geografi dan Demografi
Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor penting, mendasar dan saling menunjang satu sama lain yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kondisi geografi akan memberikan gambaran tentang ketersediaan sumber daya alam, luas lahan, mineral dan bahan tambang yang terkandung di dalamnya, hingga fisiografi lahan beserta flora dan fauna yang berada di atasnya. Sedangkan, kondisi demografi merupakan gambaran tentang ketersediaan sumber daya manusia, baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitasnya dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan.
1) Luas dan batas wilayah administrasi
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), memiliki luas wilayah sekitar 12.734.692 ha atau sekitar 75,53% dari total luas wilayah Indonesia, terdiri dari daratan seluas 12.638.931 Ha dan perairan darat seluas 193.071 Ha. Dari segi administrasi pemerintahan, provinsi terluas ke tiga di Indonesia ini terdiri atas 10 daerah, yang terbagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten (Berau, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser,Penajam Paser Utara, dan Mahakam Ulu) dan 3 (tiga) kota (Balikpapan, Bontang dan Samarinda).
Adapun pembagian wilayah administratif Kaltimmenurut Kabupaten/Kota tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017
No. Kabupaten/Kota Luas
Daratan (Ha)
Jumlah Kecamatan
Jumlah Desa/Kelurahan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Kabupaten Berau 2.163.497 13 110
2. Kabupaten Kutai Kartanegara 2.559.005 18 237
3. Kabupaten Kutai Timur 3.096.435 18 136
4. Kabupaten Kutai Barat 1.349.556 16 194
5. Kabupaten Paser 1.103.079 10 144
6. Kabupaten Penajam Paser Utara 291.895 4 54
7. Kabupaten Mahakam Ulu 1.938.738 5 50
8. Kota Balikpapan 51.124 6 34
9. Kota Bontang 16.299 3 15
10. Kota Samarinda 69.264 10 59
Kalimantan Timur 12.638.893 103 1.032
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bappeda Provinsi Kalimantan Timur (2017)
Berdasarkan data pada tabel di atas (Tabel 1.1.), Kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Timur adalah Kabupaten terluas di Kaltim adalah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dengan luas sebesar 3.096.435 Ha atau 24,50% dari total luas wilayah provinsi, sedangkan Kabupaten dengan luas terkecil adalah Kabupaten Penajam Paser Utara(PPU) yang hanya memiliki luas sebesar 291.895 Ha atau 2,31% dari total luas wilayah Kaltim. Sedangkan untuk luas wilayah perkotaan, total luas wilayah 3 kota di Kaltim (Balikpapan, Bontang dan Samarinda) hanya memiliki proporsi wilayah sebesar 1,08% saja
Berdasarkan tinjauan aspek kartografis dan kewilayahan, batas wilayah administratif Kaltim adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Utara;
2. Sebelah Barat : Negara Bagian Serawak Malaysia, Provinsi
Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Tengah;
3. Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Selatan; dan 4. Sebelah Timur : Selat Makasar dan Laut Sulawesi.
2) Kondisi Geografis
Secara geografis, posisi Kaltim terletak antara 40 24’ Lintang Utara (LU) dan 2025’ Lintang Selatan (LS), 1130 44’ Bujur Timur (BT) dan 1190 000 Bujur Timur (BT). Geo-strategis Kaltimpada dasarnya menguntungkan dan sekaligus menantang bagi upaya pembangunan, karena merupakan satu dari 13 provinsi di Indonesia yang mempunyai wilayah perbatasan antar negara, yaitu dengan negara Malaysia.
Selain itu, posisi Kaltim berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dari Laut Sulawesi ke Samudra Hindia melalui Selat Makasar dan Selat Lombokyang memiliki potensi perekonomian sangat strategis. ALKI berperan dalam memperlancar transportasi kapal- kapal dagang yang melintasi wilayah kepulauan Indonesia. Manfaat dari tersedianya jalur laut tersebut bagi Indonesia sangat besar, yaitu dapat meningkatkan hubungan dagang baik dengan negara-negara Afrika, Asia, dan Pasifik. Bagi Kaltim, posisi ALKI II sangat bernilai
strategis baik ditinjau aspek ekonomi maupun politis karena akan membuka peluang berkembangnya pelabuhan besar dan berstandar internasional yang dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah dan nasional daerah khususnya dan nasional pada umumnya.
3) Topografi
Berdasarkan kelerengan atau kemiringan lahan dan ketinggian tempat, karakteristik topografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh lahan-lahan dengan kelerengan di atas 40 persen dan ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Kondisi demikian akan mempunyai pengaruh sangat besar dalam rangka pemanfaatan lahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Lahan datar (0-2%) di Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya hanya terdapat di daerah pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar yang luasnya sekitar 10,70 persen dari total wilayah. Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan landai (2-15%) luasnya mencapai 16,16 persen. Sisanya, lahan berbukit dengan tingkat kelerengan > 15% dengan luasnya mencapai sekitar 73,14 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Pengembangan tanaman pangan hanya mungkin dilakukan di daerah yang datar hingga landai atau wilayah dengan kemiringan 0-15 persen.
Sedangkan lahan dengan tingkat kelerengan yang lebih tinggi (>15 persen) hanya cocok untuk tanaman tahunan dan kawasan konservasi.
4) Demografi
Demografi merupakan ilmu yang dapat menggambarkan dan mempelajari segala persoalan-persoalan kependudukan suatu wilayah dari segi kuantitas, distribusi hingga komponen-komponen perubahannya. Kondisi demografi di Provinsi Kalimantan Timur sangat kompleks mengingat wilayah geografis yang begitu luas namun jumlah penduduk yang bisa dibilang belum tinggi. Selain itu distribusi penduduk yang menyebar tidak merata menimbulkan tantangan tersendiri dalam membuat kebijakan kependudukan agar pembangunan dirasakan setiap lapisan masyarakat.
Penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari jumlah Penduduk selama kurun empat tahun terakhir 2012-2016. Jumlah penduduk Kalimantan Timur dalam angka 2017 mencapai 3.501.232 jiwa telah bertambah hampir 110.446 ribu jiwa setiap tahunnya dengan pertumbuhan 2010-2016 sebesar 2,34% dan 2015=-2016 sebesar 2,18%. Pertumbuhan penduduk terbesar pda di Kabupaten Kutai Timur (2010-2016: 4,40%; 2015-2016 : b4,21%)
Jumlah penduduk, Kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan menurut kabupaten/kota tahun 2017 pada tabel berikut :
Tabel 1.2
Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2017
No. Kabupaten/ Kota Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
(%)
Laju Pertumbuhan
Penduduk
1 Paser 248.037 22,35 0,80
2 Kutai Barat 158.085 11,53 0,72
3 Kutai Kartanegara 662.481 25,49 1,12
4 Kutai Timur 415.553 13,38 0,49
5 Berau 211.512 9,73 1,55
6 Penajam Paser Utara 166.055 56,80 4,12
7 Balikpapan 618.128 1.201,69 1,11
8 Samarinda 763.729 1.065,87 1, 08
9 Bontang 173.770 1.065,16 5,79
10 Mahakam Ulu 24.381 1,25 0,37
Jumlah Total 3 441.731 27,03 1,38
Sumber : Badan Pusat Statistik Prov.Kaltim (Kalimantan Timur Dalam Angka 2017.)
1.4.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat memberikan gambaran dan hasil analisis terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial dan seni budaya dan olahraga.
1) Kondisi Ekonomi Daerah
Kondisi ekonomi suatu daerah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada
periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur mengalami distorsi akibat tingginya ketergantungan pada harga pasar global, khususnya untuk komoditi batu bara. Berkembanganya sektor hulu tidak diimbangi denga sektor hilir. Tumpuan ekokomi Kaltim pada sektor pertambangan dan penggalian pada tabun 2016 sebesar 43,34%; industri pengolahan sebesar 20,51%;
konstruksi sebesar 8,35%; Pertanian, Kehutanan, dan perikanan sebesar 8,06% serta pedagangan besar dan eceran, mobil dan sepeda motor sebesar 5,55%. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 mengalami kontraksi sebesar - 0,38%. Namun pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi sampai dengan triwulan III sebesar 3,68%. Hal ini sangat dipengaruhi harga komoditas batubara yag membaik. Kondisi ketergantungan ekonomi terhadap harga komoditas ini harus menjadi pendorong pelaksanaan upaya transformasi ekonomi Kalimantan Timur dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Komposisi PDRB Kalimantan Timur Tahun 2016 di sektor tambang sebesar 43,34%, disusul oleh sektor industry pengolahan sebesar 20,51%.
Untuk Kabupaten/Kota Kontribusi sektor tambang terbesar berada di Kabupaten Kutai Timur sebesar 79,23% dan Paser sebesar 71,31%.
Sedangkan untuk industri pengolahan terbesar berada di wilayah Bontang 83,96%, dan Balikpapan sebesar 47,62%. Rendahnya nilai industrialisasi dan pengohanan menjadi indikasi belum berprosesnya hilirisasi baik dari sektor tambang maupun dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
Tabel 1.3
Nilai PDRB dari Sektor, Lapangan Usaha untuk Tiap Kabupaten/Kota di Kaltim, Tahun 2016
No. Kabupaten/ Kota Nilai PDRB (Rp.Miliar)
A B C LPE
1 Paser 37.191,46 12,56% 71,31% 4,51% -4,79
2 Kutai Barat 21.989,39 15,20% 46,95% 5,93% -0,72
3 Kutai Kartanegara 127.831,32 12,70% 64,68% 3,90% -1,71
4 Kutai Timur 94.921,97 8,67% 79,23% 2,98% -1,07
5 Berau 30.788,95 11,38% 60,36% 3,90% -1,7
6 Penajam Paser Utara 7.557,11 21,42% 29,78% 16,57% -0,27
7 Mahakam Ulu 2.105,99 77,23% 7,68% 0,56% 3,38
8 Balikpapan 79.650,21 0,98% 0,05% 47,62% 4,76
9 Samarinda 52.266,34 1,83% 12,45% 8,33% 0,23
10 Bontang 53.935,81 0,89% 0,87% 83,96% -1,49
Kalimantan Timur 507.073,76 8,06% 43,34% 20,51% -0,38 Sumber Data : Kalimantan Timur Dalam Angka 2017, BPS Prov.Kaltim
Keterangan : A : Sektor pertanian, perikanan dan kehutanan B : Sektor pertambangan dan penggalian C : Sektor industri pengolahan
Mahakam Ulu merupakan Kabupaten yang PDRB-nya paling rendah dengan sektor pertanian paling dominan (produktivitas/nilai tambah sangat rendah). Kutai Kartanegara dan Kutai Timur merupakan penyumbang PDRB terbesar Kaltim dengan ekonomi didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian (Sektor B), diikuti oleh Balikappan dan Bontang dengan ekonomi sekor indutri pengolahan.
PDRB Kalimantan Timur
Harga Berlaku Harga Konstan 2010 - Turun dari Rp.519,13
Trilyun menjadi Rp.507,07 trilyun untuk periode 2013- 2016.
- Pertumbuhan negatif -15,1%
selama periode 2013-2016
- Pertumbuhan negatif -2,3%
selama empat tahun terakhir
Kontribusi PDRB tertinggi empat tahun terakhir : - Kabupaten Kutai Kartanegara di atas 25%
- Kutai Timur dengan angka rata-rata 18,0%
- Kabupaten Paser dikisaran 7%
- Berau pada kisaran 6%
Kabupaten Paser mengalami laju pertumbuhan negatif tertinggi yaitu mencapai (-4,79%), demikian pula dengan Kutai kartenegara, Kutai Timur, Berau, dan Bontang yang diketahui sebagai daerah penghasil tambang dan kegiatan perkebunan kelapa sawit tertinggi.
2) Indeks Pembangunan Manusia
Indeks pembangunan manusia atau Human Development Index (HDI) yang diperkenalkan oleh United Nations Development Programes (UNDP) sejak tahun 1990 adalah sebuah indeks komposit untuk mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara/wilayah dalam bidang pembangunan manusia. Dengan IPM, kita bisa melakukan analisis pembandingan pencapaian pembangunan manusia antar wilayah. IPM sendiri dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar yang mencakup Angka Harapan Hidup (kesehatan), Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah (pendidikan) dan Daya Beli Per Kapita (standar hidup layak/ekonomi).
Tabel 1.4
Indeks Pembangunan Manusian (IPM) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 – 2016
Uraian Tahun Ket
2013 2014 2015 2016
IPM 73,21 73,82 74,17 74,59
Pada periode 2013 hingga 2015, IPM di Provinsi Kalimantan Timur mengalami tren peningkatan di setiap tahunnya. IPM tahun 2013 sudah mencapai 73,21. Di tahun-tahun berikutnya, IPM terus mengalami kenaikan hingga terakhir tahun 2015 angka IPM Provinsi Kalimantan Timur mencapai 74,17, dan tahun 2016 angka IPM Provinsi Kalimantan Timur mencapai 74,59.
1.4.3 Aspek Pelayanan Umum
Pada bagian aspek pelayanan umum berikut ini menjelaskan perkembangan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, baik pada urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.
Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah karena berkaitan dengan pelayanan dasar. Secara umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Provinsi Kalimantan Timur memang sudah mulai ada perbaikan, namun masih perlu adanya peningkatan terutama sarana prasarana penunjang pendidikan.
1.4.4 Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitivness) merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Pada aspek daya saing daerah memberikan gambaran tentang kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumberdaya manusia. Indikator yang mengambarkan aspek daya saing daerah.
1.5. Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam menjalankan otonominya, didukung dengan Organisasi Perangkat Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Kalimantan Timur, Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Povinsi Kalimantan Timur.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyelenggarakan urusan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib adalah urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat sedangkan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (Core Competence) yang menjadi kekhasan daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah sebagai berikut :
No. Perangkat Daerah
A. Sekretariat Daerah, yang membahawahi :
1 Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, mengkoordinasikan
a Biro Pemerintahan, Perbatasan dan Otonomi Daerah b Biro Hukum
c Biro Kesejahteraaan Rakyat
2. Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, mengkoordinasikan
a Biro Perekonomian
b Biro Administrasi Pembangunan b Biro Infrastruktur
3. Asisten Administrasi Umum, mengkoordinasikan a Biro Organisasi
b Biro Hubungan Masyarakat.
c Biro Umum.
No. Perangkat Daerah
B. Sekretariat DPRD
C. Dinas Daerah terdiri atas :
1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
2 Dinas Kesehatan;
3 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat;
4 Dinas Sosial;
5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
6 Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak;
7 Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura;
8 Dinas Lingkungan Hidup;
9 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
10 Dinas Perhubungan;
11 Dinas Komunikasi dan Informatika;
12 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
13 Dinas Pemuda dan olahraga;
14 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan;
15 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
16 Dinas Kehutanan;
17 Dinas Kelautan dan Perikanan;
18 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM);
19 Dinas Pariwisata;
20 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan;
21 Dinas Perkebunan;
22 Satuan Polisi Pamong Praja;
D. Lembaga Teknis Daerah terdiri atas : 1 Inspektorat;
2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
3 Badan Pendapatan Daerah.
4 Badan Pengelolaan Keuanga Dan Aset Daerah 5 Badan Kepegawaian Daerah;
6 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
7 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah;
8 Badan Penghubung
9 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
10 Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
E. Rumah Sakit Daerah
1 Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Syahrani;
2 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Kanujoso Djatiwibowo;
3 Rumah Sakit Khusus Daerah Atma Husada Mahakam;
F. Lembaga Lainnya
1 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI.
Struktur Pemerintah Provinsi Kaltim
1.6 Permasalahan Utama Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur Permasalahan pembangunan daerah menjadi salah satu rujukan penting dalam merumuskan berbagai kebijakan pembangunan. Permasalahan yang dirumuskan dalam RPJMD merupakan inti dari berbagai permasalahan sektoral yang digabung menjadi satu rumusan masalah pembangunan. Suatu kebijakan pembangunan harus memiliki dasar rumusan permasalahan yang relevan sehingga kebijakan publik memiliki pertimbangan matang sebagai dasar penentuan prioritas pembangunan.
Prioritas pembangunan yang baik akan menciptakan agenda utama pembangunan dan memberikan harapan baru bagi pemerintah dalam 5 (lima) tahun periode RPJMD. Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan untuk masing-masing aspek dan urusan pemerintahan serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan, maka diketahui terdapat lima permasalahan utama pembangunan Provinsi Kalimantan Timur yaitu:
(1) Rendahnya daya saing SDM Provinsi Kalimantan Timur;
(2) Tranformasi ekonomi yang belum sepenuhnya mampu diunggulkan;
(3) Peningkatan aksesibilitas dan konektivitas wilayah melalui pembangunan di bidang infranstruktur;
(4) Penurunan kualitas lingkungan hidup; dan
(5) Pemerintah yang belum mencapai kinerja yang prima dan akuntabel.
Kelima permasalahan utama tersebut menjadi pemicu utama belum maksimalnya pembangunan daerah di Provinsi Kalimantan Timur yang ditandai dengan belum meratanya kesejahteraan masyarakat. Agar rumusan kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan tidak menyimpang dari substansinya maka perlu dipahami sumber/akar masalah dari setiap permasalahan tersebut.
1.7. Keragaman SDM Pemerintah Provinsi Kaltim
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur, memiliki kapasitas SDM dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Tahun 2014, jumlah PNS di Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebanyak 7.234 orang, dengan
perimbangan laki-laki sebanyak 4.303 orang (59,48%) dan perempuan sebanyak 2.931 orang (40,51%) yang menunjukkan perimbangan gender yang baik.
Berdasarkan tingkat pendidikan PNS pada kantor pemerintah provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur, 14 orang (13 laki-laki dan 1 perempuan) berpendidikan S-3, berpendidikan S2 sebanyak 759 orang, berpendidikan S1/DIV sebanyak 2.189 orang, sedangkan berpendidikan SLTA2.450 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi jenjang pendidikan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memiliki keragaan sumber daya manusia yang baik.
Komposisi per jenjang pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 1.5
Komposisi PNS dilingkungan Pemerintan Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin
No. Jenjang
Pendidikan
Pegawai Negeri Sipil
Jumlah Total Laki-Laki Perempuan
1 S3 13 1 14
2 S2 509 250 759
3 S1 1.255 934 2 198
4 D III 484 815 1 299
5 D II/ D I 30 33 63
6 SLTA 1.634 816 2 450
7 SLTP 205 40 245
8 SD 173 42 215
Jumlah Total 4 303 2 931 7 234
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Bab II
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
2.1. Reformasi Birokrasi dan Manajemen Perubahan di Provinsi Kalimantan Timur
Reformasi birokrasi merupakan strategi untuk menjawab menguatnya desakan publik akan perbaikan kinerja instansi pemerintah dalam penyediaan layanan publik. Sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, reformasi birokrasi merupakan perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan.
Reformasi birokrasi pemerintahan sangat mendesak untuk dilaksanakan pada saat birokrasi telah dianggap sebagai sistem yang menyebabkan jalannya pemerintahan dan pelayanan publik berjalan tersendat, bertele-tele, in-efisien, organisasi yang terlalu besar dan kaku, KKN, serta permasalahan birokrasi lainnya.
Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun kepercayaan masyarakat (public trust building) dan menghilangkan citra negatif birokrasi pemerintahan dengan membentuk aparatur negara yang profesional, sedangkan sasaran reformasi birokrasi adalah terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi melalui pembaharuan pola pikir (mid-set) dan pola budaya (culture-set) pegawai negeri dalam pengelolaan urusan pemerintahan serta sistem manajemen pemerintahan.
Ada 3 (tiga) sasaran utama dilakukannya reformasi birokrasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yakni:
1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN:
2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Terwujudnya pemerintahan yang bersih (good governance) sebagai sasaran reformasi birokrasi antara lain ditandai dengan kondisi birokrasi yang akuntabel, transparan, efektif dan efisien.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga telah melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah yang menghasilkan regulasi, kebijakan, fasilitasi, dan evaluasi kebijakan di bidang organisasi yang diharapkan dapat semakin mendorong proses reformasi birokrasi secara signifikan. Melalui pelaksanaan program tersebut, area perubahan yang dituju meliputi seluruh aspek manajemen pemerintahan antara lain organisasi, tata laksana, SDM aparatur, akuntabilitas, pelayanan publik, mind set dan culture set aparatur. Hal ini juga menggambarkan upaya mendorong perubahan pola pikir dan budaya kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Manajemen perubahan juga didorong melalui penataan regulasi di tingkat Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, antara lain melalui penyelelarasan produk hukum daerah. Hasilnya telah menunjukkan bahwa tidak terdapat inkonsistensi antar berbagai produk perundangan daerah, serta kinerja penyelesaian penyusunan peraturan gubernur sebagai amanat Peraturan Daerah.
Aspek lain sebagai bagian dari komitmen untuk peningkatan pelayanan publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga mengembangkan penilaian pelayanan publik melalui Citra Pelayanan Prima. Penilaian ini menjadi stimulus bagi unit-unit pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas pelayanan, utamanya adalah hal visi/misi pelayanan, sistem dan prosedur pelayanan, sumber daya manusia dan sarana-prasarana pelayanan. Selain itu, peningkatan kualitas pelayanan juga telah dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengembangkan program sebagai panduan strategis implementasi dan pengembangan e-government di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Upaya-upaya ini telah
menghasilkan peningkatan pelayanan publik, sebagaimana yang ditunjukkan oleh penilaian eksternal terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur .
2.2 Inovasi dalam Reformasi Birokrasi dan Pengelolaan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur .
Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, berbagai inovasi telah dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah pengembangan teknologi informasi untuk peningkatan kualitas perencanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. Hal ini meliputi pengembangan RPJMD SIPPD Kaltim untuk perencanaan dan pengembangan sistem aplikasi untuk monitoring dan evaluasi yang mengintegrasikan si Monev.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga melakukan rangkaian inovasi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah, SIPPD Kaltim merupakan program aplikasi untuk menjaga konsistensi antara perencanaan pembangunan tahunan yang diwujudkan dalam penentuan rencana program dan kegiatan dengan program dan kegiatan indikatif yang mendukung pencapaian sasaran dalam RPJMD.
Sistem aplikasi ini juga dikembangkan untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan pembangunan.
2.3 Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 2.3.1 Visi dan Misi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan kerangka pembangunan strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan yang memuat penjabaran visi, misi dan program gubernur, RPJMD berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan baik RPJP maupun RPJM Nasional. Untuk
periode 2013-2018 RPJMD Provinsi Kalimantan Timur disahkan melalui Perda Nomor 7 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Sebagai penerjemahan kebijakan politik Gubernur sebagai Kepala Daerah, RPJMD menjadi pijakan bagi perencanaan strategis baik SKPD Provinsi maupun Kabupaten Kota, termasuk hingga ke level perencanaan tahunan. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Gubernur yang tertuang dalam RPJMD tersebut.
Visi :
Terwujudnya Kalimantan Timur Sejahtera Yang Merata Dan Berkeadilan Berbasis Agroindustri Dan Energi Ramah Lingkungan.
Visi tersebut mengandung dua elemen utama pembangunan yaitu mewujudkan Kaltim sejahtera yang merata dan berkeadilan yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pada pengembangan agroindustri dan berbasis energi ramah lingkungan.
Elemen Visi Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan memandang lebih jauh dibanding aspek kesejahteraan masyarakat itu sendiri, pemerintah ingin mencapai adanya keseimbangan antara kesejahteraan sosial dan ekonomi serta keharmonisan antara pembangunan sosial- ekonomi dengan aspek lingkungan hidup yang kesemuanya diketahui saling memengaruhi. Hal ini penting dilakukan karena pembangunan yang hanya berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan kesenjangan dalam masyarakat yang berakibat munculnya berbagai ketimpangan sosial seperti kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup yang merupakan dampak dari pembangunan ekonomi.
Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan merupakan komitmen untuk melakukan transformasi ekonomi berbasis pemanfaatan sumberdaya alam terbarukan dengan sistem pengelolaan yang berkelanjutan. Fokus ini merupakan kebijakan yang diyakini dapat mewujudkan visi Provinsi Kalimantan Timur Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan pada intinya
adalah pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat ini maupun masa datang melalui pemerataan pembangunan ekonomi yang bertumpu pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sebagai bagian dari implementasi konsep pembangunan berkelanjutan.
Misi:
1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Misi ini mengemban upaya untuk meningkatkan. Sumber daya manusia Kalimantan Timur bersifat komprehensif yang telah mempertimbangkan baik aspek jasmani (sandang, pangan dan perumahan) maupun aspek rohani (pendidikan mental dan spiritual) sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki, lingkungan sosial maupun kultural daerah.
2. Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan. Misi ini mengemban upaya untuk mempersiapkan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang lebih seimbang antara ekonomi berbasis sumber daya alam tidak terbarukan dengan sumber daya alam terbarukan secara sistematis dibutuhkan untuk menjamin pembangunan keberlanjutan.
3. Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata. Misi ini mengemban upaya untuk pemenuhan infrastruktur dasar yang berkualitas guna mendukung pertumbuhan dan kelancaran perekonomian masyarakat secara merata dengan tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta antisipasi bencana yang mengancam keberadaan sumber daya potensial dan strategis.
4. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik. Misi ini mengemban upaya untuk Penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggung jawab, bersih, transparan, profesional, efektif, dan efisien.
Misi ini mengemban tujuan peningkatan efektivitas layanan birokrasi yang responsif, transparan, dan akuntabel, serta meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
5. Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim. Misi ini mengemban upaya untuk transformasi pembangunan menuju ekonomi hijau atau ekonomi yang rendah karbon akan mewujudkan kondisi masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan sosial serta mengurangi resiko lingkungan dan kerusakan ekologi.
2.3.2 Tujuan
Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah, sebagai berikut:
1. Misi Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, dengan tujuan:
a. Meningkatkan kualitas SDM Kaltim
2. Misi Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan, dengan tujuan:
a. Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pendapatan masyarakat
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau
3. Misi Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata, dengan tujuan:
a. Menyediakan infrastruktur dasar yang berkualitas
4. Misi Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik, dengan tujuan:
a. Merwujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
5. Misi Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim, dengan tujuan:
a. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Tabel 2.1
Matrik Hubungan antara Misi dan Tujuan
Misi Tujuan Indikator
I Mewujudkan
Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi
1 Meningkatkan kualitas SDM Kaltim
1 IPM
II Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan
1 Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan
pendapatan masyarakat
1 Tingkat Kemiskinan
2 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau
2 Pertumbuhan ekonomi dengan Migas III Mewujudkan
Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata
1 Menyediakan infrastruktur dasar yang berkualitas
1 Indeks Kepuasan layanan infrastruktur dasar IV Mewujudkan Tata
Kelola
Pemerintahan yang Profesional,
Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik
1 Merwujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
1 Indeks Kepuasan Masyarakat
V Mewujudkan
Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
1 Indeks Kualitas Lingkungan
2.3.3 Sasaran
Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, adalah sebagai berikut :
1. Sasaran yang hendak dicapai Misi : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, dengan sasaran:
a. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) b. Meningkatnya Angka Melek Huruf
c. Meningkatnya rata-rata lama sekolah d. Meningkatnya angka harapan hidup e. Meningkatnya pendapatan perkapita
2. Misi : Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan, dengan sasaran:
a. Menurunnya tingkat kemiskinan
b. Menurunnya tingkat pengangguran
c. Meningkatnya daya beli masyarakat
d. Menurunnya Indeks Gini
e. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
f. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam arti luas
g. Tercapainya Swasembada pangan
h. Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan
3. Misi : Mewujudkan Infrastruktur Dasar yang Berkualitas bagi Masyarakat secara Merata, dengan sasaran:
a. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan infrastruktur dasar
4. Misi : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional, Transparan dan Berorientasi pada Pelayanan Publik, dengan sasaran:
a. Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKN b. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik c. Menigkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja
5. Misi : Mewujudkan Kualitas Lingkungan yang Baik dan Sehat serta Berperspektif Perubahan Iklim, dengan sasaran:
a. Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan b. Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca
Tabel 2.2
Matrik Hubungan antara Tujuan dan Sasaran
Tujuan Sasaran
Uraian Indikator Uraian Indikator
1 Meningkatkan kualitas SDM Kaltim
IPM 1 Meningkatnya Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
IPM
2 Meningkatnya harapan lama sekolah
Angka harapan lama sekolah (tahun)
3 Meningkatnya rata-rata lama sekolah
Angka rata-rata sekolah (tahun) 4 Meningkatnya angka
harapan hidup
Angka harapan hidup (tahun) 2 Meningkatkan
kesejahteraan dan pemerataan pendapatan masyarakat
Tingkat Kemiskinan
5 Menurunnya tingkat kemiskinan
Tingkat Kemiskinan (%)
6 Menurunnya tingkat pengangguran
Tingkat
Pengangguran (%)
7 Meningkatnya standar hidup layak
Paritas daya beli/Purchasing power parity (PPP) (Perkapita/perhari) 8 Meningkatnya daya beli
masyarakat
Tingkat Inflasi (%) Indeks tendensi konsumen
9 Menurunnya Indeks Gini
Indeks Gini 3 Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi hijau
Pertumbuhan ekonomi dengan Migas
10
Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
Pertumbuhan ekonomi dengan migas (%)
Pertumbuhan ekonomi tanpa migas (%)
Pertumbuhan ekonomi non migas dan non batubara 11 Meningkatnya
kontribusi sektor pertanian dalam arti luas
Share sektor pertanian dalam arti luas (%)
Laju pertumbuhan Ekonomi sektor pertanian dalam arti luas
12 Tercapaianya
swasembada pangan
Rasio pemenuhan beras (%)
13 Meningkatnya
pemanfaatan energi terbarukan
Bauran energi baru terbarukan (%) 4 Menyediakan
infrastruktur dasar yang berkualitas
Indeks Kepuasan layanan infrastruktur dasar
14 Meningkatnya
kepuasan masayrakat terhadap pelayanan infrastruktur dasar
Indeks Kepuasan layanan infrastruktur dasar
5 Merwujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Indeks Kepuasan Masyarakat
15
Terwujudnya
pemerintah yang bersih dan bebas KKN
Indeks Persepsi Korupsi
Opini BPK 16 Terwujudnya
peningkatan kualitas pelayanan publik
Indeks Kepuasan Masyarakat
17
Meningkatnya
Kapasitas dan akuntabilitas kinerja
Predikat Akuntabilitas kinerja
Predikat kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 6 Meningkatkan
kualitas
lingkungan hidup
Indeks Kualitas Lingkungan
18 Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan
Indeks Kualitas Lingkungan
19 Menurunnya tingkat emisi gas rumah kaca
Intensitas Emisi (ton CO2/PDRB US
$ juta)
2.3.4 Strategi, Arah Kebijakan Daerah, Program dan Indikator Kinerja Dalam RPJMD 2013 – 2018
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk mengukur capaian kinerja, maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok ukur kinerja.
2.3.4.1 Strategi
Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi, adalah sebagai berikut:
1. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, yaitu:
a. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
c. Pengembangan ekonomi kerakyatan
2. Strategi untuk mencapai misi: Mewujudkan Daya Saing Ekonomi yang Berkerakyatan Berbasis Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan, yaitu :
a. Percepatan Pengentasan Kemiskinan
b. Peningkatan dan Perluasan Kesempatan kerja c. Pengembangan ekonomi kerakyatan