• Tidak ada hasil yang ditemukan

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

D ia j u k a n U n t u k M e m p e r o le h G e la r S a r ja n a P e n d id ik a n I s la m

J U R U S A N T A R B IY A H

P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN )

S A L A T IG A

(2)

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2008

Penulis,

(3)

N O T A P E M B I M B I N G

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama Budi Ani Fatmawati

NIM 11406463

Jurusan : Tarbiyah

Program Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP

PROFESIONALISME MENGAJAR PADA GURU ( Studi

Kasus pada Guru STM Muhammadiyah Salatiga tahun 2008 )

Telah dapat diujikan dalam sidang munaqosah skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri ( STAIN ) Salatiga.

Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

(4)

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : BUDI ANI FATMAWATI dengan Nomor Induk

Mahasiswa : 114 06 463 yang berjudul : “PENGARUH KESEJAHTERAAN

GURU TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR (Studi Kasus Pada

Guru STM Muhammadiyah Salatiga Tahun 2008)”. Telah dimunaqasahkan

dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga pada hari : Sabtu, 20 September 2008 M yang bertepatan dengan

tanggal 20 Ramadhan 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

(5)

b ja * . 1N____ ;1 . .

. . . Sesungguhnya A Cbh tidaf^ m en g u 6ah ^ead aan s u a tu ({gum sehingga

merehg m engu6ah h e a d a a n y a n g a d a p a d a d ir i merehg sendiri...

(QSAr-<Rgdu: 11J

(6)

m en d id ik^ m e m 6 e ri <Do 'a, s e rta m e n g o rb a n k a n s e g a la n y a .

2. Suam iku tercinta A d o lf F erdinand Laan dan anakjanakfu

A dam !Nur Izzu d in dan Y u su f Sfaidar A r i f

3. <M 6akJcTutif{i <De’ (Rjni, D e' Yasin, A d if, N anin dan Zahra

4. S ahabat kg <Bu (Rosie, (Bu FCarsini, (pakjMaftuhan, (pakjBudi

Suryanto, (MbakjEndah dan DdhahjVmi.

5. Yeman-temanku <BuAsiyah, (Bu Lum 'atun, (Bu Fatkiyah, (Bu

Sfanifah, Pak, Ihsan, (PakI A z is , (Musyayadah, (Bu N u r

'Rhasanah

6. (B u a t a d ik - a d ik , k e c ilk u (Fanisa, (D im as, A z k g , D i r a

(7)

karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Keberhasilan menyelesaikan skripsi ini, bukanlah kekuatan penulis

semata, melainkan cerminan dari karunia Allah dengan perantaraan banyak pihak

oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ketua STAIN Salatiga, Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag

2. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku pembimbing skripsi.

3. Para dosen yang telah banyak memberikan jasanya dalam mendidik penulis

selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

4. Drs. Surono, selaku kepala sekolah STM Muhammadiyah beserta seluruh staf

guru dan karyawan.

5. Keluarga besar Bapak Nurcahyo AS atas do’a dan kasih sayangnya.

6. Teman-teman angkatan 2008 atas kebersamaannya.

Semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan

mendapat balasan dari Allah SWT.

Akhir kata, penulis berharap karya sederhana ini dapat memberikan

sumbangan serta manfaat bagi semua pihak.

Salatiga, Agustus 2008

Penulis

(8)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... H HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... vii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

F. Hipotesis ... 6

G. Metode Penelitian ... 7

H. Teknik Data ... 10

I. Sistematika Penulisan Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

viii

(9)

4. Tujuan Pemberian Kesejahteraan ... 20

B. Profesionalisme Mengajar Guru ... 21

1. Pengertian ... 21

2. Ciri - Ciri Guru Profesional ... 24

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme ... 25

4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru ... 27

C. Pengaruh Kesejahteraan terhadap Profesionalisme Guru ... 32

BAB ffl LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran umum STM Muhammadiyah Salatiga ... 34

L Tinjauan Historis ... 34

2. Daftar Nama Guru dan Karyawan ... 35

3. Jumlah Siswa, Kelas dan Jurusan ... 38

4. Sarana Prasarana ... 40

5. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 42

6. Struktur Organisasi ... 43

B. Data Responden ... 44

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ... 51

B. Analisis Kedua ... 60

C. Analisis Ketiga... 67

(10)

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Terminolagi tentang pendidikan, adalah medium bagi teijadinya

transformasi nilai dan ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai pencetak corak

kebudayaan dan peradaban manusia. Secara imperatif, pendidikan bersinggungan

dengan upaya pengembangan dan pembinaan seluruh potensi manusia tanpa

terkecuali dan tanpa prioritas dari sejumlah potensi yang ada. Dengan

pengembangan dan pembinaan seluruh potensi tersebut, pendidikan diharapkan

dapat menghantarkan manusia pada suatu pencapaian tingkat kebudayaan yang

menunjang harkat manusia.

Keberhasilan mengoptimalisasikan potensi yang ada dalam diri manusia

apabila pendidikan diusahakan dalam suatu keadaan dan suasana yang

mendukung, sarana dan prasarana proses pendidikan berlangsung, subyek

pendidikan dan pendampingnya ( murid dan guru ) yang bertanggung jawab dan

fasilitas yang memadai. Penyelenggaraan pendidikan yang tidak menghiraukan

salah satu komponen tersebut, dimungkinkan tingkat keberhasilannya tidak akan

dapat tercapai. Salah satu contoh, seorang guru yang merupakan elemen vital dari

proses belajar mengajar tidak profesional dalam mengajar, maka dapat dipastikan

suasana pembelajaran tidak berkembang (statis). Akibatnya, siswa hanya sebagai

pita kaset yang tidak mungkin mengembangkan wawasan keilmuannya.

(12)

Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia

yang bertanggung jawab dalam arti mampu membuat pilihan dan keputusan atas

dasar nilai-nilai dan norma-norma tertentu, baik yang bersumber dari dirinya

maupun lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, seorang guru profesional harus

mempunyai kemampuan bertindak sesuai keputusan moral. Menurut Oemar

Hamalik, guru bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma

kepada generasi muda sehingga akan teijadi proses konservasi nilai, bahkan

melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru yang mana

dalam konteks ini pendidikan berfungsi mencipta, memodifikasi dan

mengkonstruksi1.

Seorang guru profesional harus mampu melaksanakan kewajiban dan

tanggung jawab dengan sepenuhnya. Timbal balik dari profesionalisme dengan

diberikan kesempatan menyelenggarakan hidup yang sehat dan cukup, fasilitas-

fasilitas yang memudahkan untuk menyelesaikan kewajibannya. Di samping itu,

guru profesional dapat menerima jaminan hidup yang cukup dan perumahan

sebagai tempat istirahat dari waktu ke waktu sehingga dapat segar kembali dalam

menunaikan tugasnya yang bersifat mental spiritual.

Kebutuhan vital biologis merupakan salah satu kebutuhan esensial yang

berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban atau tanggung jawab seorang guru

sebagai pelaksana pendidikan. Kebutuhan ini berupa sandang, pangan, papan,

rasa aman, sejahtera, air, udara, seks dan sebagainya.2 Pemenuhan terhadap

kebutuhan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap semangat dan motivasi

(13)

seorang guru dalam menyelesaikan kewajiban dan tanggung jawab yang

diembannya.

Profesi guru yang dipandang oleh masyarakat merupakan pekerjaan

mulia, dalam tataran praktisnya sering memunculkan dilema. Pada satu sisi,

seorang guru dihargai secara sosial dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa

yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertanggung jawab terhadap

kelangsungan generasi yang cerdas dan berkualitas, namun pada sisi yang lain,

pada dirinya .memikul beban berat menghidupi diri dan keluarganya. Ditinjau

dari segi kesejahteraan yang diterima, terkadang seorang guru lebih rendah dari

hasil yang didapatkan seorang pengamen. Kondisi yang lebih memprihatinkan,

apabila mencermati dan mengamati secara seksama pada sosok guru yang

bekerja di sekolah-sekolah swasta yang belum mampu memberikan kesejahteraan

sebagaimana seorang PNS. Berkaitan dengan tanggung jawab, tidak ada

perbedaan antara guru negeri dengan guru swasta.

Penghargaan terhadap profesi guru baik moral, sosial maupun finansial

menyebabkan tanggung jawab terhadap tugas menjadi rendah dan kurang

bersemangat dalam mengembangkan kompetensinya. Seorang guru bekerja

sekedar menyampaikan materi pelajaran sampai jam pembelajaran habis. Ia tidak

mempunyai inisiatif mengembangkan diri dalam upaya meningkatkan pencapaian

hasil pendidikan. Dalam menyampaikan materi, terkesan monoton dan tidak

mempunyai persiapan mengajar yang memadai. Akibatnya, nasib anak didik

yang mengharap bantuan untuk mengembangkan potensi dirinya tidak akan

(14)

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba menuangkan dalam suatu

penelitian dengan mengangkat sebuah judul skripsi PENGARUH

KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR

( Studi kasus pada Guru STM Muhammadiyah Salatiga tahun 2008 ).

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah secara definitive masalah yang

penulis teliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga ?

2. Bagaimanakah tingkat profesionalisme mengajar guru STM Muhammadiyah

Salatiga ?

3. Adakah pengaruh kesejahteraan terhadap profesionalisme mengajar guru di

STM Muhammadiyah Salatiga ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga.

2. Untuk mengetahui tingkat profesionalisme mengajar guru STM

Muhammadiyah Salatiga.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat kesejahteraan guru

terhadap profesionalisme mengajar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

(15)

informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun

secara teoritik, yaitu:

1. Secara praktis, apabila ternyata kesejahteraan dapat berpengaruh terhadap

profesionalisme mengajar pada guru, hal ini berarti bagi yayasan atau

penyelenggara sekolah dapat memperoleh pemahaman tentang arti

pentingnya kesejahteraan yang ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap

profesionalisme guru. Selanjutnya dari pemahaman tersebut dapat senantiasa

meningkatkan kesejahteraan guru dalam membangkitkan profesionalisme

pada guru. Dan bagi para guru, dari hasil penelitian ini diharapkan tingkat

profesionalisme mengajar tidak dilihat dari besar kecilnya kesejahteraan yang

diterima.

2. Secara teoritik diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan

pendidikan yang diperoleh dari penelitian.

E. Definisi Operasional

Menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud

utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu penjelasan

beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian.

Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut:

a. Kesejahteraan Guru

Kesejahteraan yaitu keadaan sejahtera, kesenangan hidup dan sebagainya.3

Sedangkan Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk

membimbing dan membina anak didik, baik secara individu maupun secara

(16)

klasikal. 4Jadi yang dimaksud dengan kesejahteraan guru adalah keadaan

sejahtera atau makmur orang yang bertanggung jawab membimbing dan

membina anak didik,

b. Profesionalisme Mengajar

Yang dimaksud profesionalisme yaitu kualitas, mutu dan tindak tanduk yang

merupakan ciri suatu profesi. 5Menurut Oemar Hamalik, profesionalisme

berasal dari kata profesi yang berarti suatu jabatan atau pekeijaan tertentu

yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan, dan ketrampilan

tertentu pula.6 Mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan

dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga

menimbulkan teijadinya proses belajar mengajar pada diri siswa. 7 8Mengajar

pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Jadi yang dimaksud profesionalisme mengajar adalah mutu atau kualitas

seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan

proses belajar pada siswa.

F. Hipotesis

Menurut Sukandarrumidi, hipotesis adalah sebuah kesimpulan, akan

tetapi kesimpulan itu belum final masih harus dibuktikan kebenarannya agar

Q

menjadi benar. Dalam penelitian dikenal adanya hipotesis nol ( Ho ) dan

4 Syafiil Bahri Djamarah, Guru dan Anak D idik dalam Interaksi E dukatif Rineka Cipta, Jakarta, 2000, him 32

5 Em Zil Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, him 671 6 Oemar Hamalik, Loc.Cit. him 3

7 Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar M engajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, him 6

(17)

hipotesis alternatif ( Ha ). Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengajaukan

hipotesis sebagai berikut.

Ho : Tidak Terdapat pengaruh antara tingkat kesejahteraan guru dengan

profesionalisme mengajar.

Ha : Terdapat pengaruh antara tingkat kesejahteraan guru dengan

profesionalisme mengajar, dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kesejahteraan

yang diterima maka semakin tinggi pula tingkat profesionalismenya.

G. Metode Penelitian

Dalam pembicaraan metodologi dibahas beberapa komponen yang

meliputi : populasi, sampel, tehnik sampling, tehnik pengumpulan data dan

tehnik analisa data, sebagaimana berikut:

1. Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru STM Muhammadiyah Salatiga

tahun 2008 yang jumlahnya 50 guru, sedangkan sampelnya seluruh guru,

karena menurut Suharsimi Arikunto jika kurang 100 maka diambil

keseluruhan.9

2. Variabel penelitian

Ada dua variable yang menjadi fokus penelitian, yaitu kesejahteraan sebagai

variabel pertama dan profesionalisme mengajar guru sebagai variabel kedua.

Melengkapi pengertian operasional dari variabel yang digunakan dalam judul

penelitian ini, diuraikan pula definisi operasional dari variabel tersebut

sebagaimana berikut:

(18)

a. Kesejahteraan

untuk memperoleh pengertian pokok tentang kesejahteraan guru, maka

penulis menyajikan indikator-indikatornya sebagai berikut:

1. Kesejahteraan yang berhubungan dengan j asmani (kesejahteraan material)

• Peningkatan penghasilan PNS

• Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)

• Koperasi Pegawai Negeri

• Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri

• Penyediaan rumah

2. Kesejahteraan yang berhubungan dengan jiwa (kesejahteraan rohani)

• Kebutuhan akan rasa aman, tentram

• Kebutuhan akan rasa diterima dan diakui

• Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan dicintai

• Kebutuhan akan mengaktualisasikan diri, berprestasi.

b. Profesionalisme mengajar guru

Untuk mengetahui pengertian profesionalisme mengajar guru, maka

penulis menyajikan indikator-indikatornya sebagai berikut:

• Memikul tugas mendidik yang bebas, berani, dan gembira ( tugas

bukanlah beban baginya).

(19)

• Guru tidak membuat peserta didik menjadi pintar, hanya memberikan

peluang agar potensi itu ditemukan dan dikembangkan.10

• Guru menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan.

• Guru mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.

• Guru mampu atau menguasai tehnologi pembelajaran.

• Guru mampu menilai prestasi belajar peserta didik.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Ada beberapa tehnik pengumpulan data yang digunakan sesuai

dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu :

a. Angket

Suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi responden.11

b. Interview

Suatu dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi

dari terwawancara.12 Digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat

kesejahteraan dan profesionalisme mengajar guru STM Muhammadiyah

Salatiga.

c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan guru,

karyawan, siswa dan hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

10 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, ed. M. Basyirudin Usman, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 24

(20)

H. Teknik Data

Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa penelitian ini tergolong jenis

penelitian kuantitatif, maka data yang telah diakumulasikan akan diolah dan di

kuantitatifkan dengan menggunakan statistik dengan rumus product moment,

sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Kofisien korelasi variabel x dan variabel y

X - Variabel pengaruh

Y = Variabel terpengaruh

XY= Perkalian antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah sampel.13

L Sistematika Penulisan Skripsi

Uraian sistematika ini dalam rangka memudahkan pengkajian isi

antara bab satu dengan bab lainnya sehingga akan diperoleh suatu pemahaman,

bahwa setiap line mempunyai keterkaitan dan tidak terpisahkan.

Bab I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, analisis data dan

sistematika penulisan skripsi. r

n

I

x y

-(X

x

) £

y

)

13

(21)

Bab II Kajian Pustaka, menguraikan tentang kesejahteraan guru yang

meliputi: pengertian, bentuk kesejahteraan, dan tujuan penerimaan kesejahteraan.

Di samping itu dibahas pula tentang profesionalisme mengajar guru yang

meliputi pengertian, ciri-ciri guru profesional , faktor yang mempengaruhi

profesionalisme, upaya meningkatkan profesionalisme bagi guru, hubungan

kesejahteraan terhadap profesionalisme.

Bab IH Laporan Penelitian, mendiskripsikan tentang sejarah

berdirinya STM Muhammadiyah Salatiga, letak geografis, keadaan guru,

karyawan dan siswa. Penyajian data, juga data tentang kesejahteraan guru, serta

profesionalisme guru dalam mengajar.

Selanjutnya pada Bab IV Analisis Data berisi tentang pertama;

analisis pertama yang memuat tentang data tingkat kesejahteraan guru. Kedua;

analisis kedua memuat tentang tingkat profesionalisme guru dalam mengajar.

Ketiga; analisis ketiga yang berisi uji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh

antara tingkat kesejahteraan dengan profesionalisme guru dalam mengajar. Dan

juga berisi tentang interpretasi data yang merupakan pengolahan lanjutan dari

hasil analisis uji hipotesis.

Dan yang terakhir Bab V Penutup, penulis menyajikan tentang

kesimpulan serta saran-saran , dan diakhiri dengan daftar pustaka juga lampiran-

(22)

A. Kesejahteraan Guru

1. Pengertian Kesejahteraan Guru

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman, sentosa,

makmur dan selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan

berarti keamanan dan keselamatan hidup (kesenangan hidup).1

Menurut hasil pra-konferensi kelompok keija internasional bidang

kesejahteraan sosial XV (pre-conference working committee for the XV th

international conference of social welfare), kesejahteraan ialah :

" social welfare is all the organized arrangement which have as their direct

and primary objective the well- being o f people in social contect, it includes

the broad range o f policies and service which are concerned with various

aspect o f people live. Their income, security, health, housing, education,

recreation, cultural traditions etc."2

Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha yang terorganisir dan

mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

berdasarkan konteks sosialnya yang mencakup kebijakan dan pelayanan yang

terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan,

1 W. J.S Poenvadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta, 1982. him 887

2 Isbandi Rukminto Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial Dasar-dasar pemikiran.YT.

Raja Grafmdo.Jakarta, 1994, him 4-5

(23)

jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi, budaya

dan sebagainya.

Guru merupakan kunci utama pelaksana pendidikan yang akan

mengantarkan peserta didik pada perubahan perilaku, kecerdasan dan akan

menentukan bangsa pada masa yang akan datang. Menurut A.Samana, guru

adalah pelajar seumur hidup.3 Sedangkan menurut Abudin Nata, guru adalah

orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah. Guru

berarti orang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang

bertanggung jawab dalam membantu anak mencapai kedewasaan masing-

masing.4

Berdasarkan dua pengertian tentang kesejahteraan dan guru, dapat

disimpulkan kesejahteraan guru adalah pemberian kemakmuran hidup kepada

orang yang bekeija di lingkungan pendidikan, baik berupa material maupun

spiritual sehingga terpenuhi kehidupan yang layak dan lebih baik sebagai

timbal balik atau balas jasa dari tanggung jawab yang dipikulnya. Pemenuhan

kesejahteraan yang memadai kepada guru akan menambah semangat dalam

pekerjaannya, sehingga timbul kesadaran untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas sumber daya yang ada pada dirinya. Apabila tanggung

jawab yang dipikul guru dilaksanakan dengan baik, maka mutu pendidikan

mudah dicapai. Oleh karena itu, pihak-pihak penyelenggara pendidikan, baik

(24)

pemerintah maupun organisasi pendidikan perlu memperhatikan sepenuhnya

terhadap martabat dan kepentingan guru.

2. Bentuk-bentuk Kesejahteraan

Ditinjau dari bentuknya, kesejahteraan ada dua macam, yaitu :

a. Kesejahteraan Material

Kesejahteraan material meliputi:

1. Peningkatan Penghasilan Pegawai

Kesejahteraan bagi guru dalam skopa yang luas telah

diusahakan secara kontinyu oleh masing-masing unit kerja. Upaya

peningkatan penghasilan pegawai atau guru, pemerintah

mengadakan perubahan-perubahan terhadap pengaturan gaji

pegawai negeri. Hal serupa juga dilaksanakan pada yayasan

pendidikan, peningkatan penghasilan guru diatur oleh administrasi

yayasan. Secara khusus, pengaturan administrasi penghasilan

yayasan pendidikan, dengan mengelompokan guru yang

diperbantukan dari pemerintah (DPK), guru tetap yayasan (GTY),

dan guru tidak tetap (GTT). Adapun besar kecilnya penghasilan

guru biasanya dilihat dari kedisiplinan, pemahaman terhadap materi

dan sebagainya.

Tingkat pendapatan atau penghasilan guru merupakan salah

satu faktor penting dan penentu produktifitas. Hal ini berarti apabila

pendapatan yang diterima guru dalam jumlah kecil maka

(25)

sebaliknya apabila pendapatan atau penghasilan yang diterima guru

dalam jumlah yang memadai menurut ukuran kebutuhan, maka

produktifltas pendidikan di sekolah akan tinggi. Atas dasar itu,

sudah menjadi tanggung jawab para kepala/manajer pendidikan,

secara cerdas memperhatikan nasib guru dengan meningkatkan

kesejahteraannya.

2. Peningkatan Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)

Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) merupakan

tabungan melalui pemotongan sekian persen dari gaji pokok setiap

bulan yang besarnya iuran sering mengalami perubahan. TASPEN

akan diberikan pada guru waktu berhenti, baik dengan hormat atau

tidak hormat. Pegawai negeri atau guru berhak memiliki TASPEN

untuk bekal di masa mendatang apabila mereka sudah tidak

menjalankan profesinya sebagai guru.

3. Koperasi

Biasanya dalam lembaga pendidikan ada suatu usaha pinjam

meminjam yang diadakan oleh para guru dalam upaya memenuhi

kebutuhan hidup. Bentuk usaha pinjam meminjam yang dimaksud

adalah koperasi. Melalui koperasi, seorang guru dapat

mengkonsumsi barang-barang seperti TV, radio, kulkas, VCD

player, dan sebagainya. Di samping itu, koperasi menyediakan

kredit peminjaman bagi anggotanya yang membutuhkan uang.

(26)

kebutuhan hidupnya dengan cara mengangsur tiap bulan. Dalam

koperasi ini semua guru dan karyawan bisa andil di dalamnya.

4. Penyediaan Rumah

Perhatian pemerintah mengangkat derajat guru menuju

kehidupan yang layak melalui penyediaan rumah. Guru yang

berminat dengan program ini dengan cara mengangsur dalam waktu

cukup lama, tergantung pada usia pegawai negeri atau guru yang

bersangkutan. Rumah-rumah ini disediakan bagi guru yang berada

di perantauan atau guru yang ditugaskan pemerintah di daerah lain.

Perumahan ini sangat mendukung sekali bagi guru dalam memenuhi

kebutuhannya yang berupa kebutuhan papan atau tempat tinggal,

b. Kesejahteraan Rohani

Kesejahteraan rohani merupakan suatu kondisi seseorang yang

merasakan kenyamanan dalam hidup dan terbebas dari tekanan

spiritual. Kesejahteraan rohani meliputi:

1. Rasa Aman dan Tentram

Setiap orang pada dasarnya menginginkan hidupnya

senantiasa dihiasi dengan ketentraman dan kenyamanan. Seorang guru

tentunya menginginkan rasa aman dan tentram dalam melaksanakan

tugas, baik lahir maupun batin. Ketentraman batin artinya dalam batin

tidak merasakan adanya tekanan baik dari teman seprofesi atau dari

pimpinan yayasan yang dapat mengganggu dalam melaksanakan

(27)

dan ancaman dari bangunan tempat kerja. Tempat keija yang dibangun

kokoh dan memperhatikan keselamatan keija dan lingkungannya akan

menimbulkan rasa aman selama guru menjalankan tugasnya.

2. Rasa Diterima dan Diakui

Secara kodrati, manusia diciptakan Tuhan mempunyai

kedudukan yang sama. Setiap orang dipandang mempunyai harkat dan

martabat yang sama, tidak ada tinggi dan rendah. Setiap orang hanya

dibedakan berdasarkan fungsi dan tugas yang diembannya. Dengan

demikian, sudah menjadi keniscayaan apabila pengakuan dan

penerimaan terhadap profesi setiap orang didudukan dalam interaksi

sosial.

Seorang guru akan merasa pribadinya terangkat apabila

mendapatkan pengakuan dari pemerintah atau dari yayasan bahwa

dirinya sebagai staf pengajar di suatu yayasan atau lembaga pendidikan.

Pengakuan terhadap profesi guru dengan cara tidak membeda-bedakan

guru tetap di yayasan atau guru honor. Dengan demikian setiap guru

akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap tugas dan pengabdiannya

terhadap profesionalismenya.

3. Mengaktualisasi Diri

Seorang guru yang bekerja keras, rajin dan bertanggung jawab

terhadap profesinya dikarenakan adanya dorongan dari dalam dirinya

(28)

yang bekerja keras, rajin, dan berprestasi sudah semestinya memperoleh

imbalan atau penghargaan.

Seiring dengan perputaran zaman, seorang yang berupaya

meraih prestasi dan mengembangkan sumber daya yang dimilikinya

tidak sekedar dihargai dengan pujian atau dalam wujud piagam, tetapi

disertai dengan perhitungan kuantitatif, berupa barang kebutuhan

maupun dalam bentuk uang. Aktualisasi seorang guru harus senantiasa

dimotivasi, sehingga potensi yang ada benar-benar dikeluarkan secara

maksimal, dengan jalan pemerintah maupun yayasan pendidikan

memberikan ruang gerak yang luas.

4. Jaminan Kesehatan

Selain kesejahteraan yang berupa material, pemerintah

memberikan kesejahteraan rohani berupa jaminan kesehatan. Adanya

jaminan kesehatan pegawai atau guru sangat penting karena akan

mempengaruhi keija seorang guru dalam meningkatkan produktifitas

kerja.

Langkah yang ditempuh pemerintah memberikan jaminan

kesehatan dengan jalan setiap guru diikut sertakan dalam asuransi

kesehatan pegawai, baik guru yang masih aktif bertugas maupun yang

sudah pensiun. Dana asuransi tersebut diambil dari gaji pokok yang

(29)

guru dan keluarganya mendapatkan keringanan dalam pemeriksaan

kesehatan dan perawatan dokter.3

Dengan adanya jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah

kepada para guru, mereka merasa diperhatikan sehingga akan dapat

meningkatkan produktifitas keija. Tingkat produktifitas yang tinggi

akan mengantarkan pada hasil yang akan dicapai. Dalam dunia

pendidikan, maka tujuan pemdidikan, yakni mencerdaskan kehidupan

bangsa akan dapat dicapai.

5. Jaminan Hari Tua

Tunjangan bagi pegawai negeri atau guru disebut pensiun.

Pensiun merupakan penghargaan yang berupa jaminan di hari tua yang

diberikan kepada pegawai negeri atau guru atas jasa-jasanya selama

pengabdiannya dalam dinas pemerintah. 5 6 Jaminan di hari tua ini berupa

sejumlah uang yang diberikan kepada pegawai negeri atau keluarganya

setiap bulan. Masa pensiun diberikan karena:

a. telah mencapai masa usia

b. meninggal dunia karena tugas

c. keuzuran jasmani atau rohani

d. sebab-sebab lain.

3. Fungsi Kesejahteraan

a. Untuk menanamkan rasa kesadaran dan tanggung jawab terhadap

tugasnya.

5 Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara. Jakarta, 1988, him 177-178

(30)

b. Meningkatkan taraf kehidupan guru untuk menuju hidup yang lebih

baik dan layak.

c. Sebagai dorongan bagi guru baik material maupun spiritual agar lebih

bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.

d. Sebagai bekal untuk menyongsong masa depan dan juga sebagai bekal

di masa yang akan datang setelah berhenti dari tugasnya.

4. Tujuan Pemberian Kesejahteraan

Terdapat 3 (tiga) tujuan yang terkait dengan kesejahteraan yaitu:

a. Tujuan yang Bersifat Kemanusiaan dan Keadilan Sosial

Tujuan kesejahteraan ini berakar dari gagasan ideal demokratik

mengenai keadilan sosial dimana hal ini berasal dari keyakinan bahwa

setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk mengembangkan

potensi yang mereka miliki.

b. Tujuan yang Terkait dengan Pengendalian Sosial

Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok guru yang

tidak diuntungkan, kekurangan atau tidak terpenuhi kebutuhannya dapat

melakukan serangan terhadap guru yang mapan. Oleh karena itu,

kelompok guru tersebut harus berupaya untuk mengamankan diri dari

sesuatu yang dapat mengancam kehidupan yang sudah beijalan.

c. Tujuan yang Terkait dengan Pembangunan Ekonomi7

Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada usaha

menjaga, meningkatkan harkat dan martabat guru di masyarakat serta

(31)

untuk meningkatkan produktifitas guru dalam mengajar. Kesejahteraan

sangat penting bagi guru, sebab dengan hal tersebut dapat meningkatkan

produktifitas baik hidupnya atau produktiflras pendidikan.

B. Profesionalisme Mengajar Guru

1. Pengertian

Istilah profesionalisme berasal dari profession. Profession

mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekeijaan yang

o

memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus .

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti bidang pekeijaan yang

dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya)

tertentu.8 9 Menurut Sikun Pribadi

Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu

janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu

jabatan atau pekeijaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa

terpanggil untuk menjabat pekeijaan itu.10

Profesionalisme adalah kualitas, mutu, dan tindak tanduk yang

merupakan ciri suatu profesi.11 Hal ini berarti profesionalisme merupakan

suatu faham bahwa setiap pekeijaan itu harus dilakukan oleh orang yang

profesional. Orang yang profesional adalah orang yang memiliki profesi.

8 Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta.2003. him 158

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him 702

10 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, him 1-2

(32)

Menurut Mukhtar Lutfl ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh suatu

pekerjaan agar disebut sebagai suatu profesi, antara lain :

a. Profesi merupakan panggilan hidup yang sepenuh waktu.

b. Profesi harus dilakukan atas dasar pengetahuan dan

kecakapan atau keahlian yang khusus dipelajari.

c. Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk

mengabdikan diri pada masyarakat.

d. Profesi mempunyai kebakuan yang universal, diantaranya

profesi itu dilakukan menurut teori, prosedur, prinsip, dan

anggapan dasar yang sudah baku secara universal, sehingga

dapat dijadikan pegangan (pedoman) bagi pemberian

pelayanan.

e. Profesi harus memiliki kecakapan diaknotif dan kompetensi

aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani.

f. Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan secara otonomi

berdasarkan prinsip-prinsip atau norma-norma.

g. Profesi mempunyai kode etik sebagai pedoman (pegangan)

yang diakui dan dihargai oleh masyarakat.

h. Profesi merupakan pekerjaan untuk melayani klien (orang

yang membutuhkan pelayanan).12

(33)

Semua pekeija profesional adalah seorang pekeija yang terampil

atau cakap dalam kerjanya, biarpun ketrampilan dan kecakapan itu sekedar

produk dari minat dan belajar dari kebiasaan.

Pekeija profesional (termasuk guru) memiliki kriteria sebagai

berikut:

a. Secara nyata (de facto) dituntut berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai

dengan tugas-tugasnya dan tuntutan jabatannya.

b. Kecakapan (keahlian) seorang pekeija profesional bukan hasil

pembiasaan tetapi memiliki pendidikan prajabatan.

c. Pekeija profesional dituntut berwawasan sosial yang luas.

d. Pekeija tersebut mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang

tinggi.

e. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atas

negara. 13

Jadi yang dikatakan pekeija profesional adalah seseorang yang

sudah dilatih dan dipersiapkan secara khusus untuk melakukan pekeijaan itu.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme adalah mutu,

kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang

yang profesional.

Mengajar adalah memberi pelajaran.14 Mengajar adalah mengatur

dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat

13 A. Samana, op.cit. him 47

(34)

mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar15.

Secara lebih luas mengajar diartikan sebagai suatu aktifitas atau upaya

menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar.

Menurut William H. Burton mengajar adalah upaya dalam memberi

perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa

agar terjadi proses belajar.16

Jadi profesionalisme mengajar adalah kemampuam seseorang

dalam memberikan rangsangan, dorongan, bimbingan dan pengarahan serta

memberikan pelajaran atau menanamkan pengetahuan kepada anak didik

dengan suatu harapan teijadi proses pemahaman.

2. Ciri-ciri Guru Profesional

Untuk menciptakan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas,

guru dituntut untuk menjadi sosok yang profesional. Adapun ciri-ciri guru

yang profesional adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti

bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.

b. Mengusai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang diajarkannya

serta cara mengajarkannya kepada para siswa.

c. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai

tehnik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai

tes hasil belajar.

Drs. Cece Wijaya, Drs. A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, ed. Drs. Enggus Subarman, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him 3

(35)

d. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar

dari pengalamannya.

e. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan

profesinya, misalnya di PGRI dan organisasi profesi lainnya17.

Dengan demikian seorang pendidik profesional adalah seseorang yang

memiliki pengetahuan, yang mampu dan siap mengembangkan profesinya,

menjadi anggota organisasi profesional pendidikan, memegang teguh kode

etik profesinya, ikut seta didalam mengkomunikasikan usaha pengembangan

profesi dan bekeija sama dengan profesi lain.

3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme

a. Pendidikan

Manusia merupakan mahluk Allah yang paling sempurna yaitu

dengan diberi akal untuk berfikir dan mengembangkan potensi-potensi

diri. Akal dapat berkembang dengan baik jika memperoleh pendidikan

dan latihan-latihan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-

Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:

l^ciJl ^3 1

^ 3 J^dlill

JL3Ult>

^ 0

j * i £ U l ill j ) J lS lilj ill

j s f r 0 ill j ^|i*Jl 1 j j j l ^ j J l j

(36)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

berlapang-lapanglah dalam majelis ", maka lapangkanlah,

niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan : " Berdirilah kamu, maka berdirilah ", niscaya Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat.

1S

Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang sangat

penting terhadap perilaku dan sikap seseorang dalam mengartikan

perlunya hidup untuk bekeija. Dengan adanya pendidikan (guru) yang

berkualitas maka sumber-sumber yang ada dapat dikelola lebih efektif

dan efisien.

b. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana pada lembaga-lembaga

pendidikan dewasa ini ialah sarana dan prasarana yang bersifat manual,

sangat sederhana dan mungkin sudah tertinggal. Apabila pada satu

lembaga (sekolah) sarana dan prasarana pendidikan yang ada seperti

perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar (PSB) dan perlengkapan

yang lain masih kurang, maka akan sangat menghambat tumbuhnya guru

yang profesional.

(37)

c. Motivasi

Keberhasilan seseorang dalam menjalankan profesinya sangat

dipengaruhi oleh motivasi dalam diri. Orang yang selalu berpandangan

bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih

baik dari hari ini, maka biasanya ia melakukan suatu pekerjaan dengan

sungguh-sungguh dikarenakan termotivasi oleh keinginan tersebut.

d. Gaji (Upah)

Hakekatnya seseorang yang bekeija, mengharapkan imbalan yang

sesuai dengan pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan

pekeijaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin

baik. Dengan terpenuhinya gaji (upah) yang baik, maka rasa kecukupan

untuk memenuhi kebutuhan hidup akan semakin terasa. Selain itu guru

akan merasa dihargai dan dibutuhkan oleh lembaga pendidikan.

e. Pengalaman

Seorang pendidik yang mempunyai pengalaman dalam profesinya,

akan memiliki kompetensi yang lebih besar dibandingkan dengan mereka

yang tidak mempunyai pengalaman. Dari pengalaman tersebut digunakan

untuk meningkatkan dan mengevaluasi keijanya agar lebih baik dan

berhasil dari sebelumnya.

4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru

Peningkatan profesionalisme guru dalam mengajar harus dilakukan secara

(38)

dan dievaluasi secara objektif. Menurut Syafruddin Nurdin, ada empat upaya

dalam meningkatkan profesionalisme, yaitu :

a. Ketersediaan dan mutu calon guru

Secara jujur kita akui jika melihat ke masa lalu, profesi guru

merupakan sesuatu yang tidak membanggakan. Guru identik dengan rakyat

kecil yang pas-pasan bahkan serba kekurangan. Guru adalah sebagai profesi

yang kurang menjanjikan masa depan. Hal itu masih teijadi sampai saat ini.

Banyak lulusan SLTA yang melanjutkan ke lembaga pendidikan tenaga

kependidikan tetapi belum secara sadar bahwa nantinya mereka akan

menjadi tenaga pendidik atau guru. Dengan demikian apabila mereka

menjadi guru tentunya dilakukan dengan terpaksa dan tidak sepenuh hati,

kurang memahami dan menghayati makna profesi dari keguruan sehingga

akan menjadi guru yang tidak bermutu dalam mengajar dan selanjutnya

akan berdampak buruk dalam pendidikan.

b. Pendidikan Pra-jabatan

Salah satu ciri pekeijaan bersifat profesional adalah pekerjaan itu

dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan secara formal melalui

proses pendidikan.19 Implementasi dari ciri tersebut yaitu adanya

pendidikan pra-jabatan yang memberikan kepada guru pemilikan

kemampuan profesional awal. Pendidikan pra-jabatan guru harus

dilaksanakan secara sistematis menyiapkan calon guru untuk memiliki

kemampuan profesional.

(39)

Pada pendidikan pra-jabatan, calon guru dididik dengan berbagai

pengetahuan, keterampilan, sikap profesional, disiplin dan sikap teliti yang

diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Pembentukan sikap tersebut tidak

mungkin muncul dengan sendirinya, tetapi harus dibina sejak calon guru

memulai pendidikannya di lembaga pendidikan keguruan

Adapun langkah yang diambil untuk mencapai keadaan yang

dikehendaki adalah sebagai berikut:

1) . Untuk mengetahui kemampuan profesional, perlu dilakukan

penyaringan calon peserta didik pra-jabatan secara efektif, baik dari segi

kemampuan potensial, aspek-aspek kepribadian yang relevan maupun

motivasi mengikuti pendidikan pra-jabatan keguruan.

2) . Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar dilakukan secara sistematis

menyiapkan calon guru untuk menguasai kemampuan profesional.

Pekerjaan profesional keguruan memerlukan wawasan kependidikan

serta pengetahuan dan ketrampilan keguruan.

Profesi guru adalah jenis pekerjaan yang selama ini diabaikan orang

dan terus menerus berada dalam perdebatan, sehingga guru tidak disiapkan

secara profesional. Agar guru dapat disiapkan secara profesional, maka

penyelenggaraan pendidikan profesi guru dibutuhkan penanganan dengan

mekanisme yang lebih cermat, terutama terhadap perilaku mereka sebagai

guru. Agar perilaku calon guru dapat dicermati, maka mereka harus

diasramakan minimal satu semester bersamaan dengan pada saat mereka

(40)

mecermati karakteristik siswa, cara-cara mendeteksi kegagalan siswa, cara-

cara memberikan bantuan yang tepat, cara memaknakan kurikulum secara

proporsional, dan cara-cara memilih dan menyediakan media belajar, serta

cara evaluasi belajar mengajar yang mencapai sasaran 20

Jelaslah bahwa pendidikan pra-jabatan harus diselenggarakan secara

optimal dan mantap apabila kita menginginkan jajaran guru terdiri dari

tenaga-tenaga profesional dan bermutu.

c. Mekanisme pembinaan dalam jabatan

Mekanisme atau pengembangan sikap profesional tidak hanya

berhenti apabila seorang guru telah mendapatkan pendidikan pra-jabatan,

selama menjabat sebagai guru juga perlu dilakukan pembinaan. Banyak

usaha dilakukan untuk meningkatkan sikap profesionalisme guru

diantaranya diselenggarakannya penataran-penataran, lokakarya, seminar-

seminar, dan sebagainya. Guru juga harus selalu mengembangkan diri

dengan banyak menyerap informasi dari berbagai media seperti televisi,

radio, koran, internet dan lain-lain.

d. Peranan organisasi profesi

Organisasi profesi guru di Indonesia adalah PGRI (Persatuan Guru

Republik Indonesia). Organisasi PGRI merupakan suatu sistem, di mana

unsur pembentuknya adalah guru-guru. Oleh karena itu guru harus

bertindak sesuai dengan tujuan organisasi. Ada hubungan timbal balik

(41)

antara anggota dengan organisasi, baik dalam melaksanakan tugas maupun

dalam mendapatkan hak.

Organisasi profesi harus melakukan pengawasan dan pembinaan

terhadap anggota. Setiap anggota juga memberikan sebagian waktunya

untuk organisasi demi kepentingan pembinaan profesinya. Dengan kata lain

dalam organisasi ada koordinasi antara pengurus dan anggota, demi

meningkatkan mutu organisasi dan mewujudkan cita-cita organisasi.

Dalam dasar keenam dari Kode Etik dituliskan, bahwa Guru secara

pribadi dan bersama-sama mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan

martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh

anggota profesi guru untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi

guru itu sendiri.21 Usaha peningkatan dan pengembangan profesi dapat

dilakukan secara perorangan maupun bersama-sama. Secara perorangan

peningkatan mutu profesi dapat dilakukan secara formal melalui pendidikan

maupun secara informal dengan mendapatkan informasi dari mass media

atau dari buku-buku yang sesuai dengan profesinya. Peningkatan mutu

profesi juga dapat dilakukan bersama-sama melalui organisasi profesi.

Kegiatan itu dapat berupa seminar, lokakarya, penataran dan lain

sebagai nya.

(42)

C. Pengaruh kesejahteraan terhadap Profesionalisme Guru

Seorang yang telah menerima jabatan guru berarti menerima tanggung

jawab yang besar. Guru merupakan tumpuan masyarakat untuk mendidik,

mengajar dan membimbing putra-putri mereka agar kelak menjadi orang yang

berguna bagi masyarakat dan dapat memikul tanggung jawabnya sebagai warga

negara yang baik. Di samping pembentukan intelektual, guru mempunyai tugas

dan tanggung jawab untuk mewujudkan manusia yang berbudi pekerti luhur.

Keseluruhan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada guru

tidak lepas dari campur tangan pemerintah dan yayasan pendidikan. Hal yang

perlu diperhatikan pemerintah dan yayasan pendidikan adalah dengan

memperhatikan nasib mereka berupa peningkatan kesejahteraan bagi guru. Di sisi

lain, guru harus bersikap profesional dan disiplin terhadap tugas yang telah

diberikan kepadanya. Dalam kaitannya dengan mengajar, sikap yang profesional

akan memperoleh arah tujuan yang jelas dan membawa hasil yang baik. Dengan

tidak diperhatikanya kesejahteraan bagi guru maka guru akan terganggu dalam

melaksanakan tugasnya yang akan berdampak pada hasil pembelajaran.

Masyarakat mengharapkan guru sebagai sosok yang harus mempunyai

profesi yang berkualitas. Namun kenyataannya penghargaan (imbalan)

masyarakat Indonesia (pemerintah dan lembaga pendidikan) terhadap guru

belumlah seperti keinginan mereka tentang profesionalisme yang seharusnya

dimiliki guru. Ketidak seimbangan tuntutan itu tidak mungkin menghasilkan guru

(43)

Gaji atau kesejahteraan yang besar perlu bagi guru dalam meningkatkan

profesinya, karena sebagai pemegang profesi harus terus belajar, meneliti,

berlangganan media profesi, dan harus belajar full time. Itu semua tidak dapat

dilakukan dengan baik apabila gaji (kesejahteraan) rendah. Dengan gaji yang

besar pula guru dapat bersemangat dalam proses belajar mengajar sebab mereka

merasa tertantang untuk belajar lagi menjadi orang yang profesional. Hal tersebut

juga membuat guru merasa tenang dan lebih berkonsentrasi dalam menjalani

pekeijaannya.

Dengan demikian penerimaan kesejahteraan dan sikap profesional guru

dalam mengajar sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar. Adanya

kesejahteraan dan sikap profesional, guru akan melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan baik dan akhirnya akan menghasilkan hasil yang baik,

(44)

A. Gambaran Umum STM Muhammadiyah Salatiga

1. Sejarah Berdirinya STM Muhammadiyah Salatiga

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan

menuntut untuk menciptakan tenaga yang terampil dan cekatan, dengan

tuntutan itu maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga yang telah

memiliki lembaga pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMA Muhammadiyah

berkeinginan mendirikan STM Muhammadiyah di Salatiga.

Pada tahun 1990 STM Muhammadiyah resmi didirikan dan

bertempat di Jl. KHA. Dahlan Salatiga dengan SK DEPDIKBUD, KANWIL

PROPINSI JAWA TENGAH dengan No. 348/103/1/91 dan dengan Nomor

Statistik Sekolah (NSS) 32 2 0362 04 004. Yang mana pada saat itu baru

memiliki 3 lokal kelas yang terdiri dari 1 lokal jurusan Listrik dan 2 lokal

jurusan Mesin Perkakas, dan pada saat itu Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak

Drs. Agung Wibowo.

Lima tahun kemudian tepatnya pada tahun 1995 STM

Muhammadiyah berkembang dengan cepat dan memiliki 12 lokal kelas dan 4

lokal bengkel serta melaksanakan Akreditasi dengan hasil dari terdaftar

manjadi Diakui untuk semua jurusan.

Pada tahun 2005 STM Muhammadiyah telah mempunyai 18 lokal

kelas dan 4 lokal bengkel, 1 Lab.Bahasa, 1 Lab.Komputer serta

(45)

melaksanakan Akreditasi dengan hasil Terakreditasi “B” untuk semua

jurusan.

Sejalan dengan perkembangan zaman sampai saat ini STM/SMK

Muhammadiyah Salatiga masih eksis bahkan terus berkembang lebih maju

baik di wilayah Salatiga dan Kab. Semarang serta sekitarnya.

2. Daftar Nama Guru dan Karyawan STM Muhammadiyah Salatiga

Jumlah guru dan karyawan STM Muhammadiyah adalah 62 orang

yang terdiri dari 50 orang guru baik yang guru tetap (GT) ataupun guru tidak

tetap (GTT), sedangkan 12 orang adalah karyawan baik sebagai staf

administrasi ataupun satpam/penjaga sekolah (pembantu umum).

TABEL I

DAFTAR GURU dan KARYAWAN

Daftar Guru

No Nama Bidang Studi Ket.

1 Drs. Surono Tehnik Mesin GT

2 Bambang Siswanto Tehnik Listrik GT

3 Suwamo Tehnik Mesin GT

4 Zumri Fisika GT

5 Sardi, S.Pd Komputer GT

6 Drs. M. Busri Agama GT

7 Sisyono, S.Pd Kewirausahaan GT

(46)

9 Dra. Asih Pujawati Bahasa Indonesia GT

10 Drs. Khudlori Agama GT

11 Sumidharyati, S.Pd PKN GT

12 Permono, S.Pd Olah Raga GT

13 Surana, S.Pd Bahasa Jawa GT

14 Heni Sulistyawti, S.Pd Tehnik Mesin GT

15 Karsini Tehnik Listrik GT

16 M. Nurdin, ST Tehnik Mesin GT

17 IstianatunToyibah, ST Komputer GT

18 Drs. Amir Hafilin Agama GT

19 Budi Suryanto, S.Pd Tehnik Mesin GT

20 Risda Milasanti, S.Pd Bahasa Inggris GT

21 Suryono, S.Pd Tehnik Mesin GT

22 Martono, S.Pd PKN GT

23 RatnaTri H, S.Pd Tehnik Kimia GT

24 Heni Pumawan, S.Pd Tehnik Kimia GT

25 Maftuhan, S.Ag Agama GT

26 Endang Budi H, S.Pd Bahasa Inggris DPK

27 Dra. Sri Rejeki PKN DPK

28 Drs. Haris Prihantomo Matematika DPK

29 Mulyadi, S.Pd Tehnik Mesin GTT

30 Drs. Purwanto. B.Sc Fisika GTT

(47)

32 Drs. Budi Sulistiono Olah Raga GTT

33 Sriyono, B.Sc Tehnik Mesin GTT

34 Supriyati, SE Kewirausahaan GTT

35 Sumaijono, S.Pdi Bahasa Inggris GTT

36 Yamah Sari, S.Pd Matematika GTT

37 Wahyudi PH, S.Pd Tehnik Mesin GTT

38 Misbakhul Mujib, S.Pd Tehnik Mesin GTT

39 Drs. Eko Daryanto Tehnik Mesin GTT

40 Dian Adriyanto, S.Pd Tehnik Mesin GTT

41 Hardi Darmono, ST Tehnik Mesin GTT

42 Umi Salamah, S.Pd Matematika GTT

43 Fajar Rusiyati Jati, S.Pd Matematika GTT

44 Rukmiyati, S.Pd B.K GTT

45 Joko Wahyono, S.Pd B.K GTT

46 Hari Supriadi, S.Pd Tehnik Mesin GTT

47 Gunawan Akhyani, ST Olah Raga GTT

48 Sipta Novianto, ST Tehnik Mesin GTT

49 Eka Budi Cahyono, ST Tehnik Mesin GTT

(48)

STM Muhammadiyah saat ini ada beberapa program pengajaran

diantaranya adalah mesin perkakas (MP), mesin otomotif (MO), kelistrikan

(LI), dan tehnik garment (TG).

TABEL n

Kelas I

PRODI LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

I M P I 36 - 36

IM P 2 36 - 36

1 M P3 38 - 38

1 M P4 35 - 35

1 MO 1 32 1 33

1 MO 2 36 - 36

1 MO 3 35 - 35

1 L1 39 - 39

Teknik Garment - 12 12

Jumlah 287 13 300

Kelas 2

2 M PI 39 - 39

2 MP 2 37 - 37

2 MP 3 36 - 36

2 MP 4 37 - 37

(49)

TABEL HI

Sarana dan Prasarana

No Jenis Lahan Luas (M2) Status Kepemilikan

1 Luas Bangunan 2997 Yayasan

Muhammadiyah

2 Luas Lahan tanpa Bangunan 5376

3 Luas Lahan seluruhnya 8373

No Nama Ruang/Area Keija Jml.Ruang Luas (M2) Total (M')

A Administrasi

1 Ruang Kepala Sekolah 1 40 40

2 Ruang Guru 1 84 84

3 R. Pelayanan Administrasi 1 35 35

B Kegiatan Belajar

1 Ruang Kelas 18 1695

2 R. Praktek/Bengkel/W orkshop 5 678

3 R.Lab.Fisika/Kimia/Biologi 1 49 49

4 Ruang Lab. Bahasa 2 49 98

5 Ruang Praktek Komputer 1 49 49

C Penunjang Pendidikan

1 Ruang Perpustakaan 1 49 49

2 Ruang Unit Produksi 1 49 49

(50)

4 Ruang Ibadah/Musholla 1 49 49

D Penunjang Lainnya

1 Aula/Ruang Bersama

2 Ruang Kantin Sekolah 3 27,66 82,98

3 Ruang Toilet/WC 14 4,71 65,94

4 Ruang Gudang 1 40 40

5. Kegiatan Ekstrakurikuler

Upaya menunjang kegiatan belajar mengajar, STM Muhammadiyah

melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan mengembangkan

potensi siswa sesuai minat dan bakat siswa.

TABEL IV

PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

No Nama Kegiatan Petugas

1 Pramuka Maftuhan, S.Ag, Drs. Khudlori

2 Olah Raga

a. Volly Bali Maftuhan, S.Ag

b. Badminton Drs. Amir Hafilin

(51)

6. Struktur Organisasi Sekolah

Upaya pencapaian tujuan yang optimal dalam pelaksanaan

pendidikan diperlukan organisasi yang baik Dalam pengertian yang luas,

organisasi merupakan suatu badan yang mengatur segala urusan untuk

(52)

B. Data Responden

Responden yang diambil adalah seluruh guru di STM

Muhammadiyah Salatiga, sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut

dibawah in i:

TABEL V

DAFTAR RESPONDEN

No Nama Bidang Studi K et

1 Drs. Surono Tehnik Mesin GT

2 Bambang Siswanto Tehnik Listrik GT

3 Suwamo Tehnik Mesin GT

4 Zumri Fisika GT

5 Sardi, S.Pd Komputer GT

6 Drs. M. Busri Agama GT

7 Sisyono, S.Pd Kewirausahaan GT

8 Rahmadi, BA B.K GT

9 Dra. Asih Pujawati Bahasa Indonesia GT

10 Drs. Khudlori Agama GT

11 Sumidharyati, S.Pd PKN GT

12 Permono, S.Pd Olah Raga GT

13 Surana, S.Pd Bahasa Jawa GT

14 Heni Sulistyawti, S.Pd Tehnik Mesin GT

15 Karsini Tehnik Listrik GT

(53)

40 Dian Adriyanto, S.Pd Tehnik Mesin GTT

41 Hardi Darmono, ST Tehnik Mesin GTT

42 Umi Salamah, S.Pd Matematika GTT

43 Fajar Rusiyati Jati, S.Pd Matematika GTT

44 Rukmiyati, S.Pd B.K GTT

45 Joko Wahyono, S.Pd B.K GTT

46 Hari Supriadi, S.Pd Tehnik Mesin GTT

47 Gunawan Akhyani, ST Olah Raga GTT

48 Sipta Novianto, ST Tehnik Mesin GTT

49 Eka Budi Cahyono, ST Tehnik Mesin GTT

50 Raditya Wisnu Wibowo, ST Tehnik Mesin GTT

Dalam pengumpulan data tentang korelasi tingkat kesejahteraan

guru terhadap profesionalisme mengajar, penulis menyebarkan angket kepada

guru-guru STM Muhammadiyah Salatiga menjadi responden. Penulis

memberikan pertanyaan kepada responden sebanyak 30 pertanyaan, terdiri

dari 15 pertanyaan mengenai tingkat kesejahteraan dan 15 pertanyaan

mengenai tingkat profesionalisme mengajar. Setiap pertanyaan terdiri dari 3

jawaban dengan skor yang berbeda. Penulis membuat standar skor, jawaban a

diberi skor 3, jawaban b diberi skor 2, dan jawaban c diberi skor 1. Adapun

(54)
(55)

37 13 1 1 39 2 1 42

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai tertinggi hasil angket

tingkat kesejahteraan 43, nilai terendah 32 dan interval 3, maka lebar interval

(i) adalah 4 dengan menggunakan rumus :

i = ( nilai tertinggi - nilai terendah ) + 1 3

= ( 4 3 - 3 2 )+ 1 3

= 4

Dari hasil penghitungan lebar interval, maka hasil angket tingkat

kesejahteraan dapat diketahui kelas interval sebagai berikut

1. Kategori tinggi : 40-43

2. Kategori sedang : 36-39

3. Kategori rendah : 32-35

setelah diketahui tentang hasil angket kesejahteraan, penulis akan

menyajikan hasil dari angket profesionalisme guru STM Muhammadiyah

Salatiga sebagai data yang akan di analisa pada pembahasan berikutnya. Hasil

(56)
(57)

37 3 10 2 9 20 2 31

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai tertinggi hasil angket

tingkat profesionalisme 37, nilai terendah 26 dan interval 3, maka lebar

interval (/) adalah 4 dengan menggunakan rumus :

/ = ( nilai tertinggi - nilai terendah ) + 1 3

= ( 3 7 - 2 6 ) + 1 3

= 4

Merujuk hasil penghitungan lebar interval, maka hasil angket

profesionalisme dapat diketahui kelas interval sebagai berikut:

1. Kategori tinggi : 34 - 37

2. Kategori sedang : 30 - 33

(58)

Pada bab ini, penulis akan menganalisa data yang telah terkumpul sehingga

diketahui ada tidaknya pengaruh kesejahteraan terhadap profesionalisme mengajar

pada guru STM Muhammadiyah Salatiga. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui

tujuan penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun

tahapan-tahapan analisis akan diuraikan sebagai berikut:

A. Analisis Pertama

Mengawali analisis pertama, penulis menyajikan analisis data untuk

mengetahui kesejahteraan guru STM Muhammadiyah. Langkah yang ditempuh

penulis untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan guru dengan

menggunakan rumus:

/ = ( Nilai tertinggi - Nilai terendah ) + 1 3

= ( 4 3- 3 2) + 1

3

= 4

Merujuk rumus di atas, diketahui kelas intervalnya :

1. 40 - 43 = kategori kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah tinggi

dengan nominasi A

2. 36 - 39 = kategori kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah sedang

dengan nominasi B

(59)

3. 32 - 35 = kategori kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah rendah

dengan nominasi C

Nilai dan nominasi kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah Salatiga

dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut in i:

TABEL V m

NILAI DAN NOMINASI KESEJAHTERAAN

GURU STM MUHAMMADIYAH SALATIGA

No Responden Skor Nominasi No Responden Skor Nominasi

1 41 A 26 37 B

2 32 C 27 41 A

3 35 C 28 38 B

4 40 A 29 38 B

5 40 A 30 36 B

6 37 B 31 42 A

7 32 C 32 43 A

8 33 C 33 41 A

9 32 C 34 36 B

10 40 A 35 32 C

11 37 B 36 40 A

12 41 A 37 42 A

13 38 B 38 41 A

14 38 B 39 38 A

(60)

16 42 A 41 41 A

17 43 A 42 32 C

18 41 A 43 35 C

19 36 B 44 40 A

20 32 C 45 40 A

21 40 A 46 37 B

22 42 A 47 32 C

23 41 A 48 33 C

24 38 A 49 32 C

25 35 C 50 40 A

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui komparasi tentang

kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga, kategori (A) ada 24 orang,

kategori sedang (B) ada 12 orang dan kategori rendah (C) ada 14 orang.

Perhitungan persentase dengan menggunakan rumus :

P = F X 100% N

Keterangan:

P : persentase

F : frekuensi jawaban responden

N : j umlah responden

Hasil kuantitatif persentase variabel kesejahteraan guru STM

(61)

TABEL IX

FREKUENSI KESEJAHTERAAN GURU

STM MUHAMMADIYAH SALATIGA

No Kategori Interval Frekuensi Persentase %

1 Tinggi 4 0 -4 3 24 48%

2 Sedang 3 6 -3 9 12 24%

3 Rendah 3 2 -3 5 14 28%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa kesejahteraan guru STM

Muhammadiyah Salatiga berada dalam taraf tinggi 48 %, sedang 24 % dan taraf

rendah 28 %.

Setelah diketahui tentang frekuensi kesejahteraan, penulis akan

menyajikan tabel frekuensi dan persentase jawaban per item pertanyaan dari

variabel kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga.

TABEL X

FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN PERSENTASE

KESEJAHTERAAN GURU STM MUHAMMADIYAH

SALATIGA

No Item Kesejahteraan Guru STM Frekuensi Persentase

Muhammadiyah Salatiga A B C a b c

1 2 3 4 5 6 7 8

(62)

2

sekolah ini ?

Apakah selama anda menjalankan profesi

sebagai guru, anda cukup menerima

40 10 0 80 20 0

3

kesejahteraan pegawai ?

Selama anda mengajar, apakah pernah

16 26 8 32 52 16

4

menerima kenaikan pangkat ?

Apakah di sekolah anda terdapat jaminan

masa depan yang menumbuhkan

pengharapan dan menciptakan

32 8 10 64 16 20

5

kecenderungan dalam bekerja ?

Setiap bulan ada pemotongan gaji pokok

yang digunakan sebagai tabungan asuransi

pegawai negeri, apakah anda setuju jika

diadakan TASPEN tersebut di lingkungan

10 28 12 20 56 24

6

anda ?

Di dalam koperasi biasanya disediakan

barang-barang kebutuhan sehari-hari yang

berupa barang biasa sampai barang

mewah. Apakah anda mendapatkan

40 6 4 40 12 8

7

kemudahan apabila ingin membelinya ?

Apakah selama mengajar tidak pernah ada

tekanan, baik dari yayasan atau dari teman

22 14 14 44 28 28

(63)

8 Pernahkah anda mendapatkan teguran

atau intimidasi, apabila anda melakukan

kesalahan dalam menjalankan tugas

sebagai pengajar ? 30 6 14 60 12 28

9 Pernahkah ketika anda terkena musibah,

anda mendapatkan bantuan atau jaminan

kesehatan dari tempat anda mengajar ? 44 6 0 88 12 0

10 Salah satu upaya peningkatan

kesejahteraan pemerintah terhadap guru

adalah penyediaan perumahan bagi guru

yang ditugaskan di daerah tertentu dengan

cara angsuran. Apakah anda mendukung

dengan pengadaan rumah tersebut ? 50 0 0 100 0 0

11 Apakah dengan menjadi guru, anda

merasa tujuan hidup akan tercapai ? 26 16 8 52 32 16

12 Apakah di lingkungan anda bekeija, ada

kerjasama yang baik antara guru dan

kepala sekolah dalam meningkatkan

kualitas pendidikan ? 46 4 0 92 8 0

13 Selama mengajar disini, apakah anda

mengalami hambatan dalam kenaikan

pangkat ? 10 14 26 20 28 52

Gambar

TABEL IDAFTAR GURU dan KARYAWAN
TABEL nKelas I
TABEL HISarana dan Prasarana
TABEL IVPEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan, kandungan klorofil, protein dan karbohidrat pada tanaman suweg (Amorphophallus campanulatus) pada

[r]

[r]

[r]

[r]

[r]

A. Kem a mp uan Sholat... Hal-hal yang memb atalkan Sholat... Rukun dan sunat Sholat... Hik m ah dari Sholat yaitu... G er akan-g er akan dan bacaan-bacaan Sholat... K elem ahan-k

Setiap guru pada SM A Muhammadiyah Salatiga memberi saran kepada siswa untuk Selalu lebih mematangkan akan akhlak yang baik sehingga dapat menerapkan nilai-nilai