• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANGANAN FISIOTERAPI PADA KASUS GBS.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENANGANAN FISIOTERAPI PADA KASUS GBS.docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENANGANAN FISIOTERAPI PADA KASUS

PENANGANAN FISIOTERAPI PADA KASUS

GBS (

GBS (

Gui

Gui llllain B

ain B arr

arr e

e s

sy

yndr

ndrom

ome

e) 

Disusun :

Disusun :

NAMA

NAMA

:

: OKI

OKI AMELIANTO

AMELIANTO

NIM

NIM

:

: 201466042

201466042

PROGRAM

(2)

Latar Belakang

Latar Belakang

Guillain Barre syndrome

Guillain Barre syndrome  (GBS) adalah suatu sindroma klinis dari kelemahan akut  (GBS) adalah suatu sindroma klinis dari kelemahan akut ekstremitas tubuh, yang disebabkan oleh kelainan saraf tepi dan bukan oleh penyakit sistemis. ekstremitas tubuh, yang disebabkan oleh kelainan saraf tepi dan bukan oleh penyakit sistemis. John Lettsom 1787, merupakan orang pertama yang mengangkat masalah neuropati John Lettsom 1787, merupakan orang pertama yang mengangkat masalah neuropati  perifer.

 perifer. Ia Ia mendeskripsikan mendeskripsikan penyakit penyakit ini ini sebagai sebagai akibat akibat dari dari konsumsi konsumsi alkohol alkohol yangyang  berlebihan.

 berlebihan. Deskripsi Deskripsi ini ini tidak tidak dapat dapat memberikan memberikan bukti bukti tentang tentang adanya adanya kelainan kelainan patologispatologis maupun anatomis dari penderita.

maupun anatomis dari penderita.

Meskipun orang yang terjangkit penyakit ini bisa mengalami kelumpuhan total, Meskipun orang yang terjangkit penyakit ini bisa mengalami kelumpuhan total,  prognosisnya bagus. Enam

 prognosisnya bagus. Enam bulan setelah bulan setelah terserang, 85% terserang, 85% dari kasdari kasus yang us yang dilaporkan sembuh.dilaporkan sembuh. Secara keseluruhan hanya 5% yang meninggal akibat GBS (Fredericks et all 1996). Oleh Secara keseluruhan hanya 5% yang meninggal akibat GBS (Fredericks et all 1996). Oleh karenanya, disamping perawatan pada tahap akut, tata laksana fisioterapi akan sangat karenanya, disamping perawatan pada tahap akut, tata laksana fisioterapi akan sangat menentukan prognosis, apakah akan ada gejala sisa atau sembuh total.

menentukan prognosis, apakah akan ada gejala sisa atau sembuh total. Gullain BarreGullain Barre Syndrome

Syndrome (GBS) dalam proses penyembuhan sangat membutuhkan fisioterapi.(GBS) dalam proses penyembuhan sangat membutuhkan fisioterapi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Guillain-Barre SyndromeGuillain-Barre Syndrome

Pengertian Guillain Barre Syndrome

Pengertian Guillain Barre Syndrome

Guillain Barre Syndrome

Guillain Barre Syndrome  ( GBS ) adalah suatu kelainan sistem kekebalan tubuh  ( GBS ) adalah suatu kelainan sistem kekebalan tubuh manusia yang menyerang bagian dari susunan saraf tepi dirinya sendiri dengan karekterisasi manusia yang menyerang bagian dari susunan saraf tepi dirinya sendiri dengan karekterisasi  berupa

 berupa kelemahan kelemahan atau atau arefleksia arefleksia dari dari saraf saraf motorik motorik yang yang sifatnya sifatnya progresif. progresif. Kelainan Kelainan iniini kadang-kadang juga menyerang saraf sensoris, otonom, maupun susunan saraf pusat.

kadang-kadang juga menyerang saraf sensoris, otonom, maupun susunan saraf pusat.

Penderita Penyakit Guillain Barre Syndrome Penderita Penyakit Guillain Barre Syndrome

(3)

Pengertian Akson dan Selaput Myelin

Pengertian Akson dan Selaput Myelin

Akson adalah suatu perpanjangan sel-sel saraf, berbentuk panjang dan tipis; berfungsi Akson adalah suatu perpanjangan sel-sel saraf, berbentuk panjang dan tipis; berfungsi sebagai pembawa sinyal saraf. Beberapa akson dikelilingi oleh suatu selubung yang dikenal sebagai pembawa sinyal saraf. Beberapa akson dikelilingi oleh suatu selubung yang dikenal sebagai myelin, yang mirip dengan kabel listrik yang terbungkus plastik. Selubung myelin sebagai myelin, yang mirip dengan kabel listrik yang terbungkus plastik. Selubung myelin  bersifat

 bersifat insulator insulator dan dan melindungi melindungi sel-sel sel-sel saraf. saraf. Selubung Selubung ini ini akan akan meningkatkan meningkatkan baikbaik kecepatan maupun jarak sinyal saraf yang ditransmisikan.

kecepatan maupun jarak sinyal saraf yang ditransmisikan.

Myelin tidak membungkus akson secara utuh, namun terdapat suatu ja

Myelin tidak membungkus akson secara utuh, namun terdapat suatu ja rak diantaranya,rak diantaranya, yang dikenal sebagai Nodus Ranvier, dimana daerah ini merupakan daerah yang rentan yang dikenal sebagai Nodus Ranvier, dimana daerah ini merupakan daerah yang rentan diserang. Transmisi sinyal saraf juga akan diperlambat pada daerah ini, sehingga semakin diserang. Transmisi sinyal saraf juga akan diperlambat pada daerah ini, sehingga semakin  banyak terdapat nodus ini, transmisi sinyal akan semakin lambat.

 banyak terdapat nodus ini, transmisi sinyal akan semakin lambat.

Sel Saraf Sel Saraf ..

Etiologi (penyebab)

Etiologi (penyebab)

Kelemahan dan paralisis yang terjadi pada GBS disebabkan karena hilangnya myelin, Kelemahan dan paralisis yang terjadi pada GBS disebabkan karena hilangnya myelin, material yang membungkus saraf. Hilangnya myelin ini disebut

material yang membungkus saraf. Hilangnya myelin ini disebut demyelinisasidemyelinisasi. Demyelinisasi. Demyelinisasi menyebabkan penghantaran impuls oleh saraf tersebut menjadi lambat atau berhenti sama menyebabkan penghantaran impuls oleh saraf tersebut menjadi lambat atau berhenti sama sekali. GBS menyebabkan inflamasi dan destruksi dari myelin dan menyerang beberapa sekali. GBS menyebabkan inflamasi dan destruksi dari myelin dan menyerang beberapa saraf. Oleh karena itu GBS disebut juga

saraf. Oleh karena itu GBS disebut juga  Acute  Acute Inflammatory Inflammatory DemyelinatingDemyelinating  Polyradiculoneuropathy

 Polyradiculoneuropathy (AIDP). (AIDP).

Meskipun sebagian besar penderita GBS dapat sembuh spontan, namun lama Meskipun sebagian besar penderita GBS dapat sembuh spontan, namun lama  perjalanan

 perjalanan penyakit penyakit GBS GBS tidak tidak dapat dapat diprediksi diprediksi dan dan sering sering membutuhkan membutuhkan perawatan perawatan rumahrumah sakit dan rehabilitasi selama berbulan-bulan. Seiring dengan kembalinya suplai saraf, sakit dan rehabilitasi selama berbulan-bulan. Seiring dengan kembalinya suplai saraf,  penderita

 penderita membutuhkan membutuhkan bantuan bantuan untuk untuk mampu mampu menggunakan menggunakan otot-otot otot-otot yang yang terpengaruhterpengaruh oleh GBS secara optimal.

(4)

Penyebab terjadinya GBS sampai saat ini belum diketahui. Ada yang menyebutkan Penyebab terjadinya GBS sampai saat ini belum diketahui. Ada yang menyebutkan kerusakan tersebut disebabkan oleh penyakit autoimun. Namun karena kebanyakan kasus kerusakan tersebut disebabkan oleh penyakit autoimun. Namun karena kebanyakan kasus terjadi sesudah proses infeksi, diduga GBS terjadi karena sistem kekebalan tidak berfungsi. terjadi sesudah proses infeksi, diduga GBS terjadi karena sistem kekebalan tidak berfungsi. Gejalanya adalah kelemahan otot (parese hingga plegia), biasanya perlahan, mulai dari bawah Gejalanya adalah kelemahan otot (parese hingga plegia), biasanya perlahan, mulai dari bawah ke atas. Jadi gejala awalnya biasanya tidak bisa berjalan, atau gangguan berjalan. Sebaliknya ke atas. Jadi gejala awalnya biasanya tidak bisa berjalan, atau gangguan berjalan. Sebaliknya  penyembuhannya

 penyembuhannya diawali diawali dari dari bagian bagian atas atas tubuh tubuh ke ke bawah, bawah, sehingga sehingga bila bila ada ada gejalagejala sisa biasanya gangguan berjalan (Fredericks et all

sisa biasanya gangguan berjalan (Fredericks et all 1996)..1996)..

Setelah fase akut terlewati, pasien membutuhkan rehabilitasi untuk mencapai fungsi Setelah fase akut terlewati, pasien membutuhkan rehabilitasi untuk mencapai fungsi tubuh yang telah hilang. Rehabilitasi ditujukan terutama untuk memperbaiki fungsi aktivitas tubuh yang telah hilang. Rehabilitasi ditujukan terutama untuk memperbaiki fungsi aktivitas sehari-hari (AKS), seperti menggosok gigi, mencuci dan berpakaian.

sehari-hari (AKS), seperti menggosok gigi, mencuci dan berpakaian.

Tujuan terapi fisik adalah untuk menstimulasi otot dan sendi, melalui berbagai Tujuan terapi fisik adalah untuk menstimulasi otot dan sendi, melalui berbagai gerakan fisik dan latihan; sehingga terbentuk kekuatan, fleksibilitas, dan lingkup gerak sendi gerakan fisik dan latihan; sehingga terbentuk kekuatan, fleksibilitas, dan lingkup gerak sendi yang optimal.

yang optimal. Seorang fisioterapi akan melakukan program latihan progresif dan memberikanSeorang fisioterapi akan melakukan program latihan progresif dan memberikan  petunjuk

 petunjuk mengenai mengenai gerakan gerakan fungsional fungsional yang yang benar, benar, sehingga sehingga tidak tidak terjadi terjadi kompensasikompensasi gerakan yang salah saat penyembuhan.

gerakan yang salah saat penyembuhan.

Terapis okupasi memfokuskan terapi pada aktivitas untuk membantu pasien Terapis okupasi memfokuskan terapi pada aktivitas untuk membantu pasien melakukan aktivitasnya sehari-hari secara optimal.

melakukan aktivitasnya sehari-hari secara optimal. Dalam terapi, digunakan beberapa alatDalam terapi, digunakan beberapa alat  bantu

 bantu tambahan tambahan seperti seperti brace brace pada pada tungkai tungkai atau atau lengan, lengan, cane, cane, walker, walker, dan dan kursi kursi roda roda untukuntuk membantu mobilisasinya selama fase penyembuhan atau sekiranya GBS membuat penderita membantu mobilisasinya selama fase penyembuhan atau sekiranya GBS membuat penderita hidup dengan disabilitas yang permanen.

hidup dengan disabilitas yang permanen. Penggunaan alat potong bantuan juga diperlukanPenggunaan alat potong bantuan juga diperlukan untuk membuat pasien mandiri dengan aktifitasnya.

untuk membuat pasien mandiri dengan aktifitasnya.

Seorang terapis wicara juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan bicara Seorang terapis wicara juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan bicara dan menelan pasien. Terapis wicara akan memperbaiki kemampuan penderita dalam dan menelan pasien. Terapis wicara akan memperbaiki kemampuan penderita dalam  berkomunikasi.

 berkomunikasi. Semua Semua ini ini akan akan tergabung tergabung dalam dalam tim tim dimana dimana dokter, dokter, perawat, perawat, dan dan anggotaanggota tim medis lainnya dengan pengetahuannya masing-masing, sehingga dapat menentukan tim medis lainnya dengan pengetahuannya masing-masing, sehingga dapat menentukan tujuan terapi dan prioritas terapi berdasarkan tujuan tersebut. Setelah rehabilitasi, pasien tujuan terapi dan prioritas terapi berdasarkan tujuan tersebut. Setelah rehabilitasi, pasien harus mampu berfungsi secara

(5)

Patofisiologi

Patofisiologi

.Ada beberapa teori mengenai pembentukan autoantibodi, yang pertama adalah virus .Ada beberapa teori mengenai pembentukan autoantibodi, yang pertama adalah virus dan bakteri mengubah susunan sel-sel saraf sehingga sistem imun tubuh mengenalinya dan bakteri mengubah susunan sel-sel saraf sehingga sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing. Teori yang kedua mengatakan bahwa infeksi tersebut menyebabkan sebagai benda asing. Teori yang kedua mengatakan bahwa infeksi tersebut menyebabkan kemampuan sistem imun untuk mengenali dirinya sendiri berkurang. Autoantibodi ini yang kemampuan sistem imun untuk mengenali dirinya sendiri berkurang. Autoantibodi ini yang kemudian menyebabkan destruksi myelin bahkan kadang-kadang juga dapat terjadi destruksi kemudian menyebabkan destruksi myelin bahkan kadang-kadang juga dapat terjadi destruksi  pada axon.

 pada axon.

Destruksi pada myelin tersebut menyebabkan sel-sel saraf tidak dapat mengirimkan Destruksi pada myelin tersebut menyebabkan sel-sel saraf tidak dapat mengirimkan signal secara efisien, sehingga otot kehilangan kemampuannya untuk merespon perintah dari signal secara efisien, sehingga otot kehilangan kemampuannya untuk merespon perintah dari otak dan otak menerima lebih sedikit impuls sensoris dari seluruh bagian tubuh.

otak dan otak menerima lebih sedikit impuls sensoris dari seluruh bagian tubuh.

Pemeriksaan secara patologis pada saraf penderita penyakit Guillain Barre Syndrome Pemeriksaan secara patologis pada saraf penderita penyakit Guillain Barre Syndrome menunjukkan kalau terjadi proses penghancuran selaput myelin pada saraf tepi. Baik pada menunjukkan kalau terjadi proses penghancuran selaput myelin pada saraf tepi. Baik pada  pangkalnya (akar

 pangkalnya (akar saraf) saraf) ataupun pada ataupun pada bagian bagian yang lebih yang lebih ujung (distal). ujung (distal). Pada umumnya Pada umumnya yangyang terserang akar saraf tulang belakang bagian depan (anterior root nerves of spinal cord), tetapi terserang akar saraf tulang belakang bagian depan (anterior root nerves of spinal cord), tetapi tidak menutup kemungkinan akar saraf bagian belakang (posterior root nerves of spinal cord). tidak menutup kemungkinan akar saraf bagian belakang (posterior root nerves of spinal cord). Uniknya selaput myelin yang terserang dimulai dari saraf tepi paling bawah, terus naik ke Uniknya selaput myelin yang terserang dimulai dari saraf tepi paling bawah, terus naik ke saraf tepi yang lebih tinggi (Fredericks et a

saraf tepi yang lebih tinggi (Fredericks et all 1996, dan Nolte 1999).ll 1996, dan Nolte 1999).

Fungsi selaput myelin adalah mempercepat konduksi saraf. Oleh karenanya Fungsi selaput myelin adalah mempercepat konduksi saraf. Oleh karenanya hancurnya selaput ini mengakibatkan keterlambatan konduksi saraf, bahkan mungkin terhenti hancurnya selaput ini mengakibatkan keterlambatan konduksi saraf, bahkan mungkin terhenti sama sekali (Nolte 1999). Sehingga penderita GBS mengalami gangguan motor dan sensorik. sama sekali (Nolte 1999). Sehingga penderita GBS mengalami gangguan motor dan sensorik. Kelambatan kecepatan konduksi otot bisa dilihat dari hasil pemeriksaan EMG. Disamping Kelambatan kecepatan konduksi otot bisa dilihat dari hasil pemeriksaan EMG. Disamping itu, hancurnya selaput myelin mungkin juga menyerang cranial nerves (Pryor & Webber itu, hancurnya selaput myelin mungkin juga menyerang cranial nerves (Pryor & Webber 1998) termasuk diantaranya nervus vagus, yang merupakan bagian dari sistem saraf 1998) termasuk diantaranya nervus vagus, yang merupakan bagian dari sistem saraf otonomik. Oleh karena itu, bila saraf yang terserang cukup tinggi tingkatnya, sistem saraf otonomik. Oleh karena itu, bila saraf yang terserang cukup tinggi tingkatnya, sistem saraf otonomik mungkin saja terganggu. Selain nervus vagus, cranial nerves yang lain mungkin otonomik mungkin saja terganggu. Selain nervus vagus, cranial nerves yang lain mungkin saja terserang, misalnnya saraf ke-XI.

saja terserang, misalnnya saraf ke-XI.

Gangguan motorik yang pada GBS diawali dengan kelemahan otot bagian bawah. Gangguan motorik yang pada GBS diawali dengan kelemahan otot bagian bawah. Mula-mula yang dirasakan kelemahan (parese), bila berlanjut menjadi lumpuh (plegia). Mula-mula yang dirasakan kelemahan (parese), bila berlanjut menjadi lumpuh (plegia). Diawali dari gangguan berjalan, seperti misalnya kaki ‘terseret’, hingga tidak bisa berdiri. Diawali dari gangguan berjalan, seperti misalnya kaki ‘terseret’, hingga tidak bisa berdiri.

Perlahan-Perlahan-lahan kelemahan ‘naik’ otot lebih tinggi, seperti lutut dan paha, sehingga penderitalahan kelemahan ‘naik’ otot lebih tinggi, seperti lutut dan paha, sehingga penderita tidak bisa berdiri. Bila yang berlanjut kelemahan otot bisa terjadi pada otot di sepajang tulang tidak bisa berdiri. Bila yang berlanjut kelemahan otot bisa terjadi pada otot di sepajang tulang  punggung, pungg

 punggung, punggung dan dada. Teung dan dada. Terus hingga ke rus hingga ke tangan dan lengan. Bila tangan dan lengan. Bila otot-otot pernafasanotot-otot pernafasan terganggu, akan terjadi kelemahan dalam bernafas. Penderita merasa nafasnya berat.

(6)

Kadang-kadang gejala GBS juga disertai gangguan saraf otonomik, sehingga akan Kadang-kadang gejala GBS juga disertai gangguan saraf otonomik, sehingga akan terjadi gangguan saraf simpatik dan para simpatik. Yang tampak adalah gejala naik-turunnya terjadi gangguan saraf simpatik dan para simpatik. Yang tampak adalah gejala naik-turunnya tekanan darah secara tiba-tiba, atau pasien berkeringat di tempat yang dingin (Pryor & tekanan darah secara tiba-tiba, atau pasien berkeringat di tempat yang dingin (Pryor & Webber 1998). Bila terjadi gangguan cranial nerves akibatnya adalah tidak bisa menelan, Webber 1998). Bila terjadi gangguan cranial nerves akibatnya adalah tidak bisa menelan,  berbicara

 berbicara atau atau bernafas, bernafas, atau atau kelemahan kelemahan otot-otot otot-otot muka. muka. Uniknya Uniknya kelemahan kelemahan otot otot biasanyabiasanya simetris, artinya anggota badan yang kiri mengalami kelemahan yang sama dengan anggota simetris, artinya anggota badan yang kiri mengalami kelemahan yang sama dengan anggota  badan kanan.

 badan kanan.

Sebagai akibat dari gangguan motorik dan sistem saraf otonomik, terjadi gangguan Sebagai akibat dari gangguan motorik dan sistem saraf otonomik, terjadi gangguan kardiopulmonari. Berawal dari nafas berat, oleh karena kelemahan otot pernafasan (baik otot kardiopulmonari. Berawal dari nafas berat, oleh karena kelemahan otot pernafasan (baik otot intercostal maupun diafragma), hingga gangguan ritmik oleh karena gangguan saraf intercostal maupun diafragma), hingga gangguan ritmik oleh karena gangguan saraf otonomik. Akibatnya fungsi paru menjadi terganggu. Paru tidak bisa mengembang secara otonomik. Akibatnya fungsi paru menjadi terganggu. Paru tidak bisa mengembang secara maksimal akibatnya kapasitas vital menurun. Bila kondisi ini berlanjut, bisa terjadi infeksi maksimal akibatnya kapasitas vital menurun. Bila kondisi ini berlanjut, bisa terjadi infeksi  paru,

 paru, pneumonia, pneumonia, yang yang akan akan memperburuk memperburuk kondisi. kondisi. Ditambah Ditambah kenyataannya kenyataannya pasien pasien dalamdalam kondisi seperti di atas biasanya hanya terbaring, posisi yang hanya akan menurunkan fungsi kondisi seperti di atas biasanya hanya terbaring, posisi yang hanya akan menurunkan fungsi  paru

 paru (Pryor (Pryor & & Webber Webber 1998). 1998). Bila Bila fungsi fungsi glotis glotis terganggu, terganggu, akibat akibat terganggunya terganggunya sistemsistem otonomik, penderita mungkin akan tersedak. Sehingga makanan masuk ke saluran otonomik, penderita mungkin akan tersedak. Sehingga makanan masuk ke saluran  pernafasan, dan akan menambah infeksi paru.

 pernafasan, dan akan menambah infeksi paru.

Akibat terganggunya saraf otonomik, irama jantung juga terganggu. Sehingga tekanan Akibat terganggunya saraf otonomik, irama jantung juga terganggu. Sehingga tekanan darah bisa naik-turun secara mendadak, atau flushing, yaitu muka memerah secara

darah bisa naik-turun secara mendadak, atau flushing, yaitu muka memerah secara mendadak.mendadak. Gejala-gejala tersebut akan terus muncul dalam waktu maksimal 2 minggu. Sesudah Gejala-gejala tersebut akan terus muncul dalam waktu maksimal 2 minggu. Sesudah itu akan berhenti, hingga proses penyembuhan terjadi sekitar 2 sampai 4 minggu sesudah itu akan berhenti, hingga proses penyembuhan terjadi sekitar 2 sampai 4 minggu sesudah kelemahan berhenti.

(7)

Kesimpulan

Kesimpulan

Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah salah satu penyakit demyelinating yang Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah salah satu penyakit demyelinating yang menyerang susunan saraf tepi, pada umumnya saraf motorik tetapi mungkin juga saraf menyerang susunan saraf tepi, pada umumnya saraf motorik tetapi mungkin juga saraf sensorik dan otonomik. Serangan GBS biasanya mengikuti infeksi saluran pencernaan, sensorik dan otonomik. Serangan GBS biasanya mengikuti infeksi saluran pencernaan, sehingga diduga akibat dari gangguan sistem kekebalan tubuh. Keparahan gejala GBS sehingga diduga akibat dari gangguan sistem kekebalan tubuh. Keparahan gejala GBS tergantung dari tingginya akar saraf yang terserang. Semakin tinggi yang terserang, maka tergantung dari tingginya akar saraf yang terserang. Semakin tinggi yang terserang, maka gejalanya semakin parah. Sebaliknya semakin rendah yang terserang, maka gejalanya gejalanya semakin parah. Sebaliknya semakin rendah yang terserang, maka gejalanya semakin ringan.

semakin ringan.

Berdasarkan gejala yang timbul, dapatlah disimpulkan ada 4 problem utama dalam Berdasarkan gejala yang timbul, dapatlah disimpulkan ada 4 problem utama dalam  penatalaksanaan

 penatalaksanaan fisioterapi fisioterapi pada pada kasus kasus GBS, GBS, yakni yakni problem problem muskuloskeletal,muskuloskeletal, kardiopulmonari, sensori dan gangguan sistem saraf otonomi.

kardiopulmonari, sensori dan gangguan sistem saraf otonomi.

Disamping itu, berdasarkan tahap penyembuhan pasien dengan GBS, ada 2 tahap Disamping itu, berdasarkan tahap penyembuhan pasien dengan GBS, ada 2 tahap  penatalaksanaan

 penatalaksanaan fisioterapi fisioterapi pada pada GBS, GBS, yakni yakni fisioterapi fisioterapi pada pada tahap tahap awal awal dan dan lanjut. lanjut. PadaPada tahap awal, k

tahap awal, ketika waktu getika waktu gejalanya memburuk ejalanya memburuk hingga berhenti, hingga berhenti, fisioterapi ditujukan pfisioterapi ditujukan padaada  pemeliharaan

 pemeliharaan fungsi fungsi dan dan kondisi. kondisi. Pada Pada tahap tahap ini ini problem problem kardiopulmonari kardiopulmonari dandan muskuloskeletal menjadi perhatian utama.

muskuloskeletal menjadi perhatian utama.

Fungsi ventilasi paru harus tetap dijaga, sehingga fungsi tubuh juga dapat optimal. Fungsi ventilasi paru harus tetap dijaga, sehingga fungsi tubuh juga dapat optimal. Selain itu luas gerak sendi, panjang otot, dan kekuatan sendi harus tetap dipelihara, sehingga Selain itu luas gerak sendi, panjang otot, dan kekuatan sendi harus tetap dipelihara, sehingga  pada saatn

 pada saatnya ada ya ada peningkatan kondisi peningkatan kondisi fungsi muskuloskeletal fungsi muskuloskeletal bisa sebisa segera gera difungsikan. Tidakdifungsikan. Tidak  banyak yang bisa dilakukan

 banyak yang bisa dilakukan untuk problem sensorik selain mencegah terjadinya dekubuntuk problem sensorik selain mencegah terjadinya dekubitus.itus. Gangguan sistem saraf otonomi biasanya belum menjadi problem bagi fisioterapis Gangguan sistem saraf otonomi biasanya belum menjadi problem bagi fisioterapis  pada tahap ini, karena biasanya belum dilakukan mobilisasi. Pada ta

 pada tahap ini, karena biasanya belum dilakukan mobilisasi. Pada ta hap ini kerjasama denganhap ini kerjasama dengan  perawatan

 perawatan sangat sangat diharapkan. diharapkan. Sedangkan Sedangkan pada pada tahap tahap akhir, akhir, ketika ketika kondisi kondisi pasien pasien sudahsudah membaik, fisioterapi ditujukan pada peningkatan fungsi. Yang menjadi perhatian utama membaik, fisioterapi ditujukan pada peningkatan fungsi. Yang menjadi perhatian utama adalah problem muskuloskeletal, yakni peningkatan kekuatan otot.

Referensi

Dokumen terkait

Bell’s Palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf fasialis (wajah), menyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu sisi wajah, sehingga wajah menjadi.. asimetris, karena

Salah satu penyakit yang menyerang tanaman jelutung darat ( Dyera costulata Hook.) dan jelutung rawa ( Dyera lowii Hook.) adalah penyakit bercak daun, yang

Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio yang menyerang system syaraf

Penyakit Hepatitis B adalah merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati

kasus penerapan tehnik memandikan dengan Chlorhexidine gluconate (CHG) 4% pada pasien Gullain-Bare Syndrome (GBS) di ruang observasi intensive IRD lantai 3 RSUD

Salah satu penyakit yang menyerang tanaman jelutung darat (Dyera costulata Hook.) dan jelutung rawa (Dyera lowii Hook.) adalah penyakit bercak daun, yang

Disini kami akan membahas penyakit jantung yang menyerang pada anak, salah satu penyakit tersebut adalah “Tetralogi of fallot” yang merupakan suatu bentuk penyakit satu

Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab utama tukak lambung, selain NSAID dan penyebab yang jarang adalah Syndrome Zollinger Ellison dan penyakit Chron disease.6 Bakteri tersebut