1
SEKOLAH ADIWIYATA NASIONAL PADA SMA NEGERI DI
KABUPATEN BATU BARA
T E S I S
Oleh
YAHYA SHAMADI
087004030 / PSL
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2012
SEK
O L A
H
P A
S C
A S A R JA
KAJIAN TENTANG PENERAPAN SEKOLAH
BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM
SEKOLAH ADIWIYATA
NASIONAL PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BATU
BARA
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
YAHYA SHAMADI
087004030 / PSL
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : KAJIAN TENTANG PENERAPAN SEKOLAH
BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI
PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA NASIONAL PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BATU BARA
Nama Mahasiswa : Yahya Shamadi
Nomor Induk : 087004030
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Menyutujui Komisi Pembimbing
(Prof. Syamsul Arifin, SH, MH)
(Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS) (Ir. O.K Nazaruddin Hisyam, MS)
Ketua Program Studi Direktur SPs USU
(Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS)
(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 16 Januari 2012
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Syamsul Arifin, SH, MH
Anggota : 1. Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS
2. Ir. O.K Nazaruddin Hisyam, MS
PERNYATAAN
Judul Tesis
“
KAJIAN TENTANG PENERAPAN SEKOLAH
BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM
SEKOLAH ADIWIYATA
NASIONAL PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BATU
BARA
”
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Medan, Januari 2012 Penulis,
KAJIAN TENTANG PENERAPAN SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA NASIONAL PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BATU BARA
ABSTRAK
Pengelolaan sekolah di satu sisi dapat menampilkan kondisi yang kontradiktif jika ditinjau dari sudut pelestarian lingkungan. Hal ini ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan lingkungan. Sarana dan prasarana lingkungan binaan direncanakan dengan mengabaikan prinsip pelestarian lingkungan hidup misalnya pembangunan lapangan sekolah yang massif sehingga mengurangi luasan area resapan air. perilaku kebersihan lingkungan yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran / pembuangan sampah sembarangan, vandalism terhadap obyek lingkungan binaan dengan budaya “kurang sadar lingkungan”. Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Program Sekolah Adiwiyata Nasional sebagai bagian dari strategi Pendidikan Lingkungan Hidup. Kabupaten Batu Bara sebagai suatu kabupaten pemekaran menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan melalui pencapaian sekolah bertaraf Adiwiyata Nasional. Penelitian ini bertujuan menjawab program Kabupaten Batu Bara dalam memadukan pendidikan ekologis mencapai pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui kajian kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, persepsi guru dan murid dan kondisi sarana prasarana dasar. Dengan metodologi deskriptif kajian ini dilakukan atas enam SMAN Negeri di Kabupaten Batubara. Interpretasi dilakukan dengan uji statistik korelasi product moment (r Pearson) guna mencari faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di SMA Negeri Batu Bara. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa implementasi kebijakan sekolah untuk membangun budaya lingkungan masih memerlukan upaya sosialisasi, muatan kurikulum berbasis lingkungan beragam karena kualifikasi guru yang tidak merata serta rendahnya kemampuan sekolah dalam mengidentifikasi isu lingkungan, persepsi siswa, guru dan pengelola sekolah dalam pengelolaan lingkungan masih belum maksimal hanya sebatas partisipan pasif dan belum memperoleh ruang yang memadai dalam aktivitas pengelolaan lingkungan hidup, Kondisi sarana dan prasarana sekolah yang mendukung gerakan peduli dan sadar lingkungan belum menunjukkan upaya optimal dan masih memerlukan upaya keras untuk mewujudkannya. Hasil kajian ini selanjutnya akan bermanfaat sebagai inventarisasi data awal bagi program perencanaan pendidikan daerah dalam pengembangan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.
STUDY ON THE APPLICATION OF ENVIRONMENTALLY SCHOOL THROUGH THE NATIONAL ADIWIYATA SCHOOL PROGRAMME AT
STATE SENIOR HIGH SCHOOL IN BATU BARA DISTRICT
ABSTRACT
School management in on hand can show a contradictory condition if seen from environmental point of view. This condition is characterized by the non environmentally behavior of teachers and students. The environmental facilities and infrastructures developed were not planned based on the principle of environmental conservation such as massive school ground construction that minimizen the extent of water catchment area, nagative environmental hygiene behavior such as various forms of pollutions/littering, and vandalism againts the environmentally developed objects based on the less environmentally conscious culture. The government of Republic Indonesia launced the National Adiwiyata School as part of the environmetal Education Strategies. Batu bara District as a district which was officially seperated from its parent district plans its human resource quality improvement through sustainable environmental education through the achievement of National Adiwiyata standard schools. The purpose of this descriptive study was to answer the programme run by Batu Bara Distrcit Government in integrating ecological education to achieve the improvement of human resource quality by studying school policy, school curricula, perception of teachers and students, and the condition of basic infrastructure facilities. The population of this study was 6 (six) State Senior High Schools (SMA Negeri) in Batu Bara District. Interpretation was done through product moment correlation statistic tes (r Perason) to find out the factors influencing the quality achievement in the application of National adiwiyata at the State Senior High Schools in Batu Bara District. The result of this study showed that the implementation of school policy to build an environmental culture still needs socialization, the content of environmental curriculum due to the unequal qualification of teachers adn the low capability of school in identifiying the issues of environment, the perceptions of students, teachers and school management in environmental management are not maximum yet; they are only passive participants and have not adequate space yet in the environmental management activity. The condition of school facilities and infrastructures supporting the environmental awareness movement has not shown the optimal attemp yet and still need a hard work to make it happen. The result if this study will be useful as initial data inventory for local (district level) education planning programme in sustainable environmental human resource development.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadhirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik.
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., MSc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS. selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairuddin, M.Sc, selaku Sekretaris Program Magister Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
5. Prof. Syamsul Arifin, SH, MH., Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS dan Ir. O.K. Nazaruddin Hisyam, M.Sc selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, petunjuk dan saran yang membangun kepada penulis sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Seluruh dosen dan pegawai yang telah banyak berjasa selama perkuliahan penulis.
7. Seluruh kepala sekolah, pegawai, guru dan siswa SMA Negeri di kabupaten Batubara, yang banyak membantu penulis terutama dalam hal pemberian data-data yang dibutuhkan oleh penulis.
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungannya baik semangat, doa dan tentunya materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas saran dan masukan dari berbagai pihak yang turut membantu dalam penyelesaian tesis ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini berguna bagi semua pihak terutama bagi perkembangan dunia pendidikan.
Medan, Juli 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Yahya Shamadi
2. Tempat / Tanggal Lahir : Binjai / 22 September 1961
3. Nama Orang Tua
a. Ayah : Jam’an Tunaro (Alm 1996)
b. Ibu : Mahyar Koto (Almh 2011)
4. Anak ke : 5 dari 10 bersaudara
5. Alamat : Dusun V Sei Suka Deras, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batu Bara
6. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
7. Pendidikan Formal
a. Tahun 1968 – 1974 : SD Negeri No. 1 Kuala
b. Tahun 1974 – 1977 : SMP Negeri Kuala
c. Tahun 1977 – 1980 : SPG Negeri Binjai
d. Tahun 1980 – 1985 : IKIP Negeri Medan
e. Tahun 2009 – 2012 : Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana
DAFTAR ISI
1.5.Kerangka Konseptual ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Program Adiwiyata-Sekolah Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup (Panduan Sekolah Adiwiyata 2010 Wujudkan Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Jakarta 2009) 8 2.2. Persepsi Mengenai Pendidikan Lingkungan Hidup ... 11
2.3. Partisipasi Siswa SMA sebagai Pemacu Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Sekolah Adiwiyata ... 14
2.4. Pelaksanaan Model Pengelolaan Sekolah Berwawasan lingkungan Program Sekolah Adiwiyata Nasional ... 16
2.4.1. Pengembangan Kebijakan Sekolah ... 17
2.4.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan ... 17
2.4.3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif ... 18
2.4.4. Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah ... 18
2.5. Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata Nasional ... 19 BAB IV METODE PENELITIAN ... 24
3.1. Deskripsi Penelitian ... 24
3.2. Metode Pengumpulan Data ... 25
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 26
3.4. Informan ... 26
3.5. Populasi dan Sampel ... 27
3.6. Analisis Data ... 29
Pada SMA Negeri Di Kabupaten Batu Bara ... 31
4.1.1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan ... 32
4.1.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup ... 45
4.1.3. Pengembangan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipati ... 59
4.1.4. Pengembangan dan Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah yang Peduli dan Ramah Lingkungan di SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara ... 68
4.2. Analisis Temuan Atas Indikator Program Sekolah Adiwiyata Nasional Dan Pada SMA Negeri Di Kabupaten Batu Bara ... 80
4.2.1.Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan berbudaya Lingkungan ... 80
4.2.2 Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup ... 92
4.2.3.Pengembangan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif ... 100
4.2.4.Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah yang Ramah Lingkungan ... 105
4.3. Pembahasan ... 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121
5.1. Kesimpulan ... 121
5.2. Saran ... 122
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
3.1. Responden Penelitian ... 27
3.2. Jumlah Siswa SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara ... 28
3.3. Jumlah Guru SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara ... 28
3.4. Jumlah Pegawai SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara ... 29
3.5. Jumlah Kepala Sekolah SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara ... 29
4.1. Distribusi Responden Menurut Kategorinya ... 31
4.2. Distribusi Responden Menurut Asal Sekolah ... 32
4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori dan Asal Sekolah ... 32
4.4. Distribusi Jawaban Responden Tentang Keberadaan Kebijakan Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan ... 33
4.5. Distribusi Responden Mengenai Bentuk Atau Wujud Kebijakan Sekolah Terkait Dengan Program Peduli dan Berbudaya Lingkungan ... 33 4.6. Sebaran Responden Terkait Kebijakan Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Menurut Asal Sekolah ... 34
4.7. Kebijakan Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Setiap Sekolah ... 34
4.8. Sebaran Jawaban Responden Tentang Kebijakan Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup ... 35
4.9. Keberadaan Kebijakan Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup ... 35
4.10. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kebijakan Sekolah Terkait Dengan Pelaksanaan Kegiatan Rutin Tahunan Bertema LH 36 4.11. Frekuensi Jawaban Responden Pelaksanaan Kegiatan Rutin Tahunan Bertema LH ... 36
4.12. Keberadaan Kebijakan Sekolah Terkait Dengan Pelaksanaan Kegiatan Rutin Tahunan Bertema LH di Masing-masing Sekolah... 37 4.13. Frekwensi Pelaksanaan Kegiatan Rutin Tahunan Bertema Lingkungan Hidup di Setiap Sekolah ... 38
4.14. Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebijakan Sekolah Tentang Peningkatan Sumber Daya Manusia Dibidang LH di Luar Peserta Didik Dalam 3 Tahun Terakhir ... 38
4.16. Kondisi Kebijakan Sekolah Untuk Melakukan Sosialisasi Penerapan Pendidikan LH Kepada Warga Sekolah Selama 3 Tahun Terakhir ...
39
4.17. Frekwensi Kebijakan Sekolah Untuk Melakukan Sosialisasi Penerapan Pendidikan LH Kepada Warga Sekolah Selama 3 Tahun
Terakhir ... 40 4.18. Keberadaan Kebijakan Sekolah Untuk Melakukan Sosialisasi
Penerapan Pendidikan Lh Kepada Warga Sekolah Selama 3 Tahun
Terakhir ... 41 4.19. Frekwensi Kebijakan Sekolah Untuk Melakukan Sosialisasi
Penerapan Pendidikan LH Kepada Warga Sekolah Selama 3 Tahun
Terakhir ... 41 4.20. Kebijakan Sekolah Dalam Upaya Efesiensi Penggunaan Air,
Listrik, Alat Tulis Kantor, Plastik Dan Bahan Lainnya ... 42 4.21. Kondisi Kebijakan Sekolah Dalam Upaya Efesiensi Penggunaan
Air, Listrik, Alat Tulis Kantor, Plastik Dan Bahan Lainnya ... 43 4.22. Distribusi Mengenai Kebijakan Sekolah Terkait Terciptanya
Lingkungan Sekolah Yang Bersih Dan Sehat ... 43 4.23. Keberadaan Kebijakan Sekolah Terkait Terciptanya Lingkungan
Sekolah yang Bersih Dan Sehat ... 44 4.24. Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebijakan Sekolah Untuk
Menrencanakan Kegiatan Dan Mengalokasikan Anggaran Bagi
Kegiatan Pengembangan Pendidikan LH ... 45 4.25 Kondisi Kebijakan Sekolah Untuk Menrencanakan Kegiatan dan
Mengalokasikan Anggaran Bagi Kegiatan Pengembangan
Pendidikan LH ... 45 4.26. Sebaran Jawaban Responden Tentang Pengembangan Kurikulum
Pembelajaran Lingkungan Hidup Sudah Dilaksanakan Dengan
Baik Dan Benar ... 46 4.27. Kondisi Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Lingkungan
Hidup Sudah Dilaksanakan dengan Baik dan Benar ...
46
4.28 Jenis Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Lingkungan Hidup
Sudah Dilaksanakan Dengan Baik Dan Benar ... 47 4.29. Keberadaan Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Lingkungan
Hidup Sudah Dilaksanakan dengan Baik dan Benar ... 48 4.30. Keberadaan Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi
Pendidikan LH Berdasarkan Isu Lokal yang Ada di Wilayah Sekitar ...
48
4.31. Keberadaan Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi Pendidikan LH Berdasarkan Isu Lokal yang Ada di Wilayah Sekitar ...
49
3.32. Sebaran Frekwensi Isu Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi Pendidikan LH Berdasarkan Isu Lokal yang
4.33. Keberadaan Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi Pendidikan LH Berdasarkan Isu Lokal yang Ada di Wilayah Sekitar ...
50
4.34. Keberadaan Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi
Pendidikan LH Terkait dengan Isu Lingkungan Hidup Global ... 50 4.35. Keberadaan Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi
Pendidikan LH Terkait dengan Isu Lingkungan Hidup Global ... 51 4.36. Sebaran Frekwensi Isu Upaya Penambahan dan/atau
Pengembangan Materi Pendidikan LH Terkait dengan Isu Lingkungan Hidup Global ...
52
4.36. Kondisi Keberadaan Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi Pendidikan LH Terkait dengan Isu Lingkungan Hidup Global ...
52
4.37 Sebaran Jawaban Responden Tentang Keberadaan Pengembangan
Metode Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup ... 53 4.38 Keberadaan Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup di Masing-masing Sekolah ... 53 4.39. Sebaran Frekwensi Pengembangan Metode Pembelajaran
Pendidikan Lingkungan Hidup ... 54 4.40. Ragam Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup ... 55 4.41. Sebaran Keberadaan Pemanfaatan Sumber Belajar Lain Tentang
Lingkungan Hidup ... 55 4..42. Keberadaan Pemanfaatan Sumber Belajar Lain Tentang
Lingkungan Hidup Di Sekolah ... 56 4.43. Jenis Pemanfaatan Sumber Belajar Lain Tentang Lingkungan
Hidup ...
57
4.44. Kondisi Keberaradaan Pemanfaatan Sumber Belajar Lain Tentang
Lingkungan Hidup ... 57 4.45. Keberadaan Kegiatan Kulikuler Sekolah yang Menghasilkan
Karya/Aksi Nyata Hal Mengimplementasikan Hasil Pembelajaran
LH Dalam 3 Tahun Terakhir ... 58 4.46. Keberadaan Kegiatan Kulikuler Sekolah yang Menghasilkan
Karya/Aksi Nyata Hal Mengimplementasikan Hasil Pembelajaran
LH dalam 3 Tahun Terakhir ... 58 4.47. Sebaran Frekwensi Jenis Kegiatan Pengimplementasian Hasil
Pembelajaran yang Bertema LH dalam 3 Tahun Terkahir ... 59 4.48. Jumlah/Frekwensi Pelaksanaan Kegiatan yang
Mengimplementasikan Hasil Pembelajaran ... 59 4.49. Keberadaan Kegiatan Dalam Ekstrakulikuler Atau Kulikuler yang
Mendukung Pembiasaan Perilaku Berbudaya LH Peserta Didik ... 60 4.50. Keberadaan Kegiatan Dalam Ekstrakulikuler Atau Kulikuler yang
Mendukung Pembiasaan Perilaku Berbudaya LH Peserta Didik ... 60 4.51. Sebaran Frekwensi Kegiatan Dalam Ekstrakulikuler Atau Kulikuler
yang Mendukung Pembiasaan Perilaku Berbudaya LH Peserta
4.52. Kondisi Jumlah Kegiatan dalam Ekstrakulikuler Atau Kulikuler yang Mendukung Pembiasaan Perilaku Berbudaya LH Peserta
Didik ... 61 4.53. Sebaran Keberadaan Mengenai Kegiatan Lingkungan yang
Diprakarsai oleh Sekolah Dan Melibatkan Masyarakat di Sekitar
Lingkungan Sekolah ... 62 4.54 Keberadaan Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai oleh Sekolah
Dan Melibatkan Masyarakat Di Sekitar Lingkungan Sekolah ... 62 4.55. Sebaran Frekwensi Mengenai Kegiatan Lingkungan yang
Diprakarsai oleh Sekolah dan Melibatkan Masyarakat Di Sekitar
Lingkungan Sekolah ... 63 4.56. Jumlah Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai oleh Sekolah dan
Melibatkan Masyarakat di Sekitar Lingkungan Sekolah ... 63 4.57. Distribusi Keberadaan Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai oleh
Pihak Luar yang Diikuti Sekolah ... 64 4.58 Keberadaan Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai oleh Pihak
Luar yang Diikuti Sekolah ... 64 4.59. Distribusi Frekwensi Mengenai Kegiatan Lingkungan yang
Diprakarsai oleh Pihak Luar yang Diikuti Sekolah ... 65 4.60. Jumlah Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai oleh Pihak Luar
yang Diikuti Sekolah ... 65 4.61. Distribusi Tentang Keberadaan Kegiatan Kemitraan yang
Dilakukan Sekolah Dengan Pihak Luar (Institusi Terkait, Pihak
Swasta, LSM) dalam Pengembangan Pendidikan LH ... 66 4.62. Kegiatan Kemitraan yang Dilakukan Sekolah Dengan Pihak Luar
(Institusi Terkait, Pihak Swasta, LSM) Dalam Pengembangan
Pendidikan LH ... 66 4.63. Jumlah Kegiatan Kemitraan yang dilakukan Sekolah dengan Pihak
Lain ... 67 4.64. Keberadaan Kegiatan Kemitraan yang Dilakukan Sekolah Dengan
Pihak Luar (Institusi Terkait, Pihak Swasta, LSM) Dalam
Pengembangan Pendidikan LH ... 67 4.65. Distribusi Keberadaan Pemanfaatan Sarana Pendukung Sekolah
Sebagai Media Pembelajaran Lingkungan Hidup ... 68 4.66. Pemanfaatan Sarana Pendukung Sekolah Sebagai Media
Pembelajaran Lingkungan Hidup ... 69 4.67 Frekwensi Mengenai Pemanfaatan Sarana Pendukung Sekolah
Sebagai Media Pembelajaran Lingkungan Hidup ... 69 4.68. Keberadaan Frekwensi Pemanfaatan Sarana Pendukung Sekolah
Sebagai Media Pembelajaran Lingkungan Hidup ... 70 4.69 Distribusi Keberadaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah
yang Ramah Lingkungan ... 70 4.70. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah yang Ramah
Lingkungan
71
4.71. Frekwensi Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Sekolah yang Ramah
4.72. Keberadaan Frekwesni Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah
yang Ramah Lingkungan ... 72 4.73. Distribusi Keberadaan Tentang Upaya Pengelolaan Fasilitas
Sanitasi Untuk Menunjang Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ...
72
4.74. Upaya Pengelolaan Fasilitas Sanitasi Untuk Menunjang Kebersihan
Dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 73 4.75. Distribusi Frekwensi Tentang Upaya Pengelolaan Fasilitas Sanitasi
Untuk Menunjang Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Sekolah 73 4.76. Frekwensi Keberadaan Upaya Pengelolaan Fasilitas Sanitasi Untuk
Menunjang Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 74 4.77. Distribusi Keberadaan Tentang Upaya Efisiensi Penggunaan
Penghematan Air, Listrik, Alat Tulis Kantor, Plastik Dan Bahan
Lainnya... 74 4.78. Upaya Efisiensi Penggunaan Penghematan Air, Listrik, Alat Tulis
Kantor, Plastik Dan Bahan Lainnya ... 75 4.80. Distribusi Frekwensi Tentang Upaya Efisiensi Penggunaan
Penghematan Air, Listrik, Alat Tulis Kantor, Plastik Dan Bahan
Lainnya ... 76 4.81. Frekwensi Keberadaan Upaya Efisiensi Penggunaan Penghematan
Air, Listrik, Alat Tulis Kantor, Plastik dan Bahan Lainnya ... 76 4.82. Distribusi Keberadaan Tentang Upaya Pengelolaan Kantin Atau
Makanan yang Sehat Di Sekolah ... 77 4.83. Distribusi Frekwensi Tentang Upaya Pengelolaan Kantin Atau
Makanan yang Sehat Di Sekolah ... 77 4.84. Upaya Pengelolaan Kantin Atau Makanan Yang Sehat Di Sekolah 77
4.85. Jumlah Upaya Pengelolaan Kantin Atau Makanan Yang Sehat Di
Sekolah ... 78 4.86. Keberadaan Tentang Upaya Pengelolaan Sampah Untuk
Menunjang Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 78 4.87. Upaya Pengelolaan Sampah Untuk Menunjang Kebersihan Dan
Kesehatan Lingkungan Sekolah ...,... 78 4.88. Distribusi Frekwensi Tentang Upaya Pengelolaan Sampah Untuk
Menunjang Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 78 4.89. Jumlah Upaya Upaya Pengelolaan Sampah Untuk Menunjang
Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 81 4.90. Kondisi Indikator Kebijakan Sekolah yang Peduli dan Berbudaya
Lingkungan Hidup ... 82 4.91. Kondisi Kebijakan yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup
di Masing-masing Sekolah ... 83 4.92. Kondisi Kebijakan Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum
Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup ... 84 4.93. Kondisi Kebijakan Di Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum
Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup ... 85 4.94. Kondisi Umum Kebijakan Sekolah Terkait Dengan Pelaksanaan
4.95. Kebijakan Sekolah Terkait Dengan Pelaksanaan Kegiatan Rutin
Tahunan Bertema LH ... 86 4.96. Kondisi Umum Kebijakan Sekolah Tentang Peningkatan Sumber
Daya Manusia di Bidang LH di Luar Peserta Didik Dalam 3 Tahun
Terakhir ... 87 4.97. Kondisi Kebijakan Di Masing-Masing Sekolah Tentang
Peningkatan Sumber Daya Manusia di Bidang LH di Luar Peserta
Didik dalam 3 Tahun Terakhir ... 88 4.98 Kondisi Kebijakan Sekolah Untuk Melakukan Sosialisasi
Penerapan Pendidikan LH Kepada Warga Sekolah Selama 3 Tahun
Terakhir ... 88 4.99 Kondisi Kebijakan Sekolah Untuk Melakukan Sosialisasi
Penerapan Pendidikan LH Kepada Warga Sekolah Selama 3 Tahun
Terakhir ... 89 4.100. Kondisi Kebijakan Sekolah Dalam Upaya Efesiensi Penggunaan
Air, Listrik, Alat Tulis Kantor, Plastik Dan Bahan Lainnya ... 89 4.101. Kebijakan Sekolah Terkait Terciptanya Lingkungan Sekolah yang
Bersih dan Sehat ... 90 4.102 Kondisi Kebijakan Sekolah Terkait Terciptanya Lingkungan
Sekolah yang Bersih dan Sehat ... 91 4.103 Kondisi Umum Kebijakan Sekolah Untuk Menrencanakan
Kegiatan Dan Mengalokasikan Anggaran Bagi Kegiatan
Pengembangan Pendidikan LH ... 92 4.104 Kondisi Kebijakan di Masing-masing Sekolah Untuk
Menrencanakan Kegiatan dan Mengalokasikan Anggaran Bagi
Kegiatan Pengembangan Pendidikan LH ... 93 4.105 Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Lingkungan Hidup Sudah
Dilaksanakan Dengan Baik Dan Benar ... 93 4.106 Kondisi Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Lingkungan
Hidup Sudah Dilaksanakan dengan Baik dan Benar di Setiap
Sekolah ... 94 4.107 Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi Pendidikan
LH Berdasarkan Isu Lokal yang Ada di Wilayah Sekitar ... 95 4.108
.
Kondisi Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi Pendidikan LH Berdasarkan Isu Lokal yang Ada di Wilayah
Sekitar Sekolah ... 95 4.109
.
Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi Pendidikan
LH Terkait dengan Isu Lingkungan Hidup Global ... 95 4.110 Kondisi Upaya Penambahan dan/atau Pengembangan Materi
Pendidikan LH Terkait dengan Isu Lingkungan Hidup Global ... 96 4.111 Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan Lingkungan
Hidup ...
97
4.112 Kondisi Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup ... 97 4.113 Pemanfaatan Sumber Belajar Lain Tentang Lingkungan Hidup ... 98
4.114 Kondisi Pemanfaatan Sumber Belajar Lain Tentang Lingkungan
Hal Mengimplementasikan Hasil Pembelajaran LH dalam 3 tahun
terakhir ... 99 4.116 Kondisi Kegiatan Kulikuler Sekolah Yang Menghasilkan
Karya/Aksi Nyata Hal Mengimplementasikan Hasil Pembelajaran
LH dalam 3 Tahun Terakhir ... 100 4.117 Kegiatan Dalam Ekstrakulikuler Atau Kulikuler yang Mendukung
Pembiasaan Perilaku Berbudaya LH Peserta Didik ... 101 4.118 Kondisi Kegiatan Dalam Ekstrakulikuler Atau Kulikuler yang
Mendukung Pembiasaan Perilaku Berbudaya LH Peserta
Didik... 101 4.119 Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai oleh Sekolah Dan
Melibatkan Masyarakat di Sekitar Lingkungan Sekolah ... 102 4.120 Kondisi Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai Oleh Sekolah Dan
Melibatkan Masyarakat Disekitar Lingkungan Sekolah ... 103 4.121 Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai Oleh Pihak Luar yang
Diikuti Sekolah ... 103 4.122 Kondisi Kegiatan Lingkungan yang Diprakarsai Oleh Pihak Luar
yang Diikuti Sekolah ... 104 4.123 Kegiatan Kemitraan yang Dilakukan Sekolah dengan Pihak Luar
(Institusi Terkait, Pihak Swasta, LSM) dalam Pengembangan
Pendidikan LH ... 104 4.124 Kondisi Kegiatan Kemitraan yang Dilakukan Sekolah Dengan
Pihak Luar (Institusi Terkait, Pihak Swasta, LSM) dalam
Pengembangan Pendidikan LH Crosstabulation ... 105 4.125 Pemanfaatan Sarana Pendukung Sekolah Sebagai Media
Pembelajaran Lingkungan Hidup ... 106 4.126 Kondisi Pemanfaatan Sarana Pendukung Sekolah Sebagai Media
Pembelajaran Lingkungan Hidup ... 106 4.127 Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Sekolah Yang Ramah
Lingkungan ... 107 4.128 Kondisi Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Sekolah Yang Ramah
Lingkungan ... 108 4.129 Upaya Pengelolaan Fasilitas Sanitasi Untuk Menunjang Kebersihan
Dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 108 4.130 Kondisi Upaya Pengelolaan Fasilitas Sanitasi Untuk Menunjang
Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 109 4.131 Upaya efisiensi penggunaan penghematan air, listrik, alat tulis
kantor, plastik dan bahan lainnya ... 109 4.132 Kondisi Upaya Efisiensi Penggunaan Penghematan Air, Listrik,
Alat Tulis Kantor, Plastik Dan Bahan Lainnya ... 110 4.133 Upaya Pengelolaan Kantin Atau Makanan yang Sehat Di Sekolah 111
4.134 Kondisi Upaya Pengelolaan Kantin Atau Makanan yang Sehat Di
Sekolah ... 111 4.135 Upaya Pengelolaan Sampah Untuk Menunjang Kebersihan dan
Kesehatan Lingkungan Sekolah ... 112
4.136 Kondisi Upaya Pengelolaan Sampah Untuk Menunjang Kebersihan
4.137 Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan ... 114
4.138 Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup ... 116
4.139 Pengembangan Kegiatan Lingkungan Hidup Berbasis
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Kuisioner Penelitian ... 127
2. Kriteria, Indikator dan Skala Nilai Program Adiwiyata ... 132
3. Kriteria, Indikator dan Skala Nilai Program Adiwiyata SMA
Negeri I Air Putih ... 136 4. Kriteria, Indikator dan Skala Nilai Program Adiwiyata SMA
Negeri I Talawi ... 140 5. Kriteria, Indikator dan Skala Nilai Program Adiwiyata SMA
Negeri I Lima Puluh ... 144 6. Kriteria, Indikator dan Skala Nilai Program Adiwiyata SMA
Negeri I Sei Suka ... 148 7. Kriteria, Indikator dan Skala Nilai Program Adiwiyata SMA
Negeri I Tanjung Tiram ... 152 8. Peta Lokasi Penelitian ... 156
KAJIAN TENTANG PENERAPAN SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA NASIONAL PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BATU BARA
ABSTRAK
Pengelolaan sekolah di satu sisi dapat menampilkan kondisi yang kontradiktif jika ditinjau dari sudut pelestarian lingkungan. Hal ini ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan lingkungan. Sarana dan prasarana lingkungan binaan direncanakan dengan mengabaikan prinsip pelestarian lingkungan hidup misalnya pembangunan lapangan sekolah yang massif sehingga mengurangi luasan area resapan air. perilaku kebersihan lingkungan yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran / pembuangan sampah sembarangan, vandalism terhadap obyek lingkungan binaan dengan budaya “kurang sadar lingkungan”. Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Program Sekolah Adiwiyata Nasional sebagai bagian dari strategi Pendidikan Lingkungan Hidup. Kabupaten Batu Bara sebagai suatu kabupaten pemekaran menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan melalui pencapaian sekolah bertaraf Adiwiyata Nasional. Penelitian ini bertujuan menjawab program Kabupaten Batu Bara dalam memadukan pendidikan ekologis mencapai pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui kajian kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, persepsi guru dan murid dan kondisi sarana prasarana dasar. Dengan metodologi deskriptif kajian ini dilakukan atas enam SMAN Negeri di Kabupaten Batubara. Interpretasi dilakukan dengan uji statistik korelasi product moment (r Pearson) guna mencari faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di SMA Negeri Batu Bara. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa implementasi kebijakan sekolah untuk membangun budaya lingkungan masih memerlukan upaya sosialisasi, muatan kurikulum berbasis lingkungan beragam karena kualifikasi guru yang tidak merata serta rendahnya kemampuan sekolah dalam mengidentifikasi isu lingkungan, persepsi siswa, guru dan pengelola sekolah dalam pengelolaan lingkungan masih belum maksimal hanya sebatas partisipan pasif dan belum memperoleh ruang yang memadai dalam aktivitas pengelolaan lingkungan hidup, Kondisi sarana dan prasarana sekolah yang mendukung gerakan peduli dan sadar lingkungan belum menunjukkan upaya optimal dan masih memerlukan upaya keras untuk mewujudkannya. Hasil kajian ini selanjutnya akan bermanfaat sebagai inventarisasi data awal bagi program perencanaan pendidikan daerah dalam pengembangan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.
STUDY ON THE APPLICATION OF ENVIRONMENTALLY SCHOOL THROUGH THE NATIONAL ADIWIYATA SCHOOL PROGRAMME AT
STATE SENIOR HIGH SCHOOL IN BATU BARA DISTRICT
ABSTRACT
School management in on hand can show a contradictory condition if seen from environmental point of view. This condition is characterized by the non environmentally behavior of teachers and students. The environmental facilities and infrastructures developed were not planned based on the principle of environmental conservation such as massive school ground construction that minimizen the extent of water catchment area, nagative environmental hygiene behavior such as various forms of pollutions/littering, and vandalism againts the environmentally developed objects based on the less environmentally conscious culture. The government of Republic Indonesia launced the National Adiwiyata School as part of the environmetal Education Strategies. Batu bara District as a district which was officially seperated from its parent district plans its human resource quality improvement through sustainable environmental education through the achievement of National Adiwiyata standard schools. The purpose of this descriptive study was to answer the programme run by Batu Bara Distrcit Government in integrating ecological education to achieve the improvement of human resource quality by studying school policy, school curricula, perception of teachers and students, and the condition of basic infrastructure facilities. The population of this study was 6 (six) State Senior High Schools (SMA Negeri) in Batu Bara District. Interpretation was done through product moment correlation statistic tes (r Perason) to find out the factors influencing the quality achievement in the application of National adiwiyata at the State Senior High Schools in Batu Bara District. The result of this study showed that the implementation of school policy to build an environmental culture still needs socialization, the content of environmental curriculum due to the unequal qualification of teachers adn the low capability of school in identifiying the issues of environment, the perceptions of students, teachers and school management in environmental management are not maximum yet; they are only passive participants and have not adequate space yet in the environmental management activity. The condition of school facilities and infrastructures supporting the environmental awareness movement has not shown the optimal attemp yet and still need a hard work to make it happen. The result if this study will be useful as initial data inventory for local (district level) education planning programme in sustainable environmental human resource development.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengelolaan sekolah di satu sisi dapat menampilkan kondisi yang
kontradiktif jika ditinjau dari sudut pelestarian lingkungan. Hal ini terutama
ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan
lingkungan seperti pemakaian air bersih berlebihan, membuang sampah di
sembarang tempat, lingkungan sekolah yang gersang tanpa tumbuhan dan
sebagainya. Disisi lain sarana dan prasarana lingkungan binaan yang diharapkan
dapat mendukung fasilitas sekolah terkadang direncanakan dengan mengabaikan
prinsip pelestarian lingkungan hidup misalnya pembangunan lapangan sekolah
yang masif sehingga mengurangi luasan area resapan air. Polusi lingkungan
terjadi pada sekolah terutama diakibatkan oleh perilaku kebersihan lingkungan
yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran / pembuangan sampah
sembarangan, vandalism terhadap obyek lingkungan binaan atau lingkungan
alami, adanya banalisme terhadap tumbuhan yang berpengaruh terhadap daur
hidup tumbuhan merupakan fakta yang terjadi pada setiap sarana dan prasarana
sekolah.
Pengelolaan sekolah pada kondisi dan situasi tertentu ternyata disikapi
oleh guru dan murid dengan budaya yang “kurang sadar lingkungan” akibat tidak
disertakannya mereka berpartisipasi aktif terhadap pengelolaan sekolah, sikap
cenderung masa-bodoh apatis dan tidak mendukung terhadap keberadaan
sekolah di daerahnya. Hal ini secara psikologis menimbulkan perasaan kurang
sementara disisi lain Pemerintah melalui program Sekolah Adiwiyata yang
berwawasan lingkungan mengandalkan peranan murid dan seluruh pelaku
kegiatan belajar mengajar sebagai pelaku utama pencapaian Mutu Sekolah
Adiwiyata tersebut.
Program Sekolah Adiwiyata Nasional yang dicanangkan Pemerintah
Republik Indonesia merupakan bagian dari strategi Pendidikan Lingkungan
Hidup. Pengembangan program Adiwiyata menjangkau semua daerah adalah
amanah Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pasal 65 Undang-Undang No. 32 Tahun
2009 ditegaskan bahwa “Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan
lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam
memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.”
Kabupaten Batu Bara sebagai suatu kabupaten pemekaran dengan otonomi
daerah juga menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Menghadapi tantangan
demikian maka diperlukan kesiapan sumber daya manusia sebagai aktor pengelola
sekaligus sebagai stake holder pendidikan guna menunjang program pemerintah
Kabupaten memajukan tingkat sosial-ekonomi masyarakat setempat sesuai
visi-misi Kabupaten Batu Bara melalui peningkatan mutu SDM daerah melalui
pencapaian sekolah bertaraf Adiwiyata Nasional.
Tantangan kesiapan sumber daya manusia sadar lingkungan tidak terbatas
menjadi tanggung jawab pada sumber daya manusia usia produktif saja namun
harus disiapkan sejak usia dini di masa sekolah menengah (usia pembelajar
kebiasan perilaku yang tidak bisa secara instant dibentuk pada suatu kelompok
sumber daya manusia namun perilaku demikian harus dituntun, diarahkan, dibina
dengan pembelajaran aktif sejak usia dini tidak terkecuali pada karakter sadar
lingkungan yang seharusnya juga mulai diajarkan sejak usia dini.
Dalam pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di Kabupaten Batu
Bara dalam kenyataannya terdapat hambatan struktural yang menghalangi
pencapaian predikat sekolah Adiwiyata tersebut dengan indikasi faktor
pengaruhnya terdapat pada kondisi murid, kinerja guru, kelengkapan sarana dan
prasarana, kebijakan keurikulum, strategi pembelajaran, kebijakan pengelolaan
sekolah serta partisipasi masyarakat masih belum sepenuhnya mendukung kearah
pencapaian sekolah berwawasan lingkungan.
Sejalan dengan latar belakang tersebut diatas yang bertumpu pada masalah
system pengelolaan lembaga pendidikan sekolah yang selayaknya berwawasan
lingkungan dengan mencermati antara lain kepada sumber pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh perilaku proses belajar mengajar, desain
fasilitas penunjang yang tidak tanggap lingkungan serta kemungkinan
pembentukan nilai sadar lingkungan masyarakat yang dapat dimulai dari masa
usia pembelajar maka diajukan suatu penelitian dengan judul “Kajian tentang
Penerapan Sekolah Berwawasan Lingkungan melalui Program Sekolah Adiwiyata
Nasional pada SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara”
Penelitian ini terutama ditujukan menjawab program yang diemban oleh
pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara khususnya guna memadukan sudut
pandang pendidikan dengan isu ekologi dalam perencanaan dan pengembangan
oleh penentu kebijakan. Dengan demikian penelitian ini bermanfaat sebagai data
inventarisasi awal bagi program perencanaan sektor pendidikan daerah dari sudut
pandang pengembangan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan
berkelanjutan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemahaman terhadap permasalahan pencapaian mutu menuju
sekolah Adiwiyata berwawasan lingkungan di SMA Negeri Kabupaten Batu Bara
berkaitan dengan perilaku guru, siswa, perencanaan dan kondisi sarana dan
prasarana pendukung, partisipasi masyarakat berwawasan pelestarian lingkungan
hidup maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan telah
tersosialisasikan di sekolah-sekolah SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara ?
2. Apakah kurikulum berbasis lingkungan telah menjadi acuan dalam
penyusunan kurikulum SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara ?
3. Bagaimana persepsi siswa, guru dan pengelola sekolah di SMA Negeri
Kabupaten Batu Bara terhadap kegiatan berbasis partisipatif dalam
pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional ?
4. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana peduli dan ramah lingkungan dapat
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengkaji faktor-faktor
yang mempengaruhi pencapaian mutu Sekolah Adiwiyata Berwawasan
Lingkungan di SMA Negeri Kabupaten Batu Bara yang terperinci sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di
sekolah-sekolah SMA Negeri di Kabupaten Batu Bara.
2. Untuk mengkaji pengembangan kurikulum berbasis lingkungan pada SMA
Negeri di Kabupaten Batu Bara.
3. Untuk mengetahui persepsi siswa, guru dan pengelola sekolah di SMA Negeri
Kabupaten Batu Bara terhadap kegiatan berbasis partisipatif dalam
pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional
4. Untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana peduli dan ramah lingkungan
agar dapat menjadi budaya pada sekolah SMA Negeri di Kabupaten Batu
Bara.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi penentu
kebijakan pengelolaan sekolah Kabupaten Batu Bara dan para pemangku
kepentingan pendidikan Kabupaten Batu Bara maupun bagi kalangan akademisi
dan dunia ilmu pengetahuan. Manfaat penelitian ini antara lain adalah :
1. Dengan diketahuinya pengaruh faktor kebijakan pengelolaan sekolah dalam
mendukung pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di SMA Negeri di
Kabupaten Batu Bara dapat digunakan sebagai langkah awal bagi program
kearifan lokal) guna menggabungkan potensi pendidikan dan konsep ekologi
dalam pengelolaan sekolah berwawasan lingkungan.
2. Dengan diketahuinya pengaruh faktor kebijakan kurikulum dan strategi
pembelajaran dalam mendukung pencapaian mutu sekolah Adiwiyata
Nasional di SMA Negeri Kabupaten Batu Bara dapat digunakan untuk
mengevaluasi kemungkinan program pembelajaran afektif yang dapat
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara dalam upaya
pembentukan sikap sadar lingkungan siswa SMA Negeri Kabupaten Batu
Bara.
3. Dengan diketahuinya pengaruh faktor persepsi siswa, guru dan pengelola
sekolah dalam mendukung pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di
SMA Negeri Kabupaten Batu Bara dapat digunakan untuk mengevaluasi dan
meningkatkan tingkat kepedulian terhadap pengetahuan berwawasan
lingkungan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.
4. Dengan diketahuinya pengaruh faktor sarana dan prasarana dalam
mendukung pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di SMA Negeri
Kabupaten Batu Bara dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan
peran serta siswa SMA Negeri Kabupaten Batu Bara sebagai agent of change
budaya sadar lingkungan sekolah dan masyarakat.
1.5. Kerangka Konseptual
Pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di Kabupaten Batu Bara
dalam kenyataannya menghadapi hambatan struktural dengan indikasi faktor
kebijakan kurikulum, strategi pembelajaran, kebijakan pengelolaan sekolah serta
partisipasi masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung ke arah pencapaian
sekolah berwawasan lingkungan. Kerangka konseptual penelitian secara
diagramatik tergambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Penelitian Perencanaan Pengelolaan
Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Kebijakan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Kegiatan Partisipatif
Berbasis Lingkungan
Sarana dan Prasarana Penunjang Ramah
Lingkungan
Sosialisasi Sekolah SMU Negeri di Kabupaten Batu
Bara
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Program Adiwiyata-Sekolah Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup (Panduan Sekolah Adiwiyata 2010 Wujudkan Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Jakarta 2009)
Laju pertumbuhan penduduk di berbagai belahan dunia merupakan
fenomena yang sulit dibendung. Sebagai konsekuensi, kebutuhan masyarakat yang
kian meningkat, berdampak pada perilaku eksploitatif terhadap Sumber Daya Alam
(SDA). Tentu saja kecenderungan ini berakibat lanjut pada menurunnya tingkat
kuantitas maupun kualitas SDA secara cepat. Oleh karenanya kualitas manusia
menjadi isu sentral dan memiliki peran penting dalam upaya penyelamatan SDA.
Pengetahuan tentang lingkungan hidup yang memadai sangat diperlukan oleh semua
lapisan masyarakat, untuk turut melaksanakan upaya penyelamatan dan
pelestarian lingkungan hidup. Hal ini menjadi sangat krusial untuk segera dilakukan
secara bersama.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) pada tanggal 19
Februari 2004 bersama-sama dengan Departemen Pendidikan Nasional,
Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri telah menetapkan
Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kebijakan PLH ini
merupakan kebijakan dasar sebagai arahan bagi semua pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan dan pengembangan PLH di
efisien dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup yang
telah dilakukan di Indonesia selama ini masih belum memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam melakukan
tindakan yang menguntungkan atau berpihak pada lingkungan hidup dan masyarakat.
Dalam implementasinya, baik melalui pendidikan formal, non formal
maupun informal, kebijakan diarahkan agar semua pihak dapat melakukan:
pengembangan kelembagaan PLH; peningkatan kualitas sumber daya manusia;
pengembangan sarana dan prasarana; peningkatan dan efisiensi penggunaan
anggaran; pengembangan materi PLH; peningkatan komunikasi dan informasi;
pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan; dan
pengembangan metode PLH. Kedelapan aspek kebijakan tersebut perlu
ditumbuh-kembangkan sehingga dapat menjadi alat penggerak yang efisien dan efektif bagi
kemajuan PLH di Indonesia.
Tindak lanjut yang diharapkan adalah bahwa seluruh instansi terkait, pihak
swasta, lembaga swadaya masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
bersinergi melaksanakan kegiatan PLH. Sampai saat ini, PLH di Indonesia belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Masing-masing pemangku kepentingan
(stakeholder) melaksanakan kegiatan PLH secara parsial dan mengukur kinerja
keberhasilan berdasarkan perspektif masing-masing.
Menyikapi masalah tersebut dan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman lingkungan hidup kepada peserta didik dan masyarakat, maka pada
Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional. Realisasi dari
kesepakatan tersebut, pada tanggal 21 Pebruari 2006 telah dicanangkan Program
Adiwiyata, yaitu Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Program Adiwiyata
dicanangkan untuk mendorong dan membentuk sekolah-sekolah di Indonesia
agar dapat turut melaksanakan upaya-upaya pemerintah menuju pelestarian
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang
maupun yang akan datang.
Pada tahap awal 2006, Program Adiwiyata dilaksanakan di wilayah
Pulau Jawa dengan melibatkan seluruh unsur terkait seperti instansi pemerintah,
perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan.
Namun dengan berjalannya waktu, diluar dugaan, program yang tidak
menawarkan insentif materi ini, menunjukkan peningkatan antusiasme sekolah
untuk bergabung. Pada Tahun 2009 ini, lebih dari 300 sekolah yang meliputi 29
propvinsi telah berpartisipasi dalam program Adiwiyata. Pada tahun 2009
iniPenghargaan Adiwiyata Mandiri telah diberikan oleh Presiden RI kepada 10
(sepuluh) sekolah dan Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada 100 (seratus) sekolah
oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Pada tahun-tahun mendatang program ini akan terus dikembangkan lebih luas
lagi. Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan semua pihak terkait sangat
berkepentingan dengan program ini. Harapan kami, kegiatan Adiwiyata ini dapat
menjadi alat pemacu semua pihak, terutama bagi semua pemerintah daerah dalam
pelaksanaan PLH. Sehingga semakin banyak sekolah yang peduli terhadap
hari yang bertanggungjawab terhadap pelestarian lingkungan hidup. Dengan
demikian cita-cita pembangunan berkelanjutan dapat terwujud.
Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi
seluruh sekolah di tanah air Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan
kepentingan dari semua pihak terkait, maka dalam proses seleksi dan penilaian,
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu oleh berbagai pihak, antara lain:
Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh BPLHD/Bapedalda
Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya.
Tim Penilai Adiwiyata terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu:
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM
yang bergerak di bidang lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan
Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar
Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari Perguruan Tinggi dan lain
sebagainya.
2.2. Persepsi Mengenai Pendidikan Lingkungan Hidup
Dalam tesis yang dilakukan oleh Hermawan (2000) Pendidikan lingkungan
hidup dewasa ini banyak dibicarakan orang, karena telah tampak adanya gejala
dan kecenderungan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia
misalnya pencemaran sumber daya air dan sungai sebagai akibat dari pembuangan
sudah menjadi fenomena umum.
Pencemaran sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan hidup sebenarnya
bukan saja terjadi akibat pembangunan yang kurang bijaksana, melainkan juga
disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang amat pesat sehingga di beberapa
tempat telah melampaui daya dukung lingkungan (Harjosumantri, 1983).
Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas lingkungan.
Diantaranya, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat
tentang lingkungan, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima informasi
yang bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, kebiasaan hidup masyarakat yang
selalu membuang sampah di sembarangan tempat, sulit untuk diubah dan
ketidakpedulian terhadap lingkungan yang mengakibatkan lingkungan menjadi kotor
dan tercemar. Pencemaran lingkungan umumnya disebabkan oleh masyarakat di
lingkungannya itu sendiri. Sebagai salah satu contoh, yaitu kurang baiknya persepsi
ibu rumah tangga, dapat mempengaruhi perilaku mereka alam pemeliharaan
kebersihan lingkungan, sehingga tindakannya mengakibatkan terjadinya tempat
sarang nyamuk dan ini sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan terhadap
pengaruh bahaya limbah rumah tangga.
Untuk meningkatkan mutu lingkungan, pendidikan mempunyai peranan
penting karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan sadar akan
bahaya limbah rumah tangga terhadap lingkungan, dengan ide-ide baru dan praktek
baru, dan dengan pendidikan dapat ditanamkan berpikir kritis, kreatif dan rasional.
Pendidikan menurut Undang-undang Repubilk Indonesia nomor 20 tahun 2003
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Persepsi pada dasarnya menyangkut proses informasi pada diri seseorang
dalam hubungannya dengan objek stimulus. Dengan demikian persepsi merupakan
gambaran arti atau interprestasi yang bersifat subjektif, artinya persepsi sangat
tegantung pada kemamapuan dan keadaan diri yang bersangkutan.
Dalam kamus psikologi persepsi diartikan sebagai proses pengamatan
seseorang terhadap segala sesuatu di lingkungannya dengan menggunakan indera
yang dimilikinya, sehingga menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang ada di
lingkungan tersebut (Dali, 1982). Gibson, et al (1996) mengatakan, persepsi
adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan.
Tinjauan terhadap konsep persepsi, khususnya untuk objek-objek lingkungan
dapat dikaji melalui dua pendekatan, yaitu: (1) melalui pendekatan konvensional, (2)
pendekatan ekologis terhadap lingkungan.
Menurut Backler dalam Abdurahman (1987), hubungan manusia dengan
lingkungan merupakan titik tolak dan merupakan sumber informasi, sehingga terlihat
individu menjadi seorang pengambil keputusan.
Dari hasil penelitian tersebut terbuka peluang untuk memanfaatkan adanya
hubungan yang signifikan antara persepsi dengan pendidikan lingkungan hidup
sehingga dapat dikemukakan parameter persepsi sebagai salah satu parameter dalam
dilakukan ini.
2.3. Partisipasi Siswa SMA sebagai Pemacu Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Sekolah Adiwiyata
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syahdian (2000) mengenai adanya
hubungan Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Dengan
Partisipasi Siswa SMA Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Kota Tebing
Tinggi menunjukkan bahwa kelompok usia remaja merupakan sumberdaya yang
sangat potensial di masa mendatang jika dipersiapkan dengan baik melalui proses
pendidikan.
Berkaitan dengan pengetahuan tentang pelestarian lingkungan hidup dan
kependudukan guna menjamin pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan, pemerintah melaksanakan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup (PKLH) secara formal mulai tingkat SD sampai Perguruan Tinggi sejak
tahun 1975. Namun masih banyak pelajar terlibat masalah kenakalan remaja.
Lebih lanjut penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terdapat hubungan
yang cukup signifikan dalam hal persepsi siswa tentang materi PKLH dengan
partisipasinya di dalam pengelolaan lingkungan hidup, terdapat juga kaitan yang erat
mengenai peran sekolah dalam menyampaikan materi PKLH dengan partisipasi
siswa di dalam pengelolaan lingkungan hidup. Orang tua dalam hal ini juga
lingkungan hidup. Dinyatakan juga bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan
PKLH dengan partisipasi siswa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Penelitian
tersebut juga mengungkapkan bahwa implikasi PKLH dalam kehidupan siswa
mampu meningkatkan upaya pelestarian lingkungan hidup di wilayah sekolah secara
mandiri.
Kondisi sosial guru yang baik seperti pengalaman mengajar, kesejahteraan,
terjalinnya komunikasi dengan orang tua siswa, pengarahan dan pengawasan kepala
sekolah/pimpinan sekolah, pengadaan literatur yang berhubungan dengan PKLH dan
penataran PKLH menunjukkan pengaruh positip terhadap partisipasi siswa dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Peran orang tua seperti memberi contoh, mengawasi
pergaulan anak-anaknya, memberikan hadiah/sanksi terhadap hasil perbuatan
anaknya juga menimbulkan pengaruh positip terhadap partisipasi siswa didalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Sementara itu implikasi pelaksanaan PKLH oleh siswa menyatakan bahwa
keterlibatan siswa di dalam kegiatan 5K pada umumnya tingkat partisipasinya tinggi
dengan kesadaran akan akibat buruk penggunaan narkoba sehingga murid berusaha
untuk melakukan tindakan pencegahan dengan tingkat partisipasinya tinggi. Yang
memprihatinkan siswa cendrung menganggap merokok adalah hal biasa, ini
tergambar dan rendahnya tingkat kemauan siswa untuk mencegah kecanduan
merokok pada dirinya sendiri partisipasinya rendah . Kegiatan keagamaan dan
perawatan lingkungan sekolah, menjaga kebersihan diri dan pakaian, berperan
mensosialisasikan bahaya narkotika, dan kesadaran membuang sampah ditempatnya
catatan khusus tentang kebersihan/kesehatan belum dianggap penting dengan tingkat
partisipasinya sedang. Implikasi pelaksanaan PKLH di lingkungan keluarga dan
masyarakat menunjukkan bahwa partisipasi siswa menjaga kebersihan lingkungan
rumah sangat tinggi, kegiatan gotong royong dan agama, penghijauan, mematuhi
tata krama pergaulan, pembersihan parit, pemanfaatan waktu luang dan tanggung
jawab partisipasinya tinggi, pencegahan kenakalan remaja partisipasi sedang.
Dari hasil peneitian tersebut dapat diperoleh kecenderungan perilaku awal
hubungan pelaksanaan pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup dengan
partisipasi siswa SMA dalam pengelolaan lingkungan hidup sehingga dalam program
pencapaian sekolah menuju sekolah Adiwiyata Nasional setidaknya dapat merujuk
pada kecenderungan parameter yang dapat digunakan dalam penelitian dan metoda
penelitian yang mungkin dilaksanakan sehingga bermanfaat bagi tesis ini.
2.4. Pelaksanaan Model Pengelolaan Sekolah berwawasan lingkungan Program Sekolah Adiwiyata Nasional
Dari program Nasional mengenai sekolah berwawasan lingkungan sekolah
Adiwiyata Nasional Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk
dikelola dengan cermat dan benar apabila mengembangkan Program Adiwiyata
yakni: Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Sehingga secara
terencana Pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang
telah ditetapkan dalam program Adiwiyata. 1) Kebijakan Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan, 2) Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3) Kegiatan Berbasis
2.4.1. Pengembangan Kebijakan Sekolah
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka
diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan
lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
Program Adiwiyata yakni partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan Kebijakan
Sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan tersebut antara lain ;
1. Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
2. Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup.
3. Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun
tenaga kependidikan di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
4. Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan sumber daya alam
5. Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan Sekolah yang
Bersih dan Sehat.
6. Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan
yang terkait dengan lingkungan hidup.
2.4.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat dilakukan
melalui kurikulum belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman
kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dapat dicapai dengan melakukan hal-hal
berikut ini :
1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,
2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada
di masyarakat sekitar,
3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya,
4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran
siswa tentang lingkungan hidup.
2.4.3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif
Untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah
perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu
sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan
berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat
maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah
dalam pengembangan kegiatan berbasis partisipatif antara lain :
1. Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup
berbasis partisipatif di sekolah,
2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,
3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan
2.4.4. Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sarana prasarana
yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan dan
pengembangan sarana tersebut antara lain :
1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan
lingkungan hidup,
2. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan
sekolah,
3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),
4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat,
5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.
Adiwiyata adalah salah satu program dari kementerian Negara Lingkungan
Hidup yang bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Program ini
berupaya mendorong terciptanya pengetahuan & kesadaran warga sekolah dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga
sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat &
menghindarkan dampak lingkungan yang negatif.
2.5 Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata Nasional
Beberapa indikator dan kriteria program Adiwiyata Nasional
diantaranya adalah :
1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya
kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan
berkelanjutan . Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain :
a. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
b. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup.
c. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan
dan non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
d. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
e. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang
bersih dan sehat.
f. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.
2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan
melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi,
model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk
memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan
dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu lokal). Pengembangan kurikulum
tersebut dapat dilakukan antara lain: