i
i
Laporan Kinerja Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran strategis Tahun 2019. Laporan Kinerja ini merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tahun 2018-2023.
Penyusunan Laporan Kinerja Barenlitbang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Rencana Strategis BAPPEDA Tahun 2018-2023.
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi, antara lain sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Barenlitbang dan wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat serta merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Barenlitbang. Kinerja Barenlitbang diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Barenlitbang Tahun 2019.
Secara umum capaian kinerja sasaran telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, meskipun beberapa indikator belum menunjukkan capaian sesuai target. Berdasarkan analisis dan evaluasi objektif yang dilakukan melalui Laporan Kinerja Barenlitbang Tahun 2019 ini, diharapkan dapat terjadi optimalisasi peran kelembagaan dan peningkatan efsiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja seluruh jajaran di lingkungan Barenlitbang, sehingga dapat mendukung capaian Visi dan Misi Kota Malang sebagai KOTA BERMARTABAT.
KEPALA BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KOTA MALANG,
DWI RAHAYU, SH, M.Hum.
KATA PENGANTAR
ii
BAB I PENDAHULUAN ...
a. Umum ...
b. Organisasi ...
c. Isu Strategis ...
d. Aspek Strategi Organisasi ...
BAB II PERENCANAAN KINERJA ...
a. Tujuan dan Sasaran ...
b. Strategi dan Arah Kebijakan ...
c. Indikator Kinerja Utama ...
d. Perjanjian Kinerja ...
e. Standar Penilaian Kinerja ...
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...
a. Capaian Kinerja Organisasi ...
b. Upaya Perbaikan pada Perencanaan Berikutnya ...
c. Realisasi Anggaran ...
BAB IV PENUTUP ...
LAMPIRAN ...
DAFTAR ISI
1 1 3 6 7 9 10 12 17 18 21 22 23 49 51 53 56
1 Diterapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagai bentuk penyempurnaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, demi mewujudkan pemerintahan yang baik (good govenance), berdasarkan prinsip tranparansi, partisipasi, efektif dan efisien, akuntabel dan berkelanjutan, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat, diperlukan manajemen strategis yang menempatkan organisasi pada titik yang strategis, terutama untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam pengelolaan tata pemerintahan, saat ini telah terjadi pergeseran paradigma dari Goverment ke Governance, dimana persoalan publik adalah urusan bersama antara pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha dalam hubungan yang bersendikan transparansi, akuntabilitas dan partisipatif. Apabila sendi-sendi dimaksud dipenuhi maka akan terwujud Good Govenance. Tuntutan dan aspirasi masyarakat kepada penyelenggaraan pemerintahan yang baik membawa konsekuensi bahwa Pemerintah harus menata diri untuk sebuah perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Salah satu prinsip good govenance adalah tata pemerintahan yang berwawasan ke depan, dimana setiap pelaksanaan kegiatan pemerintah di semua bidang dan tingkatan didasarkan pada visi, misi yang jelas dan jangka waktu pencapaian serta strategi implementasi yang tepat sasaran dan akuntabel.
A. UMUM
2
Berkaitan dengan implementasi manajeman strategis sektor publik secara formal diperkenalkan tahun 1999 dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang dituangkan didalam rencana strategis organisasi yang merupakan perwujudan kewajiban instansi bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan.
Dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Malang telah menetapkan 4 misi dan Barenlitbang sebagai perangkat daerah yang memiliki urusan di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan mendukung pencapaian RPJMD pada Misi ke-4 yaitu: Mewujudkan Kepuasan Masyarakat atas Layanan Pemerintahan yang Tertib Hukum, Profesional dan Akuntabel dan Sasaran ke-2 Meningkatnya kualitas Sistem Kelembagaan yang Efektif.
Dalam upaya mendukung capaian misi dan sasaran RPJMD yang menjadi tanggung jawab Barenlitbang sebagaimana dimaksud diatas, disusun Rencana Strategis yang selaras dengan RPJMD sebagai pedoman dan memberikan arah organisasi dalam pelaksanaan program kegiatan, memuat kesepakatan tolak ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan Barenlitbang selama 5 tahun ke depan, sesuai dengan tugas dan fungsi Barenlitbang. Rencana strategis merupakan salah satu mandat prinsip good governance. Dalam dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) yang merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahun, memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan beserta indikator untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program kegiatan.
Sebagai perwujudan akuntabilitas terhadap pelaksanaan program kegiatan yang tercantum dalam Rencana Strategis, Barenlitbang berkewajiban membuat dan menyajikan Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja dan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi kedinasannya pada setiap akhir tahun anggaran. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Akuntabilitas Pemerintah.
3
Sebagaimana tercantum di dalam Bab II, Pasal 2 Peraturan Walikota Malang Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan disebutkan bahwa Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang perencanaan, penelitian, dan pengembangan. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Dalam melaksanakani tugas pemerintahan di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan sesuai ketentuan Peraturan Perundang- undangan, Barenlitbang menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan perencanaan strategis dan rencana kerja tahunan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan;
b. Penyusunan perencanaan program dan anggaran perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan;
c. Pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan;
d. Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KU-APBD), penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta KU-Perubahan APBD dan PPAS-Perubahan APBD;
e. Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD berikut perubahannya;
f. Monitoring, evaluasi dan pengendalian perencanaan pembangunan daerah;
g. Koordinasi, sinkronisasi, pelaksanaan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan;
h. Pengendalian pelaksanaan program di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan;
i. Pengelolaan administrasi umum;
j. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional; dan k. Penyelenggaraan UPT.
Struktur organisasi Barenlitbang digambarkan dalam gambar 1.1.
sebagai berikut:
B. ORGANISASI
4
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Barenlitbang
KEPALA BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN
PERENCANAAN SUBBAGIAN UMUM
DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN
KEUANGAN KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG PERENCANAAN DAN PELAPORAN
SUBBIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
SUBBIDANG ALOKASI DAN DISTRIBUSI
SUBBIDANG PELAPORAN
BIDANG EKONOMI DAN SUMBER DAYA ALAM
SUBBIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN
SUBBIDANG PENANAMAN MODAL DAN PARIWISATA
SUBBIDANG SUMBER DAYA ALAM
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA, MASYARAKAT, SOSIAL DAN BUDAYA
SUBBIDANG PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
SUBBIDANG PEMBANGUNAN
MANUSIA
SUBBIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
BIDANG INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
SUBBIDANG INFRASTRUKTUR
SUBBIDANG PENGEMBANGAN
WILAYAH
SUBBIDANG PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SUBBIDANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUBBIDANG INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH
5
Dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, Barenlitbang memiliki 39 PNS. Berikut merupakan perincian sumber daya manusia pada Barenlitbang Kota Malang:
Tabel 1.1. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berdasarkan Pendidikan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kota Malang
Januari – Desember 2019
NO PANGKAT GOL JUMLAH
1. Pembina Utama Muda IV/c -
2. Pembina Tk. I IV/b 3
3. Pembina IV/a 4
4. Penata Tk. I III/d 15
5. Penata III/c 4
6. Penata Muda Tk. I III/b 3
7. Penata Muda III/a 2
8. Pengatur Tk. I II/d 2
9. Pengatur II/c 2
10. Pengatur Muda Tk. I II/b 2
11. Pengatur Muda II/a 1
12. Juru Tk. I I/d -
13. Juru I/c 1
14. Juru Muda Tk. I I/b -
15. Juru Muda I/a -
JUMLAH 39
6
Barenlitbang Kota Malang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak lepas dari berbagai kendala dan hambatan teknis yang merupakan isu- isu strategis yang harus dicari solusi pemecahan masalahnya.
Eksistensi Barenlitbang sebagai Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah dan kelitbangan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya pencapaian tujuan sistem perencanaan pembangunan yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu:
a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergis, baik antar daerah, antar ruang, antar fungsi, antar waktu maupun antara Pusat dan Daerah;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara effesien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Dalam melaksanakan tugasnya di bidang perencanaan pembangunan daerah dan kelitbangan, Barenlitbang bertanggung jawab dalam perumusan konsep penyelesaian masalah-masalah pembangunan sekarang dan ke depan di daerah dengan mengacu pada RPJMD Kota Malang Tahun 2018-2023 dan memperhatikan aspirasi dan kondisi objektif perkembangan dan kebutuhan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam upaya penyusunan perencanaan pembangunan dan kelitbangan yang berkualitas, ada beberapa isu strategis sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Barenlitbang Tahun 2018 – 2023 yang harus diperhatikan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan tugas pokok fungsi dan pelaksanaan program kegiatan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran Barenlitbang, yaitu:
1. Mendorong peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah dengan perencanaan yang sesuai tahapan, tepat waktu, selaras dan pendampingan perangkat daerah secara konsinyering;
2. Belum optimalnya standar mutu pengendalian dan evaluasi perencanaan;
C. ISU STRATEGIS
7
3. Meningkatkan ketepatan dan validitas data perencanaan pembangunan;
4. Pemetaan kebutuhan kajian/analisa sektoral dan litbang untuk optimalisasi pemanfaatan dan kualitas kajan/analisa dalam mendukung perencanaan;
5. Penguatan mutu dan standar pelaksanaan penjaringan aspirasi dalam proses perencanaan;
6. Optimalisasi penyiapan kompetensi SDM Perencana.
Berdasarkan analisa isu strategis, maka ditetapkan tujuan dan sasaran Barenlitbang selama 5 tahun ke depan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Barenlitbang Tahun 2018 – 2023 sebagai upaya ikut serta mewujudkan visi dan misi Kota Malang.
Strategi merupakan suatu pola tujuan, kebijakan, program, kegiatan, keputusan, maupun pengalokasian sumber daya yang memerlukan pemahaman tentang apa organisasi itu, apa yang dikerjakannya dan mengapa ia melakukan itu. Dengan demikian strategi merupakan pengembangan dari misi organisasi yang menghubungkan organisasi itu dengan lingkungannya, sehingga strategi merupakan tanggapan yang mendasar (outline respon) organisasi terhadap tantangan-tantangan mendasar yang dihadapi.
Oleh karena itu, peningkatan kinerja perangkat daerah seperti BARENLITBANG harus selalu berkaitan dengan bagaimana pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan perencanaan pembangunan itu seharusnya diorganisir sehingga dapat menghasilkan tatanan organisasi yang benar- benar mampu mengemban visi dan misi pemerintah daerah.
Dalam melaksanakan berbagai pilihan alternatif yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan daerah tentu akan didasarkan pada pemilihan isu-isu strategis dalam menentukan prioritas kegiatan dan ini menjadi mandat dan tantangan mendasar yang dihadapi Barenlitbang dalam peningkatan kinerjanya.
Isu-isu strategis yang dihadapi oleh Barenlitbang dapat terjadi karena adanya perubahan lingkungan eksternal dan internal. Selain itu dapat pula disebabkan karena adanya perubahan mandat dan bidang urusan Barenlitbang.
D. ASPEK STRATEGI ORGANISASI
8
Melalui uraian di atas, dapat dirumuskan pengertian dalam kerangka konseptual tentang peningkatan kinerja organisasi Barenlitbang yaitu sebagai suatu usaha untuk meningkatkan hasil-hasil kerja pegawai Barenlitbang dalam penyelenggaraan program dan kegiatan.
Usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja Barenlitbang itu secara teoritis menyentuh aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kinerja umum suatu organisasi yaitu dari faktor internal: pertama, aspek input/sumber daya berupa SDM, ekonomi (anggaran/keuangan), sarana prasarana/fasilitas, data dan informasi, serta budaya organisasi; kedua, aspek proses manajemen melalui unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran, pengawasan dan evaluasi; dan ketiga aspek output/hasil yang meliputi produk dan pelayanan yang profesional, akuntabel dan berkelanjutan.
Setiap unsur ini memiliki potensi yang sama untuk muncul sebagai faktor dominan yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi baik dari segi peningkatan maupun penurunan.
Selain faktor internal tersebut, faktor eksternal juga secara langsung dapat mempengaruhi kinerja Barenlitbang, seperti perubahan-perubahan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, kondisi alam dan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan penyediaan input, proses pelaksanaan dan pemanfaat output.
9
Perencanaan Kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (renstra) yang mencakup periode tahunan. Rencana kinerja menggambarkan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan indikator kinerja beserta target- targetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Target kinerja tahunan di dalam rencana kinerja ditetapkan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran, program dan kegiatan.
Target kinerja tersebut merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam satu periode tahunan.
Rencana strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap perangkat daerah, yang disusun berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Rencana Strategis Barenlitbang Tahun 2018-2023 memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan beserta indikator untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program kegiatan sebagai perwujudan akuntabilitas dan panduan/acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi.
Rencana Strategis Barenlitbang Tahun 2018 – 2023 merupakan kesatuan gerak dan langkah aparatur perencana yang mengedepankan nilai-nilai profesional, partisipatif dan berkualitas sehingga dapat melaksanakan tugas secara efesien dan efektif guna menjamin eksistensi Barenlitbang di masa mendatang.
Rencana Strategis Barenlitbang Tahun 2018 – 2023 akan menjadi pedoman dan melandasi dalam penyusunan Rencana Kerja Barenlitbang tiap tahunnya.
10
Perumusan tujuan dan sasaran pada Rencana Strategis Barenlitbang Tahun 2018 – 2023 mengacu pada Misi ke–4, Tujuan dan Sasaran yang ada pada RPJMD Kota Malang tahun 2018–2023 yaitu:
Misi ke-4 : Memastikan kepuasan masyarakat atas layanan Pemerintah yang tertib hukum, profesional dan akuntabel;
Tujuan : Mewujudkan kepuasan masyarakat atas layanan Pemerintah yang tertib hukum, profesional;
Sasaran : Meningkatnya kualitas kelembagaan yang efektif dengan indikator NILAI SAKIP Kota Malang.
Berdasarkan misi, tujuan dan sasaran RPJMD diatas, Barenlitbang sebagai Perangkat Daerah yang bertanggung jawab pada perencanaan dan kelitbangan menetapkan tujuan dan saran organisasi dalam upaya mendukung capaian kinerja RPJMD dan memberikan arah pelaksanaan tugas pokok fungsi.
Hubungan antara tujuan dan sasaran Barenlitbang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Tujuan dan Sasaran Strategis Barenlitbang
A. TUJUAN DAN SASARAN
11
Berikut disajikan matrik Tujuan dan Sasaran Renstra Barenlitbang Tahun 2018 – 2023:
Tabel 2.1. Matrik Tujuan dan Sasaran Renstra Tahun 2018 – 2023
Tujuan Indikator
Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Target Kinerja Sasaran pada Tahun ke-
2019 2020 2021 2022 2023 Mewujudkan
Perencanaan pembangunan yang
akuntabel, sinergis dan Partisipatif
Nilai evaluasi SAKIP komponen Perencanaan
24 25 25,25 25,50 25,75
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang sesuai ketentuan
85% 87% 90% 92% 95%
Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang sesuai ketentuan.
80% 85% 90% 100% 100%
Persentase Jumlah kajian/
analisa/studi/
rencana induk/
grand design sektoral yang mendukung perencanaan.
75% 85% 90% 100% 100%
Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan dalam pengambilan kebijakan daerah
80% 90% 100% 100% 100%
Persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di daerah
5% 10% 30% 60% 90%
Meningkatnya kinerja pelayanan Perangkat Daerah
Nilai SAKIP Barenlitbang
83,23 83,40 83,60 83,75 83,85
12
Strategi adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan tertentu yang disusun sedemikian rupa oleh suatu organisasi sesuai dengan misi yang hendak diraihnya sekaligus untuk melaksanakan mandat/tugas-tugas yang diembannya dengan mempertimbangkan pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal maupun internal. Sebagai suatu rencana, maka strategi tidak dengan sendirinya akan mampu meraih apa yang diharapkan begitu selesai disusun. Faktor implementasi/pelaksanaan dari suatu strategi itulah yang paling berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu strategi. Sebaik apapun suatu strategi, tidak akan berhasil apabila buruk dalam mengimplementasikannya. Sebaliknya, apabila suatu strategi disusun biasa-biasa saja, namun baik dalam melaksanakannya, niscaya akan membuat berhasil strategi tersebut.
Strategi bukan merupakan pedoman kaku (rigid) bagi implementasi karena filosofi penyusunan strategi adalah sebagai jembatan suatu organisasi dengan lingkungannya, sehingga tetap dimungkinkan adanya suatu fleksibillitas yang adaptif namun tetap relevan. Dalam suatu organisasi, strategi yang dipandang baik dan sesuai serta secara nyata dapat memberikan kontribusi kemajuan perlu dipertahankan keberadaannya.
Sedangkan untuk strategi yang dipandang sudah tidak sesuai dan tidak dapat memberikan kontribusi kemajuan pada organisasi, perlu untuk dirumuskan kembali dengan maksud agar hubungan antara faktor internal dan eksternal organisasi dapat terjalin kesesuaian dan keserasian kembali.
Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan mengembangkan strategi pencapaian tujuan dan sasaran secara optimal.
Strategi dan arah kebijakan Barenlitbang dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan di Renstra Barenlitbang Tahun 2018 – 2023 sebagi berikut:
a. Strategi
Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah dengan melaksanakan kaidah perencanaan sesuai aturan perundangan dan didukung dengan kualitas hasil kajian sektoral serta penelitian dan pengembangan yang berkualitas.
B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
13 b. Arah Kebijakan
Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
Arah kebijakan Barenlitbang adalah:
1. Penguatan pendampingan dan verifikasi perencanaan perangkat daerah dengan konsinyering yang melibatkan akademisi, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penguatan terhadap kompetensi verifikator di Barenlitbang Kota Malang dalam bentuk bimtek, sosialisasi, pelatihan, Jum’at Sinau yaitu membedah regulasi atau isue yang lagi berkembang di masyarakat, pelaksanaan zero zone tiap Jumat ganjil yaitu media saling bertukar informasi antar individu di Barenlitbang tanpa melihat status pangkat atau jabatan sehingga tiap individu wajib menjadi pemateri untuk menyampaikan informasi terkait bidang tugasnya;
b. Penguatan kualitas verfikasi Perencanaan Perangkat Daerah dalam bentuk penyusunan petunjuk teknis penyusunan dokumen Renstra dan Renja Perangkat Daerah yang nantinya dijadikan pedoman Perangkat Daerah dalam proses penyusunan perencanaan dan verifikator dalam melakukan verifikasi, memperbaiki kelengkapan kertas kerja yang bisa mengakomodir kebutuhan dinamika perencanaan. Sebelum proses verifikasi selalu dilakukan rapat internal Barenlitbang untuk mendalami materi dan metode verifikasi;
c. Proses verifikasi dilakukan secara konsinyering dan melibatkan akademisi sebagai konsekuensi penerapan sinergi Pentahelix;
d. Verifikator harus mengekspose hasil verifikasi dokumen perencanaan perangkat daerah mitranya di depan bidang lain, Kepala Badan dan tenaga ahli untuk mendapat masukan perbaikan dan bertukar informasi;
e. Penguatan pendampingan dan verifikasi dimulai pada tahun pertama sampai dengan ketiga sebagai dasar pondasi, harapannya pada tahun tahun ke-4 sampai dengan ke-5 proses verifikasi dan pendampingan sudah berjalan lancar dan menghasilkan dokumen perencanaan yang semakin berkualitas.
14
2. Meningkatkan standar mutu pengendalian dan evaluasi perencanaan secara konsisten dengan mengoptimalkan pemanfaatan sistem teknologi informasi yang terintegrasi (e-planning dan e-monev), melalui beberapa cara yaitu:
a. Menerapkan pengendalian dan evaluasi perencanaan sesuai dengan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 dengan melalui 3 tahapan yaitu:
- Ex-ante evaluation
Pengendalian dan evaluasi dilakukan pada saat penyusunan dokumen perencanaan;
- On-going evaluation
Pengendalian dann evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan perencanaan;
- Ex-pose evaluation
Pengendalian dan evaluasi dilakukan pada hasil perencanaan.
b. Menerapkan mekanisme reward and punishment sebagai bagian dari pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan;
c. Membangun teknologi informasi dalam pengendalian dan evaluasi perencanaan yang terintegrasi (e-planning dan e-monev);
d. Meningkatkan kualitas kertas kerja evaluasi dan pengendalian perencanaan pembangunan perangkat daerah;
e. Meningkatkan kompetensi evaluator.
3. Meningkatkan kualitas manajemen database perencanaan pembangunan, melalui beberapa cara:
a. Bekerja sama dengan Diskominfo sebagai walidata untuk meningkatkan kuantitas keterisian e – database pada SIPD;
b. Bekerja sama dengan Diskominfo sebagai walidata untuk meningkatkan kualitas dan kevalidan e-database data pada SIPD;
c. Secara berkala meningkatkan kapasitas pengelola database;
d. Melaksanakan semua tahapan pengelolaan database sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (pemetaan, pengumpulan, pengisian, validasi, evaluasi).
4. Implementasi mekanisme perencanaan sesuai regulasi, melalui beberapa cara yaitu:
a. Melaksanakan semua tahapan, sistematika, timeline sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Selaras dan mengakomodir dokumen perencanaan lainnya (RTRW, KLHS, Rencana Kelitbangan, Sistem Inovasi Daerah/SIDA dan Road Map atau Rencana Induk Lainnya);
15
c. Secara bertahap menyempurnakan Implementasi Sistem Informasi
Pembangunan Daerah sesuai aturan perundangan yaitu Integrasi e-database, e-planning, e-monev, dan e-report;
d. Melakukan pemantauan dan pengendalian perencanaan perangkat daerah;
e. Meningkatkan kualitas hasil penjaringan aspirasi masyarakat dengan menyediakan fasilitator yang terlatih.
5. Pemetaan kebutuhan dan penguatan kajian analisa sektoral dan litbang yang mendukung perencanaan, melalui beberapa cara yaitu:
a. Meningkatkan kerja sama dengan akademisi yang ahli di bidangnya, sebagai bagian dari sinergi Pentahelix;
b. Melakukan kajian sektoral dan litbang yang akan mendukung perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan daerah.
Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan Barenlitbang digambarkan pada Gambar 2.2. sebagai berikut:
16
Gambar 2.2. Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Barenlitbang
TUJUAN
Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Akuntabel, Sinergis dan Partisipatif
SASARAN
1. Meningkatnya Kualitas Perencanaan
Pembangunan Daerah 2. Meningkatnya Kinerja
Pelayanan Perangkat Daerah
STRATEGI
Peningkatan kualitas Perencanaan pembangunan daerah dengan melaksanakan kaidah perencanaan sesuai aturan perundangan dan didukung dengan kualitas hasil kajian sektoral dan litbang yang berkualitas
ARAH KEBIJAKAN
1. Penguatan pendampingan dan verifikasi perencanaan perangkat daerah dengan konsinyering yang melibatkan akademisi.
2. Meningkatkan standar mutu pengendalian dan evaluasi perencanaan secara konsisten dengan mengoptimalkan pemanfaatan sistem teknologi informasi yang
terintegrasi (e-planning dan e-monev) 3. Meningkatkan kualitas manajemen database
perencanaan pembangunan
4. Implementasi mekanisme perencanaan sesuai regulasi 5. Pemetaan kebutuhan dan penguatan kajian analisa
sektoral dan litbang yang mendukung perencanaan
17
Indikator kinerja utama atau IKU adalah ukuran atau indikator kinerja suatu instansi, utamanya dalam mencapai tujuan dan sasaran tertentu.
Setiap lembaga atau instansi pemerintah wajib merumuskan indikator kinerja utama, dan menjadikan hal itu sebagai prioritas utama.
Tujuan penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) bagi organisasi Barenlitbang adalah:
1. Untuk mendapatkan ukuran sejauh mana keberhasilan dan pencapaian yang telah diraih Barenlitbang setiap tahun anggaran. Ukuran tersebut nantinya akan dijadikan patokan untuk meningkatkan kualitas kinerja ASN di Barenlitbang;
2. Untuk mendapatkan informasi penting soal kinerja ASN Barenlitbang.
Informasi dimaksud nantinya akan dijadikan salah satu pedoman dalam menyusun manajemen kerja yang baik.
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Malang ditetapkan dalam Keputusan Walikota Malang Nomor: 188.45/234/35.73.112/2019 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Malang dan Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Malang tahun 2019 - 2023.
Adapun Indikator Kinerja Utama Barenlitbang sebagaimana tercantum dalam Keputusan Walikota dimaksud, sebagai berikut:
Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Barenlitbang
No. Tujuan/sasaran Indikator Kinerja Utama Tahun
2019 2020 2021 2022 2023 1. Mewujudkan Perencanaan
pembangunan yang akuntabel, sinergis dan Partisipatif
Nilai evaluasi SAKIP dari
komponen perencanaan 24 25 25,25 25,50 25,75
2. Meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah
Persentase Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sesuai
Ketentuan
85% 87% 90% 92% 95%
Persentase Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah yang Sesuai Ketentuan
80% 85% 90% 100% 100%
Persentase Jumlah kajian/analisa/studi /rencana induk/grand design yang ditindaklanjuti
75% 85% 90% 100% 100%
Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Kebijakan Daerah
80% 90% 100% 100% 100%
Persentase Kebijakan Inovasi
yang Ditetapkan di Daerah 5% 10% 30% 60% 90%
3. Meningkatnya kinerja pelayanan Perangkat Daerah
Nilai SAKIP 83,23 83,40 83,60 83,75 83,85
C. INDIKATOR KINERJA UTAMA
18
Perjanjian kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Perjanjian kinerja disepakati bersama antara penerima dan pemberi amanah dan merupakan ikhtisar Rencana Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.
Perjanjian kinerja merupakan proses perrjanjian rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategi yang akann dilaksanakan mealui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam perjanjian kinerja memuat sasaran strategis dengan merinci indikator kinerja dan target yang ditetapkan untuk dapat dicapai dalam tahun 2019.
Tujuan perjanjian kinerja adalah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur, mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan amanah yang diterimanya dan terus meningkatkan kinerjanya serta sebagai alat pengendalian manajemen yang praktis bagi organisasi.
Perjanjian kinerja inilah yang menjadi dasar penyusunan perjanjian kinerja seluruh pegawai di lingkungan Barenlitbang, mulai dari level pimpinan tertinggi (eselon II) , sampai ke pelaksana berdasarkan tugas dan fungsi serta hasil turunan (cascading) dari perjanjian kinerja atasannya.
Untuk mewujudkan kinerja tersebut Barenlitbang mendapat dukungan anggaran dari APBD sebesar 16.294.729.000,00 yang digunakan untuk melaksanakan 9 program, yang terdiri atas 96 kegiatan sebagai berikut.
Tabel 2.3. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, dan Target Barenlitbang Tahun 2019
No. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1. Meningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Persentase Dokumen Perencanaan Pembangunan
Daerah yang Sesuai Ketentuan 85,00%
Persentase Dokumen Perencanaan Perangkat
Daerah yang Sesuai Ketentuan 82,35%
Persentase Jumlah kajian/analisa/studi /rencana
induk/grand design yang ditindaklanjuti 75,00%
Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam
Kebijakan Daerah 80,00%
Persentase Kebijakan Inovasi yang Ditetapkan di
Daerah 5,00%
2. Meningkatnya Kinerja pelayanan Perangkat Daerah
Hasil Evaluasi SAKIP 83,23
Dokumen Perjanjian Kinerja Barenlitbang Tahun 2019 disajikan dalam Lampiran-1.
D. PERJANJIAN KINERJA
19
Perjanjian kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian, target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Tujuan dari perjanjian kinerja meliputi wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta pemberian penghargaan dan sanksi; dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; dan dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Perjanjian kinerja inilah yang menjadi dasar penyusunan perjanjian kinerja seluruh pegawai di lingkungan Barenlitbang, mulai dari level pejabat tertinggi (eselon II) sampai ke pelaksana berdasarkan tugas dan fungsi serta hasil turunan (cascading) dari perjanjian kinerja atasannya. Untuk mewujudkan kinerja tersebut Barenlitbang mendapat dukungan anggaran dari APBD sebesar 16.294.729.000,00 yang digunakan untuk melaksanakan 9 program.
Berikut disajikan perjanjian kinerja barenlitbang Kota Malang Tahun 2019 secara rinci sebagai berikut:
20
Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Barenlitbang Tahun 2019
Tujuan: Mewujudkan Perencanaan pembangunan yang akuntabel, sinergis dan Partisipatif Mewujudkan Perencanaan pembangunan yang akuntabel, sinergis dan Partisipatif
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Program Anggaran (Rp.) Meningkatnya
kualitas perencanaan pembangunan daerah
Persentase dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang sesuai ketentuan
85% Perencanaan pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi dan sumber daya alam
Perencanaan pembangunan manusia,
masyarakat, sosial dan budaya
Perencanaan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah
Penguatan inovasi, riset dan
pengembangan
4.323.796.000,00
2.360.726.000,00
1.664.852.100,00
2.182.179.600,00
3.445.000.000,00 Persentase dokumen
perencanaan perangkat daerah yang sesuai ketentuan
82,35%
Persentase jumlah kajian/analisa/studi /rencana
induk/grand design yang ditindaklanjuti
75%
Persentase
pemanfaatan hasil kelitbangan dalam kebijakan daerah
80%
Persentase
pemanfaatan hasil kelitbangan dalam kebijakan daerah
5%
Meningkatnya kinerja
pelayanan perangkat daerah
Hasil evaluasi sakip 83,23 Pelayanan administrasi perkantoran
1.008.959.300,00
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
1.009.720.000,00
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
53.000.000,00
Peningkatan pengembangan sistem pelaporan, capaian kinerja dan keuangan
246.496.000,00
Jumlah 16.294.729.000,00
Berikut disajikan matriks anggaran setiap sasaran strategis Barenlitbang pada Tahun 2019 sebagai berikut:
Tabel 2.5. Sasaran Strategis dan Alokasi Anggaran Barenlitbang Tahun 2019
No. SASARAN STRATEGIS ANGGARAN (Rp.)
1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah 13.976.553.700,00 2. Meningkatnya Kinerja pelayanan Perangkat Daerah 2.318.175.300,00
JUMLAH 16.294.729.000,00
21
Capaian Indikator Kinerja = Realisasi/Target x 100%
Sasaran strategis ke-1 (kesatu) merupakan sasaran strategis terkait perencanaan dan kelitbangan yang merupakan proses bisnis utama Barenlitbang. Untuk mendukung tercapainya sasaran strategis ini, diddukung anggaran sebesar Rp. 13.976.553.700,-. Sedangkan sasaran strategis ke–2 (kedua) merupakan proses bisnis managerial sebagai supporting (kesekretariatan) terhadap tercapainya sasaran pada proses bisnis utama yaitu perencanaan dan kelitbangan.
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi Pemerintah.
Standar penilaian kinerja terhadap laporan kinerja perangkat daerah merupakan tolok ukur keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan kebijakan teknis, program dan kegiatan. Agar dapat dilakukan analisis terhadap hasil kinerja Barenlitbang Kota Malang maka telah ditetapkan standar pencapaian sebagai parameter keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan kebijakan teknis, program dan kegiatan sebagai berikut:
Tabel 2.6. Standar Penilaian Kinerja
Nilai % Pencapaian
110 Keatas Sangat tercapai/Sangat berhasil 90 ≤ x < 110 Tercapai/Berhasil
60 ≤ x < 90 Cukup tercapai/Cukup berhasil x < 60 Tidak tercapai/ Tidak berhasil
Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase capaian target indikator kinerja adalah:
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
E. STANDAR PENILAIAN KINERJA
22
Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan kinerja organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik setiap tahun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu upaya untuk terciptanya pemerintahan yang baik (Good Governance).
Badan Perencana, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang mengemban amanah masyarakat Kota Malang dalam bidang Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kelitbangan, sehingga memiliki kewajiban untuk menyajikan Laporan Kinerja Tahunan sesuai dengan ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Akuntabilitas Pemerintah. Laporan kinerja tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Barenlitbang Tahun 2018-2023 dan Recana Kerja Barenlitbang Tahun 2019.
Sebagai wujud akuntabilitas kinerja organisasi penilaian capaian indikator kinerja utama menggambarkan capaian indikator outcomes.
Dengan demikian, penilaian capaian kinerja Barenlitbang merupakan agregat dari capaian kinerja pada unit kerja Eselon II. Untuk mengukur indikator kinerja, penilaian dilakukan dengan melakukan pemetaan terhadap aspek sasaran, program, kegiatan dan indikator yang termuat dalam Renstra, Renja, Perjanjian Kinerja dan DPA Barenlitbang.
23
Capaian Kinerja Barenlitbang menunjukkan setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Barenlitbang sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Barenlitbang. Pengukuran kinerja Barenlitbang dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja setiap indikator sasaran dalam perjanjian kinerja dengan realisasinya. Capaian indikator kinerja sasaran atas perjanjian kinerjadiatas mengacu pada sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Barenlitbang meliputi antara lain:
Sasaran 1:
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah, dengan indikator:
Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang sesuai ketentuan;
Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang sesuai ketentuan;
Persentase Jumlah kajian/analisa/studi/rencana induk/grand design sektoral yang mendukung perencanaan;
Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan dalam pengambilan kebijakan daerah;
Persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di daerah.
Sasaran 2:
Meningkatnya kinerja pelayanan Perangkat Daerah, dengan indikator:
Nlai SAKIP
Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut diatas dilakukan analisis capaian Kinerja Tahun 2019 sebagai berikut:
1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019
Capaian kinerja Tahun Anggaran 2019 merupakan hasil pengukuran capaian kinerja sasaran yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja dengan membandingkan target kinerja dan realisasinya pada Tahun 2019 sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut:
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
24
Table 3.1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
2019 Realisasi
2019 Capaian
2019 Keterangan Meningkatnya
kualitas perencanaan pembangunan daerah
Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sesuai Ketentuan
85% 96,53% 113,5% Melampaui target
Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang Sesuai Ketentuan
80% 86,95% 108% Melampaui target
Persentase Jumlah kajian/analisa/studi /rencana
induk/grand design yang ditindaklanjuti
75% 76,3% 101% Melampaui
target
Persentase
Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Kebijakan Daerah
80% 85,7% 107% Melampaui target
Persentase Kebijakan Inovasi yang
Ditetapkan di Daerah
5% 4,7 94% Belum
mencapai target Meningkatnya
Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Hasil Evaluasi SAKIP Barenlitbang
83,23 82,50 99% Kurang dari target, indikator tidak seluruhnya tercapai
Sumber: Kertas Kerja Perhitungan Capaian Kinerja Tahun 2019
Berdasarkan data yang disajikan diatas, rata-rata capaian kinerja Barenlitbang pada Tahun 2019 mencapai 88,08% dan masuk dalam katagori cukup berhasil. Secara keseluruhan, dari 2 sasaran strategis dengan 6 indikator kinerja, telah melampaui target (4 indikator sasaran), dan 2 indikator belum memenuhi target kinerja yang diperjanjikan. Dengan demikian maka secara umum Barenlitbang Kota Malang telah melaksanakan tugas pokok fungsi dalam bidang perencanaan pembangunan daerah dan Kelitbangan secara baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Barenlitbang tahun 2018-2023.
25
2. Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2018-2023
Tahun 2019 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Barenlitbang 2018 – 2023, sehingga realisasi dan capaian kinerja Barenlitbang tidak bisa disandingkan dengan tahun sebelumnya, karena sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran berbeda dengan Rencana Strategis Barenlitbang sebelumnya (2013 – 2018). Berikut disajikan data realisasi dan capaian kinerja Tahun 2018 – 2023 sebagai berikut:
Tabel 3.2. Realisasi Kinerja Tahun 2018-2023
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Data Awal 2018
Realisasi Kinerja Capaiam Kinerja 2019 20
20 20 21
20 22
20 23
2019 20 20
20 21
20 22
20 23 Meningkatnya
kualitas perencanaan pembangunan daerah
Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sesuai Ketentuan
80% 96,53% - - - - 113,5% - - - -
Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang Sesuai Ketentuan
80% 86,95% - - - - 108% - - - -
Persentase Jumlah kajian/analisa / studi /rencana induk/grand design yang ditindaklanjuti
NA 76,3% - - - - 101% - - - -
Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Kebijakan Daerah
NA 85,7% - - - - 107% - - - -
Persentase Kebijakan Inovasi yang Ditetapkan di Daerah
NA 4,7% - - - - 94% - - - -
Meningkatnya Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Hasil Evaluasi SAKIP
83,23 82,50 - - - - 99% - - - -
Berdasarkan data pada tabel diatas, tidak dapat dijelaskan trend penurunan atau peningkatan realisasi dan capaian kinerja Barenlitbang, karena merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Barenlitbang, namun apabila kita sandingkan dengan data awal, terlihat bahwa:
26
Sasaran 1: Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah Indikator: Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah
yang Sesuai Ketentuan, menunjukkan peningkatan realisasi dan capaian kinerja apabila dibandingkan dengan data awal;
Indikator: Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang Sesuai Ketentuan, menunjukkan peningkatan realisasi dan capaian kinerja apabila dibandingkan dengan data awal;
Indikator: Persentase Jumlah kajian/analisa/studi /rencana induk/grand design yang ditindaklanjuti, walaupun tidak ada data awal karena sebelumnya tidak pernah dilakukan pengukuran pada indikator dimaksud, namun capaian kinerja melebihi target dan masuk katagori tercapai/berhasil;
Indikator: Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Kebijakan Daerah, walaupun tidak ada data awal karena sebelumnya tidak pernah dilakukan pengukuran pada indikator dimaksud, namun capaian kinerja melebihi target dan masuk katagori tercapai/berhasil;
Indikator: Persentase Kebijakan Inovasi yang ditetapkan di Daerah, tidak ada data awal karena Sistem Inovasi Daerah (SIDA) baru disusun tahun 2019.
Sasaran 2: Meningkatnya Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Indikator: Hasil Evaluasi SAKIP, apabila disandingkan data awal, nilai SAKIP Barenlitbang mengalami penurunan.
27
3. Realisasi Kinerja yang mengacu pada Target Jangka Menengah Renstra
Analisa berikutnya dalam mengukur capaian kinerja sasaran adalah dengan membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 dengan target jangka menengah sebagaimana tercantum pada Rencana Strategis Barenlitbang Tahun 2018 – 2023 seperti dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan target Jangka Menengah Renstra 2018 -2023
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Jangka Menengah
Realisasi Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 Meningkatnya
kualitas perencanaan pembangunan daerah Perangkat Daerah
Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sesuai Ketentuan
95% 96,53% - - - -
Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang Sesuai Ketentuan
100% 86,95% - - - -
Persentase Jumlah kajian/analisa/studi /rencana induk/grand design yang ditindaklanjuti
100% 76,3% - - - -
Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Kebijakan Daerah
100% 85,7% - - - -
Persentase Kebijakan Inovasi yang Ditetapkan di Daerah
90% 4,7% - - - -
Meningkatnya Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Hasil Evaluasi SAKIP 83,85 82,50 - - - -
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dijelaskan bahwa pada pelaksanaan tahun pertama Rencana Strategis Barenlitbang, dari 6 indikator kinerja, yang telah memenuhi target jangka menengah Renstra adalah 1 indikator yaitu Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang sesuai ketentuan, sedangkan 5 indikator belum mencapai target jangka menengah pada renstra. Untuk indikator kinerja sasaran yang telah memenuhi jangka menengah pada Renstra, selanjutnya akan dilakukan penyesuaian target kinerja pada pelaksanaan tahun berikutnya.
28
4. Realisasi kinerja dan Standar Pelayanan Minimal/Standar Nasional Lainnya
Analisa berikutnya dalam mengukur capaian kinerja sasaran adalah dengan membandingkan realisasi kinerja indikator sasaran Barenlitbang dengan target dan realisasi standar pelayanan minimal/standar nasional sebagaimana tabel berikut:
Tabel. 3.4. Realisasi kinerja dan Standar Pelayanan Minimal/Standar Nasional lainnya
No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Realisasi Kinerja
2019
Standart Nasional Target
2019
Realisasi 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
Persentase Perencanaan
Pembangunan Daerah yang Sesuai Ketentuan
96,53% - -
Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang Sesuai Ketentuan
86,95% - -
Persentase Jumlah kajian/analisa/studi /rencana
induk/grand design yang ditindaklanjuti
76,3% - -
Persentase
Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Kebijakan Daerah
85,7% - -
Persentase Kebijakan Inovasi yang
Ditetapkan di Daerah
4,7% - -
2 Meningkatnya Kinerja
Pelayanan Perangkat Daerah
Hasil Evaluasi SAKIP 82,50 - -
Berdasarkan tabel 3.4 diatas, dijelaskan bahawa realisasi kinerja sasaran Barenlitbang tidak dapat disandingkan dengan dengan standar pelayanan minimal atau standar nasional lainnya, karena Barenlitbang merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan penunjang pemerintahan bukan melaksanakan urusan wajib sehingga tidak melaksanakan SPM ataupun standar nasional lainnya.
29
5. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Untuk menganalisa keberhasilan atau kegagalan indikator kinerja dalam rangka pencapaian sasaran kita lihat tabel ihktisar pencapaian capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.5. Ikhtisar Capaian Kinerja pada Tahun 2019
Sasaran/Indikator Kinerja % Capaian
Rata-rata Capaian
Predikat 110
keatas
90 =<s/d
<110
60=< s/d
<90 <60 Sangat
berhasil Berhasil Cukup Berhasil
Tidak Berhasil
Meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah
85,9%
Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sesuai Ketentuan
113,5% v
Persentase Perencanaan Perangkat Daerah yang Sesuai Ketentuan
108% v
Persentase Jumlah kajian/analisa/studi /rencana induk/grand design yang ditindaklanjuti
101% v
Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan dalam Kebijakan Daerah
107% v
Persentase Kebijakan Inovasi yang Ditetapkan di Daerah
94% v
Meningkatnya Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
99%
Hasil Evaluasi SAKIP 99% v
Berdasarkan data pada tabel 3.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum realisasi capaian indikator sasaran strategis Barenlitbang Tahun 2019 dalam katagori berhasil.
30
Analisa penyebab keberhasilan dan kegagalan capaian indikator kinerja sasaran strategis dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
Dari Tabel 3.5 diatas, terlihat bahwa hasil evaluasi kinerja terhadap sasaran meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dengan 5 indikator kinerja sasaran menunjukkan predikat cukup berhasil yaitu mempunyai nilai capaian rata–rata 85,9%, dengan 1 indikator belum dapat mencapai target dan menunjukkan kriteria tidak berhasil. Beberapa hal yang menjadi penyebab keberhasilan dan kegagalan capaian indikator kinerja sebagai berikut:
Persentase Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sesuai Ketentuan
Definisi: Perencanaan pembangunan daerah yang sesuai ketentuan apabila perencanaan pembangunan (RPJMD dan RKPD) memenuhi kriteria, yaitu:
1. Perencanaan pembangunan sesuai dengan tahapan yang
diamanatkan ketentuan peraturan perundang-undangan (bobot 30%);
2. Perencanaan pembangunan selesai tepat waktu sesuai yang
diamanatkan ketentuan peraturan perundang-undangan (bobot 20%);
3. Dokumen perencanaan sesuai dengan sistematika yang diamanatkan ketentuan peraturan perundang-undangan (15%);
4. Keselarasan antara program RPJMD dan RKPD pada tiap tahunnya (10%);
5. Perencanaan pembangunan mengakomodir amanat kebijakan daerah tentang tata ruang (Perda RTRW) (bobot 10%);
6. Indikator kinerja dan target kinerja dirumuskan secara SMART-C yaitu Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bond, dan Countinously Improve (bobot 10%);
7. Keterlibatan masyarakat melalui Musrenbang (bobot 5%).
31
Pada Tabel ikhtisar capaian kinerja terlihat bahwa, capaian indikator persentase perencanaan pembangunan daerah yang sesuai ketentuan dalam katagori sangat berhasil, yaitu tercapai 113,5 % dengan realisasi sebesar 96,53% dari target 90% hal dini karena:
1. Barenlitbang sebagai perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah berupaya untuk mematuhi ketentuan yang diamanatkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perencanaan yaitu:
a. Perencanaan pembangunan daerah melalui semua tahapan yang diamanatkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Setiap tahapan perencanaan dilaksanakan sesuai timeline yang diatur secara rigid oleh ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Dokumen perencanaan pembangunan disusun sesuai sistematika yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pada saat menyusun dokumen perencanaan tahunan (RKPD) diselaraskan dan disinkronkan dengan program yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan lima tahunan (RPJMD).
3. Terus berupaya meningkatkan akomodir kebijakan daerah tentang tata ruang (RTRW) dalam dokumen perencanaan pembangunan tahunan (RKPD), karena berdasarkan hasil verifikasi, dokumen perencanaan pembangunan tahunan (RKPD) tahun 2019 hanya mengakomodir 60,38% indikasi program yang diamanatkan dalam dokumen RTRW/RDTR.
4. Indikator kinerja dan target kinerja pada dokumen perencanaan pembangunan daerah (RPJMD dan RKPD) telah dirumuskan secara SMART-C dan digunakan sebagai alat mencapai Visi dan Misi Kota Malang.
5. Walaupun dari tahun ke tahun usulan musrenbang yang diakomodir dalam APBD Kota Malang terus meningkat namun masih perlu terus dilakukan upaya perbaikan. Berikut disajikan diagram usulan musrenbang yang diakomodir dalam APBD sebagai berikut:
32
Gambar 3.1. Diagram usulan musrenbang yang diakomodir dalam APBD
Dari diagram diatas terlihat bahwa pada APBD tahun 2020 hanya mengakomodir usulan musrenbang sebesar 23%, turun 1% dibanding usulan musrenbang yang diakomodir pada APBD 2019, namun secara jumlah anggaran mengalami peningkatan yaitu:
APBD 2019 : mengakomodir usulan musrenbang sebesar Rp. 106.597.686.360
APBD 2020 : mengakomodir usulan musrenbang sebesar Rp. 172.845.886.044
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Barenlitbang untuk meningkatkan kualitas usulan musrenbang Kelurahan dan Kecamatan untuk penyusunan RKPD Tahun 2021 antara lain:
1. Melakukan inisiasi program pendampingan pelaksanaan musrenbang kelurahan dan kecamatan dengan melibatkan unsur masyarakat yang memiliki ketertarikan terhadap program pemberdayaan masyarakat yang disebut sebagai laskar perencana. Laskar perencana direkrut secara terbuka oleh Barenlitbang dan diberi bimbingan teknis terkait perencanaan dan pemberdayaan masyarakat untuk melakukan pendampingan musrenbang kelurahan dan kecamatan. Harapannya, usulan masyarakat tidak lagi berdasarkan daftar keinginan tetapi merupakan kebutuhan prioritas dalam upaya mengatasi permasalahan di lingkungan kelurahan/kecamatan;
0%
5%
10%
15%
20%
25%