• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR ... i

SAMPUL DALAM ... .ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

RINGKASAN ... viii

SUMMARY ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

2.1 Gangguan Spektrum Autis (GSA) ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Etiologi ... 5

(2)

2.1.4 Diagnosis... 7

2.1.5 Penatalaksanaan ... 11

2.2 Deteksi Dini dengan M-CHAT-R ... 13

2.2.1 Deteksi Dini ... 13

2.2.2 Modified Checklist for Autism in Toddler Revised (M-CHAT-R) ... 14

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP ... 16

3.1 Kerangka Berpikir ... 16

3.2 Kerangka Konsep ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN ... 20

4.1 Rancangan Penelitian ... 20

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

4.2.1 Lokasi Penelitian ... 20

4.2.2 Waktu Penelitian ... 20

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

4.3.1 Variabilitas Populasi ... 20

4.3.2 Kriteria Sampel ... 21

4.3.3 Besar Sampel ... 21

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 22

4.4 Variabel Penelitian ... 23

4.4.1 Klasifikasi Variabel ... 23

4.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 23

4.5 Instrumen Penelitian... 24

4.5.1 Kuesioner Karakteristik Pasien ... 24

4.5.2 Kuesioner Modied Checklist for Autism in Toddlers Revised (M-CHAT-R) ... 24

4.6 Prosedur Pengambilan atau pengumpulan Data ... 25

(3)

4.6.3 Jenis Data ... 26

4.7 Cara pengolahan dan Analisis data ... 27

4.7.1 Pengolahan Data ... 27

4.7.2 Analisis Data ... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 32

5.2 Hasil ... 32

5.2.1 Karakteristik responden dan orang tua Responden Penelitian .... 32

5.2.2 Risiko Gangguan Spektrum Autis (GSA) ... 34

5.3 Pembahasan ... 34

BAB VI PENUTUP ... 39

6.1 Simpulan ... 39

6.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... xviii

LAMPIRAN ... xx Lampiran 1 ... xx Lampiran 2 ... xxii Lampiran 3 ... xxiv Lampiran 4 ... xxvi Lampiran 5 ... xxviii

(4)

ABSTRAK

PREVALENS DAN KARAKTERISTIK DETEKSI DINI GANGGUAN SPEKTRUM AUTIS (GSA) DENGAN Modified Checklist for Autism in

Toddlers-Revised (M-CHAT-R) PADA ANAK USIA 18-24 BULAN DI POLIKLINIK ANAK RSUP SANGLAH

Gangguan spektrum autis (GSA) adalah gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi, dan perilaku. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalens dan karakteristik risiko deteksi dini Gangguan Spektrum Autis (GSA) pada anak usia 18-24 bulan dengan Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) di Poliklinik Anak RSUP Sanglah.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan consecutive sampling di Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. Responden dalam penelitian ini adalah orang tua sampel yang berjumlah 66 orang dengan mengisi kuisioner Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) versi bahasa Indonesia yang sudah tervalidasi.

Prevalens GSA pada responden yaitu responden dengan risiko rendah GSA yaitu 7 orang (10,6%), risiko medium GSA yaitu 41 orang (62,1%), dan dengan risiko tinggi yaitu 18 orang (27,3%). Sebagian besar responden berjenis kelamin lelaki dengan risiko tinggi GSA yaitu 13 orang (27,7%), rerata umur 21,71 bulan dengan umur responden terbanyak memiliki risiko tinggi GSA berada pada umur 18 bulan yaitu 6 orang (54,5%). Pendidikan ayah responden sebagian besar berpendidikan tinggi (Diploma/Sarjana) yaitu 38 orang (57,6%) dan ibu responden mayoritas berpendidikan menengah (SMP/SMA) yaitu 33 orang (50%). Sebagian besar pekerjaan ayah responden adalah pegawai swasta yaitu 47 orang (71,2%) dan ibu responden bukan ibu rumah tangga yaitu 34 orang (51,5%).

(5)

ABSTRACT

PREVALENS AND CARACTERISTIC OF EARLY DETECTION AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) IN CHILDREN AGED 18-24 MONTH WITH THE Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised

(M-CHAT-R) IN CHILDREN'S POLYCLINIC SANGLAH HOSPITAL

Autism Spectrum Disorders (ASD) or autism is a developmental disorder resulting overall resistance in social skills, communication, and behavior. This study was conducted to determine the prevalence and characteristics of the risk of early detection Autism Spectrum Disorders (ASD) in children aged 18-24 months with the Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) in Children's Polyclinic Sanglah Hospital.

The samples in this study are determined by consecutive sampling at Children's Polyclinic Sanglah General Hospital. Respondents in this study is the parent sample of 66 people to fill out the questionnaire research the Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) Indonesian version that has been validated.

The prevalence of risk ASD on respondents, respondents with low risk ASD is 7 people (10.6%), medium risk GSA is 41 people (62.1%), and the high risk that is 18 people (27.3%). The majority of respondents are male with a high risk of ASD is 13 people (27.7%), The average age of 21.71 months with a spread of age most respondents have a high risk of ASD were at 18-month is 6 people (54.5%). Education dad mostly highly educated respondents (Diploma / Degree) that 38 people (57.6%) and the majority of respondents secondary education (SMP / SMA) that 33 people (50%). The majority employment father are private employee respondents 47 people (71.2%) and the mother respondent is not a housewife to 34 people (51.5%).

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gangguan Spektrum Autis (GSA) masih menjadi salah satu masalah tumbuh kembang anak di Indonesia. Jumlah penderita GSA mengalami peningkatan sebesar 5 % setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 jumlah penderita GSA diperkirakan mencapai 2,4 juta orang (Sudewi dkk., 2013). Pelaksanaan deteksi dini penting dilakukan untuk mengidentifikasi anak yang berisiko menderita GSA.

Gangguan spektrum autis (GSA) adalah gangguan perkembangan neurologis yang ditandai dengan kondisi kesulitan berinteraksi sosial, masalah komunikasi verbal dan nonverbal yang disertai dengan pengulangan tingkah laku, serta ketertarikan yang dangkal dan obsesif (Harrington JW, 2014). Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor internal (faktor genetic) dan faktor eksternal (faktor lingkungan). Faktor genetik atau keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial (Chamidah,2009). Gangguan perkembangan pada GSA sampai saat ini belum diketahui penyebabnya, namun faktor genetik diduga berperan dalam banyak kasus GSA. Gejala GSA muncul pada anak usia sebelum 3 tahun (Samadi dkk, 2015). Gangguan spektrum autis (GSA) bukan gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak dengan

(7)

Data penderita gangguan spektrum autis (GSA) menurut National Survey Of Children’s Health yang didasarkan pada laporan orang tua pada anak usia sekolah adalah 2 % dari populasi. Prevalens GSA di Amerika Serikat 1 dari 88 anak (Harrington JW, 2014). Penderita GSA di dunia rata-rata diperkirakan terjadi pada 62 per 10.000 penduduk dengan rasio perbandingan lelaki dan perempuan yaitu 4:1 (Samadi dkk, 2015) Penderita GSA mengalami peningkatan 23% dari tahun 2006 yang menjadikan GSA sebagai masalah kesehatan masyarakat yang diperhatikan. Penderita GSA di Indonesia sampai tahun 2004 telah mencapai angka 7000 orang (Depkes, 2004). Sebuah studi menyatakan bahwa 15 % anak dengan keterlambatan bicara mengalami GSA (Dewanti dkk., 2012). Mereka datang sebelum usia 2 tahun dengan keluhan utama gangguan bicara, tetapi ternyata didapatkan gejala lain berupa tidak adanya kontak mata dan atau perilaku tertentu yang dilakukan berulang-ulang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang mendapatkan anak gangguan spektrum autis (GSA) pada awalnya mengalami gangguan bicara (Deutsch dkk., 2003).

Diagnosis GSA didasarkan pada laporan keluhan orang tua terhadap anaknya berdasarkan riwayat sosial, komunikasi dan tingkah laku anak-anak mereka. Gejala yang dikeluhkan selalu muncul pada usia 12-15 bulan (Samadi dkk., 2015). Keterlambatan diagnosis meningkat pada orang tua dengan tingkat stres yang tinggi. Keterlambatan pemberian intervensi dini sebagai penanganan awal dapat memengaruhi hasil pengobatan. Perbaikan GSA dimulai sebelum anak usia 4 tahun dan intervensi dini yang berhubungan dengan memperbaiki gangguan bahasa, meningkatkan perilaku sosial serta menurunkan gejala GSA akan memberikan hasil yang lebih baik (Beuker dkk.,2013). Diagnosis dini GSA dapat memberikan perbaikan perilaku secara intensif

(8)

yaitu dapat meningkatkan perbaikan dalam bahasa, perilaku adaptasi, akademis, dan IQ anak dengan GSA. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik rutin, skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan.

Salah satu metode deteksi dini yang direkomendasikan adalah skrining perkembangan dengan kuesioner yaitu Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised R). Modified Checklist for Autism in Toddlers-Toddlers-Revised (M-CHAT-R) adalah alat ukur yang valid untuk skrining anak-anak usia antara 16 dan 30 bulan untuk mengetahui risiko anak menderita gangguan spektrum autis (GSA) sesuai dengan rekomendasi The American Academy Of Pediatric (AAP). Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) telah digunakan secara luas sebagai salah satu alat deteksi dini gangguan spektrum autis (GSA) dengan tingkat sensitifitas 97% dan spesifisitas 99% (Anagnostou E dkk.,2014). Penelitian yang dilakukan di Atlanta dan Connecticut menunjukkan 47,5% (CI 95% : 0,41-0,54) memiliki risiko terdiagnosis GSA dan 94,6% (CI 95%: 0,92-0,98) memiliki risiko untuk mengalami gangguan keterlambatan perkembangan. Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) dapat dilakukan dan dinilai pada anak dengan jadwal check up yang baik. Kuisioner M-CHAT-R diisi secara lengkap oleh orang tua anak yang berisiko dijelaskan dengan protokol follow up (Khowaja dkk.,2014). Prosedur pelaksanaan skrining dengan M-CHAT-R hendaknya dilakukan pada pasien yang mengikuti jadwal kontrol rutin ke rumah sakit. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar adalah rumah sakit tersier di Bali, pusat rujukan untuk kasus tumbuh

(9)

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa prevalens anak dengan GSA di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya dan deteksi dini GSA penting dilakukan dalam menegakkan diagnosis GSA sehingga nantinya penatalaksanaan yang diberikan memberikan hasil yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalens dan karakteristik GSA pada anak usia 18-24 bulan dengan menggunakan Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) di Poliklinik Anak RSUP Sanglah, dimana penelitian serupa belum pernah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Berapakah prevalens GSA pada anak usia 18-24 bulan dengan Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) di Poliklinik Anak RSUP Sanglah ? 2. Bagaimanakah gambaran karakteristik GSA pada anak usia 18-24 bulan dengan Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) di Poliklinik Anak RSUP Sanglah ?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian untuk mengetahui prevalens dan karakteristik gangguan spektrum autis (GSA) pada anak usia 18-24 bulan dengan Modified Checklist for Autism in Toddlers-Revised (M-CHAT-R) di Poliklinik Anak RSUP Sanglah Denpasar.

(10)

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan gangguan spektrum autis (GSA).

1.4.2 Manfaat Aplikatif

1) Memberikan informasi mengenai prevalens dan karakteristik GSA melalui deteksi dini GSA pada anak usia 18 dan 24 bulan dengan menggunakan M-CHAT-R di Poliklinik Anak RSUP Sanglah.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam melakukan diagnosis dan intervensi terhadap gangguan spektrum autis (GSA).

Referensi

Dokumen terkait

Kedua pengertian tersebut tidak secara eksplisit memberi pengertian terhadap data pribadi, begitu juga dengan ketentuan-ketentuan lainnya dalam UU ITE. Tetapi,

Hasil penelitian menunjukkan Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar dalam pengembangan Daya tarik wisata alam air terjun Tegenungan memperoleh kewenangan yang

Dalam rangka memperoleh hasil penelitian yang terfokus serta agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka diberikan batas- batas terhadap masalah

b) Penyelesaian masalah yang dapat ditempuh PT. Federal Internasional Finance atas wanprestasi dalam perjanjian pembiayaan konsumen. Data Sekunder adalah data yang diperoleh

Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang ditangani 18 , yaitu untuk

Dalam penelitian ini mengkaji tentang kosongnya norma hukum yang ada, sehingga dapat dipakai acuan dalam penemuan hukum baru tentang tidak adanya aturan tentang

Wanprestasi ini tidaklah bisa dianggap selesai begitu saja dikarenakan sudah dibuatnya polis asuransi yang sudah disepakai oleh kedua belah pihak.Wanprestasi ini

Maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi sesuai dengan rumusan masalah bagaimanakah pengaturan dan tolok ukur menentukan bilangan penyebut antara calon kepala