• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PADA Nn. N DIRUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PADA Nn. N DIRUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PERSONAL HYGIENE PADA Nn. N DIRUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh : Nirvana cindy zara

A01301793

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERRAWATAN

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PADA Nn. N DIRUANG DAHLIA RSUD DR.

SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh : Nirvana cindy zara

A01301793

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERRAWATAN

(3)
(4)
(5)

iv

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

KTI, Juli 2016

Nirvana cindy zara, Ike Mardiati,A.M.kep,Sp.kep.J

ABSTRAK

ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERSONAL HYGIENE Nn. N DI RUANG DAHLIA RSUD DR SOEDIRMAN

KEBUMEN

Latar belakang : Gastroenteritis merupakan peningkatan keenceran dan frekuensi feses dalam volume besar atau sedikit, diakibatkan adanya zat yang terlarut tidak dapat diserap dalam feses dan ditandai dengan muntah karena adanya proses inflamasi pada lambung atau usus yang mengakibatkan terjadinya kelemahan dan kelelahan yang memicu gangguan personal Hygiene pasien.

Tujuan asuhan keperawatan : untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada pasien gastroenteritis.

Asuhan keperawatan : Asuhan keperawatan pada Nn.N yang dilakukan selama 2 hari mulai tanggal 10 juni – 11 juni 2016. pasien mengatakan dirumah sakit hanya diseka oleh keluarganya tetapi tidak keramas dan gosok gigi. Dari data obyektif pasien terlihat rambut kotor dan bau, pasien tampak terlihat kurang bersih pada gigi kuning dan kotor. Adapun tindakan yang di lakukan menganjurkan pasien untuk istirahat dan tidur, melakukan tindakan oral hygine, menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan badan pasien, Evaluasi yang telah di lakukan selama dua hari pasien mengatakan setelah dilakukan oral hygine merasa lebih bersih dan lebih nyaman, Dari data tersebut masalah keperawatan taratasi.

Analisa tindakan : menggosok gigi dengan pasta gigi herbal dapat meningkatkan penurunan indeks plak.

(6)

iv DIPLOMA III OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Nursing Care Report, July 2016

Nirvana cindy zara, Ike Mardiati,A.M.kep,Sp.kep.J

ABSTRACT

NURSING CARE OF FULFILLING PERSONAL HYGIENE NEED TO MISS N IN DAHLIA WARD Dr SOEDIRMAN KEBUMEN OF HOSPITAL

Background: Gastroenteritis is an increase of dilution and stool frequency in large or less volume due to some dissolved substances cannot be absorbed in feces, It is characterized by vomiting due to the inflammatory process in the stomach or intestines resulting in weakness and fatigue that trigger personal Hygiene [roblem of the patient.

Objective: to describe nursing care of fulfilling personal hygiene need to Miss N in Dahlia Ward Dr Soedirman Kebumen of Hospital.

Nursing care: Nursing care was conducted for two days starting on 10 June-11 June 2016. The patient said that during at the hospital he was just wiped by the family for bathing without shampooing and brushing teeth. Patient’s hair look dirty and smell bad, Her teeth look yellow and dirty. The intervention and implementation were encouraging the patient to take rest and sleep, performing oral hygiene. encouraging the family to maintain the cleanliness of the patient’s body. The evaluation was conducted for two days showed that the patient said that after getting oral hygiene she felt cleaner and more comfortable. Therefore the nursing diagnosis has been resolved.

Treatment Analysis: Tooth brushing using herbal toothpaste and good level of oral hygine is effective to decline in the index of tooth plaque.

(7)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Personal Hygiene pada Nn. N di Ruang Dahlia RSUD DR Soedirman Kebumen.” Karya tulis ilmiah ini disusun untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan Diploma III Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Madkhan Anis, S.Kep.Ns selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Muhammadiyah Gombong ini.

2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di STIKES Muhammadiyah Gombong ini.

3. ibu Ike Mardiati,A.M.Kep,Sp.Kep.J, selaku pembimbing sekaligus sebagai penguji ujian komprehensif yang telah membimbing saya dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, serta memfasilitasi demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.

4. Segenap dosen STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang sangat bermanfaat.

(8)

vii

6. Ibu Rasa Eni, S.Kep.Ns, selaku penguji lahan ujian komprehensif beserta staf keperawatan dan karyawan RSUD DR Soedirman Kebumen yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat.

7. Kedua orang tua dan kaka yang telah mendukung baik moral, material dan spiritual sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

8. Sahabat tercinta dan teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan semangat, moril, dan spiritual.

Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan, Amin.

Gombong, Juli 2016

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

Lembar pengesahan pembimbing ... ii

Lembar pengesahan penguji ... iii

Abstrak ... iv

Abstrack ... v

Kata pengantar ... vi

Daftar isi ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan penulisan ... 4

1. Tujuan umum ... 4

2. Tujuan khusus ... 4

C. Manfaat penulisan ... 5

1. Manfaat bagi pasien dan keluarga ... 5

2. Manfaat bagi rumah sakit ... 5

3. Manfaat bagi institusi pendidikan... 5

BAB II KONSEP DASAR ... .6

A. Konsep dasar personal hygine ... 6

B. Oral hygine ... 9

C. Kebersihan mulut dan gigi ... 13

D. Perawatan infus ... BAB III RESUME KEPERAWATAN ... 16

A. Pengkajian ... 16

1. Identitas klien ... 16

(10)

ix

3. Pengkajian fokus ... 17

B. Analisa data ... 19

C. Intervensi, implementasi, dan Evaluasi ... 20

BAB IV PEMBAHASAN ... 26

A. Asuhan Keperawatan ... 26

1. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan Hb ... 26

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ... 28

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan .. 31

B. Analisa inovasi tindakan keperawatan ... 35

BAB V PENUTUP ... 38

A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39

1. Bagi pasien dan keluarga ... 39

2. Bagi rumah sakit ... 39

3. Bagi STIKes Muhammadiyah Gombong ... 39 DAFTAR PUSTAKA

(11)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini sering ditemukan angka terjadinya gastroenteritis di sebagian besar wilayah Indonesia sampai saat ini masih tinggi. Di wilayah Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal dunia setiap tahunnya atau sekitar 460 balita setiap harinya. Adapun hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga pada tahun (2007) di wilayah Indonesia, gastroenteritis menjadi penyebab utama kematian nomor dua pada balita dan nomor tiga bagi bayi disertai nomor lima bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahunnya (Piogama, 2008).

Gastroenteritis akut dapat berlangsung kurang dari 7 hingga 14 hari dan kronik dapat berlangsung lebih dari 2 sampai dengan 3 minggu. Gastroenteritis infeksius akut akan tersebar diseluruh wilayah negara yang disebabkan lebih dari 4 juta kematian setiap tahun pada balita, khususnya di negara-negara berkembang dan penyebab utama malnutrisi kalori, protein dan dehidrasi (Deven, 2007).

(12)

2

infeksi yang sangat penting untuk semua orang tua dan saudara sekandung (Khalik, 2007).

Adapun data dari Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan disebutkan, pada tahun 2001 angka kematiannya rata-rata yang diakibatkan gastroenteritis yaitu 23 per 100.000 penduduk, sedangkan pada aak-anak angaka tersebut lebih tinggi yang berusia di bawah lima tahun, yaitu 75 per 100.000 penduduk. Hasil dari survey pada tahun 2006 menunjukkan terjadinya gastroenteritis pada semua usia di Indonesia adalah 423 per 1000 penduduk dan terjadi satu-dua kali per tahunnya pada anak-anak yang berusia di bawah lima tahun (Diah, 2008).

Gastroenteritis merupakan peningkatan keenceran dan frekuensi feses dalam volume besar atau sedikit, diakibatkan adanya zat yang terlarut tidak dapat diserap dalam feses dan ditandai dengan muntah karena adanya proses inflamasi pada lambung atau usus (corwing, 2009: 598).

(13)

selanjutnya dapat timbul diare. Faktor infeksi diawali dengan mikroorganisme yang telah berhasil masuk dan hidup didalam usus yang bisa berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut yang berkembang biak dan mengeluarkan toksin yang dapat menginfeksi sel-sel mukosa lambung maupu usus yang mengakibatkan perpidahan cairan dan elektrolit kerongga usus sehingga timbul diare (mansjoer2009 : 470)

Masalah yang memunculkan Gastristis salah satunya adalah defisit perawatan diri karena pada dasarnya gastritis merupakan suatu keadaan dimana peradangan atau perdarahan lambung yang bersifat akut, kronis, difus atau lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat sehingga menurunnya aktivitas gerak dan perawatan diri. (Price & Wilson,2006)

Defisit perawatan diri merupakan hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri. (Amin Huda Nurarif, 2013). Salah satu tindakan untuk defisit perawatan diri adalah oral hygine, oral hygine merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengurangi resiko penyakit gigi dan mulut, memperbaiki kondisi mulut untuk meningkatkan nafsu makan, serta mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.

Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya dapat

(14)

4

tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menjadikan kasus Gastroentritis ini untuk membuat karya tulis ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan pada Nn. N dengan Gastroenteritis di Bangsal Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah DR. SOEDIRMAN Kebumen”.

B. Tujuan Penulisan

1.Tujuan Umum Penulisan

Untuk memberikan gambaran aplikasi asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada Nn. N di Ruang Dahlia RSUD DR. Soedirman Kebumen.

2. Tujuan Khusus Penulisan

a. Mampu memberikan gambaran pengkajian pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhanpersonal hygiene.

b. Mampu memberikan gambaran diagnosa pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhanpersonal hygiene.

c. Mampu memberikan gambaran rencana pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhanpersonal hygiene.

(15)

e. Mampu memberikan gambaran evaluasi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhanpersonal hygiene.

f. Mampu mendokumentasikan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene.

C. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat bagi pasien dan keluarga

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan personal hygiene dan cara mengatur pola hidup sehat dirumah.

2. Manfaat bagi Rumah Sakit

Sebagai tambahan referensi tentang penerapan pasien dengan Gastroenteritis dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal

hygiene, agar dapat menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

3. Manfaat bagi STIKES Muhammadiyah Gombong

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Citra L. Yuwono, dkk (2012). Effectiveness of Herbal and Non-Herbal Toothpastes in Reducing Dental Plaque Accumulation, Journal of Dentistry Indonesia 2012, Vol. 19, No. 3

Herdman, H.T. (2012). NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Mansjoer, A, dkk. (2009). Kapita Selecta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Maulani, dkk (2005). Panduan Merawat dan Menjaga Kesehatan gigi. Jakarta : Gramedia

Nurarif, A Huda dan Hadi kusuma. (2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan

diagnosa medis dan nanda jilid 1. Yogyakarta : mediaction Publishing

Potter, P. A. & Perry, A.G. (2006). Keperawatan Fudamental : Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4. Jakarta : EGC

Prince, S.A. (2006) Patofisiologis Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, vol 1 Jakarta : EGC

Rizki Yulita, dkk (2014) tentang Perbandingan efektivitas pasta gigi herbal dengan pasta gigi non herbal terhadap penurunan indeks plak pada siswa SD N Angsau 4 Pelaihari, Jurnal Keperawatan Vol II. No 2.

Silvia Anitasari, dkk (2012) Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur.

Wartonah, tarwoto, (2006) Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan edisi 3

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Oral Hygiene

1. Pengertian

Oral Hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan gigi bisa terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi. Kesadaran menjaga oral hygiene sangat perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling manjur

Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi (Clark, 2005). Menurut Taylor et al (2000), Oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk; 1) menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut; 2) mencegah terjadinya infeksi rongga mulut; dan 3) melembabkan mukosa membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Clark (2005), oral hygiene bertujuan untuk : 1) mencegah penyakit gigi dan mulut; 2) mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut; 3) mempertinggi daya tahan tubuh; dan 4) memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan..

Pada penderita yang tidak berdaya perawat tidak boleh lupa memberikan perhatian khusus pada mulut penderita. Pengumpulan lendir dan terbentuknya kerak pada gigi dan bibir dikenal sebagai sordes. Jika terbentuk sordes atau lidahnya berlapis lendir menunjukan kalau kebersihan rongga mulutnya kurang. (Wolf, 2004).

Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian dari sistem pernafasan (Wolf, 2004). Mulut juga merupakan gerbang masuknya penyakit (Adam, 2002). Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi sebagai pembersih mekanis dari mulut (Taylor, 2000).

(36)

penjamu terganggu. (Roeslan, 2002). Pembersihan mulut secara alamiah yang seharusnya dilakukan oleh lidah dan air liur, bila tidak bekerja dengan semestinya dapat menyebabkan terjadinya infeksi rongga mulut, misalnya penderita dengan sakit parah dan penderita yang tidak boleh atau tidak mampu memasukkan sesuatu melalui mulut mereka (Bouwhuizen, 2006).

Klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosanya karena mereka tidak mampu untuk makan, minum, bernapas melalui mulut dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang tidak sadar juga tidak bisa menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam mulut. Sekresi ini terdiri dari bakteri gram negatif yang bisa menyebabkan pneumoni jika jika dihembuskan keparu paru (Perry potter, 2000)

2. Sistem Imunitas Rongga Mulut

Menurut Roeslan (2002), sistem imunitas rongga mulut dipengaruhi oleh : a. Membran mukosa.

Mukosa rongga mulut terdiri atas epitel skuamosa yang berguna sebagai barier mekanik terhadap infeksi. Mekanisme proteksinya tergantung pada deskuamasinya sehingga bakteri sulit melekat pada sel epitel dan derajat keratinisasinya yang sangat efisien menahan penetrasi microbial. b. Nodus Limfatik

Jaringan lunak rongga mulut berhubungan dengan nodus limfatik ekstra oral dan agregasi limfoid intra oral. Kapiler limfatik yang terdapat pada permukaan mukosa lidah, dasar mulut, palatum, pipi dan bibir, mirip yang berasal dari ginggiva dan pulpa gigi. Kapiler ini bersatu membentuk pembuluh limfatik besar dan bergabung dengan pembuluh lmfatik yangberasal dari bagian dalam otot lidah dan struktur lainnya. Di dalam rongga mulut terdapat tonsil palatel.

c. Saliva

(37)

submandibularis dan beberapa kelenjar saliva kecil yang tersebar dibawah mukosa, berperan dalam membersihkan rongga mulut dari debris dan mikroorganisme, selain bertindak sebagai pelumas pada saat mengunyah dan berbicara.

d. Celah Ginggiva

Epitel jangsional dapat dilewati oleh komponen seluler dan humoral dari daerah dalam bentuk cairan celah ginggiva (CCG). Aliran CCG merupakan proses fisiologik atau meriapakan espon terhadap inflamasi. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi oral hygiene

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan oral hygiene (Perry dan Potter, 2005) yaitu : 1) citra tubuh; 2) praktik sosial; 3) status sosialekonomi; 4) pengetahuan; 5) kebudayaan; 6) pilihan pribadi; 7) kondisi fisik.

4. Faktor resiko untuk masalah oral hygiene (Perry dan Potter, 2005) a. Masalah umum

1). Karries gigi

Karries gigi merupakan masalah umum pada orang muda, perkembangan lubang merupakan proses patologi yang

mellibatkan kerusakan email gigi dikarenakan kekurangan kalsium 2). Penyakit periodontal

Adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membran periodontal

3). Plak

(38)

4). Halitosis

Merupakan bau napas, hal ini merupakan masalah umum rongga mulut akibat hygiene mulut yang buruk, makanan tertentu atau proses nfeksi

5). Keilosis

Merupakan gangguan bibir retak, trutama pada sudut mulut b. Masalah mulut lain

1). Stomatitis

Kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, defisiensi vitamin, infeksi,

2). Glosisits

Peradangan lidah hasil karena infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan

3). Gingivitis

Peradangan gusi biasanya akibat hygiene mulut yang buruk atau defisiensi vitamin

B.Stroke

1. Pengertian

Stroke adalah awitan defisit neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah serebral yang disebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah karena embolisme, trombosis, atau hemorragi yang mengakibatkan iskemia otak (Tucker et al, 2001).

Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) adalah penyakit neurogenik yang menyebabkan gangguan fungsi otak baik fokal maupun global (Syaiful Islam, 2000) dan merupakan penyebab kecacatan yang paling banyak (Lumbantobing, 2004).

(39)

gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.

Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke

Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda,tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan (http://www.medicastore.com, 2008)

2. Jenis stroke

Menurut Chandra (2004), stroke dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu : a. Stroke perdarahan, terdiri dari :

1) Perdarahan Intraserebral

Perdarahan yang terjadi dalam jaringan otak, penyebab tersering perdarahan intraserebral adalah hipertensi kronik yang mengakibatkan perubahan struktur dinding pembuluh darah menjadi lemah dan mudah robek.

(40)

Penyebab perdarahan spontan pada ruang subaraknoid adalah pecahnya aneurisma sakular di dasar otak. Yang sering mengakibatkan pecahnya aneurisma adalah meningkatnya tekanan atau aliran darah. Hal tersebut dapat terjadi pada saat aliran darah mengangkat benda berat, olah raga, buang air besar, senggama dan aktivitas fisik yang berat lainnya. Tumpahnya aliran ke dalam liquor cerebrospinal di ruang sub arachnoid akan menimbulkan gejala nyeri kepala yang sangat hebat, muntah, penururnan kesadaran dan tanda rangsangan selaput otak.

b. Stroke Infark (iskemik)

Stroke infark/iskemik secara patogenesis dibagi menjadi : 1) Stroke trombotik

Stroke iskemis yang disebabkan karena trombosis pada arteri karotik interna secara langsung masuk ke arteria serebri madia. 2) Stroke embolik

Stroke iskemik yag disebabkan karena embolik yang pada umumnya berasal dari jantung.

3. Tanda dan Gejala

Menurut Soeharto (2002) menyebutkan bahwa tanda dan gejala dari stroke adalah sebagai berikut :

a. Hilangnya kekuatan (atau timbulnya gerakan cannggung) di salah satu bagian tubuh, terutama di satu sisi, termasuk wajah, lengan atau tungkai.

b. Rasa baal (hilangnya sensasi atau sensasi tak lazim di suatu bagian tubuh, terutama disatu sisi.

(41)

kesulitan menelan, kebingungan akutatau gangguan daya ingat.

g. Nyeri kepala yang terlalu parah,muncul mendadak atau memiliki karakter tak lazim, termasuk perubahan pola nyeri kepala yang tidak dapat diterangkan

h. Perubahan kesadaran yang tidak dapat dijelaskan atau kejang. 4. Faktor Resiko Stroke

Stroke dapat dicegah dengan memanipulasi factor resiko baik individu maupun komunitas seperti yang diungkapkan oleh Mumi indrasti (2004), faktor resiko stroke antara lain ; 1) Hipertensi; 2) Penyakit jantung; 3) Diabetes Mellitus; 4) Aterosklerosis; 5) Viskositas Darah; 6) Pernah stroke sebelumnya; 7) Peningkatan kadar darah lemak; 8) Merokok;9) Obesitas; dan 10) Alkohol 5. Penderita stroke

Penderita stroke yang mengalami gangguan pemenuhan perawatan diri meliputi ; 1) ketidakmampuan membawa makanan dari piring ke mulut; 2) ketidakmampuan untuk mandi dan membersihkan mulut; 3) ketidakmampuan berpakaian; dan 4) kesulitas menyelesaikan tugas toileting (Doenges, 2000).

C. Peran Perawat

1. Pengertian Peran

Peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai kompetensi yang dimilikinya (Gaffar, 2005).

(42)

diperlukan peran perawat yang baik dan positif sebagai pemberi pelayanan dan pendidik disamping keterampilan yang memadai.

2. Peran perawat di Rumah sakit

Hasil Lokakarya Nasional 1983 dikutip oleh Ali, 2002 peran perawat mencakup :

a. Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan

Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatandari yang bersifat sederhana sampai yang paling yang kompleks, secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ini merupakan peran utama dari perawat, dimana perawat dapat memberikan keperawatan yang profesioanal, menerapkan ilmu atau teori, prinsip, konsep dan menguji kebenaran dalam situasi yang nyata, apakah kriteria profesional dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan

b. Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun di instansi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah maupun pendidikan keperawatan.

c. Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan yang lainnya.

d. Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan Seorang perawat diharapkan dapat menjaddi pembaharu (inovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya.

(43)

tanggung jawab profesional yaitu terdiri dari a. Pemberi Pelayanan (Care Giver)

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, perawat perlu membekali diri dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. (Kozier, 2001). Perawat memberikan asuhan langsung atau tidak langsung sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Metode yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan. Gaffar 2005) menjelaskan peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang komplek.

b. Pendidik (Educator)

Sebagai pendidik (health educator), perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien maupun bantuk desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawtan, antara sesama perawat atau tenaga kesehatan lain (Gaffar, 2005).

c. Konselor (Counselor)

Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan aplikasinya. Konseling diberikan kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu (Doheny, 2007).

d. Manajer (Manager)

(44)

di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan (Gaffar, 2005). e. Peneliti (Researcher)

Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya, kegiatan ini dapat diperoleh melalui penelitian. Penelitian pada hakekatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan (Gaffar, 2005).

f. Kolaborator (Collaborator)

Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap pelayan yang diperlukan klien, pemberi dukungan, panduan keahlian dan keterampilan dari berbagai profesional pemberi pelayanan kesehatan (Gaffar, 2005).

g. Agen Perubahan (Change Agent)

Elemen ini mencakup perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien (Gaffar, 2005).

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi peran

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor faktor yang mempengaruhi peran meliputi ; 1) faktor kelas sosial; 2) faktor bentuk keluarga; 3) faktor tahap perkembangan keluarga; 4) faktor model peran; 5) faktor peristiwa situsional khususnya masalah sehat atau sakit.

(45)

Gambar 2.1 Kerangka Teori ( Notoatmodjo 2003, Ali 2002 ) pelaksanaan oral hygiene :

(46)

G. Variabel penelitian

Penelitian ini merupakan peenelitian deskriptf yang mempunyai variabel tunggal / mandiri yaitu peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene pada penderita stroke. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan varibel yang lain (Suiyono, 2000).

(47)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori  ( Notoatmodjo 2003, Ali 2002 )

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini untuk menerapkan asuhan keperawatan pemenuhan termoregulasi pada kasus Demam Thypoid..

Hiperglikemia, hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darahm. Namun, tingkat kronis

Dengan mengalihkan rasa nyeri kepala ada pengaruh teknik relaksasi distraksi terhadap perubahan intensitas nyeri pasien akibat peningkatan tekanan darah tinggi

Teori menyatakan bahwa pada darah yang disimpan atau tidak segera diperiksa lebih dari 4 jam setelah pengambilan sampel, sel darah merah akan mengalami perubahan bentuk menjadi

Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai.

Proses ventilasi adalah proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru, apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen

Tujuan umum : tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan masalah pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada pasien

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada mengenai asuhan keperawatan pada klien pemenuhan