• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 2 Demak

SMA Negeri 2 Demak merupakan SMA Negeri kedua setelah SMA Negeri 1 di Kecamatan Kota Demak, berdiri pada tanggal 22 Desember 1986, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0887/0/1986. Hingga tahun 2015 SMA Negeri 2 Demak, telah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 7 kali, yaitu: Sul I Suwasto, BA (periode 1987 s.d 1994), Drs. Soemantri (periode 1994 s.d 2003), Drs. Sri Eriyadi, MM (periode 2003 s.d 2004), Drs. Charis (periode 2004 s.d 2005), Drs. Sri Eriyadi, MM (periode 2005 s.d 2006), Drs. Ali Ashadi (periode 2006 s.d 2013), dan Drs. N.A. Sobri, M.Pd (periode 2013 s.d sekarang).

(2)

Beberapa ruangan lainnya diantaranya: ruang TU, ruang guru, aula, pos satpam, Lab. IPA, Lab. Komputer, Lab. Biologi, Lab. Fisika, Lab. Kimia, Lab. Bahasa, perpustakaan, mushola, kantin (berjumlah 5 blok), koperasi, ruang pramuka, tempat parkir (1 siswa, 1 guru/karyawan), sanggar kesenian, kamar mandi/WC, UKS, Kantor Kepsek dan Wakasek, dan juga ada gedung Green House.

Ruang kelas adalah ruang untuk siswa guru dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mata pelajaran umum. Dalam ruang kelas terdapat sebuah papan tulis. Peralatan menulis disiapkan oleh masing-masing guru. Untuk menunjang dan memperkaya media, setiap kelas disediakan sebuah LCD sebagai penunjang proses pembelajaran. Jika LCD dalam kelas bermasalah dan tidak memiliki LCD guru dapat menggunakan LCD portable yang sudah disiapkan oleh sekolah.

Lapangan olah raga yang terdapat di SMA Negeri 2 Demak adalah lapangan sepak bola, lapangan tennis, lapangan basket dan lapangan voli. Lapangan tennis dan lapangan basket sudah cukup baik dari segi fisiknya dan keadaan lapangan sepak bola dan lapangan voli sudah cukup baik.

(3)

Keadaan fisik fasilitas lainya sudah bagus. Tempat ibadah yang ada adalah mushola. Keadaan mushola sudah bagus namun tempat wudhu putra dan putri masih menjadi 1. Gerbang masuk-keluar sekolah sudah bagus namun hanya terdapat 1 gerbang. Pos satpam keadaanya cukup baik, terdapat di samping gerbang masuk. Ruang-ruang ekstrakurikuler sudah ada dan keadanya cukup baik.

Keseluruhan jumlah guru di SMA Negeri 2 Demak ada 61, terdiri dari: 44 orang guru dengan pangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS), 15 orang guru GTT, 1 orang guru DPK (guru diperbantukan), dan 1 orang guru PNS yang didatangkan dari Departemen Agama yang menjabat sebagai guru agama di SMA Negeri 2 Demak.

Jumlah keseluruhan siswa di SMA Negeri 2 Demak adalah 1.030, yang terdiri dari: 199 siswa kelas X IPA (dibagi menjadi 5 kelas) dan 156 siswa kelas X IPS dibagi menjadi 4 kelas), 187 siswa kelas XI IPA (dibagi menjadi 5 kelas) dan 142 siswa kelas XI IPS (dibagi menjadi 4 kelas), 203 siswa kelas XII IPA (dibagi menjadi 5 kelas) dan 143 siswa kelas XII IPS (dibagi menjadi 4 kelas).

Sekolah SMA Negeri 2 Demak berada di tepi Jalan Raya Semarang Kudus dan berjenis bangunan beton. Sekolah ini dikelilingi oleh kompleks pertokoan, rumah warga yang berjarak sekitar 200 meter dari sekolah serta sawah yang berada di belakang sekolah menjadikan keadaan sekolah terlihat hijau dan asri.

(4)

di beberapa titik. Tempat yang ada terbagi menjadi tempat sampah organik dan anorganik. Kebersihan kelas beberapa sudah baik. Di beberapa ruang kelas sebelum pulang telah dibersihkan oleh siswa namun ada beberapa ruang kelas yang tidak dibersihkan. Informasi yang didapat dari hasil interview siswa cukup menjaga kebersihan lingkungan. Setelah makan sampah yang ada seperti kertas, plastik, botol dan sampah lainya dibuang di tempat sampah.

Tingkat kebersihan di sekolah SMA Negeri 2 Demak dinilai sangat terjaga karena sangat jarang sekali melihat sampah berserakan di lingkungan sekolah. Serta saluran sanitasi terjaga dengan baik. Tingkat kebisingan kendaraan dinilai sangat minim karena suara kendaraan bermotor yang lalu-lalang tidak terasa sampai ruang kelas. Hal ini dikarenakan posisi ruang kelas yang sengaja ditempatkan di bagian dalam sekolah.

4.1.2 Program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak 4.1.2.1 Perencanaan Program Adiwiyata di SMA

Negeri 2 Demak

Perencanaan program Adiwiyata merupakan tindakan lanjut setelah penentuan visi, misi dan tujuan sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan N.A Sobri Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Demak sebagai berikut:

(5)

sekitar, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam di sekitarnya.

Perencanaan sangat penting agar visi, misi dan tujuan sekolah dapat dicapai secara terencana dan tersistematis. Perencanaan program Adiwiyata adalah sebuah tindakan perencanaan pelaksanaan program Adiwiyata yang dilakukan secara sistematis, dengan capaian tujuan tertentu pada satu periodesasi kepemimpinan. Pemikiran ini merupakan upaya sekolah sebagaimana yang dijelaskan oleh Siswadi, Ketua Tim Adiwiyata sebagai berikut:

Program Adiwiyata yang direncanakan pada satu periodesasi kepemimpinan senantiasa bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar dapat menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, siswa dan karyawan sekolah) sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya melestarikan dan menjaga lingkungan sekolah.

(6)

plagiasi dan replikasi program akan membuat sekolah tidak berkembang dan bergerak di tempat. Situasi ini menjadi keprihatinan Kepala Sekolah sebagaimana pernyataannya:

Memang kami akui bahwa perencanaan program Adiwiyata sifatnya masih replikasi dengan mencontoh sekolah model yaitu SMA Negeri 1 Demak yang nyatanya sudah memiliki berbagai prestasi sebagai sekolah Adiwiyata, namun kondisi itu kami kembangkan sesuai dengan karakteristik dan kondisi lingkungan sekolah di SMA Negeri 2 Demak.

Perencanaan program Adiwiyata haruslah memperhatikan capaian dan kondisi sekolah, sehingga ada keberlanjutan program dalam menjawab capaian visi, misi dan tujuan sekolah. Adapun tahapan dalam pembuatan perencanaan program Adiwiyata yaitu dengan membentuk Tim Adiwiyata, sebagaimana penjelasan Bapak Siswadi, selaku penanggung jawab program sebagai berikut:

Langkah awal dalam perencanaan Program Adiwiyata yaitu dengan membentuk tim sekolah yaitu tim yang berperan dalam pelaksanaan program Adiwiyata termasuk diantaranya pengelolaan lingkungan di sekolah, termasuk di dalamnya bagaimana melibatkan semua unsur warga sekolah menjadi penting termasuk keterlibatan aktif dari seluruh siswa.

(7)

ini sebagaimana penjelasan N.A Sobri, penanggung jawab program Adiwiyata memberikan penjelasan tentang tugas pokok fungsi dari tim yang dibuatnya sebagai berikut:

Bapak Siswadi, selaku ketua tim Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak, memiliki tugas pokok dan fungsi yaitu menyusun konsep sukses Adiwiyata, motivator dan fasilitator pelaksanaan Adiwiyata, mengkoordinir dan mengkondisikan pelaksanaan Adiwiyata, mengevaluasi pelaksanaan Program Adiwiyata.

Bapak Triyono, selaku sekretaris program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak, memiliki tugas pokok dan fungsi yaitu sebagai koordinator penyusunan portofolio Adiwiyata, mendokumenkan pelaksanaan Adiwiyata di lapangan, mengarsip surat-surat keluar masuk, mengarsip pelaporan dari seluruh pokja, membuat surat keluar dan membuat laporan kegiatan.

Ibu Sri Suwarni, selaku bendahara program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak, memiliki tugas pokok dan fungsi yaitu bersama ketua merumuskan anggaran Adiwiyata, menyusun laporan anggaran Adiwiyata, dan menerima dan mengeluarkan anggaran.

(8)

Apapun bentuk tim yang ada di sekolah, yang

terpenting dalam hal perencanaan adalah harus tetap

melibatkan siswa. Ibu Suharwati selaku koordinator

kebersihan lingkungan berpendapat sebagaimana hasil

wawancara berikut:

Kaitannya dengan perencanaan program Adiwiyata perlulah beberapa siswa mewakili dalam pembahasan perencanaan program yang dibuat, dan kewajiban seluruh warga sekolah di SMA Negeri 2 Demak untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan program yang telah dibuat.

Pentingnya keterlibatan semua warga sekolah

dalam hal perencanaan program Adiwiyata dengan

tujuan mempersiapkan dan menyamakan persepsi

tentang program Adiwiyata yang akan dilaksanakan di

sekolah, sehingga dalam pelaksanaan program yang

akan datang lebih lancar, menyamakan gerak langkah

pemerintah dan partisipasi masyarakat, serta

mengindentifikasi hambatan/kendala dan kesenjangan

pada waktu yang lalu sebagai masukan dalam

perencanaan maupun pelaksanaan yang akan datang.

Beberapa hal yang menjadi kendala dan

kesenjangan dalam perencanaan program Adiwiyata,

diantaranya disampaikan oleh Koordinator Pokja

sebagai berikut:

(9)

Ibu Kibtiyah, menambahkan adanya kesenjangan dalam perencanaan Program Adiwiyata yaitu belumlah dapat dipastikan bahwa semua komponen warga sekolah (terutama siswa) terwakili dalam proses memberi usulan atau pendapat terlebih dalam pengambilan keputusan.

Ibu Muslikah, berpendapat soal kesenjangan yang terjadi dalam perencanaan Program Adiwiyata menitik beratkan pada kurangnya komunikasi diantara siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah dalam pelaksanaan program Adiwiyata, sehingga terjadi kurangnya komitmen maupuan kerjasama dalam hal mensukseskan program.

Tentunya dalam proses perencanaan program

Adiwiyata akan mendapatkan hasil dari program yang

akan dicapai. Hasil yang diharapkan dalam rapat

pembahasan program tersebut agar para peserta

memahami secara mendasar program yang

dicanangkan dan senantiasa program yang dibuat atau

direncanakan dapat dilaksanakan secara

bersama-sama, sehingga lebih mendorong keberhasilan

pelaksanaannya. Selain itu usulan-usulan para peserta

pertemuan dalam perencanaan program Adiwiyata akan

dijadikan bahan rekomendasi terhadap pelaksanaan

program tersebut. Beberapa hal terkait dengan teknik

pemecahan masalah terkait dengan perencanaan

program Adiwiyata disampaikan oleh beberapa

Koordinator Pokja sebagai berikut.

(10)

bersih yang didukung jadwal jum’at bersih, adanya kegiatan perawatan gedung dan sekolah, adanya kegiatan lomba kebersihan kelas memperingati hari ulang tahun sekolah, kegiatan perawatan taman kelas dengan pembagian kavling. Bapak Anas Jahrudin, selaku Koordinator Pokja Komposting berpendapat bahwa dalam perencanaan program Adiwiyata sekolah benar-benar mempunyai program untuk peduli dan budidaya lingkungan, guna mendukung suasana untuk menuntut ilmu yang kondusif. Sebagai perwujudannya, di sekolah mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup: kegiatan penanaman dan perawatan toga, kegiatan kerja bakti dan penghijauan saat orientasi siswa baru, pembentukan kelompok kebersihan jasmani dan rohani, kegiatan pengembangan diri melalui ekstra PMR.

Adapun maksud penyusunan program kerja

Adiwiyata ini adalah untuk memberi gambaran tentang

petunjuk, pelaksanaan dan kegiatan yang akan

berlangsung di sekolah dalam upaya pembenahan tata

ruang yang ada di SMA Negeri 2 Demak.

Dari diskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan merupakan sebuah tindakan rencana

pelaksanaan program Adiwiyata yang dilakukan secara

sistematis, dengan capaian tujuan tertentu yang

dirumuskan oleh tim Adiwiyata untuk disahkan Kepala

Sekolah sebagai penanggung jawab program. Adapun

perencanaan meliputi penetapan tujuan yang akan

dicapai, penetapan program kegiatan yang akan dicapai

dan penetapan sumber daya manusia sebagai

pelaksana program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak.

(11)

Program Adiwiyata merupakan program sekolah

peduli dan berbudaya lingkungan yang secara

konsisten menjaga dan memperbaiki kondisi

lingkungannya agar dapat dijadikan tempat yang ideal

untuk pembelajaran dan penyadaran bagi warga

sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Hal

ini sejalan dengan tujuan program Adiwiyata yakni

menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk

tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah

sehingga dikemudian hari ikut bertanggung jawab

dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup

dan pembangunan berkelanjutan.

Secara geografis SMA Negeri 2 Demak yang

terletak di daerah pusat kota sangat menguntungkan.

Khususnya jika ditengok dari luas wilayah sekolah

yang dimiliki. Sehingga sangat memungkinkan untuk

mewujudkan suasana sekolah yang asri dan nyaman

untuk pembelajaran yang kondusif. Sumber daya siswa

yang ada, berasal dari keluarga golongan ekonomi

menengah ke bawah. Sehingga mereka untuk terjun

langsung ke lapangan dalam mengelola lingkungan

mudah dilakukan dan diarahkan oleh guru. Ibu

Suharwati, selaku Koordinator Pokja Kebersihan

Lingkungan memberikan pendapatnya:

(12)

dalam pelestarian lingkungan. Sarana dan prasarana tersebut, berupa green house, taman sekolah, dan tumbuh-tumbuhan yang sangat mendukung untuk proses pembelajaran, agar menciptakan suasana sekolah yang kondusif untuk proses pembelajaran.

Namun seiring dengan potensi yang dimiliki, tidak

sedikit kesenjangan yang dihadapi oleh sekolah dalam

mewujudkan program Pendidikan Lingkungan Hidup.

Adapun kesenjangan tersebut sebagaimana yang

diungkapkan oleh Bapak N.A. Sobri, selaku penangung

jawab program Adiwiyata sebagaimana berikut:

Ada beberapa hal yang menjadi kesenjangan dalam pelaksanaan program Adiwiyata itu sendiri, diantaranya pertama: keterbatasan biaya pengadaan sarana pendidikan lingkungan hidup beserta perawatannya, kedua: pemahaman yang belum seragam mengenai tujuan pencapaian program Adiwiyata, seperti pemahaman para siswa, petugas kantin dan masyarakat sekitar dan yang ketiga yaitu dukungan masyarakat dan instansi lain yang masih rendah.

SMA Negeri 2 Demak merupakan salah satu

sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata yang

peduli dan berbudaya lingkungan. Program Adiwiyata

dapat terlaksana dengan baik dan lancar, apabila

seluruh warga sekolah ikut mendukung untuk

mewujudkan lingkungan yang sehat dan menghindari

dampak lingkungan yang negatif. Siswadi, memberikan

pendapatnya terkait dengan pelaksanaan program

Adiwiyata sebagaimana berikut:

(13)

karyawan, dan seluruh siswa ikut andil dalam pelaksanaan program Adiwiyata. Bahkan pihak kantinpun ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program tersebut, dengan menjual dagangan yang tidak merusak lingkungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tim Adiwiyata di

SMA Negeri 2 Demak membagi beberapa kelompok

kerja (pokja) yang sesuai dengan situasi dan kondisi

sekolah. Melalui pokja-pokja tersebut membuat adanya

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan

terencana. Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan

program Adiwiyata, yaitu: (1) partisipatif: Komunitas

sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang

meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran, dan (2)

berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan

secara terencana dan terus menerus secara

komprehensif.

Program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak

mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah.

Semenjak SMA Negeri 2 Demak mengarah pada sekolah

Adiwiyata. Pihak sekolah membuat kebijakan dengan

merubah visi dan misi yang mengarah kepada peduli

dan berbudaya lingkungan. Visi tersebut berbunyi:

unggul dalam prestasi, mandiri dalam karya, santun

dalam budi pekerti bernuansa religi dan berwawasan

(14)

Sobri, selaku penangungjawab sekaligus Kepala

Sekolah memberikan penjelasan sebagaimana berikut:

Adanya kebijakan sekolah untuk merubah visi dan misi SMA Negeri 2 Demak. Visi dan misi tersebut mengarah pada pelestarian lingkungan. Selain itu, pihak sekolah membuat kebijakan memberikan mata pelajaran lingkungan hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal pada siswa, agar dapat memahami tindakan positif terhadap lingkungan.

Hal ini sesuai dengan komponen dan standar

Adiwiyata dalam program Adiwiyata yang tercantum

pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang

pedoman pelaksanaan program Adiwiyata pada point

pertama, kebijakan berwawasan lingkungan. Kebijakan

berwawasan lingkungan ini ditandai dengan perubahan

visi dan misi yang relevan dengan lingkungan hidup.

Selain itu, pihak sekolah membuat kebijakan

memberikan mata pelajaran lingkungan hidup sebagai

mata pelajaran muatan lokal pada semua siswa kelas di

SMA Negeri 2 Demak. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan kesadaran lingkungan pada siswa baru

terhadap lingkungan. Sehingga kebijakan sekolah

tersebut dijadikan sebagai motivasi agar visi dan misi

agar cepat tercapai. Namun hal tersebut tidaklah

mudah dilaksanakan, sebagaimana contoh kasus yang

disampaikan oleh Suharto, selaku Koordinator Pokja

Portofolio, Guru Mapel, Guru PLH & Wali Kelas sebagai

(15)

Dalam contoh kasus adanya pergantian tahun ajaran baru, yang berakibat terjadi perubahan warga sekolah. Perubahan tersebut ditandai dengan keluarnya siswa kelas XII dan masuknya siswa baru pada kelas X. Mayoritas siswa baru mempunyai tingkat kesadaran terhadap lingkungan yang beda, akibat dari asal sekolah sebelumnya berbeda-beda. Hal tersebutlah yang menjadikan kesadaran terhadap peduli lingkungan rendah dan menjadi penghambat dalam melaksanakan program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak.

Untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi, Bapak

Siswadi, selaku ketua tim program Adiwiyata

memberikan pendapatnya sebagaimana berikut:

Perubahan warga sekolah setiap tahun ajaran baru, memang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program Adiwiyata. Perubahan warga sekolah tersebut biasanya ditandai dengan masuknya siswa baru yang menduduki kelas X yang minim akan kesadaran lingkungan. Maka upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, pada pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS), siswa baru diberikan materi mengenai lingkungan. Serta mencantumkan mata pelajaran lingkungan hidup sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal (mulok) di SMA Negeri 2 Demak yang diberikan kepada siswa-siswi.

Kebijakan memberikan mata pelajaran lingkungan

hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal sesuai

dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam

program Adiwiyata tercantum pada lampiran II

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik

Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang pedoman

pelaksanaan program Adiwiyata pada point kedua,

pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan.

Pelaksanaan kurikulum ini ditandai dengan adanya

pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan

(16)

melakukan kegiatan proses pembelajaran tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pelaksanaan program Adiwiyata mendapatkan

dukungan dari berbagai pihak. Pihak guru mendukung

dengan cara bersedia menjadi Pembina untuk

masing-masing kelompok kerja program Adiwiyata. Agar kinerja

dari masing-masing pokja terarah pada program

Adiwiyata. Untuk itu N.A. Sobri, selaku Kepala Sekolah

sekaligus penanggung jawab program Adiwiyata

memberikan penjelasan tentang pembagian kelompok

kerja sebagaimana berikut:

Program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak terdapat 24 kelompok kerja, yaitu: (1) Pokja portofolio, guru mata pelajaran, guru PLH & wali kelas, (2) Pokja penghijauan & penataan, perawatan taman kelas X, XI dan XII, (3) Pokja penghijauan keanekaragaman hayati, penangkaran flora fauna dan tanaman obat keluarga (TOGA), (4) Pokja green house, (5) Pokja kraniasasi, biopori dan drainase, (6) Pokja sarana prasarana, (7) Pokja komposting, (8) Pokja daur ulang plastik, (9) Pokja daur ulang kertas, (10) Pokja kebersihan lingkungan, (11) Pokja kebersihan kamar mandi, (12) Pokja kesehatan lingkungan, (13) Pokja kader kesehatan remaja, (14) Pokja uji kelayakan, pengawasan makanan & kantin sehat, (15) Pokja kreatifitas boga, (16) Pokja posterisasi, (17) Pokja mading dan karya tulis siswa, (18) Pokja kerohanian, (19) Pokja polisi lingkungan, kesehatan lingkungan, satpam, pembinaan mental & dokumentasi, (20) Pokja dokumentasi dan web, (21) Pokja bank sampah, (22) Pokja kultur lingkungan, (23) Pokja kebersihan kelas, (24) Pokja satpam/penjaga malam.

Pembagian kelompok kerja tersebut sesuai dengan

komponen dan standar Adiwiyata dalam program

Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013

(17)

point ketiga, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.

Adanya pokja-pokja tersebut sebagai wujud kegiatan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

terencana bagi warga sekolah.

Program Adiwiyata diusahakan untuk bekerjasama

dengan pihak luar sekolah. Di SMA Negeri 2 Demak

melakukan kerjasama dengan Badan Lingkungan

Hidup (BLH) dan Dinas Pekerja Umum (DPU). Bentuk

kerjasama tersebut BLH bersedia untuk memberikan

penyuluhan dan pelatihan mengenai lingkungan hidup.

Serta memberikan alat-alat, seperti alat komposting

dan penggiling untuk membuat pupuk kompos. Dan

bentuk kerjasama dengan DPU yaitu bersedia untuk

mengangkut sampah-sampah yang berada di sekolah

apabila sampah tersebut tidak dapat dikelola sendiri

oleh pihak sekolah. Bapak N.A. Sobri, selaku

penanggungjawab program Adiwiyata, memberikan

pendapatnya:

(18)

Siswadi, selaku ketua tim program Adiwiyata juga

memberikan penjelasannya terkait dengan kerjasama

pada Instansi Pemerintah sebagaimana berikut:

Kerjasama dengan instansi lain sangat mendukung pelaksanakan program Adiwiyata. Instansi yang membantu dalam pelaksanaan program Adiwiyata utamanya berasal dari Badan Lingkungan Hidup (BLH). Bentuk kerjasama antara sekolah dengan BLH, ialah bersedia memberikan pembinaan guna meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, melalui penyuluhan ataupun pelatihan. Namun hal tersebut belumlah berjalan dengan kontinyu setiap bulannya, sehingga adanya pemberian penyuluhan sifatnya beberapa kali saja belum rutin.

Upaya bekerjasama dengan pihak luar sekolah

sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam

program Adiwiyata tercantum pada lampiran II

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik

Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang pedoman

pelaksanaan program Adiwiyata pada point ketiga,

kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yaitu menjalin

kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat,

pemerintah, swasta, media, sekolah lain).

SMA Negeri 2 Demak benar-benar sekolah yang

mempunyai program untuk peduli dan budidaya

lingkungan, guna mendukung suasana untuk

menuntut ilmu yang kondusif. Sebagai salah satu

wujudnya, Kepala Sekolah menetapkan kelompok kerja

atau disebut pokja yang mempunyai kegiatan yang

(19)

lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal

itu guna menumbuhkan kesadaran warga sekolah

untuk peduli dengan lingkungan.

Hal ini sesuai dengan komponen dan standar

Adiwiyata dalam program Adiwiyata tercantum pada

lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang

pedoman pelaksanaan program Adiwiyata pada point

keempat, pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan. Dengan berbagai pokja, sebagai

ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah

lingkungan bagi siswa untuk berkreasi dalam peduli

dan berbudaya lingkungan. Secara tidak langsung akan

terjadi peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan

prasarana yang ramah lingkungan di sekolah.

4.1.2.3 Evaluasi Program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak

Pelaksana program Adiwiyata, pihak sekolah

bermusyawarah untuk menentukan kegiatan atau

agenda yang akan dilakukan pada setiap awal tahun

ajaran baru. Setiap individu bebas untuk

menyampaikan aspirasi untuk kegiatan Adiwiyata.

Aspirasi-aspirasi tersebut akan dimusyawarahkan,

untuk diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama.

Kesepakatan tersebut akan ditindak lanjuti di lapangan

(20)

untuk mengetahui perkembangan dan hasil

pelaksanaan program Adiwiyata yang sudah

diagendakan berdasarkan kesepakatan bersama.

Evalusi diharapkan dapat mengetahui perkembangan

dan hasil tindak lanjut di lapangan, sudah berjalan

dengan baik dan lancar atau belum. Sehingga perlu

adanya monitoring secara berkelanjutan dan

berkesinambungan. Bapak N.A. Sobri, selaku

penanggungjawab program Adiwiyata, memberikan

pendapatnya terkait dengan kegiatan evaluasi:

Menurut saya setiap kegiatan selalu ada evaluasi, agar mengetahui perkembangan dan hasil dari pelaksanaan program. Tidak terkecuali evaluasi pada program Adiwiyata yang dapat mengukur perkembangan dan hasil dari pelaksanaan Program Adiwiyata. Apabila terdapat permasalahan yang berpengaruh pada perkembangan dan hasil, sehingga kurang sesuai dengan yang diharapkan, dapat mencari solusi sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Adapun evaluasi utamanya dilakukan terhadap

pelaksana program Adiwiyata yaitu pada siswa dan

warga sekolah di SMA Negeri 2 Demak. Pelaksana dari

evaluasi program Adiwiyata terhadap siswa dan warga

sekolah dilakukan oleh pembina program Adiwiyata.

Kriteria evaluasi ini difokuskan pada keaktifan siswa

dan warga sekolah dalam program Adiwiyata dan

pemahaman terhadap pengolahan lingkungan. Evaluasi

ini dilakukan oleh pembina program Adiwiyata.

(21)

memberikan penjelasannya terkait dengan kegiatan

evaluasi sebagaimana berikut:

Menurut saya evaluasi terhadap siswa dan warga sekolah perlu dilakukan untuk mengetahui keaktifan dan pemahaman siswa dan warga sekolah tersebut dalam pelaksanaan program Adiwiyata. Selain itu, sebagai tolak ukur keaktifan siswa dan warga sekolah dalam program Adiwiyata. Serta dapat sebagai motivasi siswa dan warga sekolah agar lebih aktif dalam pelaksanaan program Adiwiyata.

Untuk mengetahui apakah tim sekolah berhasil

mencapai target yang tercantum dalam program

Adiwiyata atau tidak, maka harus dilakukan

pemantauan dan mengukur kemajuan yang

diharapkan. Proses pendampingan terus menerus akan

membantu memastikan bahwa kegiatan ini tetap

berkelanjutan. Adapun pendampingan senantiasa

dilakukan untuk mensukseskan program Adiwiyata

sebagaimana disampaikan oleh Bapak Suharto, selaku

pokja portofolio, guru mapel, guru PLH dan wali kelas

sebagai berikut:

Adapun pengawasan yang dilakukan akan tergantung pada sasaran dan kriteria pengukuran yang telah ditetapkan diantaranya yang dilakukan mengadakan sosialisasi terhadap kelas, melakukan piket bergilir antar kelas, dan memberikan penyuluhan terhadap kepedulian lingkungan.

(22)

SMA Negeri 2 Demak telah melakukan sosialisasi

kepada warga sekolah baik, melalui rapat, upacara, di

kelas atau dalam kesempatan lain di lingkungan

sekolah. Pihak yang mensosialisasikan terdiri dari

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pendidik dan

tenaga kependidikan sesuai dengan kewenangannya.

Sosialisasi bukan hanya kepada warga sekolah tetapi

juga kepada pihak lain yang terkait dengan sekolah

seperti komite, orang tua, dan pihak lain.

Adapun tanggapan oleh beberapa siswa mengenai

bentuk pendampingan untuk mensukseskan program

Adiwiyata sekolah diantaranya sebagai berikut:

Fitri Fatmawati berpendapat bahwa dalam pengawasan pelaksanaan program Adiwiyata contoh seperti kebersihan kelas, maka perlu adanya pendampingan oleh guru piket yang telah dijadwalkan, sehingga para siswa dan warga sekolah aktif dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

Ali Mahmudi memberi tanggapan bahwa untuk melaksanakan program Adiwiyata yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan bersama-sama secara bergotong royong dengan para warga sekolah termasuk guru, staf, tata usaha dan yang lainnya.

Putri Laras berpendapat bahwa pendampingan perlu dilakukan oleh guru maupun kepala sekolah, dan berhak secara tegas menerapkan sanksi bagi para pelanggar semisal ada yang membuang sampah sembarangan dan mengotori kelas dengan mencorat-coret meja ataupun kursi.

Dalam beberapa kasus akan ada cara mudah dan

akurat untuk mengukur kemajuan, antara lain yang

dikemukakan oleh Ibu Mustikasari, selaku koordinator

pokja bank sampah sebagai berikut:

(23)

sejauhmana pengaruh kegiatan pengelolaan sampah. Mendokumentasikan setiap tahap kegiatan sebelum, selama dan setelah foto-foto untuk membandingkan perubahan yang terjadi di sekolah. Menggunakan kuesioner dan survei untuk mengumpulkan data kemajuan kegiatan dengan melibatkan siswa.

Kemudian Bapak Siswadi, selaku ketua tim

program Adiwiyata juga memberikan penjelasannya

terkait dengan hasil pengawasan program Adiwiyata

dan tingkat ketercapaiannya sebagaimana berikut

Adapun hasil pemantauan dan pengawasan diumumkan ke warga sekolah, misalnya dalam bentuk grafik. Dan juga kemajuan kegiatan program kerja Adiwiyata akan diumumkan di papan pengumuman sekolah, sehingga warga sekolah mengetahui tingkat perkembangan keberhasilannya, namun hal tersebut belumlah sepenuhnya dilakukan oleh pihak sekolah.

Beliau menegaskan bahwa evaluasi kegiatan

memungkinkan sekolah untuk membuat perubahan

pada rencana program Adiwiyata jika diperlukan. Data

pemantauan akan membantu mengidentifikasi apakah

mencapai sasaran atau tidak dan apakah sudah efektif

atau belum. Dengan evaluasi itu tim dapat

memutuskan apakah perubahan sasaran awal,

kegiatan yang diperlukan, dan apa yang harus

dilibatkan. Salah satu cara yang sangat efektif untuk

mengevaluasi sasaran adalah melakukan tindak lanjut

kajian lingkungan.

Sasaran awal dari program sekolah Adiwiyata

(sekolah peduli dan berbudaya lingkungan) adalah

(24)

lingkungan di sekolah dan masyarakat sekitarnya.

Untuk memastikan sasaran awal ini tercapai adalah

memastikan sebanyak mungkin orang ambil bagian

dalam kegiatan ini dan warga sekolah terlibat

didalamnya.

Kepala Sekolah memberikan pernyataannya bahwa

salah satu cara terbaik dalam kegiatan evaluasi yaitu

melibatkan warga sekolah untuk mengatur kegiatan

rutin dan hari-hari tertentu yang dianggap penting

(action day). Pada waktu tertentu hari aksi adalah kesempatan bagi semua orang di sekolah, siswa, guru

dan staf serta pihak yang berkepentingan dari

masyarakat setempat, untuk bersama-sama mencapai

beberapa target yang ditetapkan dalam perencanaan

program Adiwiyata yang ditetapkan.

Hari aksi perlu terencana, baik dalam hal

mengalokasikan tanggung jawab dan memastikan

bahwa semua orang tahu tentang kegiatan tersebut.

Action day penting, tetapi kegiatan rutin juga sangat penting. Kegiatan seperti daur ulang, penghematan

energi dan air hanya berhasil jika semua orang yang

terlibat. Melibatkan masyarakat luas dalam sekolah

Adiwiyata sangat bermanfaat. Orang tua siswa,

masyarakat sekitar, dan pemerintah lokal dan dunia

(25)

informasi, pelatihan atau membantu membiayai

kegiatan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perencanaan Program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak

Sebelum melaksanakan program Adiwiyata, terlebih dahulu perlu menyusun perencanaan. Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan gambaran kegiatan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan atau tujuan yang telah ditetapkan. Pada definisi tersebut dinyatakan bahwa perencanaan ditujukan untuk merubah masa depan. Masa depan yang diinginkan adalah program berkualitas yang disiasati secara terstruktur dan terprogram melalui perencanaan sejak awal sehingga masa depan bukanlah hasil dari kebetulan semata.

Ide mewujudkan Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak berawal dari ide membangkitkan kesadaran dan kearifan lingkungan kepada masyarakat, dengan dua pertimbangan dasar. Pertama, kegiatan sekolah langsung diketahui oleh masyarakat luas dan selalu meningkatkan peran serta orangtua siswa dan siswa.

(26)

melalui penghayatan lingkungan oleh seluruh warga sekolah, termasuk orangtua siswa dan lingkungan dekat sekolah, bahkan lintas daerah secara nasional.

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para

steakholder, menggulirkan program Adiwiyata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.

Namun seringkali perencanaan program dibuat hanya dengan cara melakukan plagiasi atau replikasi program-program yang sudah dilakukan pada periode sebelumnya dan hanya dilakukan penambahan seperlunya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, akan tetapi jika mengesampingkan kegiatan analisa terhadap sumber-sumber daya sekolah, maka plagiasi dan replikasi program akan membuat sekolah tidak berkembang dan bergerak di tempat.

(27)

kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam”. Agar suasana lingkungan yang kondusif dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan, maka kesemua norma tersebut perlu dimiliki semua komponen yang ada di sekolah tersebut.

Perencanaan program Adiwiyata didasarkan pada dua prinsip dasar yaitu “prinsip partisipatif dan berkelanjutan”. Prinsip partisipatif artinya komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran. Prinsip berkelanjutan artinya bahwa seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.

Langkah awal dalam perencanaan program Adiwiyata yaitu dengan membentuk tim sekolah sebagai Tim Adiwiyata yaitu tim yang berperan dalam pelaksanaan program Adiwiyata diantaranya bertugas mengelola lingkungan di sekolah, termasuk di dalamnya bagaimana melibatkan semua unsur warga sekolah menjadi penting termasuk keterlibatan aktif dari seluruh siswa.

(28)

Beberapa hal yang menjadi kendala dan kesenjangan dalam perencanaan program Adiwiyata, diantaranya sebagai berikut:

Pertama: seluruh warga sekolah belumlah mengetahui dan mengenal program Sekolah Adiwiyata yang dicanangkan atau direncanakan oleh sekolah sehingga kesadaran akan menjalankan program masih minim dan juga belum terbangunnya komunikasi yang kuat untuk memastikan semua warga sekolah mengetahui perkembangan program yang telah terlaksana.

Kedua: belumlah dapat dipastikan bahwa semua komponen warga sekolah (terutama siswa) terwakili dalam proses memberi usulan atau pendapat terlebih dalam pengambilan keputusan.

Ketiga: kurangnya komunikasi diantara siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah dalam pelaksanaan program Adiwiyata, sehingga terjadi kurangnya komitmen maupuan kerjasama dalam hal mensukseskan program.

(29)

masalah terkait dengan perencanaan program Adiwiyata yaitu sebagai berikut.

Pertama: dalam hal perencanaan hendaknya lebih menekankan pada setiap warga sekolah melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang terencana: memelihara dan merawat gedung dan lingkungan hidup yang terencana dimana fokus kegiatannya adalah adanya kegiatan kebersihan kelas melalui jadwal piket, adanya kegiatan jum’at bersih yang didukung jadwal jum’at bersih, adanya Kegiatan perawatan gedung dan sekolah, adanya kegiatan lomba kebersihan kelas memperingati hari ulang tahun sekolah, kegiatan perawatan taman kelas dengan pembagian kavling.

Kedua: dalam perencanaan program Adiwiyata sekolah benar-benar mempunyai program untuk peduli dan budidaya lingkungan, guna mendukung suasana untuk menuntut ilmu yang kondusif. Sebagai perwujudannya, di sekolah mengembangkan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup: kegiatan penanaman dan perawatan toga, kegiatan kerja bakti dan penghijauan saat orientasi siswa baru, pembentukan kelompok kebersihan jasmani dan rohani, kegiatan pengembangan diri melalui ekstra PMR.

4.2.2 Pelaksanaan Program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak

(30)

perlindungan lingkungan melalui pendidikan. Adapun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 diterjemahkan menjadi program sekolah Adiwiyata. Pelaksanaan program tersebut terdapat alur sebagaimana yang dilakukan oleh SMA Negeri 2 Demak dalam melaksanakan program sekolah Adiwiyata. Alur tersebut terdiri dari sosialisasi oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pendidikan Kota Demak, pembentukan tim Adiwiyata di sekolah, menyusun kajian lingkungan dan rencana aksi, penilaian oleh tim BLH dan penghargaan sekolah Adiwiyata.

(31)

sarana prasarana berupa paving block, ruang terbuka hijau atau green house, dan tempat daur ulang.

Namun terdapat kendala dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan perlindungan hidup yaitu

pertama: keterbatasan biaya pengadaan sarana pendidikan lingkungan hidup beserta perawatannya,

kedua: pemahaman yang belum seragam mengenai tujuan pencapaian program Adiwiyata, seperti pemahaman para siswa, petugas kantin dan masyarakat sekitar dan yang ketiga: yaitu dukungan masyarakat dan instansi lain yang masih rendah.

Pelaksanaan program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak dapat berjalan dengan baik dan lancar, apabila seluruh warga sekolah ikut berpartisipasi. Dalam melaksanakan program Adiwiyata tidak akan bisa berjalan, apabila hanya dilakukan oleh salah satu pihak. Mulai dari kepala sekolah, para guru, karyawan, dan seluruh siswa ikut andil dalam pelaksanaan program Adiwiyata. Harapan sekolah dalam mensukseskan pelaksanaan program Adiwiyata sebagaimana point berikut:

(32)

Kedua: Adanya pokja-pokja tersebut sebagai wujud kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah. Kebijakan sekolah yang membagi tugas melalui kelompok kerja, menunjukkan bahwa kepala sekolah memiliki perhatian yang besar untuk pelaksanaan program Adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan, karena dengan membagi kelompok kerja akan memudahkan dalam pelaksanaannya.

Ketiga: Dukungan penuh dari pihak sekolah, dimana pihak sekolah membuat kebijakan dengan merubah visi dan misi yang mengarah kepada peduli dan berbudaya lingkungan. Kebijakan sekolah yang mencantumkan visi dan misi tentang lingkungan hidup, menunjukkan bahwa sekolah memiliki kebijakan dan perhatian terhadap program Adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan secara eksplisit. Dengan demikian kebijakannya sejalan dengan program pemerintah yang dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup.

(33)

mendapatkan materi lingkungan hidup setiap guru memberikan pelajaran di kelasnya.

Kelima: Pihak guru mendukung dengan cara bersedia menjadi pembina untuk masing-masing kelompok kerja program Adiwiyata. Kebijakan sekolah yang mencantumkan guru sebagai koordinator pokja, menunjukkan bahwa sekolah memperhatikan betul terwujudnya program Adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan, karena dengan pembinaan tersebut akan memudahkan bagi warga sekolah untuk melakukan kerja terbaiknya, dan itu menjadi peringatan bagi warga sekolah betapa pentingnya menjaga lingkungan sekolah.

Keenam: menjalin kerjasama atau kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain). Kebijakan sekolah yang mengadakan kerjasama atau kemitraan dengan sekolah atau lembaga lain yang terkait dengan lingkungan hidup menunjukkan bahwa sekolah ingin benar-benar bahwa apa yang diprogramkannya itu sejajar dengan sekolah atau lembaga lain yang memiliki cita-cita yang sama. Kemitraan yang telah dilakukan antara lain dengan Dinas Lingkungan Hidup dan SMA Negeri 1 Demak.

4.2.3 Pengawasan Program Adiwiyata di SMA Negeri 2 Demak

(34)

hasil dari adnya suatu program Adiwiyata apakah ada perbedaan antara sebelum adanya program dengan sesudah adanya program. Evaluasi program adalah menilai keberhasilan/kegagalan kebijakan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan. Indikator-indikator untuk mengevaluasi kebijakan biasanya menunjuk pada dua aspek yaitu aspek hasil dan aspek proses. Evaluasi program terkait dengan kegiatan penaksiran, pemberian angka dan penilaian pada perumusan kebijakan atau pembuatan perencanaan, pelaksanaan program dan evaluasi tindak lanjut, mengingat ketiga komponen tersebut menentukan apakah akan dapat berhasil atau tidak.

Adapun evaluasi utamanya dilakukan terhadap pelaksana Program Adiwiyata yaitu pada siswa dan warga sekolah di SMA Negeri 2 Demak. Evaluasi terhadap siswa dan warga sekolah perlu dilakukan untuk mengetahui keaktifan dan pemahaman siswa dan warga sekolah tersebut dalam pelaksanaan program Adiwiyata. Selain itu, sebagai tolak ukur keaktifan siswa dan warga sekolah dalam program Adiwiyata. Serta dapat sebagai motivasi siswa dan warga sekolah agar lebih aktif dalam pelaksanaan program Adiwiyata.

(35)

mengumpulkan data kemajuan kegiatan dengan melibatkan siswa.

SMA Negeri 2 Demak telah melakukan sosialisasi kepada warga sekolah baik, melalui rapat, upacara, di kelas atau dalam kesempatan lain di lingkungan sekolah. Pihak yang mensosialisasikan terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kewenangannya. Sosialisasi bukan hanya kepada warga sekolah tetapi juga kepada pihak lain yang terkait dengan sekolah seperti komite, orang tua, dan pihak lain. Sejalan dengan itu dapat dipahami bahwa sosialisasi merupakan hal penting dilakukan, dimana sosialisasi dapat diartikan sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

Jadi sosialisasi berkaitan dengan program Adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan menjadi keharusan disosialisasikan kepada warga sekolah supaya semuanya paham dengan program sekolah. Setelah dipahami tentunya mudah pula untuk dilaksanakan warga sekolah, karena hal tersebut merupakan program yang baik dan sesuai dengan kebutuhan.

(36)

seringkali dilakukan oleh instansi lain yang dimungkinkan tidak bisa rutin dan pelaksanaannya hanya jika dijadwalkan saja.

Evaluasi kegiatan memungkinkan sekolah untuk membuat perubahan pada rencana program Adiwiyata jika diperlukan. Data pemantauan akan membantu mengidentifikasi apakah mencapai sasaran atau tidak dan apakah sudah efektif atau belum. Dengan evaluasi itu tim dapat memutuskan apakah perubahan sasaran awal, kegiatan yang diperlukan, dan apa yang harus dilibatkan. Salah satu cara yang sangat efektif untuk mengevaluasi sasaran adalah melakukan tindak lanjut Kajian Lingkungan.

SMA Negeri 2 Demak pada dasarnya telah memiliki prestasi dalam program Adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan. Hal itu terlihat dari lingkungan sekolah yang makin tertata rapi, makin bersih dan indah. Perlombaan intern dilakukan dilakukan sepanjang tahun, dimana penilaiannya dilakukan setiap akhir semester. Kelas yang terbaik mendapat penghargaan atau hadiah dari sekolah. Hal itu didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan tim penilai secara rutin melakukan penilaian.

(37)

berkelanjutan tersebut sekolah menjadi makin bersih dan indah.

Setelah melakukan evaluasi program adiwiyata menunjukkan SMA Negeri 2 Demak secara bertahap perilaku warga sekolah terkait dengan peduli dan berbudaya lingkungan mengalami peningkatan dibanding dengan sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dari makin bersihnya lingkungan, makin rindang, makin kondusif untuk proses pembelajaran, dan kepedulian warga terhadap lingkungan sekolah yang makin baik. Demikian pula dokumen yang ada di sekolah menunjukkan adanya perbaikan dari waktu ke waktu.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya kesehatan yang dapat dilakukan Puskesmas dalam pengendalian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Blahbatuh II ada 2 program yaitu program pemberantasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian obesitas pada anak SD di kota Manado kesimpulanProporsi keluarga

Perwalian yang diangkat oleh Hakim, sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa semua anak yang belum dewasa yang tidak berada

dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan.. galaktosa.Secara rinci, tahap-tahap

Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan variable LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, BOPO, FBIR, IRR, PDN dan FACR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan

Adapun al hadzfu , maka ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il mudhari yang mu’tal akhirnya dan pada fi’il-fi’il yang ketika rafa’nya dengan tetap nun..

Pada variabel Penanganan Masalah, yaitu pada item pernyataan PM13 ada 1 responden yang memilih tidak setuju pada pernyataan Matahari Department Store mencoba

• Peningkatan harga minyak pada perdagangan hari ini salah satunya dipengaruhi oleh sanksi yang diterapkan AS terhadap perusahaan minyak Venezuela, PDVSA Sanksi tersebut