Pengertian, Dasar,
Rukun dan Syarat
Wakaf
Nama Kelompok :
- Hindun Niyatus Sa’adah I000132005
- Lucy Ariyani I000132010
Pengertian Wakaf
• Menurut Etimologi :
Wakaf di ambil dari kata Waqafa yang menurut bahasa berarti menahan atau berhenti, kata waqafa semakna dengan kata habasa-yahbisu-tahbisan yang bermakna terhalang untuk menggunakan, kata al-waqf adalah
bentuk masdar dari ungkapan waqfual-syai’ yang berarti menahan sesuatu. Dalam hukum islam, waqaf berarti
menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga waqaf), baik
• Menurut Terminologi
- Imam Nawawi
adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tetapi bukan untuk dirinyam
sementara benda itu tetap ada padanya dan digunakan manfaatnya untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Abu Hanifah
Waqaf adalah penahanan pokok sesuatu harta dalam tangan pemilikan waqaf dan
penggunaan hasil barang itu, yang dapat di sebutkan ariah atau kommodate loan untuk tujuan-tujuan amal sholeh.
- Abu Yusuf dan Imam Muhammad
Waqaf adalah penahanan pokok suatu benda di bawah hukum benda Tuhan Yang Maha Esa, sehingga hak pemilikan dan waqif berakhir dan berpindah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk sesuatu tujuan yang hasilnya di pergunakan untuk manfaat makhlukNya.
- Maulana Muhammad Ali
• Imam Syarkhasi mengemukakan pendapatnya
mengenai Pengertian Wakaf yaitu menahan harta dari jangkauan kepemilikan orang lain.
• Menurut Syaikh Umairah dan Ibnu Hajar al-Haitami, Pengertian
Wakaf ialah menahan harta yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga
keutuhan harta tersebut, dengan memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya untuk hal yang dibolehkan.
• Menurut Kompilasi Hukum Islam, Pengertian Wakaf merupakan
perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam.
• Sementara dalam UU RI NO 41 Tahun 2004 Tentang waqaf di
sebutkan bahwa waqaf adalah perbuatan hukum waqif untuk
memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk di manfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu ssuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau
Dasar Waqaf
Ada beberapa dalil yang menjadi dasar dari waqaf : - QS Al-Hajj : 77
“ wahai orang2 yang beriman, rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung”
- QS Al-Imron : 92
“ kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan tentang hal itu sungguh Allah maha mengetahui”
- HR Bukhori Muslim
“ Bahwa umar mendapat tanah di negeri Caibar, lalu berkata ia kepada Rasulallah SAW : hai Rasul, apakah yang engkau perintahkan kepadaku mengenai tanah itu? Lalu, Rasul berkata : Kalo engkau mau dapat engkau tahan asalnya (pokoknya) dan engkau bersedekah dengan dia, maka bersedekahlah umar dengan tanah itu,
- HR An-Nasai dan Ibnu Majjah
“bahwa umar telah berkata kepada Nabi SAW :
sesungguhnya saya mempunyai 100 saham di Caibar belum pernah saya mempunyai harta yang lebih saya kasihi dari pada itu, sesungguhnya saya bermaksud
hendak menyedekahkannya, Jawab Nabi : Engkau tahan pokoknya (asalnya) dan sedekahkanlah buahnya”
- HR Muslim
“ dari Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Nabi
Syarat sahnya Waqaf :
- Waqaf berlaku selamanya dan terus-menerus artinya
tidak boleh di batasi dengan jangka waktu.
- Waqaf harus di lakukan secara tunai karena berwaqaf
berarti memindahkan hak milik pada waktu terjadi waqaf itu.
- Hendaklah waqaf itu di sebutkan dengan terang kepada
Rukun Waqaf
• Ada orang yang ber waqaf (wakif)
• Ada sesuatu atau harta yang akan di waqafkan
(maukuf)
• Ada tempat kemana di waqafkan harta itu (al-mauquf
alaih)
• Ada akad sebagai pernyataan serah terima harta waqaf