• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P E N E T A P A N

NOMOR : 19/G/2012/PTUN-JKT.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada Peradilan tingkat pertama, yang diperiksa dengan Acara Pemeriksaan Biasa menjatuhkan Penetapan seperti tersebut dibawah ini , dalam perkara antara :

ASOSIASI PRODUSEN TERIGU INDONESIA (APTINDO), berdasarkan Anggaran Dasar No. 20 TBN RI Tanggal 27-6-2000 No. 51 dalam hal ini diwakili oleh Franciscus Welirang,Warga Negara Indonesia, pekerjaan Ketua Umum APTINDO yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama APTINDO, beralamat di Daniprisma Building 4th Floor, Jalan Sultan Hasanudin No. 47-48 Jakarta – 12160, dalam hal ini memberikan kuasa hukum kepada Iskandar Sonhadji, SH.,MH. Abdul Fickar Hadjar, SH.,MH. dan Diana Fauziah, SH, Warga Negara Indonesia, Advokat dari Law Firm Widjojanto, Sonhadji & Associates, beralamat di Gedung City Lofts Lantai 21, Ruang 2108, Jalan KH. Mas Mansyur No. 121 Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Januari 2012, selanjutnya disebut ...PENGGUGAT;

M E L A W A N

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Pusat, dalam hal ini menguasakan kepada :---

--1 Dr. Indra Surya, SH, LLM.: Kepala Biro Bantuan Hukum

Kementerian Keuangan;

---Page 1 of 43

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2 Didik Hariyanto, SH, MM : Kepala Bagian Bantuan Hukum I pada

Biro Bantuan Hukum Kementerian Keuangan;--- 3 Sugeng Meijanto Poerba,, SH, MH : Kepala Sub Bagian

Bantuan Hukum I A pada Biro Bantuan Hukum Kementerian

Keuangan;--4 Limar Marpaung, SH: Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum I B pada Biro Bantuan Hukum Kementerian

Keuangan;---5 Rizal Alpiani, SH : Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum I

C pada Biro Bantuan Hukum Kementerian

Keuangan;---6 Hasya Irma Adhana , SH : Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum I D pada Biro Bantuan Hukum Kementerian

Keuangan;---7 Wilhem : Kepala Sub Bidang Tarif Khusus pada Bidang Kebijakan Kepabeanan dan Cukai I, Pusat Kebijakan

Pendapatan Negara, Badan Kebijakan

Fiskal;---8 Arif Purwadi Satriyono, SH : Penangan Perkara Tk. II pada Bagian Bantuan Hukum I Biro Bantuan Hukum

Kementerian Keuangan;

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

9 Christian, SH, : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I,

Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---10 Sahat B.H.J. Pardede, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---11 Erni Nuraeni Santoso, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---12 Elita Mariani P, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---13 Nina Nur Utami, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---14 Dessy P. Kusumaningtyas, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---15 Nizar Yudhistina, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian Keuangan;

---16 Prita Arindya, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---17 Randhika Yoga Perdata, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---Halaman 3 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

18 Dina Assriana, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---19 Astrid Monika, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;---20 Firstda Ayu Fian Nur Agusta, SH : Pelaksana pada Bagian Bantuan Hukum I, Biro Bantuan Hukum, Kementerian

Keuangan;-21 Iktikaf Serija H : Pelaksana pada Bidang Kebijakan Kepabeanan dan Cukai I Pusat Kebijakan Pendapatan

Negara, Badan Kebijakan Fiskal;

---Berdasarkan Surat Kuasa Khusus nomor : SKU-45/MK/2012 tertanggal 20

Februari 2012, selanjutnya disebut

sebagai ...

TERGUGAT;

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut,

• Telah membaca Surat gugatan Penggugat tertanggal 25 Januari 2012 yang didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tanggal 25 Januari 2012, dalam perkara Nomor : 19/G/2012/PTUN-JKT.,dan

telah diperbaiki pada Pemeriksaan Persiapan pada tanggal 13 Pebruari 2012;

---• Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 19/PEN-DIS/2012/ PTUN-JKT tanggal 31 Januari 2012, bahwa perkara tersebut

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

lolos dismissal berdasarkan pasal 62 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986;

---• Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 19/PEN/2012/PTUN-JKT tanggal 31 Januari 2012, tentang Penunjukan susunan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkar1a ini;

-• Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 19/PEN-HS/2012/PTUN-JKT, tertanggal 1 Februari 2012 tentang Penetapan Hari Sidang ;---• Telah membaca dan memeriksa berkas perkara yang bersangkutan ;---• Telah membaca dan memeriksa bukti-bukti tertulis yang diajukan oleh para pihak

yang berperkara dipersidangan; ---• Telah mendengar keterangan para pihak yang berperkara dipersidangan; ----• Telah mendengar keterangan Ahli dan Saksi dipersidangan; ---• Telah membaca Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara

Persidangan dalam perkara tersebut;---• Telah membaca surat Penggugat Nomor : 019/FW/IV/2012 tanggal 18 April 2012

perihal pencabutan perkara Nomor : 19/G/2012/PTUN-JKT;

---TENTANG DUDUK SENGKETA :

Halaman 5 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa dalam surat gugatannya tertanggal 25 Januari 2012 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 25 Januari 2012 dibawah Register Perkara Nomor : 19/G/2012/PTUN-JKT. dan telah diperbaiki pada tahap pemeriksaan persiapan tanggal 13 Pebruari 2012, Penggugat mengemukakan hal-hal sebagai berikut

:---OBJEK SENGKETA

Yang menjadi objek sengketa adalah Surat Keputusan fiktif, negatif Menteri Keuangan yang menolak/tidak menetapkan / menerbitkan Surat Keputusan tentang Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atau Bea Masuk Imbalan terhadap Terigu Impor asal Turki, sebagaimana dimaksudkan Penggugat dalam Surat No. 345/APT/rsl/VII/11 tanggal 7 Juli 2011 Perihal:

Rencana Kebijakan BMAD (Bea Masuk Anti Dumping) Terigu

Turki;---Bahwa meski telah PENGGUGAT ajukan permohonan Surat Keputusan Penetapan BAMD atau Bea Masuk Imbalan terhadap Terigu Impor asal Turki, sebagaimana dimaksudkan Penggugat dalam Surat No. 345/APT/rsl/VII/11 tanggal 7 Juli 2011 Perihal: Rencana Kebijakan BAMD (Bea Masuk Anti Dumping) Terigu Turki sampai dengan tanggal 6 Nopember 2011 (4 bulan) TERGUGAT / Menteri Keuangan Republik Indonesia belum/tidak juga menerbitkan Keputusan tentangBea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor tepung terigu

Turki;---Berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo UU No. 9 Tahun 2004 sikap diam (pasif) tidak menerbitkan Surat Keputusan penetapan BMAD atas impor tepung terigu Turki yang merupakan kewajiban Menteri Keuangan merupakan Surat Keputusan fiktif negatif Menteri

Keuangan dan dapat dikualifisir sebagai Keputusan Tata Usaha Negara objek

sengketa;---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa pengajuan gugatan ini didasarkan pada tenggang waktu yang diperkenankan oleh Pasal 55 Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo Undang-undang No. 9 Tahun 2004

;---Bahwa keputusan penolakan oleh TERGUGAT walaupun tidak berwujud berdasarkan ketentuan Pasal 3 UU PTUN adalah bersifat kongkrit dan bersifat subjektif atau individual

karena tidak menetapkan BMAD terhadap perusahaan-perusahaan produsen terigu Turki, serta penolakan Tergugat tersebut telah menimbulkan akibat hukum (kerugian bagi Penggugat dan Negara) dan tidak memerlukan tindakan lainnya karenanya bersifat final ;

---DASAR DAN KEPENTINGAN PENGGUGAT

1 PENGGUGAT adalah Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) yang didirikan berdasarkan Anggaran Dasar No. 20 TBN RI Tanggal 27/6-2000 No. 51 sejak 28 Februari tahun 2000 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya

dan berkedudukan di Ibukota Negara Republik

Indonesia;---2 APTINDO didirikan dengan maksud dan tujuan:---1 Meningkatkan kerjasama industri terigu nasional di bidang manajemen,

teknologi dan meningkatkan permintaan

pasar;---2 Berperan serta aktif memajukan usahaindustri terigu dalam rangka pembangunan ekonmi nasional melalui sumbangan pemikiran dan saran-saran kepada

Pemerintah;---3 Menggalang kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun organisasi swasta yang berkaitan langsung dengan usaha

Halaman 7 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

industri terigu khususnya Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN);

-4 Memelihara kerjasama antar badan usaha untuk meningkatkan penjualan yang saling menunjang dalam rangka pelayanan

pasar;---5 Mengembangkan kerjasama dengan pengusaha kecil, menengah dan koperasi berdasarkan semangat kekeluargaan dengan mengutamakan kesejahteraan dan kepentingan rakyat

banyak;---3 Bahwa sesuai dengan maksud dan tujuan didirikannya APTINDO/PENGGUGAT secara aktif menyuplai kebutuhan kurang lebih 200.000 Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bergerak dibidang industri makanan (bicuit, noodle dan lain lain) dan turunannya yang mempekerjakan karyawan kurang lebih 2 juta tenaga

kerja;---4 Mengingat pengguna terigu dalam negeri 70% adalah UKM, maka PENGGUGAT sebagai produsen Industri Terigu Nasional secara aktif melakukan pembinaan terhadap UKM antara lain menjadi fasilitator (sebagai bapak angkat) dengan pihak perbankan yaitu dimana anggota yang dibina Penggugat mendapatkan Mitra Card dapat menjadi kartu rekomendasi para UKM untuk mendapatkan

kredit;---5 Bahwa demikian juga Industri Terigu dalam negeri aktif membina UKM pengguna terigu karena menyerap 70% total produksi domestic sehingga dapat menumbuhkan 3% s/d 5% pertahun dari 30.000 UKM yang sudah ada saat ini. Dan untuk memenuhi kebutuhan terigu nasional tersebut, sejak tahun 2005 Pemerintah RI melakukan impor terigu dari beberapa negara antara lain Australia, Srilanka dan

Turki;---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

6 Bahwa impor terigu dari beberapa negara tersebut ternyata secara nyata telah mempengaruhi penjualan industri terigu dalam negeri. PENGGUGAT selaku asosiasi yang menghimpun para produsen terigu

nasional mencurigai harga impor terigu dari negara-negara tersebut merupakan harga

dumping;---7 Oleh karena itu PENGGUGAT bersama para anggotanya yaitu: PT. SRIBOGA RATURAYA, PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS, PT. PANGANMAS INTI PERSADA (Ketiganya angota APTINDO sebagai petitioner) dan didukung oleh PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK, BOGASARI FLOUR MILLS dan PT. FUGUI FLOUR AND GRAIN INDONESIA pada tanggal 16 Oktober 2008 mengajukan permohonan kepada Komite Anti Damping Indonesia (KADI) untuk melakukan penyelidikan atas Terigu Impor asal Turki, Srilanka dan

Australia;---8 Bahwa hasil penyelidikan KADI telah ditindak lanjuti oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan dengan merekomendasikan penetapan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping terhadap beberapa produsen terigu asal Turki kepada Menteri Keuangan, akan tetapi sampai gugatan ini diajukan Menteri Keuangan / TERGUGAT tidak juga mengeluarkan Keputusan Penetapan BMAD terhadap

beberapa produsen terigu dari Turki;

---

9 Bahwa sebagai asosiasi produsen terigu nasional PENGGUGAT mempunyai tanggung jawab moral mewujudkan perdagangan yang adil (fair trade)

disamping tanggung jawab kepada anggota utamanya dalam industri terigu, oleh karenanya dalam konteks inilah PENGGUGAT mempunyai kepentingan untuk

melakukan upaya termasuk mengajukan gugatan;

---ALASAN & DASAR GUGATAN PENGGUGAT

Halaman 9 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Adapun yang menjadi alasan dan dasar gugatan PENGGUGAT adalah sebagai berikut:

---1 Bahwa pada tanggal ---16 Oktober 2008 PENGGUGAT (APTINDO) atas nama PT. SRIBOGA RATURAYA (Sriboga), PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS (Eastern Pearl), PT. PANGANMAS INTI PERSADA (Pangan Mas) telah menyampaikan permohonan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor tepung gandum dengan nomor HS 1101.00.10.00 yang berasal dari Australia, Srilangka dan

Turki;---2 Bahwa permohonan ini juga didukung oleh PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK, BOGASARI FLOUR MILLS dan PT. FUGUI FLOUR AND GRAIN

INDONESIA;---3 Bahwa atas laporan Pemohon / PENGGUGAT a quo telah dilakukan

penyelidikan dan KADI telah menemukan fakta-fakta:---a Adfakta-fakta:---a hubungfakta-fakta:---an kfakta-fakta:---ausfakta-fakta:---al fakta-fakta:---antfakta-fakta:---arfakta-fakta:---a kerugifakta-fakta:---an yfakta-fakta:---ang dideritfakta-fakta:---a Pemohon

(PENGGUGAT) dengan impor tepung gandum dari Turki karena; --i Telah terjadi efek volume yaitu kenaikan volume impor dari Turki

selama masa Periode 1 (P1) 1 Oktober 2005 -30 September 2006, Periode 2 (P2) 1 Oktober 2006 - 30 September 2007, dan Periode Investigasi (PI) adalah 1 Oktober 2007 - 30 Oktober

2008;---ii. Terjadi efek harga yaitu

;---1 price undercutting atas impor dari Turki selama masa P1, P2 dan

PI;---2 price suppression atas harga Pemohon pada periode P2 dan PI;

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

a Tidak ada hubungan kausal antara kerugian yang diderita oleh Pemohon (PENGGUGAT) sebagai akibat dari impor tepung gandum dari Australia dan Srilanka karena meskipun ditemuka

adanya dumping dari Australia dan Srilanka tetapi tidak terjadi efek volume;---b Rekomendasi KADI: ---Berdasarkan penyelidikan KADI, telah terbukti terjadi kerugian yang diderita oleh Pemohon sebagai akibat dari impor tepung gandum dari Turki. Oleh karena itu, KADI merekomendasikan dikenakannya Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas tepung gandum yang diimpor dari Turki, yaitu antara lain sebagai berikut;---

Eksportir / Produsen Marjin Dumping

Bafra Eris Un Yem Gida San Ve, Tic. A.S. 21.99 %

Erisler Gida Sanayi Ve Ticaret A.S. 19.67 %

Marmara Un Sanayi A.S. 18.69 %

Ulas Gida Un Tekstil Nakliye Ticaret Ve Sanayi A.S. 20.86 %

Ulusoy Un Sanayi Ve Ticaret A.S. 20.28 %

Eksportir / Produsen Lainnya 21.99 %

4 Bahwa kerugian PENGGUGAT sebagai Asosiasi Produsen Tepung Terigu lokal yang mewakili para anggotanya, berdasarkan indikator kerugian hasil audit KADI yang dibuat saat investigasi tahun 2008 dan berlangsung terus sampai saat surat Laporan Pelapor (PENGGUGAT) kepada KADI adalah sebagai berikut ;

---Halaman 11 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Kerugian (injury) Pelapor saat investigasi Tahun 2008 ;

---a Tot---al Produksi turun 8,7 %;

---b Penjualan domestic turun 2,22 %;

---c Kapasitas Terpasang Turun 1,4 %;

---d Stock naik 26,9

%;---e Produktifitas Pemohon menurun 2,6 %;

---f Jumlah tenaga kerja turun 2,96 %;

---g Keuntun---gan dalam unit (turun) : Tahun 2005 : 100, Tahun 2006 : (195), Tahun 2007 : (205), sehingga Return Of Investment

minus;----h Casminus;----h Flow menurun 39,1 %;

---5 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan, hasil penyelidikan dan rekomendasi KADI a quo, Menteri Perdagangan pada tanggal 31 Desember 2009 dengan suratnya Nomor: 2017/M-DAG/12/2009 telah mengusulkan kepada TERGUGAT (Menteri Keuangan RI) pengenaan bea masuk anti dumping terhadap impor tepung gandum dengan nomor HS

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1101.00.10.00 yang berasal dari Turki dengan rincian sebagai berikut;---

Eksportir / Produsen

Marjin Dumping

Bafra Eris Un Yem Gida San Ve, Tic. A.S. 21.99 %

Erisler Gida Sanayi Ve Ticaret A.S. 19.67 %

Marmara Un Sanayi A.S. 18.69 %

Ulas Gida Un Tekstil Nakliye Ticaret Ve Sanayi A.S. 20.86 %

Ulusoy Un Sanayi Ve Ticaret A.S. 20.28 %

Eksportir / Produsen Lainnya

6 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalanseharusnya

atas dasar usulan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan menetapkan besarnya Bea Masuk Anti Dumping atau Bea Masuk

Imbalan”.---7 Bahwa oleh karena TERGUGAT (Menteri Keuangan RI) belum juga menetapkan BMAD usulan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, PENGGUGAT telah berkali-kali menanyakan melalui surat mengenai kewajiban TERGUGAT / Menteri Keuangan tersebut, ternyata belum juga menetapkan besarnya BMAD terhadap import tepung gandum asal Turki kepada perusahaan-perusahaan produsen dan pengimpor;---8 Bahwa terkait penundaan penetapan BMAD, Menteri Sekretaris Kabinet

mengirimkan Surat kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. B119/Seskab/IV/2010 tanggal 12 April 2010 perihal: Dispute Perdagangan Halaman 13 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Indonesia Turki, yang tembusannya juga diterima TERGUGAT, yang antara lain berpendapat bahwa penetapan BMAD dan Safeguard Measure kurang sejalan dengan upaya untuk mencari peluang meningkatkan volume perdagangan serta upaya pemenuhan komitmen untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomui bilateral antara Indonesia Turki. Penetapan BAMD dikhawatirkan akan menimbulkan saling retaliasi, sehingga dapat menurunkan volume perdagangan antar kedua negara, Pendapat tersebut menurut Penggugat tidak benar, kenyataannya Pemerintah Turki telah mengenakan bea masuk anti dumping tetap, ditambah bea masuk

safeguard measure terhadap 58 HS number produk eksport asal

Indonesia, sedangkan Pemerintah Indonesia tidak memberikan sanksi apapun terhadap impor tepung gandum dari Turki walaupun sudah terbukti melakukan dumping, dampaknya hanya pengusaha Turki yang diuntungkan, sehingga pengusaha Indonesia semakin

merugi;---9 Bahwa, berkaitan dengan hal tersebut kemudian PENGGUGAT (APTINDO) melalui surat No. 335/APT/rsl/IV/11 tanggal 8 April 2011 kembali memohon kepada TERGUGAT (Menteri Keuangan RI) untuk menerbitkan keputusan Menteri Keuangan tentang Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor tepung gandum dari Turki sebagaimana telah diusulkan oleh Menteri

Perdagangan;---10 Bahwa dengan mendasarkan pada surat PENGGUGAT (Asosiasi Tepung Terigu Indonesia) No. 335/APT/rsl/IV/11 tanggal 8 April 2011 aquo, TERGUGAT / Menteri Keuangan RI melalui suratnya No. S-351/MK.011/2011 tertanggal 23 Juni 2011 perihal: Bea Masuk Anti Dumping Atas Impor Tepung Gandum dari Turki telah

meminta pertimbangan kepada Presiden Republik

Indonesia;---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

11 Bahwa oleh karena TERGUGAT belum juga menerbitkan Surat Keputusan tentang pengenaan BMAD atas impor tepung gandum Turki, PENGGUGAT kembali meminta kepada TERGUGAT melalui Surat No. 345/APT/rsl/VII/11 tanggal 7 Juli 2011 Perihal: Rencana Kebijakan BMAD (Bea Masuk Anti Dumping) Terigu Turki, untuk menerbitkan keputusan pengenaan BMAD terigu Turki sebagaimana yang

direkomendasikan oleh Menteri

Perdagangan;---12 Bahwa sampai dengan gugatan ini didaftarkan TERGUGAT belum/tidak juga

menerbitkan keputusan pengenaan BMAD terigu Turki sebagaimana yang direkomendasikan oleh Menteri

Perdagangan;---Tindakan Tergugat yang Bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang Berlaku;

---13 Bahwa dengan tidak mengeluarkan penetapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap perusahaan-perusahaan produsen pengimpor tepung gandum asal Turki, maka tindakan TERGUGAT (Menteri Keuangan) adalah tindakan melawan hukum dan bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu Undang-undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan jo Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan khususnya Pasal 26 ayat (1) dan Pasal 27 Peraturan Pemerintah a quo yang memerintahkan TERGUGAT (Menteri Keuangan) menetapkan besarnya Bea Masuk Anti dumping

atau Bea Masuk

Imbalan”;---14 Bahwa dengan tidak mengeluarkan penetapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap perusahaan-perusahaan pengimpor tepung gandum asal Turki, maka tindakan TERGUGAT (Menteri Keuangan) adalah tindakan yang merugikan negara yaitu Negara tidak memperoleh pemasukan, dan karenanya telah melawan hukum dan bertentangan/melanggar Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Korupsi jo Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan

Halaman 15 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

atas Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang No. 17 Tahun 2003

tentang Keuangan

Negara;---Tindakan Tergugat bertentangan dengan Asas Umum Pemerintahan yang Baik 15 Bahwa dengan tidak mengeluarkan penetapan besarnya Bea Masuk Anti

Dumping (BMAD) terhadap tepung gandum asal Turki meskipun telah ada rekomendasi dari Menteri Perdagangan, maka tindakan TERGUGAT (Menteri Keuangan) selain tindakan melawan hukum dan

bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku juga bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) yaitu :

---a Melanggar asas kepastian hukum Bahwa dengan tidak menerbitkan BMAD terhadap produsen-produsen terigu tepung gandum import asal Turki, TERGUGAT telah melanggar asas kepastian hukum, karena telah menciptakan ketidakpastian khususnya dalam penegakan aturan impor tepung gandum sebagaimana telah diatur oleh Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan jo Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1996

tentang Bea masuk Anti Dumping dan Bea masuk

Imbalan;---Bahwa TERGUGAT ternyata bukan saja tidak melaksanakan kewajiban menindak lanjuti rekomendasi Putusan Menteri Perdagangan dan surat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia No.B.350/Seskab/VII/2011 tanggal 11 Juli 2011, tetapi TERGUGAT juga telah mengingkari dan mengabaikan prinsip-prinsip program dan kebijakan yang telah dicanangkan Pemerintah, Pro Job . Pro Growth dan Pro

Poor;---Bahwa demikian juga tindakan TERGUGAT tidak menindaklanjuti Rekomendasi Menteri Perdagangan menetapkan BMAD terhadap tepung gandum asal Turki

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

telah bertentangan dengan asas kepastian hukum juga terlihat dari TERGUGAT Menteri Keuangan telah MELANGGAR dan tidak menindak lanjuti Hasil Raker Presiden dan Gubernur tanggal 6 Agustus 2010 di Istana Bogor;---

b Melanggar asas tertib penyelenggaraan

Bahwa asas tertib penyelenggaran negara adalah asas yang menjadi

landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian Penyelenggaraan

Negara;---Bahwa tindakan TERGUGAT tidak menindaklanjuti Rekomendasi Menteri Perdagangan menetapkan BMAD terhadap tepung gandum yang diekspor oleh perusahaan-perusahaan asal Turki sama dengan dan dapat ditafsirkan sebagai Kebijakan TERGUGAT tidak segera melakukan tindakan melindungi industri dalam negeri terhadap tindakan diskriminatif Pemerintah Turki yang selain bertentangan dengan Konstitusi dan melanggar azas-azas hukum juga melanggar asas ketertiban dalam penyelenggaraan negara, karena tindakan tersebut telah mengakibatkan hilangnya keserasian dan keseimbangan dalam penyelenggaraan negara dibidang pengenaan BEA MASUK atas import barang dari luar

negeri;----c Melanggar asas kepentingan umum; ---Bahwa tindakan TERGUGAT tidak menindaklanjuti Rekomendasi Menteri Perdagangan menetapkan BMAD terhadap tepung gandum yang diekspor oleh perusahaan-perusahaan asal Turki adalah tindakan yang tidak mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, tidak akomodatif, dan tidak

Bahwa kebijakan TERGUGAT mengabaikan dan membiarkan tepung gandum asal Turki tanpa dikenakan bea masuk anti damping yang telah

Halaman 17 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

menimbulkan kerugian negara sebesar Rp.69.120.765.000,- tidak hanya merupakan kebijakan yang bertentangan dengan hukum, tetapi juga merupakan

kebijakan yang melanggar asas kepentingan umum, karena kebijakan tersebut telah menimbulkan ekses negatif bagi kehidupan sosial dan ketahanan ekonomi nasional dalam jangka

panjang;---16 Bahwa, Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 18 Nopember 2010 telah mengirim surat pada TERGUGAT (Menteri Keuangan) dengan Nomor

500/20516, yang inti isi suratnya agar Menteri Keuangan menindak lanjuti Hasil Raker Presiden dan Gubernur tanggal 6 Agustus 2010 di Istana Bogor, antara lain pengenaan BMAD terigu asal Turki segera ditindak lanjuti sesuai arahan Presiden, namun hingga kini tidak juga ada tanggapan dari Menteri Keuangan;

---17 Bahwa kebijakan TERGUGAT (Menteri Keuangan) tidak mengeluarkan Penetapan BMAD terigu asal Turki dapat dikualifikasi sebagai bertentangan Kebijakan PRO JOB, PRO POOR, PRO GROWTH yang selama ini menjadi kebijakan Pemerintah (BUKTI P-8), karena penundaan a quo telah berakibat tidak langsung melemahnya kemampuan perekonomian dari sekitar 200.000 (dua ratus ribu) UKM dan lebih dari 2 (dua) juta tenaga kerja, dengan

alasan;---18

A NO PRO JOB

a Meruginya industri dalam negeri akibat pasarnya dicaplok terigu asal Turki yang mengandung dumping bisa berakibat dalam jangka pendek pengurangan tenaga kerja, dan jangka panjang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

adalah penutupan industri itu

sendiri;---b Pelaku industri dapat sendiri;---beralih menjadi pedagang importer, kita ketahui bahwa kontribusi Industri VS Importir dari sisi penyerapan tenaga kerja dan pajak yang disetorkan ke negara maka inporter kontribusinya jauh lebih kecil ketimbang industri; ---

B. NO PRO GROWTH

a. Memperburuk iklim investasi di Indonesia, karena iklim lebih menguntungkan menjadi pedagang ketimbang membangun industri;

---b Indonesia adalah negara yang potensinya ---besar untuk market dikarenakan penduduknya yang padat/besar, dan sangat disayangkan apabila market ini diisi oleh barang-barang import, sehingga potensi

market di Indonesia pihak asing yang

C. NO PRO POOR

a. Angkatan kerja yang ada dan yang baru tidak tertangani dapat mengakibatkan kemiskinan;---b. Pemerintah tidak mendapat setoran pajak yang besar, sangat

mengganggu jalannya pembangunan sehingga kemiskinan juga sulit tertanggulangi;

---Halaman 19 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

18. Bahwa ada indikasi kuat, TERGUGAT secara sengaja dan sistematis terus mendorong dan terus melanjutkan kebijakan penundaan penerbitan BMAD bagi tepung gadum impor asal Turki, kendati hal itu bertentangan dan mengingkari ketentuan normatif perundangan maupun azas-azas hukum serta asas umum pemerintahan yang baik. Oleh karena itu cukup beralasan kekhawatiran PENGGUGAT akan berlarut larutnya tidak ada penetapan BMAD bagi tepung gandum asal Turki, maka kemampuan industri tepung gandum dalam negeri akan terus melemah jika impor tanpa pengenaan BMAD aquo tidak dihentikan selama proses sengketa hukum berjalan. Oleh karena itu

menjadi sangat mendesak adanya percepatan Penetapan BMAD terhadap tepung gandum impor asal Turki dan penghentian terhadap “obyek sengketa yang berupa pembiaran import tepung gandum asal Turki tanpa BMAD” guna mencegah semakin komplek dan terulangnya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh

Tergugat;---19 Kerugian langsung yang diderita PENGGUGAT, jika IMPORT TERIGU TURKI TANPA BMAD dibiarkan pelaksanaannya oleh TERGUGAT, maka praktek perdagangan yang tidak adil (unfair trade) akan terus berlangsung dan merugikan industri tepung gandum

nasional;---20 Demikian juga dengan terus berlangsungnya impor tepung gandum asal Turki tanpa BMAD secara nyata bertentangan dengan hukum tersebut akan mengakibatkan semakin besarnya kerugian pada keuangan negara. Uang negara atau uang rakyat yang seharusnya dapat diperoleh melalui BMAD semestinya dapat digunakan dan disalurkan untuk meningkatkan bantuan kredit bagi kepentingan UKM. Bantuan kredit itu akan berjumlah sangat besar, demikian juga akan sangat besar manfaatnya, namun kesempatan membantu permodalan ekonomi lemah tersebut menjadi sia-sia, karena TERGUGAT tidak pernah berfihak pada masyarakat kecil, walaupun Pemerintah sendiri sebenarnya tengah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

mengalami keterbatasan sumber dana yang dimiliki dalam membantu ekonomi

lemah;---21 Bahwa pada prinsipnya PENGGUGAT tidak anti perdagangan bebas, tetapi hendaknya penerapan perdagangan bebas dilakukan secara adil (fair trade

);---22 Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas dan bukti-bukti yang diajukan kiranya terbukti Surat Keputusan fiktif dan negatif TERGUGAT yang

menolak /tidak menetapkan / menerbitkan Surat Keputusan tentang Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atau Bea Masuk Imbalan terhadap Terigu Impor asal Turki, sebagaimana dimaksudkan Penggugat dalam Surat No. 345/ APT/rsl/VII/11 tanggal 7 Juli 2011 Perihal: Rencana Kebijakan BAMD (Bea Masuk Anti Dumping) Terigu Turki:

---a Tel---ah bertent---ang---an deng---an per---atur---an perund---ang-und---ang---an

yang berlaku, dan;

-b Bertentangan dengan azas-azas umum pemerintahan yang baik;

Sebagaimana dimaksudkan ketentuan Pasal 53 ayat (2) a & b Undang-undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha

Negara;----23 Bahwa oleh karena itucukup alasan Keputusan fiktif negatif TERGUGAT yang menolak /tidak menetapkan / menerbitkan Surat Keputusan tentang Bea Masuk Anti Dumping (BAMD) atau Bea Masuk Imbalan terhadap Terigu Impor asal Turki, sebagaimana dimaksudkan Penggugat dalam Surat No. 345/APT/rsl/

VII/11 tanggal 7 Juli 2011 untuk dinyatakan TIDAK

SAH;---

Halaman 21 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Berdasarkan seluruh uraian tersebut diatas dan karena gugatan PENGGUGAT didasarkan pada bukti–bukti dan dasar hukum yang kuat sehingga tidak dapat disangkal lagi kebenarannya oleh TERGUGAT, maka sudilah kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk memeriksa dan menjatuhkan

putusan:---1 Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk

seluruhnya;---2 Menyatakan Batal dan Tidak sah Surat Keputusan fiktif dan negatif TERGUGAT yang menolak /tidak menetapkan / menerbitkan Surat

Keputusan tentang Bea Masuk Anti Dumping (BAMD) atau Bea Masuk Imbalan terhadap Terigu Impor asal Turki, sebagaimana dimaksudkan PENGGUGAT dalam Surat No. 345/APT/rsl/VII/11 tanggal 7 Juli 2011 Perihal: Rencana

Kebijakan BAMD (Bea Masuk Anti Dumping) Terigu

Turki;---3 Mewajibkan TERGUGAT mengeluarkan penetapan Bea Masuk Anti

Dumping terhadap impor tepung gandum dengan nomor HS 1101.00.10.00 (terakhir dirubah dengan Nomor HS 1101.00.10.00 dan HS 1101.00.10.10 sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 213/ PMK.011/2011) yang berasal dari Turki dan tindakan administrasi yang menyertainya sebagaimana Rekomendasi Menteri Perdagangan tanggal 31 Desember 2009 Surat Nomor : 2017/M-DAG/12/2009 dengan rincian:

---Eksportir / Produsen Marjin Dumping

Bafra Eris Un Yem Gida San Ve, Tic. A.S. 21.99 %

Erisler Gida Sanayi Ve Ticaret A.S. 19.67 %

Marmara Un Sanayi A.S. 18.69 %

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ulas Gida Un Tekstil Nakliye Ticaret Ve Sanayi A.S. 20.86 %

Ulusoy Un Sanayi Ve Ticaret A.S. 20.28 %

Eksportir / Produsen Lainnya 21.99 %

sebagaimana dimaksudkan PENGGUGAT dalam Surat No. 345/APT/rsl/VII/11 tanggal 7 Juli 2011 Perihal: Rencana Kebijakan BAMD (Bea Masuk Anti Dumping) Terigu

Turki;---4 Memerintahkan TERGUGAT untuk membayar biaya

perkara;---Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, para pihak yang berperkara telah datang menghadap dipersidangan, untuk Penggugat datang menghadap sendiri dan Kuasanya Abdul Fickar Hadjar, SH, MH berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Januari 2012 sedangkan Tergugat datang menghadap Kuasanya Wilhem, Erni Nuraeni Santosa, SH,

Nizar Yudhistira, SH, Nina Nur Utami, SH dan Iktikaf Senja H berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Februari 2012;

---Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawaban tertulis pada persidangan tanggal 27 Februari 2012, yang isinya sebagai berikut

:---A D:---AL:---AM EKSEPSI

Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas kebenarannya.

Halaman 23 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1 Keputusan Tata Usaha Negara Tergugat Belum Bersifat Final Karena Masih Memerlukan Persetujuan Instansi Yang

Berwenang.---a BBerwenang.---ahwBerwenang.---a sebelumnyBerwenang.---a TergugBerwenang.---at Berwenang.---akBerwenang.---an menjelBerwenang.---askBerwenang.---an gBerwenang.---ambBerwenang.---arBerwenang.---an sederhBerwenang.---anBerwenang.---a mengenai posisi Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dalam menjalankan proses penetapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) berdasarkan ketentuan Pasal 26 dan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan (“PP No. 34/1996”) yaitu Menteri Keuangan hanya menetapkan keputusan penetapan BMAD yang diusulkan oleh Menteri Perdagangan berdasarkan

rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia

(KADI);---Pasal 26 PP No. 34/1996:

---1 “Atas dasar hasil akhir penyelidikan Komite yang membuktikan adanya Barang Dumping dan/atau Barang Mengandung Subsidi yang menyebabkan Kerugian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), Menteri Perindustrian dan Perdagangan memutuskan besarnya nilai tertentu untuk pengenaan Bea Masuk Antidumping atau Bea Masuk Imbalan yang besarnya sama dengan atau lebih kecil dari Marjin Dumping dan/atau Subsidi

Neto.---2 Besarnya nilai tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk barang yang diekspor oleh eksportir atau produsen yang tidak diperiksa dalam penyelidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) dan ayat (3)ditetapkan setinggi-tingginya sama

dengan:---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(25)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

a rata-rata tertimbang Marjin Dumping yang ditetapkan berdasar-kan bukti

dan informasi dari eksportir atau produsen yang terpilih untuk diperiksa;

atau---b selisih antara rata-rata tertimatau---bang Nilai Normal atau---barang yang diekspor oleh eksportir atau produsen yang diperiksa dengan Harga Ekspor dari barang yang diekspor oleh eksportir atau produsen yang tidak

diperiksa;---3 Dalam menentukan besarnya nilai tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Marjin Dumping yang nilainya nol atau sangat kecil (de minimis) tidak

diperhitungkan.”---Pasal 27 PP No. 34/1996 :

---“Atas dasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, Menteri Keuangan menetapkan besarnya Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk

Imbalan.”---b Bahwa untuk selanjutnya, Menteri Perdagangan Imbalan.”---baru mengusulkan kepada Menteri Keuangan melalui surat Nomor: 2017/M-DAG/12/2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang Usulan Pengenaan BMAD Atas

Impor Tepung Gandum Yang Berasal Dari Turki yang disusuli dengan surat Nomor: 90/M-DAG/SD/1/2010 tanggal 15 Januari 2010 tentang Masa Berlaku Pengenaan BMAD atas Impor Tepung Gandum dari Turki;---c Bahwa usulan dimaksud selanjutnya dibahas dalam sidang kabinet. Sesuai

arahan Presiden dalam sidang kabinet tanggal 19 Juli 2010 agar usulan pengenaan BMAD dimaksud dibahas kembali dengan pemerintah Turki untuk diperoleh solusi terbaik bagi kedua

Negara;----Halaman 25 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(26)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

d Bahwa untuk menindaklanjuti arahan dari sidang kabinet tersebut, Tergugat telah menyampaikan surat Nomor: S-358/MK.011/2010 tanggal 26 Juli 2010 kepada Menteri

Perdagangan;---e Bahwa MPerdagangan;---entPerdagangan;---eri PPerdagangan;---erdagangan mPerdagangan;---elalui surat Nomor: 71/M-DAG/SD/1/2011 tanggal 20 Januari 2011, pada pokoknya menyampaikan bahwa Menteri Perdagangan perlu membahas bersama dengan Menteri Keuangan tentang perumusan kebijakan terhadap masalah dimaksud. Dengan demikian posisi Menteri Keuangan yang belum menetapkan BMAD telah tepat karena Menteri Perdagangan sendiri belum mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk ditetapkan; ---f Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, belum ditetapkannya BMAD,

bukan merupakan objek TUN karena usulan dari Menteri Perdagangan belum bersifat

final;---g Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Undang-undang

No. 9 tahun 2004 (“UU PERATUN”) mengatur bahwa : “Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut

Undang-undang ini yaitu Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan

persetujuan.”---h Bapersetujuan.”---hwa dengan demikian, Tergugat sama sekali belum menerbitkan Keputusan TUN apapun (fiktif negatif). Oleh karenanya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo wajib menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat

diterima;2 Penggugat Salah Mengajukan Permohonan Penetapan BMAD; ---a B---ahw---a d---al---am gug---at---anny---a, berd---as---ark---an ketentu---an P---as---al 3 UU PERATUN,

Penggugat mendalilkan bahwa Menteri Keuangan telah tidak menetapkan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(27)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Keputusan mengenai pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor tepung gandum dari

Turki;---b Bahwa yang mendasari dalil Penggugat terseTurki;---but adalah Turki;---berkenaan dengan surat Penggugat kepada Menteri Keuangan Nomor: 345/APT/rsl/VII/11 tanggal 7 Juli 2011 hal Rencana Kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) Terigu Turki. Menurut Penggugat, sesuai dengan ketentuan Pasal 3 UU PERATUN yang mengatur bahwa 4 (empat) bulan terhitung sejak tanggal surat Penggugat tanggal 7 Juli 2011 yaitu tanggal 6 Nopember 2011 dan Tergugat masih tidak menetapkan Keputusan pengenaan BMAD impor tepung

Turki, maka dianggap Tergugat telah mengeluarkan keputusan penolakan;---c Bahwa dalil yang demikian adalah sangat tidak dapat dibenarkan, dengan

alasan

yaitu:---1 Surat Penggugat Nomor: 345/APT/rsl/VII/yaitu:---1yaitu:---1 tanggal 7 Juli 20yaitu:---1yaitu:---1 adalah bukan merupakan surat permohonan untuk menetapkan BMAD atas impor tepung dari Turki, mengingat yang berhak dan berwenang mengajukan permohonan penetapan BMAD atas impor tepung dari Turki adalah Kementerian Perdagangan, sesuai dengan ketentuan Pasal 27 PP No.

34/1996;---Pasal 27 PP No. 34/1996:

“Atas dasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, Menteri Keuangan menetapkan besarnya Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk

Imbalan.”---Halaman 27 dari 43 halaman Penetapan Nomor 19/G/2012/PTUN-JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(28)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2 Sesuai dengan ketentuan Pasal 27 PP No. 34/1996, mengatur bahwa yang berhak dan berwenang mengajukan permohonan penetapan BMAD atas impor tepung gandum adalah Menteri Perdagangan dahulu Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dengan demikian, seharusnya mekanisme yang dilakukan oleh Penggugat adalah menyurati Menteri Perdagangan untuk mengajukan permohonan kembali kepada Menteri Keuangan untuk ditetapkan bukan mengajukan permohonan langsung kepada Menteri

Keuangan;---d Bahwa Keuangan;---dengan Keuangan;---demikian, terbukti tiKeuangan;---dak terbantahkan lagi Penggugat telah salah melakukan upaya hukum mengajukan permohonan

penetapan BMAD atas impor tepung gandum kepada Tergugat. Oleh karena itu, sepatutnya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo

wajib menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima dan permohonan Penggugat melalui suratnya agar Tergugat berbuat melakukan penetapan BMAD atau tidak menetapkan, di luar ketentuan dan bertentangan dengan hukum;

---B DALAM POKOK PERKARA

1 Bahwa apa yang diuraikan dalam eksepsi tersebut di atas, mohon juga dianggap telah termasuk dalam pokok perkara ini, serta Tergugat menolak seluruh dalil-dalil Penggugat, kecuali terhadap apa yang diakui secara tegas kebenarannya;

---2 Bahwa Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dalam menjalankan proses penetapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) berdasarkan ketentuan Pasal 26 dan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Anti Dumping dan Bea Masuk Imbalan (“PP No. 34/1996”) yaitu Menteri Keuangan hanya menetapkan keputusan penetapan BMAD yang diusulkan oleh

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah