S K R I P S I
D ia j u k a n U n t u k M e m p e r o le h G e la r S a r ja n a P e n d id ik a n I s la m
J U R U S A N T A R B IY A H
P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN )
S A L A T IG A
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, Agustus 2008
Penulis,
N O T A P E M B I M B I N G
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama Budi Ani Fatmawati
NIM 11406463
Jurusan : Tarbiyah
Program Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP
PROFESIONALISME MENGAJAR PADA GURU ( Studi
Kasus pada Guru STM Muhammadiyah Salatiga tahun 2008 )
Telah dapat diujikan dalam sidang munaqosah skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri ( STAIN ) Salatiga.
Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : BUDI ANI FATMAWATI dengan Nomor Induk
Mahasiswa : 114 06 463 yang berjudul : “PENGARUH KESEJAHTERAAN
GURU TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR (Studi Kasus Pada
Guru STM Muhammadiyah Salatiga Tahun 2008)”. Telah dimunaqasahkan
dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga pada hari : Sabtu, 20 September 2008 M yang bertepatan dengan
tanggal 20 Ramadhan 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
b ja * . 1N____ ;1 . .
. . . Sesungguhnya A Cbh tidaf^ m en g u 6ah ^ead aan s u a tu ({gum sehingga
merehg m engu6ah h e a d a a n y a n g a d a p a d a d ir i merehg sendiri...
(QSAr-<Rgdu: 11J
m en d id ik^ m e m 6 e ri <Do 'a, s e rta m e n g o rb a n k a n s e g a la n y a .
2. Suam iku tercinta A d o lf F erdinand Laan dan anakjanakfu
A dam !Nur Izzu d in dan Y u su f Sfaidar A r i f
3. <M 6akJcTutif{i <De’ (Rjni, D e' Yasin, A d if, N anin dan Zahra
4. S ahabat kg <Bu (Rosie, (Bu FCarsini, (pakjMaftuhan, (pakjBudi
Suryanto, (MbakjEndah dan DdhahjVmi.
5. Yeman-temanku <BuAsiyah, (Bu Lum 'atun, (Bu Fatkiyah, (Bu
Sfanifah, Pak, Ihsan, (PakI A z is , (Musyayadah, (Bu N u r
'Rhasanah
6. (B u a t a d ik - a d ik , k e c ilk u (Fanisa, (D im as, A z k g , D i r a
karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Keberhasilan menyelesaikan skripsi ini, bukanlah kekuatan penulis
semata, melainkan cerminan dari karunia Allah dengan perantaraan banyak pihak
oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ketua STAIN Salatiga, Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag
2. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku pembimbing skripsi.
3. Para dosen yang telah banyak memberikan jasanya dalam mendidik penulis
selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
4. Drs. Surono, selaku kepala sekolah STM Muhammadiyah beserta seluruh staf
guru dan karyawan.
5. Keluarga besar Bapak Nurcahyo AS atas do’a dan kasih sayangnya.
6. Teman-teman angkatan 2008 atas kebersamaannya.
Semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan
mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap karya sederhana ini dapat memberikan
sumbangan serta manfaat bagi semua pihak.
Salatiga, Agustus 2008
Penulis
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... H HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ... vii
HALAMAN DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
F. Hipotesis ... 6
G. Metode Penelitian ... 7
H. Teknik Data ... 10
I. Sistematika Penulisan Skripsi ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
viii
4. Tujuan Pemberian Kesejahteraan ... 20
B. Profesionalisme Mengajar Guru ... 21
1. Pengertian ... 21
2. Ciri - Ciri Guru Profesional ... 24
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme ... 25
4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru ... 27
C. Pengaruh Kesejahteraan terhadap Profesionalisme Guru ... 32
BAB ffl LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran umum STM Muhammadiyah Salatiga ... 34
L Tinjauan Historis ... 34
2. Daftar Nama Guru dan Karyawan ... 35
3. Jumlah Siswa, Kelas dan Jurusan ... 38
4. Sarana Prasarana ... 40
5. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 42
6. Struktur Organisasi ... 43
B. Data Responden ... 44
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ... 51
B. Analisis Kedua ... 60
C. Analisis Ketiga... 67
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Latar Belakang Masalah
Terminolagi tentang pendidikan, adalah medium bagi teijadinya
transformasi nilai dan ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai pencetak corak
kebudayaan dan peradaban manusia. Secara imperatif, pendidikan bersinggungan
dengan upaya pengembangan dan pembinaan seluruh potensi manusia tanpa
terkecuali dan tanpa prioritas dari sejumlah potensi yang ada. Dengan
pengembangan dan pembinaan seluruh potensi tersebut, pendidikan diharapkan
dapat menghantarkan manusia pada suatu pencapaian tingkat kebudayaan yang
menunjang harkat manusia.
Keberhasilan mengoptimalisasikan potensi yang ada dalam diri manusia
apabila pendidikan diusahakan dalam suatu keadaan dan suasana yang
mendukung, sarana dan prasarana proses pendidikan berlangsung, subyek
pendidikan dan pendampingnya ( murid dan guru ) yang bertanggung jawab dan
fasilitas yang memadai. Penyelenggaraan pendidikan yang tidak menghiraukan
salah satu komponen tersebut, dimungkinkan tingkat keberhasilannya tidak akan
dapat tercapai. Salah satu contoh, seorang guru yang merupakan elemen vital dari
proses belajar mengajar tidak profesional dalam mengajar, maka dapat dipastikan
suasana pembelajaran tidak berkembang (statis). Akibatnya, siswa hanya sebagai
pita kaset yang tidak mungkin mengembangkan wawasan keilmuannya.
Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia
yang bertanggung jawab dalam arti mampu membuat pilihan dan keputusan atas
dasar nilai-nilai dan norma-norma tertentu, baik yang bersumber dari dirinya
maupun lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, seorang guru profesional harus
mempunyai kemampuan bertindak sesuai keputusan moral. Menurut Oemar
Hamalik, guru bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma
kepada generasi muda sehingga akan teijadi proses konservasi nilai, bahkan
melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru yang mana
dalam konteks ini pendidikan berfungsi mencipta, memodifikasi dan
mengkonstruksi1.
Seorang guru profesional harus mampu melaksanakan kewajiban dan
tanggung jawab dengan sepenuhnya. Timbal balik dari profesionalisme dengan
diberikan kesempatan menyelenggarakan hidup yang sehat dan cukup, fasilitas-
fasilitas yang memudahkan untuk menyelesaikan kewajibannya. Di samping itu,
guru profesional dapat menerima jaminan hidup yang cukup dan perumahan
sebagai tempat istirahat dari waktu ke waktu sehingga dapat segar kembali dalam
menunaikan tugasnya yang bersifat mental spiritual.
Kebutuhan vital biologis merupakan salah satu kebutuhan esensial yang
berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban atau tanggung jawab seorang guru
sebagai pelaksana pendidikan. Kebutuhan ini berupa sandang, pangan, papan,
rasa aman, sejahtera, air, udara, seks dan sebagainya.2 Pemenuhan terhadap
kebutuhan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap semangat dan motivasi
seorang guru dalam menyelesaikan kewajiban dan tanggung jawab yang
diembannya.
Profesi guru yang dipandang oleh masyarakat merupakan pekerjaan
mulia, dalam tataran praktisnya sering memunculkan dilema. Pada satu sisi,
seorang guru dihargai secara sosial dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa
yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertanggung jawab terhadap
kelangsungan generasi yang cerdas dan berkualitas, namun pada sisi yang lain,
pada dirinya .memikul beban berat menghidupi diri dan keluarganya. Ditinjau
dari segi kesejahteraan yang diterima, terkadang seorang guru lebih rendah dari
hasil yang didapatkan seorang pengamen. Kondisi yang lebih memprihatinkan,
apabila mencermati dan mengamati secara seksama pada sosok guru yang
bekerja di sekolah-sekolah swasta yang belum mampu memberikan kesejahteraan
sebagaimana seorang PNS. Berkaitan dengan tanggung jawab, tidak ada
perbedaan antara guru negeri dengan guru swasta.
Penghargaan terhadap profesi guru baik moral, sosial maupun finansial
menyebabkan tanggung jawab terhadap tugas menjadi rendah dan kurang
bersemangat dalam mengembangkan kompetensinya. Seorang guru bekerja
sekedar menyampaikan materi pelajaran sampai jam pembelajaran habis. Ia tidak
mempunyai inisiatif mengembangkan diri dalam upaya meningkatkan pencapaian
hasil pendidikan. Dalam menyampaikan materi, terkesan monoton dan tidak
mempunyai persiapan mengajar yang memadai. Akibatnya, nasib anak didik
yang mengharap bantuan untuk mengembangkan potensi dirinya tidak akan
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba menuangkan dalam suatu
penelitian dengan mengangkat sebuah judul skripsi PENGARUH
KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR
( Studi kasus pada Guru STM Muhammadiyah Salatiga tahun 2008 ).
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah secara definitive masalah yang
penulis teliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga ?
2. Bagaimanakah tingkat profesionalisme mengajar guru STM Muhammadiyah
Salatiga ?
3. Adakah pengaruh kesejahteraan terhadap profesionalisme mengajar guru di
STM Muhammadiyah Salatiga ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga.
2. Untuk mengetahui tingkat profesionalisme mengajar guru STM
Muhammadiyah Salatiga.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat kesejahteraan guru
terhadap profesionalisme mengajar.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas
informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun
secara teoritik, yaitu:
1. Secara praktis, apabila ternyata kesejahteraan dapat berpengaruh terhadap
profesionalisme mengajar pada guru, hal ini berarti bagi yayasan atau
penyelenggara sekolah dapat memperoleh pemahaman tentang arti
pentingnya kesejahteraan yang ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap
profesionalisme guru. Selanjutnya dari pemahaman tersebut dapat senantiasa
meningkatkan kesejahteraan guru dalam membangkitkan profesionalisme
pada guru. Dan bagi para guru, dari hasil penelitian ini diharapkan tingkat
profesionalisme mengajar tidak dilihat dari besar kecilnya kesejahteraan yang
diterima.
2. Secara teoritik diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan
pendidikan yang diperoleh dari penelitian.
E. Definisi Operasional
Menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud
utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu penjelasan
beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian.
Istilah yang perlu penjelasan sebagai berikut:
a. Kesejahteraan Guru
Kesejahteraan yaitu keadaan sejahtera, kesenangan hidup dan sebagainya.3
Sedangkan Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina anak didik, baik secara individu maupun secara
klasikal. 4Jadi yang dimaksud dengan kesejahteraan guru adalah keadaan
sejahtera atau makmur orang yang bertanggung jawab membimbing dan
membina anak didik,
b. Profesionalisme Mengajar
Yang dimaksud profesionalisme yaitu kualitas, mutu dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi. 5Menurut Oemar Hamalik, profesionalisme
berasal dari kata profesi yang berarti suatu jabatan atau pekeijaan tertentu
yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan, dan ketrampilan
tertentu pula.6 Mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga
menimbulkan teijadinya proses belajar mengajar pada diri siswa. 7 8Mengajar
pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Jadi yang dimaksud profesionalisme mengajar adalah mutu atau kualitas
seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan
proses belajar pada siswa.
F. Hipotesis
Menurut Sukandarrumidi, hipotesis adalah sebuah kesimpulan, akan
tetapi kesimpulan itu belum final masih harus dibuktikan kebenarannya agar
Q
menjadi benar. Dalam penelitian dikenal adanya hipotesis nol ( Ho ) dan
4 Syafiil Bahri Djamarah, Guru dan Anak D idik dalam Interaksi E dukatif Rineka Cipta, Jakarta, 2000, him 32
5 Em Zil Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, him 671 6 Oemar Hamalik, Loc.Cit. him 3
7 Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar M engajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, him 6
hipotesis alternatif ( Ha ). Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengajaukan
hipotesis sebagai berikut.
Ho : Tidak Terdapat pengaruh antara tingkat kesejahteraan guru dengan
profesionalisme mengajar.
Ha : Terdapat pengaruh antara tingkat kesejahteraan guru dengan
profesionalisme mengajar, dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kesejahteraan
yang diterima maka semakin tinggi pula tingkat profesionalismenya.
G. Metode Penelitian
Dalam pembicaraan metodologi dibahas beberapa komponen yang
meliputi : populasi, sampel, tehnik sampling, tehnik pengumpulan data dan
tehnik analisa data, sebagaimana berikut:
1. Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru STM Muhammadiyah Salatiga
tahun 2008 yang jumlahnya 50 guru, sedangkan sampelnya seluruh guru,
karena menurut Suharsimi Arikunto jika kurang 100 maka diambil
keseluruhan.9
2. Variabel penelitian
Ada dua variable yang menjadi fokus penelitian, yaitu kesejahteraan sebagai
variabel pertama dan profesionalisme mengajar guru sebagai variabel kedua.
Melengkapi pengertian operasional dari variabel yang digunakan dalam judul
penelitian ini, diuraikan pula definisi operasional dari variabel tersebut
sebagaimana berikut:
a. Kesejahteraan
untuk memperoleh pengertian pokok tentang kesejahteraan guru, maka
penulis menyajikan indikator-indikatornya sebagai berikut:
1. Kesejahteraan yang berhubungan dengan j asmani (kesejahteraan material)
• Peningkatan penghasilan PNS
• Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)
• Koperasi Pegawai Negeri
• Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri
• Penyediaan rumah
2. Kesejahteraan yang berhubungan dengan jiwa (kesejahteraan rohani)
• Kebutuhan akan rasa aman, tentram
• Kebutuhan akan rasa diterima dan diakui
• Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan dicintai
• Kebutuhan akan mengaktualisasikan diri, berprestasi.
b. Profesionalisme mengajar guru
Untuk mengetahui pengertian profesionalisme mengajar guru, maka
penulis menyajikan indikator-indikatornya sebagai berikut:
• Memikul tugas mendidik yang bebas, berani, dan gembira ( tugas
bukanlah beban baginya).
• Guru tidak membuat peserta didik menjadi pintar, hanya memberikan
peluang agar potensi itu ditemukan dan dikembangkan.10
• Guru menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan.
• Guru mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
• Guru mampu atau menguasai tehnologi pembelajaran.
• Guru mampu menilai prestasi belajar peserta didik.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Ada beberapa tehnik pengumpulan data yang digunakan sesuai
dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu :
a. Angket
Suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi responden.11
b. Interview
Suatu dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi
dari terwawancara.12 Digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat
kesejahteraan dan profesionalisme mengajar guru STM Muhammadiyah
Salatiga.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan guru,
karyawan, siswa dan hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
10 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, ed. M. Basyirudin Usman, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, him. 24
H. Teknik Data
Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa penelitian ini tergolong jenis
penelitian kuantitatif, maka data yang telah diakumulasikan akan diolah dan di
kuantitatifkan dengan menggunakan statistik dengan rumus product moment,
sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Kofisien korelasi variabel x dan variabel y
X - Variabel pengaruh
Y = Variabel terpengaruh
XY= Perkalian antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel.13
L Sistematika Penulisan Skripsi
Uraian sistematika ini dalam rangka memudahkan pengkajian isi
antara bab satu dengan bab lainnya sehingga akan diperoleh suatu pemahaman,
bahwa setiap line mempunyai keterkaitan dan tidak terpisahkan.
Bab I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, analisis data dan
sistematika penulisan skripsi. r
n
I
x y-(X
x) £
y)
13
Bab II Kajian Pustaka, menguraikan tentang kesejahteraan guru yang
meliputi: pengertian, bentuk kesejahteraan, dan tujuan penerimaan kesejahteraan.
Di samping itu dibahas pula tentang profesionalisme mengajar guru yang
meliputi pengertian, ciri-ciri guru profesional , faktor yang mempengaruhi
profesionalisme, upaya meningkatkan profesionalisme bagi guru, hubungan
kesejahteraan terhadap profesionalisme.
Bab IH Laporan Penelitian, mendiskripsikan tentang sejarah
berdirinya STM Muhammadiyah Salatiga, letak geografis, keadaan guru,
karyawan dan siswa. Penyajian data, juga data tentang kesejahteraan guru, serta
profesionalisme guru dalam mengajar.
Selanjutnya pada Bab IV Analisis Data berisi tentang pertama;
analisis pertama yang memuat tentang data tingkat kesejahteraan guru. Kedua;
analisis kedua memuat tentang tingkat profesionalisme guru dalam mengajar.
Ketiga; analisis ketiga yang berisi uji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh
antara tingkat kesejahteraan dengan profesionalisme guru dalam mengajar. Dan
juga berisi tentang interpretasi data yang merupakan pengolahan lanjutan dari
hasil analisis uji hipotesis.
Dan yang terakhir Bab V Penutup, penulis menyajikan tentang
kesimpulan serta saran-saran , dan diakhiri dengan daftar pustaka juga lampiran-
A. Kesejahteraan Guru
1. Pengertian Kesejahteraan Guru
Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman, sentosa,
makmur dan selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan
berarti keamanan dan keselamatan hidup (kesenangan hidup).1
Menurut hasil pra-konferensi kelompok keija internasional bidang
kesejahteraan sosial XV (pre-conference working committee for the XV th
international conference of social welfare), kesejahteraan ialah :
" social welfare is all the organized arrangement which have as their direct
and primary objective the well- being o f people in social contect, it includes
the broad range o f policies and service which are concerned with various
aspect o f people live. Their income, security, health, housing, education,
recreation, cultural traditions etc."2
Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha yang terorganisir dan
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
berdasarkan konteks sosialnya yang mencakup kebijakan dan pelayanan yang
terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan,
1 W. J.S Poenvadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta, 1982. him 887
2 Isbandi Rukminto Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial Dasar-dasar pemikiran.YT.
Raja Grafmdo.Jakarta, 1994, him 4-5
jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi, budaya
dan sebagainya.
Guru merupakan kunci utama pelaksana pendidikan yang akan
mengantarkan peserta didik pada perubahan perilaku, kecerdasan dan akan
menentukan bangsa pada masa yang akan datang. Menurut A.Samana, guru
adalah pelajar seumur hidup.3 Sedangkan menurut Abudin Nata, guru adalah
orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah. Guru
berarti orang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang
bertanggung jawab dalam membantu anak mencapai kedewasaan masing-
masing.4
Berdasarkan dua pengertian tentang kesejahteraan dan guru, dapat
disimpulkan kesejahteraan guru adalah pemberian kemakmuran hidup kepada
orang yang bekeija di lingkungan pendidikan, baik berupa material maupun
spiritual sehingga terpenuhi kehidupan yang layak dan lebih baik sebagai
timbal balik atau balas jasa dari tanggung jawab yang dipikulnya. Pemenuhan
kesejahteraan yang memadai kepada guru akan menambah semangat dalam
pekerjaannya, sehingga timbul kesadaran untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumber daya yang ada pada dirinya. Apabila tanggung
jawab yang dipikul guru dilaksanakan dengan baik, maka mutu pendidikan
mudah dicapai. Oleh karena itu, pihak-pihak penyelenggara pendidikan, baik
pemerintah maupun organisasi pendidikan perlu memperhatikan sepenuhnya
terhadap martabat dan kepentingan guru.
2. Bentuk-bentuk Kesejahteraan
Ditinjau dari bentuknya, kesejahteraan ada dua macam, yaitu :
a. Kesejahteraan Material
Kesejahteraan material meliputi:
1. Peningkatan Penghasilan Pegawai
Kesejahteraan bagi guru dalam skopa yang luas telah
diusahakan secara kontinyu oleh masing-masing unit kerja. Upaya
peningkatan penghasilan pegawai atau guru, pemerintah
mengadakan perubahan-perubahan terhadap pengaturan gaji
pegawai negeri. Hal serupa juga dilaksanakan pada yayasan
pendidikan, peningkatan penghasilan guru diatur oleh administrasi
yayasan. Secara khusus, pengaturan administrasi penghasilan
yayasan pendidikan, dengan mengelompokan guru yang
diperbantukan dari pemerintah (DPK), guru tetap yayasan (GTY),
dan guru tidak tetap (GTT). Adapun besar kecilnya penghasilan
guru biasanya dilihat dari kedisiplinan, pemahaman terhadap materi
dan sebagainya.
Tingkat pendapatan atau penghasilan guru merupakan salah
satu faktor penting dan penentu produktifitas. Hal ini berarti apabila
pendapatan yang diterima guru dalam jumlah kecil maka
sebaliknya apabila pendapatan atau penghasilan yang diterima guru
dalam jumlah yang memadai menurut ukuran kebutuhan, maka
produktifltas pendidikan di sekolah akan tinggi. Atas dasar itu,
sudah menjadi tanggung jawab para kepala/manajer pendidikan,
secara cerdas memperhatikan nasib guru dengan meningkatkan
kesejahteraannya.
2. Peningkatan Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)
Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) merupakan
tabungan melalui pemotongan sekian persen dari gaji pokok setiap
bulan yang besarnya iuran sering mengalami perubahan. TASPEN
akan diberikan pada guru waktu berhenti, baik dengan hormat atau
tidak hormat. Pegawai negeri atau guru berhak memiliki TASPEN
untuk bekal di masa mendatang apabila mereka sudah tidak
menjalankan profesinya sebagai guru.
3. Koperasi
Biasanya dalam lembaga pendidikan ada suatu usaha pinjam
meminjam yang diadakan oleh para guru dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidup. Bentuk usaha pinjam meminjam yang dimaksud
adalah koperasi. Melalui koperasi, seorang guru dapat
mengkonsumsi barang-barang seperti TV, radio, kulkas, VCD
player, dan sebagainya. Di samping itu, koperasi menyediakan
kredit peminjaman bagi anggotanya yang membutuhkan uang.
kebutuhan hidupnya dengan cara mengangsur tiap bulan. Dalam
koperasi ini semua guru dan karyawan bisa andil di dalamnya.
4. Penyediaan Rumah
Perhatian pemerintah mengangkat derajat guru menuju
kehidupan yang layak melalui penyediaan rumah. Guru yang
berminat dengan program ini dengan cara mengangsur dalam waktu
cukup lama, tergantung pada usia pegawai negeri atau guru yang
bersangkutan. Rumah-rumah ini disediakan bagi guru yang berada
di perantauan atau guru yang ditugaskan pemerintah di daerah lain.
Perumahan ini sangat mendukung sekali bagi guru dalam memenuhi
kebutuhannya yang berupa kebutuhan papan atau tempat tinggal,
b. Kesejahteraan Rohani
Kesejahteraan rohani merupakan suatu kondisi seseorang yang
merasakan kenyamanan dalam hidup dan terbebas dari tekanan
spiritual. Kesejahteraan rohani meliputi:
1. Rasa Aman dan Tentram
Setiap orang pada dasarnya menginginkan hidupnya
senantiasa dihiasi dengan ketentraman dan kenyamanan. Seorang guru
tentunya menginginkan rasa aman dan tentram dalam melaksanakan
tugas, baik lahir maupun batin. Ketentraman batin artinya dalam batin
tidak merasakan adanya tekanan baik dari teman seprofesi atau dari
pimpinan yayasan yang dapat mengganggu dalam melaksanakan
dan ancaman dari bangunan tempat kerja. Tempat keija yang dibangun
kokoh dan memperhatikan keselamatan keija dan lingkungannya akan
menimbulkan rasa aman selama guru menjalankan tugasnya.
2. Rasa Diterima dan Diakui
Secara kodrati, manusia diciptakan Tuhan mempunyai
kedudukan yang sama. Setiap orang dipandang mempunyai harkat dan
martabat yang sama, tidak ada tinggi dan rendah. Setiap orang hanya
dibedakan berdasarkan fungsi dan tugas yang diembannya. Dengan
demikian, sudah menjadi keniscayaan apabila pengakuan dan
penerimaan terhadap profesi setiap orang didudukan dalam interaksi
sosial.
Seorang guru akan merasa pribadinya terangkat apabila
mendapatkan pengakuan dari pemerintah atau dari yayasan bahwa
dirinya sebagai staf pengajar di suatu yayasan atau lembaga pendidikan.
Pengakuan terhadap profesi guru dengan cara tidak membeda-bedakan
guru tetap di yayasan atau guru honor. Dengan demikian setiap guru
akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap tugas dan pengabdiannya
terhadap profesionalismenya.
3. Mengaktualisasi Diri
Seorang guru yang bekerja keras, rajin dan bertanggung jawab
terhadap profesinya dikarenakan adanya dorongan dari dalam dirinya
yang bekerja keras, rajin, dan berprestasi sudah semestinya memperoleh
imbalan atau penghargaan.
Seiring dengan perputaran zaman, seorang yang berupaya
meraih prestasi dan mengembangkan sumber daya yang dimilikinya
tidak sekedar dihargai dengan pujian atau dalam wujud piagam, tetapi
disertai dengan perhitungan kuantitatif, berupa barang kebutuhan
maupun dalam bentuk uang. Aktualisasi seorang guru harus senantiasa
dimotivasi, sehingga potensi yang ada benar-benar dikeluarkan secara
maksimal, dengan jalan pemerintah maupun yayasan pendidikan
memberikan ruang gerak yang luas.
4. Jaminan Kesehatan
Selain kesejahteraan yang berupa material, pemerintah
memberikan kesejahteraan rohani berupa jaminan kesehatan. Adanya
jaminan kesehatan pegawai atau guru sangat penting karena akan
mempengaruhi keija seorang guru dalam meningkatkan produktifitas
kerja.
Langkah yang ditempuh pemerintah memberikan jaminan
kesehatan dengan jalan setiap guru diikut sertakan dalam asuransi
kesehatan pegawai, baik guru yang masih aktif bertugas maupun yang
sudah pensiun. Dana asuransi tersebut diambil dari gaji pokok yang
guru dan keluarganya mendapatkan keringanan dalam pemeriksaan
kesehatan dan perawatan dokter.3
Dengan adanya jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah
kepada para guru, mereka merasa diperhatikan sehingga akan dapat
meningkatkan produktifitas keija. Tingkat produktifitas yang tinggi
akan mengantarkan pada hasil yang akan dicapai. Dalam dunia
pendidikan, maka tujuan pemdidikan, yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa akan dapat dicapai.
5. Jaminan Hari Tua
Tunjangan bagi pegawai negeri atau guru disebut pensiun.
Pensiun merupakan penghargaan yang berupa jaminan di hari tua yang
diberikan kepada pegawai negeri atau guru atas jasa-jasanya selama
pengabdiannya dalam dinas pemerintah. 5 6 Jaminan di hari tua ini berupa
sejumlah uang yang diberikan kepada pegawai negeri atau keluarganya
setiap bulan. Masa pensiun diberikan karena:
a. telah mencapai masa usia
b. meninggal dunia karena tugas
c. keuzuran jasmani atau rohani
d. sebab-sebab lain.
3. Fungsi Kesejahteraan
a. Untuk menanamkan rasa kesadaran dan tanggung jawab terhadap
tugasnya.
5 Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Bina Aksara. Jakarta, 1988, him 177-178
b. Meningkatkan taraf kehidupan guru untuk menuju hidup yang lebih
baik dan layak.
c. Sebagai dorongan bagi guru baik material maupun spiritual agar lebih
bersemangat dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
d. Sebagai bekal untuk menyongsong masa depan dan juga sebagai bekal
di masa yang akan datang setelah berhenti dari tugasnya.
4. Tujuan Pemberian Kesejahteraan
Terdapat 3 (tiga) tujuan yang terkait dengan kesejahteraan yaitu:
a. Tujuan yang Bersifat Kemanusiaan dan Keadilan Sosial
Tujuan kesejahteraan ini berakar dari gagasan ideal demokratik
mengenai keadilan sosial dimana hal ini berasal dari keyakinan bahwa
setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk mengembangkan
potensi yang mereka miliki.
b. Tujuan yang Terkait dengan Pengendalian Sosial
Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok guru yang
tidak diuntungkan, kekurangan atau tidak terpenuhi kebutuhannya dapat
melakukan serangan terhadap guru yang mapan. Oleh karena itu,
kelompok guru tersebut harus berupaya untuk mengamankan diri dari
sesuatu yang dapat mengancam kehidupan yang sudah beijalan.
c. Tujuan yang Terkait dengan Pembangunan Ekonomi7
Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada usaha
menjaga, meningkatkan harkat dan martabat guru di masyarakat serta
untuk meningkatkan produktifitas guru dalam mengajar. Kesejahteraan
sangat penting bagi guru, sebab dengan hal tersebut dapat meningkatkan
produktifitas baik hidupnya atau produktiflras pendidikan.
B. Profesionalisme Mengajar Guru
1. Pengertian
Istilah profesionalisme berasal dari profession. Profession
mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekeijaan yang
o
memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus .
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti bidang pekeijaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya)
tertentu.8 9 Menurut Sikun Pribadi
Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu
janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu
jabatan atau pekeijaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa
terpanggil untuk menjabat pekeijaan itu.10
Profesionalisme adalah kualitas, mutu, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi.11 Hal ini berarti profesionalisme merupakan
suatu faham bahwa setiap pekeijaan itu harus dilakukan oleh orang yang
profesional. Orang yang profesional adalah orang yang memiliki profesi.
8 Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta.2003. him 158
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him 702
10 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, him 1-2
Menurut Mukhtar Lutfl ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh suatu
pekerjaan agar disebut sebagai suatu profesi, antara lain :
a. Profesi merupakan panggilan hidup yang sepenuh waktu.
b. Profesi harus dilakukan atas dasar pengetahuan dan
kecakapan atau keahlian yang khusus dipelajari.
c. Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk
mengabdikan diri pada masyarakat.
d. Profesi mempunyai kebakuan yang universal, diantaranya
profesi itu dilakukan menurut teori, prosedur, prinsip, dan
anggapan dasar yang sudah baku secara universal, sehingga
dapat dijadikan pegangan (pedoman) bagi pemberian
pelayanan.
e. Profesi harus memiliki kecakapan diaknotif dan kompetensi
aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani.
f. Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan secara otonomi
berdasarkan prinsip-prinsip atau norma-norma.
g. Profesi mempunyai kode etik sebagai pedoman (pegangan)
yang diakui dan dihargai oleh masyarakat.
h. Profesi merupakan pekerjaan untuk melayani klien (orang
yang membutuhkan pelayanan).12
Semua pekeija profesional adalah seorang pekeija yang terampil
atau cakap dalam kerjanya, biarpun ketrampilan dan kecakapan itu sekedar
produk dari minat dan belajar dari kebiasaan.
Pekeija profesional (termasuk guru) memiliki kriteria sebagai
berikut:
a. Secara nyata (de facto) dituntut berkecakapan kerja (berkeahlian) sesuai
dengan tugas-tugasnya dan tuntutan jabatannya.
b. Kecakapan (keahlian) seorang pekeija profesional bukan hasil
pembiasaan tetapi memiliki pendidikan prajabatan.
c. Pekeija profesional dituntut berwawasan sosial yang luas.
d. Pekeija tersebut mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang
tinggi.
e. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atas
negara. 13
Jadi yang dikatakan pekeija profesional adalah seseorang yang
sudah dilatih dan dipersiapkan secara khusus untuk melakukan pekeijaan itu.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme adalah mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang
yang profesional.
Mengajar adalah memberi pelajaran.14 Mengajar adalah mengatur
dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
13 A. Samana, op.cit. him 47
mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar15.
Secara lebih luas mengajar diartikan sebagai suatu aktifitas atau upaya
menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar.
Menurut William H. Burton mengajar adalah upaya dalam memberi
perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proses belajar.16
Jadi profesionalisme mengajar adalah kemampuam seseorang
dalam memberikan rangsangan, dorongan, bimbingan dan pengarahan serta
memberikan pelajaran atau menanamkan pengetahuan kepada anak didik
dengan suatu harapan teijadi proses pemahaman.
2. Ciri-ciri Guru Profesional
Untuk menciptakan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas,
guru dituntut untuk menjadi sosok yang profesional. Adapun ciri-ciri guru
yang profesional adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti
bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.
b. Mengusai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang diajarkannya
serta cara mengajarkannya kepada para siswa.
c. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
tehnik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai
tes hasil belajar.
Drs. Cece Wijaya, Drs. A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, ed. Drs. Enggus Subarman, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him 3
d. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya.
e. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya, misalnya di PGRI dan organisasi profesi lainnya17.
Dengan demikian seorang pendidik profesional adalah seseorang yang
memiliki pengetahuan, yang mampu dan siap mengembangkan profesinya,
menjadi anggota organisasi profesional pendidikan, memegang teguh kode
etik profesinya, ikut seta didalam mengkomunikasikan usaha pengembangan
profesi dan bekeija sama dengan profesi lain.
3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme
a. Pendidikan
Manusia merupakan mahluk Allah yang paling sempurna yaitu
dengan diberi akal untuk berfikir dan mengembangkan potensi-potensi
diri. Akal dapat berkembang dengan baik jika memperoleh pendidikan
dan latihan-latihan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-
Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:
l^ciJl ^3 1
^ 3 J^dlill
JL3Ult>
^ 0
j * i £ U l ill j ) J lS lilj ill
j s f r 0 ill j ^|i*Jl 1 j j j l ^ j J l j
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
berlapang-lapanglah dalam majelis ", maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan : " Berdirilah kamu, maka berdirilah ", niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat.
1S
Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang sangat
penting terhadap perilaku dan sikap seseorang dalam mengartikan
perlunya hidup untuk bekeija. Dengan adanya pendidikan (guru) yang
berkualitas maka sumber-sumber yang ada dapat dikelola lebih efektif
dan efisien.
b. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana pada lembaga-lembaga
pendidikan dewasa ini ialah sarana dan prasarana yang bersifat manual,
sangat sederhana dan mungkin sudah tertinggal. Apabila pada satu
lembaga (sekolah) sarana dan prasarana pendidikan yang ada seperti
perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar (PSB) dan perlengkapan
yang lain masih kurang, maka akan sangat menghambat tumbuhnya guru
yang profesional.
c. Motivasi
Keberhasilan seseorang dalam menjalankan profesinya sangat
dipengaruhi oleh motivasi dalam diri. Orang yang selalu berpandangan
bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih
baik dari hari ini, maka biasanya ia melakukan suatu pekerjaan dengan
sungguh-sungguh dikarenakan termotivasi oleh keinginan tersebut.
d. Gaji (Upah)
Hakekatnya seseorang yang bekeija, mengharapkan imbalan yang
sesuai dengan pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan
pekeijaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin
baik. Dengan terpenuhinya gaji (upah) yang baik, maka rasa kecukupan
untuk memenuhi kebutuhan hidup akan semakin terasa. Selain itu guru
akan merasa dihargai dan dibutuhkan oleh lembaga pendidikan.
e. Pengalaman
Seorang pendidik yang mempunyai pengalaman dalam profesinya,
akan memiliki kompetensi yang lebih besar dibandingkan dengan mereka
yang tidak mempunyai pengalaman. Dari pengalaman tersebut digunakan
untuk meningkatkan dan mengevaluasi keijanya agar lebih baik dan
berhasil dari sebelumnya.
4. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Peningkatan profesionalisme guru dalam mengajar harus dilakukan secara
dan dievaluasi secara objektif. Menurut Syafruddin Nurdin, ada empat upaya
dalam meningkatkan profesionalisme, yaitu :
a. Ketersediaan dan mutu calon guru
Secara jujur kita akui jika melihat ke masa lalu, profesi guru
merupakan sesuatu yang tidak membanggakan. Guru identik dengan rakyat
kecil yang pas-pasan bahkan serba kekurangan. Guru adalah sebagai profesi
yang kurang menjanjikan masa depan. Hal itu masih teijadi sampai saat ini.
Banyak lulusan SLTA yang melanjutkan ke lembaga pendidikan tenaga
kependidikan tetapi belum secara sadar bahwa nantinya mereka akan
menjadi tenaga pendidik atau guru. Dengan demikian apabila mereka
menjadi guru tentunya dilakukan dengan terpaksa dan tidak sepenuh hati,
kurang memahami dan menghayati makna profesi dari keguruan sehingga
akan menjadi guru yang tidak bermutu dalam mengajar dan selanjutnya
akan berdampak buruk dalam pendidikan.
b. Pendidikan Pra-jabatan
Salah satu ciri pekeijaan bersifat profesional adalah pekerjaan itu
dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan secara formal melalui
proses pendidikan.19 Implementasi dari ciri tersebut yaitu adanya
pendidikan pra-jabatan yang memberikan kepada guru pemilikan
kemampuan profesional awal. Pendidikan pra-jabatan guru harus
dilaksanakan secara sistematis menyiapkan calon guru untuk memiliki
kemampuan profesional.
Pada pendidikan pra-jabatan, calon guru dididik dengan berbagai
pengetahuan, keterampilan, sikap profesional, disiplin dan sikap teliti yang
diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Pembentukan sikap tersebut tidak
mungkin muncul dengan sendirinya, tetapi harus dibina sejak calon guru
memulai pendidikannya di lembaga pendidikan keguruan
Adapun langkah yang diambil untuk mencapai keadaan yang
dikehendaki adalah sebagai berikut:
1) . Untuk mengetahui kemampuan profesional, perlu dilakukan
penyaringan calon peserta didik pra-jabatan secara efektif, baik dari segi
kemampuan potensial, aspek-aspek kepribadian yang relevan maupun
motivasi mengikuti pendidikan pra-jabatan keguruan.
2) . Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar dilakukan secara sistematis
menyiapkan calon guru untuk menguasai kemampuan profesional.
Pekerjaan profesional keguruan memerlukan wawasan kependidikan
serta pengetahuan dan ketrampilan keguruan.
Profesi guru adalah jenis pekerjaan yang selama ini diabaikan orang
dan terus menerus berada dalam perdebatan, sehingga guru tidak disiapkan
secara profesional. Agar guru dapat disiapkan secara profesional, maka
penyelenggaraan pendidikan profesi guru dibutuhkan penanganan dengan
mekanisme yang lebih cermat, terutama terhadap perilaku mereka sebagai
guru. Agar perilaku calon guru dapat dicermati, maka mereka harus
diasramakan minimal satu semester bersamaan dengan pada saat mereka
mecermati karakteristik siswa, cara-cara mendeteksi kegagalan siswa, cara-
cara memberikan bantuan yang tepat, cara memaknakan kurikulum secara
proporsional, dan cara-cara memilih dan menyediakan media belajar, serta
cara evaluasi belajar mengajar yang mencapai sasaran 20
Jelaslah bahwa pendidikan pra-jabatan harus diselenggarakan secara
optimal dan mantap apabila kita menginginkan jajaran guru terdiri dari
tenaga-tenaga profesional dan bermutu.
c. Mekanisme pembinaan dalam jabatan
Mekanisme atau pengembangan sikap profesional tidak hanya
berhenti apabila seorang guru telah mendapatkan pendidikan pra-jabatan,
selama menjabat sebagai guru juga perlu dilakukan pembinaan. Banyak
usaha dilakukan untuk meningkatkan sikap profesionalisme guru
diantaranya diselenggarakannya penataran-penataran, lokakarya, seminar-
seminar, dan sebagainya. Guru juga harus selalu mengembangkan diri
dengan banyak menyerap informasi dari berbagai media seperti televisi,
radio, koran, internet dan lain-lain.
d. Peranan organisasi profesi
Organisasi profesi guru di Indonesia adalah PGRI (Persatuan Guru
Republik Indonesia). Organisasi PGRI merupakan suatu sistem, di mana
unsur pembentuknya adalah guru-guru. Oleh karena itu guru harus
bertindak sesuai dengan tujuan organisasi. Ada hubungan timbal balik
antara anggota dengan organisasi, baik dalam melaksanakan tugas maupun
dalam mendapatkan hak.
Organisasi profesi harus melakukan pengawasan dan pembinaan
terhadap anggota. Setiap anggota juga memberikan sebagian waktunya
untuk organisasi demi kepentingan pembinaan profesinya. Dengan kata lain
dalam organisasi ada koordinasi antara pengurus dan anggota, demi
meningkatkan mutu organisasi dan mewujudkan cita-cita organisasi.
Dalam dasar keenam dari Kode Etik dituliskan, bahwa Guru secara
pribadi dan bersama-sama mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh
anggota profesi guru untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi
guru itu sendiri.21 Usaha peningkatan dan pengembangan profesi dapat
dilakukan secara perorangan maupun bersama-sama. Secara perorangan
peningkatan mutu profesi dapat dilakukan secara formal melalui pendidikan
maupun secara informal dengan mendapatkan informasi dari mass media
atau dari buku-buku yang sesuai dengan profesinya. Peningkatan mutu
profesi juga dapat dilakukan bersama-sama melalui organisasi profesi.
Kegiatan itu dapat berupa seminar, lokakarya, penataran dan lain
sebagai nya.
C. Pengaruh kesejahteraan terhadap Profesionalisme Guru
Seorang yang telah menerima jabatan guru berarti menerima tanggung
jawab yang besar. Guru merupakan tumpuan masyarakat untuk mendidik,
mengajar dan membimbing putra-putri mereka agar kelak menjadi orang yang
berguna bagi masyarakat dan dapat memikul tanggung jawabnya sebagai warga
negara yang baik. Di samping pembentukan intelektual, guru mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk mewujudkan manusia yang berbudi pekerti luhur.
Keseluruhan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada guru
tidak lepas dari campur tangan pemerintah dan yayasan pendidikan. Hal yang
perlu diperhatikan pemerintah dan yayasan pendidikan adalah dengan
memperhatikan nasib mereka berupa peningkatan kesejahteraan bagi guru. Di sisi
lain, guru harus bersikap profesional dan disiplin terhadap tugas yang telah
diberikan kepadanya. Dalam kaitannya dengan mengajar, sikap yang profesional
akan memperoleh arah tujuan yang jelas dan membawa hasil yang baik. Dengan
tidak diperhatikanya kesejahteraan bagi guru maka guru akan terganggu dalam
melaksanakan tugasnya yang akan berdampak pada hasil pembelajaran.
Masyarakat mengharapkan guru sebagai sosok yang harus mempunyai
profesi yang berkualitas. Namun kenyataannya penghargaan (imbalan)
masyarakat Indonesia (pemerintah dan lembaga pendidikan) terhadap guru
belumlah seperti keinginan mereka tentang profesionalisme yang seharusnya
dimiliki guru. Ketidak seimbangan tuntutan itu tidak mungkin menghasilkan guru
Gaji atau kesejahteraan yang besar perlu bagi guru dalam meningkatkan
profesinya, karena sebagai pemegang profesi harus terus belajar, meneliti,
berlangganan media profesi, dan harus belajar full time. Itu semua tidak dapat
dilakukan dengan baik apabila gaji (kesejahteraan) rendah. Dengan gaji yang
besar pula guru dapat bersemangat dalam proses belajar mengajar sebab mereka
merasa tertantang untuk belajar lagi menjadi orang yang profesional. Hal tersebut
juga membuat guru merasa tenang dan lebih berkonsentrasi dalam menjalani
pekeijaannya.
Dengan demikian penerimaan kesejahteraan dan sikap profesional guru
dalam mengajar sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar. Adanya
kesejahteraan dan sikap profesional, guru akan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dan akhirnya akan menghasilkan hasil yang baik,
A. Gambaran Umum STM Muhammadiyah Salatiga
1. Sejarah Berdirinya STM Muhammadiyah Salatiga
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan
menuntut untuk menciptakan tenaga yang terampil dan cekatan, dengan
tuntutan itu maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga yang telah
memiliki lembaga pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMA Muhammadiyah
berkeinginan mendirikan STM Muhammadiyah di Salatiga.
Pada tahun 1990 STM Muhammadiyah resmi didirikan dan
bertempat di Jl. KHA. Dahlan Salatiga dengan SK DEPDIKBUD, KANWIL
PROPINSI JAWA TENGAH dengan No. 348/103/1/91 dan dengan Nomor
Statistik Sekolah (NSS) 32 2 0362 04 004. Yang mana pada saat itu baru
memiliki 3 lokal kelas yang terdiri dari 1 lokal jurusan Listrik dan 2 lokal
jurusan Mesin Perkakas, dan pada saat itu Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak
Drs. Agung Wibowo.
Lima tahun kemudian tepatnya pada tahun 1995 STM
Muhammadiyah berkembang dengan cepat dan memiliki 12 lokal kelas dan 4
lokal bengkel serta melaksanakan Akreditasi dengan hasil dari terdaftar
manjadi Diakui untuk semua jurusan.
Pada tahun 2005 STM Muhammadiyah telah mempunyai 18 lokal
kelas dan 4 lokal bengkel, 1 Lab.Bahasa, 1 Lab.Komputer serta
melaksanakan Akreditasi dengan hasil Terakreditasi “B” untuk semua
jurusan.
Sejalan dengan perkembangan zaman sampai saat ini STM/SMK
Muhammadiyah Salatiga masih eksis bahkan terus berkembang lebih maju
baik di wilayah Salatiga dan Kab. Semarang serta sekitarnya.
2. Daftar Nama Guru dan Karyawan STM Muhammadiyah Salatiga
Jumlah guru dan karyawan STM Muhammadiyah adalah 62 orang
yang terdiri dari 50 orang guru baik yang guru tetap (GT) ataupun guru tidak
tetap (GTT), sedangkan 12 orang adalah karyawan baik sebagai staf
administrasi ataupun satpam/penjaga sekolah (pembantu umum).
TABEL I
DAFTAR GURU dan KARYAWAN
Daftar Guru
No Nama Bidang Studi Ket.
1 Drs. Surono Tehnik Mesin GT
2 Bambang Siswanto Tehnik Listrik GT
3 Suwamo Tehnik Mesin GT
4 Zumri Fisika GT
5 Sardi, S.Pd Komputer GT
6 Drs. M. Busri Agama GT
7 Sisyono, S.Pd Kewirausahaan GT
9 Dra. Asih Pujawati Bahasa Indonesia GT
10 Drs. Khudlori Agama GT
11 Sumidharyati, S.Pd PKN GT
12 Permono, S.Pd Olah Raga GT
13 Surana, S.Pd Bahasa Jawa GT
14 Heni Sulistyawti, S.Pd Tehnik Mesin GT
15 Karsini Tehnik Listrik GT
16 M. Nurdin, ST Tehnik Mesin GT
17 IstianatunToyibah, ST Komputer GT
18 Drs. Amir Hafilin Agama GT
19 Budi Suryanto, S.Pd Tehnik Mesin GT
20 Risda Milasanti, S.Pd Bahasa Inggris GT
21 Suryono, S.Pd Tehnik Mesin GT
22 Martono, S.Pd PKN GT
23 RatnaTri H, S.Pd Tehnik Kimia GT
24 Heni Pumawan, S.Pd Tehnik Kimia GT
25 Maftuhan, S.Ag Agama GT
26 Endang Budi H, S.Pd Bahasa Inggris DPK
27 Dra. Sri Rejeki PKN DPK
28 Drs. Haris Prihantomo Matematika DPK
29 Mulyadi, S.Pd Tehnik Mesin GTT
30 Drs. Purwanto. B.Sc Fisika GTT
32 Drs. Budi Sulistiono Olah Raga GTT
33 Sriyono, B.Sc Tehnik Mesin GTT
34 Supriyati, SE Kewirausahaan GTT
35 Sumaijono, S.Pdi Bahasa Inggris GTT
36 Yamah Sari, S.Pd Matematika GTT
37 Wahyudi PH, S.Pd Tehnik Mesin GTT
38 Misbakhul Mujib, S.Pd Tehnik Mesin GTT
39 Drs. Eko Daryanto Tehnik Mesin GTT
40 Dian Adriyanto, S.Pd Tehnik Mesin GTT
41 Hardi Darmono, ST Tehnik Mesin GTT
42 Umi Salamah, S.Pd Matematika GTT
43 Fajar Rusiyati Jati, S.Pd Matematika GTT
44 Rukmiyati, S.Pd B.K GTT
45 Joko Wahyono, S.Pd B.K GTT
46 Hari Supriadi, S.Pd Tehnik Mesin GTT
47 Gunawan Akhyani, ST Olah Raga GTT
48 Sipta Novianto, ST Tehnik Mesin GTT
49 Eka Budi Cahyono, ST Tehnik Mesin GTT
STM Muhammadiyah saat ini ada beberapa program pengajaran
diantaranya adalah mesin perkakas (MP), mesin otomotif (MO), kelistrikan
(LI), dan tehnik garment (TG).
TABEL n
Kelas I
PRODI LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
I M P I 36 - 36
IM P 2 36 - 36
1 M P3 38 - 38
1 M P4 35 - 35
1 MO 1 32 1 33
1 MO 2 36 - 36
1 MO 3 35 - 35
1 L1 39 - 39
Teknik Garment - 12 12
Jumlah 287 13 300
Kelas 2
2 M PI 39 - 39
2 MP 2 37 - 37
2 MP 3 36 - 36
2 MP 4 37 - 37
TABEL HI
Sarana dan Prasarana
No Jenis Lahan Luas (M2) Status Kepemilikan
1 Luas Bangunan 2997 Yayasan
Muhammadiyah
2 Luas Lahan tanpa Bangunan 5376
3 Luas Lahan seluruhnya 8373
No Nama Ruang/Area Keija Jml.Ruang Luas (M2) Total (M')
A Administrasi
1 Ruang Kepala Sekolah 1 40 40
2 Ruang Guru 1 84 84
3 R. Pelayanan Administrasi 1 35 35
B Kegiatan Belajar
1 Ruang Kelas 18 1695
2 R. Praktek/Bengkel/W orkshop 5 678
3 R.Lab.Fisika/Kimia/Biologi 1 49 49
4 Ruang Lab. Bahasa 2 49 98
5 Ruang Praktek Komputer 1 49 49
C Penunjang Pendidikan
1 Ruang Perpustakaan 1 49 49
2 Ruang Unit Produksi 1 49 49
4 Ruang Ibadah/Musholla 1 49 49
D Penunjang Lainnya
1 Aula/Ruang Bersama
2 Ruang Kantin Sekolah 3 27,66 82,98
3 Ruang Toilet/WC 14 4,71 65,94
4 Ruang Gudang 1 40 40
5. Kegiatan Ekstrakurikuler
Upaya menunjang kegiatan belajar mengajar, STM Muhammadiyah
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan mengembangkan
potensi siswa sesuai minat dan bakat siswa.
TABEL IV
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
No Nama Kegiatan Petugas
1 Pramuka Maftuhan, S.Ag, Drs. Khudlori
2 Olah Raga
a. Volly Bali Maftuhan, S.Ag
b. Badminton Drs. Amir Hafilin
6. Struktur Organisasi Sekolah
Upaya pencapaian tujuan yang optimal dalam pelaksanaan
pendidikan diperlukan organisasi yang baik Dalam pengertian yang luas,
organisasi merupakan suatu badan yang mengatur segala urusan untuk
B. Data Responden
Responden yang diambil adalah seluruh guru di STM
Muhammadiyah Salatiga, sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut
dibawah in i:
TABEL V
DAFTAR RESPONDEN
No Nama Bidang Studi K et
1 Drs. Surono Tehnik Mesin GT
2 Bambang Siswanto Tehnik Listrik GT
3 Suwamo Tehnik Mesin GT
4 Zumri Fisika GT
5 Sardi, S.Pd Komputer GT
6 Drs. M. Busri Agama GT
7 Sisyono, S.Pd Kewirausahaan GT
8 Rahmadi, BA B.K GT
9 Dra. Asih Pujawati Bahasa Indonesia GT
10 Drs. Khudlori Agama GT
11 Sumidharyati, S.Pd PKN GT
12 Permono, S.Pd Olah Raga GT
13 Surana, S.Pd Bahasa Jawa GT
14 Heni Sulistyawti, S.Pd Tehnik Mesin GT
15 Karsini Tehnik Listrik GT
40 Dian Adriyanto, S.Pd Tehnik Mesin GTT
41 Hardi Darmono, ST Tehnik Mesin GTT
42 Umi Salamah, S.Pd Matematika GTT
43 Fajar Rusiyati Jati, S.Pd Matematika GTT
44 Rukmiyati, S.Pd B.K GTT
45 Joko Wahyono, S.Pd B.K GTT
46 Hari Supriadi, S.Pd Tehnik Mesin GTT
47 Gunawan Akhyani, ST Olah Raga GTT
48 Sipta Novianto, ST Tehnik Mesin GTT
49 Eka Budi Cahyono, ST Tehnik Mesin GTT
50 Raditya Wisnu Wibowo, ST Tehnik Mesin GTT
Dalam pengumpulan data tentang korelasi tingkat kesejahteraan
guru terhadap profesionalisme mengajar, penulis menyebarkan angket kepada
guru-guru STM Muhammadiyah Salatiga menjadi responden. Penulis
memberikan pertanyaan kepada responden sebanyak 30 pertanyaan, terdiri
dari 15 pertanyaan mengenai tingkat kesejahteraan dan 15 pertanyaan
mengenai tingkat profesionalisme mengajar. Setiap pertanyaan terdiri dari 3
jawaban dengan skor yang berbeda. Penulis membuat standar skor, jawaban a
diberi skor 3, jawaban b diberi skor 2, dan jawaban c diberi skor 1. Adapun
37 13 1 1 39 2 1 42
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai tertinggi hasil angket
tingkat kesejahteraan 43, nilai terendah 32 dan interval 3, maka lebar interval
(i) adalah 4 dengan menggunakan rumus :
i = ( nilai tertinggi - nilai terendah ) + 1 3
= ( 4 3 - 3 2 )+ 1 3
= 4
Dari hasil penghitungan lebar interval, maka hasil angket tingkat
kesejahteraan dapat diketahui kelas interval sebagai berikut
1. Kategori tinggi : 40-43
2. Kategori sedang : 36-39
3. Kategori rendah : 32-35
setelah diketahui tentang hasil angket kesejahteraan, penulis akan
menyajikan hasil dari angket profesionalisme guru STM Muhammadiyah
Salatiga sebagai data yang akan di analisa pada pembahasan berikutnya. Hasil
37 3 10 2 9 20 2 31
Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai tertinggi hasil angket
tingkat profesionalisme 37, nilai terendah 26 dan interval 3, maka lebar
interval (/) adalah 4 dengan menggunakan rumus :
/ = ( nilai tertinggi - nilai terendah ) + 1 3
= ( 3 7 - 2 6 ) + 1 3
= 4
Merujuk hasil penghitungan lebar interval, maka hasil angket
profesionalisme dapat diketahui kelas interval sebagai berikut:
1. Kategori tinggi : 34 - 37
2. Kategori sedang : 30 - 33
Pada bab ini, penulis akan menganalisa data yang telah terkumpul sehingga
diketahui ada tidaknya pengaruh kesejahteraan terhadap profesionalisme mengajar
pada guru STM Muhammadiyah Salatiga. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui
tujuan penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun
tahapan-tahapan analisis akan diuraikan sebagai berikut:
A. Analisis Pertama
Mengawali analisis pertama, penulis menyajikan analisis data untuk
mengetahui kesejahteraan guru STM Muhammadiyah. Langkah yang ditempuh
penulis untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan guru dengan
menggunakan rumus:
/ = ( Nilai tertinggi - Nilai terendah ) + 1 3
= ( 4 3- 3 2) + 1
3
= 4
Merujuk rumus di atas, diketahui kelas intervalnya :
1. 40 - 43 = kategori kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah tinggi
dengan nominasi A
2. 36 - 39 = kategori kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah sedang
dengan nominasi B
3. 32 - 35 = kategori kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah rendah
dengan nominasi C
Nilai dan nominasi kesejahteraan guru di STM Muhammadiyah Salatiga
dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut in i:
TABEL V m
NILAI DAN NOMINASI KESEJAHTERAAN
GURU STM MUHAMMADIYAH SALATIGA
No Responden Skor Nominasi No Responden Skor Nominasi
1 41 A 26 37 B
2 32 C 27 41 A
3 35 C 28 38 B
4 40 A 29 38 B
5 40 A 30 36 B
6 37 B 31 42 A
7 32 C 32 43 A
8 33 C 33 41 A
9 32 C 34 36 B
10 40 A 35 32 C
11 37 B 36 40 A
12 41 A 37 42 A
13 38 B 38 41 A
14 38 B 39 38 A
16 42 A 41 41 A
17 43 A 42 32 C
18 41 A 43 35 C
19 36 B 44 40 A
20 32 C 45 40 A
21 40 A 46 37 B
22 42 A 47 32 C
23 41 A 48 33 C
24 38 A 49 32 C
25 35 C 50 40 A
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui komparasi tentang
kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga, kategori (A) ada 24 orang,
kategori sedang (B) ada 12 orang dan kategori rendah (C) ada 14 orang.
Perhitungan persentase dengan menggunakan rumus :
P = F X 100% N
Keterangan:
P : persentase
F : frekuensi jawaban responden
N : j umlah responden
Hasil kuantitatif persentase variabel kesejahteraan guru STM
TABEL IX
FREKUENSI KESEJAHTERAAN GURU
STM MUHAMMADIYAH SALATIGA
No Kategori Interval Frekuensi Persentase %
1 Tinggi 4 0 -4 3 24 48%
2 Sedang 3 6 -3 9 12 24%
3 Rendah 3 2 -3 5 14 28%
Jumlah 50 100%
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa kesejahteraan guru STM
Muhammadiyah Salatiga berada dalam taraf tinggi 48 %, sedang 24 % dan taraf
rendah 28 %.
Setelah diketahui tentang frekuensi kesejahteraan, penulis akan
menyajikan tabel frekuensi dan persentase jawaban per item pertanyaan dari
variabel kesejahteraan guru STM Muhammadiyah Salatiga.
TABEL X
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN PERSENTASE
KESEJAHTERAAN GURU STM MUHAMMADIYAH
SALATIGA
No Item Kesejahteraan Guru STM Frekuensi Persentase
Muhammadiyah Salatiga A B C a b c
1 2 3 4 5 6 7 8
2
sekolah ini ?
Apakah selama anda menjalankan profesi
sebagai guru, anda cukup menerima
40 10 0 80 20 0
3
kesejahteraan pegawai ?
Selama anda mengajar, apakah pernah
16 26 8 32 52 16
4
menerima kenaikan pangkat ?
Apakah di sekolah anda terdapat jaminan
masa depan yang menumbuhkan
pengharapan dan menciptakan
32 8 10 64 16 20
5
kecenderungan dalam bekerja ?
Setiap bulan ada pemotongan gaji pokok
yang digunakan sebagai tabungan asuransi
pegawai negeri, apakah anda setuju jika
diadakan TASPEN tersebut di lingkungan
10 28 12 20 56 24
6
anda ?
Di dalam koperasi biasanya disediakan
barang-barang kebutuhan sehari-hari yang
berupa barang biasa sampai barang
mewah. Apakah anda mendapatkan
40 6 4 40 12 8
7
kemudahan apabila ingin membelinya ?
Apakah selama mengajar tidak pernah ada
tekanan, baik dari yayasan atau dari teman
22 14 14 44 28 28
8 Pernahkah anda mendapatkan teguran
atau intimidasi, apabila anda melakukan
kesalahan dalam menjalankan tugas
sebagai pengajar ? 30 6 14 60 12 28
9 Pernahkah ketika anda terkena musibah,
anda mendapatkan bantuan atau jaminan
kesehatan dari tempat anda mengajar ? 44 6 0 88 12 0
10 Salah satu upaya peningkatan
kesejahteraan pemerintah terhadap guru
adalah penyediaan perumahan bagi guru
yang ditugaskan di daerah tertentu dengan
cara angsuran. Apakah anda mendukung
dengan pengadaan rumah tersebut ? 50 0 0 100 0 0
11 Apakah dengan menjadi guru, anda
merasa tujuan hidup akan tercapai ? 26 16 8 52 32 16
12 Apakah di lingkungan anda bekeija, ada
kerjasama yang baik antara guru dan
kepala sekolah dalam meningkatkan
kualitas pendidikan ? 46 4 0 92 8 0
13 Selama mengajar disini, apakah anda
mengalami hambatan dalam kenaikan
pangkat ? 10 14 26 20 28 52