• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pragmatik Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pragmatik Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan suatu hasil karya manusia baik lisan maupun

tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai

estetik (keindahan bahasa) yang dominan. Karya sastra merupakan ungkapan

pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat,

keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

pesona denganalat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan.

(http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra).

Menurut Rokhmansyah (2014:11) karya sastra adalah karya seni yang

bermedia atau berbahan utama bahasa. Hal tersebut berarti bahasa merupakan

suatu unsur yang tidak dapat dikesampingkan. Tanpa ada bahasa tidak akan terjadi

sebuah peristiwa sastra. Bahasa dalam karya sastra dijadikan sebagai piranti

untuk merefleksikan nilai dan jati diri penulisnya sekaligus mempresentasikan

identitas budaya masyarakat yang tinggal disekitarnya. Sastra dilihat dari

kebudayaan yang diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan

gagasannya yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Adapun manfaat sastra

pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat

pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisah-kisah dan

(2)

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya

(Semi, 1993:8). Karena sastra bukan seni bahasa belaka, melainkan suatu

kecakapan dalam menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra.

Bahasa merupakan media yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, sastra dapat diungkapkan melalui banyak

cara. Dalam dunia kesusastraan, karya sastra dapat dibedakan dalam bentuk dan

jenis yang berbeda-beda misalnya drama, puisi, roman, novel dan sebagainya.

Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif;

biasanya dalam bentuk cerita. Novel merupakan karangan prosa yang panjang

mengandung rangkaian cerita kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (http://kbbi.web.id/novel).

Menurut Badudu dan Zain dalam Aziez dan Abdul (2010:2) menjelaskan

bahwa novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang

menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan

sehari-hari tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwa para

tokoh.

Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang

apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religius dan hal yang

lainnya. Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu

karya sastra. Tak sedikit juga novel memberikan pengaruh buruk kepada pembaca

(3)

itu sendiri. Novel menjadi karya sastra yang paling banyak dicari karena selain

menjadi media hiburan juga terdapat nilai-nilai kebaikan.

Berdasarkan konsep novel diatas, novel dapat menggambarkan realitas

kehidupan manusia yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan dapat

memberikan nilai positif dan manfaat kepada pembaca. Dalam hal ini banyak

novel Jepang yang memberikan nilai pendidikan maupun moral yang baik, salah

satunya adalah Novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto.

Novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto ini memberikan nilai

pendidikan yang baik untuk para pembacanya. Tokoh utama dalam novel ini

digambarkan sebagaisosok yang tegar, bisa menenangkan diri ketika ada masalah

dengan caranya sendiri. Nilai pragmatik dalam novel ini terlihat jelas dari

penggambaran tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lainnya. Beberapa nilai

pragmatik yang penulis temukan saat membaca novel “Kitchen”berulang kali

adalah nilai ketegaran, kesabaran, kepeduliaan, kasih sayang dan kesetiaan yang

ditunjukkan oleh tokoh utama Mikage dan Yuichi yang tidak pernah hilang.

Saling mencintai dan memahami membuat hubungan percintaan mereka kuat dan

tidak goyah.

Kasih sayang dan kepedulian antara Mikage dan Yuichi yang diungkapkan

oleh Banana Yoshimoto dalam novel “Kitchen” dimulai sebelum menjalin

hubungan percintaan dan saat menjalin hubungan percintaan.

Novel ini menceritakan tentang Mikage Sakurai yang berjuang menutupi

perasaan kehilangan setelah kerabat satu-satunya yang tersisa, yaitu neneknya,

(4)

ibunya untuk mengajak Mikage tinggal bersama mereka selama gadis itu belum

menemukan apartemen baru. Saat tinggal di keluarga Tanabe inilah, Mikage

menyadari betapa sebuah keluarga adalah anugerah. Tak selalu indah, namun

patut disyukuri.

Keharmonisan hidup Mikage, Yuichi, dan Eriko tak berlangsung lama.

Pada bab kedua diceritakan bahwa Eriko dibunuh. Berita ini tentu saja

mengacaukan perasaan Mikage, terlebih Yuichi sebagai seorang anak. Pada titik

itulah hubungan keduanya diuji. Perlahan masing-masing mulai menyadari bahwa

mereka punya perasaan lain selain perasaan bahwa selama ini mereka adalah

keluarga. Ketika hati tak lagi mampu berbohong, keputusan terbaik harus segera

dibuat. Novel ini Sangat menginspirasi, bahwa dalam hidup dibutuhkan

perjuangan dan kedewasaan dalam menentukan sikap. Nilai-nilai yang

memberikan pendidikan dan termasuk dalam nilai Konfusionisme di Jepang yang

terdapat dalam novel ini adalah kasih sayang dan kesetiaan.

Dalam novel ini terdapat nilai pragmatik mengenai ketegaran, kesabaran,

kepeduliaan dan kasih sayang sebelum menjalani hubungan percintaan dan saat

menjalani hubungan percintaan yang berupa kasih sayang yang semakin kuat dan

tidak pernah pudar. Hal itu terlihat dalam cuplikan-cuplikan yang penulis analisis

dalam skripsi ini. Nilai yang bermanfaat dan mendidik yang penulis dapatkan

tentang ketegaran, kesabaran, kepeduliaan, kasih sayang dan kesetiaan ini sudi

kiranya dicontoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketegaran,

kesabaran, kepedulian, kasih sayang dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh tokoh

Mikage, Yuichi dan Erikodalam menjalani hubungan percintaan sangat jarang

(5)

Konfusionisme yang mengajarkan tentang akhlak dan moral dalam

kehidupan dapat dicerminkan dalam kehidupan percintaan masyarakat di Jepang.

Hal inilah yang membuat penulis merasa ketegaran, kesabaran, kepedulian,

kesetiaan, kasih sayang dan kesetiaan tokoh Mikage, Yuichi dan Eriko harus

ditiru oleh masyarakat zaman sekarang untuk menambah wawasan dalam

hubungan percintaan.

Uraian di atas melatarbelakangi penulis untuk menganalisis nilai-nilai

pragmatik yang dapat dijadikan pembelajaran oleh pembacanya dalam kehidupan

sehari-hari yang terkandung dalam novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto

melalui tokoh Mikage, Yuichi dan Eriko. Penulis akan menganalisis secara

mendalam nilai-nilai pragmatik tersebut dan menyajikannya dalam skripsi dengan

judul: ANALISIS PRAGMATIK DALAM NOVEL “KITCHEN” KARYA

BANANA YOSHIMOTO.

1.2 Perumusan Masalah

Novel “ Kitchen” karya Banana Yoshimoto ini menceritakan bagaimana

seseorang bisa menjalani hidup meski mendapatkan diskriminasi sosial,

menceritakan bagaimana kesungguhan dan ketegaran hidup seorang anak yang

sebatang kara. Novel ini memberikan nilai pendidikan yang bermanfaat untuk

para pembacanya.

Mikage adalah anak yang sebatang kara yang harus tetap melanjutkan

hidup walaupun kesedihan sering menghadang. Kemudian untuk beberapa hari

Mikage tinggal bersama keluarga Tanabe yang adalah seseorang yang belum

(6)

sedikit merasa tenang karena mendapatkan kehangatan dari Eriko dan Yuichi. hal

ini juga membuat perasaan kagum Mikage kepada Yuichi semakin terlihat melalui

perhatian Yuichi kepada Mikage dengan berbagai hal yang Yuichi lakukan mulai

dari membuatkan kartu nama, memberi tumpangan tempat tinggal

sementara.Selain kepedulian, kesabaran Mikage dan Yuichi juga sering diuji

dengan berbagai masalah yang ada seperti gosip kumpul kebo dari kampus ,

kecemburuan mantan pacar Yuichi, kematian Eriko dan lain sebagainya.

Nilai-nilai yang memberikan pendidikan dan termasuk ke dalam Nilai-nilai Konfusionisme di

Jepang dalam novel ini adalah kasih sayang dan kesetiaan.

Berdasarkan hal tersebut dan berkaitan dengan pendekatan pragmatik yang

digunakan dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan permasalahan

penelitian ini dalam bentuk pertanyaan berikut :

1. Nilai pragmatik apa sajakah yang terkandung dalam novel “Kitchen”?

2. Nilai Konfusionisme apa sajakah yang diungkapkan pengarang melalui

tokoh utama dan tokoh pendukung dalamnovel “Kitchen” ini yang dapat

dijadikan cerminan bagi pembaca?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Pembatasan masalah diperlukan dalam setiap penelitian agar topik

pembahasan lebih jelas dan tidak meluas keluar dari pembahasan yang

seharusnya. Sehingga pokok permasalahan yang dibahas menjadi lebih jelas dan

(7)

Pada penelitian ini penulis membatasi permasalahan hanya pada hal yang

berkaitan dengan nilai pragmatik dannilai konfusionisme yang diungkapkan

pengarang melalui tokoh utama dan tokoh pendukung dalam novel “Kitchen”

karya Banana Yoshimoto.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud

nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara

pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan

cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh

tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal

diantaranya metode, munculnya proses kreatif dalam mengekspresikan apa yang

ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan.

Sastra sebagai hasil pekerjaan seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas

dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia

erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari

persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya,

kemudian dengan adanya imajinasi yang tinggi dari seorang pengarang tinggal

menuangkan masalah-masalah yang ada disekitarnya menjadi sebuah karya sastra.

Dalam karya sastra ada yang bersifat fiksi dan non fiksi misalnya puisi, roman,

drama, novel dan lain sebagainya.

Suharianto (1982:27) mengemukakan bahwa novel merupakan karya

(8)

dalam wujud paragraf-paragraf yang membentuk kesatuan yang disebut cerita.

Novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana

kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan

nasib tokohnya. Seperti disaat kita membaca novel “Kitchen”ini pembaca bisa

merasakan nilai-nilai yang dapat menjadi cerminan.

Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang memandang karya

sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.

Pendapat Horatius yang ditulis dalam bukunya Ars Poetica pada tahun 14 SM

menyatakan bahwa tolok ukur sastra ialah utile ‘ bermanfaat’ dan dulce ‘nikmat’.

selain itu, ia pun sekaligus mengungkapkan pendekatan sastra yang

menitikberatkan pada peran pembaca (pendekatan pragmatik) dalam pendekatan

teori barat, sering dipermasalahkan urutan utile dan dulce itu, mana yang harus

didahulukan, ‘bermanfaat’ dahulu baru ‘nikmat’ atau justru sebaliknya ‘nikmat’

dulu baru ‘bermanfaat’ masalah antara pendekatan moralitas (manfaat) dan estetik

(nikmat), namun hal ini lebih tepat disebut perbedaan dalam tekanan (estetik baru

tersendiri pada zaman romantik didunia barat). Dalam rangka penelitian sastra,

ada penerapan model pendekatan (teori kritik tertentu) yang dapat diterapkan dan

penerapan model itu sesuai dengan konsep serta tata kerjanya masing-masing.

Menurut Abrams dalam Siswanto (2008:79) terdapat empat kajian sastra

yaitu:

1. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajian terhadap hubungan karya

(9)

2. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada peranan pembaca dalam

menerima, memahami, dan menghayati karya sastra disebut pendekatan

pragmatik.

3. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada karya sastra disebut

pendekatan objektif.

4. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada ekspresi

perasaan atau tempramen penulis disebut pendekatan ekspresif.

Berdasarkan kajian yang diutarakan oleh Abrams dalam Siswanto ada 4

pendekatan. Jadi penulis menggunakan kajian nomor 2 yaitu pendekatan

pragmatik untuk menganalisis novel “Kitchen”.

2. Kerangka Teori

Dalam meneliti suatu karya sastra dibutuhkan suatu pendekatan yang

berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya tersebut. Dalam

penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan pendekatan pragmatik sastra dan

pendekatan semiotik, konsep moral dan nilai konfusionisme. Pendekatan

pragmatik sastra yang digunakan penulis sebagai landasan teori dalam

menganalisis novel "Kitchen" adalah pendekatan pragmatik yang dikemukakan

oleh Pradopo. Menurut Pradopo dalam Wiyatmi (2006: 85), pendekatan

pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana

menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut

(10)

Pendekatan pragmatik mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan

fungsinya untuk memberikan pendidikan (ajaran) moral, agama maupun fungsi

sosial lainnya. Semakin banyak nilai pendidikan moral dan agama yang terdapat

dalam karya sastra dan berguna bagi pembacanya, maka akan semakin tinggi nilai

dari karya tersebut. Penggunaan teori pragmatik dalam penganalisisan karya sastra

dapat membantu menentukan apa saja fungsi karya sastra dalam kehidupan

masyarakat, bagaimana penyebaran dan perluasan karya sastra tersebut, serta

manfaat yang dihasilkan oleh karya sastra dalam tatanan kehidupan masyrakat.

Moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran

tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan

tertentu. Menurut Suseno (1987:19 ) kata moral selalu mengacu pada baik dan

buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Moral adalah suatu pengukur apa

yang baik dan apa yang buruk dalam kehidupan suatu masyarakat.

Moral dalam sastra merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya

sastra, makna yang disarankan lewat sastra. Melalui cerita, sikap dan tingkah laku

tokoh -tokoh, pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang

disampaikan. Moral dalam cerita menurut Kenny dalam Nurgiyantoro(1995:322)

sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat

praktis, yang dapat diambil (ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan dengan

pembaca yang sengaja diberikan pengarang tentang berbagai hal yang

berhubungan dengan masalah kehidupan seperti sikap, tingkah laku dan sopan

(11)

Untuk menganalisis nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Kitchen”

penulis menggunakan teori dari Abrams dalam Jabrohim (1981:67) pendekatan

pragmatik sastra adalah model pendekatan yang melihat karya sastra berdasarkan

sudut pandang pembaca. Pendekatan pragmatik sastra memandang karya sastra

sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti

tujuan pendidikan, moral, agama, atau tujuan pendidikan lainnya. Semakin

banyak nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang diberikan kepada pembaca, maka

semakin baik karya sastra tersebut.

Untuk menganalisis tentang nilai kasih sayang dan kesetiaan yang terdapat

dalam novel “Kitchen” , penulis juga menggunakan konsep ajaran konfusianisme,

menurut Analects atau disebut juga kitab Lun Yu (Saputra: 2002), Berikut

nilai-nilai ajaran dari Konfusius, yaitu :

1. Ren (Cinta kasih/kasih sayang)

Menurut konfusius manusia yang bermartabat adalah manusia yang

memiliki “Ren”. Konsep Ren merupakan pusat kualitas moral manusia, intisari

dari cinta terhadap sesama, perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, halus

budipekerti, dan kasih sayang. Cinta kasih itu adalah mengendalikan diri pulang

kepada kesusilaan dan tergantung kepada usaha diri sendiri. Seseorang yang

berperi cinta kasih rela menderita lebih dahulu dan membelakangkan keuntungan.

Seseorang yang berperi cinta kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang

lain pun tegak; ingin maju maka berusaha orang lain pun maju. Sikap saling

mengasihi mendasari seseorang yang memiliki Ren pastilah mempunyai

(12)

mengetahui apa yang tidak diinginkan oleh orang lain karena ia lebih dahulu

mengetahui hal apa yang tidak diinginkan terjadi pada dirinya. Ren adalah

kesanggupan untuk mencapai lima hal di dunia, yaitu hormat, lapang hati, dapat

dipercaya, cekatan, murah hati.

2. Zhong Shu (Setia & Tepa sarira)

Zhong ( 忠 ) terdiri dari huruf ( 中 ) yang berarti tengah, tepat dan juga

bisa berarti perwujudan. Sedangkan ( 心 ) berarti hati, tembusan, sesuai, berlandas

pada hati nurani/ sanu bari. Orang yang berperilaku setia adalah orang yang

memiliki hati tepat di tengah atau hati yang terletak ditempat semestinya. Maka

Zhong artinya perilaku yang tepat, berlandaskan suara hati nurani dengan

mewujudkan dalam segala tindakan. Zhong bertindak sesuai dengan cinta dan

kebaikan, tanpa pamrih dan dengan tulus. Setia kepada seseorang berarti selalu

membimbingnya. Zhong juga berarti kepatuhan/ketaatan kesetian terhadap

Tuhan, atasan, teman, kerabat, negara. Sedangkan Shu ( 恕) terdiri dari ( 如 )

yang berarti seperti/sama/serupa/menurut dengan ( 心 ) hati nurani/sanu bari. Shu

berdimensi larangan (negatif): jangan melakukan sesuatu kepada orang lain kalau

anda tidak mau orang lain melakukan hal itu terhadap anda. Shu merupakan

tindakan bagaimana mengaktualisasikan Ren sebagai cinta. Perikemanusiaan

mengutamakan sikap tenggang rasa. Jadi Shu artinya sebagai perbuatan tenggang

rasa yang disesuaikan dengan suara hati nurani/ sanu bari. Maka seorang yang

sudah kehilangan hatinya tentu sudah kehilangan kemampuannya untuk tenggang

rasa. Manusia harus melihat dirinya agar dapat mengerti orang lain dan

(13)

tulus menghormati orang lain. Prinsip Zhong-shu sekaligus merupakan prinsip

Ren, sehingga pengalaman Zhong-shu berarti mengamalkan Ren yang

mengakibatkan pelaksanaan tanggungjawab serta kewajiban seseorang dalam

masyarakat.

Dalam ajaran Konfusianisme yang sudah dijelaskan diatas, banyak

terdapat nilai-nilai moral yang menjadi pedoman bagi masyarakat Jepang dahulu

sampai sekarang. Sosial masyarakat Jepang yang sudah lekat dengan nilai ajaran

konfusius ini hingga sekarang dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari mereka.

Untuk menganalisis novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto ini penulis

menggunakan ajaran Konfusius sesuai dengan nilai yang akan penulis analisis

yaitu mengenai nilai kesetiaan dan kasih sayang yang juga terdapat dalam

konfusianisme berupa Ren (Cinta kasih/Kasih Sayang) dan Zhong (Setia).

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/51921/4/Chapter%20II.pdf)

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis merangkum tujuan

dari penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui nilai pragmatik yang terdapat dalam novel "Kitchen"

karya Banana Yoshimoto.

2. Untuk menambah pengetahuan mengenai nilai Konfusionisme yang

diungkapkan pengarang melalui tokoh utama dan tokoh pendukung dalam novel

(14)

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai pragmatik

yang terdapat dalam novel "Kitchen" yang berguna bagi pembaca.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasanmengenai nilai

Konfusionisme yang diungkapkan pengarang melalui tokoh utama dalam novel

“Kitchen” yang berguna dalam hal menyikapi dan menetukan pilihan hidup, serta

bertindak yang benar jika keadaan yang dialami oleh tokoh utama dan pendukung

dalam novel ini dialami juga oleh pembaca .

3. Metode Penelitian

Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah metode penelitian

sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Metode adalah langkah atau

cara yang tersusun untuk melakukan sesuatu. Metode penelitian yang digunakan

penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Ratna (2004:53) metode deskriptif merupakan suatu metode yang

dilakukan dengan cara mendeskripsikan dengan maksud untuk menemukan

unsur-unsurnya, kemudian dianalisis bahkan juga diperbandingkan.

Penulis juga menggunakan metode studi kepustakaan. Dalam

mengumpulkan data-data yang berguna untuk mendukung teori, penulis

mengambil dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.

Sumber-sumber kepustakaan tersebut dapat berSumber-sumber dari buku-buku, hasil-hasil

(15)

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan

objek penelitian.

2. Membaca novel “Kitchen” yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa

indonesia oleh Dewi Anggraeni.

3. Mencari, mengumpulkan, menganalisis dan mendeskripsikan nilai pragmatik

yang/terdapat dalam novel “Kitchen”.

Referensi

Dokumen terkait

kesetiaan dan kasih sayang yang diungkapkan dalam novel “Hidamari no Kanojo”, sehingga akhirnya penulis memilih judul dalam skripsi ini yaitu “Analisis Pragmatik

Untuk dapat mengetahui nilai pragmatik pendidikan yang terdapat dalam novel “Oda Nobunaga sang penakluk dari owari edisi 1”, maka penulis melakukan penganalisisan terhadap

Nilai pragmatik apa saja yang terkandung dalam novel “Nijushi no Hitomi” karya

Pada skrpsi ini, penulis memfokuskan pembahasanya mengenail nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “ Senandung Ombak” Karya Yukio Mishima dengan cara

Penulis menggunakan pendekatan kritik sastra feminisme untuk menganalisis pokok- pokok pikiran feminisme yang terdapat dalam novel “Mawar Jepang” karya Rei Kimura.. Kritik

Penulis akan mengambil cuplikan teks percakapan Ichiyo dengan tokoh-tokoh lain di dalam novel yang mengandung nilai-nilai pragmatik sastra yang disampaikan oleh

Sementara, gaya bahasa kiasan perspektif stilistika pragmatik, peneliti akan mengkaji makna gaya bahasa kiasan dari tuturan tertentu yang terdapat di dalam novel

Teman-teman Sastra Jepang S’11 juga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberi banyak bantuan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi