• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKPD EKSPERIMEN BERBASIS PROJECT PADA MATERI GERAK DI MAN PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN LKPD EKSPERIMEN BERBASIS PROJECT PADA MATERI GERAK DI MAN PANGKEP"

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh Yunira 105391105416

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Mei 2021

(2)

i

PENGEMBANGAN LKPD EKSPERIMEN BERBASIS PROJECT PADA MATERI GERAK DI MAN PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Yunira 105391105416

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Mei 2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi ABSTRAK

Yunira. 2021. Pengembangan LKPD Eksperimen Berbasis Project Pada Materi Gerak di MAN Pangkep. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(Dibimbing oleh Djajadi dan Andriani).

Latar belakang dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran selama ini hanya berlangsung satu arah yang terpaku pada guru saja, penggunaan LKPD secara umum, tidak intens, belum pernah menggunakan LKPD dengan pendekatan berbasis project, dan kendala yang sering dihadapi guru yaitu dibatasi oleh kondisi, waktu, dan fasilitas yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis validitas LKPD eksperimen berbasis project dan mendeskripsikan respon guru, respon peserta didik, dan tingkat efektivitas terhadap LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak yang dikembangkan. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari validator pakar ahli, guru, dan peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak yang dikembangkan sangat layak digunakan di MAN Pangkep, hal ini dapat dilihat dari nilai validasi LKPD oleh analisis pakar ahli yaitu dengan rata-rata hasil penilaian yaitu 3,94, dan rata-rata kriteria persentase sebesar 95,47 % masuk dalam kategori sangat layak. Kepraktisan LKPD eksperimen berbasis project dinilai dari respon guru dan respon peserta didik. Nilai rata-rata respon guru sebesar 30 dengan kriteria sangat praktis. Sedangkan nilai rata-rata respon peserta didik sebesar 52,9 dengan kriteria sangat praktis. Keefektifan LKPD eksperimen berbasis project bagi peserta didik diperoleh rata-rata sebesar 5,34 dan nilai persentase ketuntasan peserta didik sebesar 80% dengan kategori tinggi.

Kata kunci: Penelitian Pengembangan, LKPD Eksperimen, Project (PBP)

(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa”(Qs. Al-baqarah, 286).

“(Be Yourself) Jadilah diri sendiri dan bantulah orang yang membutuhkan”

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orangtuaku, saudara, sahabatku, dan teman-temanku atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha pengampun dan maha penyayang serta sang penentu segalanya, atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengembangan LKPD Berbasis Project Pada Materi Gerak di MAN Pangkep”.

Dalam proses pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampai ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar- besarnya dan setulusnya kepada:

1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi izin penelitian pada penulis.

3. Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi izin penelitian dan membantu kelancaran penulisan.

(10)

ix

4. Bapak Muhammad Djajadi, M.Pd., Ph.D sebagai dosen pembimbing satu yang telah memberikan bimbingan, saran dukungan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Andi Arie Andriani, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing dua yang telah memberikan bimbingan, saran dukungan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd yang bersedia sebagai validator satu yang telah memberikan saran dan masukan yang berarti dalam pengembangan LKPD.

7. Ibu Nurfadilah, S.Pd., M.Pd yang bersedia sebagai validator dua yang telah memberikan saran dan masukan yang berarti dalam pengembangan LKPD.

8. Bapak Abdul Hafid H. S.Pd sebagai Kepala Sekolah MAN Pangkep yang telah memberi izin untuk meneliti di MAN Pangkep.

9. Ibu dan Bapak Guru MAN Pangkep yang telah membantu dalam proses penelitian serta adik-adik peserta didik di MAN Pangkep yang telah membantu dalam proses penelitian.

10. Kepada kedua orangtuaku yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun moril serta doa kepada penulis.

11. Teman-teman Dispersi B yang telah memberikan semangat dalam menyusun skripsi serta terima kasih atas waktunya selama 4 tahun yang telah memberi kesan tersendiri bagi penulis.

Akhir kata penulis menyadari tidak ada manusia yang luput dari

(11)

x

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. SURAT PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined. SURAT PERJANJIAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 4

C. Tujuan Pengembangan ... 4

D. Manfaat Pengembangan... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1 Penelitian dan Pengembangan (Research And Development) ... 6

2 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) ... 14

3 Pembelajaran Berbasis Project ... 22

4 LKPD Eksperimen Berbasis Project ... 26

5 Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

B. Kerangka Pikir ... 30

BAB III METODE PENGEMBANGAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi Penelitian ... 33

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 33

D. Desain Penelitian ... 33

1. Tahap Analysis (Analisis) ... 34

2. Tahap Design (Perancangan) ... 35

(13)

xii

3. Tahap Development (Pengembangan) ... 36

4. Tahap Implementation (Implementasi)... 37

5. Tahap Evaluation (Evaluasi) ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A Hasil Penelitian ... 44

1 Tahap Analysis (Analisis) ... 44

2 Tahap Design (Desain) ... 47

3 Tahap Development (Pengembangan) ... 52

4 Tahap Implementation (Implementasi)... 57

5 Tahap Evaluation (Evaluasi) ... 60

B Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A Kesimpulan ... 64

B Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

RIWAYAT HIDUP ... 227

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2 x 2 ... 40

Tabel 3.2 Kriteria Kevalidan ... 41

Tabel 3.3 Kriteria Skor Kepraktisan ... 42

Tabel 3.4 Kriteria Skor Kefektifan... 43

Tabel 3.5 Kategori Validasi setiap Kriteria (KI) atau Rerata Aspek (AI) atau Rerata Total (XI) ... 44

Tabel 4.1 Hasil validasi LKPD eksperimen sebelum dan sesudah revisi ...52

Tabel 4.2 Hasil validasi LKPD eksperimen berbasis project ...54

Tabel 4.3 Angket respon guru terhadap LKPD eksperimen berbasis project ...58

Tabel 4.4 Angket respon peserta didik terhadap LKPD eksperimen berbasis project...59

Tabel 4.5 Persentase ketuntasan hasil soal tes peserta didik ...60

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahapan model ADDIE ... 15

Gambar 2.2 Bagan kerangka pikir ... 33

Gambar 3.1 Desain tahapan model ADDIE ... 35

Gambar 4.1 Tampilan sampul LKPD... 48

Gambar 4.2 Tampilan identitas LKPD... 49

Gambar 4.3 Tampilan kata pengantar LKPD ... 49

Gambar 4.4 Tampilan isi LKPD ... 50

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, karena untuk menjadi bangsa yang berkembang dan maju tentu merupakan cita-cita setiap negara di dunia ini, tak terkecuali Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang selama ini pendidikannya lebih diarahkan pada pencapaian materi sebanyak-banyaknya daripada mencapai suatu kemampuan atau kompetensi tertentu. Pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya (Nurdyansyah dkk, 2016:8). Karena itu perlu ditingkatkannya kualitas pendidikan dengan cara penyempurnaan kurikulum.

Penyempurnaan kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah, hal ini sudah terbukti dengan bergantinya kurikulum menjadi Kurikulum 2013 (K13) yang merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Perubahan dan perkembangan dunia pendidikan berlangsung secara terus menerus seperti sekarang ini, sehingga peserta didik yang mampu menghadapinya merupakan peserta didik yang pola pikirnya berkembang dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik. Melihat kondisi pendidikan saat ini, kegiatan belajar mengajar menuntut guru dalam memahami peserta didik yang

(17)

merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan oleh guru. Sehingga guru dapat mengetahui tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun program yang tepat bagi peserta didik sesuai dengan kebutuhan, minat, dan berdasarkan dengan perkembangan peserta didik.

Dalam al-qur’an, terdapat beberapa ayat yang menerangkan mengenai kedudukan orang-orang yang beriman dan berilmu. Hal ini dapat digambarkan dalam firman Allah SWT Qs. Al-Mujadilah ayat 11, yaitu sebagai berikut:

ِإَو ۡۖۡمُكَل ُ َّللَّٱ ِحَسۡفَي ْاوُحَسۡفٱَف ِسِل ََٰجَمۡلٱ يِف ْاوُحَّسَفَت ۡمُكَل َليِق اَذِإ ْا َٰٓوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّيَأَََٰٰٓي ُ َّللَّٱ ِعَف ۡرَي ْاوُزُشنٱَف ْاوُزُشنٱ َليِق اَذ

ْاوُنَماَء َنيِذَّلٱ ٞريِبَخ َنوُلَمۡعَت اَمِب ُ َّللَّٱ َو ٖۚ ت ََٰج َرَد َمۡلِعۡلٱ ْاوُتوُأ َنيِذَّلٱ َو ۡمُكنِم

١١

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis”, maka lapangkanlah, niscaya allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan”.

Ayat tersebut menggambarkan, betapa tingginya nilai dan derajat orang yang berilmu. Dengan ilmu manusia akan memperoleh segala kebaikan, dan dengan ilmu pula manusia akan memperoleh kedudukan yang mulia. Dalam menuntut ilmu juga memberikan kemudahan bagi orang lain dalam menuntut ilmu seperti kita juga, karena allah juga akan memudahkan kita baik di dunia dan akhirat bagi siapa yang memudahkan saudaranya dalam kesulitan.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan peserta didik di MAN Pangkep diperoleh informasi bahwa di sekolah tersebut tidak

(18)

dilakukan pembelajaran secara tatap muka karena adanya pandemi covid-19 sehingga dilakukan pembelajaran secara online. Pembelajaran online tersebut dilaksanakan agar peserta didik tetap belajar di rumah. Dengan pembelajaran daring, guru mengarahkan peserta didik dengan menggunakan aplikasi whatsApp maupan aplikasi lain yang bisa digunakan untuk mendiskusikan materi maupun tugas yang akan diberikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat peserta didik di MAN Pangkep bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran (eksperimen) masih sangat jarang dilakukan ini karena proses pembelajaran kurang melibatkan peserta didik sehingga peserta didik hanya menerima materi yang merupakan konsep yang telah dijelaskan oleh guru dan juga kendala yang sering dihadapi guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu dibatasi oleh waktu dan fasilitas yang diperlukan. Proses pembelajaran selama ini hanya berlangsung satu arah yang terpaku pada guru saja dan menggunakan LKPD secara umum ini berarti belum menggunakan LKPD dengan pendekatan berbasis project. Peristiwa belajar mengajar fisika akan lebih efektif jika mempraktikkan dan mencari solusi secara langsung atau eksperimen yang dapat berupa project, dengan diterapkannya metode ini sehingga dapat menjadi metode yang tepat untuk memberikan ketertarikan dan minat peserta didik pada fisika.

Menurut penelitian terdahulu, PBP (Pembelajaran Berbasis Proyek) menekankan pembelajaran secara kolaborasi. Dalam penelitian Papanikolaou dan Boubouka tahun 2010 yang berjudul “Promoting Collaboration in a Project- Based E-learning Context” terungkap bahwa sebanyak 43% peserta didik setuju

(19)

bahwa PBP menciptakan pertukaran banyak ide dan pendapat peserta didik yang berbeda, 18% mendukung pembentukan tujuan bersama dan 13% percaya bahwa PBP mampu meningkatkan pembelajaran dengan cara peserta didik saling membantu satu sama lain untuk mengatasi kesulitan (Noor dkk, 2017: 18).

Berdasarkan uraian-uraian yang telah disebutkan, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis project dapat mengembangkan dan meningkatkan dari tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan demikian perlu diadakan penelitian untuk membuktikan hal tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan LKPD Eksperimen Berbasis Project pada Materi Gerak di Man Pangkep”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana validitas LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak yang ditinjau dari aspek kesesuaian penilaian validator?

2. Bagaimana kepraktisan LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak terhadap angket yang diberikan?

3. Bagaimana keefektifan LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak yang dikembangkan?

C. Tujuan Pengembangan

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

(20)

1. Untuk menganalisis validitas LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak yang ditinjau dari aspek kesesuain penilaian validator

2. Untuk mendeskripsikan kepraktisan LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak terhadap angket yang diberikan

3. Untuk mendeskripsikan keefektifan LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak yang dikembangkan

D. Manfaat Pengembangan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Sekolah

Dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada pengembangan LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak

2. Bagi Guru

Sebagai media alternatif untuk inovasi pembelajaran fisika dikelas.

3. Bagi Peserta Didik

Dengan menggunakan LKPD eksperimen peserta didik dapat belajar dengan atau tanpa guru sesuai dengan kemampuan masing-masing serta sebagai media alternatif dalam pembelajaran fisika yang menarik dan bermutu

4. Bagi Peneliti

peneliti menjadi lebih mampu melihat keseluruhan aspek penelitian, metode analisis apa yang dipergunakan, data apa saja yang harus dikumpulkan, serta memberi pengalaman jika akan melakukan penelitian berikutnya.

(21)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori ini berisi tentang teori-teori yang relevan digunakan berdasarkan referensi yang diambil. Bagian ini akan menguraikan kajian teori yang berisi tentang penelitian dan pengembangan, LKPD, pembelajaran berbasis project, LKPD eksperimen berbasis project, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.

1 Penelitian dan Pengembangan (Research And Development) a Pengertian penelitian dan pengembangan

Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall dalam setyosari adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk penelitian. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Penelitian dan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan produser, yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, Dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu (Setyosari, 2013: 276-277)

(22)

b Jenis dan Langkah-langkah Model Pengembangan

Beberapa jenis model pengembangan perangkat pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:

1). Pengembangan Perangkat Model Kemp

Pengembangan perangkat model kemp merupakan suatu lingkaran yang continue. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik mana pun dalam siklus tersebut.

Langkah-langkah pengembangan pembelajaran model kemp yang meliputi:

a). Indentifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah megindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Bahan kajian pokok bahasan atau materi yang akan dikembangkan selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan.

b). Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik peserta didik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

c). Analisis tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menetukan isi suatu pengajaran

d). Merumuskan indikator, analisis ini berfungsi sebagai 1) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, 2) kerangka kerja dalam merencanakan

(23)

cara mengevaluasi hasil belajar peserta didik, dan 3) panduan peserta didik dalam belajar.

e). Menyusun instrumen evaluasi, bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang digunakan adalah penelitian acukan patokan hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.

f). Strategi pembelajaran, pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan in meliputi pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

g). Pemilihan media atau sumber belajar, keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

h). Revisi perangkat pembelajaran, kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

2). Pengembangan Pembelajaran Model Dick & Carey

Model pengembangan ini dikembangkan oleh Walter Dick & Low Carey.

Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan.

a). Indentifikasi tujuan pengajaran (identiti instructional goals)

(24)

Tahap awal metode ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar peserta didik dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need assesment. Atau dari pegalaman praktek dengan kesulitan belajar peserta didik di dalam kelas.

b). Melakukan analisis instruksional (Condunting a goal analisys)

Setelah megindentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengindentifikai keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep tersebut.

c). Megindentifikasi tingkah laku awal/ karakteristik peserta didik (identity Entry Behaviours, Characteristic)

Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan atau tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki peserta didik saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk indentifikasi adalah karakteristik khusus peserta didik yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.

d). Merumuskan tujuan kinerja (write permormance Objectives).

Berdasarkan analisis intruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal peserta didik, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus

(25)

tentang apa yang harus dilakukan peserta didik setelah menyelesaikan pembelajaran.

e). Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced test items).

Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengembangan butir assesment untuk mengukur kemampuan peserta didik seperti yang diperkirakan dalam tujuan.

f). Pengembangan strategi pengajaran (develop and select instructional materials).

Tahap ini digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk peserta didik, bahan pelajaran, tes dan panduan guru,

g). Pengembangan atau memilih pengajaran (develop and select intructional materials).

Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk peserta didik, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.

h). Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (desing and conduct formatife evaluation).

Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengindentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.

i). Menulis Perangkat (desing and conduct summative evaluation).

(26)

Hasil pada tahap diatas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas.

j). Revisi pengajaran (intructional revitions).

Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diindentifikasi kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3). Model Pengembangan ADDIE

Model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate) adalah salah satu model desain pembelajaran yang lebih bersifat generik. Salah satu fungsinya ADDIE adalah menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE menggunakan lima tahap pengembangan yaitu:

a). Analysis, berkaitan dengan upaya melakukan needs assesment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).

b). Design, pada tahap desain, kita melakukan dua hal. Pertama, kita harus merumuskan tujuan penelitian yang harus berfilosofi SMART (spesific, measurable, appricable, realistic, dan time bound). Selanjutnya, peneliti

(27)

harus menyusun tes atau uji, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pelatihan yang telah dirumuskan di awal.

c). Development, Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain yang sudah ditetapkan di awal untuk menjadi kenyataan. Salah satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.

d). Implementation, Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem yang sedang atau sudah kita buat. Artinya, pada tahap ini telah dikembangkan dan dipasang (diinstal) atau diset sedemikian rupa sehingga idealnya harus sesuai dengan peran atau fungsinya agar dapat diimplementasikan.

e). Evaluation, Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat apakah model yang sedang atau telah dibangun berhasil, dan sesuai dengan harapan awal atau tidak.

4). Model 4 D

Model ini dikembangan oleh S. Thagarajan, Doroty S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4 D terdiri atas empat utama yaitu:

Define (pembatasan), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut:

(28)

a). Tahap pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: 1) Analisis ujung depan, 2) Analisis peserta didik, 3) Analisis tugas, 4) Analisis konsep, dan 5) perumusan tujuan pembelajaran.

b). Tahap perancangan (Design). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu: 1) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dengan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, dan pemilihan format.

c). Tahap pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan peserta didik yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.

Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan peserta didik yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.

(29)

d). Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, dan oleh pendidik yang lain.

Tujuan lain adalah untuk menguji efektifitas penggunaan perangkat di dalam KBM (Muafiah, 2019: 28-33).

c Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation)

Model ini terdiri dari lima langkah yakni: analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Secara visual dapat dilihat tahapan ADDIE sebagai berikut:

(Sumber: Pudjawan, 2015) Gambar 2.1 Tahapan Model ADDIE

Model penelitian yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model ADDIE yang merupakan salah satu model desain pembelajaran yang sistematik.

Pemilihan model ini didasari atas perimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran.

2 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) a Pengertian LKPD

(30)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau biasa disebut juga Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu perangkat pembelajaran yang berperan penting dalam pembelajaran. LKPD dan LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang mendukung jalannya pembelajaran.

Sedangkan, menurut Depdiknas (2006:18) lembar kerja peserta didik adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

Lembar kerja peserta didik biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Sedangkan menurut Trianto (2009:222) mengatakan bahwa lembar kerja peserta didik adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.

Menurut Prastowo (2011: 204) LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan peserta didik yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas nyata dengan objek dan persoalan yang dipelajari.

b Fungsi LKPD

LKPD juga memiliki empat fungsi, yaitu:

1). Sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran dari pendidik dan mengoptimalkan kemandirian peserta didik dalam pembelajaran.

2). Sebagai bahan ajar yang membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari.

3). Sebagai bahan ajar yang ringkas namun banyak tugas yang membantu dalam proses berlatih.

(31)

4). Memudahkan penyampaian pembelajaran kepeserta didik.

LKPD juga berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan peserta didik dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar. LKPD juga dapat didefinisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang dicapai.

c Jenis LKPD

Dalam pembelajaran fisika, LKPD dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

1). LKPD Non-eksperimen

LKPD non-eksperimen lebih banyak memuat teks yang menuntun peserta didik untuk berdiskusi terhadap materi pembelajaran

2). LKPD Eksperimen

LKPD eksperimen memiliki karakteristik khusus yang memuat petunjuk eksperimen. Sistematika LKPD eksperimen pada umumnya terdiri dari judul, pengantar, tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, tabel pengamatan, kolom kesimpulan, dan pertanyaan.

Pada pendekatan pembelajaran tertentu, misalnya project based learning, bagian alat dan bahan, langkah kerja, dan tabel pengamatan dirancang oleh peserta didik.

d Syarat-Syarat LKPD

(32)

LKPD memiliki syarat-syarat tertentu untuk menjadi LKPD yang berkualitas dan layak digunakan. Menurut Hendro Darmodjo dan jenny K dalam Syella Ayunisa (2016: 15) syarat-syarat tesebut adalah:

1). Syarat dikdatik

LKPD yang dikembangkan haruslah memenuhi syarat-syarat dikdatik sebagai beikut:

a). Memperhatikan heterogenitas individu peserta didik

b). Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menulis, menggambar, menggunakan alat, menyentuh benda nyata, dan sebagainya.

c). Mengembangkan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik.

2). Syarat konstruksi

Syarat kontruksi adalah syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKPD sehingga LKPD mudah dipahami oleh peserta didik.

3). Syarat teknis

Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, dan tampilan yang ada pada LKPD.

Dengan demikian, lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah kumpulan dari lembaran yang digunakan sebagai panduan belajar peserta didik melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah serta memudahkan peserta didik dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar (Sulaiman, 2017: 8-10).

(33)

Lembar kerja siswa/mahasiswa (LKS/LKM) merupakan bahan pembelajaran cetak yang memuat bahan pembelajaran cetak yang memuat rangkain tugas, petunjuk belajar, dan prosesdur penyelesaian tugas, petunjuk belajar, dan prosedur penyelesaian tugas. Seiring dengan perkembangan media cetak dan elektronik, lembar kerja dapat dirancang secara online dan elektronik dalam bentuk tugas yang mendukung perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. Tugas tersebut diberikan dengan batas waktu yang sudah diperhitungkan, kemudian diperiksa dan dikembalikan kepada para peserta didik agar mereka dapat mengetahui secara jelas kelebihan dan kelemahan yang telah dilakukan.

Lembar kerja merupakan suatu bentuk bahan cetak yang dapat digunakan sebagai sumber belajar. Lembar kerja adalah lembar kertas, atau komputer yang digunakan untuk bekerja. Secara manual lembar kerja merupakan kertas yang berisi pertanyaan atau petunjuk untuk melakukan sesuatu tugas tertentu. Lembar kerja juga dapat dilakukan melalui komputer dengan menggunakan program.

Program spreadsheet untuk mengorganisasi dan menganalisis data dalam bentuk tabel-tabel. Adapun lembar kerja siswa (LKS) merupakan bahan ajar yang dirancang secara terpadu untuk memfasilitasi peserta didik belajar mandiri. LKS juga merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh pendidik dalam mempecepat proses penguasaan konsep dan keterampilan peserta didik. Sebelum melaksanakan pembelajaran, seorang pendidik direkomendasikan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, rencana

(34)

pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau kontrak perkuliahan, handout, lembar kerja mahasiswa/siswa (LKM/LKS), media, dan lembar penilaian.

Khusus untuk LKS, untuk mata pelajaran IPA umumnya berisi panduan kegiatan penyelidikan atau eksperimen, tabel data, dan persoalan yang perlu didiskusikan peserta didik dari data hasil percobaan (Yaumi, 2018: 117-118).

e Kelebihan dan Kelemahan LKPD

Penggunaan LKPD sebagai pembelajaran berbasis cetakan memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan LKPD sebagai teks terprogram adalah:

1). Peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing 2). Disamping dapat mengulang materi dalam media cetakan, peserta didik akan

mengikuti urutan pemikiran secara logis.

3). Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal yang biasa, hal ini dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar pemahaman informasi dalam dua format, verbal, dan visual.

4). Peserta didik akan berpartisipasi dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pernyataan dan latihan yang disusun.

Kelemahan LKPD sebagai media cetakan adalah:

1). Tidak dapat menampilkan gerak dalam halaman media cetakan

2). Biaya pencetakan akan mahal jika menampilkan ilustrasi, gambar atau foto yang berwarna-warni

3). Pembagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan peserta didik menjadi bosan.

(35)

f Langkah-Langkah Penyusunan LKPD

Penyusunan LKPD perlu memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan. Berikut langkah-langkah penyusunan LKPD:

1). Mengkaji materi yang akan dipelajari peserta didik yaitu dari kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan sistemaika keilmuan

2). Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan pada saat memperlajari materi tersebut

3). Menentukan bentuk LKPD yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan 4). Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKPD sesuai dengan

keterampilan proses yang dikembangkan

5). Mengubah rancangan menjadi LKPD dengan tata letak yang menarik, mudah dibaca, dan digunakan

6). Menguji coba LKPD apakah sudah dapat digunakan peserta didik untuk melihat kekurang-kurangannya

7). Merevisi Kembali LKPD

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan LKPD diantaranya:

1). Dari segi peyajian materi yaitu:

a). Judul LKPD yang harus sesuai dengan materinya b). Materi sesuai dengan perkembangan anak

c). Materi disajikan secara sistematis dan logis d). Materi disajikan secara sederhana dan jelas

e). Menunjang keterlibatan dan kemampuan peserta didik untuk aktif 2). Dari segi tampilan

(36)

a). Peyajian sederhana, jelas, dan mudah dipahami b). Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya c). Tata letak gambar, tabel, pertanyaan harus tepat d). Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas

e). Mengembangkan minat dan mengajak peserta didik untuk berfikir

3). Dari segi materi, LKPD sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, dan internet.

g Manfaat LKPD

Penggunaan LKPD bermanfaat untuk:

1). Memberi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik

2). Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan

3). Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan

4). Membantu peserta didik dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran

Selain itu, terdapat 4 komponen penting yang menjadi tujuan penyusunan LKPD yaitu:

1). Menyajikan LKPD yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan

(37)

2). Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan terhadap materi 3). Melatih kemandirian belajar peserta didik

4). Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik (Apriliasari, 2017:16-21).

3 Pembelajaran Berbasis Project

a Pengertian pembelajaran berbasis project

Model pembelajaran ini secara bahasa diartikan sebagai model yang menekankan pada pengadaaan project atau kegiatan penelitian kecil dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis project sebagai “the instructional models of empowering learners to pursue content knowledge on their new understandings through a variety of presentation models”. Definisi yang lebih lengkap terhadap pembelajaran berbasis project dapat dikemukakan dalam Fathurrohman (2017) dengan mengutip pendapat Barell, Baron, dan Grant yang memberikan pengertian bahwa project based learning sebagai “using authentic, real, world project, based on highly motivating and engaging question, task, or problem to teach students academic content in the context of working cooperatively to solve the problem”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis project adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu project dalam proses pembelajaran. Project yang dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa project perorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan di kelas.

(38)

Berpijak dari beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran berbasis project merupakan model pembelajaran yang menggunakan project/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, hingga mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalamannya. Model pembelajaran ini memperkenalkan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkonstruksikan produk autentik yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis project mempunyai beberapa prinsip, yaitu sentralistik, pertanyaan pendorong/penuntun, investigasi instruktif, otonomi, dan realistik.

b Manfaat pembelajaran berbasis project

Manfaat pembelajaran berbasis project adalah sebagai berikut:

1). Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran 2). Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah

3). Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahakan masalah yang kompleks sebagai hasil produk nyata berupa barang dan jasa

4). Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber, bahan, dan alat untuk menyelesaikan tugas

5). Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada pembelajaran berbasis project yang bersifat kelompok

6). Peserta didik membuat keputusan dan kerangka kerja

(39)

7). Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya 8). Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil

9). Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan

10). Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu

11). Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan 12). Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya

13). Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

c Langkah-langkah pembelajaran berbasis project

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran pembelajaran berbasis project adalah sebagai berikut:

1). Penentuan project

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik project berdasarkan tugas project yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan project yang akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang tugas yang diberikan guru.

2). Perancangan langkah-langkah penyelesaian project

Peserta didik merancang langkah-langkah penyelesaian project dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan project ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas project, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas project, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian

(40)

tugas project, perencanaan sumber, bahan, dan alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas project k, dan kerjasama antara anggota kelompok.

3). Penyusunan jadwal pelaksanaan project

Peserta didik dibawa dampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama project itu harus diselesaikan tahap demi tahap.

4). Penyelesaian project dengan fasilitasi dan monitoring guru

Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan project yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan project diantaranya adalah dengan membaca, meneliti, observasi, interview, merekam, berkarya seni, mengunjungi objek project atau akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas project mulai proses hingga penyelesaian project. Pada kegiatan memonitoring, guru membuat rubrik yang dapat merekam aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas project.

5). Penyusunan laporan dan presentasi atau publikasi hasil project

Hasil project dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi atau prakarya yang dipresentasikan dan atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran pembelajaran.

6). Evaluasi proses dan hasil project

Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas project. Proses refleksi pada tugas project dapat

(41)

dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas project yang berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas project. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan (Fathurrohman, 2017:117-125).

Akhirnya, pembelajaran berbasis project mendorong peserta didik melakukan inkuiri seperti mampu membuat rumusan masalah, tujuan, menentukan langkah-langkah pembuatan percobaan sehingga mampu membangun konsep secara mandiri. Pembelajaran berbasis project, merupakan model pembelajaran yang secara efektif dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di dalam pembelajaran fisika (Roziqin, 2018:109).

4 LKPD Eksperimen Berbasis Project

LKPD eksperimen berbasis project adalah lembar kerja peserta didik (LKPD) yang format atau sintaksnya diadaptasi dari tahapan pembelajaran berbasis project, yakni meliputi 6 tahapan. Adapun sintaks pembelajaran berbasis project yang diadaptasi ke dalam LKPD yaitu:

a Tahap penentuan project, Sebelum dilakukannya sebuah project, peserta didik diberikan sebuah fenomena atau contoh dalam kehidupan sehari-hari kemudian diberikan masalah yang dapat mengarahkan peserta didik untuk membuat project.

b Tahap perancangan langkah-langkah penyelesaian project, kegiatan perancangan project ini berisi perumusan tujuan dan hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas project, dan anggota kelompok

(42)

c Tahap perencanaan project, tahap ini peserta didik diberikan kebebasan untuk mencari, berkreatifitas, menyusun, dan merancang desain project yang akan dilakukannya sesuai dengan tujuan yang ada

d Tahap penyelesaian project, di dalam LKPD eksperimen dimuat berupa penulisan data yang diperoleh peserta didik, kemudian memasukkannya ke dalam tabel atau dianalisis sesuai dengan teori yang ada

e Tahap penyusunan laporan atau presentasi project, peserta didik mempresentasikan hasil project yang telah dikerjakannya kemudian mengkomunikasikannya kepada kelompok yang lain

f Tahap evaluasi project, tahap ini peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya dengan menjawab soal secara individu maupun kelompok, yang telah diberikan sebagai evaluasi penyelesaian project.

5 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengenai pengembangan LKPD eksperimen berbasis project pada materi gerak di MAN Pangkep. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hasil Penelitian

1 Muafiah, (Skripsi, 2019)

Pengembangan lembar kerja peserta

didik (LKPD)

Berbasis Project Based learning (PJBL) pada materi keanekaragaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% Mahasiswa yang sedang mengikuti proses

pembelajaran dengan

implementasi PJBL yakin dan

optimis dapat

mengimplementasikan PJBL

(43)

hayati siswa kelas x sma negeri 3 pangkep

dalam dunia kerja serta dapat meningkatkan prestasi akademiknya serta PJBL ini dapat membantu mahasiswa memasuki dunia kerja karena mahasiswa tidak hanya belajar teori melainkan praktik di lapangan.

2 Barlenti dkk (Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 2017)

Pengembangan LKS berbasis project based learning untuk meningkatkan

pemahaman konsep

Hasil analisis data menunjukkan bahwa LKS berbasis PJBL telah memenuhi kriteria baik. Penilaian kelayakan LKS berbasis PJBL oleh para ahli mendapatkan skor rata-rata 4,80 dengan kategori baik, hasil tes belajar peserta didik memperlihatkan rata-rata N- Gain sebesar 55,7 dengan kategori sedang, dan tanggapan peserta didik sebesar 88,96%

dengan kategori baik 3 Lette

(Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi, 2019)

Pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis project based learning untuk melatihkan

keterampilan proses

sains materi

perubahan

lingkungan kelas x sma

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa LKPD berbasis project based learning dapat melatihkan keterampilan proses sains peserta didik dengan nilai validitas sebesar 81%

dengan kriteria sangat layak.

Kelayakan LKPD secara kepraktisan berdasarkan keterlaksanaan LKPD sebesar 93,75% dan hasil keterlaksanaan

(44)

aktivitas peserta didik sebesar 99,17%, respons peserta diidk terhadap LKPD sebesar 98,75%

dengan kriteria sangat layak.

Parameter kelayakan teoritis dan kelayakan praktis ≥70%. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

4 Sulaiman (Skripsi, 2017)

Pengembangan lembar kerja peserta

didik (LKPD)

berbasis project based learning pada

materi gerak

harmonik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas x sma

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: LKPD berbasis model pembelajaran project based learning pada materi gerak harrmonik layak digunakan untuk pembelajaran di SMA. Hal tersebut berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli dan validator praktisi, bahwa rerata nilai validasi LKPD dari seluruh aspek dalam kategori sangat baik.

5 Nissa (Skripsi, 2017)

Pengembangan LKPD fisika dengan strategi pembelajaran induktif untuk mengukur

keterampilan berfikir kritis siswa man godean pada materi pokok gerak lurus

Kualitas kevalidan perangkat pembelajaran memenuhi kriteria valid ditunjukkan oleh skor rata- rata RPP yaitu 3,12 dari skor maksimal 4 yang berarti baik, dan skor rata-rata LKPD yaitu 3,24 dari skor maksimal 4 yang berarti baik. Kualitas kepraktisan perangkat pembelajaran memenuhi kriteria praktis ditunjukkan oleh skor rata-rata

(45)

respon peserta didik yaitu 2,89 dari skor maksimal 4 yang berarti baik, skor respon guru yaitu 3,89 dari skor maksimal 4 yang berarti sangat baik, dan presentase hasil observasi pembelajaran 77,03 yang berarti cukup

(Sumber: (Muafiah, 2019), (Barlenti dkk, 2017), (Lette, 2019), (Sulaiman, 2017), dan (Nissa, 2017)).

B. Kerangka Pikir

Keberhasilan pembelajaran fisika tidak hanya bergantung pada satu faktor saja, tetapi secara menyeluruh yang mendukung proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan maksimal, misalnya faktor fisiologi, faktor psikologis, faktor lingkungan dan faktor instrumental. Tujuan pembelajaran fisika dapat dicapai melalui proses pembelajaran. Fisika bukan hanya kumpulan pengetahuan konsep dan prinsip saja tetapi belajar fisika memudahkan peserta didik menemukan konsep tersebut secara mandiri.

Mengingat kondisi Pendidikan saat ini (masa pandemi), sehingga peserta didik diharuskan belajar dirumah dengan sistem online. Dan proses pembelajaran di sekolah selama ini hanya menggunakan LKPD secara umum dan belum pernah menggunakan LKPD eksperimen berbasis project. Hal ini diperlukan pembelajaran yang mendukung peserta didik agar tetap aktif dan dapat memahami materi dengan baik. Dalam proses pembelajaran, LKPD ekperimen berbasis project diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya mengenai materi yang diajarkan

(46)

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas maka disusunlah kerangka berfikir, penelitian yang dibahas disini adalah penelitian pengembangan LKPD eksperimen berbasis project. Dimana pada penelitian ini menggunakan jenis R&D (Research And Development) atau penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKPD eksperimen yang berbasis pendekatan saintifik.

Dimana guru dan peserta didik diberikan sebuah angket sebagai respon terhadap LKPD eksperimen berbasis project yang dikembangkan. Metode penelitian R&D ini digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu serta dapat menguji keefektifan produk tersebut.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan model ADDDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). Tahap pertama pada model ini yaitu analisis (analysis), untuk mengetahui apa yang diperlukan peserta didik dan untuk menentukan komponen yang diperlukan untuk tahap pembangunan selanjutnya. Kedua desain/rancangan (design), pada tahap ini dilakukan perumusan tujuan dengan kata lain pada tahap ini dilakukan penentuan materi, sumber materi, metode, maupun produk yaitu LKPD eksperimen berbasis project yang akan digunakan sebelum dilakukan tahap pengembangan. Ketiga pengembangan (development), pada tahap ini dikembangkan LKPD eksperimen berbasis project, yang dilakukan dalam pengembangan produk adalah menganalisis produk yang dikembangankan dan hal apa saja yang bisa dilakukan peneliti dalam pengembangan produk tersebut.

Kemudian yang keempat implementasi (implementation), hal pertama yang dilakukan adalah dengan menguji LKPD eksperimen berbasis project di validator

(47)

ahli sebanyak 2 orang dosen ahli sebelum digunakan, setelah di revisi barulah digunakan dengan uji coba terbatas artinya LKPD atau produk yang dihasilkan digunakan peserta didik sebanyak 2-3 kelompok saja karena masih dalam keadaan pandemi (covid-19). Dan yang kelima evaluasi (evaluation), berdasarkan hasil uji validitas dan uji coba terbatas maka dilakukan evaluasi yaitu dilakukan tahap analisis data yang berupa masukan, kritik, saran, dan penilaian responden dalam bentuk angka. Tahap ini bertujuan untuk kelayakan produk akhir. Layak dari segi isi, desain, dan lain-lain.

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Pengembangan LKPD eksperimen berbasis project

Uji coba terbatas

Penggunaan LKPD secara umum dan tidak intens

Analiysis Design Development Implementation n

Evaluation Pembelajaran Fisika di masa Pandemi

(48)

33 BAB III

METODE PENGEMBANGAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development) menurut Borg & Gall dalam setyosari (2010:292) penelitin R&D adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Pada penelitian ini menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation).

Karena adanya covid-19 sehingga tidak dilakukan pembelajaran secara tatap muka melainkan secara online.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN Pangkep, tepatnya di Kelurahan Talaka, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan yaitu LKPD eksperimen berbasis project pada materi GLBB. Sedangkan subjek dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran fisika dan peserta didik kelas X MIA 3 MAN Pangkep yang berjumlah 15 orang.

D. Desain Penelitian

Desain pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(49)

(Sumber: Pudjawan, 2015)

Gambar 3.1 Desain Tahapan Model ADDIE

Tahapan penelitian yang dilakukan mengikuti modifikasi pengembangan model ADDIE sebagai berikut:

1. Tahap Analysis (Analisis)

Tahap analisis merupakan tahap awal atau disebut juga pra-perencanaan.

Pada tahap ini dilakukan analisis perlunya pengembangan perangkat pembelajaran dan kelayakan syarat-syarat pengembangan. Tahap analisis ini sangat diperlukan untuk mengetahui berbagai kebutuhan untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas. Tahap analisis memuat analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik peserta didik.

a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui berbagai masalah dalam pembelajaran fisika yang ada di lapangan sehingga dibutuhkan pengembangan perangkat pembelajaran. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi ketersediaan dan keadaan perangkat pembelajaran yang mendukung terlaksananya suatu proses pembelajaran. Pada tahap ini akan ditentukan perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk membantu peserta didik belajar.

b. Analisis kurikulum

(50)

Analisis kurikulum bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai kompetensi yang menjadi masalah bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang tercantum pada kurikulum. Hasil yang diperoleh dalam analisis ini adalah rumusan indikator-indikator pencapaian tujuan pembelajaran dan cakupan materi.

c. Analisis karakter peserta didik

Analisis karakter peserta didik bertujuan untuk mengidentifikasi karakter peserta didik dan mengetahui perangkat pembelajaran yang sesuai sehingga dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisis karakter peserta didik antara lain:

kemampuan akademik, kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar, pengalaman belajar, dan sikap terhadap pembelajaran fisika.

2. Tahap Design (Perancangan)

Tahap perencanaan merupakan proses sistematik yang dimulai dengan menetapkan tujuan belajar, merancang kegiatan pembelajaran, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran, dan merancang alat evaluasi hasil belajar. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat desain LKPD yang sesuai dengan strategi pembelajaran berbasis project.

Penyusunan LKPD dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut:

a. Menyusun peta kebutuhan LKPD

b. Menentukan kerangka LKPD yang berisi judul, dan sub judul c. Mengumpulkan berbagai referensi sumber belajar

(51)

d. Membuat desain LKPD

Pada tahap ini, peneliti juga menyusun instrumen yang akan digunakan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran. Terdapat tiga instrumen yang akan dikembangkan yaitu:

a. Lembar penilaian LKPD, lembar penilaian LKPD digunakan untuk mengetahui kevalidan perangkat yang akan dikembangkan.

b. Angket respon, angket respon digunakan untuk mengetahui kepraktisan perangkat yang akan dikembangkan. Angket respon terdiri dari dua jenis yaitu angket respon peserta didik dan respon guru

3. Tahap Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan merupakan tahap realisasi produk. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menulis dan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa LKPD. Berdasarkan kerangka rancangan yang telah diperoleh pada tahap perancangan. Proses pengembangan yang dilakukan juga perlu memperhatikan syarat dan prinsip penyusunan LKPD agar diperoleh perangkat pembelajaran yang baik dan berkualitas. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing guna mendapat masukan dan perbaikan. Perangkat pembelajaran harus divalidasi terlebih dahulu sebelum diuji cobakan di lapangan. Proses validasi dilakukan dengan meminta pendapat dan saran dari dosen dan guru fisika terhadap produk yang telah dihasilkan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kualitas perangkat yang dikembangkan dengan menggunakan lembar penilaian LKPD yang telah disusun. Hasil validasi akan digunakan sebagai acuan untuk merevisi dan menyempurnakan perangkat

(52)

pembelajaran yang telah dikembangkan. Proses validasi dan revisi dilakukan sampai perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini juga diperoleh data kualitas produk berdasarkan aspek kevalidan.

4. Tahap Implementation (Implementasi)

Tahap implementasi dilakukan dengan mengujicobakan perangkat pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas atau daring. Uji coba yang dilakukan adalah uji coba lapangan pada sekolah yang dijadikan subjek penelitian untuk menguji kualitas produk. Pada tahap ini diperoleh data kualitas produk berdasarkan aspek keefektifan dan kepraktisan.

5. Tahap Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi bertujuan untuk mengetahui kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penyempurnaan produk dengan melakukan revisi tahap II berdasarkan saran atau masukan dari peserta didik dan evaluasi saat uji coba dilakukan. Data yang diperoleh dianalisis apakah memenuhi kualitas produk ditinjau dari aspek kevalidan, keefektifan, kepraktisan, dan diketahui berbagai revisi yang dilakukan

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Lembar validasi LKPD eksperimen berbasis project, digunakan untuk memvalidasi LKPD oleh pakar ahli, sehingga diperoleh data hasil penilaian LKPD

(53)

2. Lembar validasi angket respon peserta didik terhadap LKPD eksperimen berbasis project, digunakan untuk memperoleh data valid yang dinilai peserta didik setelah uji coba produk dimana telah divalidasi oleh validator

3. Lembar validasi angket respon guru terhadap LKPD eksperimen berbasis project. digunakan untuk memperoleh data valid yang dinilai guru setelah uji coba produk dimana telah divalidasi oleh validator

4. Lembar validasi soal tes peserta didik, digunakan untuk memperoleh data valid yang dikerjakan peserta didik setelah uji coba produk dimana telah divalidasi oleh validator

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data uji kevalidan

Data uji kevalidan disini menggunakan sebuah lembar validasi yaitu untuk memperoleh informasi tentang kelayakan dan kualitas produk berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Lembar validasi terdiri atas lembar validasi instrumen penelitian dan lembar validasi produk. Lembar validasi tersebut diberikan kepada para ahli (validator 1 dan validator 2) untuk memperoleh masukan, saran, dan kritik dari para ahli yang melakukan validasi terhadap produk yang dibuat.

2. Data uji keefektifan

Data uji keefektifan diperoleh dari instrumen penelitian yang berupa butir- butir soal tes. Data ini digunakan untuk mengetahui apakah produk yang telah dihasilkan dapat memberikan hasil yang diharapkan.

(54)

3. Data uji kepraktisan

Data uji kepraktisan diperoleh dari instrumen yang berupa angket respon peserta didik dan angket respon guru mata pelajaran fisika. Data ini diperkukan untuk mengetahui apakah produk dari hasil penelitian dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas

G. Teknik Analisis Data

Data didapatkan dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian yanag selanjutnya akan dianalisis. Analisis data dilakukan untuk memberikan penjelasan atau menunjukkan pencapaian terhadap kriteria kevalidan, kepraktisan dan kefektifan terhadap produk yang dikembangkan yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis project pada materi gerak di MAN Pangkep.

1. Analisis Data Kevalidan

Kevalidan produk hasil penelitian dinilai oleh beberapa orang validator yakni validator yang ahli dalam penyusunan LKPD dengan aspek penilaian menggunakan analisis uji Gregory. Uji ini berfungsi untuk mengetahui layak atau tidak layaknya suatu instrumen.

Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2 x 2

Validator 1 Lemah

(1-2)

Kuat (3-4)

Validator 2

Lemah

(1-2) A B

Kuat

(3-4) C D

Keterangan:

(55)

Vc = Validasi Contruck A = Kedua ahli tidak setuju

B = Ahli I setuju, Ahli II tidak setuju C = Ahli I tidak setuju, Ahli II setuju D = Kedua ahli setuju

(Retnawati. 2016:97-98).

Kegiatan yang dilakukan dalam proses analisis data kevalidan adalah:

a. Melakukan rekapitulasi hasil penilaian ahli ke dalam tabel yang meliputi:

aspek (Ai) dan nilai total (Vij) untuk masing-masing validator.

b. Menentukan nilai rata nilai hasil validasi dari semua validator untuk setiap kriteria dengan rumus:

K̅ =lnj=1Vij n Keterangan:

𝐾̅ = rata-rata kriteria ke-i 𝑙

Vij = skor hasil penilaian terhadap kriteria ke-i n = banyaknya penilai

c. Mencari nilai rata-rata tiap aspek dengan rumus:

Ai̅ =∑nj=i𝐾𝑖𝑗̅̅̅̅

n Keterangan:

𝐴𝑖̅̅̅ = rata-rata aspek ke-i

𝐾𝑖𝑗 = skor hasil penilaian terhadap aspek ke-i kriteria ke-j n = banyaknya kriteria dalam aspek ke-i

(56)

d. Mencari rata-rata total (𝑋̅) dengan rumus:

𝑋̅ =∑𝑛𝑗=1𝐴̅̅̅1 𝑛 Keterangan:

𝑋̅ = rata-rata total 𝐴𝑙

̅̅̅ = rata-rata aspek ke-i n = banyak aspek

e. Menentukan kategori validitas setiap kategori 𝐾̅𝑖 atau rata-rata aspek 𝐴̅ atau rata-rata total 𝑋̅ dengan kategori validasi yang telah diterapkan.

Tabel 3.1 Kriteria Kevalidan

Nilai Kriteria

𝟑, 𝟓 ≤ 𝑽 ≤ 𝟒 Sangat valid

𝟐, 𝟓 ≤ 𝑽 < 𝟑, 𝟓 Valid

𝟏, 𝟓 ≤ 𝑽 < 𝟐, 𝟓 Cukup valid 𝟎 ≤ 𝑽 < 𝟏, 𝟓 Tidak valid (Sumber: Muafiah, 2019)

Keterangan: V = Nilai rata-rata kevalidan dari semua validator.

2. Analisis Data Keefektifan

Keefektifan LKPD yang dikembangkan dianalisis melalui tes hasil belajar.

Data hasil belajar peserta didik dianalisis secara kuantitatif dengan statistik deskriktif untuk mengukur penguasaan peserta didik terhdap materi setelah selesai pembelajaran. Seorang peserta didik dikatakan berhasil dalam belajar jika memeperoleh nilai minimal 75, pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal 80% peserta didik memperoleh nilai diatas nilai ketuntasan minimal (≥ 75). Penskoran hasil tes menggunakan skala bebas tergantung bobot butir soal.

Banyaknya skor yang didapat bergantung banyaknya langkah-langkah

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir  Pengembangan LKPD eksperimen berbasis project
Gambar 3.1 Desain Tahapan Model ADDIE
Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2 x 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Surat Tindak Lanjut Pemanfaatan Rekening Virtual (klik).

Hal ini menunjukkan bahwa simpangan baku yang dimiliki variabel pergantian direksi perusahaan dalam kategori tinggi atau besar, artinya adalah sebagian besar data tidak berkumpul

2) Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa partai yang calonnya kalah dalam suatu distrik kehilangan suara yang telah mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada sejumlah

membuat produk berupa bahan ajar serupa yang baru, yang lebih baik dan

Selain itu, tahapan-tahapan dalam model pembelajaran siklus mengajak siswa untuk tidak hanya mendengar penjelasan guru tetapi juga untuk berperan aktif dalam

1 Maklumat di bawah berkaitan dengan masalah ekonomi yang dihadapi oleh pihak kerajaan.. Sekiranya kerajaan membina projeknya di Kampung A, apakah kos lepas

Oleh kerana itu, situasi ini menuntut agar wanita profesional cemerlang alaf baru supaya bijak untuk mengekalkan kedudukan yang baik dalam kerjaya dan rumah

- Kumpulan yang berpegang teguh dengan al-Quran(1m), Sunnah Rasulullah SAW dan perkara yang dibawa oleh para sahabat baginda serta menentang perkara-perkara bid’ah.(1m).. 1