• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Tasikmalaya, Oktober 2021 Tim Penyusun,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Tasikmalaya, Oktober 2021 Tim Penyusun,"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Undang-undang No.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 2012 tentang Standar Nasional Pendidikan mewajibkan seluruh institusi perguruan di Indonesia untuk menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Hal tersebut terjadi karena pemerintah dan masyarakat memandang bahwa penjaminan mutu pendidikan merupakan program dasar yang sangat penting dalam upaya menghasilkan lulusan lembaga dan institusi pendidikan yang bermutu.

Atas dasar peraturan perundangan tersebut serta atas dasar logika kebenaran sistem penjaminan mutu pendidikan, maka Universitas Perjuangan telah berkomitmen untuk menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Komitmen tersebut ditunjukkan oleh Universitas Perjuangan dengan merumuskan dokumen SPMI yang terdiri atas Kebijakan SPMI, Manual SPMI, Standar SPMI, Manual Prosedur SPMI, dan Borang/Formulir SPMI. Dokumen SPMI tersebut dijadikan pedoman oleh seluruh pelaksana pendidikan di Universitas Perjuangan dalam melaksanakan proses pembelajaran di Universitas Perjuangan mulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi dan penilaian pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan pembelajaran. Diharapkan dengan di jalankannya SPMI di Universitas Perjuangan maka dapat menghasilkan lulusan yang bermutu serta dapat meningkatkan daya saing Universitas Perjuangan baik dalam skala lokal, nasional, regional maupun internasional.

Tasikmalaya, Oktober 2021 Tim Penyusun,

(5)

5

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang...

1.2. Ruang Lingkup Standar SPMI...

1.3. Tujuan Penetapan Standar SPMI ...

1.4. Jenis Standar SPMI Unper…...

BAB II STANDAR PENDIDIKAN...

2.1. Rasionale...

2.2. Ruang Lingkup Standar Pendidikan...

2.3. Pihak yang Bertanggungjawab...

2.4. Jenis Standar Pendidikan...

BAB III STANDAR PENELITIAN...

3.1. Rasionale ...

3.2. Ruang Lingkup Standar Penelitian...

3.3. Pihak Yang Bertanggungjawab...

3.4. Jenis Standar Penelitian...

BAB IV STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ...

4.1. Rasionale ...

4.2. Ruang Lingkup Standar Pengabdian Kepada Masyarakat ...

4.3. Pihak Yang Bertanggungjawab ...

4.4. Jenis Standar Pengabdian Kepada Masyarakat ...

BAB V STANDAR KEMAHASISWAAN...

5.1. Rasionale ...

5.2. Ruang Lingkup Standar Kemahasiswaan…..…………... ...

5.3. Pihak Yang Bertanggungjawab ...

5.4. Jenis Standar Kemahasiswaan……… ...

BAB VI STANDAR KERJASAMA………

6.1. Rasionale ...

6.2. Ruang Lingkup Standar Kerjasama…..…………... ...

6.3. Pihak Yang Bertanggungjawab ...

6.4. Jenis Standar Kerjasama……….……… ...

BAB VII STANDAR SISTEM INFORMASI………..

7.1. Rasionale ...

7.2. Ruang Lingkup Standar Kemahasiswaan…..…………... ...

7.3. Definisi Istilah……….. ...

7 7 7 8 8 10 10 10 11 12 106 106 106 106 107 123 123 123 123 124 147 150 150 150 152 181 182 182 182 185 207 208 208 208

(6)

6

BAB VIII STANDAR TATA PAMONG DAN TATA KELOLA………..

8.1. Rasionale ...

8.2. Ruang Lingkup Standar Tata Pamong dan Tata Kelola…..…………... ...

8.3. Pihak Yang Bertanggungjawab ...

8.4. Jenis Standar Tata Pamong dan Tata Kelola…...

DAFTAR PUSTAKA...

216 217 217 217 218 245

(7)

7 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumen Kebijakan SPMI Unper telah mewajibkan Unper untuk melaksanakan sistem penjaminan mutu secara internal (SPMI) dalam pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajarannya. Pelaksanaan penjaminan mutu secara internal tersebut merupakan bukti kepatuhan Unper terhadap peraturan perundang-undangan serta bukti kepedulian seluruh pelaksana Unper terhadap kualitas mahasiswa sebagai stakeholder utama Unper. Tujuan utama Unper melaksanakan SPM adalah untuk menjamin mutu input, proses, output, dan outcome pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan di Unper.

Namun demikian, dalam rangka mencapai tujuan utama SPMI Unper tersebut maka diperlukan patokan-patokan atau standar mutu. Standar tersebut merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan di Unper yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pendidikan di Unper. Penentuan dan perumusan standar tersebut harus didasarkan atas pertimbangan komponen-komponen sistem penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di Unper yang mencakup input, proses, output, dan outcome.

Sehubungan dengan telah dirumuskannya visi, misi, dan tujuan Unper, serta diembannya tri dharma perguruan tinggi, maka standar SPMI Unper paling tidak harus mencakup tiga bidang yaitu bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Oleh karena itu, Standar SPMI Unper telah dirumuskan dan ditetapkan terdiri atas Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga Standar SPMI Unper tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dan pembelajaran dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Oleh karena itu, seluruh Standar SPMI Unper terebut perlu ditetapkan secara legal dan didokumentasikan dengan baik agar dapat dengan mudah dijadikan acuan dan patokan dalam melaksanakan seluruh kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

1.2 Ruang Lingkup Standar SPMI

Ruang lingkup standar SPMI Unper disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014 yang diubah dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Peraturan Menteri tersebut menyatakan bahwa setiap perguruan tinggi wajib memenuhi standar nasional pendidikan tinggi. Sedangkan standar nasional pendidikan tinggi berdasarkan Peraturan Menteri tersebut yakni pada Pasal 1 ayat (l) sampai (4) terdiri atas 3 (tiga) jenis standar yakni Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian Kepada

(8)

8

Masyarakat.Ketiga jenis standar tersebut merupakan Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang wajib dijalankan oleh setiap Perguruan Tinggi di Indonesia.

Mengacu kepada Permenristek-Dikti No. 44 tahun 2015 tersebut, maka Universitas Perjuangan menetapkan standar pendidikan tinggi Unper yang terdiri atas Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian kepada Masyarakat sebagai Standar Nasional dan sekaligus menjadi Standar Universitas Perjuangan yang wajib dijalankan oleh Universitas Perjuangan. Oleh karena itu, ruang lingkup Standar SPMI Universitas Perjuangan meliputi 1) Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, 2) Bidang Penelitian, dan 3) Bidang Pengabdian kepada Masyarakat.

1.3 Tujuan Penetapan Standar SPMI

Tujuan dari penetapan standar SPMI Unper adalah sebagai berikut:

a. Menjamin tercapainya tujuan pendidikan Unper baik dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan;

b. Menjamin agar pembelajaran pada program studi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Unper mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan

c. Mendorong agar Unper dapat mencapai dan melampaui mutu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan.

1.4 Jenis Standar SPMI Unper

Pasal 54 Undang Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa standar pendidikan tinggi adalah terdiri atas (l) standar nasional pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh menteri dan (2) standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh perguruan tinggi. Namun demikian, perkembangan terkini tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi seperti yang diatur oleh Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 44 tahun 2015, Pasal 1 ayat (l) sampai ayat (4) telah memperluas jenis Standar Nasional Pendidikan Tinggi dari satu jenis standar menjadi 3 (tiga) jenis standar yakni Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian Kepada Masyarakat menjadi Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang wajib dijalankan oleh setiap Perguruan Tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tersebut maka Unper akan melaksanakan dan mengembangkan 3 (tiga) jenis Standal Nasional Pendidikan tersebut menjadi Standar SPMI Unper dengan rincian sebagai berikut:

(9)

9 1) Standar Pendidikan, terdiri atas:

1. Standar kompetensi lulusan;

2. Standar isi pembelajaran;

3. Standar proses pembelajaran;

4. Standar penilaian pembelajaran;

5. Standar Dosen dan tenaga kependidikan;

6. Standar sarana dan prasarana pembelajaran;

7. Standar pengelolaan pembelajaran; dan 8. Standar pembiayaan pembelajaran.

2) Standar Penelitian, yang terdiri atas:

1. Standar hasil penelitian;

2. Standar isi penelitian;

3. Standar proses penelitian;

4. Standar penilaian penelitian;

5. Standar peneliti;

6. Standar sarana dan prasarana penelitian;

7. Standar pengelolaan penelitian; dan

8. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian

3) Standar Pengabdian kepada Masyarakat, yang terdiri atas:

1. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat;

2. Standar isi pengabdian kepada masyarakat;

3. Standar proses pengabdian kepada masyarakat;

4. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat;

5. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;

6. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat;

7. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan

8. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat 4) Standar Visi, Misi, dan Tujuan UNPER

5) Standar Tata Pamong dan Tata Kelola 6) Standar Sistem Informasi

7) Standar Kerjasama 8) Standar Kemahasiswaan

9) Standar Kesejahteraan Dosen dan Tenaga Kependidikan

(10)

10 BAB II

STANDAR PENDIDIKAN

2.1 Rasionale

Unper menyadari sepenuhnya bahwa pelaksanan pendidikan merupakan salah satu tugas dan fungsi utama dari Perguruan Tinggi. Pendidikan tersebut merupakan core bussiness dari sebuah perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan harus mendapat perhatian serius. Perhatian serius terhadap bidang pendidikanharus ditunjukkan dengan jaminan mutu yang jelas. Pelaksanaan penjaminan mutu merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban perguruan tinggi kepada seluruh stakeholders. Pertanggungjawaban penyelenggaraan pembelajaran yang baik hanya dapat dilakukan dengan menjamin proses pembelajaran secara berkualitas.

Proses pembelajaran perguruan tinggi akan berkualitas hanya jika institusi pelaksananya menjalankan sistem penjaminan mutu. Penjaminan mutu pendidikan tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan pembelajaran di perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.

Standar-standar tersebut merupakan patokan dan acuan serta target capaian dalam menjalankan pendidikan. Oleh karena itu guna menjamin mutu hasil pendidikan di Unper perlu disusun dan ditetapkan standar pendidikan.

2.2 Ruang Lingkup Standar Pendidikan

Ruang lingkup standar pendidikan Unper meliputi bidang akademik dan non akademik. Bidang akademik meliputi seluruh aspek pembelajaran yang terdiri atas delapan standar yaitu

1) Standar kompetensi lulusan;

2) Standar isi pembelajaran;

3) Standar proses pembelajaran;

4) Standar penilaian pembelajaran;

5) Standar Dosen dan tenaga kependidikan;

6) Standar sarana dan prasarana pembelajaran;

7) Standar pengelolaan pembelajaran; dan

8) Standar pembiayaan pembelajaran. Sedangkan aspek non akademik meliputi seluruh kegiatan yang menunjang pelaksanaan proses pembelajaran seperti tata pamong, kepemimpinan, mahasiswa dan lulusan, dan sistem informasi.

(11)

11 2.3 Pihak Yang Bertanggungjawab

Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan, penetapan, pelaksanaan, penilaian, pengendalian, dan pengembangan standar pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Rektor 2. Wakil Rektor 3. Dekan 4. LP2M 5. LP3M 6. GKM 7. GPM 8. Kaprodi

(12)

STANDAR PENDIDIKAN

2.1 Rasionale

Unper menyadari sepenuhnya bahwa pelaksanan pendidikan merupakan salah satu tugas dan fungsi utama dari Perguruan Tinggi. Pendidikan tersebut merupakan core bussiness dari sebuah perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan harus mendapat perhatian serius. Perhatian serius terhadap bidang pendidikanharus ditunjukkan dengan jaminan mutu yang jelas. Pelaksanaan penjaminan mutu merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban perguruan tinggi kepada seluruh stakeholders. Pertanggungjawaban penyelenggaraan pembelajaran yang baik hanya dapat dilakukan dengan menjamin proses pembelajaran secara berkualitas.

Proses pembelajaran perguruan tinggi akan berkualitas hanya jika institusi pelaksananya menjalankan sistem penjaminan mutu. Penjaminan mutu pendidikan tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan pembelajaran di perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholders memperoleh kepuasan. Standar-standar tersebut merupakan patokan dan acuan serta target capaian dalam menjalankan pendidikan. Oleh karena itu guna menjamin mutu hasil pendidikan di Unper perlu disusun dan ditetapkan standar pendidikan.

2.2 Ruang Lingkup Standar Pendidikan

Ruang lingkup standar pendidikan Unper meliputi bidang akademik dan non akademik. Bidang akademik meliputi seluruh aspek pembelajaran yang terdiri atas delapan standar yaitu

1) Standar kompetensi lulusan; 2) Standar isi pembelajaran; 3) Standar proses pembelajaran;

4) Standar penilaian pembelajaran; 5) Standar Dosen dan tenaga kependidikan; 6) Standar sarana dan prasarana pembelajaran; 7) Standar pengelolaan pembelajaran; dan 8) Standar pembiayaan pembelajaran. Sedangkan aspek non akademik meliputi seluruh kegiatan yang menunjang pelaksanaan proses pembelajaran seperti tata pamong, kepemimpinan, mahasiswa dan lulusan, dan sistem informasi.

2.3 Pihak Yang Bertanggungjawab

Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan, penetapan, pelaksanaan, penilaian, pengendalian, dan pengembangan standar pendidikan adalah sebagai berikut:

(13)

1. Rektor 2. Wakil Rektor 3. Dekan 4. LP2M 5. LP3M 6. GKM 7. GPM 8. Kaprodi

(14)

2.4. Jenis Standar

2.4.1. Standar Kompetensi Lulusan

Isi Standar Strategi Pencapaian Standar Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Tambahan

A. Standar Utama

1. Setiap Program Studi harus merumuskan kompetensi lulusan berdasarkan Spesifikasi Program Studi sebelum penyusunan kurikulum dan proses pembelajaran program studi dimulai

2. Program Studi harus merumuskan Kompetensi Lulusan yang berisi kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan program studi yang dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran Lulusan.

3. Program Studi dalam merumuskan Kompetensi Lulusan harus mencakup aspek sikap dan tata nilai, penguasaan

pengetahuan/keilmuan,

- Tersedianya Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Sesuai dengan KKNI.

- Tersedia juga Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) - Merancang capaian

pembelajaran lulusan dan merumuskan kompetensi lulusan kedalam butir-butir capaian pembelajaran mata kuliah

- Peninjauan kompetensi lulusan dengan melibatkan pihak eksternal antara lain para pemangku kepentingan, consensus kompetensi dan asosiasi program studi sejenis, asosiasi profesi.

- Menyediakan bimbingan konseling dan bimbingan karir dan mengarahkan mahasiswa untuk memilih bidang kerja

- Kompetensi lulusan telah sesuai dengan visi, misi Prodi, fakultas, dan universitas.

- Setiap lulusan telah memiliki karakter integritas (moral dan etika), kemampuan

profesionalisme, Kemampuan penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi, Kemampuan bekerjasama yang baik di dalam tim kerja, serta kemampuan

pengembangan diri.

- Kompetensi lulusan mengacu pada hasil kesepakatan dengan asosiasi penyelenggara

program studi sejenis dan organisasi profesi dan memenuhi level KKNI - Standar kompetensi lulusan

ditinjau minimal 4 tahun sekali dengan pelibatan para

pemangku kepentingan;

konsensus kompetensi dari Asosiasi Program Studi sejenis; konsensus kompetensi

- Kompetensi lulusan juga harus bersaing dalam dunia usaha dan dunia industry (sesuai dengan MBKM)

- Lulusan UNPER harus meresapi nilai-nilai kejuangan yang meliputi;

cageur, bageur, bener, pinter, tur singer.

- Kesesuaian bidang kerja lulusan dengan program studi > 80%

- Tingkat dan ukuran

tempat kerja lulusan (skala internasional, nasional, wilayah/lokal)

- Terdapat prestasi mahasiswa dibidang akademik dan non akademik ditingkat wilayah/lokal, nasional, internasional

terdokumentasi

(15)

keterampilan, dan pengalaman kerja Mahasiswa.

a. Ranah sikap dan tata nilai harus merupakan penghayatan mahasiswa tentang nilai, norma, dan aspek kehidupan yang terbentuk dari proses pendidikan, lingkungan kampus, lingkungan kehidupan keluarga, masyarakat, atau pengalaman kerja mahasiswa. Deskripsi capaian pembelajaran dari aspek sikap dan tata nilai, minimal lulusan harus:

Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika;

sesuai dengan bidang studi yang dipelajari.

- Melakukan analisis pemenuhan CPL dilakukan dengan metode yang sahih dan relevan serta memenuhi 3 aspek

(keserbacakupan, kedalaman, dan kebermanfaatan)

- Menanamkan nilai kejuangan yang dimiliki Universitas Perjuangan Tasikmalaya pada pengenalan mahasiswa baru - Mendorong mahasiswa untuk

memiliki sikap integritas, profesionalisme, mampu menggunakan teknologi informasi, dan sikap lainnya sesuai dengan aspek pada kompetensi lulusan - Mendorong pelaksanaan

monitoring evaluasi proses pembelajaran, dan

menjalankan fungsi dosen wali di masing-masing prodi serta lembaga bimbingan konseling di Universitas sebagai wadah konsultasi mahasiswa agar dapat mencapai persyaratan IPK yang dipersyaratkan.

dari Asosiasi Profesi; dan/atau Standar pasar kerja nasional dan internasional.

- Rata-rata masa tunggu kerja pertama lulusan kurang dari 6 bulan dan lebih dari 50%

lulusan bekerja sesuai dengan bidangnya.

- Rata-rata skor TOEFL institusional lulusan minimal 425.

- Rataan IPK lulusan dalam 3 tahun terakhir harus lebih dari 3,25

- Rataan masa studi lulusan antara 3,5-4,5 tahun - Persentase kelulusan tepat

waktu mahasiswa harus lebih dari sama dengan 50%

- Persentase keberhasilan studi harus lebih dari sama dengan 85%

- Rata-rata masa studi lulusan maksimal 8 semester dan lebih dari 50% lulus tepat waktu.

- Rataan waktu tunggu lulusan sampai mendapat pekerjaan dalam tiga tahun terakhir kurang dari 6 bulan

- Kesesuaian bidang kerja lulusan dalam 3 tahun terakhir harus lebih dari 60%

(16)

Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;

Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila;

Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;

Menghargai

keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;

- Dosen mendorong mahasiswa untuk lulus 8 semester (tepat waktu) lebih dari 50%.

- Menjalankan fungsi Language Center untuk

menyelenggarakan pelatihan dan tes TOEFL.

- Menjalankan fungsi Lembaga Seni Budaya untuk

menyelenggaraka

- Menyediakan sistem pelacakan studi (tracer study) untuk memudahkan dalam

menelusuri lulusan meliputi kesesuaian bidang kerja dan rata-rasa masa tunggu kerja.

(17)

Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;

Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

Menginternalisasi

semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

Memiliki nilai-nilai kejuangan sebagai jati diri lulusan Unper.

b. Ranah pengetahuan harus merupakan penguasaan teori oleh mahasiswa dalam bidang ilmu dan keahlian tertentu, atau penguasaan konsep, fakta, informasi, dan metode dalam bidang pekerjaan tertentu. Capaian pembelajaran lulusan dalam ranah pengetahuan harus sesuai dengan hasil rumusan yang disusun oleh forum program studi sejenis atau

(18)

nama lain yang setara; atau pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program studi sejenis.

c. Ranah keterampilan harus merupakan kemampuan

psikomotorik dan

kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, atau pengalaman kerja mahasiswa. Deskripsi capaian pembelajaran dari aspek keterampilan, minimal lulusan harus mampu:

o Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif

dalam konteks

pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai

(19)

dengan bidang keahliannya;

o Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;

o Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;

o Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk

(20)

skripsi atau laporan tugas akhir;

o Mampu

mempublikasikan hasil tugas akhir atau karya desain/seni hasil karyanya, yang memenuhi syarat tata tulis ilmiah hingga dapat diakses oleh masyarakat akademik;

o Mampu mengambil keputusan secara tepat

dalam konteks

penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

o Mampu memelihara dan mengembangkan

jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;

o Mampu

bertanggungjawab atas

(21)

pencapaian hasil atas pencapaian hasil kerja

kelompok dan

melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah

tanggungjawabnya;

o Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dan o Mampu

mendokumentasikan, menyimpan,

mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

d. Pengalaman kerja mahasiswa harus melakukan

(22)

pengalaman dalam kegiatan di bidang tertentu dan pada jangka waktu tertentu, seperti berbentuk pelatihan kerja, magang, simulasi pekerjaan, kerja praktek, atau praktek kerja lapangan.

4. Program studi dalam merumuskan kompetensi yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan harus:

a. Searah dengan pencapaian visi, misi, dan tujuan program studi, fakultas, dan/atau Universitas.

b.Mengacu pada deskripsi capaian pemebelajaran lulusan KKNI dan

c. Memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.

5. Program studi harus menggunakan rumusan kompentensi yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan sebagai dasar dalam pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses

(23)

pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan

standar pembiayaan

pembelajaran, standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.

B. Standar Tambahan

2.4.2. Standar Isi Pembelajaran

Isi Standar Strategi pencapaian standar Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Tambahan 1. Program studi harus

menjabarkan capaian pembelajaran lulusan ke dalam kriteria minimal tingkat kedalaman dan keluasan meteri pembelajaran dengan mengacu pada diskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI level enam yang menyatakan bahwa lulusan program sarjana paling

1. Kompetensi lulusan secara lengkap dijabarkan (kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain) ke dalam:

a. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan b.Rumusan tingkat

kedalaman dan keluasan materi pembelajaran c. Daftar bahan kajian d.Struktur mata kuliah

- Telah tersedianya matriks/peta kurikulum yang terdiri atas standar kompetensi dan mata kuliah

- Tersedianya Rencana Pembelajaran Semester ditiap matakuliah dan praktikum yang dimutakhirkan yang menjabarkan kompetensi lulusan yang diharapkan.

- Masing-masing program studi menyediakan pilihan mata

- Isi pembelajaran mengacu pada capaian Pembelajaran yang ditetapkan oleh Program Studi harus searah dengan pencapaian visi keilmuan program studi, dan visi dan misi fakultas dan universitas, harus dirumuskan dengan jelas dalam dokumen kurikulum dan dipublikasikan. Rumusan Capaian Pembelajaran suatu Program Studi harus dapat

(24)

sedikit harus menguasai konsep teoritis bidang

pengetahuan dan

keterampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang

pengetahuan dan

keterampilan tersebut secara mendalam.

2. Program studi harus

menjabarkan dan

menuangkan tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran ke dalam bahan kajian serta distrukturkan dalam bantuk mata kuliah.

3. Program Studi harus menyusun dan memiliki kurikulum sebelum pembelajaran dimulai.

4. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus sesuai dengan prinsip visi, misi, dan tujuan program studi, fakultas, dan universitas yang dapat membekali lulusan dengan

2. Kurikulum mencantumkan matriks/peta kurikulum yang terdiri atas standar kompetensi dan mata kuliah

3. Seluruh mata kuliah (teori dan praktikum) dilengkapi dengan Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah yang selalu dimutahirkan.

4. Program studi melakukan peninjauan kurikulum minimal 4 tahun sekali dengan melibatkan/mempertimbangkan masukan dari pemangku kepentingan internal dan eksternal, serta dimutahirkan dengan perkembangan keilmuan dan teknologi di bidangnya.

5. Program studi menyusun mekanisme pengangkatan Dosen pembimbing akademik dan monitoring proses pembimbingan.

6. Jumlah total mahasiswa bimbingan/perwalian per Dosen pembimbing akademik maksimal 20 orang.

kuliah dan pekerjaan yang dapat dikonversikan pada nilai akademik

- Bidang keahlian Dosen pembimbing tugas akhir sesuai dengan topik tugas akhir mahasiswa.

- Jumlah mahasiswa bimbingan tugas akhir per Dosen pembimbing maksimal 10 orang mahasiswa per tahun.

- Rata-rata jumlah

pertemuan/pembimbingan selama penyelesaian tugas akhir minimal 8 kali.

- Rata-rata penyelesaian tugas akhir mahasiswa maksimal 6 bulan.

- Program studi memiliki program peningkatan suasana akademik dalam rencana operasional

- Rata-rata jumlah pertemuan mahasiswa per Dosen pembimbing akademik minimal 4 kali per semester

digunakan untuk membedakan satu program studi dengan program studi lain yang mirip secara horizontal dan dengan program studi sejenis yang berbeda strata pendidikan secara vertical

- Isi pembelajaran berupa hasil integrasi penelitian dan

pengabdian kepada

masyarakat. Hasil analisis data terhadap luaran penelitian dan/atau luaran PkM yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran/pengembangan mata kuliah

- Terdapat lebih dari 3 mata kuliah yang dikembangakn dari hasil penelitian/PkM dalam 3 tahun terakhir.

- Terselenggaranya kegiatan yang mendorong kearah peningkatan suasana akademik melalui kegiatan MBKM yang telah disediakan berbagai pilihan mata kuliah yang dapat dikonversikan.

(25)

kemampuan untuk mencapai kompetensi yang sesuai dengan level 6 (enam) pada KKNI dan MBKM

5. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus melibatkan berbagai stakeholders serta asosiasi bidang ilmu.

6. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus mengikuti sistem kredit semester yang bersifat komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu, teknologi, dan seni, serta dievaluasi dan direvisi sesuai dengan scienticif vision, market signal (user), dan keinginan stakeholder secara berkala minimal lima tahun sekali.

7. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus mempertimbangkan jabaran dari rumusan kompetensi

lulusan, capaian

pembelajaran lulusan, tingkat

8. Program studi memiliki mekanisme pengangkatan Dosen pembimbing tugas akhir dan pengendalian penyelesaian tugas akhir.

9. Program studi menyelenggarakan kegiatan yang dapat

mendorong ke arah

peningkatan suasana akademik (seperti seminar, simposium, lokakarya, atau bedah buku) minimal sekali dalam setahun.

10. Program studi menyediakan pilihan mata kuliah yang dapat dikonversikan dengan kegiatan MBKM.

11. Program Studi melakukan MoU dengan instansi lain baik instansi pendidikan maupun profesi

(26)

kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, bahan kajian, bahan pembelajaran, dan mata kuliah.

8. Program studi dalam menyusun struktur kurikulum harus terdiri atas rumusan kompetensi lulusan, capaian pembelajaran lulusan, tingkat kedalaman dan

keluasan materi

pembelajaran, bahan kajian, bahan pembelajaran, mata

kuliah, metode

pembelajaran, indikator capaian pembelajaran, serta cara evaluasi hasil pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran.

9. Program Studi dalam menyusun kurikulum harus mempertimbangkan jumlah mata kuliah wajib umum dan jumlah mata kuliah keahlian berdasarkan keilmuan program studi, guna memfasilitasi proses

(27)

pembelajaran peserta didik agar dapat memiliki capaian

pembelajaran secara utuh.

a. Mata Kuliah Wajib Umum adalah mata kuliah yang ditujukan untuk membentuk sikap dan tata nilai yang wajib ditempuh semua peserta didik untuk mencapai capaian pembelajaran lulusan.

Mata kuliah umum terdiri dari atas:

1. Agama 2. Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegraan (PPKN)

3. Bahasa Indonesia 4. Seni Budaya dan

Kearifan Lokal b. Mata Kuliah Wajib

Program Studi adalah mata kuliah yang ditujukan untuk menghasilkan

(28)

kemampuan kerja, penguasaan

pengetahuan dan kemampuan mengelola kewenangan serta tanggung jawabnya.

c. Mata Kuliah Pilihan adalah mata kuliah di dalam atau di luar program studi yang bersangkutan yang ditujukan untuk pengembangan

kemampuan sesuai minat mahasiswa.

Mahasiswa harus mengambil Mata Kuliah Pilihan > dari 9 SKS

10. Mahasiswa harus memiliki Dosen Pembimbing Akademik/Dosen Wali selama melaksanakan proses pembelajaran pada program studi.

11. Program studi harus memetakan mata kuliah yang dapat dikonversi ke

(29)

dalam MBKM, minimal 20 SKS.

12. Mahasiswa yang

melaksanakan pembelajaran dengan MBKM maka harus dibimbing oleh dosen yang bertugas untuk memantau jalannya kegiatan.

13. Mahasiswa yang akan melaksanakan tugas akhir harus dibimbing oleh 2 (dua) orang Dosen

Pembimbing Tugas Akhir.

14. Program Studi harus mengembangkan suasana akademik yang kodusif.

2.4.3 Standar Proses Pembelajaran

Isi Standar Strategi Pencapaian Standar Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Tambahan Standar Karakteristik Proses

Pembelajaran

1. Setiap program studi harus menjalankan proses pembelajaran pada setiap semester dalam tahun

1. Masing-masing program studi melengkapi seluruh mata kuliah dilengkapi dengan RPS yang mencakup materi kuliah, metode pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran dan cara- cara evaluasinya.

- Persentase jumlah mata kuliah yang dilengkapi dengan Buku Ajar minimal 75%.

- Persentase jumlah mata kuliah praktikum yang dilengkapi dengan

- Karakteristik pembelajaran memiliki sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa (Student Centered Learning),

(30)

akademik dengan ketentuan bahwa:

a. semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester, b. satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester.

2. Program Studi harus menjalankan proses pembelajaran dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Interaktif adalah bahwa capaian pembelajaran

lulusan harus diraih dengan

mengutamakan proses interaksi dua arah antara

2. Dosen mata kuliah melaksanakan peinjauan dan penyesuaian RPS mata kuliah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara berkala.

3. Program studi menyelenggarakan rapat koordinasi semester pada setiap awal semester.

4. Dosen menyampaikan RPS pada rapat koordinasi semester.

5. Dosen melaksanakan kontrak pembelajaran yang berisi RPS pada pertemuan pertama proses pembelajaran.

6. Dosen didorong untuk menggunakan referensi berasal dari buku dan hasil- hasil penelitian yang mutakhir.

7. Program studi menerapkan mekanisme monitoring kehadiran mahasiswa, kehadiran Dosen, dan kesesuaian materi kuliah yang diajarkan dengan silabus setiap semester.

8. Program studi menerapkan mekanisme penjaminan mutu soal ujian dan kesesuaiannya dengan isi silabus sehingga menghasilkan soal ujian yang bermutu baik dan dapat

Modul/Penuntun Praktikum 100%.

- Seluruh mata kuliah memiliki buku referensi yang mutahir dan bahan ajar (handout). Bahan ajar dapat berasal dari hasil penelitian dan pengabdian dosen pengampu mata kuliah.

- Jumlah mahasiswa per kelas maksimal 40 orang.

- Persentase jumlah Dosen mata kuliah yang menerapkan sistem pembelajaran dengan SCL (Student Centered Learning) minimal 50%.

- Persentase jumlah mata

kuliah yang

diselenggarakan dengan sistem e-learning (blended system) minimal 50%.

- Proses pembelajaran yang mengacu pada hasil penelitian dan PkM harus mengacu pada SN Dikti

yaitu memenuhi

- Mata kuliah yang bersifat adaptif terhadap softskill wajib menerapkan metode problem based learning (PBL) dan project based learning (PJBL)

- Kurikulum mencantumkan peta kurikulum

- Seluruh mata kuliah (kuliah dan praktikum) harus dilengkapi dengan RPS matakuliah

- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran mencakup karakteristik, perencanaan, pelaksanaan, proses pembelajaran dan beban belajar mahasiswa untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan.

- Metode pembelajaran harus sesuai dengan capaian pembelajaran dimana menggunakan metode RBE dan IBE pada 75-100% mata kuliah.

(31)

mahasiswa dan Dosen.

b. Holistik adalah bahwa proses pembelajaran harus dapat mendorong terbentuknya pola

pikir yang

komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional.

c. Integratif adalah bahwa capaian pembelajaran

lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran

lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan

mengukur kompetensi yang dirumuskan.

9. Program studi menyiapkan peralatan dan bahan untuk terlaksananya praktikum agar dapat berjalan dengan optimal.

10. Program studi menyusun mata kuliah yang dapat ditempuh oleh mahasiswa berbasis MBKM yang juga mengacu pada mitra untuk melaksnaakan Kerjasama berupa adanya MoU dan MoA dalam hal pembelajaran.

11. Program yang dapat ditempuh oleh mahasiswa dalam kaitannya dengan

MBKM yaitu

kewirausahaan/penelitian/pertukaran pelajar/KKN

tematik/magang/asistensi mengajar 12. Program studi harus memiliki

program dan kegiatan luar kegiatan pembelajaran terstruktur untuk meningkatkan suasana akademik yang dilaksanakan setiap bulan

pengembangan IPTEKS, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa; isi penelitian dan PkM harus memenuhi kedalaman dan keluasan materi sesuai capaian pembelajaran;

proses penelitian dan PkM

harus mencakup

perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan; penilaian penelitian dan PkM harus memenuhi unsur edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan.

- Jumlah beban belajar seorang mahasiswa paling sedikit 144 sks.

- Seluruh Dosen

melaksanakan kegiatan perkuliahan dan/atau praktikum minimal 14 kali pertemuan dengan jumlah waktu sesuai dengan beban kredit mata kuliah.

- Seluruh Mahasiswa melaksanakan kegiatan

- Proses pembelajaran yang mencakup bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar, pemantauan kesesuaian proses terhadap rencana pembelajaran, metoda pembelajaran yang secara efektif diterapkan untuk mendukung capaian pembelajaran, serta keterkaitan kegiatan penelitian dan PkM dalam proses pembelajaran

- Mahasiswa diberikan

kebebasan untuk

menentukan kegiatan MBKM apa yang akan ditempuh yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang ada di program studi.

- Mahasiswa yang mengambil program MBKM dibimbing oleh satu dosen pembimbing.

(32)

antardisiplin dan multidisiplin.

d. Saintifik adalah bahwa capaian pembelajaran

lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan

akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.

e. Kontekstual adalah bahwa capaian pembelajaran

lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan

perkuliahan dan/atau praktikum minimal 80%

dari seluruh kegiatan perkuliahan dan/atau

praktikum yang

dilaksanakan oleh Dosen.

- Mahasiswa melaksanakan praktikum dengan menggunakan fasilitas laboratorium yang dimiliki oleh program studi atau yang dapat diakses oleh program studi.

(33)

menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.

f. Tematik adalah bahwa capaian pembelajaran

lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik

keilmuan program studi dan dikaitkan dengan

permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.

g. Efektif adalah bahwa capaian

pembelajaran

lulusan harus diraih secara berhasil guna dengan

mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun

(34)

waktu yang optimum.

h. Kolaboratif adalah bahwa capaian pembelajaran

lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran

bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan

kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

i. Berpusat pada mahasiswa adalah bahwa capaian pembelajaran

lulusan harus diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas,

kepribadian, dan

(35)

kebutuhan

mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan

pengetahuan.

3. Sistem Pengelolaan Pembelajaran (Learning Management System/

LMS) merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk melakukan proses pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan merupakan hasil integrasi secara sistematis atas komponen-komponen pembelajaran dengan memperhatikan mutu, sumber belajar, dan berciri khas adanya interaksi pembelajaran

(engagement) lintas waktu dan ruang.

4. Tujuan penting dari LMS tersebut adalah

(36)

memberikan akses dan fasilitas kepada peserta didik untuk membangun pengetahuannya secara mandiri dan terarah, serta memberikan peran penting dosen sebagai perancang, pemantik, fasilitator, dan motivator pembelajaran.

Standar Perencanaan Proses Pembelajaran

1. Program Studi wajib menyusun dan memiliki perencanaan pembelajaran setiap mata kuliah yang disajikan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebelum proses pembelajaran pada program studi dimulai selambat- lambatnya 3 minggu sebelum perkuliahan dimulai.

2. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) suatu mata kuliah adalah rencana proses pembelajaran yang disusun

untuk kegiatan

(37)

pembelajaran selama satu semester guna memenuhi capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah. Rencana pembelajaran semester atau istilah lain, ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.

3. Dosen mata kuliah paling lambat tiga minggu sebelum pembelajaran semester dimulai harus menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berisi:

a. Nama Program Studi b. Nama mata kuliah,

nama dan kode mata kuliah, semester, SKS,

nama Dosen

pengampu;

(38)

c. Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;

d. Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

e. Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;

f. Metode pembelajaran;

g. Waktu yang

disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;

h. Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;

i. Kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan

(39)

j. Daftar referensi yang digunakan

4. Dosen mata kuliah harus meninjau dan menyesuaikan RPS dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi minimal setahun sekali dan disesuaikan dengan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh dosen sebagai sumber kajian.

5. Program studi harus

mengadakan Rapat

Koordinasi Semesteran (RKS) dengan mengundang seluruh Dosen Mata Kuliah Program Studi paling lambat satu minggu sebelum perkuliahan dimulai.

6. Dosen mata kuliah harus mempresentasikan RPS pada Rapat Koordinasi Semesteran (RKS).

Standar Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1. Dosen mata kuliah harus melaksanakan proses pembelajaran sebanyak

(40)

minimal 14 kali tatap muka dalam satu semester dalam bentuk interaksi antara Dosen , mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu, sesuai dengan RPS, dan bersifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, serta berpusat kepada mahasiswaselama satu semester atau 16 minggu efektif.

2. Mahasiswa harus melaksanakan proses pembelajaran sebanyak minimal 75% dari seluruh proses pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen mata kuliah dalam satu semester.

3. Fakultas/Program Studi harus menyediakan Buku Ajar mata kuliah.

4. Fakultas/Program Studi harus menyediakan

Modul/Penuntun Praktikum

(41)

untuk setiap mata kuliah praktikum.

5. Dosen harus menyediakan bahan ajar (hand out) untuk setiap mata kuliah yang diajarkannya.

6. Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian dalam bentuk skripsi/tugas akhir, atau karya desain/seni/bentuk lain yang setaraharus sesuai

7. dengan standar penelitian SPMI Universitas dan mendapat bimbingan dari 2 (dua) orang Dosen pembimbing.

8. Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat harus sesuai dengan standar pengabdian kepada masyarakat SPMI Universitas dan mendapat bimbingan dari seorang Dosen

(42)

pembimbing lapangan (DPL).

9. Program studi dalam menjalankan proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur.

10. Dosen mata kuliah yang menjalankan proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah seperti diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran

berbasis proyek,

pembelajaran berbasis masalah, atau gabungan dari

beberapa metode

pembelajaran yang dapat

(43)

secara efektif memfasilitasi pencapaian kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan selama satu semester.

11. Dosen mata kuliah dalam menjalankan proses pembelajarannya dapat berupa: kuliah, responsi, tutorial, seminar atau yang setara, praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian/riset, membangun masyarakat/KKN tematik, pertukaran mahasiswa, magang/praktek kerja, asistensi mengajar, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara. Sedangkan metode pembelajaran berupa: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran

(44)

kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran

berbasis proyek,

pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

12. Mahasiswa yang

menjalankan proses pembelajaran dalam bentuk pembelajaran penelitian, perancangan, pengembangan, atau pengabdian kepada masyarakat harus dibimbing oleh Dosen Pembimbing dalam rangka pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman otentik

mahasiswa, guna

mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya saing bangsa.

Standar Beban Belajar Mahasiswa

(45)

1. Program studi harus merancang beban belajar mahasiswa yang dinyatakan dalam besaran Satuan Kredit Semester (SKS) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Semester adalah satuan

waktu proses

pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) kali, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

b. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi, dan tutorial adalah setara dengan 170 menit kegiatan belajar per minggu per semester mencakup kegiatan untuk tatap muka

sebanyak 50

menit/minggu/semester, tugas terstruktur

sebanyak 60

menit/minggu/semester,

(46)

dan belajar mandiri

sebanyak 60

menit/minggu/semester.

c. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis adalah setara dengan kegiatan tatap muka sebanyak 100 menit/minggu/semseter dan kegiatan mandiri sebanyak 70 (tujuh puluh)

menit/minggu/semester.

d. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan atau proses pembelajaran lain yang sejenis adalah setara dengan 170 (seratus tujuh puluh) menit/minggu/semester.

(47)

2. Mahasiswa harus menyelesaikan beban belajar sebanyak minimal 144 SKS yang terdiri atas Mata Kuliah Wajib Umum paling sedikit 12 (dua belas) SKS, Mata Kuliah Wajib Program Studi dan Mata Kuliah Pilihan paling sedikit 126 (seratus dua puluh enam) SKS, serta Mata Kuliah Tugas Akhir yang terdiri atas Kuliah Kerja Nyata, Kerja Praktik/Praktik Pengenaan Lapangan, Seminar Proposal Penelitian Skripsi, Seminar Hasil Penelitian Skripsi, Ujian Skripsi, dan Pendadaran paling sedikit 6 (enam) SKS dalam masa studi minimal 7 (tujuh) semester dan maksimal 14 (empat belas) semester.

3. Program studi dapat menjalankan semester antara yang pelaksanaannya dilakukan antara semester

(48)

genap ke semester ganjil tahun akademik berikutnya.

4. Program studi yang menyelenggarakan

pembelajaran pada Semester Antara harus sesuai dengan beban belajar mahasiswa agar dapat memenuhi capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan proses pembelajaran

dilaksanakan selama delapan minggu.

b. Beban belajar mahasiswa paling banyak sembilan SKS.

c. Jumlah tatap muka paling sedikit 16 kali termasuk Ujian Tengah Semester Antara dan Ujian Akhir Semester Antara.

(49)

2.4.4. Standar Penilaian Pembelajaran

Isi Standar Strategi Pencapaian Standar Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Tambahan 1. Program studi harus

melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa pada saat dan/atau akhir proses pembelajaran.

2. Program studi dapat menugaskan penilaan proses dan hasil belajar mahasiswa kepada:

a. Dosen pengampu b. Tim Dosen pengampu;

c. Dosen pengampu atau tim Dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa;

dan/atau

d. Dosen pengampu atau tim Dosen pengampu dengan mengikutsertakan

stakeholders yang relevan.

3. Dosen /Tim Dosen Pengampu mata kuliah dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa harus memperhatikan prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur

1. Program studi

menyelenggarakan proses penilaian mengikuti prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.

2. Program Studi/Dosen Mata Kuliah melaksanakan penilaian pembelajaran dengan menggunakan salah satu atau lebih teknik penilaian seperti observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.

3. Dosen memberikan umpan balik dan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempertanyakan hasil penilaian.

4. Dosen dan Program Studi mendokumentasikan

penilaian proses dan hasil

1. Bobot nilai yang tercantum dalam RPS diterapkan oleh dosen dalam penilaian pembelajaran.

2. Dosen menginput penilaian kedalam sistem tepat waktu sehingga Kartu Hasil Studi (KHS) dapat diakses mahasiswa tepat waktu.

3. Memiliki kontrak rencana penilaian

4. Melaksanakan penilaian sesuai kontrak atau kesepakatan

5. Terdapat umpan balik

- Terselenggaranya proses penilaian dengan prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi di minimal 70%

mata kuliah

- Telah terselenggara penilaian pembelajaran dengan teknik dan prosedur penilaian dengan tepat (menggunakan salah satu atau lebih teknik penilaian seperti observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket) sebanyak 75-100% dari jumlah mata kuliah.

(50)

penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian, dan kelulusan mahasiswa dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Prinsip penilaian harus mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.

- Prinsip edukatif merupakan penilaian yang memotivasi mahasiswa agar mampu:

a) memperbaiki

perencanaan dan cara belajar; dan

b) meraih capaian pembelajaran lulusan.

- Prinsip otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan

kemampuan mahasiswa

belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan.

5. Dosen melakukan prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir.

6. Program studi yang dalam hal ini diwakili oleh dosen pembimbing dalam kegiatan MBKM dapat melakukan penilaian berdasarkan kinerja mahasiswa pada program yang ditempuhnya.

7. Dosen

menyerahkan/mengupload

hasil penilaian

pembelajaran paling lambat 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan penilaian.

8. Program studi

memasukkan hasil penilaian seluruh mata kuliah semester berjalan

(51)

pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

- Prinsip objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada standar yang disepakati antara Dosen dan mahasiswa serta bebas

dari pengaruh

subjektivitas penilai dan yang dinilai.

- Prinsip akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.

- Prinsip transparan merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua stakeholders.

b. Teknik penilaian terdiri atas observasi,

pada Kartu Hasil Studi (KHS) seluruh mahasiswa paling lambat 3 (tiga) minggu setelah pelaksanaan ujian.

9. Metode penilaian dikomunikasi ke mahasiswa ketika perkuliahan dimulai dalam bentuk kontrak perkuliahan

(52)

partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket.

- Teknik penilaian observasi dapat digunakan untuk melakukan penilaian sikap.

- Teknik penilaian partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket atau kombinasi dari berbagai teknik penilaian tersebut dapat digunakan untuk menilai penguasaan

pengetahuan,

keterampilan umum, dan keterampilan khusus.

c. Instrumen penilaian terdiri atas instrumen penilaian proses dan instrumen penilaian hasil pembelajaran

(53)

- Instrumen untuk penilaian proses dapat menggunakan rubrik

- Instrumen penilaian

hasil dapat

menggunakan

portofolio atau karya desain.

d. Hasil akhir penilaian yang dilakukan oleh Dosen/Tim Dosen Pengampu mata kuliah harus merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.

e. Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh Dosen/Tim Dosen Pengampu mata kuliah harus terdiri atas:

- menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian

(54)

antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran;

- melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20;

- memberikan umpan

balik dan

kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa;

dan

- mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara

(55)

akuntabel dan transparan.

f. Prosedur penilaian yang dilakukan oleh Dosen /Tim Dosen Pengampu mata kuliah harus mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir.

g. Prosedur penilaian pada tahap perencanaan dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.

h. Pelaksanaan penilaian harus dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran.

i. Pelaporan penilaian harus berupa kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah yang

(56)

dinyatakan dalam kisaran:

- huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik;

- huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik;

- huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup;

- huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang; atau - huruf E setara

dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang.

4. Universitas dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat).

5. Program studi harus mengumumkan hasil penilaian

(57)

kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran selesai sesuai dengan rencana pembelajaran.

6. Program studi harus merumuskan hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester ke dalam indeks prestasi semester (IPS).

7. Program studi harus merumuskan hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi ke dalam indeks prestasi kumulatif (IPK).

8. Program Studi harus menetapkan prestasi Mahasiswa dalam Indeks Prestasi Semester (IPS) yang dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara bobot nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dengan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil dalam satu semester.

9. Program Studi harus menetapkan prestasi mahasiswa dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang

(58)

dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara bobot nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dengan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil yang telah ditempuh.

10. Program studi harus menyatakan kelulusan bagi mahasiswa apabila mahasiswa telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol), tidak memiliki nilai E, dan apabila memiliki nilai D maka maksimal nilai D adalah 3 (tiga) mata kuliah.

11. Program studi harus menentukan predikat kelulusan mahasiswa dengan kriteria sebagai berikut:

a. Memuaskan, apabila Mahasiswa mencapai indeks

(59)

prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol nol);

b. Sangat Memuaskan, apabila Mahasiswa mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol); atau

c. Pujian, apabila Mahasiswa mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma lima nol).

12. Universitas harus memberikan ijazah, gelar, dan surat keterangan pendamping ijazah kepada Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus.

(60)

2.4.5. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

Pernyataan Standar Strategi Pencapaian Standar Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Tambahan:

Standar Dosen

1. Program Studi harus memiliki Dosen Program Studi yang terdiri atas Dosen tetap Paling sedikit 60% (enam puluh persen) dari jumlah seluruh Dosen Program Studi dengan ketentuan paling sedikit 6 (enam) orang dan Dosen tidak tetap paling banyak 40% dari seluruh Dosen Program Studi sebelum pembukaan program studi dimulai.

2. Dosen program studi harus:

a) Memiliki kualifikasi minimal S2 yang setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI yang dibuktikan dengan memiliki ijazah, memiliki IPK

Strategi Pencapaian Standar Dosen 1. Yayasan/Universitas memiliki

peraturan/pedoman proses seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian Dosen.

2. Yayasan/Universitas

mengembangkan dan

melaksanakan proses seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian Dosen sesuai dengan peraturan/pedoman yang berlaku.

3. Yayasan/Universitas harus mengangkat Dosen Tetap yang ditugaskan secara penuh waktu untuk menjalankan proses pembelajaran program studi paling sedikit 6 (enam) orang per program studi.

4. Seluruh Dosen Program Studi memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan magister.

Indikator Standar Dosen

1. Rasio dosen tetap terhadap mahasiswa yang bidang kealliannya sesuai dengan bidang program studi adalah 1 : 40 (untuk bidang sosial), dan l : 20 (untuk bidang eksakta).

2. Jumlah Dosen tetap pada setiap Program Studi minimal 90% dari jumlah seluruh Dosen.

3. Persentase Dosen yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau NIDK minimal 90 % dari seluruh Dosen program studi.

4. Persentase Dosen tetap yang menjadi anggota himpunan/persatuan

masyarakat bidang ilmu (akademik dan profesi)

A. Profil Dosen:

1) Kecukupan jumlah dosen tetap UNPER yang ditugaskan sebagai pengampu mata kuliah diprogram studi (DT) dan yang ditugaskan sebagai pengampu mata kuliah dengan bidang keahlian yang sesuai dengan kompetensi inti program studi (DTPS) lebih dari 12 orang.

2) Kecukupan jumlah dosen tetap UNPER Kualifikasi akademik dosen tetap:

persentase jumlah DTPS berpendidikan

Doktor/Doktor Terapan/Subspesialis terhadap jumlah DTPS sebesar 50%.

3) Jabatan akademik dosen tetap, terdiri atas

(61)

minimal 3,0 (skala 4) yang dibuktikan dengan memiliki traskrip nilai, dan memliki bidang ilmu yang relevan dengan program studi, serta linier antara ijazah S1 dengan ijazah S2, b) Memiliki kompetensi

pendidik yang ditunjukkan dengan sertifikat pendidik dan/atau sertifikat profesi,

c) Sehat jasmanai dan

rohani yang

ditunjukkan dengan surat keterangan sehat jasmani dari dokter serta surat keterangan sehar rohani dari psikiater, d) Memiliki kemampuan

untuk

menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan

5. Persentase Dosen Tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi program studi sesuai standar BAN-PT.

6. Seluruh dosen didorong untuk mengikuti kegiatan seminar ilmiah lokakarya/penataran/workshop/pag elaran/pameran/peragaan

(nasional/internasional).

7. Program studi mendatangkan Dosen Tamu/Dosen Pakar dari luar Unper minimal satu orang per semester.

8. Menjalankan monitoring dan evaluasi pada kegiatan belajar mengajar.

9. Program Studi memiliki program pengembangan Dosen untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan bidang di program studi 10. LP3M melakukan evaluasi Beban

Kerja Dosen (BKD) secara periodik dan teratur.

Strategi Pencapaian Standar Tenaga Kependidikan

tingkat

nasional/internasional sesuai standar BAN-PT.

5. Perbandingan jumlah Dosen Tetap yang memiliki jabatan Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi program studi minimal 2:4:4:1.

6. Persentase Dosen yang memiliki Sertifikat Pendidik Profesional lebih dari 75%.

7. Setiap Dosen Tetap program studi mengikuti kegiatan seminar ilmiah/

lokakarya/ penataran/

workshop/ pagelaran/

pameran/ peragaan (nasional/internasional) baik sebagai pembicara ataupun peserta minimal sekali dalam setahun.

8. Rata-rata tingkat kehadiran Dosen tetap

persentase jumlah DTPS dengan jabatan akademik Lektor Kepala atau Guru Besar terhadap jumlah DTPS lebih dari 70%

4) Beban Kerja Dosen:

a. Rasio jumlah mahasiswa program studi terhadap jumlah DTPS pada TS untuk prodi sains dan teknologi antara 15- 25 dan social humaniora antara 25- 35.

b. Penugasan DTPS sebagai pembimbing utama tugas akhir mahasiswa rata-rata jumlah bimbingan sebagai pembimbing utama persemester kurang dari sama dengan 6

c. Ekuivalensi waktu mengajar penuh DTPS antara 12-16 SKS

Referensi

Dokumen terkait

1) Apabila semua persyaratan dinyatakan lengkap dan sesuai dengan ketentuan, berkas diusulkan kepada Senat Fakultas untuk memperoleh pertimbangan/persetujuan.. dengan

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis darib. Fakultas Teknik Universitas

Ditinjau dari target yang ditetapkan untuk KPI P-1, dapat dikatakan bahwa target kinerja untuk jumlah pelanggan yang kembali ini terlalu tinggi sehingga hasil pengukuran kinerjanya

CONTOH : RUMUSAN TUJUAN (KHUSUS) PEMEBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI KOMPETENSI : siswa mampu melakukan deteksi kebocoran pada system refrigerasi.. No DIMENSI TAHAPAN

1.Mendorong seseorang (manusia) berperilaku dan berbuat sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang sah serta sesuai QS, sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat yang

Kata  “agrowisata”  atau  wisata  agro  sebenarnya  merupakan  terjemahan  dari 

Antrian dapat terjadi apabila orang, komponen mesin atau unit barang yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari fasilitas pelayanan yang sedang beroperasi

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka diperlukan pembangunan aplikasi pengenalan kata dari sebuah perintah suara yang diucapkan dan dapat dikenali oleh suatu mesin