• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN LENGAN TERHADAP HASIL MELAKUKAN JUMPING SERVICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN LENGAN TERHADAP HASIL MELAKUKAN JUMPING SERVICE"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN

LENGAN TERHADAP HASIL MELAKUKAN JUMPING

SERVICE PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA

VOLI SMA PEMBANGUNAN MRANGGEN DEMAK

TAHUN 2006/2007

SKRIPSI

Diajukan Dalam Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Sains

Oleh :

Nama : SUTANTO

NIM : 6250402032

Program Studi : Ilmu Keolahragaan

Jurusan : Ilmu Keolahragaan

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

▸ Baca selengkapnya: jelaskan cara melakukan aktivitas pembelajaran gerakan lengan

(2)

Voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006/2007.

Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan antara daya ledak otot tungkai dan lengan terhadap hasil melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006/2007 dan untuk mengetahui sumbangan masing – masing variable.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler bola voli putra SMA Pembangunan Mranggen tahun 2006 sebanyak 15 siswa. Metode pengambilan sample dengan teknik total sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan sebagai variabel bebas dan hasil Jumping Service sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengukuran yang berupa Instrumen tes yang digunakan adalah vertical jump, ball medicine throw, dan tes servis AAPHER. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis regresi

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai r square pada otot tungkai adalah 0,29. Ini menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai memberikan sumbangan sebesar 2,9 % terhadap kemampuan Jumping Service, sedangkan nilai r square daya ledak otot lengan adalah 0,55. Ini menunjukkan bahwa daya ledak otot lengan memberikan sumbangan sebesar 55 % dalam kemampuan Jumping

Service. Nilai r square daya ladak otot tungkai dan otot lengan adalah 0,683. Ini

menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai dan otot lengan memberikan sumbangan sebesar 68,3 % dalam kemampuan Jumping Service sedang sisanya didukung oleh faktor lain, misalnya adalah kekuatan otot perut,kekuatan otot pinggang dan VO2 max dll.

Maka dari hasil analisis data dapat disimpulkan daya ledak otot lengan memberikan sumbangan lebih besar dari pada daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan Jumping Service, sedangkan daya ledak otot lengan dan tungkai di gabung menjadi satu rangkaian dalam melakukan Jumping Service dalam permainan bola voli memberikan sumbangan yang lebih besar lagi dan dengan didukung oleh faktor lain.

Mengacu dari hasil penelitian tersebut diatas maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain 1) Bagi para pelatih pada khususnya guru – guru olahraga di SMA hendaknya mengutamakan program latihan daya ledak otot lengan dan otot tungkai dengan weigh training dan Pliometrik agar mendapatkan hasil Jumping Service siswa yang semakin baik dan terarah. 2) Latihan Jumping

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan panitia penguji skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping

Drs. Musyafari W, M Kes Drs. Said Junaidi, M.Kes

NIP. 130523505 NIP. 132086678

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan Sekretaris Jurusan

Drs. Djanu Ismanto, M.S NIP. 131571558

(4)

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Selasa

Tanggal : 13 Februari 2007

Panitia Ujian

Ketua panitia Sekretaris Panitia

Drs. Sutardji, M.S Drs.Djanu Ismanto,M.S

NIP.130523506 NIP. 132050000

Dewan Penguji

1. Drs. Taufiq Hidayah. M.Kes ( Ketua ) NIP.132050000

2. Drs. Musyafari W, M.Kes ( Anggota ) NIP.130523505

3. Drs. Said Junaidi, M.Kes ( Anggota )

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO:

1. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasroh: 6)

2. Perjalanan 1 mil selalu diawali dengan satu langkah (Pepatah China).

Persembahan:

1. Kedua orang tua tercinta

2. Teman seperjuangan IKOR 2002 3. Adinda tercinta

(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Drs. Sutardji, MS., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

3. Drs. Djanu Ismanto, MS., Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UNNES yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Musyafari W, M Kes, selaku pembimbing I yang telah sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Drs. Said Junaidi, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vii

6. Riyanto, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA Pembangunan Mranggen Demak yang telah memberi kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini.

Atas segala bantuan dan pertolongan yang telah diberikan kepada penulis, penulis doakan semoga mendapat balasan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfat bagi smeua pembaca.

Semarang, Januari 2007

(8)

HALAMAN JUDUL... i

SARI... ii

PERSETUJUAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Alasan pemilihan judul ... 1

1.2. Permasalahan ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Penegasan Istilah... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1. Landasan Teori... 9

2.1.1 Keadaan Tubuh untuk Pemain Bola Voli ... 9

2.1.2 Pentingnya Strength (kekuatan) dan daya (power) otot tungkai dan lengan. ... 12

2.1.3 Permainan Bola Voli... 14

2.1.4 Teknik Dasar Bola Voli ... 15

2.1.5 Masalah Kondisi Fisik ... 23

2.1.6 Daya Ledak Otot Tungkai... 23

2.1.7 Daya Ledak Otot Lengan ... 24

2.2. Kerangka Berfikir ... 25

2.2.1 Sumbangan Daya Ledak Otot Tungkai terhadap Kemampuan Jumping service ... 25

(9)

ix

2.2.2 Sumbangan Daya Ledak Otot Lengan terhadap

Kemampuan Jumping service. ... 26

2.2.3 Sumbangan Daya Ledak Otot Tungkai dan Lengan terhadap Kemampuan Jumping service. ... 27

2.3. Hipotesis... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Populasi... 30

3.2. Sample ... 30

3.3. Variabel Penelitian... 30

3.4. Instrumen Penelitian ... 31

3.5. Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 39

4.1. Hasil Penelitian... 39

4.2. Pembahasan ... 47

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 51

5.1. Simpulan... 51

5.2. Saran... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(10)

Tabel Halaman

1. Uji Linieritas dan Uji Keberartian Model Regresi ... 37

2. Pengukuran kekuatan otot tungkai ditransformasi ke dalam skor - t... 39

3. Uji Normalitas Distribusi Data dengan χ2... 41

4. Uji Homogenitas Varians Data ... 41

5. Hasil Perhitungan Uji Linieritas Garis Regresi... 42

6. Hasil Perhitungan Uji Keberartian Model Garis Regresi... 44

7. Hasil Analisis Regresi antara Daya Ledak Otot Tungkai dan Otot Lengan terhadap Jumping Service... 45

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerakan Daya Ledak dan Laju Bola pada Jumping service ... 13

2. Urutan Pelaksanaan Melakukan Servis Bawah... 18

3. Urutan Melakukan Servis Atas dan Perkenaan Tangan pada Bola... 19

4. Teknik Jumping Service... 20

5. Struktur Otot Lengan Kanan Kiri... 27

6. Tes Vertical Jump ... 32

7. Tes Bola Berbeban ... 33

8. Sasaran Servis dari AAHPER... 35

(12)

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Putra SMA

Pembangunan Mranggen... 53

2. Data Hasil Tes Daya Ledak Otot Tungkai tes vertical jump ... 54

3. Data Hasil Tes Daya Ledak Otot Lengan Tes Medicine Ball Throw ... 55

4. Data Hasil Tes Jumping service ... 56

5. Uji Normalitas Data, Homogenitas Data dan Analisis sumbangan X1 dengan Y ... 57

6. Analisis Sumbangan X1,X2 dengan Y dan Linieritas Data ... 58

7. Usulan Penetapan Pembimbing... 59

8. Surat Rekomendasi Penetapan Dosen Pembimbing ... 60

9. Permohonan Ijin Penelitian... 61

10. Surat Keterangan Penelitian... 62

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Setiap aktivitas manusia dalam berolahraga selalu melibatkan kondisi fisik atau keadaan tubuh yang prima. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya Selanjutnya bahwa kondisi fisik adalah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda atau ditawar -tawar lagi. (Sajoto, 1995:8).

Manusia memiliki alasan yang berbeda-beda dalam melakukan aktivitas olahraga. Suatu kenyataan menunjukan bahwa ada empat dasar tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga :

1) Mereka yang melakukan kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi, yaitu mereka yang melakukan olahraga untuk mengisi waktu senggang dilakukan dengan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dikerjakan dengan santai dan tidak formal, baik tempat, sasaran maupun peraturannya.

2) Mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan, seperti misalnya anak-anak sekolah yang diasuh oleh guru olahraga. Kegiatan formal tujuannya guna mencapai sasaran pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui kurikulum tertentu.

(14)

3) Mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai ilmu pengetahuan kedokteran, ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan lain sebagainya diperhitungkan dan diperhatikan, dikerjakan dengan formal, baik program, sarana maupun fasilitasnya, dibahwah asuhan tenaga profesional.

4) Mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai sasaran prestasi tertentu (Sajoto, 1995:1).

Dari keempat tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga yang telah diuraikan diatas, tujuan manusia melakukan olahraga untuk mencapai sasaran suatu prestasi tertentu adalah hal yang paling utama dan yang perlu diperhatikan dalam peningkatan dan pemeliharaannya. Menurut Sajoto (1995:7), bahwa untuk mencapai suatu prestasi optimal seseorang harus memiliki empat macam kelengkapan yaitu meliputi :

1) Pengembangan fisik ( Physical Build Up ) 2) Pengembangan teknik ( Technical Build Up ) 3) Pengembangan mental ( Mental Build Up ) 4) Kematangan juara

Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni.

(15)

3

Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh 2 regu dan masing-masing regu terdiri dari 6 orang. Permainan ini adalah kontak tidak langsung, sebab masing-masing regu bermain dalam lapangan sendiri dan dibatasi oleh jaring atau net. Prinsip bermain bola voli adalah memainkan bola dengan memvoli dan berusaha menjatuhkannya kedalam lapangan permainan lawan dengan menyebrangkan bola lewat atas net atau jaring dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh dilapangan sendiri. Setiap regu diperkenankan memainkan atau menyentuh bola tidak lebih dari tiga kali sebelum melewati net selama bola dalam permainan (Yunus, 1992:27).

Permainan bola voli mempunyai berbagai teknik dasar yang merupakan salah satu unsur dominan untuk menentukan menang kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan. Salah satu teknik dalam permainan bola voli adalah servis (service). Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembuka untuk mengawali suatu permainan bola voli dan juga merupakan serangan pertama dalam permainan bola voli yang sangat mematikan pihak lawan. Namun saat ini sesuai dengan kemajuan permainan, ditinjau dari segi taktis, servis sudah merupakan serangan untuk mendapatkan nilai. Oleh karena itu banyak servis yang mulai dikembangkan untuk mempersulit permainan, jumping service misalnya, servis ini cukup sulit untuk dilakukan dan juga diterima

Menurut (Koesyanto, 2003:19) proses jumping service dimulai dari; sikap permulaan, gerak pelaksanaan, dan gerak lanjutan.

Ciri – ciri jumping service adalah :

(16)

2) Badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan awalan melompat setinggi mungkin.

3) Bola dipukul setinggi mungkin dengan seperti gerakan smash.

4) Lecutan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan tospin yang tinggi agar bola secepat mungkin mendarat kedaerah lawan.

Maka dengan penjelasan diatas serta fakta-fakta yang mendukung, sehingga menarik minat saya untuk mengadakan penelitian dengan alasan sebagai berikut :

1) Teknik jumping service dilakukan dengan baik akan menghasilkan pola serangan utama yang mematikan hinga memperoleh nilai atau point dalam permainan bola voli.

2) Daya ledak otot tungkai dan lengan akan berpengaruh terhadap kemampuan melakukan jumping service dalam permainan bola voli.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan kajian pada latar belakang dan alasan pemilihan judul tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah daya ledak otot tungkai memberikan sumbangan terhadap kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006 ?

2) Apakah daya ledak otot lengan memberikan sumbangan terhadap kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006 ?

(17)

5

3) Apakah daya ledak otot tungkai dan lengan memberikan sumbangan terhadap kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui sumbangan daya ledak otot tungkai terhadap hasil melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006.

2) Untuk mengetahui sumbangan daya ledak (power) otot lengan terhadap hasil melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006.

3) Untuk mengetahui sumbangan antara daya ledak otot tungkai terhadap power lengan terhadap hasil melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang olahraga pada khususnya sumbangan antara daya ledak otot tungkai dan lengan terhadap hasil melakukan jumping service dalam bola voli.

(18)

2) Manfaat Praktis

a) Menambah pengetahuan serta pengalaman penulis baik secara teori maupun praktek dalam pelatihan bola voli.

b) Untuk mengetahui sumbangan daya ledak otot lengan dan otot tungkai terhadap jumping service.

c) Memberi sumbangan bagi para pembina olahraga, guru olahraga maupun pelatih bola voli di SMA Pembangunan Mranggen Demak untuk meningkatkan prestasi khususnya dalam latihan jumping servis.

d) Hasil Penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi pelatih bola voli baik dalam memilih bibit pemain bola voli dan dapat mengembangkan pola latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar permainan bola voli.

1.5 Penegasan Istilah

1) Sumbangan

Dalam kamus bahasa Indonesia, sumbangan adalah memberikan sesuatu sebagai bantuan (KBBI, 1995). Sumbangan yang dimaksud disini adalah adanya sumbangan antara daya ledak otot tungkai dan lengan terhadap kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006

2) Daya Ledak Otot Tungkai

Daya Ledak adalah kemampuan sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh.

(19)

7

(Suharno, 1986:54). Tungkai menurut kamus Indonesia adalah seluruh kaki dari pangkal paha sampai tumit (Fajri dan Senja, 2002 : 838). Daya ledak otot tungkai yang dimaksud disini adalah daya ledak otot kaki yang digunakan untuk meloncat saat melakukan jumping service dalam permainan bola voli, agar dapat memperjelas daerah lawan.

3) Daya Ledak Otot Lengan

Power adalah kemampuan sekelompok otot untuk menggunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek – pendeknya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa daya ledak (power) hasil kali dari kekuatan dikali kecepatan (Sajoto, 1988:7)

Menurut Suharno (1983:33) menyebutkan bahwa yang dimaksud daya ledak (power) adalah kemampuan sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh.

Daya ledak otot lengan dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan sekelompok otot lengan untuk menghasilkan kekuatan yang maksimal pada waktu melakukan jumping service dalam permainan bola voli, agar bola dapat melaju dengan cepat dan keras sehingga sulit diterima oleh lawan. Pengukuran power lengan ini dilakukan dengan tes medicine ball throw dengan satuan ukuran meter. Sumosardjuno (1986:20) mengatakan kekuatan adalah kemampuan maksimal seseorang untuk mengangkat suatu beban.

(20)

4) Hasil

Hasil menurut kamus Indonesia adalah suatu yang didapat dari jerih payah (Fajri dan Senja, 2000:351). Hasil yang dimaksudkan disini adalah segala sesuatu yang didapat dari jerih payah hasil dari pada melakukan servis jumping dalam permainan Bola Voli yang dilakukan berdasarkan tes

service bola voli (AAHPER, 1992)

5) Jumping service

Servis adalah suatu upaya pukulan bola kedalam permainan oleh pemain belakang yang berada di daerah servis (PBVSI, 2004:36). Pendapat lain servis adalah sentuhan pertama dengan bola (Dieter Beutelstahl, 1996:9) selanjutnya sesuai dengan kebutuhan penelitian servis yang dilakukan adalah

jumping service dari AAHPER yang dilakukan sebanyak 10 kali pukulan

(21)

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan teori

Untuk mengetahui pemikiran yang jelas dari tujuan penelitian yang akan di laksanakan dapat dicapai dengan baik maka diperlukan landasan teori yang mendukung dari penelitian tersebut.

2.1.1 Keadaan Tubuh (kondisi fisik) untuk Pemain Bola Voli

Dala dunia olahraga banyak faktor yang dapat menentukan prestasi seseorang, misalnya kondisi fisik, kemampuan teknik, ketrampilan yang dimiliki dan masalah-masalah lingkungan. Kondisi fisik sangat diperlukan untuk memperoleh prestasi yang optimal, seperti yang dikatakan “kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai dasar yang tidak dapat ditunda-tunda atau ditawar-tawar lagi” (sajoto 1995:8)

Proses pembinaan dan pelatihan pada setiap cabang olahraga memerlukan keadaan tubuh atau kondisi fisik yang mendukung sehingga mampu dan memungkinkan melaksanakan tugas-tugas yang ada kaitannya dengan kondisi cabang olah raga. Maksud dari kondisi fisik menurut Sajoto adalah: Suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, baik peningkatan mapupun pemeliharaannya (Sajoto 1995:8).

Pengertian kondisi fisik adalah dasar pada dimensi-dimensi pokok biologi yang terdiri dari bermacam-macam komponen, semua harus mendapat perhatian.

(22)

Dalam usaha pembinaan dan pelatihan komponen – komponen fisik itu semuanya harus diperhatikan. Oleh karena itu setiap cabang olahraga mempunyai kekhusussan dalam menggunakan sistem prioritas sesuai dengan kekhususan sesuai dengan kekhususan masing – masing cabang olahraga.

Menurut Sajoto ada 10 macam komponen kondisi fisik, selanjutnya tentang kesepuluh komponen kondisi fisik tersebut masing-masing adalah sebagai berikut:

1) Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tenatng kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

2) Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yaitu: a) Daya tahan umum (general endurance), adalah kemampuan seseorang

dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara aktif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan konsentrasi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

b) Daya tahan otot (lokal endurance), adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

3) Daya otot (miscular power), adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa: daya ledak

(23)

11

(power) = kekuatan (force) x kecepatan (velocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak yang bersifat eksplusif.

4) Kecepatan (speed), adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, penahan dan lain-lain.

5) Daya lentur (fleksibility) adalah efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktifitas dalam penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh. 6) Kelincahan (agility), adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi

diarena tertentu. Seseorang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.

7) Koordinasi (coordination), adalah kemampuan seseorang mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bermain koordinasi yang baik bila ia dapat bergerak kearah bola sambil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar.

8) Keseimbangan (balance), adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syraf otot, seperti dalam hand stand atau daalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Dibidang olahraga banyak hal yang harus

(24)

ilakukan atlet dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan ataupun mempertahankan keseimbangan.

9) Ketepatan (accuracy), adalah seseorang untuk mengendalikan gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. 10) Reaksi (reaksi), adalah kemampuan seseorang untuk bertindak secepatnya

dalam menanggapi rangsangan ynag ditimbulkan lewat indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dll (Sajoto, 1995: 8 - 10).

2.1.2 Pentingnya Strength (kekuatan) dan daya (power) otot tungkai dan lengan.

Permainan bola voli kekuatan meloncat merupakan hal pokok untuk memperjelas posisi pemain daerah lawan, karena banyak pemain yang menggunakannya untuk melakukan smash dan membendung. Menurut Dieter Beutelstahl, seorang penyerang termasuk jenis “top”, kalu ia memiliki kualitas sebagai berikut:

1) Penyerangan luwes, tidak kukuh dengan satu tipe penyerangan saja. 2) Pandai meloncat, dapat memukul bola keras-keras.

3) Dapat menjangkau bola jauh-jauh.

4) Mempunyai daya observasi yang tinggi sekali (1986: 78)

Hal tersebut diatas adalah kualitas golongan terakhir yang sebetulnya merupakan karakteristik yang paling vital. Tanpa kepandaian meloncat dan menjangkau bola yang jauh, seorang pemain tidak mungkin dapat melakukan

(25)

13

aktivitas olahraga bola voli dengan baik. permainan bola voli dituntut untuk mempunyai kemampuan yang tinggi. dari keterangan itu membuktikan bahwa dalam bola voli pemain dituntut memiliki kemmapuan meloncat keatas karena akan memudahkan pemain melihat jelas daerah lapangan lawan saat melakukan

jumping service, mensmash atau melakukan bendungan.

Gambar I Gerak Jumping service (Sumber Data Penelitian, 2006)

jumping service merupakan teknik dasar daalm permainan bola voli yang

sulit dilakukan, karena mempunyai gerakan yang kompleks. Gerakan itu terdiri dari unsur loncatan, kekuatan dan kecepatan. Kesalahan yang sering terjadi atau yang dilakukan oleh pemain adalah tidak adanya kekuatan loncatan atau daya ledak secara maksimal. Dalam melakukan gerakan jumping service kekuatan loncatan yang diwujudkan dalam daya ledak sangat mempengaruhi hasil servis dapat melihat daerah lapangan lawan, sedangakan kekuatan dan kecepatan tangan untuk memukul bola agar laju bola cepat dan keras tepat pada sasaran, karena dengan loncatan dan raihan yang tinggi akan mempermudah pelaksanaan servis. Pemain yang mempunyai kekuatan loncatan dan daya ledak maksimal, maka

(26)

waktu diudara akan lebih lama, sehingga seorang pemain akan lebih mudah dalam melakukan jumping service.

Dalam permainan bola voli dikenal istilah jumping yaitu sikap meloncat waktu melakukan gerakan smash, yang maksudnya adalah bergerak kearah yang lebih tinggi atau vertikal, waktu melakukan gerakan jumping service yang dapat dilakukan bila seseorang mempunyai strength dan power atau daya ledak pada otot tungkai dan selanjutnya daya ledak otot lengan yang mengenai bola sangat menentukan kecepatan, kekuatan laju bola serta ketepatannya menuju arah yang dituju pemain bola voli yang melakukan jumping service.

2.1.3 Permainan Bola Voli

Permainan bola voli adalah suatau olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain di setiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan itu adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur atau baik melalui net sampai bola itu menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri.

Posisi bola pada saat dimulainya permainan berada pada pemain kanan garis belakang yaitu dimulai dengan melakukan servise, pukulan bola itu melewati di atas net kedalam daerah lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola tiga kali sentuhan (kecuali perkenaan waktu membendung) untuk menggembalikannya kedaerah lawan. Seorang pemain (kecuali pembendung) tidak diperkenakan memainkan bola dua kali berturut-turut.

(27)

15

Permainan bola diudara berlangsung secara teratur, sampai bola tersebut menyentuh lantai bola keluar atau satu regu gagal mengembalikan bola secara baik. Didalam permainan bola voli menggunakan rally point regu yang bisa mematikan lawan mendapat angka. Baik regu yang sedang melakukan servis maupun penerima servis. Apabila regu penerima memenangkan dalam permainan bola akan mendapat giliran servis, dalam set penentu juga dapat angka dan setiap pemain melakukan penggeseran satu posisi menurut arah jarum jam. Perputaran tersebut untuk menjamin bahwa pemain pada kedua belah pihak yang berada di depan net dan pada daerah belakang.

Suatu set dimenangkan aleh regu yang pertama mendapat angka 25 dengan minimal selisih 2 angka. Dalam kedudukan angka 24–24, permainan dilanjutkan sampai terdapat selisih 2 angka (24-26, 25-27, 28-30). Dan seterusnya tidak terbatas. Bila kedudukan set 2 – 2, maka set penentuan dimainkan hanya sampai angka 15, dengan selisih 2 angka (14-16, 15-17, 16-18) dan seterusnya tidak terbatas. Lapangan permainan berbentuk empat persegi panjang 18 m x 9 m, baik untuk putra maupun putri. Sedangkan ukuran tinggi net untuk putra adalah 2,43 m, sedangkan untuk putri adalah 2,24 m.

2.1.4 Teknik Dasar Bola Voli

Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efesien dan efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan, sebagai cara memainkan bola dengan efesien dan efektif sesuai dengan peraturan peraturan permainan bola yang berlaku untuk mencapai sesuai hasil yang optimal.

(28)

Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu dan pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik tersebut, seperti; biomekanik, anatomi, fisiologi, kinesiologi dan ilmu- ilmu yang penunjang lainnya, serta berdasarkan pula peraturan permainan yang berlaku.

Macam-macam teknik permainan bola voli seperti : servis, passing, umpan (set-up), smash dan bendungan (blok). Dari beberapa teknik dasar diatas, servis merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain bola voli yang merupakan awalan untuk melakukan permainan. Ada beberapa macam tentang

teknik dalam melakukan servis antara lain; 1) Servis tangan bawah (underhand service), 2) Servis tangan atas (Overhead service), yang meliputi; a)

Floting service (Servis mengapung), b) Servis tennis, c) servis cekis. 3) Jumping service ( Servis dengan melompat ). Servis yang di peneliti ini adalah jumping service. Jumping service adalah servis dengan menggunakan gerakan melompat.

Bertolak dari pentingnya kedudukan servis, ada macam – macam servis antara lain :

1) Servis Tangan Bawah ( Underhand Service )

Servis tangan bawah adalah cara yang termudah untuk memasukan bola kedaerah lawan. Bagi pemain pemula cara ini sangat untuk dipelajari dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar, sehingga dalam waktu singkat sudah dapat dikuasai. Cara melakukan servis bawah antara lain :

(29)

17

Berdiri didaerah servis menghadap kelapangan, bagi yang tidak kidal kaki kiri berada didepan dan bagi yang kidal kaki kanan berada di depan. Bola dipegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan telapak tangan terbuka, lutut agak ditekuk dan berat badan ditengah.

b) Gerak pelaksanaan

Bola dilambungkan didepan pundak kanan, setinggi 10 sampai 20 cm, pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik kebelakang, kemudian diayunkan kearah depan atas dan mengenai bagian belakang bawah bola. Lengan diluruskan dan telapak tangan atau genggaman tangan ditegangkan.

c) Gerak lanjutan

Setelah memukul bola diikuti dengan memindahkan berat badan ke depan, dengan melangkahkan kaki kanan ke depan dan segera masuk ke dalam lapangan untuk mengambil posisi dengan sikap kembali, untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

(30)

Gambar 2

Urutan Pelaksanaan Melakukan Servis Bawah (Herry Koesyanto, 2003:13)

2) Servis Tangan Atas (Overhead Service )

Servis tangan atas ini dalam istilah permainan bola voli sering disebut teknik servis. Cara melakukan servis atas antara lain :

a) Sikap Permulaan

Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dari pada kaki kanan dan kedua lutut ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengan meter diatas kepala, dengan telapak tangan kanan menghadap kedepan.

b) Gerak pelaksanaan

Setelah tangan kanan berada di atas belakang kepala dan bola berada pada jangkauan tangan maka segera bola dipukul dengan cara seperti melakukan smash. Setelah bola berhasil dipukul maka bola akan menjadi

(31)

19

apabila perlu dibantu dengan gerakan togok kearah ke depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada saat lengan dilecutkan siku jangan sampai ikut tertarik kebawah.

c) Gerak lanjutan

Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutkan dengan melangkahkan kaki kanan kedepan untuk menjaga keseimbangan.untuk jelasnya lihat gambar 2 pada saat perkenaan bola untuk melakukan servis atas di bawah ini :

Gambar 3

Urutan Melakukan Servis Atas dan Perkenaan Tangan pada Bola (Herry Koesyanto, 2003:15)

3) Jumping service ( Jumping Service )

Adapun proses melakukan jumping service adalah sebagai berikut : a) Sikap permulaan

Berdiri didekat garis belakang menghadap ke net, kedua tangan memegang bola.

(32)

Lambungkan bola setinggi kurang lebih 3 meter agak di depan badan, kemudian badan merendah dan menekuk lutut untuk melakukan awalan lompatan setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi mungkin seperti melakukan gerakan smash.

c) Gerakan lanjutan

Setelah melakukan pukulan dengan bola setinggi-tingginya pada saat melayang di udara, langsung mendarat didalam lapangan dan segera mengambil posisi untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan. Untuk lebih jelasnya cara melakukan teknik jumping service dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 4

Teknik Jumping service ( Herry Koesyanto, 2003:19)

Sebagai catatan, sewaktu mengambil awalan, tolakan kedua kaki berada di belakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tapi pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis atau mendarat jauh didalam lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kembali ke posisi dan bermain. Servis ini memerlukan tenaga besar, karena teknik gerakannya menggunakan lompatan.

(33)

21

Servis merupakan suatu upaya pukulan bola kedalam permainan oleh pemain belakang yang berada didaerah servis. Servis dilakukan dengan ketentuan seperti berikut ini :

1) Servis pertama pada set pertama, begitu juga set penentuan dilakukan oleh regu adalah ditentukan dengan undian.

2) Set yang lainnya akan dimulai oleh regu yang tidak giliran servis pertama pada set terdahulu.

3) Apabila regu yang menang dalam permainan (rally) akan berhak mendapatkan angka dan berhak mendapatkan giliran servis dengan melakukan rotasi letak permainan bergerak dari posisi kanan depan ke posisi kanan belakang.

4) Wasit pertama mengijinkan untuk melakukan servis setelah dicek bahwa kedua regu telah siap dimainkan dan juga server berada dalam posisi pegang bola, kemudian wasit akan mempersilahkan melakukan servis setelah wasit meniup peluit pertama dan bola boleh dipukul oleh server dengan lama waktu 8 detik.

5) Waktu dilakukan servis bola harus dipukul dengan satu tangan atau salah satu bagian dari lengan sesudah dilambungkan atau dilepas dari tangan dan sebelum disentuh salah satu bagian dari badannya atau permukaan lapangan permainan.

6) Pada saat melakukan servis ketika mengambil ancang-ancang untuk melakukan lompatan dan melepas bola sekaligus memukulnya diperbolehkan turun atau mendarat didalam lapangan permainan sendiri.

(34)

7) Pemain dari regu yang melaksanakan servis tidak boleh menghalangi lawan, melalui pentabiran (menutupi pandangan) dari pandangan server atau arah datangnya bola.

8) Merupakan kesalahan servis apabila : a) Kesalahan posisi servis (salah rotasi).

b) Melakukan servis dengan tidak melepas bola. c) Pelanggaran peraturan tentang persiapan servis. 9) Merupakan kesalahan servis setelah bola dipukul apabila.

a) Bola disentuh pemain sendiri ketika dilakukan servis atau gagal lewat bidang tegak lurus dari net.

b) Tidak melewati net atau terhalang net. c) Melakukan servis disamping garis samping.

d) Terlintas diatas pentabiran perorangan atau kelompok.

10) Bila server salah servis dan lawan adalah salah posisi adalah kesalahan servis dikenakan sanksi.

11) Jika pelaksanaan servis adalah benar, tetapi sesudah kemudian servis tersebut menjadi salah (tersentuh net, keluar, dan sebagainya) kesalahan posisi tersebut yang diutamakan adalah (PBVSI, 2004:36) dikenakan sanksi.

Memulai untuk dilakukan sesuatu permainan hendaknya mengerti cara atau gerak dasar permainan tersebut. Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk penyelesaian tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli ( Suharno, 1982:12)

(35)

23

2.1.5 Masalah Kondisi Fisik

Prestasi olahraga yang optimal dapat dicapai dengan pendekatan latihan fisik, teknik, dan mental. Latihan fisik secara teratur, terprogram dan berkesinambungan dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan dalam program latihan, sehingga dapat meningkatkan kualitas ataupun kondisi fisik tertentu. Dengan adanya latihan akan lepas dari kondisi dan kualitas fisiknya dimana setiap cabang olahraga kondisi fisik yang berbeda-beda, hal ini sesuai dengan karakteristik olahraganya.

Kesimpulannya adalah seorang pemain bola voli harus mempunyai komponen kondisi fisik yang dominan yaitu; komponen daya ledak, komponen kekuatan, komponen kelenturan, kompenen kelincahan, komponen reaksi, dan komponen ketepatan.

2.1.6 Daya Ledak Otot Tungkai

Daya Ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segrombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. (Suharno, 1986:54). Daya ledak otot tungkai yang dimaksud disini adalah daya ledak otot kaki yang digunakan untuk meloncat mempermudah melihat daerah lawan pada saat melakukan Service Jumping bola voli. Daya ledak seperti yang dikatakan oleh (Suharno, 1982:10) berguna untuk meloncat saat melakukan

jumping service dan mencambuk bola. Untuk meningkatkan daya tahan otot

tungkai, latihan yang sering dilakukan oleh pelatih adalah weigh training dan

pliometrik. Disamping bentuk-bentuk latihan yang lain, weigh training adalah

(36)

berarti otot yang memiliki volume besar, daya ledaknya juga besar. Berkat pembinaan secara terarah dan terus-menerus akan diperoleh daya ledak yang berarti. Seseorang akan dapat memanfaatkan tenaganya sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki dalam permainan bola voli. Untuk mengukur daya ledak otot tungkai dalam penelitian ini adalah menggunakan Vertikal Jump.

Berdasarkan pada uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) bahwa prestasi olahraga bola voli seseorang juga dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik seseorang terutama daya ledak otot tungkai yang sangat berguna untuk meloncat saat melakukan jumping service, dan 2) Prestasi bola voli juga ditentukan oleh faktor latihan dan pembinaan secara dini untuk mencapai prestasi yang optimal.

2.1.7 Daya Ledak Otot Lengan

Power adalah kemampuan sekelompok otot untuk menggunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa daya ledak (power) hasil kali dari kekuatan dikali kecepatan (Sajoto, 1988:7). Sedangkan menurut Suharno (1983:33) menyebutkan bahwa yang dimaksud daya ledak (power) adalah kemampuan sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh.

Jadi yang dimaksud daya ledak otot lengan dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan sekelompok otot lengan untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan yang maksimal untuk memukul bola sehingga menghasilkan hasil pukulan yang keras dan cepat pada waktu melakukan

(37)

25

daya leda otot lengan diukur dengan tes medicine ball throw dengan satuan ukuran meter.

2.2 Kerangka Berpikir

2.2.1 Tinjauan Daya Ledak Otot Tungkai terhadap Kemampuan Jumping Service

Daya ledak otot tungkai dalam melakukan jumping service adalah kontraksi gabungan otot yang terdapat pada kaki yang menghasilkan kekuatan dan kecepatan dalam melakukan lompatan setinggi-tingginya untuk memperjelas daerah lapangan lawan dan menempatkan sasaran yang tepat, sehingga dapat mempersulit lawan untuk meraih bola. Sesuai dengan peraturan permainan servis merupakan serangan awal dalam permainan bola voli untuk memperoleh angka atau point.

Daya ledak menurut Suharno (1982:10) berguna untuk meloncat saat melakukan Jumping Service. Sesuai dengan tinjauan dan pengamatan peneliti, maka perlu seorang pelatih sebelum pemain melakukan latihan jumping service perelu melatih daya ledak otot tungkai dengan weigh training dan pliometrik. Disamping bentuk-bentuk latihan yang lain, weigh training adalah bentuk latihan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuat otot-otot tungkai, ini berarti otot yang memiliki volume besar, daya ledaknya juga besar. Berkat pembinaan secara terarah dan terus-menerus akan diperoleh daya ledak yang berarti. Seseorang akan dapat memanfaatkan tenaganya sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki dalam permainan bola voli.

(38)

2.2.2 Tinjauan Daya Ledak Otot Lengan terhadap Kemampuan Jumping Service

Daya ledak otot lengan dalam melakukan jumping service adalah kontraksi gabungan otot lengan yang menghasilkan kekuatan dan kecepatan dalam memukul bola unuk menghasilkan servis yang cepat dan keras, karena pukulan servis adalah sebagai serangan awal dalam pembukaan permainan bola voli guna mendapatkan nilai, sehingga diperlukan daya yang disebut power. Power adalah hasil dari force x velocity, dimana force adalah sama (equivalent) dengan kekuatan dan velocity dengan speed. Jadi saat mengayunkan dari posisi ayunan dari belakang kemudian mengayunkan ke depan di butuhkan kekuatan maksimal dan kecepatan (power) untuk mendapatkan hasil pukulan servis yang keras dan cepat.

Otot lengan yang terlibat dalam Jumping Service bola voli yaitu; otot trisep, otot bisep, otot brakialis, otot brakioradialis, otot pranatorteres, otot fleksorkarpi

radialis, otot plamaris longus, otot fleksor pretina kulum, otot fleksor karpiulnaris, otot ekstensor, dan abdiktor ibu jari, otot ekstensor oligitorium, otot ekstensor carpi radialis longus, otot ankoncus, otot brakhioradialis, otot deltoid.

(39)

27

GAMBAR 5

Struktur Otot Lengan Kanan Kiri (Evelyn, 1999:112)

2.2.3 Tinjauan Daya Ledak Otot Tungkai dan Lengan terhadap Kemampuan Jumping Service

Daya ledak otot tungkai dan lengan dalam melakukan jumping service adalah kontraksi gabungan otot lengan dan tungkai yang menghasilkan kekuatan, kecepatan dan ketepatan dalam memukul bola diatas belakang garis belakang permainan bola voli yang jauhnya ± 10 meter, agar menghasilkan hasil bola yang keras, cepat dan tepat untuk memperoleh nilai. Sesuai pengamatan dan tinjauan peneliti selain komponen dalam melakukan jumping service, tinggi badan juga sangat menentukan dalam melakukan jumping service.

Seorang pemain bola voli putra idealnya memiliki tinggi badan diatas 180 cm. dengan dimilikinya tinggi badan yang baik,maka akan memungkinkan seseorang pemain mampu melakukan gerakan Jumping Service dengan jangkauan bola yang lebih tinggi yaitu mendekati atau sejajar dengan net akan memungkinkan arah bola dapat bergerak cepat, keras kearah lawan. Gerakan pukulan servis saat lengan diayunkan dari bawah belakang lalu ke atas depan ( Gerak Rotasi ) adalah merupakan hasil kontraksi otot-otot yang terdapat pada

(40)

bahu dan otot yang terdapat dipangkal lengan. Power yang dihasilkan otot akan memutar lengan tangan yang panjang dengan kecepatan penuh dan membuat gerakan rotasi dengan sumbu pada articulatio humerus. Semakin besar power yang dihasilkan, maka semakin cepat putaran lengan ,dan apabila lengan itu semakin panjang (radius) makin besar kecepatan linernya. jadi dapat disimpulkan bahwa semakin cepat putaran panjang lengan dengan dukungan daya ledak otot tungkai dan kemampuan otot-otot yang terdapat pada lengan akan menghasilkan pukulan servis yang keras, cepat dan terarah.

2.1 Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi (2000:275) hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenaranya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Dari landasan teori ini maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1) Daya ledak otot tungkai memberikan sumbangan terhadap kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006.

2) Daya ledak otot lengan memberikan sumbangan terhadap kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006.

3) Daya ledak otot tungkai dan lengan memberikan sumbangan terhadap kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006.

(41)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

Survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak (Arikunto, 2002:90). Van Dolem dalam Arikunto berpendapat bahwa survei merupakan bagian dari studi diskriptif dengan tujuan pencarian kedudukan (status), gejala (fenomena) dan penentuan kesamaan status dengan cara perbandingan standar yang telah ditentukan.

Tes sendiri dibagi tes kepribadian, bakat, kecerdasan, proyeksi, minat dan prestasi. Tes adalah serentetan pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002:199)

Berdasarkan Arikunto dan Soemarjoko (2002:189) tes prestasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah serentetan alat yang digunakan untuk pengukuran dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu. Penelitian ini bersifat kwantitatif dimana langkah pertama adalah mencari data daya ledak otot tungkai, daya ledak otot lengan, berat badan dan ketepatan jumping service yang menggunakan instrumen tes daya ledak otot tungkai yang diukur dengan Vertical

Jump, dan tes daya otot lengan yang diukur dengan Medicine Ball Throw, tes

berat badan yang diukur dengan Stadiometer dan tes hasil jumping service bola voli menggunakan tes servis dari AAHPER.

(42)

3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, populasi dibatasi penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama. Pengertian tersebut dikandung maksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan obyek penelitian dan keseluruhan dari individu itu harus dimiliki paling tidak satu sifat yang sama. Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka populasi penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler bola voli putra SMA Pembangunan Mranggen tahun 2006 sebanyak 15 siswa.

3.2 Sample

Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109). Jika sample hanya sedikit diharapkan untuk diambil semua untuk itu dalam penelitian sample sebanyak 15 anak, cara pengambilan menggunakan total sampling.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian (Suryadrata, 1998:72). Menurut Arikunto (2002:94) variabel sebagai gejala yang bervariasi. Dalam penelitian ini tiap-tiap macam variabel terdapat dua variabel yaitu dua variabel independent dan satu variabel dependent. Antara lain :

(43)

31

3.3.1 Variabel Bebas atau independent

Variabel bebas atau independent dalam penelitian ini adalah daya ledak otot tungkai dan lengan.

3.3.2 Variabel dependent

Variabel bebas atau dependent dalam penelitian ini adalah kemampuan

jumping service.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengambilan data. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Tes Berat Badan dengan stadiometer.

2) Tes daya ledak otot tungkai yang diukur dengan Vertical jump. 3) Tes daya ledak otot lengan yang diukur dengan Ball medicine throw.

4) Tes hasil jumping service dengan menggunakan tes dari AAHPER 3.4.1 Tes Daya Ledak Otot Tungkai

Tujuan tes ini adalah untuk mengukur daya eksplosif power otot tungkai. Cara pengukuran dengan skala vertical jump, yang diukur dalam tes ini adalah ketinggian jangkauan tangan atau raihan waktu berdiri tegak dan setelah meloncat tanpa awalan. Pelaksanaan tes tersebut dapat dilaksanakan sesuai petunjuk yang diuraikan sebagai berikut ini :

1) Ujung jari tangan diolesi serbuk kapur atau magnesium Karbonat,

2) Berdiri dibawah papan skala, kaki rapat, papan skala disamping kiri atau kanan.

(44)

3) Tangan yang dekat dengan papan skala diangkat lurus keatas, telapak tangan yang sudah diolesi kapur ditempelkan pada papan skala, sehingga meninggalkan bekas, lalu dicatat berapa tinggi raihan tanpa melompat.

4) Selanjutnya awalan menekuk lutut dan kedua lengan diayun kebelakang, lalu meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan sehingga meninggalkan bekas,lalu catat berapa tinggi raihan dengan loncatan.

Gambar 6 Tes vertical Jump ( Eri Pratiknyo, 2000:42 )

5) Ulangi loncatan sebanyak 3 kali, catat hasil loncatanya, dengan menggunakan hasil yang terbaik.

6) Hitung selisih tersebut merupakan nilai kasar,

7) Untuk mendapatkan nilai daya atau power yaitu dengan : P =

4,9 x Berat Badan x

Jarak Kuadrat (Kg-m/detik)

Alat yang digunakan dalam tes ini adalah serbuk kapur atau Magnesium Karbonat, papan skala vertical jump, penghapus, pemandu tes dan pencatat skor (Eri Pratiknyo, 2000:11).

(45)

33

3.4.2 Tes Daya Ledak Otot (Power) Lengan

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat medicine ball

throw yang bertujuan untuk mengukur power lengan menggunakan ukuran dalam

jarak lemparan yang diukur dengan tes medicine ball throw dengan satuan ukuran meter, dengan reabilitas r = 0,84 dan validitasinya r = 0,77. Pelaksanaan tes tersebut dapat dilaksanakan sesuai petunjuk yang diuraikan sebagai berikut ini : 1) Tesste duduk dikursi dengan kepala menghadap kedepan dan tegak

2) Tangan memegang bola berbeban dengan kedua tangan diatas kepala 3) Tesste menolakkan atau mendorong sekuat-kuatnya kedepan.

4) Pengukur mengukur dari jarak jatuhnya bola yang diukur dari tepi kursi atau dekat kaki sampai jatuhnya bola.

5) Lemparan atau tolakan diulang sebanyak 3 kali, catat hasilnya dan menggunakan hasil yang terbaik.

Gambar 7 Tes Bola Berbeban (Eri Pratiknyo, 2000:42)

(46)

3.4.3 Tes Kemampuan Melakukan Jumping service

Untuk pelaksanaan pengambilan data hasil jumping service, alat tes yang digunakan adalah tes servis dari AAHPER, untuk mendapatkan data hasil servis yang dimaksud untuk mengetahui, mengukur kemampuan servis pemain dalam mengarahkan bola ke petak sasaran yang telah di sediakan ( AAHPER dalam Yunus, 1992:202). Digunakan tes jumping service dari Aapher:

1) Tujuan

Untuk mengukur ketepatan servis. 2) Validitas dan Reliabilitas

Tes servis dari Aapher ini tidak memberikan laporan mengenai reliabilitas, obyektivitas dan validitasnya.

3) Alat dan Fasilitas

Bola voli, net, standart bola voli, lapangan dengan petak–petak sasaran seperti terlihat dalam gambar 8.

4) Pelaksanaan

a) Testi persiapan jumping service

b) Servis dilakukan dibelakang garis belakang lapangan

c) Jumping service dilakukan 10 kali kesempatan secara berturut - turut. 5) Hasil

Hasil tes dari 10 kali melakukan jumping service dijumlahkan sebagai hasil akhir tes jumping service ini sebagai data penelitian. Petak lapangan tes servis bola voli dari AAHPER ditunjukkan pada gambar 8 dibawah ini :

(47)

35

Gambar 8

Sasaran Servis dari AAHPER

Net 1,5 m 1,5 m C 3 x 3 m’ A 1 B 2 4 D 30 2 m’ 2,5m’ 1,5 m C 3 30’ (Yunus, 1992:202)

Untuk kelancaran pelaksanaan tes dan pengukuran, dalam penelitian ini pengambilan data menggunakan langkah – langkah seperti gambar 9 berikut ini :

Gambar 9

Bagan Langkah-Langkah Pelaksanaan Tes dan Pengukuran

Keterangan :

POS X = Teste dibariskan atau berkumpul

POS I = Pengukuran Tinggi Badan

POS II = Pengukuran daya ledak otot tungkai POS III = Pengukuran daya ledak otot lengan

POS IV = Tes hasil jumping service bola voli AAHPER

POS

X

POS

I

POS

II

POS

III

POS

IV

(48)

3.5 Analisis Data

Data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik karena data yang dikumpulkan berupa angka-angka. Istilah statistik pada pokoknya mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang luas dan pengertian yang sempit dalam pengertian yang sempit statistik digunakan untuk menunjukan semua kenyataan yang berwujud angka-angka. Dalam pengertian yang luas yaitu pengertian teknik metodologi, statistik berarti cara–cara ilmiah yang berwujud angka (Hadi, 1987:221)

Karena data ini berupa angka, maka menggunakan analisis statistik. Sebelum melakukan uji analisis terlebih dahulu dilakukan sejumlah uji persyaratan untuk mengetahui kelayakan data. Adapun uji persyaratan tersebut meliputi :

1) Uji normalitas data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Adapun uji normalitas menggunakan uji Kolmogorof Smirnov dengan nilai kepercayaan 95 %, atau nilai toleransi 0,05 dengan menggunakan alat bantu SPSS ver 11.00. Apabila nilai signifikansi pada uji ini di bawah 0,05, maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikasni di atas 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2) Uji homogenitas varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya variasi sempel-sempel yang diambil dari populasi yang sama dalam penelitian. Uji homogenitas varians dihitung dengan menggunakan uji Chi Kuadrat ( χ² ).

(49)

37

Kriteria uji χ² hitung > χ² tabel, data dinyatakan normal. Sebaliknya apabila χ² hitung < χ² tabel maka data dikatakan tidak normal. Atau nilai sig. Hitung < sig. Konstanta, maka data dinyatakan normal. Sebaliknya jika nilai sig. Hitung > sig. Konstanta, maka dinyatakan tidak normal.

3) Uji linieritas dan uji keberartian model regresi

Uji linieritas dimaksutkan untuk menguji apakah data yang diperoleh linier atau tidak. Jika data linier, maka dapat dilanjutkan dengan uji parametric dengan tehnik regresi. Namun jika data tidak linier, digunakan uji regresi non linier.

Uji keberartian model regresi dimaksudkan untuk menguji apakah data yang diperoleh pada predictor dapat digunakan sebagai peramalan kreterium ataukah tidak. Jika data predictor berarti, maka dapat digunakan sebagai peramalan, sedangkan jika data prediktor tidak berarti sebagai konsekuensinya tidak dapat dipakai sebagai peramalan kriterium. Adapun uji linieritas dan keberartian model garis regresi menggunakan tehnik analisis varians dengan langkah – langkah sebagai berikut :

Sumber variasi dk JK KT F Total N 2 1 Υ ∑ 2 1 Υ ∑ Regresi (a ) 1

(

)

2/n 1 Υ ∑

(

∑Υ1

)

2/n

Regresi ( b/a ) 1 JKrwg= JK(b/a) S2reg = JK(b/a)

Residu n-2

(

)

2 1 1 Y Y JKreg=∑ −

(

)

2 2 1 1 2 − Υ − Υ ∑ = n res S res S reg S 2 2 Tuna cocok k-2 JK( )|TC ( ) 2 | 2 − = k JK S TC TC kekeliruan n-2 JK( )E K n JK S E E − = 2 E S TC S 2 2

(50)

4) Uji regresi dengan persamaan Y=α+bX 5) Uji korelasi

(

)( )

(

)

{

ΝΧ2ΧΥ 2

}

{

ΝΥ2

(

ΧΥ

)

2

}

Υ ∑ Χ ∑ − ΧΥ ∑ Ν = xy r (Sudjana, 1992:369)

(51)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Data

Data dari tes pengukuran yaitu tes dan pengukuran daya ledak otot tungkai dengan kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006. Karena masing- masing variable penelitian memiliki satuan yang berbeda, maka untuk pengolahan data terlebih dahulu diubah ke skor- t.

Deskripsi Data daya ledak otot tungkai dengan kemampuan melakukan

jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan

Mranggen Demak Tahun 2006 berdasar pada t skor tersaji pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Tabel t Skor

Variabel N Rata-rata SD Varians

Kekuatan otot tungkai 15 50.00 9.99 99.98

Kekuatan otot legan 15 499 10.00 100.00

Jumping service 15 25 10.00 100.01

(Sumber Data Penelitian Tahun 2006)

Tabel 1 di atas menyajikan data hasil pengukuran kekuatan otot tungkai yang dihasilkan masing-masing sampel setelah ditransformasi ke dalam skor - t dengan n = 15 dengan rata-rata data sebesar 50.00 dengan Sd sebesar 9.99 dan varians 99.98. Berdasar data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan kekuatan otot tungkai yang cukup besar diantara sampel.

(52)

Untuk data hasil pengukuran daya ledak otot lengan dengan kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006 setelah ditransformasi ke dalam skor t dengan n = 15 dan rata-rata data 499 SD sebesar 10.00 dan varians 100.00. Berdasar data tersebut dapat ditarik simpulan bahwa ada perbedaan kemampuan daya ledak otot lengan yang cukup besar diantara sampel.

Deskripsi data hasil pelaksanaan tes jumping service masing-masing setelah ditransformasi ke dalam skor t dengan n = 15 dan. Rata- rata data adalah 25, dengan SD sebesar 10.00 dan varians100.01. Berdasar data tersebut dapat ditarik simpulan bahwa ada perbedaan kemampuan jumping service lengan pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006 yang cukup besar diantara sampel.

Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan meliputi uji normalitas distribusi data, uji homogenitas varians data, uji linear dan uji keberartian model garis regresi. Adapun hasilnya dirangkum pada tabel-tabel di bawah ini.

(53)

41

4.1.2 Hasil Analisis

1) Hasil Uji Persyaratan Normalitas Data

Uji normalitas distribusi data masing-masing variabel meliputi daya ledak otot tungkai dengan kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006 berdasar pada hasil atau tes, hasilnya seperti tersaji pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 2

Rangkuman Uji Normalitas Distribusi Data dengan χ2

Variabel Kol-smir Z Sig Keterangan

Daya ledak otot tungkai 4.27 0.000 Normal Daya ledak otot tangan 2.71 0.000 Normal

Kemampuan jumping

service

2.06 0.000 Normal

(Sumber Data Penelitian Tahun 2006)

Berdasar pada hasil analisis yang tercantum dalam tabel 2 terlihat bahwa data masing-masing variabel daya ledak otot tungkai, daya ledak otot tangan, kemampuan jumping service. subjek penelitian penyebaran distribusi datanya dalam keadaan normal, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji parametrik.

2) Hasil Uji Homogenitas Varians Data

Persyaratan berikutnya untuk memenuhi analisis yaitu melakukan uji homogenitas varians data. Uji homogenitas data untuk menguji kesamaan beberapa buah populasi. Adapun hasil homogenitas penelitian menggunakan uji Barlett seperti tercantum pada Tabel 3 berikut ini:

(54)

Tabel 3

Uji Homogenitas Varians Data

Variabel X2hitung Signifikansi Keterangan

Daya ledak otot tungkai 91.74 0.000 Homogen

Daya ledak otot lengan 80.34 0.000 Homogen

Kemampuan Jumping service 48.17 0.000 Homogen

(Sumber Data Penelitian Tahun 2006)

Berdasar pada hasil analisis yang menggunakan signifikansi seperti yang tercantum pada tabel 3 terlihat bahwa varians data variabel peneltian dalam keadaan homogen karena lebih kecil dari 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji parametrik.

3) Hasil Uji Linieritas

Uji linieritas ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya sumbangan antara prediktor yaitu variabel-variabel daya ledak otot tungkai (X1), daya ledak otot tangan (X2), dan kemampuan jumping service (Y). Dalam uji linieritas garis regresi ini dengan melihat niali F dengan ketentuan sebagai berikut : jika Fhitung ≥ FTabel atau jika nilai signifikasi ≤ 0.05 berarti Linier. Sedang jika Fhitung ≤ FTabel atau jika nilai signifikasi ≥ 0.05 berarti Tidak Linier. Dari perhitungan data diperoleh hasil sebgai berikut :

Tabel 4

Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Linieritas Garis Regresi

Variabel Fhitung Signifikansi Keterangan

Daya ledak otot tungkai 1.99 0.01 Linier

Daya ledak otot lengan 83.41 0.00 Linier

(55)

43

Dengan melihat Tabel 4 dapat dipahami bahwa ke ketiga variabel penelitian baik secara regresi tunggal maupun secara regresi ganda, hasil uji linieritas garis regresi menunjukan hasil secara keseluruhan adalah Linier. Adapun untuk jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Untuk variabel daya ledak otot tungkai diperoleh nilai F sebesar 1.99 atau dengan nilai signifikansi 0.01 ≤ 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan data variable daya ledak otot tungkai menunjukan penyebaran datanya berada dalam satu garis yaitu Linier.

b) Untuk variabel daya ledak otot tungkai diperoleh nilai F sebesar 83.41 atau dengan nilai signifikansi 0.00 ≤ 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan data variabel kemampuan jumping service menunjukan penyebaran datanya berada dalam satu garis yaitu Linier.

c) Untuk kemampuan jumping service diperoleh nilai F sebesar 72.30 atau dengan nilai signifikansi 0.00 ≤ 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan data variabel kemampuan jumping service menunjukan penyebaran datanya berada dalam satu garis yaitu Linier.

4) Hasil Uji Keberartian Model Garis Regresi

Uji keberartian model garis regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan garis regresi yang diperoleh signifikan atau tidak untuk dapat digunakan sebagai preditor dari harga kreterium. Uji keberartian model ini mnenggunakan uji-t dengan kriteria sebagai berikut : jika Thitung ≥ TTabel atau jika nilai signifikasi ≤ 0.05 berarti Signifikan. Sedang jika Thitung ≤ TTabel

(56)

atau jika nilai signifikasi ≥ 0.05 berarti Tidak Signifikan. Dari perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5

Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Keberartian Model Garis Regresi

Variabel Thitung Signifikansi Keterangan

Daya ledak otot tungkai terhadap

kemampuan jumping service 1.14 0.016 Sangat Signifikan Daya ledak otot lengan terhadap

Kemampuan jumping service -9.13 0.00 Sangat Signifikan (Sumber Data Penelitian Tahun 2006)

Dari Tabel 5 diatas dapat dipahami bahwa kedua variabel menunjukan hasil sebagai berikut:

a) Untuk variabel daya ledak otot tungkai terhadap jumping service diperoleh nilai Thitung sebesar 1,14 atau dengan nilai signifikansi

0,016

≤ 0.05 dengan demikian dapat kesimpulannya adalah sangat signifikan.

b) Untuk variabel daya ledak otot lengan terhadap kemampuan jumping

service nilai Thitung sebesar -9,13 atau dengan nilai signifikansi 0,00≤ 0.05 dengan demikian dapat kesimpulannya adalah sangat signifikan

(57)

45

4.1.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian mengkaji sumbangan antara daya ledak otot tungkai dan tangan terhadap kemampuan jumping service dilakukan dengan analisis sumbangan dengan menggunakan tehnik regresi ganda. Perhitungan statistic di lakukan dengan menggunakan bantuan program versi 11.00 Adapun hasil perhitungan analisis data tersaji dalam Tabel 6 berikut:

Tabel 6

Rangkuman Hasil Analisis Regresi antara Daya Ledak Otot Tungkai dan Otot Lengan terhadap Jumping service

Sumber variasi R R

Square

Sum of R Square

Df Mean Square Sig.

X1 dengan Y 0.66 0.02 196.91 1 196.91 0.16

X2 dengan Y 0.74 0.55 3801.79 1 3801.79 0.00

X12 dengan Y 0.82 0.68 4716.18 2 2358.09 0.00

(Sumber Data Penelitian Tahun 2006)

1) Uji Hipotesis 1 yaitu daya ledak otot tungkai memberi sumbangan dalam kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006 (X1 dengan Y).

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa rhitung ≥ rtabel dengan Y =

0.66

≥ r tabel 0.23 (signifikansi 0.162), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “ Daya ledak otot tungkai memberi sumbangan dalam kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006 ditolak. Berdasar pada hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa ada sumbangan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan kemampuan melakukan jumping service pada

(58)

peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006.

Nilai r square menunjukkan prosentase kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap jumping service. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r square adalah 0,029. Ini menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai mempunyai sumbangan sebesar 2,9 % dalam kemampuan jumping service. 2) Uji Hipotesis ke 2 yaitu daya ledak otot lengan ( Power ) lengan memberi

sumbangan dalam kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006 (X2 dengan Y).

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa rhitung ≥ rtabel dengan Y = 0.82 ≥ 0.23 (signifikansi 0.000), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan ” Daya ledak otot lengan ( Power ) lengan memberi sumbangan dalam kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006 ditolak ”. Berdasar pada hasil tersebut dapat dinyatakan ada sumbangan yang signifikan antara daya ledak otot lengan dengan kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006.

Nilai r square menunjukkan prosentase kontribusi daya ledak otot lengan terhadap jumping service. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r square adalah 0,55. Ini menunjukkan bahwa daya ledak otot lengan mempunyai sumbangan sebesar 55 % dalam kemampuan jumping service.

(59)

47

3) Uji hipotesis ke 3 yaitu ada sumbangan antara daya ledak otot tungkai dan lengan dengan hasil jumping service.( X12 dengan Y)

Hasil analisis regresi menunukkan bahwa rhitung ≥ rtabel dengan Y = 0.74 ≥ 0.23 (signifikansi 0.000), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “ Daya ledak otot tungkai dan lengan memberi sumbangan dalam kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak tahun 2006 ditolak ”. Berdasar pada hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa ada sumbangan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan tangan dengan kemampuan melakukan jumping service pada peserta ekstra kulikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen Demak Tahun 2006.

Nilai r square menunjukkan prosentase kontribusi daya ledak otot tungkai dan lengan terhadap jumping service. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r square adalah 0,683. Ini menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai dan lengan mempunyai sumbangan sebesar 68,3 % dalam kemampuan jumping service.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan dibahas berkaitan dengan hasil analisis data penelitian. Menunjukkan pada hasil analisis masing-masing variable penelitian menunjukkan bahwa sumbangan antara daya ledak otot tungkai dan otot lengan terhadap kemampuan jumping service pada peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Pembangunan Mranggen tahun 2006/2007 memberikan sumbangan yang berarti:

Gambar

Gambar I  Gerak Jumping service  (Sumber Data Penelitian, 2006)
Gambar 6  Tes vertical Jump   ( Eri Pratiknyo, 2000:42 )
Gambar 7  Tes Bola Berbeban  (Eri Pratiknyo, 2000:42)
Tabel 1  Tabel t Skor
+2

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.7 s.d Gambar 4.9 adalah gambar hasil percobaan nilai a (percepatan), kecepatan dan posisi saat accelerometer dilepas pada bidang miring (belum dikalikan faktor

Jika percepatan yang bekerja pada benda kurang dari , maka untuk penghitungan kecepatan akan menghasilkan nilai error lebih besar dari 64 %.. Untuk pengukuran jarak

Persentase penurunan kadar glukosa darah kelompok yang diberikan infusa teh hijau 1 DM dan 4 DM menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan jika dibandingkan

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

(Kemudian cek dengan kartu tugas 3. Lakukan prosedur fast feedback model voting.) Jika dalam perhitungan sudah mencapai 70% siswa yang menjawab benar maka dapat dilanjutkan

baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah: feed supplement.. Bahan Makanan Sumber Protein.. Bahan makanan di kategorikan sebagai sumber protein karena

Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun secara simultan

Dan seteah dihitung besar koefisien elastisitasnya, sifat elastisitas pada tahun 2007 adalah elastis, yang artinya persentase ( % ) perubahan kuantitas daging sapi lebih besar