• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA NASIONAL DI SMA NEGERI 1 SILAHISABUNGAN DAN SMA NEGERI 2 SIDIKALANGKABUPATEN DAIRI TESIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA NASIONAL DI SMA NEGERI 1 SILAHISABUNGAN DAN SMA NEGERI 2 SIDIKALANGKABUPATEN DAIRI TESIS."

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA NASIONAL DI SMA NEGERI 1 SILAHISABUNGAN DAN SMA NEGERI 2 SIDIKALANGKABUPATEN DAIRI

TESIS

Oleh

RICKSON RUDYANTO PANGGABEAN

147004002 / PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2016

(2)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA NASIONAL DI SMA NEGERI 1 SILAHISABUNGAN DAN SMA NEGERI 2 SIDIKALANGKABUPATEN DAIRI

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada Sekolah PascasarjanaUniversitas Sumatera Utara

Oleh

RICKSON RUDYANTO PANGGABEAN

147004002/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2016

(3)

Telah diuji pada

(4)

Tanggal : 22 Juni 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Syamsul Arifin, SH, MH

Anggota : 1. Dr. Hesti Wahyuningsih, S.Si, M.Si 2. Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, MS 3. Dr. Erni Jumilawati, S.Si., M.Si

(5)
(6)

IMPLEMENTASIKEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA NASIONAL DI SMA NEGERI 1 SILAHISABUNGAN DAN SMA NEGERI 2

SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI

ABSTRAK

Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan disekolah dapat diakibatkan oleh pengelolaan sekolah yang tidak berwawasan lingkungan. Sarana dan prasarana direncanakan dengan mengabaikan prinsip pelestarian lingkungan hidup, misalnya pembangunan di ruang terbuka hijau sekolah yang massif sehingga mengurangi luasan area resapan air. Perilaku kebersihan lingkungan yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran / pembuangan sampah sembarangan, vandalism terhadap obyek lingkungan dengan budaya “kurang sadar lingkungan”. Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Program Sekolah Adiwiyata Nasional sebagai bagian dari strategi Pendidikan Lingkungan Hidup. Pemerintah Kabupaten Dairi menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan dalam pencapaian sekolah Adiwiyata Nasional. Penelitian ini bertujuan menjawab program Kabupaten Dairi, memadukan pendidikan ekologis mencapai pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui implementasi kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Dengan metodologi deskriptif penelitian ini dilakukan terhadap dua SMA yang terdapat di Kabupaten Dairi yaitu SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang.

Interpretasi atau penyimpulan terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata dilakukan dari data yang telah diperoleh guna mencari faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa implementasi kebijakan sekolah untuk membangun budaya lingkungan masih memerlukan upayasosialisasi, muatan kurikulum berbasis lingkungan beragam karena kualifikasi guru yang tidak merata serta rendahnya kemampuan sekolah dalam mengidentifikasi isu lingkungan, persepsi siswa, guru dan pengelola sekolah dalam pengelolaan lingkungan masih belum maksimal hanya sebatas partisipan pasif dan belum memperoleh ruang yang memadai dalam aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Kondisi sarana dan prasarana sekolah yang mendukung gerakan peduli dan sadar lingkungan belum menunjukkan upaya optimal dan masih memerlukan upaya keras untuk mewujudkannya. Hasil penelitian ini selanjutnya akan bermanfaat sebagai inventarisasi data awal bagi program perencanaan pendidikan daerah dalam pengembangan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan.

Kata kunci :Program Adiwiyata Nasional, Implemetasi,Berwawasan Lingkungan, SMAN 1 Silahisabungan, SMAN 2 Sidikalang

(7)

IMPLEMENTATION OF NATIONALADIWIYATA PROGRAMME ATSENIOR HIGH SCHOOL 1 SILAHISABUNGAN

AND STATESENIOR HIGH SCHOOL 2 SIDIKALANG IN DAIRI DISTRICT

ABSTRACT

Decline in the quality and quantity of school environment can be caused by school management that are not environmentally sound. Facilities and infrastructure are planned to ignore the principle of preservation of the environment, for example the development of open green space school that massively reducing the area of water catchment areas. Negative environmental hygiene behavior such as various forms of fouling / littering, vandalism against the environment objects with culture "environmentally conscious". The Government of Republic Indonesia launched the National Adiwiyata School Program as part of the strategy of Environmental Education. Dairi Regency Government put improving the quality of human resources through education that is environmentally sustainable through the National Adiwiyata school achievement. This study aims to answer Dairi program for the integration of ecological education achieve quality development of human resources through the implementation of environmental policy, the implementation of environment- based curriculum, activity-based participatory environment and management of environmentally friendly means of support. With descriptive research methodology was conducted on two high schools located in Dairi, namely State Senior High School (SMANegeri) 1 Silahisabungan and State Senior High School (SMANegeri) 2 Sidikalang. Interpretation or inference to the achievement of the quality of school Adiwiyata made from data that has been obtained in order to look for factors that affect the quality of school achievement in the National Adiwiyata at State Senior High School (SMANegeri) 1 Silahisabungan and State Senior High School (SMANegeri) 2 Sidikalang. From the analysis we concluded that implementation of the policy of the school to build a culture of the environment still requires dissemination, curriculum-based diverse environments for teachers' qualifications are not evenly distributed and the low capacity of schools in identifying environmental issues, perceptions of students, teachers and school administrators in the management of the environment is still not a maximum one it is just limited to the passive participant and has not obtained adequate room in environmental management activities. The condition of school facilities and infrastructure that supports the movement of caring and environmentally conscious efforts have not shown optimal and still require substantial effort to make it happen. The results of this study will further be useful as initial data inventory for educational planning programme in the area of human resource development with environmental sensitivity.

Keywords: National Adiwiyataprogramme, Implementation, Environmental Concept, State Senior High School 1 Silahisabungan, State Senior High School 2 Sidikalang

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha esa atas besar kasih-nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan judul

“ImplementasiKebijakanProgram Adiwiyata Nasionaldi SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi”.

Penulis brerharap tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, Pemerintah, dan masyarakat luas. Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih terdapat kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;

2. Prof. Dr. Robert Sibarani, MS, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara;

3. Dr. Delvian, SP, MP, selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara;

4. Drs. Chairuddin, M.Sc, selaku Sekretaris Program Magister Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara;

(9)

5. Prof. Syamsul Arifin, SH, MH,dan Dr. Hesti Wahyuningsih, S.Si, M.Siselaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, petunjuk dan saran yang membangun kepada penulis sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, MS dan Dr. Erni Jumilawati, S.Si., M.Si, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan masukan dalam Tesis ini;

7. Seluruh dosen dan pegawai yang telah banyak berjasa selama perkuliahan penulis.

8. Istri tercinta Surya Ningsih Parapat, S.Pd atas kesetiaan dan motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu;

9. Ananda tersayang, Rafael Friedrich Panggabean dan Rivander Ernest Panggabean, kalian adalah motivasi terbesarku untuk menyelesaikan studi ini;

10. Ibunda tersayang L. Br Sitompul dan seluruh keluarga, yang telah memberikan dukungannya baik semangat, doa dan tentunya materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini;

11. Lilis Dian Prihatini, SKM, M.Kes dan Posmatua Manurung, S.Sos, selaku pimpinan penulis yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat melanjutkan studi;

12. Seluruh kepala sekolah, pegawai, guru, siswa dan komite sekolah di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang di Kabupaten

(10)

Dairi, yang banyak membantu penulis terutama dalam hal pemberian data- data yang dibutuhkan oleh penulis.

13. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungannya baik semangat, doa dan tentunya materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya atas ketidaksempurnaan tesis ini, oleh karena itu saran dan kritikan sangat diharapkan guna penyempurnaannya. Semoga Tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 22Juni 2016 Penulis

Rickson Rudyanto Panggabean

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Rickson Rudyanto Panggabean 2. Tempat / Tanggal Lahir : Sangkaran / 10April 1982 3. Nama Orang Tua

a. Ayah : Hotman Panggabean(2014) b. Ibu : Lija Br. Sitompul

4. Anak ke : 1 dari 5 bersaudara

5. Nama Istri : Surya Ningsih Parapat, S.Pd 6. Nama-Nama Anak : 1. Rafael Friedrich Panggabean

2. Rivander Ernest Panggabean

7. Alamat : Jl. Sentosa No. 8, Kelurahan Batang Beruh Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi

8. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil 9. Pendidikan Formal

a. Tahun 1988 – 1994 : SD Negeri No. 173115Sitompul b. Tahun 1994 – 1997 : SMP Negeri 3 Tarutung

c. Tahun 1997 – 2000 : SMU Negeri 1 Tarutung

d. Tahun 2001 – 2004 : D-3 Kimia Analis Universitas Sumatera Utara e. Tahun 2006 – 2008 : S-1 Kimia Universitas Sumatera Utara

f. Tahun 2014 – 2016 : S-2 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT . ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5.Kerangka Konseptual ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1. Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia... 8

2.2. Pengertian dan Tujuan Program Adiwiyata... 12

2.3. Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata... 14

2.4. Latar Belakang SMA Negeri 2 Sidikalang... 17

2.5. Latar Belakang SMA Negeri 1 Silahisabungan... 18 BAB III METODE PENELITIAN... 20

3.1. Deskripsi Penelitian ... 20

3.1.1. Tempat dan Waktu... 20

3.1.1.1 Tempat... 20

3.1.1.2 Waktu... 21

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 21

3.2.1. Populasi dan Sampel Penelitian... 21

3.2.1.1. Populasi... 21

3.2.1.2. Sampel Penelitian... 22

3.3. Jenis Data ... 24

3.4. Peralatan ... 25

3.5. Instrumen Penelitian... 25

3.6. Variabel Penelitian... 26

3.7. Definisi Operasional... 26

3.8. Analisis Data... 27

3.9. Tahapan Penelitian... 28

(13)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Hasil Penelitian... 30

4.1.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian... 30

4.1.2. Gambaran Umum Responden ... 33

4.1.3.Tanggapan Responden terhadapImplementasi Program Adiwiyata Nasional di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang di Kabupaten Dairi... 35

4.1.3.1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan... 35

4.1.3.1.1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)... 35

4.1.3.1.2. Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Sekolah... 39

4.1.3.2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan... 42

4.1.3.2.1. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup... 41 4.1.3.2.2.Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup... 50

4.1.3.3.Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif ... 54

4.1.3.3.1. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah... 54

4.1.3.3.2.Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak... 61

4.1.3.4.Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan... 68

4.1.3.4.1.Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan... 68

4.1.3.4.2.Peningkatankualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan... 71

4.2. Pembahasan... 77

4.2.1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan... 77

4.2.2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan... 82

(14)

4.2.3. Kegiatan Lingkungan Berbasis

Partisipatif... 89 4.2.4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah

Lingkungan... 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

... 105 5.1. Kesimpulan

... 105 5.2. Saran

... 105 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1. Jumlah Siswa di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2

Sidikalang Kabupaten Dairi... 22

3.2. Jumlah Guru di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi ... 23

3.3. Jumlah Pegawai di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi... 23

3.4. Jumlah Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi... 23

3.5. Jumlah Komite Sekolah di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi... 24

4.1. Jumlah SMA Negeri Di Kabupaten Dairi Tahun 2016... 30

4.2. Jumlah SMA Swasta di Kabupaten Dairi Tahun 2016... 31

4.3. Jumlah Responden Siswa ... 33

4.4. Jumlah Responden Guru... 33

4.5. Jumlah Responden Pegawai Sekolah... 33

4.6. Jumlah Responden Kepala Sekolah ... 34

4.7. Jumlah Responden Komite Sekolah... 34

4.8. Distribusi Responden Menurut Kategorinya ... 34

4.9. Distribusi jawaban responden tentang telah mencantumkan kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup... 35

4.10. Distribusi jawaban responden tentang struktur kurikulum telah mencantumkanupayapelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup... 37

4.11. Distribusi jawaban responden tentang mata pelajaran wajib dan/atau mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan ketuntasan minimal belajar... 38

4.12. Distribusi jawaban responden tentang telah mencantumkanprogram dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup... 40

4.13. D Distribusi jawaban responden tentangmenerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran (belajar aktif/ partisipatif)... 42

(16)

4.14. Distribusi jawaban responden tentang mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi pembelajaran LH sesuai dengan

jenjang pendidikan... 43 4.15. Distribusi jawaban responden tentang mengembangkan indikator

dan instrumen penilaian pembelajaran... 45 4.16. Distribusi jawaban responden tentang menyusun rancangan

pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,

laboratorium, maupun di luar kelas... 46 4.17. Distribusi jawaban responden tentang mengikutsertakan orang tua

peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran

LH... 47 4.18. Distribusi jawaban responden tentang mengkomunikasikan hasil-

hasil inovasi pembelajaran LH... 48 4.19. Distribusi jawaban responden tentang mengkaitkan pengetahuan

konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari... 49 4.20. Distribusi jawaban responden tentang menghasilkan karya nyata

yang berkaitan dengan pelestarian fungsi LH, mencegah terjadinya

pencemaran dan kerusakan LH... 50 4.21. Distribusi jawaban responden tentang menerapkan pengetahuan LH

yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan

sehari-hari... 51 4.22. Distribusi jawaban responden tentang mengkomunikasikan hasil

pembelajaran LH dengan berbagai cara dan media... 53 4.23. Distribusi jawaban responden tentang Memelihara dan merawat

gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah... 55 4.24. Distribusi jawaban responden tentang memanfaatkan lahan dan

fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah)... 56 4.25 Distribusi jawaban responden tentang mengembangkan kegiatan

ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup... 58 4.26. Distribusi jawaban responden tentang Adanya kreativitas dan

inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup...

59 4.27. Distribusi jawaban responden tentang mengikuti kegiatan aksi

lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar... 60 4.28 Distribusi jawaban responden tentang menjalin kemitraan dalam

rangka perlindungan dan pengelolaan memanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup... 61

(17)

4.29. Distribusi jawaban responden tentang mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah... 63 4.30. Distribusi jawaban responden tentang meningkatkan peran komite

sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup... 64 4.31. Distribusi jawaban responden tentang menjadi nara sumber dalam

rangka pembelajaran lingkungan hidup... 65 4.32. Distribusi jawaban responden tentang memberi dukungan untuk

meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan LH... 66 4.33. Distribusi jawaban responden tentang menyediakan sarana

prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di

sekolah... 69 4.34. Distribusi jawaban responden tentang menyediakan sarana

prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di

sekolah ... 70 4.35. Distribusi jawaban responden tentang memelihara sarana dan

prasarana sekolah yang ramah lingkungan ... 72 4.36. Distribusi jawaban responden tentang meningkatkan pengelolaan

dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah... 73 4.37 Distribusi jawaban responden tentang memanfaatkan listrik, air dan

ATK secara efisien... 74 4.38 Distribusi jawaban responden tentang meningkatkan kualitas

pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan... 76

(18)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1.1. Skema Pelaksanaan Penelitian... 7 4.1 Peta Lokasi Penelitian... 32

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Kuisioner Penelitian

2. Foto Sekolah Lokasi Penelitian

(20)

IMPLEMENTASIKEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA NASIONAL DI SMA NEGERI 1 SILAHISABUNGAN DAN SMA NEGERI 2

SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI

ABSTRAK

Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan disekolah dapat diakibatkan oleh pengelolaan sekolah yang tidak berwawasan lingkungan. Sarana dan prasarana direncanakan dengan mengabaikan prinsip pelestarian lingkungan hidup, misalnya pembangunan di ruang terbuka hijau sekolah yang massif sehingga mengurangi luasan area resapan air. Perilaku kebersihan lingkungan yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran / pembuangan sampah sembarangan, vandalism terhadap obyek lingkungan dengan budaya “kurang sadar lingkungan”. Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Program Sekolah Adiwiyata Nasional sebagai bagian dari strategi Pendidikan Lingkungan Hidup. Pemerintah Kabupaten Dairi menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan dalam pencapaian sekolah Adiwiyata Nasional. Penelitian ini bertujuan menjawab program Kabupaten Dairi, memadukan pendidikan ekologis mencapai pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui implementasi kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Dengan metodologi deskriptif penelitian ini dilakukan terhadap dua SMA yang terdapat di Kabupaten Dairi yaitu SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang.

Interpretasi atau penyimpulan terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata dilakukan dari data yang telah diperoleh guna mencari faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa implementasi kebijakan sekolah untuk membangun budaya lingkungan masih memerlukan upayasosialisasi, muatan kurikulum berbasis lingkungan beragam karena kualifikasi guru yang tidak merata serta rendahnya kemampuan sekolah dalam mengidentifikasi isu lingkungan, persepsi siswa, guru dan pengelola sekolah dalam pengelolaan lingkungan masih belum maksimal hanya sebatas partisipan pasif dan belum memperoleh ruang yang memadai dalam aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Kondisi sarana dan prasarana sekolah yang mendukung gerakan peduli dan sadar lingkungan belum menunjukkan upaya optimal dan masih memerlukan upaya keras untuk mewujudkannya. Hasil penelitian ini selanjutnya akan bermanfaat sebagai inventarisasi data awal bagi program perencanaan pendidikan daerah dalam pengembangan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan.

Kata kunci :Program Adiwiyata Nasional, Implemetasi,Berwawasan Lingkungan, SMAN 1 Silahisabungan, SMAN 2 Sidikalang

(21)

IMPLEMENTATION OF NATIONALADIWIYATA PROGRAMME ATSENIOR HIGH SCHOOL 1 SILAHISABUNGAN

AND STATESENIOR HIGH SCHOOL 2 SIDIKALANG IN DAIRI DISTRICT

ABSTRACT

Decline in the quality and quantity of school environment can be caused by school management that are not environmentally sound. Facilities and infrastructure are planned to ignore the principle of preservation of the environment, for example the development of open green space school that massively reducing the area of water catchment areas. Negative environmental hygiene behavior such as various forms of fouling / littering, vandalism against the environment objects with culture "environmentally conscious". The Government of Republic Indonesia launched the National Adiwiyata School Program as part of the strategy of Environmental Education. Dairi Regency Government put improving the quality of human resources through education that is environmentally sustainable through the National Adiwiyata school achievement. This study aims to answer Dairi program for the integration of ecological education achieve quality development of human resources through the implementation of environmental policy, the implementation of environment- based curriculum, activity-based participatory environment and management of environmentally friendly means of support. With descriptive research methodology was conducted on two high schools located in Dairi, namely State Senior High School (SMANegeri) 1 Silahisabungan and State Senior High School (SMANegeri) 2 Sidikalang. Interpretation or inference to the achievement of the quality of school Adiwiyata made from data that has been obtained in order to look for factors that affect the quality of school achievement in the National Adiwiyata at State Senior High School (SMANegeri) 1 Silahisabungan and State Senior High School (SMANegeri) 2 Sidikalang. From the analysis we concluded that implementation of the policy of the school to build a culture of the environment still requires dissemination, curriculum-based diverse environments for teachers' qualifications are not evenly distributed and the low capacity of schools in identifying environmental issues, perceptions of students, teachers and school administrators in the management of the environment is still not a maximum one it is just limited to the passive participant and has not obtained adequate room in environmental management activities. The condition of school facilities and infrastructure that supports the movement of caring and environmentally conscious efforts have not shown optimal and still require substantial effort to make it happen. The results of this study will further be useful as initial data inventory for educational planning programme in the area of human resource development with environmental sensitivity.

Keywords: National Adiwiyataprogramme, Implementation, Environmental Concept, State Senior High School 1 Silahisabungan, State Senior High School 2 Sidikalang

(22)

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut Sastrawijaya (2009), pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah dan akan terus berdampak positif maupun negatif pada lingkungan, yaitu berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berakibat pada penurunan kualitas atau degradasi lingkungan. Kegiatan pembangunan apabila tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan tentunya akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi lingkungan seperti tanah longsor, erosi, sedimentasi, penggundulan hutan, peningkatan lahan kritis, pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai, instrusi air asin, serta penurunan debit air permukaan dan air tanah.

Menurut Sastrawijaya (2009), antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat terpisahkan dari padanya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan eksploitas sumber daya alam.

Seiring dengan perubahan peradaban, kebutuhan terus berkembang baik jenis

(23)

maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya daya dukung lingkungan (Manurung, 2011).

Dalam Pasal 65 ayat(4)Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, berbunyi “Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Dalam hal ini institusi pendidikan juga diharapkan mampu untuk turut serta mengambil peran dalam pengelolaan lingkungan.

Secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan(Yustina, 2006).

Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia telah diupayakan oleh berbagai pihak sejak awal tahun 1970-an. Selama ini pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup dilakukan oleh masing-masing pelaku pendidikan lingkungan hidup secara terpisah. Dewasa ini disadari bahwa berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam pendidikan lingkungan hidup perlu dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan agar efektivitas pengembangan pendidikan lingkungan hidup menjadi lebih terencana, konsisten dan terstruktur (Manurung, 2011).

(24)

Institusi pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga tingkat perguruan tinggi sangat diharapkan untuk turut serta memberikan sumbangsih dan peranannya di dalam mewujudkan tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup(Manurung, 2011).

Dalam upaya mempercepat pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup maka pada tanggal 21 Februari 2006 telah dicanangkan PROGRAM ADIWIYATA dan merupakan tindak lanjut dari MoU pada tanggal 3 Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional. Program Adiwiyata sendiri dilaksanakan dan dikhususkan untuk Pulau Jawa, karena Kementerian Lingkungan Hidup masih mencari model untuk kriterianya. Tetapi sejak tahun 2007 program ini kemudian dilaksanakan menyeluruh ke tiap provinsi yang ada di Indonesia (KLH, 2014).

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang merupakan implementasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009, yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

Program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup(KLH, 2014).

Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit, memiliki sungai-sungai

(25)

di Sumatera Utara. Sehingga dengan seluruh potensi yang dimilikinya jika tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif kepada lingkungan.

Menghadapi tantangan demikian pemerintah Kabupaten Dairi berkomitmen untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan yang sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Dairi, dibuktikan dengan dikeluarkannya Instruksi Bupati Dairi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Adiwiyata di Sekolah pada Semua Tingkatan Pendidikan Dalam Lingkup Kabupaten Dairi.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penelitian ini berupaya untuk menyajikan data sejauh mana implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Dairi diaplikasikan oleh sekolah-sekolah di Kabupaten Dairi, khususnya SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang untuk mencapai sekolah Adiwiyata Nasional, dengan indikator faktor kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan, maka diajukan suatu penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata NasionaldiSMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi”.

Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci dan kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak.

(26)

Hasil dari penelitian ini selanjutnya dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Dairi untuk lebih mengoptimalkan program Adiwiyata sebagai salah satu upaya peningkatan pengelolaan dan pelestarian lingkungan, serta dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan telah diimplementasikandi SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi ?

2. Bagaimana peranan warga sekolah supaya Program Adiwiyata dapat berhasil di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimanaimplementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Dairi mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan melalui program Adiwiyata Nasional di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi yang terperinci sebagai berikut:

(27)

1. Untuk menganalisis kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan telah diimplementasikan di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi.

2. Untuk menganalisisperanan warga sekolah demi keberhasilan Program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perilaku warga sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup di sekolah.

2. Bagi sekolah, memotivasi sekolah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup dalam mengubah dan membentuk perilaku warga sekolah yang lebih peduli lingkungan sehingga terwujud sekolah berwawasan lingkungan dalam mendukung pencapaian sekolah Adiwiyata Nasional.

3. Bagi pemerintah, memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Dairi, melalui Dinas Pendidikan dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) untuk lebih mengoptimalkan program Adiwiyata sebagai salah satu upaya peningkatan pengelolaan dan pelaksanaan pelestarian lingkungan, khususnya di lingkungan sekolah serta untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan.

(28)

1. 5. Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah dapat digambarkan kerangka berpikir penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata NasionaldiSMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi secara diagramatik sebagai berikut :

Tidak

Tidak

Berhasil

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Penelitian

Kebijakan

Sekolah Kurikulum

Sarana dan Prasarana Pendukung Lingkungan

Hidup

Kebijakan Partisipatif ADIWIYATA

Menurunnya Kualitas dan Kuantitas Lingkungan

Sekolah Berwawasan

Lingkungan

(29)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia

Pesatnya pembangunan saat ini yang ditopang dengan modernitas industrial dan mesin-mesin teknologi mutakhir telah menyebabkan sumber- sumber daya alam mengalami degradasi, penyusutan kualitas dan kuantitas serta menambah agenda permasalahan yang ditimbulkannya. Dari perspektif ekologi dan lingkungan hidup, degradasi lingkungan dicirikan dengan menurunnya kualitas dan kuantitas dari kondisi tanah, air, udara, tanah dan aspek fisik lainnya yang dapat menghadirkan krisis dan permasalahan lingkungan hidup dan penurunan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu (Marfai, 2013).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sacara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jenis pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi; pendidikan nonformal yaitu berupa jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara

(30)

terstruktur dan berjenjang; serta pendidikan informal berupa pendidikan yang diperoleh melalui keluarga dan lingkungan (Mendiknas, 2014).

Menurut Nurjhani (2009), pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain :

a) Aspek Kognitif, pendidikan lingkungan hidup mempunyai fungsi untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan, juga mampu meningkatkan daya ingat, penerapan, analisis, dan evaluasi.

b) Aspek Afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik kepribadian dalam menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam.

c) Aspek Psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan dalam meniru, memanipulasi dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan.

d) Aspek minat, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan minat dalam diri anak.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) pada tanggal 19 Februari 2004 bersama-sama dengan Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri telah menetapkan Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kebijakan PLH ini merupakan kebijakan dasar sebagai arahan bagi semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan dan pengembangan PLH di

Indonesia. Pendidikan Lingkungan Hidup diyakini sebagai solusi yang efektif dan

(31)

efisien dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan di Indonesia selama ini masih belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam melakukan tindakan yang menguntungkan atau berpihak pada lingkungan hidup dan masyarakat (Shamadi, 2012).

Menurut Shamadi (2012), dalam implementasinya, baik melalui pendidikan formal, non formal maupun informal, kebijakan diarahkan agar semua pihak dapat melakukan: pengembangan kelembagaan PLH; peningkatan kualitas sumber daya manusia; pengembangan sarana dan prasarana;peningkatan dan efisiensi penggunaan anggaran; pengembangan materi PLH; peningkatan komunikasi dan informasi; pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan; dan pengembangan metode PLH. Kedelapan aspek kebijakan tersebut perlu ditumbuh-kembangkan sehingga dapat menjadi alat penggerak yang efisien dan efektif bagi kemajuan PLH di Indonesia.

Menurut Shamadi (2012), demi keberhasilan pendidikan lingkungan hidup seluruh instansi terkait, pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat dapat bersinergi melaksanakan kegiatan PLH.

Sampai saat ini, PLH di Indonesia belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Masing-masing pemangku kepentingan (stakeholder) melaksanakan kegiatan PLH secara parsial dan mengukur kinerja keberhasilan berdasarkan perspektif masing- masing.

Dalam Hermawan (2000), Pendidikan lingkungan hidup dewasa ini

(32)

banyak dibicarakan orang, karena telah tampak adanya gejala dan kecenderungan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia misalnya pencemaran sumber daya air dan sungai sebagai akibat dari pembuangan limbah industri dan limbah rumah tangga serta banyak kasus lain yang sekarang sudah menjadi fenomena umum.

Menurut Hegemer (1998) dalam Hidayati (2013), pendidikan lingkungan hidup mencakup elemen-elemen antara lain :

1. Pendidikan lingkungan hidup mengajarkan agar orang dapat menerima lingkungan hidup yang nyata sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh dan tidak tercipta dengan sia-sia.

2. Pendidikan lingkungan hidup memungkinkan siswa melihat sebab-sebab pencemaran dan perusakan lingkungan dan menjauhkan diri dari perilaku yang mencemari lingkungan.

3. Pendidikan lingkungan menuntut keteladanan hidup orang dewasa.

4. Pendidikan lingkungan meliputi pendidikan intensif dan menghubungkan manusia dengan alam secara erat (tak terpisahkan) dan menjadikan siswa dapat berkomunikasi secara damai dengan semua makhluk hidup.

5. Pendidikan lingkungan mempersiapkan manusia yang memiliki pandangan/sikap dasar ekologis.

Menurut Hidayati (2013), pendidikan lingkungan hidup dapat dijadikan solusi, karena dengan pendidikan lingkungan maka siswa akan mendapatkan pengetahuan mengenai lingkungan hidup, kemudian akan menimbulkan kesadaran pada dirinya sendiri dan orang lain dan akhirnya akan melakukan tindakan yang

(33)

positif terhadap lingkungan.

Menurut Saragih (2012), dengan mempelajari pendidikan lingkungan, anak didik akan semakin menyatu dengan alam, dan semakin memahami fungsi alam tersebut dan bagaimana merawatnya demi menjaga keseimbangan.

Pendidikan lingkungan hidup mengharapkan generasi muda yang sadar lingkungan serta selalu bertindak positif yang didasari lingkungan.

2.2. Pengertian dan Tujuan Program Adiwiyata

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lingkungan hidup kepada peserta didik dan masyarakat, maka pada tanggal 3 Juni 2005 telah ditandatangani Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional. Realisasi dari kesepakatan tersebut, pada tanggal 21 Pebruari 2006 telah dicanangkan Program Adiwiyata, yaitu Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Program Adiwiyata dicanangkan untuk mendorong dan membentuk sekolah-sekolah di Indonesia agar dapat turut melaksanakan upaya-upaya pemerintah menuju pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.

Kata adiwiyata berasal dari kata Sansekerta “ADI” bermakna : besar, agung, baik, sempurna. WIYATA bermakna : tempat dimana seseorang mendapat ilmu pengetahuan, norma. Jadi, Adiwiyata bermakna : Tempat yang baik dan ideal dimana diperoleh ilmu pengetahuan dalam bidang lingkungan hidup, norma serta

(34)

etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan(KLH, 2014).

Dalam Monalisa (2013), tujuan program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik. Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah adiwiyata, yaitu :

a. Kebijakan berwawasan lingkungan.

b. Pelaksaan kurikulum berbasis lingkungan.

c. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

d. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Pada tahap awal 2006, Program Adiwiyata dilaksanakan di wilayah Pulau Jawa dengan melibatkan seluruh unsur terkait seperti instansi pemerintah, perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan. Namun dengan berjalannya waktu, diluar dugaan, program yang tidak menawarkan insentif materi ini, menunjukkan peningkatan antusiasme sekolah untuk bergabung. Pada Tahun 2014 ini, sekolah yang telah berpartisipasi mengikuti program adiwiyata berjumlah 7.761, adiwiyata nasional 1.255, adiwiyata mandiri yang meliputi 33 provinsi. Pada tahun 2014 iniPenghargaan Adiwiyata Nasional diberikan oleh Presiden RI kepada 498 (empat ratus sembilan puluh delapan) sekolah dari 30 provinsi(KLH, 2014).

Pada tahun-tahun mendatang program ini akan terus dikembangkan lebih luas lagi. Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan semua pihak terkait sangat

(35)

berkepentingan dengan program ini. Harapan kami, kegiatan Adiwiyata ini dapat menjadi alat pemacu semua pihak, terutama bagi semua pemerintah daerah dalam pelaksanaan PLH. Sehingga semakin banyak sekolah yang peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, maka semakin banyak pula anak didik di kemudian hari yang bertanggungjawab terhadap pelestarian lingkungan hidup.

Dengan demikian cita-cita pembangunan berkelanjutan dapat terwujud.

Tim Penilai Adiwiyata terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari Perguruan Tinggi dan lain sebagainya (KLH 2014).

2.3. Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata

Beberapa indikator dan kriteria program Adiwiyata diantaranya adalah :

1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

Untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan- kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan.Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain :

(36)

a. Visi, misi dan Tujuan sekolah tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. Struktur kurikulum memuat muatan lokal, pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

c. Mata pelajaran wajib dan/atau Mulok yang terkait Pendidikan Lingkungan Hidup dilengkapi dengan Ketuntasan minimal belajar.

d. Rencana kegiatan dan anggaran sekolah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

e. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.

f. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.

g. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.

2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu lokal). Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:

a. Menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.

(37)

b. Mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi pembelajaran lingkungan hidup.

c. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap dan baik untuk kegiatan didalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas.

d. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran lingkungan hidup.

e. Mengkomunikasikan hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup.

f. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.

g. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

Sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

a. Membudayakan pemeliharaan dan perawatan gedung dan lingkungan sekolah dilaksanakan oleh warga sekolah.

b. Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai dengan kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

c. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah.

(38)

d. Menumbuhkan kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

e. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.

f. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

g. Menjadi narasumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup.

h. Memberikan dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

4. Pengelolaan Sarana Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan

Dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang baik disekolah perlu didukung sarana dan prasarana yang ramah lingkungan, antara lain meliputi:

a. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ada untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup disekolah.

b. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup.

c. Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan.

d. Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah.

e. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).

f. Peningkatan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan.

g. Melaksanakan sistem pengelolaan sampah.

Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada

(39)

sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun) (KLH, 2014).

2.4. Latar Belakang SMA Negeri 2 Sidikalang

SMA Negeri 2 Sidikalang adalah salah satu sekolah menengah atas negeri di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dengan status sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Lokasi SMA Negeri 2 Sidikalang pada awalnya merupakan sekolah tempat mendidik para calon guru yang lebih dikenal pada masa itu dengan sebutan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Negeri Sidikalang.

Seiring perkembangan pendidikan di Indonesia, SPG Negeri Sidikalang berubah menjadi sebuah sekolah menengah atas negeri dengan nama SMA Negeri 2 Sidikalang.

SMA Negeri 2 Sidikalang beralamat di Jalan Air Bersih No. 64, Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang danterletak lebih kurang 2,5 km dari pusat kota Sidikalang. Siswa-siswi SMA Negeri 2 Sidikalang berasal dari berbagai sekolah SMP yang terdapat di Kabupaten Dairi dengan berbagai suku dan latar belakang yang sebagian besar berbeda (Dispen. Kab. Dairi, 2016).

2.4. Latar Belakang SMA Negeri 1 Silahisabungan

Dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan bagi masyarakat di Kabupaten Dairi maka pada tahun 2006 bulan juli dibuka dan disebut SMA

(40)

FILIAL dari SMA Negeri 1 Sumbul di Silahisabungan dan mulai menerima murid baru Tahun Pelajaran 2006/2007, sebagai Pelaksana harian Kepala Sekolah adalah Bastaria Sinulingga S.Pd. (Kepala SMP Negeri 1 Silahisabungan)dan menumpang belajar di gedung SMP Negeri 1 Silahisabungan.

Berdasarkan surat keputusan BUPATI DAIRI No. 115 TAHUN 2007 tanggal 09 Maret 2007 Tentang penetapan pendirian Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Silahisabungan, Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi yang menetapkan dibukanya SMA baru, maka terhitung mulai tanggal tersebut SMA FILIAL berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Silahisabungan, dan mulai tanggal tersebut tanggal resminya SMA ini berdiri.

Pada tahun pelajaran 2007/2008, sekolah ini mulai menempati Gedung Baru SMA Negeri 1 Silahisabungan,beralamat di jalan Pinggan Matio – Silalahi, berjarak 48 Km dari ibukota Kabupaten. SMA Negeri 1 Silahisabungan berada di pingggiran Danau Toba yang hanya berjarak 300 m dari pinggir pantai Tao Silalahi. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Silahisabungan berasal dari berbagai SMP yang terdapat di Kecamatan Silahisabungan (Dispen. Kab. Dairi, 2016).

(41)

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Penelitian 3.1.1 Tempat dan Waktu 3.1.1.1 Tempat

Tempat ataulokasi penelitian adalah Kecamatan Silahisabungan dan Kecamatan Sidikalang, fokus penelitian ini dilakukan diSMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi.Kabupaten Dairi merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang mempunyai Luas 192.780 ha atau sekitar 2,69 % dari luas Propinsi Sumatera Utara (7.160.000 ha).

Adapun alasan memilih tempat penelitian adalah:

1. SMA Negeri 1 Silahisabungan merupakan SMA yang terdapat di pinggiran Danau Toba dan telah meraih penghargaan Adiwiyata Nasional, sehingga sangat diharapkan peranan warga sekolah untuk menjaga kelestarian Danau Toba, sementara SMA Negeri 2 Sidikalang merupakan SMA yang memiliki jumlah siswa-siswi yang cukup besar sebanyak 893 orang sehingga sangat potensial menjadi duta lingkungan dimasa yang akan datang.

2. Program Adipura telah dilaksanakan sejak tahun 2006 sehingga siswa- siswi SMA saat ini telah mendapat pendidikan lingkungan ± 10 tahun.

3. Adanya usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah SMA Negeri 2 Sidikalang untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan dan

(42)

sampai saat ini masih tetap berupaya untuk mendapatkan Penghargaan Adiwiyata Nasional.

4. Siswa-siswi SMA Negeri 2 Sidikalang berasal dari berbagai SMP yang terdapat di Kabupaten Dairi.

3.1.1.2 Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dan akan dimulai bulan Desember 2015 hingga bulan Pebruari 2016. Penelitian dimulai dengan persiapan penelitian, survey awal dan seminar, selanjutnya pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data melalui pengamatan/wawancara/kuisioner, analisis data serta penulisan tesis.

3.2. Metode Pengumpulan Data 3.2.1Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1.1Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti yang mempunyai kualitas jumlah dan karakteristik tertentu yang akan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006).

Populasi dalam penelitian adalah Kepala Sekolah sebanyak 2 orang, Guru sebanyak 68 orang, Pegawai Tata Usaha 12 orang, Siswa sebanyak 1198 Orang dan komite sekolah sebanyak 8 orang, sehingga total populasi sebanyak 1288 orang.

(43)

3.2.1.2 Sampel Penelitian

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random sampling. Sampel ditentukan dengan menggunakan pendekatan statistik

untuk tingkat kesalahan 10% dari populasi (Sarwono, 2006) dengan formula sebagai berikut:

n = 𝑁𝑁 1 + 𝑁𝑁(𝑒𝑒)2

Di mana : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi

e = Standar error/derajat kebebasan (10%=0,1) Dengan perhitungan sampel sebagai berikut:

Jumlah populasi siswa SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut :

Tabel 3.1. Jumlah Siswa di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi

No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Responden

X XI XII

1. SMA Negeri 1Silahisabugan

116 93 96 305 31

2. SMA Negeri 2Sidikalang

324 304 265 893 90

Total 440 397 361 1198 121

Jumlah Siswa (N) = 893 Jumlah sampel (n) =

n = 893

1 + 893 (0,1)2

n = 89,93 (dibulatkan 90 orang)

(44)

Jumlah populasi guru di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut :

Tabel 3.2. Jumlah Guru di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi

No. Nama Sekolah Status Jumlah Responden

Tetap Honor

1. SMA Negeri

1Silahisabugan

11 6 17 17

2. SMA Negeri 2Sidikalang 45 6 51 51

Total 56 12 68 68

Jumlah populasi pegawai sekolah di SMA Negeri 1 Silahisabungandan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut:

Tabel 3.3. Jumlah Pegawai di SMA Negeri 1 Silahisabungandan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi

No. Nama Sekolah Status Jumlah Responden

Tetap Honor

1. SMA Negeri

1Silahisabugan

- 4 4 4

2. SMA Negeri 2Sidikalang 2 6 8 8

Total 2 10 12 12

Jumlah populasi Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Silahisabungandan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut :

Tabel 3.4. Jumlah Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Silahisabungandan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi

No. Nama Sekolah Jumlah Responden

1. SMA Negeri 1Silahisabugan 1 1

2. SMA Negeri 2Sidikalang 1 1

Total 2 2

(45)

Jumlah populasi Komite Sekolah di SMA Negeri 1 Silahisabungandan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut :

Tabel 3.5. Jumlah Komite Sekolahdi SMA Negeri 1 Silahisabungandan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi

No. Nama Sekolah Jumlah Responden

1. SMA Negeri 1Silahisabugan 4 4

2. SMA Negeri 2Sidikalang 4 4

Total 8 8

3.3 Jenis Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer didapatkan dengan cara:

1. Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian dengan mengunjungi lokasi yang menjadi objek penelitian dan meninjau langsung upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan di SMA Negeri 2 Sidikalang serta melakukan pertemuan dengan responden.

2. Kuisioner

Untuk memudahkan perolehan data, selanjutnya disebarkan kuisioner atau angket kepada responden untuk mengetahui tentang kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan di SMA Negeri 2 Sidikalang. Penyebaran kuisioner akan dilakukan secara langsung kepada responden dengan menentukan secara langsung responden yang akan diteliti.

(46)

3. Wawancara

Selain observasi dan kuisioner, dilakukan wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan dengan cara diskusi dengan stake holder, nara

sumber (interview guite) dan komite sekolah untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian mutu sekolah Adiwiyatadi SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi.

Data skunder didapatkan dengan cara :

Data skunder adalah data dan informasi yang diperoleh dari sumber tidak langsung (biasanya berupa dokumen data). Data sekunder merupakan data pendukung untuk penjelas, pemberi keterangan, atau data pelengkap data primer, dapat berupa data teori dan konsep pembangunan didapatkan dari sumber pustaka atau literatur berupa kebijakan, rencana dan tindakan mendorong sekolah menjadi sekolah Adiwiyata, sedang dilaksanakan maupun rencana pembangunan masa mendatang yang dapat diperoleh dari kantor/instansi terkait.

3.4. Peralatan

Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain: kamera, komputer, printer, kuisioner dan alat tulis menulis. Objek penelitian, antara lain:

lingkungan SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang di Kabupaten Dairi, Siswa, Guru, Tata Usaha dan Kepala Sekolah. Data penelitian yang dikumpulkan berbentuk data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan lapangan dengan cara langsung mencatat mengenai sarana dan prasarana, serta kuisioner.

(47)

3.5. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan instrumen yang diberikan kepada responden. Instrumen dalam penelitian ini terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok pertama dilakukan kepada aparat pemerintah dengan menggunakan teknik wawancara. Isi dari wawancara yang dilakukan menyangkut kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong sekolah menjadi berwawasan lingkungan melalui Program Adiwiyata Nasional.

Instrumen kedua digunakan kepada responden yang terdiri dari Siswa, Guru, Pegawai Sekolah, komite sekolah dan Kepala Sekolah melalui pengisian kuisioner. Isi dari kuisioner yang diberikan kepada responden terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu Kebijakan Berwawasan Lingkungan, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif, Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.

3.6. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari:

1. Kebijakan berwawasan lingkungan.

2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan.

3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif

4. Pengelolaan sarana pendukung yang ramah lingkungan

(48)

3.7. Definisi Operasional

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka diambil definisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan berwawasan lingkungan, adalah kebijakan responden untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola yang baik untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, adalah responden telah menuangkannya dalam KTSP, kebijakan anggaran untuk melaksanakan kegiatan terkait, dan kebijakan tentang sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan.

3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, adalah responden terlibat dalam menajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran.

4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, adalah ketersediaan sarana dan prasarana ramah lingkungan dan peran aktif responden dalam pengelolaan dan memeliharanya.

3.8. Analisis Data

Penelitian yang akan dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan bagaimana implementasi kebijakan sekolah berwawasan lingkungan diSMA Negeri 1Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang dalam mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan. Data

(49)

yang telah terkumpul diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian dan hipotesis penelitian. Data yang diperoleh diorganisasikan sesuai dengan tuntutan penyajian/pengolahan statistik yang akan digunakan dalam bentuk tabel frekuensi atau persentase.

Pada tahap pengolahan data dilakukan analisis data untuk memastikan kesempurnaan pengisian dari setiap instrument pengumpulan data. Selanjutnya dilakukan pengkodean (coding) yang digunakan dalam tabulasi data. Atas pentabulasian data tersebut kemudian dilakukan interpretasi atau penyimpulan terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 1Silahisabungandan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen Negara, gambar, foto dan sebagainya. Langkah berikutnya adalah berupa reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman untuk disusun dalam satuan-satuan hingga diperoleh kategorisasi sambil dibuat coding. Tahap akhir analisis adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data sehingga dapat dibuat penafsiran dan kesimpulan (Moleong, 1989).

(50)

3.9. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian di bagi atas:

1. Tahap Pra-Lapangan yaitu:

- Melakukan pendalaman terhadap masalah yang sudah dirumuskan dengan cara studi literatur.

- Menyiapkan instrumen penelitian berupa kegiatan pengumpulan data untuk tahap pekerjaan lapangan.

2. Tahap Pengumpulan Data.

- Melaksanakan pengumpulan data primer.

dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian, melakukan pertemuan dengan responden, wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan dengan cara diskusi dengan stake holder, nara sumber (interview guite) dan komite sekolah.

- Melaksanakan pengumpulan data skunder

dilakukan dengan mengumpulkan data pendukung untuk penjelas, pemberi keterangan, atau data pelengkap data primer, dapat berupa data teori dan konsep pembangunan didapatkan dari sumber pustaka atau literatur berupa kebijakan, rencana dan tindakan mendorong sekolah menjadi sekolah Adiwiyata, sedang dilaksanakan maupun rencana pembangunan masa mendatang yang dapat diperoleh dari kantor/instansi terkait.

3. Tahap Analisis Data.

- Melakukan analisis data dari yang telah dikumpulkan.

(51)

- Menarik kesimpulan awal dari hasil penelitian.

- Melakukan pengujian kesimpulan awal dengan mengajukan hasilnya kepada responden dan pihak terkait.

- Menarik kesimpulan akhir.

- Penyusunan laporan.

(52)

BAB IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitan adalah Kabupaten Dairi tepatnya daerah Kecamatan Silahisabungan dengan luas wilayah 7.562 Km2 atau 756.200 ha dan Kecamatan Sidikalang dengan luas wilayah 70,67 Km2 atau 7.067 Ha, yang merupakan dua dari 15 Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi. Daftar Sekolah Menengah Atas di Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi terdiri dari 13 Sekolah Menengah Atas Negeri dan 11 Sekolah Menengah Atas Swasta, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1. Jumlah SMA Negeri Di Kabupaten Dairi Tahun 2016

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMA Negeri 1 Sidikalang 1.082

2 SMA Negeri 2 Sidikalang 893

3 SMA Negeri 1Pegagan Hilir 600

4 SMA Negeri 1 Silima Pungga-Pungga 686

5 SMA Negeri 1 Parbuluan 590

6 SMA Negeri 1 Sumbul 838

7 SMA Negeri 1 Tigalingga 678

8 SMA Negeri 1 Siempat Nempu 432

9 SMA Negeri 1 Tanah Pinem 299

10 SMA Negeri 1 Lae Parira 407

11 SMA Negeri 1 Siempat Nempu Hilir 280 12 SMA Negeri 1 Siempat Nempu Hulu 268 13 SMA Negeri 1 Silahisabungan 305

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, 2016 (Data Diolah)

(53)

Tabel 4.2. Jumlah SMA Swasta di Kabupaten Dairi Tahun 2016

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMA Swasta Bukit Cahaya

Sidikalang

382 2 SMA Swasta Bukit Cahaya Sumbul 122 3 SMA Swasta Santo Petrus 618 4 SMA Swasta Perguruan Nasional

Sidikalang

128 5 SMA Swasta Advent Sumbul 54

6 SMA Swasta Nusantara 247

7 SMA Swasta Rismaduma 210

8 SMA Swasta Kesuma Sumbul Karo 84 9 SMA Swasta Parulian Balna 133

10 SMA Swasta Lingga 26

11 SMA Swasta Metodist 74

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, 2016 (Data Diolah) Sesuai dengan Judul tesis ini Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata Nasional di SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalang Kabupaten Dairi, maka sekolah yang menjadi sampel penelitian merupakan sekolah yang sudah meraih Adiwiyata Kabupaten dan Adiwiyata Provinsi namun belum meraih Adiwiyata Nasional, yaitu SMA Negeri 2 Sidikalang, dan sebagai pembanding yang menjadi sampel, yaitu SMA Negeri 1 Silahisabungan. SMA Negeri 1 Silahisabungan merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Dairi yang telah berhasil meraih Penghargaan Adiwiyata Nasional pada tahun 2014, sehingga kedua Sekolah Menengah Atas tersebut menjadi populasi penelitian, yaitu SMA Negeri 1 Silahisabungan dan SMA Negeri 2 Sidikalangdi Kabupaten Dairi.

(54)

Gambar

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Penelitian
Tabel 4.21.  Distribusi jawaban responden tentang menerapkan pengetahuan LH yang  diperoleh untuk memecahkan masalah LH  dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 4.31.  Distribusi jawaban responden tentang menjadi nara sumber dalam rangka  pembelajaran lingkungan hidup
Tabel 4.32. Distribusi jawaban responden tentang memberi dukungan untuk meningkatkan  upaya perlindungan dan pengelolaan LH

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa implementasi kebijakan sekolah untuk membangun budaya lingkungan masih memerlukan upaya sosialisasi, muatan kurikulum

Penulisan tesis dengan judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL DI SMP NEGERI 21 MALANG SEBAGAI SEKOLAH STANDAR NASIONAL” adalah merupakan

Komponennya antara lain: (1) Kebijakan berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang mana diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana Implementasi Kebijakan tentang pelaksanaan UNBK sebagai Penilaian

Hal tersebut ditandai dengan kebijakan merubah visi misi yang memuat nilai lingkungan hidup, integrasi materi wawasan lingkungan dalam mata pelajaran baik dalam

Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa implementasi kebijakan sekolah untuk membangun budaya lingkungan masih memerlukan upaya sosialisasi, muatan kurikulum

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Program Adiwiyata yang dilakukan di SMA Negeri 3 Tasikmalaya untuk mewujudkan sekolah yang

Fokus permasalahan ketiga Dampak positif yang dirasakan oleh warga belajar di SMP Negeri 3 Gresik, berkaitan dengan implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan,