25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Subyek
Salatiga adalah kota di Jawa Tengah yang sepenuhnya dibatasi oleh Kabupaten Semarang. Kota Salatiga memiliki 26 Sekolah Menengah Pertama, yang terdiri dari sepuluh SMP Negeri, satu MTs Negeri dan 15 SMP Swasta. Penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri Salatiga ini melibatkan tiga sekolah, yaitu SMP Negeri 01 Salatiga, SMP Negeri 03 Salatiga dan SMP Negeri 09 Salatiga.
SMP Negeri 01 Salatiga pada tahun 1965 diresmikan sebagai sekolah menengah pertama, memiliki visi mewujudkan pelayanan terbaik dalam membentuk insan berkualitas serta terdepan dalam Imtaq dan IPTEK. SMP yang dulunya disebut dengan MULO (Meer Uitgebreit Lager Onderwijs) terletak di Jl. Kartini No. 24 Salatiga dengan Akreditasi A. Pada tahun ajaran 2014/2015 SMP Negeri 01 Salatiga memiliki 701 siswa, 54 guru dan 21 tenaga TU.
26
SMP Negeri 09 Salatiga merupakan salah satu sekolah cagar budaya yang terletak di pusat kota Salatiga, tepatnya di Jl. Pemuda No. 07-09 Salatiga. SMP ini berdiri pada tahun 1994, sebelumnya
merupakan Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Pertama (SKKP). Dengan akreditasi A SMP Negeri 09 Salatiga pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki 714 siswa, 46 tenaga guru, dan sembilan staff TU.
Dari ketiga SMP di atas diambil 12 responden yang terdiri dari tiga pengawas, tiga komite sekolah, tiga guru dan tiga staff TU. Latar belakang responden jika dilihat dari pendidikan terakhir, usia dan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Latar Belakang Responden
Responden Pendidikan
Terakhir
Usia Masa Kerja
Pengawas A S2 55 tahun 7 tahun Pengawas B S1 50 tahun 2 tahun Pengawas C S2 60 tahun 5 tahun Komite A S2 51 tahun 4 tahun Komite B S1 65 tahun 3 tahun Komite C S1 52 tahun 5 tahun Guru A S2 42 tahun 18 tahun Guru B S1 45 tahun 14 tahun Guru C S1 47 tahun 17 tahun Staff TU A S1 50 tahun 24 tahun Staff TU B S1 52 tahun 26 tahun Staff TU C S1 56 tahun 38 tahun
27
terakhir pengawas adalah magister. Dengan umur di atas 50 tahun memungkinkan bahwa tidak ada pengawas sekolah yang memiliki usia muda. Melihat usia komite sekolah yang tidak jauh berbeda dengan usia pengawas dan pendidikan terakhir komite sekolah adalah sarjana. Dapat disimpulkan bahwa pemilihan komite sekolah
dilakukan benar-benar sesuai dengan
kemampuannya.
Jika dilihat dari masa kerja guru yang hampir mencapai 20 tahun. Tak disangka lagi kalau guru tersebut merupakan guru senior. Dengan usia yang tegolong sedang, guru senior tentunya lebih
mengetahui bagaimana keadaan sekolahnya.
Responden yang terakhir adalah staaf TU, di mana ketiga staff TU adalah Kepala TU. Dengan pengalaman kerja yang lama memungkinkan bahwa Kepala TU merupakan tenaga kependidikan yang senior.
B.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian evaluasi kinerja tiga kepala SMP Negeri Salatiga diperoleh melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Penelitian yang
dilaksanakan di tiga SMP Negeri Salatiga
melibatkan 12 responden. Hasil wawancara akan
dibandingan dengan hasil observasi dan
dokumentasi, sehingga data yang diperoleh benar-benar baku.
28
wawancara pengawas dengan hasil wawancara komite, guru dan staff TU. Kemudian hasil wawancara yang dikemukakan oleh responden mengenai kondisi kepala sekolah di masing-masing sekolahnya disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan indikatornya. Tugas manajerial kepala
sekolah yang pertama adalah menyusun
perencanaan sekolah, terlihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Menyusun Perencanaan Sekolah
SMP A SMP B SMP C
Dimusyawarahkan terlebih dahulu mulai dari guru dan staff yang bersangkutan, komite, wali murid hingga pengawas
Disusun tepat pada waktunya
Hasil perencanaan diperlihatkan kepada beberapa guru dan staff. Pengawas dan
Hasil perencanaan sekolah
diperlihatkan kepada guru, staff dan disetujui oleh komite dan staff dan guru
Penyusunan tepat waktu
Hasil perencanaan diperlihatkan dan
29
sekolah selalu mengkoordinasikan dengan anggota sekolah, sehingga perencanaan sekolah disusun tepat pada waktunya.
Dengan banyaknya pertimbangan dan faktor-faktor yang mendukung, kepala sekolah menyusun perencanaan tepat pada waktunya. Kesuksesan dalam penyusunan tersebut tidak lepas dari usaha dan kerja keras tim penyusunan perencanaan sekolah yang sudah diberi kepercayaan dan di bawah wewenang kepala sekolah.
Hasil susunan perencanaan sekolah kemudian dimintakan persetujuan mulai dari komite hingga pengawas sekolah. Hal tersebut didukung dengan hasil dokumentasi, yaitu dokumen notula rapat dan hasil perencanaan sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu menyusun perencanaan sekolah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Tugas manajerial kepala sekolah yang kedua ialah mengembangkan organisasi sekolah sesuai
dengan kebutuhan. Dalam mengembangkan
30
Tabel 4.3.
Mengembangkan Organisasi Sekolah
SMP A SMP B SMP C tupoksi setiap unit kerja tupoksi setiap unit kerja
Organisasi sekolah diperbaharui tupoksi setiap unit kerja
Pembaharuan Organisasi sekolah tergantung
kebutuhan
Dengan organisasi sekolah yang bagus, maka kegiatan-kegiatan sekolah akan berjalan dengan lancar. Namun, pada kenyataannya masih ada masalah yang menjadikan faktor kegagalan. Salah satunya ialah penempatan personalia yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Ada kepala sekolah
dalam menempatkan personalia hanya
mempertimbangkan pemerataan pekerjaannya,
tanpa mempertimbangkan kemampuannya. Meski demikian kepala sekolah tetap mengembangkan pelaksanaan tugas pokok setiap unit kerja.
31
kepala sekolah dalam memimpin sekolah terlihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Memimpin Sekolah
SMP A SMP B SMP C
Mengkomunikasikan visi misi melalui upacara, pembinaan, papan visi misi
Berkomunikasi, memberi pengarahan dan memotivasi guru dan staff
Membangun kerjasama tim dengan pihak dalam maupun luar sekolah untuk memajukan sekolah
Menanamkan rasa kekeluargaan
Mengkomunikasikan visi dan misi melalui upacara, pembinaan, rapat dengan komite dan wali murid, dan melalui papan visi misi
Melalui pembinaan KS berkomunikasi, memberi pengarahan dan memotivasi guru dan staff visi misi melalui rapat pembinaan dan upacara
Berkomunikasi, memberi pengarahan dan memotivasi guru dan staff
Dalam membangun kerjasama tim pengawas ikut dilibatkan
Jika terjadi masalah diselesaikan dengan kekeluargaan
Salah satu usaha kepala sekolah dalam
memimpin sekolah yaitu dengan
32
tidak diperbolehkan untuk masuk. Dengan kata lain usaha yang dilakukan kepala sekolah masih belum optimal dalam mengkomunikasikan visi dan misi melalui papan visi misi.
Dalam memimpin sekolah kepala sekolah membangun tim kerja sekolah. Dari hasil observasi, disetiap sekolah terdapat beberapa tim dalam memajukan sekolah. Tim-tim tersebut tidak hanya dari guru, namun juga tim kerja staff dan siswa. Jika ada konflik di lingkungan sekolah, kepala sekolah menyelsaikannya dengan kekeluargaan.
Tugas manajerial keempat kepala sekolah adalah menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif. Berdasarkan hasil observasi usaha-usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif melalui
budaya salam, pemanfaatan sekolah dan
lingkungan sekolah.
Tabel 4.5.
Budaya dan iklim kerja kondusif
SMP A SMP B SMP C agar tidak terjadi kesalah pahaman,
Lingkungan fisik sekolah ditata dengan maksimal, namun hasilnya belum maksimal
33
saling membantu
Penataan lingkungan fisik sekolah nyaman, bersih dan indah
Menumbuhkan budaya kerja yang efisien, kreatif, inovatif dan berpusat pada layanan prima
Lingkungan fisik sekolah ditata, sehingga menciptakan suasana nyaman, bersih dan indah
Budaya kerja
Suasana belajar yang tenang dan lingkungan
sekolah yang nyaman akan menunjang
pembelajaran di sekolah. Dengan budaya dan iklim kerja yang kondusif seluruh warga sekolah akan betah berada di sekolah. Budaya dan iklim yang dilaksanakan melalui penataan lingkungan sekolah, menumbuhkan budaya salam (senyum, sapa dan salam) dan menciptakan suasana nyaman, bersih, indah, aman, sejuk dan menyenangkan.
Sekolah selalu berusaha agar anak merasa nyaman dalam belajar dan mengembangkan diri, salah satu usaha yang lakukan adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran. Media tersebut antara lain yaitu: hotspot area, gazebo untuk melukis, green house dan taman sekolah.
Paparan di atas didukung dengan hasil observasi, setiap sekolah memiliki tempat khusus dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
34
berusaha menciptakan hubungan kerja yang harmonis dilingkungan sekolah. Akan tetapi masih terdapat sekolah yang tidak mendukung usaha kepala sekolah tersebut.
Budaya dan iklim kerjanya masih kurang kondusif, dikarenakan guru dan staff tidak mendukung yaitu beberapa pegawai yang tidak harmonis. Meskipun demikian pelayanan sekolah tetap efisien, kreatiif, inovatif dan berpusat pada pelayanan prima. Bahkan prestasi siswa tetap bagus.
Beberapa paparan di atas membuktikan, bahwa dengan kemampuannya kepala sekolah berusaha menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif. Tugas Manajerial yang kelima kepala
sekolah yaitu memanfaatkan perkembangan
teknologi. Hasil pemanfaatan perkembangan
teknologi kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6.
Memanfaatkan perkembangan teknologi
SMP A SMP B SMP C
Usaha yang
dilakukan KS yaitu MOU dengan pihak luar, pelatihan IT bersama guru & staff dengan mendatangkan pelatih dari luar
Guru & staff diberi pelatihan-pelatihan, tanggung jawab atas penggunaan dan pemanfaatan IT dalam pembelajaran dan pengembangan diri
35
Teknologi yang semakin berkembang pesat pada saat ini menuntut sekolah agar terampil memanfaatkannya. Setiap sekolah memiliki usaha yang berbeda dalam memanfaatkan perkembangan teknologi. Salah satu usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu dengan pembelajaran berbasis IT untuk guru dan staff, yang bertujuan agar seluruh
guru dan staff dapat memanfaatkan serta
mengaplikasikan teknologi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
Teknologi yang telah dimanfaatkan oleh kepala SMP Negeri Salatiga saat ini antara lain adalah LCD proyektor setiap kelas yang berfungsi sebagai media
pembelajaran berbasis IT, jaringan internet
dilingkungan sekolah, CCTV, hingga perpustakaan yang berbasis IT. Tetapi, masih terdapat sekolah yang belum memanfaatkan CCTV.
Pengadaan CCTV memang sudah direncanakan, namun masih ada yang lebih penting, dengan kata lain CCTV belum sebagai suatu teknologi yang mendesak, karena tanpa CCTV pengawasan masih dapat dijangkau.
36
Perpusatakaan kami masih jadul, jangankan berbasis IT komputer saja tidak memenuhi rasio dengan jumlah siswa setiap kelasnya. Dibeberapa ruangan seperti TU masih menggunakan komputer lama, yang seharusnya sudah diganti.
Paparan di atas didukung dengan hasil observasi. Pada beberapa sekolah komputer di lab. komputer jumlahnya tidak sesuai dengan rasio anak setiap kelas, ada satu komputer yang digunakan untuk dua anak dalam pembelajaran. Hal tersebut membuktikan bahwa kepala sekolah
kurang mampu memanfaatkan perkembangan
teknologi.
Tugas manajerial kepala sekolah yang keenam adalah memonitoring dan mengevaluasi program
sekolah. Salah satu upaya agar proses
pembelajaran di sekolah tetap berjalan dengan baik, seorang kepala sekolah melakukan monitoring setiap program dan kegiatan sekolah. Monitoring dan Evaluasi ditujukan agar seluruh kegiatan di sekolah berjalan dengan baik. Pada Tabel 4.7.
dijelaskan hasil wawancara mengenai kepala
sekolah dalam memonitoring dan mengevaluasi program sekolah.
Tabel 4.7.
Memonitoring dan Mengevaluasi Program Sekolah
SMP A SMP B SMP C
Monitoring dan evaluasi
dilaksanakan setiap periodik,
KS selalu
memonitoring dan mengevaluasi sekolah dengan
Evaluasi
37
dan KS menyusun rencana tindak lanjutnya secara terprogram
rencana tindak lanjut secara lisan
dilakukan setiap saat oleh KS, serta KS merencanakan tindak lanjutnya secara lisan,
Monitoring biasanya dilakukan setiap hari kerja dan ketika rapat pembinaan. Kemudian program atau kegiatan sekolah yang sudah berjalan akan dievaluasi. Dari evaluasi tersebut jika terdapat masalah maka kepala sekolah akan mencarikan solusi dengan rencana tindak lanjut sekolah.
Biasanya kepala sekolah menyampaikan tindak lanjutnya secara lisan kepada guru atau staff yang bersangkutan. Kebanyakan rencana tindak lanjutnya tidak diimplementasikan. Namun, ketika ditinjau kembali guru dan staff sudah memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.
Tanpa adanya rencana tindak lanjut, setelah dievaluasi setiap program dan kegiatan yang masih kurang akan diperbaiki oleh yang bersangkutan. Usaha lain Kepala sekolah dalam memonitoring dan mengevaluasi program dan kegiatan sekolah yaitu dengan pemantauan melalui CCTV dan pembinaan rutin setiap seminggu sekali.
38
mengelola keuangan sekolah, mengelola
pengembangan kurikulum, dan mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat. Hasil
39
Tabel 4.8. Mengelola Sekolah
SMP A SMP B SMP C
Usaha KS dalam mengelola guru dan staff yaitu dengan IHT, pelatihan untuk guru dan staff, diklat
Dalam mengelola sarana dan prasarana usaha yang dilakukan melalui EDS (Evaluasi Diri Sekolah), membentuk tim kerja sarpras beserta organisasinya, dan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite agar saling bergotong royong
Usaha KS dalam mencari dukungan ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah yaitu melalui dudi dan alumni,
Usaha KS dalam mengelola guru dan staff melalui IHT, pengiriman diklat, seminar, workshop, dan program-program pendidikan lainnya
Usaha dalam mengelola sarana dan prasarana yaitu dengan membentuk tim sarpas berserta warga sekolah, setiap sarana prasarana dimanfaatkan dan jika ada yang kurang
ditingkatkan serta diusahakan
Hubungan KS dengan masyarakat yaitu melalui kerjasama dengan pihak lain, alumni, pertemuan wali murid
Mengelola program
Usaha KS dalam mengelola guru dan staff melalui worshop, IHT, diklat, seminar
Usaha KS dalam mengelola sarana dan prasarana dengan membentuk tim organisasi penanggung jawab beserta waka sarpras
Dalam mencari dukungan ide belajar biasanya melalui komite, mencari summber belajar dengan lingkungan sekitar
Adanya program pengembangan potensi diri dan prestasi peserta didik, penempatan siswa pada kelas merata
40
pertemuan komite dan wali murid
Adanya program
pengembangan potensi diri dan prestasi peserta didik, serta menempatkan siswa sesuai dengan kebutuhannya
KS mengarahkan pengelolaan administrasi secara akuntabel, transparan, efisien dan efektif
Adanya ruang dokumen abadi sebagai unit layanan khusus
Usaha KS dalam mengelola sistem informasi sekolah yaitu dengan rapat rutin tahunan komite, mading, internet, dan web sekolah
pengembangan potensi diri dan peserta didik, dan
menempatkan siswa sesuai dengan kebutuhannya
Pengelolaan adminitrasi keuangan sangat efektif, akuntabel, transparan dan efisien
Memiliki kelas atlet sebagai unit layanan khusus
Upaya dalam mengelola sistem informasi melalui mading, bluetin, web sekolah, rapat komite dan orangtua, forum rapat dewan guru, dan melalui osis
mengarahkan pengelolaan administrasi keuangan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel
Home visit sebagai salah satu unit layanan khusus
41
Dengan pengelolaan sekolah yang baik, maka seluruh kegiatan yang ada disekolah akan berjalan dengan baik pula. Seorang kepala sekolah dituntut mampu memimpin dan mengelola sekolah. Tugas kepala sekolah dalam mengelola sekolah yaitu harus mampu mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimal. Usaha yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah dengan pelatihan guru dan staff melalui IHT (In
House Training), yaitu suatu pelatihan yang
diselenggarakan oleh sekolah dengan menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri,
menentukan peserta dan mendatangkan Trainer
sendiri. Usaha lainnya yaitu melalui pengiriman diklat, seminar, workshop, dan penataran.
Setelah guru dan staff pelatihan diklat, mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diklat tersebut kepada teman-teman melalui IHT. Di mana kepala sekolah bekerjasama dengan pengawas sekolah untuk reviewnya. Kepala sekolah juga berusaha mendatangkan narasumber dari luar dalam IHT.
Untuk meningkatkan mutu SDM secara
42
menempatkan peserta didik sesuai dengan
kebutuhannya.
Kepala sekolah menempatkan dan mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhannya melalui kelas unggulan dan kelas pembinaan. Kelas unggulan dikhususkan untuk anak yang memiliki kecerdasaan khusus. Kelas pembinaan dimaksudkan agar guru yang mengajar kelas tersebut memiliki kreativitas dalam mengajar dan memperlakukan anak berbeda dengan kelas unggulan.
Adanya kelas unggulan diharapkan peserta didik agar lebih rajin belajar dan termotivasi masuk dalam kelas tersebut. Dari hasil dokumentasi
diperoleh sebagaian sekolah memiliki kelas
unggulan. Selain kelas unggulan kepala sekolah memiliki program pengembangan potensi diri dan prestasi peserta didik melalui ekstrakulikuler sekolah. Dengan tujuan agar setiap siswa memiliki wadah untuk mengembangkan bakat masing-masing sesuai dengan potensinya. Bahkan ada sekolah yang memiliki kelas atlet sebagai kelas khusus pengembangan peserta didik.
Tugas berikutnya kepala sekolah dalam
43
sarana dan prasarana yang tidak memadai. Berdasarkan hasil observasi sarana yang tidak memadai adalah tempat parkir, toilet, lapangan olahraga, aula, laboratorium komputer dan kantin.
Sekolah kami memang terbatas ruangan, untuk aula kami memanfaatkan kelas. Untuk lapangan olaharaga kami memanfaatkan lapangan yang ada disekitar sekolah. Jika lapangan upacara tidak dipergunakan biasanya kami manfaatkan untuk parkir. Usaha kepala sekolah dalam merehab toilet sudah dilakukan, namun terkendala dengan dana.
Berbagai usaha kepala sekolah dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana dilakukan. Setiap sekolah memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Faktor utama yang menjadi
kendala dalam memanfaatkan sarana prasarana ialah pada pendanaan, sekolah yang saat ini tidak boleh memungut biaya sangat kesulitan dalam melengkapi sarana prasarana sekolah. Sementara itu berbagai tuntutan pengembangan sekolah harus dilaksanakan.
44
Dengan adanya kerjasama dengan pihak luar sekolah menghasilkan banyak manfaat untuk sekolah. Berbagai sarana prasarana sekolah juga dimanfaatkan sebagai unit layanan khusus. Unit
layanan khusus digunakan sekolah dalam
mendukung proses KBM.
...unit layanan khusus yang berbeda dengan sekolah lainnya yaitu ruang dokumen abadi. Ruang tersebut digunakan untuk menyimpan data-data alumi siswa (fotocopy ijazah). Ruangan tersebut didesain sebaik mungkin agar tidak merusak dokumen yang ada didalamnya.
...unggulan unit layanan khusus sekolah kami yaitu adanya perawat khusus di UKS. Perawat khusus tersebut adalah pekerja tambahan yang ditugaskan di UKS dengan lulusan perawat.
Tugas lainnya kepala sekolah dalam mengelola sekolah yaitu mengelola sistem informasi sekolah. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengelola sistem informasi antara lain melalui web sekolah, rapat wali murid, surat edaran dan mading.
Usaha-usaha kepala sekolah dalam mengelola sistem informasi yaitu dengan web sekolah, FB sekolah (grup FB inntern khusus guru dan staff), mading guru dan sms berantai.Sms berantai digunakan guru dan staff ketika ada informasi mendadak dan pada kondisi libur kerja.
45
hasil observasi pada beberapa sekolah web sekolah saat ini sudah tidak terupdate, bahkan ada pula websitenya yang sudah hilang. Pada hal saat ini sistem informasi yang paling populer dan mudah diterima masyarakat adalah melalui website.
C.
Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja tiga kepala SMP Negeri Salatiga tahun 2014
berdasarkan tujuah aspek manajerial. Hasil
evaluasi akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi dalam memperbaiki atau meningkatkan kinerja kepala sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pengertian evaluasi (Hikmat, 2009), yaitu penilaian semua kegiatan untuk menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian
berikutnya. Penelitian dimulai dari proses
mengumpulkan data, menilai, kdan
menyimpulkannya. Berbagai latar belakang dan kemungkinan yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang akan menentukan bahwa kinerja kepala sekolah masuk dalam kategori mampu, kurang mampu, atau tidak mampu.
Evaluasi kinerja merupakan suatu proses penilaian dan pengukuran yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan, guna membantu pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia. Dalam penelitian ini standar kinerja
46
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Pada
penelitian-penelitian sebelumnya, kemampuan
manajerial kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Namun, masih terdapat pula manajerial kepala sekolah yang tidak dapat meningkatkan kinerja guru. Oleh sebab itu,
evaluasi kinerja manajerial dilakukan guna
mengidentifikasi indikator-indikator kinerja kepala sekolah.
Komponen pertama evaluasi kinerja kepala sekolah adalah penilaian kemampuan kompetensi yang dimiliki dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan hasil analisis di atas kompetensi manajerial kepala sekolah berada pada kategori baik. Seluruh kompetensi kepala sekolah telah diaplikasikan dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah mampu menyusun perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi sekolah, memimpin sekolah, mengevaluasi sekolah, dan menciptakan budaya iklim kondusif. Hal tersebut mendukung hasil penelitian Sugeng (2012) yang menyimpulkan, bahwa kompetensi manajerial kapala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru.
Kompenen kedua evaluasi kinerja kepala
sekolah adalah penilaian terhadap prosedur
47
kepala sekolah dapat menyusun perencanaan sekolah tepat pada waktunya. Sedangkan tugas kepala sekolah dalam mengembangkan organisasi
sekolah kepala sekolah belum menempatkan
personalia sesuai dengan kemampuannya. Tetapi kepala sekolah tetap mengembangkan pelaksanaan tupoksi setiap unit kerja.
Menurut Wahjosumidjo (2003), kepala sekolah adalah tenaga fungsional yang diberi tugas untuk memimpin penyelenggaraan suatu sekolah. Kepala sekolah harus mampu memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal. Usaha yang dilakukan kepala sekolah yaitu
berkomunikasi, memberi pengarahan dan
memotivasi guru dan staff, serta membangun kerjasama tim di sekolah dengan pihak dalam maupun luar dalam memajukan sekolah. Kepala sekolah juga mengkomunikasikan visi dan misi sekolah melalui upacara, pembinaan dan papan visi misi yang dipasang di setiap sudut sekolah.
Tugas kepala sekolah dalam menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif dimulai dari penataan lingkungan fisik sekolah. Lingkungan sekolah yang nyaman, bersih dan indah banyak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dengan adanya budaya salam dan iklim kerja yang harmonis kepala sekolah menumbuhkan budaya kerja yang efektif, efisien, kreatif dan berpusat pada pelayanan prima.
Dalam memonitoring dan mengevaluasi
48
melalui pembinaan rutin setiap seminggu sekali. Teknologi CCTV juga dimanfaatkan kepala sekolah dalam memonitoring sekolah. Jika terdapat hasil monitoring yang tidak diinginkan kepala sekolah langsung mengevaluasinya. Hasil evaluasi kepala sekolah disampaikan secara lisan pada saat
pembinaan. Namun, belum semua sekolah
memanfaatkan CCTV. Kepala sekolah masih kurang
cekatan dalam memanfaatkan perkembangan
teknologi yang semakin maju.
Tugas manajerial kepala sekolah dalam
mengelola sekolah antara lain adalah mengelola guru dan staff serta peserta didik. Usaha kepala sekolah dalam mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan mutu SDM secara optimal yaitu melalui IHT, pengiriman diklat, seminar,
workshop, dan penataran. Sedangkan dalam
mengelola peserta didik adalah menciptakan kelas unggulan dan program pengembangan potensi diri melalui ekstrakurikuler sekolah. Dengan adanya kelas unggulan diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
49
secara optimal. Kepala sekolah masih menggunakan cara tradisional dalam menyebarkan informasi sekolah.
Berdasarkan uraian di atas diperoleh bahwa, kemampuan kepala sekolah secara maksimal berada pada aspek menyusun perencanaan sekolah, menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif,
serta dalam memonitoring dan mengevaluasi