K A R IR TE R H A D A P M O T IV A SI B E LA JA R A N A K
(Studi Kasus di SD M uhammadiyah Plus Salatiga Tahun 2007/2008)SKRIFSI
Diajukan untuk M emenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
NIM . I l l 03 050
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 32 3 4 3 3 Fax 32 3 4 3 3 Salatiga 50721 W eb site : w w w .s ta in s a la tig a .a c .id E - m a il: adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id
D E K L A R A S I
B is m illa h irra h m a n irra h im
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menvatakan bahwa
skripsi in: tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dulam referensi yang dijadikan bahan
nijukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi ataa pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 24 Februari 2008
Peneliti
c x---0?
MARIANA ULFAH NIM. 111 03 050
NOTA PEMBIMBING
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka skripsi Saudari :
Nama
PENGARUH STATUS IBU SEBAGAI WANITA
KARIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
ANAK (Studi Kasus di SD Muhammadiyah Plus
Salatiga Tahun 2007/2008)
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
DEPARTEMEN A G A M A Rl
ScKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Station 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@ stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : MARIANA ULFAH dengan Nomor Induk Mahasiswa
: 111 03 050 yang berjudul : “PENGARUH STATUS IBU SEBAGAI WANITA KARIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK (Studi Kasus di SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun 2007 / 2008)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu, 08 Maret 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 1 Maulud 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-.;yarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
08 Maret 2008 M Salatiga,
01 Maulud 1429 H
Panitia Ujian
Pembimbing
Masucnan, ».Ag„ ivl.Si
NIP. 150 302 272
cfha/um (y s ia p a y a n y m endapaL upon- alau/ in e n d e tila h a u in a m e a y u tu a
anaJ{/-an aA n yw , kem u dianaJ{/-an / la keiAoiat/ balk/ k e p a d a m ew ka/, m a k a cu iak/-aaakm ja/
(leaseA u t) aJicuv m e n p id i penqA aicuup (u u jin q a d a w slk& w n& taka/”
!f-}C~^Rj. '^ u k A a i i / cY T U d in v d a n / ^ a u n id z i/ )
PERSEMBAHAN
ctln U J v keduco w ia n y Uuokw ^ u u a n d o Sc ^ (a v ^ K u fn iA a /v tevim a/
k a a ifv a la s / & ) ( v a /d a tv S e m a n q u ln y a .
' f ^ u c U / k e d u a / a d iA A io e ^ e t v <=V la J u u M in ''^ a fto & r c lju t u u v s A to s A z m o iy m c y
s e la lw d e v s a m a / d a la m / s u k w n u u 'fu u v d u k w .
S ^ u a l ^ e m e n - t e m e n “ c y s 4 S cX ? ) CY i % s 4 S c) ? l s 4 1 Z % c& = g c U c% ”
(^b in A j/, ^ 2 tv, s A n d in fo , s A n is /, s A lm u v , ^ r u v ^ J iu lk /, ^ Ija y w o , ’’ M a n y ,
Soam/, ctUe/, cyyiA Su&i Sc 9fiA ci\)i2n/) 9 cyyiis&>^ijau/.__
A C^ u a l S e J lw u iru y i^cm y (L i^vn ^iticu v s A tla A u a tu A fQ ^ n c u y v s A U x J v d i/
scuU/ ya tK y tepcU/ u tilo fo devsam a/ tn e a a itv S io u jc v !
A cV%uaA/ tem etv ^ o ^ a / ^ c e / tea/ Sc ^ a u z y ^ h a n fo ’s/ a ia s/ (uuvtuan/ daro
semanyaUufa/!
"A ^ u a t/te m e c v -te m e tv t y s A t f , cfecffi({ ) ,<lP cf f i£ A ,s A <-d d £ sd n g A a tcu o 2003
'A 'I ftu a t sem u a n ya / sofa/ yan q/ taJo dosco k w seAuO saloo p& isalu / ^ h a tv to ’s/ alcuv
S em a n q a in q a /!
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam penulis sampaikan
kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabatny?. dan pengikutnya
yang beriman.
Atas rahmat Allah dan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
STATUS IBU SEBAGA1 WANITA KARIR TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR ANAK (Studi Kasus di SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun
2007/2008)”
Berkenaan dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam proses penulisan skripsi ini.
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga
2. Fathurrohman, S.Ag yang telah memberikan ide dan gagasan skripsi penulis.
3. Maslikhah, S.Ag, M.Si yang telah membimbing dan memberikan ruang dan
waktunya sampai penulisan skripsi ini selesai.
4. Drs. Joko Sutopo, M.Ag yang telah bersedia memberikan bantuannya.
5. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta guru-guru SD Muhammadiyah
Plus Salatiga yang telah memberikan izin penelitian serta membantu dalam
pelaksanaan penelitian skripsi ini.
6. Tim perpustakaan STAIN Salatiga, terima kasih atas penyediaan buku-buku
kepada penulis sehingga skripsi selesai.
7. Sahabat Comp “Mas Yuli” yang telah membantu pengetikan sehingga skripsi
ini bisa selesai.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut
membantu hingga terselesainya skripsi ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada beliu yang tersebut di atas
selain do’a d a i terima kasih mudah-mudahan amal baiknya diterima oleh Allah
dan mendapatkan balasannya. Amin.
Akhimya dengan kemampuan yang terbatas, penulis berusaha menyusun
skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Namun dengan demikian, masih banyak
kekurangannya, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempumaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca sekalian. Amin ya rabbal ‘alamin.
Salatiga, 1 Februari 2008
HALAMANJUDUL ... i
DEKLARASI... ii
NOTA PEMBIMBING... ii i PENGESAHAN... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR IS I... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Penegasan Istilah... 7
C. Rumusan M asalah... 8
D. Tujuan Penelitian... 9
E. Hipotesis ... 9
F. Metodologi Penelitian... 10
G. Sistematika Penyusunan Skripsi ... 13
BAB II LANDASAN TEORI A Landasan Teori... 16
1. W anitaK arir... 16
a. Pengertian Wanita K arir... 16
b. Ciri-ciri Wanita Karir 18
c. Peran Wanita K a r r ... 19
d. Konsekuensi Wanita K a rir... 20
e. Dampak Positif dan Negatif Wanita K a rir... 22
f. Usaha-usaha Wanita Karir ... 24
2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar...,... 25
b. Jenis-Jenis Dan Macara Motivasi ... 27
c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi B elajar... 30
3. Pengaruh Status Ibu Sebagai Wanita Karir Terhadap Motivasi Belajar Anak... 31
B. Telaah pustaka ... 33
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Salatiga... 37
1. Tinjauan Historis... 37
2. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan... 43
I 3. Keadaan Sarana dan Prasarana... 47
B. Data Khusus Pengaruh Status Ibu Sebagai Wanita Karir Terhadap Motivasi Belajar Anak... 50
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan... 58
B. Analisis Lanjutan... 67
A. Kesimpulan... 72
B. Saran-saran... 73
C. Penutup... 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAP. RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Keadaan Siswa SD Muhammadiyah Plus Salatiga... 44
Tabel II Keadaan Siswa Menurut Tingkat dan Agama... 44
Tabel III Kepala Sekolah dan Guru Menurut Status Kepegawaian,
Jabatan, Golongan dan Jenis Kelamin... 45
Tabel IV Kepala Sekolah dan Guru Menurut Umur dan Masa Kerja... 45
Tabel V Kepala Sekolah dan Guru Serta Tenaga Administrasi
Menurut Tingkat Pendidikan... 46
Tabel VI Tenaga Administrasi Menurut Status Kepegawaian,
Golongan dan Jenis Kelamin... 46
Tabel VII Tenaga Adminisb-a si Menurut Pekeijaan dan Jenis Kelamin.. 47
Tabel VIII Data Perlengkapan SD Muhammadiyah Plus Salatiga... 48
Tabel IX Data Ruang Menurut Jenis, dan Luas SD Muhammadiyah
Plus Salatiga... 48
Tabel X Data Nama Pekerjaan Ibu... 50
Tabel X, Data Jumlah Ibu yang Bekerja Sebagai Wanita Karir... 52
Tabel XII Frekuensi Jawaban Angket Pengaruh Status Ibu Sebagai
Wanita Karir... 53
Tabel XIII Frekuensi Jawaban Angket Motivasi Belajar Anak... 55
Tabel XIV Penelitian Hasil Angket Pengaruh Status Ibu Sebagai Wanita
Karir SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran
2007/2008... 59
Muhammadiy?h Plus Salatiga Tahun Pelajaran 2007/2008.... 63
Tabel XVII Frekuensi Motivasi Belajar Anak... 65
Tabel XVIII Distribusi Frekuensi Koefisien Korelasi Antara Variabel X
dan Variabel Y... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kisi-Kisi Instrumen Tentang Pengaruh Status Ibu Sebagai
Wanita Karir
Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen Tentang Motivasi Belajar Anak
Lampiran III Tabel Spesifikasi Instrumen Pengaruh Status Ibu Sebagai
Wanita Karir Dan Motivasi Belajar Anak
Lampiran IV Instrument Penelitian
Lampiran V Nota Pembimbing
Lampiran VI Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran VII Surat Keterangan Telah Melaksankan Penelitian
Lampiran VIII Lembar Konsultasi
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berjalannya waktu, pembangunan telah melahirkan
kemajuan bagi perempuan yang ditandai oleh keterlibatan, mereka yang
semakin besar dalam berbagai aspek kchidupan. Semakin banyak wanita yang
terlibat dalam pekerjaan penting. Kaum perempuan tidak lagi hanya sebagai
ibu, tetapi juga sebagai wanita karir atau kelompok yang lebih terlibat di luar
rumah. Kiprah mereka menunjukkan bahwa mereka semakin dihargai dan
mendapat tempat secara sosial jika dilihat kembali konsep ibu dalam
hubungannya dengan anak, maka ibu rumah tangga justru merupakan status
yang ideal di dalam penciptaan makna kehidupan secara meluas dan
berkelanjutan karena seorang ibulah yang dapat menyiapkan generasi yang
berkualitas.1
Kaum wanita karir pada umumnya menolak anggapan bahwa mereka
menanggung berbagai beban berat karena merangkap dua beban sekaligus
apakah naluri keibuannya tidak terganggu oleh karir mereka ? mereka
menjawab, kami justru nienemukan keasyikan tertentu dalam menjalankan
tugas sebagai ibu rumah tangga dan merasa lebih energik di tempat kerja.
Keterlibatan wanita dalam bidang pekerjaan bukan sekedar soal faktor biologi
atau kemajuan teknologi. Menurut beberapa ahli, memang secara biologis
manusia itu berinisiatif untuk bekerja. Tetapi pikiran ini bukan berarti
1 N'unajat dkk, Antologi Pemikiran Gender, STAIN Salatiga Press, 2006, him. 66-67
2
menetralkan kenyataan yang ada. Perlu di akui bahwa dewasa ini teknologi
begitu berpengaruh pada kehidupan keluarga. Alat-alat elektronik canggih
yang terseuia dapat dipakai pria wanita, tanpa perbedaan.
Adunya perubahan ini mengundang pertanyaan tentang peranan
seorang ayah. Apakah ayah menjadi bertanggung jawab lebih besar terhadap
anak ? penelitian di AS dan di Australia menunjukkan bahwa pada umumnya
ada perubahan pada diri ayah. Dalam buku Now American Use Time, John
Robinson dalam Save M. Dagun melaporkan bahwa
Banyak suami yang 'strinya bekerja akan lebih melibatkan diri dalam mendidik dan mengasuh anaknya dibanding ayah yang istrinya tidak bekeija. Graetne Russel xnenemukan gambaran serupa pada keluarga di Australia. Ia mengatakrji, orang tua yang sama-sama bekeija menyebabkan sang ayah cenderung memperhatikan anaknya dua kali dari sebelumnya. Meski demikian peran ibu tetup menangani berbagai kegiatan rutin di rumah. Diungkap juga, meski ayah tidak terlibat sepenuhnya dalam mendidik dan mengasuh anak akan tetapi aktivitasnya tetap membawa dampak positif bagi pekeijaan ibu dan perkembur gan anak. Tetapi bila kelompok ayah tetap mempertahankan pola peran tradisional dan menolak ikut berpartisipasi dalam mendidik dan mengasuh anak maka m.murut Lamb dan Bronson sikap itu akan membawa kesulitan bagi ibu dan anak.2
Wanita adalah manusia yang jumlahnya mencapai separuh dari
masyarakat dunia,3 yang sangat berperan sekali dalam menentukan kehidupan
manusia. Akan tetapi sebelum Islam datang, wanita pada umumnya belum
mendapat tempat yang layak. Mengubur wanita hidup-hidup pemah dilakukan
di Jazirah Arab, selain itu wanita tidak diberi hak mendapat warisan, juga
tidak diijinkan untuk belajar alau bekerja.4 Keadaan tersebut mulai berangsur-
angsur membaik setelah Islam membuka kesadaran manusia akan peran
wanita dalam kehidupan bersama di alam semesta ini dengan mengangkat
harkat dan martabat kaum wanita pada posisi mulia.5 Hal ini terbukti dengan
ditetap kannya Q.S. An-Nisa membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
wanita, terutama yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap harta
wanita.
Islam tidak melarang wanita untuk bekeija dan berusaha untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat tertentu. Sama dengan ajaran
kaum pria, Islam dengan ideologinya yang tegas, jelas dan menyeluruh
melukiskan gambaran yang memuji kaum wanita. Ia menyebut mereka
sebagai pembangun dan pendidik manusia.6 Pekerjaan wanita yang paling
penting adalah mendidik anak-anak sesuai dengan ajaran agama dan ilmu. Ini
tidak berarti melarang kaum wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan sosial di
luar rumah dan Islam juga tidak membatasi jenis pekerjaan tertentu yang harus
dipilih oleh seorang wanita.
Allah SWT berfirman dalam A1 Qur'an surat An-Nisa 32 yang
berbunyi:
n 9t, „ ^ 7 ^
(y ^ usS'\ Li** 3 I L U
4 Ibid., him. 60.
5 Syahri Harahab, Islam Menegakkan Nilai-Nilai Ajaran A l Qur'an dalam Kehidupan Modern di Indonesia, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1997, him. 143.
4
Artinya: "Bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan. dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan memohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya”.
Pada dasamya, wanita juga mempunyai jiw a ksmandirian, sehingga
tidak ada larangan bagi wanita untuk berkarir diluar rumah, asal jelas
motifasinya dan pekerjaan itu tidak sampai mengabaikan kesejahteraan anak
dan keluarga.
Manusia bekerja pada hakikatnya tidak hanya untuk mendapatkan
penghasilan yang minimal layak untuk menghidupi dirinya sendiri, tapi untuk
memenuhi tuntutan kemanusiaanya. Tetapi itu tidaklah berarti bahwa seorang
manusia yang kodratnya memang memerlukan bekcija lantas boleh
diperlakukan sekehendaknya sendiri berbagai pihak atau orang yang
bersangkutan apa lagi di era modemisasi dan informasi, posisi wanita juga
makin tertindas dan rentan terhadap proses eksploitasi. Jadi bagi wanita untuk
berkarir di luar rumah ini sangat memungkinkun sekali. Adapun karakteristik
tersebut meliputi: pendidikan, pergaulan, waktu luang dan wawasan.
Tingkat pendidikan yang tinggi dan lingkungan pergaulan yang baik
akan memberikan wama tersendiri bagi keberhasilan mendidik anak oleh ibu
karier dengen cara mengaplikasikan metode yang baik dan sesuai dengan
kondisi. Wunita karir yang mempunyai pendidikan tinggi mempunyai
pengaruh besai terhadap pergaulannya, baik dengan mitra maupun lingkungan
sekitar. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan untuk mendampingi
keluarga sedikit, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan rmtuk memberikan
Soedjatmoko berpendapat bahwa karena kesadaian diri dan tingkat
emansipasi wanita Indonesia yang sudah cukup itu, maka wanita-wanita
Indonesia tidak menganggap dirinya sebagai buntut suaniinya, melainkan
sebagai suatu unsur perjuangan bangsa Indonesia yang saina kemampuan dan I
haknya dengan unsur lain dan yang kemampuan dan kewajibannya tidak
terbatas pada lingkup usaha suaminya di dalam zaman seperti sekarang ini
kaum ibu sudah tidak bisa lagi membatasi dirinya diantara dinding dalam
rumahnya. Di samping melakukan tugas pokok sebagai ibu, membina
keluarga mau tak mau ia harus mengikuti arus zaman karena ruang lingkup
tugas dan kewajiban semakin luas.7
Wanita dalam segala aspek kehidupan penting sekali peran maupun
tanggung jawabnya baik alam keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Misalnya saja peran wanita (baca: Ibu). Dalam keluarga, ibu, dialah yang
menentukan kepribadian seorang anak akan menjadi baik dan buruk. Kasih
sayang seorang ibu akan mempengaruhi sikap, perilaku, cara berfikir dan
menentukan sikapnya dalam kehidupannya. Sehingga sangat jelas dari
karakteristik wanita karier sendiri dapat memberikan pola yang baik dalam
membentuk kepribadian ana< dan keberhasilan pendidikannya dengan cara
menerapkan sistem yang benar dan sesuai.
Berdasarkan kenyataan di atas, apabila seorang ibu bekeija sebagai
wanita karir maka tanggung jawab seorang ibu di dalam keluarga akan sedikit
berkvrang. Slameto mengemukakan bahwa “orang tua yang kurang
6
memperhatikan pendidikan anaknya misalnya tidak mau memperhatikan sama
sekali aKf n kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya
dalam belajar dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajamya”.8
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pada akhimya wanita karir harus
berhadapan dengan dua hal yang sangat dilematis dan tugasnya ganda, yang
kedua-keduanya memil.Ki nilai yang sama-sama Denting, yaitu dihadapkan
pada tugas dan tanggung jawab pekerjaannya, di lain pihak ia juga harus
melaksanakan tugasnya sebagai orang tua dan ibu untuk mendidik anaknya di
dalam keluarga.
Perhatian pendidikan anak adalah perhatian serta bimbingan jasmani
dan rohani yang dil.iksanakan untuk memberikan kepribadian yang utama
kep; da anak. Dalam rangka usaha untuk mencapai keberhasilan prestasi
akademik anak, peran orang tua teruuima ibu tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Orang tua terutama ibu perlu memperhatikan perhatian khususnya kepada
anak karena hal itu merupakan saldi satu upaya untuk membimbing dan
mengarahkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh anak.
Berdasarkan realitas tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “PENGARUH STATUS IBU SEBAGAI
WANITA KARIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK. (Studi Kasus
di SD Muhammadiyah Plus Salatiga Tahun 2007/2008)”
B. Penegasan Istilah
Untuk pengertian yang tepat dan pemahaman yang jelas, maka perlu
penulis memberikan penegasan istilah dalam penulisan ini, yakni pengertian
yang menjadi tema sentral d?lam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Wanita Karir
Dalam bukunya Pandji Anoraga, wanita karir adalah wanita yang
memperoleh/i nengalami perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan,
jabatan dan lain-lain. Kemudiar* disebut saja sebagai wanita yang bekeija
untuk istilah wanita karir, hanya yang kurang tepat, semua wanita yang
bekeija di kantor, lebih-lebih sebagai pegawai negeri yang cenderung
disebut wanita karir. Padahal sebetulnya tidak begitu. Bekeija apa saja asal
mendatangkan suatu kemajuan dalam kehidupannya, itulah karir. Jadi arti
kata pertama dari wanita kaiir jelas berhubungan dengan bekerja.
Berhubungan dengan pekeijaan yang menghasilkan uang. Kemudian arti
yang kedua lebih cenderung kepada pemanfaatan kemampuan jiwa atau
karena adanya suatu peraturan, maka wanita mempero'en perkembangan
dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan sebagainya.9
2. Motivasi Belajar
Motivasi ialah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan
individu yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang
mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan
8
mencapai suatu tujuan.10 Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi
melalui latihan atau pengalaman.11
Untuk memperjelas pengertian operasional dari variabel yang
digunakan dalam judul penelitian ini, diuraikan pada indikator-indikator
variabel di atas yaitu:
a. Wanita Karier indikatomya sebagai berikut:
1) Bekeija di luar rumah.
2) Mempunyai anggota keluarga (berkeluarga).
3) Mengasuh anak yang bersekolah.
b. Adapun indikator-indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Anak mau bertanya terhadap hal yang belum diketaliuinya.
2) Anak mau membaca dan mencatat terhadap materi pelajaran.
3) Konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.
C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini pokok persoalan yang akan dijadikan sebagai
landasan berfikir penulis adalah sebagai berikut:
1. Apa pekeijaan ibu dari siswa SD Muhammadiyah Plus Salatiga sebagai
wanita karier?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Salatiga dari
ibu wanita karier?
10 Nara Syaodih Sukma Dinata, LAndasan Psikologi Proses Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bai'dung, 2003, him. 61
3. Adakah pengaruh status ibu sebagai wanita karier terhadap motivasi
belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Salatiga tahun 2007/2008?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pekerjaan ibu dari siswa SD Muhammadiyah Plus
Salatiga yang berprofesi sebagai wanita karier.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus
Salatiga.
3. Untuk mengetahui pengaruh status ibu sebagai wanita karier terhadap
motivasi belajar siswa SD muhammadiyah Plus Salatiga tahun 2007/2008.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah: “suatu jawaban yang bersifat sementara sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”.12 Dengan kata lain hipotesis adalah
merupakan praduga yang mungkin benar dan mungkin juga salah.
Dalam konteks ini hipotesis yang diajukan penulis adalah “ada
pengaruh yang posit if dan signifikan antara status ibu sebagai wanita karier
terhadap motivasi belajar siswa SD Muhammadiyah Plus Salatiga tahun
2007/2008”.
10
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penentuan Obyek
a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh individu atau siswa dalam wilayah penelitian yang nantinya
akan dikenal hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh
siswa kelas I - kelas VI SD Muhammadiyah Plus Salatiga tahun ajaran
2007/2008 yang berjumlah 259 siswa.
b. Sampel
Sampe' adalah penarikan sebagian dari populasi untuk
mewakili seluruh populasi.13 14 Dalam penentuan populasi dan sampel
apabila subyeknya kurang dari 100 dapat diambil antara 10 % -l5% atau
20%-25%.15 Menurut penuiis sampel adalah sebagian dari populasi
yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian.
Dalam penelitian ini penuiis menetapkan besamya sampel 20%
dari besamya populasi. Tekiiik pengambilan sampel menggunakan
“proportional random sam pling’ karena sesuai dengan keadaan
populasi yaitu seluruh siswa SD Muhammadiyah Plus Salatiga terdiri
dari kelas I sampai dengan kelas VI.
13 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES. Jakarta, i 995, him. 152.
Dari masing-masing kelompok diambil sampel dengan
perbandingan sesuai dengan populasi. Pengambilan sampel dengan
cara random sampling yaitu pengambilan sampel secara random atau
tanpa pandang bulu artinya semua individu dalam populasi diberi
kesempatan yang sama untuk aipilih menjadi anggota sampel.16
Sehingga rincian populasi dan sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
Kelas Populasi Sampel
I 63 x 20% 13
II 72 x 20% 15
III 55 x 20% 11
IV 31 x 20% 7
V 31 x 20% 7
VI 7 x 20% 1
259 54
2. Metode Pengumpulan
a. Metode Angket
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal
yang diketahuinya.17 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang
berhubungan antara pengaruh status ibu sebagai wanita karier terhadap
motivasi belajar anak.
12
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah dari asal kata dokumen yang
artinya barang tertulis.18 Metode ini digunakan untuk: mendapatkan
gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan
sarana dan prasarana, pekeijaan orang tua sebagai karir.
c. Observasi
Yaitu metode ilmiah sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki.19 Metode ini
digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data pengaruh status
ibu sebagai wanita karier terhadap motivasi belajar anak.
3. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik aualisa
deskriptif, yaitu data yang ada disusun, dijelaskan dan aianalisis. Dalam
hal ini penulis menggunakan metode statistik yaitu teknik matematik
dalam mengumpulkan, menyusun, menyajikan dari menganalisa dalam
bentuk angka. Berdasarkan data yang terkumpul, disajikan dalam bentuk
tabel dan dianalisis dengan cara statistik dengan teknik:
a. Perhitungan frekuensi
Teknik ini untuk menganalisa pengaruh status ibu sebagai
wanita karier terhadap motivasi belajar anak. Rumusnya sebagai
berikut:
xi Ibid., him. 149.
20
Mengenai data tentang pengaruh status ibu sebagai wanita karier
terhadap motivasi belajar anak, dianalisa dengan sistem Product
Moment. Rumusnya sebagai berikut:
Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan skripsi ini, maka
penulis sengaja memberikan sistematika penulisan yang merupakan 20 21
20 Sutrisno Hadi, StatistikJilidI, Andi Offset, Yogyakarta, 1989, him. 38
14
gambaran-gamb iran singkat dari penulisan skripsi ini. Adapun yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendaliuluan, meliputi : latar belakang masalah, penegasan
istilah, ru’ iusan masalah, permasalahan, tujuan penelitian,
hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Kerangka Teori meliputi:
Landasan teori wanita karier meliputi : Pengertian wanita karier,
ciri-ciri wanita karir, peran wanita kaiir (peran wanita karir
dalam bidang social, bidang politik, bidang ekonomi),
konsekuensi wanita karir, dampak positif dan negatif wanita
karier, usaha-usaha wanita karir.
Motivasi belajar meliputi: pengertian motivasi belajar, jenis-
jenis macam motivasi, faktor- faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar, pengaruh status ibu sebagai wanita karir
terhadap motivasi belajar anak.
Telaah Pustaka Nama Titin Khariatul Farida Skripsi STAIN
Salatiga, tahun 2003/2004, Chadlirotul Masyuda, skripsi STAIN
Salatiga, tahun 2003/2004.
Bab III : Laporan Hasil Penelitian
Gambaran umum tentang SD Muhammadiyah Plus Salatiga
yang berisi, tinjauan historis, letak geografis, keadaan siswa,
keadaan guru, keadaan karyawan, sarana dan prasarana, serta
Bab IV : Analisis Data
Pada bab analisis data ini penulis akan menganalisis data yang
diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis
pendahuluan, analisis lanjutan, dan analisis uji hipotesis.
Bab V : Penutup
Bab ini merupakan bab akhir dari bagian isi, pada bab ini berisi
tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran kemudian
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Wanita Karir
a. Pengertian Wanita Karir
Karir merupakan serangkaian sikap dan trngkah laku yang
dirasakan secara individual yang berkenaan dengan pengalaman dan
aktivitas kerja pada jangka waktu kehidupan seseorang. Seseorang
yang berkarir membutuhkan waktu yang-begitu panjang sekaligus
tahapan yang harus dilalui sebab yang menjadi sasaran pencapaian
adalah lebih dari sekedar materi. Seiring dengan perkembangan zaman,
kini sosok seorang wanita modem beda dengan wanita-wanita tempo
dulu. Hal tersebut disebabkan kondisi atau tuntutan zaman. Kini
wanita bukan hanya sebagai makhluk yang hidup di dalarp rumah saja,
namun mereka telah menjadi makhluk bebas beraktivitas di luar
rumah. Wanita kini mempunyai kesempatan yang luag untuk berkiprah
dalam lapangan pekeijaan di luar rumah karena hal tersebut sudah
tidak dianggap t\b u jika harps sering meninggalkan rumah untuk
berkarir. Bahkan seperti sudah menjadi trend tersendiri bahwa wanita
hams bekerja, sebab dengan itu status sosial mereka sedikit akan lebih
tinggi. Jika dibandingkan dengan para wanita penganggur.22
22 Asrifin An Nakhrawie, Citra Wanita Shalekhah, Ikhtiar, Surabaya, 2 007, him. 52
1) Karir
Menurut Kathleen Gerson istilah “karir” secara bahasa adalah sebuah istilah yang tidak hanya mencakup keikutsertaan pada lapangan keija tetapi lebih merupakan kesukaan atau ketertarikan pada pekeijaan upahan dalam waktu lama atau fulltim e dengan mengharapkan, atau paling tidak mendambakan kemajuan atau peningkatan dalam waktu tertentu. Dengan kata lain “karir” adalah merupakan situasi psikologi dan tingkah laku untuk melaksanakan pekeijaan dalam jangka waktu yang lama.23
Istilah “karir” temyata bukan saja merupakan pekeijaan
yang hanya mengharapkan upah, namun lebih jauh dari itu, karir
adalah sebuah sikap dimana seseorang tidak hanya mengharapkan
upah dari apa yang dikerjakannya namun juga mengharapkan
prestasi. Dengan demikian, dalam karir uang bukan tujuan utama,
namun selain itu ada hal lain yang ingin dicapai, yakni kepuasan
batin yang sesuai dengan cita-cita.
2) Wanita karir
Wanita yang berkarir adalah wanita yang bekeija untuk
mengembangkan karir. Pada umumnya wanita karir adalah wanita
yang berpendidikan cukup tinggi dan mempunyai status yang
cukup tinggi dalam pekerjaannya, yang cukup berhasil dalam
berkarya.24
Sedangkan “wanifa karir” adalah peran wanita, disamping
ia menjadi ibu rumah tangga, juga berperan sebagai wanita yang
23 Asrifin A n nakhnawie, op. cit., him. 53
18
masih aktif berkarir dan bekerja pada suatu instansi sesuai
kemampuannya.25
Wanita karir di samping untuk mendapatkan upah, juga
untuk mendapatkan prestasi tinggi dengan ketepatan penyelesaian
atau pekeijaan. Ia tahu kapan pekeijaan harus diselesaikan dan
bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik dan benar. Wanita
karir mempunyai kemampuan mengontrol pekeijaan dan
menguasai lingkungan tempat bekeija. Sehingga lebih efisien dan
teratnr dal am pekeijaannya.
b. Ciri-ciri Wanita Karir
Dari berbagai prestasi yang dicapai wanita karir bahwa wanita
karir mempunyai tingkat energi yang tinggi dan pada umumnya
memiliki kesehatan yang baik.
Ciri-ciri wanita karir adalah seseorang yang berkarir adalah
seseorang yang punya idealisme yang tinggi, dia mempunyai bakat dan
minat sekaligus ingin menyalurkan bakat dan minat tersebut sesuai
dengan jalur pekeijaannya. Maka dapat dikatakan bahwa, pekeija karir
bukan seperti bekeija biasa, sebab karir lebih merupakan ketertarikan
seseorang pada suatu pekeijaan yang digelutinya.
Wanita karir menurut Carp (1991) wanita karir mempunyai
ciri-ciri sebagai b erik u t:
1) Ketetapan hati
2) Dorongan yang kuat untuk mencapai kemajuan
3) Keuletan 26
Dalam penelitian Carp (1991) berdasarkan wawancara dan
observasi terhadap sejumlah wanita karir yang berhasil dalam berbagai
bidang, menjelaskan bahwa mereka sebagai luck, suatu keberuntungan
karena berada di tempat yang tepat dan bertemu dengan orang-orang
yang tepat, hal mana adalah penting untuk memulai suatu bidang atau
pekeijaan.27 28
c. Peran Wanita Karir
1) Peran wanita dalam bidang sosial
Sebagai warga masyarakat, seorang wanita tidak lepas dari
kewajiban di dalam lingkungan masyarakat. Ia harus turut
memikirkan baik buruknya masyarakat sekitamya. Karena itu, ia
perlu mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan. lingkungannya,
seperti kegiatan PKK, kesehatan anak, ketrampilan wanita dan
lain-lain. Kalau mampu dan memungkinkan, ia bisa berperan aktif
dalam masyarakat sebagai warga negara ia mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam tanggung jawabnya dalam
membangun bangsa dan negara.
2) Peran wanita dalam bidang politik
Dalam bidang politik wanita mempunyai perhatian dan rasa
peduli terhadap urusan masyarakat umum, mengemukakan
26 M. Atho Nluckhar, op. cit., him. 303 21 Ibid., him. 3 33
:o
pendapat dalam berbagai isu politik, dan kadang-kadang bersikap
oposisi dalam bidang politik. Kegiatan tersebut membantu wanita
mewujudkan dua hal. Pertama mewujudkan kehidupan yang layak
bagi diri dan keluarganya. Kedua, mencapai kehidupan yang lebih
mulia dan terhormat.29
3) Peran wanita dalam bidang ekonomi
Sebagai perribina keluarga dalam rangka mewujudkan
keluarga dan masyarakat yang mempunyai ketangguhan mental,
budaya dan agama, pengikut sertaan perempuan dalam bidang
ekonomi, selain merupakan pemenuhan kerangka pembangunan
yang mengejar oertumbuhan ekonomi, juga mendukung
kepentingan ekonomi pemerintah dalam hubungan dengan negara-
negara yang mensyaratkan pemenuhan hak warga negara.30
d. Konsekuensi Wanita Karir
1) Konsekuensi bagi wanita atau istri
Tugas wanita sebagai seorang ibu rumah tangga itu saja
sudah merupakan pekerjaan yang tidak enteng. Merawat anak-anak
apalagi saat mereka masih kecil, menangani mereka mulai dari
memandikan, memberi rrakan, mengantarkan ke sekolah dan
menangani kenakalan mereka, sungguh bukan saja satu pekeijaan
yang menjenuhkan dan seringkali membuat marah, namun juga
menguras seluruh tenaga dan perasaan, tak bisa membayangkan
29 Abdul halim Abu Syaqqoh, Kebebasan Wanita Jilid 1, Gema Insani Press, Jakarta, 1997, him. 31
jika harus melakukan kewajiban tersebut. Lebih-lebih jika berperan
ganda, harus bekerja di luar rumah, walaupun hanya bersifat part
time. Itu berarti pekerjaan yang sudah berat masih ditambah lagi
dengan kegiatan yang juga tak enteng. Kenyataan inilah yang
membuat sebagian kalangan pesimis bahwa wanita akan sanggup
melalui hari-hari sibuknya sebagai wanita karir. Kalaupun bisa,
pasti ada sebagian tugas-tugas rumah tangga yang lak bisa
terselesaikan dengan baik, atau sebaliknya.
Bagaimanapun, kombinasi dengan tugas keibuan mau tidak
mau menghadapkan wanita dengan berbagai masalah, seperti :
a) Peningkatan tanggung jawab yang menyita waktu dan
menimbulkan stress fisik dan emosional.
b) Rasa bersalah karena kurang dapat memberikan perhatian dan
waktu pada anak atau pada pekerjaan.
c) Kesempatan karir yang terbatas karena sikap atasan yang
meragukan komitmen penuh dari wanita terhadap pekeijaan
atau karena komitmen terhadap keluarga.
Wanita karir sebagai ibu mempunyai beberapa pilihan
antara lain :
a) Bekeija penuh waktu dengan pengasuhan anak penuh waktu
melalui badan swasta atau melalui keluarga atau baby sitter.
b) Bekerja paro waktu digabung dengan pengasuhan anak paro
22
c) Bekeija pada kala waktu tertentu digabung misalnya dengan
pengasuhan anak sesudah sekolah.
d) Sebagian waktu bekeija dilakukan di rumah.31
Wanita karir yang menemukan perwujudan dirinya di
dalam dunia kerja, sering mendapat konotasi negatif sebagai orang
yang memprioritaskan pekerjaannya/karimya dan kurang
mementingkan perannya sebagai istri dan ibu.
2) Konsekuensi bagi suami
Kesadaraan yang tinggi harus ada antara kedua belah pihak
untuk bisa saling menerima. Jika seorang wanita bekerja di luar
rumah, ketika seorang istri harus berkarir, maka pada saat yang
bersamaan suami dituntut untuk bisa memahami kesibukan
istrinya. Oleh karena itu kesadaranpun harus tertanam dalam diri
istri, dengan saling sadar inilah maka bagaimanapun sibuknya
kedua belah pihak, kebahagiaan keluargapun akan tetap terjalin.32
e. Dampak Positif dan N egatif Wanita Karir
Diakui atau tidak bahwa pekerjaan wanita di luar rumah ak; n
menimbulkan dua dampak, yakni dampak positif dan dampak negatif.
1) Beberapa dampak positif dari wanita karir adalah sebagai
berikut :33
31 Ibid., him. 308
a) Wanita mempunyai harga diri dan sikap terhadap dirinya
b) la akan mempunyai kepuasan hidup, sehingga mampu
membuka wawasan positif mereka terhadap masyarakat.
c) Wanita yang bekeija tidak akan pemah mengeluh dengan
beban fisik, karena sudah terbiasa menghadapi kesulitan.
d) Wanita yang bekeija akan dapat mendidik anak sesuai dengan
keadaan dan tuntutan jamannya
e) Wanita yang bekeija akan mudah bersosialisasi terhadap
masyarakat luas.
2) Adapun sisi negatif yang biasa teij adi ketika wanita hams berkarir
adalah sebagai b erik u t:
a) Wanita tidak selalu berada pada saat-saat penting di mana dia
sangat dibutuhkan oleh keluarganya.
b) Tidak semua kebutuhan anggota keluarga dapat dipenuhi
dengan baik
c) Karena kesibukan di luar yang sedikit banyak menyita waktu
dan tenaga, maka pada saat wanita pulang dia tidak akan
mempunyai vitalitas yang tinggi memperhatikan anak-anak.
Itulah beberapa dampak yang bisa timbul manakala seorang
wanita bekerja di luar rumah. Untuk itu diperlukan kesadaran yang
tinggi bagi kedua belah pihak untuk saling menerima dengan saling
sadar. Inilah maka bagaimanapun sibuknya kedua belah pihak,
24
f. Usaha-usaha wanita karir
Usaha-usaha yang dilakukan wanita karir untuk meningkatkan
prestasi belajar adalah sebagai b erik u t:
1) Seorang ibu yang bekeija sebagai wanita karir dapat memberikan
pengawasan dan pengontrolan secara langsung dalam belajar
dimana pengawasan dan pengontrolan itu adalah bentuk dari kasih
sayang orang tua dalam hal memajukan prestasi belajar anak.
Bagaimanapun juga anak membutuhkan waktu dari ibu untuk
memperhatikannya.
2) Seorang ibu yang bekeija sebagai wanita, karir harus memiliki
hubungan komunikasi dengan anaknya terutama yang berhubungan
dengan upaya membantu mereka dalam memecahkan masalah,
yang berkenaan dengan nilai-nilai belajar. Dengan perkataan lain,
seorang ibu telah melakukan kontrol terhadap perilaku anak-
anaknya agar mereka tetap memiliki dan meningkatkan prestasi
belajamya.
3) Seorang ibu yang bekerja sebagai wanita karir, harus dapat
memberikan perhatian yang besar kepada anak dimana seorang ibu
juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan mengasuh
anaknya agar anak dalam melaksanakan proses belajar dapat
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi daii Belajar
Menurut Me Donald “Motivation is a energy change within the
person characterized by effective arousal and anticipatory goal
reaction” Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan.34
Dari pengertian diatas, dapat diambil suatu pengertian bahwa
individu dalam berperilaku tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu ada
hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingi
dicapainya. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
suatu kegiatan, akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut,
tetapi motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Makin tinggi dan berarti
suatu tujuan, makin besar motivasinya, dan maldn besar motivasi akan
makin kuat kegiatan dilaksanakan.35
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan.36 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
34 Oemar Hamalik, Psikolog Belajar dan Mengajar, CV Sinar Baru, Bandung, 1992, him. 173
35 Nana Syaodih Sukmadinata, Op. Cit., him. 62
26
a) Belajar menurut Slameto
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
nntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barn secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.37
b) Belajar menurut Wittig
“Belajar adalah any relatively permanent change in an organism's behavioral repertoire that occurs as a result o f ekperimence”38 (artinya : belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan
tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman).
c) Belajar menurut Gage
Belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah
perilakunya diakibatkan pengalaman belajar merupakan perubahan
perilaku akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan,
pendengaran, membaca dan meniru.39
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya merupakan proses
perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan dengan melalui
usaha dan latihan serta pengalaman secara sadar dan sengaja yang
menimbulkan perubahan baru.
37 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologt Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002 38 Muhibbin Syah, op. cit., him. 65
b. Jenis- Jenis dan Macam Motivasi
Menurut sifatnya motivasi dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
x. Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan sesuatu
perbuatan karena takut. Seseorang melakukan kejahatan karena
takut akan ancaman dari kawan- kawannya yang kebetulan suka
melakukan kejahatan. Seseorang mungkin juga suka membayar
pajak atau mematuhi peraturan lalu lintas bukan karena menyadari
sebagai kewajibannva, tetapi karena takut mendapat hukuman.
2. Motivasi intensif atau incentive motivation, individu melakukan
sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insertif, bentuk
insentif ini bermacam-macam, seperti mendapatkan bonus, gaji,
piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, dll.
3. Sikap atau attitude motivation atau self motivation. Motivasi ini
lebih bersifat instrinsik, muncul dari dalam individu, berbeda
dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik
dan datang dari luar diri individu. Sikap merupakan suatu motivasi
karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang
terhadap sesuatu objek seorang yang mempunyai sikap positif
terhadap sesuatu akan menunjukkan motivasi yang besar terhadap
hal itu. Motivasi ini datang dari dirinya sendiri karena adanya rasa
senang atau suka serta faktor-faktor subjektif lainnya40
28
Untulc mencapai keberhasilan di dalam belajar harus
meraperhatikan beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam proses
belajar mengajar.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam : faktor internal, faktor ekstemal
dan faktor pendekatan belajar (approach to learning)41
1) Faktor internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
meliputi dua aspek yakni aspck fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) aspek fisiologis
merupakan kondisi umum jasmani dimana kondisi tersebut dapat
mempengaruhi semangat siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan semangat
berfikir siswa sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau
tidak berbekas. Sedangkan aspek psikologis atau aspek rohaniah
siswa meliputi tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat minat
dan motivasi siswa.
Faktor individu mempakan faktor yang penting. Jadi, anak
belajar atau tidak adalah tergantung pada anak itu sendiri.
Walaupun faktor-faktor yang lain telah memenuhi persyaratan,
tetapi kalau individu tersebut tidak mempunyai kemauan untuk
belajar maka proses belajar itu tidak terjadi.
2) Faktor ekstemal
Yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi
faktor lingkungan cosial dan faktor lingkungan non soal. Faktor
lingkungan sosial seperti sekolah, guru, teman sekelas, tetangga
dan masyarakat sekitar tempat tinggal siswa merupakan kondisi
yang dapat mempengaruhi semangat atau tidaknya belajar siswa.
Sedangkan faktor lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah,
tempat tinggal siswa, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa merupakan faktor yang dipandang dapat
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar {approach to learning)
Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala
cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran mated tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti langkah yang sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Sehingga faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa, karena semakin mendalam cara belajar siswa maka
semakin baik hasilnya.
Demikianlah beberapa faktor internal dan ekstemal yang
mana saling berinteraksi, baik itu secara langsung maupun tidak
30
sangat penting sekali iintuk diperhatikan bagi siswa yang ingin
sukses dalam belajamya.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi dapat timbul melalui dri individu yang bersangkutan
maupun dari orang lain atau sesuatu yang ada diluar. Individu menurut
E. Prayitno, (2001) Motivasi tidak berdiri sendiri akan tetapi
dipengamhi oleh faktor-faktor seperti:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa, cita-cita yang sudah tertanam pada
diri siswa merupakan motivasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan hasil belajar.
2. Kemampuan siswa, menurut pembawaannya, siswa yang satu
berbeda dengan yang lain, pembawaan ini berhubungan dengan
kecakapan seseorang dalam memecahkan persoalan. Oleh karena
itu kemampuan ini perlu dimiliki oleh setiap orang, maka orang
menyebut pembawaan tersebut dengan nama kemampuan umum,
kemampuan ini disebut kecerdasan atau intelegensi.
3. Kondisi siswa, kondisi ini dapat dibedakan inenjadi dua, yaitu
kondisi psikis dan kondisi psifik. Kondisi psikis seperti perhatian,
minat, perasaan dan ingatan yang semuanya dapat berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa. Kondisi psifik seperti
pender.garan, penglihatan dan anggota badan yang lain besar
4. Kondisi lingkungan siswa, seperti fasilitas belajar, lingkungan
psikis dan lingkungan psifik yang semuanya dapat berpengaiuh
terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.
Menurut Oemar Hamalik faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi ialah umur, kondisi fisik, dan kekuatan intelegensi yang juga
harus dipertimbangkan.42
3. Penganih Status Ibu Sebagai Wanita Karir Terhadap Motivasi Belajar
Anak.
Setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh kesempatan
imtuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Namun dari kenyataan
sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan misalnya
dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkadang sangat kelihatan antara seorang siswa
dengan siswa lainnya. Latar belakang keluarga misalnya orang tua sebagai
wanita karir.
Pengaruh orang tua/ibu terhadap pendidikan anak sangat penting,
karena anak akan lebih semangat dalam belajar baik itu dalam lingkimgan
keluarga maupun lingkungan sekolah. Pengaruh orang tua besar dalam
merangsang dan mengarahkan anak yang turut menunjang pula
perkembangan intelektual anak ialah sikap orang tua yang tidak
memperlakukan anak sebagai anak kecil, tetapi sebagai teman dewasa.
Dalam cara berbicara, orang tua mendengarkan pendapat anak juga
32
mengenai masalah-masalah orang dewasa, menumbuhkan rasa harga diri
dan disiplin. Orang tua tidak hanya mempakan sumber pengetahuan dan
disiplin intelektual, tetapi juga membentuk karakter anak, mengajarkan
nilai-nilai tertentu, diantaranya yang paling penting ialah kejujuran,
dengan demikian anak menghormati dan menghargai nilai-nilai orang
tu a43
Dengan kata lain, perhatian ibu dapat membuat anak patuh
terhadap perintahnya. Waktu yang banyak bersama anak membuat anak
merasa ibu sangat menyayangi dirinya. Dengan keadaan seperti itu mampu
membuat anak merasa aman dan percaya diri akan apa yang akan
ditawarkan oleh kehidupan dan hubungan.
Karena anak adalah anugerah dan karunia Tulian maka kita harus
menjaga dan mendidiknya dengan memberikan kualitas. Pertemuan yang
banyak antara ibu dan anak dan tidak mengesampingkannya.
Dari uraian di atas mengenai pengaruh status ibu sebagai wanita
karir terhadap motivasi belajar anak, dapat penulis uraikan sebaga’ berikut:
a. Dari pengalaman yang telah digelutinya, seorang wanita (ibu) dapat
menerapkan kepada anak dalam membentuk kepribadian dan
pendidikannya, sehingga bisa saja wanita karir lebih dapat mencapai
pendidikan anak yang lebih baik.
b. Sepanjang tugas dan tanggung jawab yang utama tidak ditinggalkan,
maka bisa terbentuk pendidikan yang lebih baik. Karena keberhasilan
43
tidak hanya dilihat dari segi perhatiannya dalam belajar dan
pengertiannya saja, melainkan masih banyak lagi yang harus
diterapkan, misalnya pergaulan, proses belajar, dorongan dan sarana
yang dibutuhkan.
Dengan besamya pengaruh positif dari seorang ibu sebagai wanita
karir terhadap motivasi belajar anak. Oleh karena itu sisa waktu d u i ibu yang
bekeija sebagai wanita karir sangat dibutuhkan oleh anak untuk mendidik
mereka dalam belajar, disamping waktu belajar serta diarahkan pada
kesulitan-kesulitan dalam materi-materi yang dianggap anak sulit dipahami.
Sebab jika ibu sibuk dengan pekeijaannya sendiri dan anak-anak sibuk sendiri
tanpa kontrol, kehilangan kedekatan dengan orang tua, akhimya aktivitas
belajamya juga terganggu.
B. Telaah Pus taka
1. Titin Khariatul Farida, skripsi STAIN Salatiga, tahun 2003/2004, judul :
Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah
(Studi Kasus pada Kelas 2 SLTP Muhammadiyah 04 Sainbi Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2003/2004)
Rumusan masalah antara lain : 1) Bagaimanakah perhatian orang
tua terhadap siswa SLTP Muhammadiyah 04 Sambi Kabupaten Boyolali
tahun 2003/2004 ? 2) Bagaimana prestasi belajar siswa SLTP
34
Adakah pengaruh antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar
siswa SLTP Muhammadiyah 04 Sambi Kabupaten Boyolali ?
Tujuan penelitian antara lain : 1) Mengetahui perhatian orang tua
terhadap siswa SLTP Muhammadiyah 04 Sambi Kabupaten Boyolali
tahun 2003/2004, 2) Mengetahui prestasi belajar siswa SLTP
Muhammadiyah 04 Sambi Kabupaten Boyolali tahun 2003/2004,3) Untuk
mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
SLTP Muhammadiyah 04 Sambi Kabupaten Boyolali.
Metode penelitian, teknik penelitian field research, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data menggunakan rmnus product
moment.
Kesimpulan, perhatian orang tua dalam hal ini adalah perhatian
yang diberikan pada anak-anaknya dengan rasa penuh perhatian dan penuh
tanggung jawab. Prestasi belajar siswa di sekolah dilambangkan dalam
nilai raport rata-rata 7 dan didukung dengan perilaku-perilaku siswa dalam
melaksanakan tugas sebagai pelajar, seperti pandai memanfaatkan waktu
luang imtuk belajar, mengeijakan tugas dari guru, dapat mentaati tata tertib
sekolali dan selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah. Sedangkan
pengaruh antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa SLTP
Muhammadiyah 04 Sambi Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2003/2004
Kesamaan judul pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar. Keberbedaan judul perhatian orang tua bukan karena faktor
pekerjaan (karir).
2. Chadlirotul Masyuda, skripsi STAIN Salatiga, tahun 2003/2004, judul :
Peran Wanita Karir Implikasinya terhadap Pola Asuh Anak (Studi Kasus
di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2004)
Rumusan masalah antara lain : 1) Bagaimana peran wanita karir
dalam menjalankan profesinya sebagai ibu rumah tangga ? 2) Bagaimana
peran wanita karir dalam kehidupan rumah tangganya terhadap pola asuh
anak ? 3) Bagaimana implikasi wanita karir terhadap pola asuh anak di
desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang ?
Tujuan Penelitian antara lain : 1) Mengetahui peran wanita karir
sebagai ibu rumah tangga, 2) Mengetahui sejauh mana peran wanita karir
terhadap pola asuh anak, 3) Untuk mengetahui karir ibu rumah tangga dan
anplikasinya terhadap pola asuh anak di Desa Gedangan Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2004.
Metode penelitian, teknik penelitian field research, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data menggunakan analisa data
pendahuluan, analisis hipotesis dan analisis lanjut.
Kesimpulan, dari pengalaman yang telah digeluti seorang wanita
karir dapat mengaplikasikan kepada anak dalam membentuk kepribadian
dan pendidikannya, sehingga peran wanita karir dalam menjalankan
36
asuh anak dalam keluarga merupakan tugas dan tanggung jawab seorang
ibu yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga keberhasilan pola asuh anak
tidak hanya dari segi perhatian dan pengertiannya saja melainkan ada
faktor proses, metode, dorongan, sarana yang dibutuhkan dan minat dari
anak sendiri. Adapun hipotesis ajukan tentang adanya pengaruh yang
positif antara peran wanita karir terhadap pola asuh anak dalam keluarga di
Desa Gedangan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun 2004
dapat diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik peran
wanita karir dalam keluarga maka baik pula kualitas pola asuh anak dalam
keluarga.
Kesamaan judul : obyek sama yaitu wanita karir. Keberbedaan
judul: wanita karir terhadap pola asuh, sedang pada penelitian ini wanita
A. Gambaran Umum SD Muhammadiyah Plus Salatiga
1. Tinjauan Historis
a. Refleksi Masa Lalu
Hollandsch Inlandsche Shod (HIS) Muhammadiyah Salatiga
yang berdiri pada tahun 1938 adalah lembaga pendidikan Islam formal
yang pertama kali didirikan di Salatiga, sebagai wujud nyata
kepedulian Muhammadiyah untuk mencerdaskan bangsa (pribumi)
pada masa itu lembaga ini berhasil mengantarkan putra putri Islam
yang mandiri dan memiliki komitmen terhadap Islam dan kebangsaan.
Kepala sekolah HIS Muhammadiyah yang pertama kali adalah
Bpk. R. Muh Djamil dari diantara alumninya adalah Bapak Budi
Sutrisno (almarhum, mantan jaksa tinggi semarang tahun 70 an ) dan
Bapak kapten (Pum) Kamoto BA (Nara Sumber : Ibu Hj Mardliyah
Edi Ilaryanto) setelah mengalami proses sejarah yang panjang lembaga
tersebut kini di ubah namanya menjadi SD Muhammadiyah Plus
Salatiga J1 Adisuc.pto 13 Salatiga.
Gedung His Muhammadiyah didirikan diatas tanah w akaf dar'
bapak Tjitrohusodo (almarhum) saudara / kakak H Asrori arif seorang
tokoh Muhammadiyah Salatiga yang sekarang tinggal di Pekalongan.
Berkat kerja sama semua warga Muhammadiyah dan partisipasi para
38
simpatisan dapat di bangun gedungnya tetapi sebagai satu- satunya
altem atif anak-anak muslim dapat mengenyam pendidikan Islam
modem.
Pasca kemerdekaan HIS Muhammadiyr.h berubah menjadi
sekolah dasar. Sejak itu gedung SD Muhammadiyah yang kondisi
bangunannya masih tetap sederhana secara bersamaan digunakan iuga
untuk pendidikan guru agama (PGA). Setelah PGA ditutup, mulai
tahun 70-an dimanfaatkan pula untuk pendidikan SMP
Muhammadiyah. Setelah SMP dapat menempati gedung sendiri di Jin
Cempaka maka pimpinan daerah muhammadiyah (PDM) Salatiga
memprakarsai pendirian IKIP Muhammadiyah juga menggunakan
Gedung SD tersebut, kemudian pindah ke gedung SMP
Muhammadiyah. IKIP Muhammadiyah tidak berusia panjang karena
akhimya dilikwidasi ke IKIP Muhammadiyah Surakarta (sekarang
UMS).
Nampaknya sejak tahun 70-an semangat PDM Salatiga untuk
mengembangkan lembaga pendidikan terus meningkat. Terbukti
dengan dilikwidasinya IKIP Muhammadiyah, PDM Salatiga
mendirikan SMA Muhammadiyah yang pada tahun-tahun awal
porkembangannya juga menempati gedung SD Muhammadiyah. SMA
Muhammadiyah meninggalkan SD Muhammadiyah setelah PDM
dapat mernbangun gedung SMA di daerah Soka Sidorejolor diatas
perkembangan pendidikan masa depan, PDM Salatiga memperluas
areal tanah dengan cara membeli tanah penduduk di sekitar SMA.
Sejalan dengan kecenderungan minat masyarakat memasuki sekol; h
kejuruan, PDM mendirikan STM Muhammadiyah dengan menyiapkan
sarana pergedungan sekolah yang juga di Soka.
Berkat sistem pengelolaan keuangan terpadu, dan kesadaran
para pelaksana pendidikan Muhammadiyah, maka sejak tahun 90-an
SMP, SMA, dan STM terus berkembang. Selain terus meningkatkan
kualitas pergedungan atau ruang belajar, fasilitas pendidikan lainnya
dan kualitas proses pembelajarannya, PDM Salatiga juga dapat
memperluas areal tanah, dimaksudkan untuk pengembangan
selanjutnya. Pergedungan SMA, STM dan panti Asuhan Muhammadiyah
Salatiga berada di atas tanah tersebut.
Dari rajutan perjalanan sejarah lembaga pendidikan
Muhammadiyah tersebut di atas menunjukkan betapa besar peran
HIS/SR/SD Muhammadiyah sebagai modal dan landasan
pengembangan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah lainnya.
Namun keberadaan SD Muhammadiyah, yang pada waktu bemama
HIS Muhammadiyah menjadi kebanggan masyarakat Islam pada
umumnya dan warga Muhammadiyah khususnya, temyata sejak era
berdirinya SD Inpres sampai sekarang SD Muhammadiyah Salatiga
40
b. Refleksi Masa Depan
Lima tahun terakhir keberadaan SD Muhammadiyah Salatiga
memperlihatkan grafik menurun dari jumlah pendaftar. Tampilan dan
prestasinya tidak diminati oleh masyarakat, termasuk tamatan Bustanul
Athfal Aisiyah sulit dimobilisasi untuk masuk SD Muhammadiyah
Salatiga. Kompleksitas problem yang melilit kondisi SD belum pemah
terselesaikan secara komprehensif, sehingga perbaikan yang dilakukan
tidak dapat mengangkat pamor SD Muhammadiyah ke posisi sejajar
dengan kompetitor lainnya. Lantara kritik dan saran untuk membenahi
SD Muhammadiyah sudah sering dikumandangkan, tetapi belum ada
langkah tegas pemilik otoritas untuk mengambil alternatif. Pada sisi
lain harapan warga Muhammadiyah yang menginginkan SD yang
berkualitas mengundang concern para pemerhati pendidikan untuk
mengkaji ulang keberadaan SD Muhammadiyah dari sudut plus
minusnya.
Melalui seratigkaian pertemuan intensif, PDM Salatiga
akhifnya memutuskan untuk melaksanakan pembenahan total dari
aspek manajemen kepemimpinan, administrasi maupun model
pembelajaran, dengan mengacu pada orientasi kualitas, unggulan dan
masa depan. Langkah awal yang dilakukan adalah membentuk “Tim
Pengembang Sekolah Dasar Muhammadiyah (Plus) Salatiga (2003)”,
Ketua : Dr. H. Achmadi
V/akil Ketua : Drs. M. Zulfa Mahasin, M.Ag
Sekretaris : Drs. Imam Sutomo, M.Ag
Anggota : Drs. M. Badwan, M.Ag
Drs. Ali Muhson, M.H
Urs. Mahfudz, A.N.
Drs. H. Usman Haryono
Sutjipto, S.Pd
M. Thoha AR., B.A
Langkah pertama dan utama tim pengembang adalah
menyiapkan perangkat keras dengan merenovasi dan membangun
gedung baru sebanyak 8 kelas dua lantai dan menyediakan fasilitas
pendidikan lainnya, serta menyiapkan perangkat lunak berupa
kurikulum dan strategi pembelajaran yang relevan. Selain itu juga
menyiapkan tenaga guru yang berkualitas. Setelah persiapan dianggap
cukup, maka mulai tahun ajaran 2003, tepatnya 1 Juni 2003 SD
Muhammadiyah (Plus) Salatiga menerima siswa baru (kelas I - satu
kelas) dengan sistem seleksi penerimaan siswa baru ini sebagai
tonggak sejarah dan sekaligus sebagai fondasi berdirinya SD
Muhammadiyah Salatiga.
Muatan Plus dari SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah :
1) Sesanti (Slogan) “AKU ANAK CERDAS BERAKHLAK MULIA”
42
motivasi diri sendiri; Cerdas modal kreativitas dan kemampuan
memecahkan masalah; Berakhlak mulia, kunci sukses dan hidup
bermakna.
2) Untuk mewujudkan Sesanti tersebut disajikan kurikulum parpurna
yaitu 1) A1 Qur'an : kemampuan membaca dengan benar dna baik,
dan hafalan juz amma; 2) Hadits: hafalan hadits arba’in; 3) Bahasa
Arab Inggris praktis; 3) Akhlak praktis; 4) Intensifikasi pengajaran
Matematika dan IPA; 5) Komputer elementer
3) Pendekatan dalam pembelajaran menggunakan Quantum Learning
(belajar cepat dan menyenangkan).
4) Guru penanggung jawab kelas berpenoidikan S2 kependidikan,
minimal S 1, dibantu guru pendamping sesuai bidang studi.
5) Sistetn sekolah sepanjang hari (All days school)
6) Sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan yang kondusif dan
rhendukung efektifitas pembelajaran
7) Dibangun silaturahmi yang intens arltara ofang tua dan sekolah/guru
karena keterpaduan sikap dan pandangan antara keduanya
merupakan kunci keberhasilan pendidikan.
Dengan muatan plus tersebut diharapkan SD Muhammadiyah
(Plus) Salatiga dengan mengantarkan peserta didik kompetitif secara
intelektual dan moral dalam memasuki era global yang substansinya