Bentuk-bentuk masyarakat bermacam-macam, antara lain dikemukakan sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies, yang membedakan dua kelompok sosial dengan ukuran "kodrat" dan
"kehendak" sebagai berikut : 1. Gemeinschaft
Adalah kesatuan kelompok manusia yang terbentuknya sebagai kelompok tersebut karena kodrat ciptaan Tuhan.
Seperti keluarga terdiri atas anak-anak beserta orang tuanya, clan, marga dan suku bangsa (untuk mudahnya adalah gambaran bahwa seseorang menjadi warga dalam keluarga tertentu atau tergolong dalam suatu suku tertentu adalah sudah kodrat, dia tidak mungkin protrs untuk memilih sekehendaknya).41
Gemeinschaft menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A. adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggota diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang dikodratkan;42 kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan organ tubuh manusia atau hewan.
Bentuk Gemeinschaft utama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabat, rukun tetangga dan lain sebagainya. Gesellschaft adalah kelompok manusia yang terbentuknya sebagai kelompok tersebut adalah karena kehendak masing-masing kelompok tersebut, seperti dampaknya pada organisasi-organisasi dalam berbagai bentuk Badan hukum Yayasan, perkumpulan, Biro-biro dagang dan sebagainya.
41Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru Kesatu (Jakarta:
CV. Rajawali, 1982), hal. 128-129
42Soerjono Soekanto, Ibid, hal. 33
29 Gesellschaft menurut Prof. Dr. Soerjono Saekaato, S.H., M.A. adalah merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk Gesellschaft ini terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal-balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri dan lain sebagainya.
Ferdinand Tonnies menyesuaikan kedua bentuk kehidupan bersama manusia yang pokok tersebut, Gemeinschaft dan Gesellschaft dengan bantuk kemauan azasi dari manusia, yaitu yang dinamakan "Wesenwille"
dan "Kurwille". Wesenwille adalah bentuk kemauan yang dikodratkan, yang timbul dari keseluruhan kehidupan alami.
Di dalam Wesenwille, perasaan dan akal merupakan kesatuan dan kedua-duanya terikat pada kesatuan hidup yang alamiah dan organis. Kurwille adalah bentuk kemauan yang dipimpin oleh cara berfikir yang didasarkan pada akal. Kurwille tersebut adalah kemauan yang ditujukan pada tujuan-tujuan yang tertentu dan rasionil sifatnya, terhadap tujuan-tujuan mana, unsur kehidupan lainnya hanyalah berfungsi sebagai alat belaka. Wesenwille selalu menimbulkan Gemeinschaft, sedangkan Kurwille selalu menjelmakan Gesellschaft. Orang-orang menjadi anggota Gesellschaft karena mempunyai kepentingan- kepentingan secara rasionil, jadi kepentingan-kepentingan individual berada di atas kepentingan hidup bersama.
Menurut sejarahnya, Gemeinschaft timbul lebih dahulu dari pada Gesellschaft, walaupun dalam perkembangan selanjutnya, di dalam Gesellschaft mungkin saja timbul lagi persamaan pikiran dan persamaan batin yang menimbulkan Gemeinschaft (J. A. A. van Doom dan C.J. Lammers). Ciri pokok dari Gemeinschaft menurut Tonnies adalah antara lain;
a. Intimata (intim, karib), artinya hubungan menyeluruh yang mesra sekali.
b. Private, artinya hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c. Exclusive, artinya hubungan tersebut hanyalah untuk
"kita" saja dan tidak untuk orang-orang lain di luar "kita".
Menurut Tonnies, di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga type
30
Gemeinschaft, yaitu :
a. Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan; contohnya keluarga, kelompok, kerabat.
b. Gemeinschaft of Place, yaitu suatu Gemeinschaft yang.
terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya, sehingga dapat saling tolong-menolong;
Contoh Rukun Tetangga, Rukumn Warga, Arisan.
c. Gesellschaft of mind, yang merupakan suatu Gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggaInya tidak berdakatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena ideologi yang sama. Gemeinschaft yang semacam ini biasanya ikatannya tidak sekuat Gemeinschaft by blood.43
Apabila kekuatan sosial itu agak sema, maka Tonnies menamakannya tipe pergaulan hidup yang bersifat
"pertemanan" (gebootscheppelijk), kalau tidak sama ia menamakannya suatu tipe yang bersifat "pertuanan"
(heerscheppelijk), dapat dilihat;44 a. "Gemeinschaft";
1). Hubungan pertemanan, misalnya persahabatan.
2). Huubungan pertuanan"; misalnya kekuasaan bapak (patriarchalisme).
b. "Gesellschaft "
1). Huhubungan pertemanan"; misalnya kerjasama di lapangan ekonomi, koperasi.
2). Hubungan Pertuanan"; misalnya bekerja pada majikan, disiplin tentara.
Menurut Drs. C.S.T. Kansil, S.H., bentuk masyarakat, antara lain;45
1. Berdasarkan hubungan yang diciptakan para anggotanya : a. Masyarakat paguyuban (Gemeinschaft), apabila
hubungan itu bersifat kepribadian dan menimbulkan ikatan batin, misalnya rumah tangga, perkumpulan kematian dan sebagainya.
43Soerjono Soekanto, Ibid, hal. 129-131.
44Lysen, Op.Cit, hal. 48.
45C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jilid I Pengantar Ilmu Hukum, Semester Ganjil (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), hal. 5-6.
31 b. Masyarakat petembayan (Gesellschaft), apabila hubungan itu bersifat tidak kepribadian dan bertujuan untuk mencapai keuntungan kebendaan, misalnya Firma, Perseroan Komenditer, Perseroan Tesbatas dan lain-lain.
2. Berdasarkan sifat pembentukannya, yaitu;
a. Masyarakat yang teratur oleh karena sengaja diatur untuk tujuan tertentu, misalnya perkumpulan olah raga.
b. Masyarakat yang teratur tetapi terjadi dengan sandirinya oleh karena orang-orang yang bersangkutan mempunyai kepentingan bersama, misalnya para penonton bioskop, penonton pertandingan sepak bola dan lain-lain.
c. Masyarakat yang tidak teratur, misalnya para pembaca suatu surat kabar.
3. Berdasarkan hubungan kekeluargaan, rumah tangga, sanak saudara, suku bangsa dan lain-lain.
4. Berdasarkan peri-kehidupan/kebudayaan;
a. Masyarakat primitif dan moderan.
b. Masyarakat desa dan masyarakat kota.
c. Masyarakat territorial, yanp anggota-anggotanya bertempat tinggal di satu daerah.
d. Masyarakat genealogis, yang anggota-anggotanya mempunyai pertalian darah (seks turunan)
e. Masyarakat territorial geneologis, yang anggota- anggotanya bertempat tinggal dalam satu daerah dan mereka seketurunan.