BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Gelangan 6 Magelang yang beralamat di Jalan Dr.
Koesen Hiroehusodo Timur No. 227 Kecamatan
Magelang Tengah Kota Magelang Jawa Tengah, Kode
Pos 56112. Kepala Sekolah SD Negeri Gelangan 6
Magelang saat ini adalah Sukati, S.Pd.
Status Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang
adalah negeri. Dengan tahun berdiri 1962. SK terakhir
status sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
Terakreditasi B (2012). Jasa Pendidikan Dasar
Setingkat Sekolah Dasar (SD) ini dengan lama
pendidikan adalah 6 (enam) tahun. SD Negeri Gelangan
6 Magelang ini memiliki tenaga pengajar dari sebanyak
10 orang dan 1 penjaga sekolah.
SD Negeri Gelangan 6 Magelang yang terletak di
Jalan Dr. Koesen Hiroehusodo Timur No. 227
Kecamatan Magelang Tengah ini memiliki visi dan misi
sekolah.
Visi Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
“Membentuk peserta didik untuk berperilaku santun, cerdas berpikir dan gemar beramal.”
Misi Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
sebagai berikut:
1. Berusaha membentuk siswa yang peka dan tanggap terhadap lingkungan budaya yang sopan atau berbudi pekerti luhur.
2. Berusaha menciptakan siswa yang peduli terhadap lingkungan diri serta mampu hidup bersama orang lain.
3. Berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.
4. Meningkatkan profesionalisme guru
5. Menuntaskan hasil belajar siswa.
4.2.
Hasil Penelitian
Evaluasi manajerial Kepala Sekolah di SD Negeri
Gelangan 6 Magelang dilihat dari aspek input, proses
dan output adalah sebagai berikut.
4.2.1. Pelaksanaan Program Manajerial Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Kota Magelang
dilihat dari Aspek Input
Evaluasi manajerial kepala sekolah dalam aspek
input pada dasarnya mempunyai untuk mengaitkan
tujuan, konteks, input, dan proses dengan hasil
program. Evaluasi ini juga untuk menentukan
kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian
tujuan dan objektif program.
Dalam evaluasi input manajerial kepala sekolah
di SDN Gelangan 6 Kota Magelang ini yang
kepala sekolah sendiri, kinerja tenaga pengajar atau
guru, dan juga pada sarana dan prasarana yang ada
untuk kelengkapan pembelajaran. Seperti yang
diutarakan Kepala Sekolah SD Negeri Gelangan 6
Magelang pada saat wawancara yang dilakukan pada
hari Selasa tanggal 7 April 2015 berikut ini:
“Dalam proses evaluasi manajerial kepala sekolah khususnya pada aspek input saya mencoba untuk mengevaluasi tentang kualitas manajerial dan kinerja saya sendiri sebagai pimpinan di SD Negeri Gelangan 6 Magelang ini. Yang kedua evaluasi pada guru dalam kegiatan belajar mengajar, evaluasi yang diberikan pada guru adalah evaluasi secara langsung melalui pengamatan dan pemantauan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pengajar sehingga saya sebagai kepala sekolah memperoleh fakta yang berupa dokumentasi dan catatan-catatan penting tentang kondisi proses pembelajaran yang dilakukan guru. Yang ketiga evaluasi pada sarana dan prasarana, apakah sudah memadai dalam kegiatan belajar mengajar atau
belum.”
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang ini saya sebagai kepala sekolah melakukan evaluasi kualifikasi atau kualitas diri saya sendiri terlebih dahulu, kemudian saya akan mengevaluasi para guru dan kemudian pada sarana dan prasarananya. Evaluasi dalam aspek input ini saya lakukan dengan saya melihat
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Komitmen tersebut merupakan refleksi dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial kepala sekolah.
Begitu juga pada guru.”
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah
aspek input ini saya melakukan rapat yang memiliki tujuan untuk melihat bagaimana antusias guru dan cara dan trik-trik atau pemikiran-pemikiran yang dilakukan guru dalam memberikan pembelajaran yang berkualitas nantinya kepada peserta didik. Selain itu saya juga menyelaraskan dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di SDN
Gelangan 6 Magelang ini.”
“Selain itu saya juga melihat dari karakteristik pendidikan atau golongan pendidikan yang dimiliki baik guru maupun saya sebagai kepala sekolah. Karena menurut Permendiknas. 2007 tentang kualifikasi pendidikan kepala sekolah dalam aspek input salah satunya adalah status atau golongan serta tingkatan pendidikan yang telah dimiliki olek Kepala Sekolah yaitu memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.”
“Dalam kaitannya sarana prasarana sekolah
dalam aspek input ini saya mencoba untuk menilai apakah sudah lengkap atau belum.”
Hal senada juga diungkapkan oleh guru SDN
Gelangan 6 Magelang sesuai dengan hasil wawancara
pada hari yang sama Selasa tanggal 7 April 2015
berikut ini:
“Seperti yang diungkapkan kepala sekolah
dalam melakukan pembelajaran yang bermutu serta
meningkatkan prestasi peserta didik.”
“Selain itu kepala sekolah juga
mengikutsertakan kami dalam kegiatan workshop atau pelatihan-pelatihan guru untuk menambah wawasan kami dalam kaitannya untuk proses
kegiatan belajar mengajar.”
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam kegiatan evaluasi manajerial
kepala sekolah pada aspek input adalah pada awalnya
kepala sekolah melakukan atau melihat kualifikasi
pada status serta golongan dan tingkatan pendidikan
yang dimiliki guru maupun kepala sekolah sendiri,
kemudian kepala sekolah akan mengadakan rapat
untuk membahas tentang pembelajaran yang gunanya
untuk melihat bagaimana kualitas dan seberapa
aktifnya para guru dalam memberikan pendapat
tentang metode pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan prestasi siswa. Kemudian kepala sekolah
juga akan mengikutsertakan para guru untuk
mengikuti PLPG dan workshop yang gunanya untuk
meningkatkan wawasan guru dan pengetahuan serta
kinerja guru dalam pembelajaran. Untuk sarana dan
prasarana kepala sekolah mengevaluasi kelengkapan
sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan
kebutuhan dalam pembelajaran dan bila kiranya ada
sarana dan prasarana yang masih kurang kepala
4.2.2. Pelaksanaan Program Manajerial Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Proses
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan. Dalam kaitannya dengan evaluasi
pelaksanaan program manajerial kepala sekolah pada
aspek proses dijelaskan oleh kepala sekolah SDN
Gelangan 6 Magelang berdasarkan hasil wawancara
pada hari Kamis tanggal 9 April 2015 berikut ini:
“Pada evaluasi manajerial yang saya lakukan dalam aspek proses ini untuk pertama kali saya menilai dalam tahap perencanaan. Pada tahap ini yang saya lakukan adalah saya menilai serta mengumpulksn data-data atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, Silabus, RPP, RAPBS, APBS serta dokumen-dokumen pendukung lainnya yang sudah dipersiapkan oleh guru dalam perencanaan pembelajaran. Dan jika masih ada kelengkapan pada tahap perencanaan tersebut kurang lengkap makan saya akaan menindaklanjutinya dengan cara menyuruh guru yang bersangkutan untuk membuat dan menyusun kelengkapan yang kurang tersebut. Kemudian dalam tindaklanjut pada tahap perencanaan ini saya akan memberikan pengertian kepada guru tentang perencanaan kualitas pembelajaran yang baik yang harus dilakukan oleh guru dan bagaimana guru harus bertindak.”
Senada dengan yang diuraikan kepala sekolah
SDN Gelangan 6 Magelang di atas berikut ini adalah
tenaga pengajar di SDN Gelangan 6 Magelang dari hasil
wawancara pada hari yang sama Kamis tanggal 9 April
2015 sebagai berikut:
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah
untuk tahap awal kepala sekolah menilai dan mengevaluasi pada proses perencanaan yang telah kami buat sebagai pengajar yang kaitannya dengan bahan ajar yang telah kami persiapkan seperti
penyusunan Silabus, RPP, dan bahan ajar lainnya.”
Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa
pada tahap evaluasi manajerial kepala sekolah dalam
tahap pelaksanaan program pada awalnya adalah
mengenai perencanaan yang dilakukan guru. Bahwa
tahap perencanaan ini kepala sekolah membuat
perencanaan pembelajaran dengan para guru dalam
proses pembelajaran yang akan dilakukan nantinya
supaya dapat sesuai dengan kaidah pembelajarean
yang diterapkan di sekolah tersebut atau tidak.
Pada tahap setelah perencanaan adalah tahap
pengorganisasian. Seperti yang dijelaskan oleh kepala
sekolah SDN Gelangan 6 Magelang berikut ini:
“Kedua, tahap pengorganisasian. Pada tahap ini saya selaku kepala sekolah membagi atau membuat struktur organisasi kepengurusan yang mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu meningkatkan prestasi siswa.”
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu
“Dalam evaluasi manajerial tahap pengorganisasian ini kepala sekolah kami membagi atau membuat struktur organisasi kepengurusan yang mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.”
Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa
pada tahap pengorganisasian pada aspek proses ini
kepala sekolah membagi atau membuat struktur
organisasi kepengurusan yang mempunyai fungsi
untuk membantu para guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif yaitu meningkatkan prestasi
siswa.
Setelah pengorganisasian tahap selanjutnya
adalah tahap pengarahan. Pada tahap ini kepala
sekolah memberikan pengarahan kepada guru untuk
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru. Berikut
ini dijelaskan oleh kepala sekolah SDN Gelangan 6
Magelang dari hasil wawancara:
“Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun organisasinya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang ditentukan. Saya memberikan tugas kepada para guru agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Yaitu yang berkaitan dengan pendidikan berupa pemberitahuan apa yang dilakukan bidang studi apa yang dipegang, pengenalan kurikulum, pengenalan pada dewan guru pengenalan terhadap siswa dan masyarakat.”
“Kemudian setelah adanya pengarahan maka
peninjauan yang fungsinya adalah untuk melihat apakah perencanaan yang telah disusun sebelumnya sudah berjalan sesuai dengan yang
diinginkan atau belum.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam evaluasi pelaksanaan
program manajerial kepala sekolah pada aspek proses
yaitu dilakukan dengan cara (1) perencanaan, pada
tahap perencanaan adalah bahwa kepala sekolah
membuat perencanaan pembelajaran dengan para guru
dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan
nantinya supaya dapat sesuai dengan kaidah
pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut atau
tidak, (2) pengorganisasian, kepala sekolah membagi
atau membuat struktur organisasi kepengurusan yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif yaitu
meningkatkan prestasi siswa. (3) pengarahan, kepala
sekolah menugaskan kepada para guru agar
mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Tentu
yang berkaitan dengan pendidikan berupa
pemberitahuan apa yang dilakukan, bidang studi apa
yang dipegang, pengenalan kurikulum, pengenalan
pada dewan guru pengenalan terhadap siswa dan
masyarakat. (4) pengawasan, kepala sekolah melihat
apakah perencanaan yang disusun sebelumnya sudah
yaitu dengan cara pemantauan, pengamatan,
pembinaan dan pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan lembaga pedidikan.
4.2.3. Pelaksanaan Program Manajerial Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Output
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
pada aspek output adalah merupakan hasil akhir dari
pelaksanaan input dan proses.
Seperti yang dijelaskan kepala sekolah SDN
Gelangan 6 Magelang saat wawancara pada hari Kamis
tanggal 9 April 2015 berikut ini:
“Pada tahap akhir ini saya ingin melihat hasil
akhir dari semua pelaksanaam di awal tadi dari input sampai dengan prosesnya, maka dari itu saya ingin melihat outputnya. Pada tahap outpun ini semua upaya yang dilaksanakan sebelumnya dapat dilihat dari nilai atau prestasi yang diperoleh siswa
dari pembelajaran yang telah diberikan guru.”
Berikut ini adalah uraian yang diberikan salah
satu guru SDN Gelangan 6 Magelang dari hasil
wawancara pada hari Kamis tanggal 9 April 2015
sebagai berikut:
“Dengan adanya evaluasi manajerial kepala
sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang ini ternyata dalam tahap outputnya berdampak baik bagi para siswa yaitu adanya peningkatan prestasi dalam
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu
siswa SDN Gelangan 6 Magelang hasil wawancara
dihari yang sama berikut ini:
“Sekarang kami merasakan adanya kegiatan
pembelajaran yang efektif, sehingga prestasi belajar kami meningkat selain itu proses pembelajaranpun berjalan dengan susunan yang sangat rapi, sehingga kami sangat senang dalam mempelajari pelajaran
yang diberikan.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan program
manajerial kepala sekolah pada aspek output ternyata
berdampak baik bagi prestasi siswa di SDN Gelangan 6
Magelang.
4.3.
Pembahasan
4.3.1. Pelaksanaan Program Manajerial Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Input
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
dalam aspek input adalah merupakan program
pelaksanaan kepemimpinan yang dilakukan kepala
sekolah yang berkaitan kualifikasi Kepala Sekolah,
Guru, Sarana Prasarana.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek input adalah meliputi (1) kepala
sekolah melakukan atau melihat kualifikasi pada
dimiliki guru maupun kepala sekolah sendiri, (2) kepala
sekolah mengadakan rapat untuk membahas tentang
pembelajaran yang gunanya untuk melihat bagaimana
kualitas dan seberapa aktifnya para guru dalam
memberikan pendapat tentang metode pembelajaran
yang tepat untuk meningkatkan prestasi siswa, (3)
kepala sekolah mengikutsertakan para guru untuk
mengikuti PLPG dan workshop yang gunanya untuk
meningkatkan wawasan guru dan pengetahuan serta
kinerja guru dalam pembelajaran, (4) kepala sekolah
mengevaluasi kelengkapan sarana dan prasarana yang
disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran
dan bila kiranya ada sarana dan prasarana yang masih
kurang kepala sekolah akan menindaklanjutinya.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Sopan
Andrianto (2010), yang berjudul Pengaruh Keterampilan
Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan Konseptual
dan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar
Negeri di Wilayah Jakarta Pusat.” Tujuan dari
penelitian kausal ini adalah untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan kemungkinan bahwa
kinerja pelaku dipengaruhi oleh keterampilan teknis,
keterampilan sosial, keterampilan konseptual, dan
manajerial skills. Survey diterapkan dalam penelitian
ini data yang telah dianalisis dengan analisis jalur
setelah semua variabel dimasukkan ke dalam matriks
sebagai Unit analisis dan 114 sampel yang dipilih
randomly. Hasil analisis menemukan bahwa kepala
sekolah Kinerja dipengaruhi langsung oleh kemampuan
manajerial, tetapi dilakukan secara tidak langsung
dengan keterampilan teknis, social keterampilan, dan
skills. Based konseptual temuan mereka dapat
disimpulkan bahwa variasi kinerja kepala sekolah
mungkin telah dipengaruhi oleh variasi keterampilan
teknis, keterampilan sosial, keterampilan konseptual,
dan skills.Therefore manajerial, keterampilan teknis,
keterampilan sosial, keterampilan konseptual, dan
keterampilan manajerial harus dimasukkan ke dalam
pertimbangan dalam mengelola kinerja kepala sekolah
'dari Sekolah Dasar Negeri di Jakarta Pusat.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sopan
Andrianto (2010). Persamaannya adalah kedua
penelitian ini sama-sama melihat kinerja kepala
sekolah. Perbedaannya jika penelitian yang dilakukan
oleh Sopan Andrianto (2010) adalah kinerja kepala
sekolah atau manejerial kepala sekolah dipengaruhi
oleh keterampilan teknis, keterampilan sosial,
keterampilan konseptual, dan manajerial skills.
Sedangkan penelitian sekarang adalah untuk melihat
evaluasi manajerial kepala sekolah dilihat dalam aspek
4.3.2. Pelaksanaan Program Manajerial Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Proses
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
dilihat pada aspek input adalah bahwa dalam tahap ini
kepala sekolah melihat dan menilai manajerial kepala
sekolah dalam bidang proses pelaksaan pendidikan
sesuai dengan kurikulum yang telah diterapkan di
sekolah yang bersangkutan.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek proses yaitu dilakukan dengan cara
(1) perencanaan, pada tahap perencanaan adalah
bahwa kepala sekolah membuat perencanaan
pembelajaran dengan para guru dalam proses
pembelajaran yang akan dilakukan nantinya supaya
dapat sesuai dengan kaidah pembelajaran yang
diterapkan di sekolah tersebut atau tidak, (2)
pengorganisasian, kepala sekolah membagi atau
membuat struktur organisasi kepengurusan yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif yaitu
meningkatkan prestasi siswa. (3) pengarahan, kepala
sekolah menugaskan kepada para guru agar
mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Yaitu yang
berkaitan dengan pendidikan berupa pemberitahuan
apa yang dilakukan bidang studi apa yang dipegang,
pengenalan terhadap siswa dan masyarakat. (4)
pengawasan, kepala sekolah melihat apakah
perencanaan yang disusun sebelumnya sudah berjalan
sesuai dengan yang diinginkan atau belum, yaitu
dengan cara pemantauan, pengamatan, pembinaan dan
pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan lembaga
pedidikan.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh I Ketut
Darmada dkk (2013), yang berjudul “Kontribusi
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Se
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Kompetensi
Manajerial Kepala Sekolah, iklim kerja dan motivasi
kerja terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Se
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Penelitian
ini merupakan penelitian Expost Facto. Instrumen
pengumpulan data yaitu menggunakan kuesioner.
Penentuan responden menggunakan sampel random
sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari
seluruh anggota populasi menjadi responden penelitian
yakni berjumlah 40 orang guru. Analisis data
menggunakan Rumus Product Moment dari Pearson,
Korelasi Parsial dan, korelasi ganda. Hasil analisis data
diperoleh beberapa temuan sebagai berikut : Pertama:
(Y) dengan persamaan garis regresi Y, Kedua: terdapat
kontribusi yang signifikan antara iklim kerja (X2)
terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan garis
regresi Y, Ketiga: terdapat kontribusi yang signifikan
antara motivasi kerja guru (X3) terhadap kinerja guru
(Y) dengan persamaan garis regresi Y, dan Keempat:
terdapat kontribusi yang signifikan antara manajerial
kepala sekolah (X1), iklim kerja (X2), motivasi kerja
guru (X3) terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan
garis regresi Y.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh I Ketut
Darmada dkk (2013). Persamaannya kedua penelitian
ini sama-sama meneliti tentang manajerial kepala
sekolah. Namun perbedaannya jika penelitian srkarang
merupakan penelitian kualitatif tentang evaluasi
manajerial kepala sekolah dalam input, proses dan
output sedangkan penelitian yang dilakukan oleh I
Ketut Darmada dkk (2013) merupakan penelitian
kuantitatif untuk mengukur kompetensi manajerial
kepala sekolah dilihat dari iklim kerja, motivasi kerja
4.3.3. Pelaksanaan Program Manajerial Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Output
Evaluasi pelaksanaan program manajereial
kepala sekolah pada aspek output merupakan tahap
akhir dari tindakan kepala sekolah dalam melihat
dampak dari pelaksanaan evaluasi manajerial kepala
sekolah sebelumnya.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek output ternyata berdampak baik
bagi prestasi siswa di SDN Gelangan 6 Magelang.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Atep
Yogaswara (2010), yang berjudul “Kontribusi Manajerial
Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian
terhadap Kinerja Mengajar Guru.” Penelitian ini secara
fokus mengkaji kontribusi kemampuan manajerial
kepala sekolah dan sistem informasi kepegawaian
terhadap kinerja mengajar guru pada sekolah
menengah pertama negeri. Metode penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif analisis. Pelaksanaan
penelitian dilakukan pada guru sekolah menengah
pertama negeri di Kecamatan Purwakarta yaitu
sebanyak 128 guru. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara
kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap
mengajar guru pada kategori rendah (61,60%) dan
kemampuan manajerial kepala sekolah dan sistem
informasi kepegawaian secara bersama-sama terhadap
kinerja mengajar guru pada kategori sedang (65,30%).
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Atep
Yogaswara (2010). Persamaannya kedua penelitian ini
sama-sama mengukur kemampuan manajerial kepala
sekolah. Perbedaannya jika penelitian yang dilakukan
oleh Atep Yogaswara (2010) pengukurannya dilakukan
secara perhitungan atau kuantitatif berdasarkan
kinerja mengajar guru. Sedangkan penelitian sekarang
merupakan evaluasi manajerial kepala sekolah yang
dilakukan secara input, proses dan output dilihat dari