• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS ZAHROTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS ZAHROTU"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA SEDERHANA UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK KELAS

VIII MTs DARUL ISTIQOMAH JEPARA

PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK

GETARAN DAN GELOMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh:

ZAHROTUS SARIFAH NIM : 063611006

(2)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

ABSTRAK

Zahrotus Sarifah (NIM. 063611006).Penerapan Model Pembelajaran

TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII, MTs Darul Istiqomah, Jepara pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:1) Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII MTs Darul Istiqomah Jepara pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang ?. 2) Bagaimanakah Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII MTs Darul Istiqomah Jepara pada Mata pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang, setelah diterapkan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana?

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk meningkatkan penguasaan konsep Peserta Didik Kelas VIII, MTs Darul Istiqomah, Jepara pada Mata Pelajaran IPA materi pokok Getaran dan Gelombang. 2) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII MTs Darul Istiqomah Jepara pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang setelah diterapkan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelasVIII MTs Darul Istiqomah Jepara, pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010 dengan jumlah peserta didik sebanyak 42 orang. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap di setiap siklusnya, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Proses pembelajaran fisika dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran TPS (Think, Pair, Share). Indikator keberhasilan pada penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal.

(3)

diolah dengananalisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Berdasarkan pada hasil tes penguasaan konsep pada aspek kognitif peserta didik yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 24.7%. Ketuntasan belajarnya mengalami peningkatan sebesar 11.89%, yaitu dari 73.81% menjadi 85.7%, hal ini membuktikan bahwa peserta didik yang tuntas belajar mengalami peningkatan dari 31 peserta didik menjadi 36 peserta didik. 2) Hambatan pengunaan metode TPS yaitu sikap pasif peserta didik serta bergantung pada orang lain dalam proses pembelajaran dan keterbatasan fasilitas pembelajaran seperti sumber belajar dan alat peraga pembelajaran yang tersedia.

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 6 Oktober 2010

Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth. A.n. Zahrotus Sarifah Dekan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah saudara:

Nama : Zahrotus Sarifah NIM : 063611006

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII, MTs Darul Istiqomah, Jepara pada Mata Pelajaran IPA Materi

(4)

Dengan ini, saya mohon kiranya skripsi tersebut diatas dapat segera dimunaqosyahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom Drs. Wahyudi, M.Pd

NIP :197706222006042005 NIP : 196803141995031

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi Saudara : Zahrotus Sarifah NIM : 063611006

Jurusan : Tadris Fisika

Dengan Judul : Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII, MTs Darul Istiqomah, Jepara pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang.

Telah dimunaqosyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang pada tanggal :

15 Desember 2010

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata 1 (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah/Tadris Fisika.

(5)

Dewan Penguji

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Alis Asikin, M.A. Drs. Sugeng

Ristiyanto, M.Ag.

NIP :196907241999031002 NIP : 196508192003021001

Penguji I Penguji II

Andi Fadllan, S.Si, M.Sc. Lianah, M.Pd.

NIP :198009152005011006 NIP : 131914973000002000

Pembimbing I Pembimbing II

Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom Drs. Wahyudi, M.Pd

NIP :197706222006042005 NIP : 196803141995031

Motto

Ï%©!$#

t,n=y{

yìö7y™

;Nºuq»yJy™

$]%$t7ÏÛ

(

$¨B

3“t



s?

†Îû

È,ù=yzÇ`»uH÷q§



9$#

`ÏB

;Nâq»xÿs?

(

ÆìÅ_ö‘$$sù

uŽ|Çt7ø9$#

ö@yd

3“t



s?

`ÏB

9‘qäÜèùÇÌÈ

Artinya : “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS.Al-Mulk:3)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, peneliti persembahkan karya tulis sederhana ini kepada orang-orang yang telah berjasa dalam hidup peneliti.

(6)

2.

Kakak – kakak peneliti (Mas Muhlisin, Mas Mufarikin, Mas Mualimin, Mas Muhammad Aklif, Mbak Rahma Fortuna Wati, Mbak Bhakti Puji Astuti, Mbak Siti Rohimah, Mbak Nurul Azizah) tersayang, yang selalu setia menemani peneliti di saat suka dan duka serta memberikan dukungan sepenuhnya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3.

Adik peneliti (Akhmad Khoirul Imron) dan keponakan – keponakan peneliti (Kiki,

Adi, Shayla, Dhilla) tersayang, yang selalu setia menemani peneliti di saat suka dan duka serta memberikan dukungan sepenuhnya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Teman - teman peneliti TF’06 senasib seperjuangan di kampus hijau yang selalu

menemani peneliti dan membuat hidup peneliti lebih berwarna.

5. Teman - teman kost D3 (Mbak Mahda, Naim, Ni’mah dan Siti) yang turut memberi motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat peneliti (Anik, Sasya, Akyuni, Mbak Nartik) yang selalu memotivasi dan senantiasa menemani peneliti dalam pebuatan skripsi ini.

7. Dan semua teman yang tidak dapat peneliti sebutkan, thanks for all.

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.

Semarang, 16 Desember 2010 Deklarator,

Zahrotus Sarifah NIM. 063611006

(7)

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Suja’i M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2. Wenty Dwi Yuniarti, S. Pd, M. Kom, Wali studi selama penulis menuntut ilmu di

IAIN Walisongo Semarang dan sebagai pembimbing satu yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi.

3. Wahyudi, Drs, M. Pd, pembimbing dua yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah

membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran selama kuliah.

5. Suhaji, S. Ag, M. Pd, Kepala MTs Darul Istiqomah Jepara, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

6. Asmudi, S. Pd, selaku guru mata pelajaran fisika MTs Darul Istiqomah Jepara,

yang telah sabar memberikan pengarahan selama proses penelitian.

Semoga jasa – jasa mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Demi sempurnanya skripsi ini, saran dan kritik sangat peneliti harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa manfaat, amin.

DAFTAR ISI

HALAMAN

(8)

HALAMAN

(9)

2. PenguasaanKonsep...12

3. Alat Peraga Sederhana a. Pengertian Alat peraga... 13

b. Fungsi Alat Peraga... 14

c. Nilai Alat Peraga... 15

d. Jenis – jenis alat peraga... 16

e. Langkah – langkah Yang Harus Ditempuh Pada Waktu Menggunakan Alat Peraga……….16

f. Alat Peraga Sederhana Dalam Pembelajaran IPA Fisika...17

4. Getaran dan Gelombang a. Getaran 1) Pengertian getaran...………. 19

2) Getaran pada ayunan sederhan……… 20

3) Getaran pada pegas.………. 21

b. Gelombang 1) Pengertian gelombang....………. 22

2) Jenis – jenis gelombang...………... 23

3) Besaran gelombang....………. 24

4) Hubungan Antara Panjang Gelombang ( ), Frekuensi (f), dan Cepat Rambat Gelombang (v)………...……....25

B. Penelitian Yang Relevan... 26

C. Hipotesis Tindakan... 27

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek penelitian... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 29

C. Indikator Penelitian... 29

D. Metode penelitian... 29

E. Metode pengumpulan data... 33

F. Instrumen Penelitian... 34

G. Metode analisis data... 34

H. Indikator Keberhasilan... 36

(10)

A. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus... 38

2. Deskripsi Hasil penelitian a) Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 40

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 45

B. Pembahasan 1. Persiapan Penelitian... 49

2. Pembahasan Hasil Penelitian Pada Siklus I... 49

3. Pembahasan Hasil Penelitian Pada Siklus II... 52

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan... 56

B. Saran... 56

C. Penutup... 57

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. : Bandul dan pegas... 20

2. Gambar 2.2. : Ayunan sederhana... 21

3. Gambar 2.3. : Pegas... 22

4. Gambar 2.4. : Rapatan dan renggangang pada slinki………22

5. Gambar 2.5. : Slinki yang digetarkan………23

6. Gambar 2.6. : Gelombang Pada Tali……… 24

7. Gambar 2.7. : Gelombang pada slinki……….. 25

8. Gambar 3.1. : Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK)... 30

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1. : Tahapan pembelajaran kooperatif... 10

(11)

3. Tabel 4.2. : Hasil pengamatan pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didik

6. Tabel 4.5. : Hasil pengamatan pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didik

(12)

II... 56

DAFTAR LAMPIRAN

1. Sejarah sekolah

2. Struktur kepengurusan 3. Struktur organisasi

4. Denah MTs Darul Istiqomah Jepara

5. Daftar guru dan karyawan MTs Darul Istiqomah 6. Daftar nama subyek penelitian

7. Daftar nama kelompok siswa siklus I 8. Daftar nama kelompok siswa siklus II 9. Silabus getaran dan gelombang

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I 11. Lembar kerja kelompok siklus I

12. Lembar observasi aspek afektif siklus I 13. Kriteria penilaian aspek afektif siklus I

14. Lembar observasi aspek psikomotorik siklus I 15. Kriteria penilaian aspek psikomotorik siklus I 16. Lembar evaluasi siswa siklus I

17. Kunci jawaban lembar evaluasi siklus I

18. Daftar nilai dan analisis evaluasi hasil belajar Siklus I

19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II

20. Lembar kerja kelompok siklus II

21. Lembar observasi aspek afektif siklus II 22. Kriteria penilaian aspek afektif siklus II

23. Lembar observasi aspek psikomotorik siklus II 24. Kriteria penilaian aspek psikomotorik siklus II 25. Lembar evaluasi siswa siklus II

26. Kunci jawaban lembar evaluasi siklus II

27. Daftar nilai dan analisis evaluasi hasil belajar siklus II

(13)

30. Surat Penunjukan Pembimbing

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar menurut Hilgard yang dikutip dari Wina adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan ilmiah.[1] Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan mengajar adalah suatu yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua hal tersebut menyebabkan interaksi antar guru dan peserta didik, peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain pada saat proses belajar mengajar berlangsung.[2] Dalam Al Qur’an dijelaskan dalam surat Az Zumar ayat 9, yaitu

Artinya : Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az Zumar : 9)

(14)

Media diperoleh dari membeli alat yang di butuhkan atau dengan membuat alat peraga sederhana. Perancangan dan pembuatan alat peraga sederhana dapat di lakukan oleh guru dengan melibatkan peserta didik. Hal ini dapat membuat peserta didik lebih memahami materi yang di ajarkan dan juga untuk menambah ketertarikan peserta didik karena adanya rasa memiliki alat peraga yang telah di buat bersama. Tentunya, alat peraga sederhana dapat membantu sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan laboratorium, dengan adanya alat peraga sederhana yang di buat sendiri dapat menumbuhkan kreatifitas guru dan peserta didik.

MTs Darul Istiqomah Jepara, merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki keterbatasan laboratorium, sehingga proses belajar mengajar hanya berpusat pada guru, yaitu dengan metode ceramah. Keterbatasan laboratorium merupakan salah satu kendala dari kegiatan belajar mengajar, sementara itu dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan praktik langsung terutama pada materi getaran dan gelombang.

Untuk itu diperlukan adanya media pembelajaran (alat peraga sederhana), guna menjelaskan proses getaran dan gelombang dan hubungan antara periode dan frekuensi dan bagaimana cara memperoleh keduanya. Dengan menggunakan alat peraga yang terbuat dari bahan sederhana yang sering dijumpai dan tentunya dengan biaya murah, mudah di dapat, mudah dibuat, dan mudah digunakan. Dengan menggunakan alat peraga sederhana, dapat dilaksanakan pembelajaran tanpa mengeluarkan biaya yang mahal.

Selain itu, dapat juga menerapkan suatu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menarik bagi peserta didik. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan, juga perlu kesediaan berkorban secara materiil tetapi dengan memakai alat praktikum secara tepat, guru akan menanamkan kesan yang jauh lebih dalam, yang mungkin akan mempengaruhi seluruh kehidupan dari anak yang di didik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mencoba meneliti Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII, MTs Darul Istiqomah, Jepara pada Mata

Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang.

B. RUMUSAN MASALAH

(15)

1. Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang ?

2. Seberapa Jauh Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII, MTs Darul Istiqomah pada mata pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang, setelah diterapkan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) menggunakan Alat Peraga Sederhana?

C. PEMBATASAN MASALAH

Untuk lebih memudahkan pemahaman makna yang terkandung dan juga menghindari kerancuan dam pemahaman makna, maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan masalah, yaitu sebagai berikut :

a. Penerapan

Penerapan dalam penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran TPS pada materi getaran dan gelombang.

b. Model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share)

Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berfikir, secara berpasangan, dan saling berbagi dengan yang lain.[6]

c. Menggunakan

Menggunakan dalam penelitian ini adalah memakai alat peraga sederhana yang telah di sediakan dan berhubungan dengan materi getaran dan gelombang. d. Alat peraga

Alat peraga dalam penelitian ini adalah alat–alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.[7]

e. Sederhana

Sederhana dalam artian, alat peraga yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan bahan – bahan yang mudah dicari disekitar lingkungan, tidak mahal, dan bisa dimanfaatkan. Alat peraga getaran yaitu terbuat dari bambu, kayu bekas, dan tali. f. Penguasaan konsep

Penguasaan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian dan sebagainya.[8] Konsep adalah suatu rancangan yang dibuat untuk memberikan suatu gambaran atau penjelasan tentang suatu fakta–fakta, gejala–gejala berdasarkan kesamaan ciri–ciri dan dapat digeneralisasikan berdasarkan pengalaman–pengalaman yang relevan[9].

(16)

IPA adalah ilmu yang mempelajari benda–benda mati maupun benda – benda hidup yang berada di alam semesta, baik di bumi maupun di luar angkasa.[10]

h. Getaran dan gelombang

Getaran adalah gangguan yang geraknya terbatas disekitar titik setimbang. Gelombang adalah gangguan periodik dalam suatu medium atau ruang.[11] i. Standar Kompetensi

Memahami Konsep dan Penerapan Getaran, Gelombang, dan Optika dalam Produk Teknologi Sehari – Hari

j. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya.

D. PENEGASAN ISTILAH` yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat atau bahan disekitar lingkungan kita.[13]

3. Penguasaan Konsep

Kata “penguasaan” berasal dari kata “kuasa”, yang berarti mampu, atau kemampuan[14]. Menurut Piaget (dalam Aprilia : 2007), konsep merupakan suatu rancangan yang dibuat untuk memberikan suatu gambaran atau penjelasan tentang suatu fakta–fakta, gejala–gejala berdasarkan kesamaan ciri–ciri dan dapat digeneralisasikan berdasarkan pengalaman–pengalaman yang relevan[15]. Penguasaan konsep berarti kemampuan memberikan gambaran atau penjelasan tentang fakta–fakta dan gejala–gejala fisika berdasarkan kesamaan ciri–ciri dan pengalaman yang relevan.

4. IPA

IPA adalah ilmu yang mempelajari benda–benda mati maupun benda–benda hidup yang berada di alam semesta, baik di bumi maupun di luar angkasa.[16]

5. Getaran dan Gelombang

(17)

E. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini ialah

1.Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII MTs Darul Istiqomah Jepara pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang.

2. Untuk meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas VIII MTs Darul Istiqomah Jepara pada Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Getaran dan Gelombang setelah diterapkan Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) Menggunakan Alat Peraga Sederhana.

F. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh, sebagai berikut :

1. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan keterampilan peserta didik dan menambah pengetahuan bagi peserta didik.

2. Bagi guru dan peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk meningkatkan keterampilan memillih strategi yang bervariasi dalam memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada peserta didik.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi

(18)

Dalam buku Models of Teaching, dikatakan bahwa “in many classrooms, gender, and socioeconomic inequalities have to be dealt with directly, and students need to learn how to create equitable situation in which all of their peers...”.[1]

Artinya : “di dalam kelas, terdapat berbagai jenis kelamin dan ketidaksamaan dalam pembagian status ekonomi secara langsung, dan peserta didik belajar bagaimana menciptakan suasana kesamaan dalam semua teman sebayanya... ”

Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.[2] Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Terdapat enam langkah atau tahapan didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, langkah tersebut adalah [3]

(19)

Fase – 5

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas.

[4] Model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) berkembang dari penelitian pembelajaran kooperatif. Pertama kali di kembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Menurut Arends (1997) dalam Triyanto, menyatakan bahwa TPS (Think, Pair, Share) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi kelas.[5]

Adapun langkah – langkah model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) a. Berfikir (Think)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik meggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atas masalah yang diberikan.

b. Berpasangan (Pair)

Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus diidentifikasi.

c. Berbagi (Share)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan – pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan hasil diskusi masing – masing kelompok.

2 Penguasaan Konsep

Penguasaan adalah pemahaman dan kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan dan kepandaian untuk memecahkan masalah atau persoalan.

(20)

serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian.[8]

Untuk mempelajari suatu konsep, peserta didik harus mengalami berbagai situasi tertentu, yaitu dengan mengalaminya sendiri, sehingga peserta didik dapat menguasai konsep tersebut.[9]

Faktor – faktor yang mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep ada tiga, yaitu :[10]

a) Faktor Peserta Didik, yaitu tentang kemampuan dan cara peserta didik dalam

menguasai pokok bahasan getaran dan gelombang.

b) Faktor Guru, yaitu bagaimana cara guru membantu siswa dalam memahami pokok bahasan getaran dan gelombang yang diajarkan dan bagaimana guru mengimplementasikan rencana tindakan yang sudah disiapkan.

c) Faktor sumber belajar, yaitu apakah paket soal bervariasi yang dikembangkan

sudah sesuai dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran TPS dan meningkatkan penguasaan konsep getaran dan gelombang.

Untuk mengetahui keberhasilan dari penguasaan konsep, maka ada pengkategorian penguasaan konsep getaran dan gelombang pada masing – masing siklus menggunakan kriteria yang ditetapkan Depdikbud, yaitu :[11]

1 Tingkat penguasaan 0% - 34% = sangat rendah yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat atau bahan disekitar lingkungan kita.[12] Dalam Al Qur’an surat Az-Zuhruf ayat 32 dijelaskan bahwa :

óOèdr&

tbqßJÅ¡ø)tƒ

|MuH÷qu‘

y7În/u‘

4

ß`øtwU

$oYôJ|¡s

%

NæhuZ÷



t/öNåktJt±ŠÏè¨B

’Îû

Ío4quŠysø9$#

$u‹÷R‘‰

9$#

4

$uZ÷èsùu‘ur

öNåk|Õ÷èt/s-öqsù

<Ù÷èt/

;M»y_u‘yŠ

x‹Ï‚Gu‹Ïj9

NåkÝÕ÷èt/

$VÒ÷èt/

$wƒÌ



÷‚ß™

3

(21)

Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.(QS.Az-Zuhruf:32)

Selain telah dijelaskan didalam Al Qur’an, tentang penggunaan alat peraga juga dijelaskan dalam hadist riwayat Turmudzi yaitu

هللا لوسر نا هنع هللا ىضر ةم اما ىبا نعو

Artinya : Dari Abu Umamah ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda : ”Kelebihan oranng alim terhadap orang yang ahli ibadah (tetapi tidak alim), seperrti kelebihanku terhadap orang yang paling rendah di antara kalian. ”Kemudian Rasulullah saw meneruskan sabdanya : ”Sesungguhnya Allah, malaikat serta penghuni langit dan bumi sampai – sampai semut yang berada di sarangnya dan juga ikan, senantiasa memintakan rahmat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (HR. Turmudzi)[14]

b. Fungsi Alat Peraga situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.

3) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi.

Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

4) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata – mata alat hiburan,

(22)

5) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk

Menurut Nana Sudjana, penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai – nilai sebagai berikut :[16]

a. Peragaan ini dapat meletakkan dasar – dasar yang nyata untuk berfikir, oleh

karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.

b. Peragaan ini dapat memperbesar minat perhatian peserta didik untuk belajar.

c. Peragaan ini dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar.

d. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri pada setiap peserta didik.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.

f. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan

berbahasa.

a) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan suara.

b) Media visual, yaitu media yang mengandalkan penglihatan.

c) Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar.

2) Dilihat dari daya liputnya

a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan lunak.

b) Media yang mempunyai daya liput terbatas oleh ruang waktu dan tempat.

c) Media untuk pengajaran individual. 3) Dilihat dari bahan pembuatannya

(23)

b) Media yang komplek, yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh dan mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

e. Langkah – langkah yang harus ditempuh pada waktu menggunakan alat peraga

Ada enam langkah yang harus ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan alat peraga, yaitu :[18]

1) Menetapkan tujuan mengajar dengan menggunakan alat peraga

2) Persiapan guru, memilih dan mempersiapkan alat peraga yang dapat mencapai

tujuan pembelajaran.

3) Persiapan kelas, peserta didik dan guru harus mempunyai persiapan sebelum

menggunakan alat peraga sederhana. 4) Langkah penyajian dan peragaan, 5) Langkah kegiatan belajar mengajar.

6) Langkah evaluasi pelajaran dan percobaan.

f. Alat Peraga Sederhana Dalam Pembelajaran IPA Fisika

Dalam peragaan materi getaran dan gelombang menggunakan bandul sederhana dan tali gelang karet mainan.

1) Bandul sederhana

Bandul sederhana digunakan dalam percobaan getaran untuk mengetahui hubungan antara frekuensi, periode, dan amplitud. Getaran adalah gerak bolak-balik melalui titik setimbang. Satu getaran didefinisikan sebagai satu kali bergetar penuh, yaitu dari titik awal kembali ke titik tersebut.

Satu kali getaran adalah ketika benda bergerak dari titik 1-2-3-2-1 atau dari titik 2-3-2-1-2. Bandul tidak pernah melewati lebih dari titik 1 atau titik 3 karena titik tersebut merupakan simpangan terjauh. Simpangan terjauh itu disebut amplitudo. Di titik 1 atau titik 3 benda akan berhenti sesaat sebelum kembali bergerak. Jarak dari titik setimbang pada suatu saat disebut simpangan.

Bandul sederhana ini dibuat sendiri dengan menggunakan barang – barang yang mudah didapat dan berada disekitar lingkungan hidup. Bandul sederhana tersebut terdiri dari kayu dan bambu, tali, dan beban.

(24)

a) Bahan – bahan 1 Tali

2 Statif sederhana 3 Beban

b) Alat

1 Stopwatch 2 Penggaris

2) Tali gelang karet mainan

Pada saat menggetarkan tali gelang karet, gelombang akan merambat pada tali gelang karet ke arah tongkat. Tali gelang karet mainan digunakan dalam percobaan gelombang untuk mengetahui jenis – jenis gelombang dan arah rambat gelombang yang dihasilkan

Tali gelang karet mainan ini terbuat dari gelang karet yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari – hari dan digunakan untuk permainan oleh peserta didik. Bahan – bahan : Tali gelang karet mainan.

Gambar 2.2 Contoh gelombang pada tali

4 Getaran dan Gelombang

a. Getaran

1) Pengertian getaran

(25)

Gambar 2.3 Bandul Sederhana

Gambar 2.4 Pegas Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Frekuensi =

atau f = (Hz) dan T = (sekon)

2) Getaran Pada Ayunan Sederhana

Ayunan sederhana (bandul) atau pendulum sederhana terdiri dari sebuah benda kecil (bola) yang digantungkan diujung tali yang ringan.[19]

Gambar 2.5 Ayunan sederhana

(26)

dilakukan dalam waktu satu detik disebut Frekuensi. Frekuensi yang dihasilkan bandul disebut Frekuensi Alamiah. Frekuensi Alamiah adalah frekuensi yang ditimbulkan dari ayunan tanpa adanya pengaruh luar. The pendulum frequency does not depend on the mass, yaitu frekuensi ayunan tidak dipengaruhi oleh massa.[20]

3) Getaran Pada Pegas

Gambar 2.6 Pegas

Getaran pada pegas memiliki frekuensi alamiah sendiri. Waktu yang diperlukan oleh benda untuk bergerak dari titik A kembali lagi ke titik A lagi disebut satu perioda dimana besarnya tergantung pada massa beban dan konstanta gaya pegas. Semua pegas memiliki panjang alami dimana pada keadaan ini pegas tidak memberikan gaya pada massa, dan posisi massa di titik ini disebut dengan posisi setimbang.[21]

Gambar 2.7 Rapatan dan Renggangan pada Slinki 4) Besaran pada getaran:

1) Amplitudo

Amplitudo adalah besarnya simpangan terjauh terhadap titik keseimbangan dalam suatu getaran. Kuat lemahnya getarandipengaruhi oleh kuat lemahnya amplitudo, sehingga semakin besar amplitudo semakin kuat getaran yang dihasilkan. Amplitudo dapat dilambangkan dengan A.

2) Periode dan Frekuensi

(27)

siklus lengkap). Cepat rambatnya getaran dipengaruhi oleh frekuensi, sehingga semakin besar frekuensi maka semakin cepat getaran.

Gambar 2.8 Slinki yang digetarkan

Sehingga dapat ditulis sebagai berikut :

f = (Hz) atau (sekon) dan T = (sekon)

Keterangan :

f = Frekuensi (Hz) T = Periode (detik)

BD = Banyaknya waktu yang dibutuhkan BG = Banyaknya getaran

b. Gelombang

1) Pengertian gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Menurut kamus lengkap fisika,Gelombang adalah gangguan periodik dalam suatu mediumatau ruang. [22]Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lain.[23]

2) Jenis – jenis gelombang

a) Berdasarkan arah getarnya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :

1 Gelombang Tranversal

(28)

Gambar 2.9 Gelombang Pada Tali

2 Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambat gelombang. Bentuknya berupa rapatan dan renggangan. Adapun yang dimaksud dengan rapatan adalah daerah – daerah dimana kumparan – kumparan mendekat selama sesaat. Sedangkan renggangan adalah daerah – daerah dimana kumparan – kumparan menjauh selama sesaat.[25]Contohnya : gelombang suara/bunyi diudara, gelombang pada zat cair, gelombang slinki/spiral/pegas.

Gambar 2.10 Gelombang pada slinki

b) Berdasarkan mediumnya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu

1 Gelombang Mekanik

Gelombang mekanik adalah gelombang yang merambat menggunakan perantara. Contohnya : gelombang bunyi, gelombang pada tali, gelombang laut, slinki, dll.

2 Gelombang Elektromagnet

Gelombang electromagnet adalah gelombang yang ditimbulkan oleh getaran listrik atau medan magnet yang dapat merambat tanpa perantara. Contohnya : gelombang radio, gelombang televisi, sinar X, sinar matahari, dll.

3) Besaran gelombang

a) Panjang Gelombang ( )

Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh satu gelombang penuh (1 periode). Satuan panjang gelombang adalah meter, atau dapat diartikan sebagai jarak antara dua puncak dengan berurutan.[26]

b) Frekuensi Gelombang (f)

(29)

f = (Hz)

c) Periode Gelombang (T)

Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu gelombang. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

(sekon)

d) Amplitudo Gelombang (A)

Amplitudo gelombang adalah simpangan terjauh dari getaran/usikan gelombang. Menurut Giancoli, amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman lembah yang relatif terhadap keadaan setimbang.[27]

e) Cepat Rambat Gelombang (v)

Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam waktu satu detik. Satuan cepat rambat gelombang adalah m/s. Kecepatan gelombang bergantung pada sifat medium dimana ia merambat.

4) Hubungan Antara Panjang Gelombang ( ), Frekuensi (f), dan Cepat Rambat

Gelombang (v).

Sebuah puncak gelombang menempuh jarak satu panjanng gelombang ( ),

dalam satu periode (T). Dengan demikian kecepatan gelombang sama dengan v = /T, karena f = 1/T, maka v = x f. [28]atau dapat dirumuskan sebagai

berikut :

atau (meter)

Keterangan :

= Panjang gelombang (m)

v = Cepat rambat gelombang (ms )

f = Frekuensi gelombang (Hz) T = Periode (detik).

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Skripsi “ Peningkatan Hasil Belajar Sains dengan Menggunakan Alat Peraga

(30)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa SD N I sekaran kelas V. Semester I dengan menggunakan alat peraga sederhana. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Siklus I dan siklus II ada peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas V SD N I Sekaran Gunungpati Tahun Pelajaran 2005/2006. Hal ini terlihat dari nilai rata – rata hasil belajar siswa antara nilai ulangan, nilai siklus I, dan nilai siklus II. Walaupun pada siklus I belum mengalami ketuntasan belajar namun pada siklus II telah tercapai ketuntasan belajar secara klasikal.

2. Penelitian karya Endang Sulastri,. Peningkatan Pembelajaran Fisika Siswa SMP

dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think, Pair, Share (TPS) pada Konsep Getaran dan Gelombang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think, pair, share (TPS) pada konsep getaran dan gelombang. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diskusi think, pair, share selama siklus 1, 2, dan 3 mengalampeningkatan yaitu dari kategori sedang, baik menjadi baik sekali. Respon siswa selama 3 siklus 92% siswa senang terhadap komponen pembelajaran, 92% siswa berpendapat bahwa komponen materi pelajaran adalah baru. 86% siswa berminat untuk mengikuti model pembelajaran think, pair, share, tes hasil belajar secara persentase peningkatan diperoleh pada siklus I adalah 78%, siklus 2 adalah 85%, dan siklus 3 adalah 86%.

3. Skripsi “ Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Alat Peraga dan LKS Pada Materi Pokok Segiempat “ oleh Sri Wahyuni. Mahasiswa FMIPA UNNES.

(31)

baik, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan skor rata – rata menjadi 80,88%.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis berasal dari kata “Hypo” yang berarti dibawah dan “Thesa” yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai akhirnya terbukti melalui data yang terkumpul.[29] Dalam hal ini peneliti mengajukan hipotesis bahwa “terdapat peningkatan penguasaan konsep peserta didik dalam materi getaran dan gelombang melalui model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) menggunakan alat peraga sederhana.”

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBYEK PENELITIAN

Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Darul Istiqomah Jepara. Adapun yang diteliti dari dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep peserta didik dan kemampuan belajar dalam kelompok.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

a. Waktu penelitian : April – Mei 2010

b. Tempat penelitian : MTs Darul Istiqomah Jepara

C. INDIKATOR PENELITIAN

Indikator pembelajaran dalam penelitian, meliputi :

a. Peserta didik dapat memahami konsep getaran dan gelombang yang telah dipelajari.

b. Peserta didik dapat memperagakan alat peraga sederhana dalam kelompok kecil.

c. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah tentang getaran dan gelombang dengan cara berdiskusi.

D. METODE PENELITIAN

(32)

merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan.[1]

Ada beberapa model penelitian tindakan kelas (PTK) yang sampai saat ini masih digunakan dalam dunia pendidikan, diantaranya adalah model Kemmis dan Mc. Tagart yang terdiri dari beberapa siklus. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari 4 tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.[2]

Siklus I

Pen gam atan

/ Pen gum pula n Dat a II

Refleksi II Siklus II

Gambar 3.1

(33)

Adapun langkah – langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas pra siklus, siklus I, dan siklus II, yaitu

Siklus I ini terdiri atas :

1 Pra Siklus

Melakukan wawancara pada guru setempat mengenai beberapa hal, Yaitu : 1) Hasil belajar peserta didik

2) Kondisi peserta didik dalam proses belajar mengajar

3) Metode pembelajaran yang digunakan

4) Sarana laboratorium 5) Karakteristik peserta didik

2 Siklus I

Perencanaan

1) Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi, peneliti menyusun instrumen

penelitian, berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), dan evaluasi berupa soal.

2) Merancang dan mempersiapkan alat peraga sederhana yang terdiri dari kayu,

tali, dan batu serta tali karet mainan.

3) Menyiapkan lembar observasi, lembar refleksi yang bersifat mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan, dan evaluasi.

4) Menetapkan kelas yang akan digunakan penelitian.

5) Melakukan uji coba

Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran (standar kompetensi) yang ingin dicapai

pada materi getaran dan gelombang.

2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran

dengan model TPS (Think, Pair, Share) menggunakan alat peraga sederhana.

3) Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas.

4) Guru membentuk kelompok kecil dengan anggota 5 – 6 orang pada tiap kelompoknya dan dibuat heterogen.

5) Guru memberikan permasalahan

(34)

7) Peserta didik membagi tugas dan tanggung jawab tentang hasil yang telah diperolehnya.

8) Guru menanggapi dan menyimpulkan

9) Guru memberikan tes individual.

Pengamatan

1) Guru bekerja sama dengan peneliti mengawasi aktivitas kelompok peserta didik

dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan.

2) Mengamati peserta didik saat menyelesaikan permasalahan yang telah

diberikan

3) Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok.

4) Mengamati keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Mengisi lembar observasi afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran

Refleksi

1) Peneliti mengolah hasil pengamatan dan evaluasi untuk membuat kesimpulan

sementara terhadap pembelajaran yang terjadi pada siklus I.

2) Menganalisis dan mendiskusikan hasil pada pembelajaran siklus I untuk melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II

3 Siklus II

Pada prinsipnya, semua kegiatan pada siklus II hampir sama dengan kegiatan pada siklus I, siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama dihasilkan pada hasil refleksi siklus I.

1) Tahapannya tetap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

2) Materi pembelajarannya berkelanjutan.

3) Diharapkan, kerja kelompok dalam menggunakan alat peraga sederhana

peserta didik semakin tinggi.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Data diperoleh dengan cara melakukan observasi yang dilengkapi dengan lembar pengamatan, dan pemberian tes sebagai evaluasi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Metode wawancara digunakan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik

(35)

2 Metode tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan peserta didik, mengukur keberhasilan peserta didik dan daya serap terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan, baik selama dikenai tindakan maupun pada setiap akhir siklus tindakan. Bentuknya berupa tes pilihan ganda dan tes isian yang sudah dirinci menampilkan soal – soal yang berhubungan dengan getaran dan gelombang. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan nilai penguasaan konsep kelas VIII B dan tingkat ketuntasan belajar pada materi pokok getaran dan gelombang.

3 Metode observasi digunakan untuk mengetahui tahap – tahap kegiatan/aktivitas

peserta didik dalam proses belajar mengajar. Bentuknya berupa lembar observasi kemampuan afektif dan lembar observasi kemampuan psikomotorik yang sudah dirinci menampilkan aspek – aspek dari proses yang harus diamati.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut :

1 Lembar Observasi Kemampuan Afektif

Lembar observasi kemampuan afektif disusun untuk mengetahui sikap peserta didik dalam berdiskusi kelompok dengan menggunakan alat peraga sederhana.

2 Lembar Observasi Kemampuan Psikomotor

Lembar observasi kemampuan psikomotor disusun untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat peraga sederhana.

3 Tes

Tes dilaksanakan pada akhir kegiatan belajar mengajar. Hasil tes ini digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep getaran dan gelombang dan tingkat ketuntasan belajar.

G. METODE ANALISIS DATA

Data yang dianalisis meliputi hal – hal sebagai berikut :

1 Perubahan yang terjadi pada peserta didik saat pembelajaran maupun sesudah

pembelajaran. Analisis yang digunakan adalah deskriptif, yaitu dengan memaparkan data hasil pengamatan dan hasil tes peserta didik pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus.

2 Peningkatan Penguasaan Konsep

(36)

Arti tingkat penguasaan yang dicapai adalah [4]

90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila tingkat penguasaan konsep mencapai 80%, maka dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.

b. Untuk menghitung nilai hasil tes penguasaan konsep setiap peserta didik, digunakan rumus : [5]

c. Untuk menghitung nilai rata – rata peserta didik, digunakan rumus : [6]

Keterangan :

= nilai rata – rata nilai siswa

= jumlah seluruh nilai

N = jumlah peserta didik yang mengikuti tes

d. Untuk menghitung lembar observasi, digunakan rumus : [7]

Keterangan : [8]

Nilai 10 – 29 = sangat kurang Nilai 30 – 49 = kurang

Nilai 50 – 69 = cukup Nilai 70 – 89 = baik

Nilai 90 – 100 = sangat kurang

(37)

Secara klasikal peserta didik dikatakan tuntas dalam satu pokok bahasan jika kompetensi minimalnya mencapai 85%.[10] Berdasarkan hasil pengamatan, tes tiap siklus apabila masih dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan penyebab kekurangan sekaligus mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan berikutnya.

H. INDIKATOR KEBERHASILAN

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut ;[11]

1 Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,

baik secara individual maupun kelompok.

2 Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah tercapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan adalah daya serap. Dalam indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah menggunakan daya serap, yaitu meliputi :

a. Secara klasikal peserta didik dikatakan tuntas dalam satu pokok bahasan jika

kompetensi minimalnya mencapai 85%.[12]

Adapun kondisi awal peserta didik diperoleh dari hasil wawancara kepada guru, peserta didik, dan kepala sekolah mengenai beberapa hal, yaitu :

a) Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didik diambil dari data hasil belajar peserta didik pada materi pokok sebelumnya, seperti yang tertuang pada tabel 4.1 berikut :

(38)

4 Persentase

ketuntasan belajar klasikal

52.78%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan model TPS (Think, Pair, Share), ketuntasan hasil belajar klasikal masih di bawah ketuntasan hasil belajar klasikal yang diharapkan yaitu 85%.

b) Kondisi Peserta Didik Dalam Proses Belajar Mengajar

Dari hasil observasi sebelum penelitian, proses belajar mengajar masih didominasi oleh guru. Peserta didik hanya duduk diam mendengarkan ceramah guru. Peserta didik tidak pernah diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, guru tidak pernah

melakukan demonstrasi di depan kelas dan peserta didik tidak pernah diajak untuk melakukan praktikum, sehingga menyebabkan rendahnya penguasaan konsep peserta didik yang dapat dilihat dari nilai rata – rata peserta didik.

Rendahnya penguasan konsep peserta didik pada mata pelajaran IPA Fisika yang ditunjukkan oleh nilai rata – rata peserta didik pada tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa srategi yang digunakan oleh guru kurang tepat, sehingga penguasaan konsep yang dicapai peserta didik menjadi rendah. Dengan berbekal itulah peneliti membuat perubahan dalam sistem mengajar agar penguasaan konsep peserta didik meningkat. Adapun desain pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share).

c) Metode Pembelajaran yang Digunakan

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mata pelajaran fisika MTs Darul Istiqomah menggunakan metode ceramah dan penugasan setiap selesai KBM. Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih memahami materi yang telah diajarkan yaitu pemahamannya berupa soal – soal yang diberikan, karena peserta didik lebih cenderung pasif dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Dalam hal ini, peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode TPS (Think, Pair, Share) agar peserta didik lebih cenderung aktif dan tidak pasif dalam kegiatan belajar mengajar, dimana metode ini menuntut peserta didik untuk berfikir secara individu kemudian memikirkannya secara kelompok, hal ini menuntut peserta didik aktif dalam kegiatan diskusi.

(39)

Sarana laboratorium di MTs Darul Istiqomah sangat memprihatinkan, karena tidak ada sarana yang tersedia kecuali buku panduan yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya bisa dipakai satu buku untuk dua orang peserta didik. Ruangannya sangat terbatas, bahkan untuk perpustakaan dan laboratorium tidak ada tempat yang tersedia. Hal ini kurang menunjang proses belajar mengajar, padahal dalam belajar tentunya membutuhkan sarana seperti perpustakaan, laboratorium, dll.

Dalam pelajaran sains atau IPA terpadu sangat membutuhkan alat – alat praktikum yang bisa menunjang KBM. Seperti pelajaran fisika, dimana dalam pelajaran fisika dituntut untuk memahami konsep baik secara langsung (praktek) maupun tidak langsung (teori).

e) Karakteristik Peserta Didik

Dilihat dari hasil belajar peserta didik, maka dapat simpulkan bahwa sebagian besar penguasaan konsep peserta didik masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata peserta didik yang mencapai 5.16, padahal KKM yang ditentukan oleh sekolah adalah 55

2 Deskripsi Hasil Penelitian

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1) Perencanaan

a) Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi menyusun instrumen penelitian,

berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan evaluasi berupa soal.

b) Merancang dan mempersiapkan alat peraga sederhana yang terdiri dari kayu,

tali, batu, stopwatch, carter, dan penggaris.

c) Menyiapkan lembar observasi, lembar refleksi yang bersifat mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan, dan evaluasi.

d) Menetapkan kelas yang akan digunakan penelitian.

e) Melakukan uji coba. 2) Pelaksaan tindakan

a) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran (standar kompetensi) yang ingin dicapai

pada materi getaran dan gelombang.

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran

dengan model TPS (Think, Pair, Share) menggunakan alat peraga sederhana.

c) Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas.

d) Guru membentuk kelompok kecil dengan anggota 5 – 6 orang pada tiap kelompoknya dan dibuat heterogen.

(40)

f) Peserta didik berfikir tentang permasalahan yang disampaikan.

a) Pengamatan terhadap penguasaan konsep peserta didik

Pengamatan terhadap penguasaan konsep peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap lembar observasi afektif dan psikomotorik peserta didik. Berdasarkan pengamatan terhadap penguasaan konsep peserta didik, diperoleh hal – hal sebagai berikut :

1. Pada saat berlangsungnya siklus I. Sebagian peserta didik masih pasif dalam

pembelajaran. Terbukti dalam proses belajar mengajar berlangsung, peserta didik masih malu untuk mengungkapkan pendapat dan masih malu untuk bertanya, dalam praktikum yang bekerja hanya 2 sampai 3 orang saja.

2. Pengamatan pada aspek afektif, meliputi : psikomotorik peserta didik siklus I sesuai dengan kriteria penilaian.

(41)

2 Baik 8 siswa 19.04% 16 siswa 38.09% 3 Cukup 30 siswa 71.43% 23 siswa 54.76% 4 Kurang 2 siswa 4.8% 3 siswa 7.14%

5 Sangat

kurang 0 siswa 0% 0 siswa 0%

Perolehan nilai pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didik dari siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Nilai pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didik siklus I

No Kategori Penilaian Aspek Afektif

Aspek Psikomotorik

1 Nilai terendah 44 44

2 Nilai tertinggi 76 80

3 Nilai rata – rata 63.62 65.52

b) Pengamatan terhadap hasil tes penguasaan konsep pada aspek kognitif

Pada saat mengerjakan tes siklus I, peserta didik mengerjakan dengan adanya kegaduhan yaitu sebagian peserta didik berlari untuk memperoleh jawaban dari temannya dan sebagian duduk dengan tenang di tempat duduknya masing – masing, serta peserta didik menyelesaikan tes tidak sesuai dengan waktunya atau melebihi waktu yang telah disediakan. Perolehan hasil tes penguasaan konsep peserta didik pada aspek kognitif siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil tes penguasaan konsep peserta didik pada aspek kognitif siklus I

No Kategori Penilaian Aspek Kognitif

1 Nilai terendah 4.66

2 Nilai tertinggi 7.33

3 Nilai rata – rata 6.1

4 % ketuntasan belajar klasikal

73.81%

(42)

Setelah pelaksanaan dan pengamatan siklus I, peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pada siklus I. Berdasarkan refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan tes yang telah diberikan disiklus I, guru melakukan perbaikan pada siklus II untuk meningkatkan penguasaan konsep peserta didik.

Kelemahan utama pada siklus I adalah peserta didik masih belum aktif dan masih terjadi kegaduhan dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti dalam dalam pengamatan proses belajar mengajar, masih banyak peserta didik yang malu untuk mengungkapkan pendapatnya, malu untuk bertanya, malu untuk menyanggah pendapat temannya, dan sulit untuk dikondisikan. Dalam kegiatan praktikum kerja sama dan kekompakan kelompok perlu berjalan dengan baik, hanya 2 – 3 orang peserta didik saja yang melakukan praktikum.

Dalam meningkatkan penguasaan konsep peserta didik, maka pada siklus II akan tetap dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share). Usaha yang dilakukan guru agar hasil penguasaan konsep peserta didik pada siklus II ini nantinya dapat meningkat adalah dengan meningkatkan penguasaan konsep peserta didik baik saat pembelajaran dalam kelas maupun saat pembelajaran dalam kelompok melalui kegiatan praktikum. Peningkatan penguasaan konsep peserta didik saat pembelajaran dalam kelas dilakukan, dengan memberikan motivasi kepada seluruh peserta didik dan pemberian kesempatan untuk bertanya berpendapat pada peserta didik yang belum aktif, sedangkan peningkatan penguasaan konsep peserta didik saat kegiatan praktikum dalam kelompok dilakukan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada masing – masing anggota kelompoknya.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

1) Perencanaan

a) Mempersiapkan alat peraga sederhana yang terdiri dari gelang karet mainan,

tongkat, stopwatch, dan penggaris.

b) Menyiapkan lembar observasi, lembar refleksi yang bersifat mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan, dan evaluasi.

c) Menyiapkan materi yang akan diajarkan. 2) Pelaksanaan tindakan

a) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran (standar kompetensi) yang ingin dicapai

pada materi getaran dan gelombang.

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran

(43)

c) Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas.

d) Guru membentuk kelompok kecil dengan anggota 5 – 6 orang pada tiap kelompoknya dan dibuat acak (random).

e) Guru memberikan permasalahan

f) Peserta didik berfikir tentang permasalahan yang disampaikan.

g) Peserta didik membagi tugas dan tanggung jawab tentang hasil yang telah diperolehnya.

h) Guru menanggapi dan menyimpulkan

i) Guru memberikan tes individual. 3) Pengamatan

a) Pengamatan terhadap penguasaan konsep peserta didik.

Pengamatan terhadap penguasaan konsep peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap lembar observasi afektif dan psikomotorik peserta didik. Berdasarkan pengamatan terhadap penguasaan konsep peserta didik, diperoleh hal – hal sebagai berikut :

1 Pada saat berlangsungnya siklus II. Sebagian besar peserta didik sudah aktif

dalam pembelajaran. Terbukti dalam proses belajar mengajar berlangsung, peserta didik mampu mengungkapkan pendapat dan mau bertanya, dalam praktikum hampir seluruh peserta didik mampu bekerja sama dengan baik.

2 Pengamatan penguasaan konsep pada aspek afektif, meliputi :

3 Pengamatan penguasaan konsep pada aspek psikomotorik

a. Menyiapkan alat dan bahan b. Merangkai alat

c. Melakukan percobaan d. Merapikan alat dan bahan

e. Mengkomukasikan data hasil percobaan

Tabel 4.5 berikut memperlihatkan hasil pengamatan terhadap penguasaan konsep pada sapek afektif dan psikomotorik peserta didik siklus II sesuai dengan kriteria penilaian.

(44)

No Kategori

1 Sangat baik 9 siswa 21.43% 6 siswa 14.9% 2 Baik 31 siswa 73.81% 35 siswa 83.3%

3 Cukup 2 siswa 4.8% 1 siswa 2.38%

4 Kurang 0 siswa 0% 0 siswa 0%

5 Sangat kurang

0 siswa 0% 0 siswa 0%

Perolehan nilai pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didik dari siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Nilai pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didik siklus II

No Kategori Penilaian Aspek Afektif Aspek Psikomotorik

1 Nilai terendah 68 68

2 Nilai tertinggi 96 96

3 Nilai rata – rata 81.33 81.43

b) Pengamatan terhadap hasil tes penguasaan konsep pada aspek kognitif

Pada saat mengerjakan tes siklus II, peserta didik mengerjakan dengan tenang yaitu semuanya diam dan duduk ditempatnya masing – masing. Peserta didik tidak ada yang membuat keributan dan peserta didik menyelesaikan tes sesuai dengan yang telah disediakan. Perolehan hasil tes penguasaan konsep peserta didik pada aspek kognitif siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil tes penguasaan konsep peserta didik pada aspek kognitif siklus II

No Kategori Penilaian Aspek Kognitif

1 Nilai terendah 5

2 Nilai tertinggi 9

3 Nilai rata – rata 7

(45)

4) Refleksi

Setelah pelaksanaan dan pengamatan siklus II, peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pada siklus II. Berdasarkan refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan tes yang telah diberikan disiklus II, guru tidak melakukan perbaikan lagi karena pada siklus II penguasaan konsep peserta didik telah mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 70% menjadi 80%.

Dalam hal ini guru tidak menemukan kelemahan pada siklus II karena peserta didik sudah aktif dan tenang dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti dalam pengamatan proses belajar mengajar, sudah banyak siswa berani untuk mengungkapkan pendapatnya, berani untuk bertanya, berani menyanggah pendapat temannya, dan bisa dikondisikan. Dalam kegiatan praktikum kerja sama dan kekompakan kelompok sudah baik, sebagian besar peserta didik telah melakukan praktikum.

B. PEMBAHASAN

1 Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti bersama guru melakukan persiapan – persiapan sebagai berikut :

a) Melakukan observasi kelas

Peserta didik MTs Darul Istiqomah kelas VIIIB pada tahun 2009/2010 sebanyak 42 peserta didik yang terdiri dari 21 peserta didik putri dan 21 peserta didik putra.

b) Menyiapkan perangkat pembelajaran

Sebelum melakukan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) dilaksanakan dikelas, peneliti bersama guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan diperlukan, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dan siklus II.

c) Membagi peserta didik ke dalam kelompok – kelompok kecil

Setelah diperoleh data peserta didik peneliti menyiapkan pembagian kelompok. Kelompok terdiri dari 5 – 6 peserta didik yang heterogen. Pembagian kelompok diambil secara acak (random)

d) Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyiapkan perangkat penelitian yaitu lembar observasi untuk melihat aktivitas peserta didik siklus I dan siklus II, dan soal – soal yang digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep peserta didik.

(46)

Pada kegiatan pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share), hasil belajar peserta didik masih jauh dari target yanng tetapkan yaitu 55. Nilai rata – rata peserta didik hanya mencapai 5.16 dan mencapai ketuntasan secara klasikal 52.38%. Setelah melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) pada siklus I terjadi peningkatan pada hasil belajar dan penguasaan konsep peserta didik.

Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus I masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap lembar observasi peserta didik maupun hasil tes penguasaan konsep, dapat disimpulkan bahwa sebagian peserta didik tertarik dengan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share). Guru harus memberikan motivasi agar peserta didik mau belajar dirumah, sehingga dapat menguasai materi dan mengungkapkan kepada guru tentang hal yang belum dipahami yang berkaitan dengan pelajaran, terdapat 31 peserta didik yang tuntas belajar dan 11 peserta didik yang belum tuntas belajar (lihat lampiran), nilai rata – rata yang dicapai 6.1. Sedangkan pengamatan hasil observasi peserta didik pada aspek afektif belum baik, nilai rata – rata 63.61 dan aspek psikomotoriknya juga belum baik, nilai rata – rata 65.52.

Guru memotivasi peserta didik yang masih malu bertanya, dan mengungkapkan pendapatnya dengan cara terlebih dahulu guru memberi pertanyaan kepada peserta didik dengan menunjuk peserta didik dan memberikan pekerjaan rumah agar peserta didik mau belajar di rumah. Selain itu guru juga membimbing perserta didik yang kurang dalam hal pemahaman materi dengan cara memberikan pertanyaan individu disela – sela pembelajaran untuk mengetahui tingkat kepahaman peserta didik.

(47)

Grafik 4.1

Perbandingan perolehan nilai penguasaan konsep pada aspek kognitif pra siklus dan siklus I

Grafik 4.1 menunjukkan nilai terendah peserta didik sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share). Pada pembelajaran sebelum menggunakan pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) nilai terendah peserta didik hanya 1.7 dan nilai tertinggi peserta didik 6.9 dan setelah menggunakan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) nilai terendah peserta didik meningkat menjadi 4.6 dan nilai tertinggi peserta didik meningkat menjadi 7.3. Nilai rata – rata kelas meningkat dari 5.16 menjadi 6.1.

(48)

Grafik 4.2 Persentase ketuntasan belajar pada aspek kognitif pra siklus dan siklus I.

Grafik 4.2 menunjukkan ketuntasan belajar aspek kognitif peserta didik pada siklus I tercapai dan meningkat sebesar 21.11% yaitu dari 52.7% pada pra siklus menjadi 73.81% pada siklus I, Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sebagian peserta didik tertarik dengan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) dibuktikan dengan nilai peserta didik mengalami peningkatan.

3 Pembahasan Hasil Penelitian Pada Siklus II

Pada siklus II pembelajaran juga menggunakan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share), akan tetapi mengacu dari refleksi pada siklus I yaitu peserta didik masih belum aktif masih terjadi kegaduhan dalam pembelajaran, maka yang dilakukan oleh guru adalah lebih memotivasi peserta didik dengan memberi lebih banyak waktu untuk berfikir baik individu maupun kelompok dan memberikan kesempatan untuk belajar di rumah dengan memberikan tugas rumah yang berupa pemahaman pada materi, agar peserta didik aktif dalam pembelajaran di kelas maupun kelompok saat praktikum.

(49)

sedangkan tingkat penguasaan konsep peserta didik juga meningkat dari 70% menjadi 80%.

Peningkatan penguasaan konsep peserta didik pada aspek kognitif siklus II dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) dapat dilihat dari grafik 4.3

Grafik 4.3 Perbandingan perolehan nilai penguasaan konsep pada aspek kognitif siklus I dan siklus II

Grafik 4.3 menunjukkan nilai terendah peserta didik mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 4.66 ke siklus II sebesar 5.0, nilai tertinggi peserta didik mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 7.3 menjadi 9, dan nilai rata – rata kelas mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 6.1 ke siklus II sebesar 7, hal ini dikarenakan peserta didik sudah terbiasa dengan pemahaman materi pada siklus I. Sehingga materi siklus II peserta didik sudah bisa mengikuti dengan tenang dan konsentrasi terbukti peserta didik sudah mau bertanya dan mengungkapkan pendapatnya dan duduk dengan tenang tanpa harus berlari untuk mencari jawaban dari temannya. Dalam siklus II ini peserta didik mengalami peningkatan pemahaman materi pada materi pokok getaran dan gelombang.

Gambar

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Kooperatif
Tabel 4.2 Hasil pengamatan pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didiksiklus I
Tabel 4.3 Nilai pada aspek afektif dan psikomotorik peserta didik siklus I
Tabel 4.7 Hasil tes penguasaan konsep peserta didik pada aspek kognitif siklus II

Referensi

Dokumen terkait

 pengembangan kawasan industri dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekologis.  pengembangan kawasan industri harus didukung oleh adanya jalur hijau sebagai

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Setelah didapatkan jumlah/nilai kategori Kano tiap-tiap atribut terhadap semua responden maka dilakukan penetuan kategori Kano dengan menggunakan rumus Baluth’s Formula,

Berjalan dapat diartikan sebagai perpindahan berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain dengan salah satu kaki tetap kontak dengan tempat bertumpunya sepanjang kegiatan

Guru dituntut tidak hanya mengetahui teori-teori tentang demokrasi dan menciptakan pembelajaran hanya sebagai sebuah transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi

Pengertian Otonomi Daerah menurut Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus

Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel independen dengan SPSS 16 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains

Judul yang saya angkat dalam penelitian skrisi ini adalah “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Tasamuh dalam Buku Jilbab Pakaian Wanita Muslimah Karya M. Ini berangkat dari