• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum dan Manusia

Dalam dokumen PROF ABDULLAH Buku Pengantar Ilmu Hukum (Halaman 38-42)

31 b. Masyarakat petembayan (Gesellschaft), apabila hubungan itu bersifat tidak kepribadian dan bertujuan untuk mencapai keuntungan kebendaan, misalnya Firma, Perseroan Komenditer, Perseroan Tesbatas dan lain-lain.

2. Berdasarkan sifat pembentukannya, yaitu;

a. Masyarakat yang teratur oleh karena sengaja diatur untuk tujuan tertentu, misalnya perkumpulan olah raga.

b. Masyarakat yang teratur tetapi terjadi dengan sandirinya oleh karena orang-orang yang bersangkutan mempunyai kepentingan bersama, misalnya para penonton bioskop, penonton pertandingan sepak bola dan lain-lain.

c. Masyarakat yang tidak teratur, misalnya para pembaca suatu surat kabar.

3. Berdasarkan hubungan kekeluargaan, rumah tangga, sanak saudara, suku bangsa dan lain-lain.

4. Berdasarkan peri-kehidupan/kebudayaan;

a. Masyarakat primitif dan moderan.

b. Masyarakat desa dan masyarakat kota.

c. Masyarakat territorial, yanp anggota-anggotanya bertempat tinggal di satu daerah.

d. Masyarakat genealogis, yang anggota-anggotanya mempunyai pertalian darah (seks turunan)

e. Masyarakat territorial geneologis, yang anggota- anggotanya bertempat tinggal dalam satu daerah dan mereka seketurunan.

32 Robinson Crusoe, yang karena nasib buruk dari kapal yang ditumpanginya, sebagai satu-satunya orang yang masih hidup dari kapal tadi, kemudian ia hidup di pulau kecil yang tidak ada penghuninya selain hewan.

Kelahiran anak tidaklah mungkin oleh karena Robinson adalah seorang laki-laki, lagi pula kelahiran anak itu menghendaki adanya hubungan antara dua orang yang berlainan jenis kelaminnya. Kawin juga tidak mungkin bagi Robinson, jual beli atau tukar menukar pun tak mungkin pula.

Ada kemungkinannya bagi Robinson adalah kematian. Akan tetapi, kematian Robinson pun tidak akan menimbulkan hukum sama sekali. Kematian Robinson barulah merupakan peristiwa hukum, yaitu barulah timbul kaedah hukum mana kala ada hubungannya dengan orang-orang lain selainnya si mati itu.

Pengertian hak milik yang penting dalam hukum tidak dibutuhkan Robinson selama ia hidup seorang diri di pulau itu.

Ia hidup dengan sangat bebas. Ia bisa menangkap hewan- hewan di pulau itu, ia bisa mengambil senjata dan apa saja yang ada di dalam kapal yang kandas itu. Dalam keadaan hidup seorang diri itu, maka Robinson tidak butuh akan hukum.

Hukum itu baru dibutuhkan apabila ada orang lebih dari seorang, atau ada pergaulan hidup manusia atau ada masyarakat. Bagaimana mungkin akan terjadi jual beli misalnya, kalau tidak ada hak milik. Hak milik itu menunjukkan adanya orang lain selain orang yang mempunyai hak milik itu, hak milik itu tidak boleh diganggu oleh orang lain. Hukum itu bertujuan untuk mengatur tata tertib pergaulan hidup manusia. Selain itu ada faktor lain selainnya tata tertib yang ada dalam hukum, yaitu keadilan, suatu sifat yang khas pada hukum yang tidak ada pada ketentuan-ketentuan lain yuag bertujuan untuk mencapai tata tertib. Jadi hukum itu berkaitan dengan kehidupan manusia dalam suatu pergaulan hidup sesamanya manusia untuk mencapai tata tertib yang berdasarkan keadilan.46

Kembali kepada kisah Robinson, yang dalam kehidupannya kemudian muncul seorang lain, yaitu yang diberi nama si Jumat. Terjadilah pergaulan antara si Robinson dengan si Jumat di pulau yang tadinya hanya dihuni si Robinson.

Dengan hadirnya si Jumat ini, maka terjadilah suatu perubahan, oleh karena kebutuhan dan kepentingan mereka bukan saja bersamaan, akan tetapi sering kali berbeda bahkan bertentangan, misalnya mereka sama-sama membutuhkan satu barang yang tak ada penggantinya. Jika terjadi perselisihan,

46Soediman Kartohadiprodjo, Op.Cit. hal. 18-19.

33 pada umumnya bisa mereka selesaikan dengan baik, karena baru mereka berdua di pulau tak bertuan itu. Akan tetapi manakala kemudian datang orang-orang lain dengan isteri, anak-anak, orang tuanya ke pulau itu, maka timbullah masalah, karena makin rumit untuk mengatur kepentingan-kepentingan mereka yang seringkali bertentangan satu sama lain. Dari contoh Rabinson di atas, tampaklah bahwa pada waktu Robinson hidup seorang diri di pulau tak bertuan itu, belumlah timbul masyarakat. Setelah datang si Jumat, kemudian disusul orang-orang Iain, barulah timbul kehidupan bersama atau masyarakat yang sederhana bentuknya dan terus berkembang semakin rumit dan kompleks. Bersamaan dengan itu, untuk melindungi harta membatasi kepentingan manusia yang bertentangan satu samalain dalan pergaulan hidupnya, maka timbullah hukum mulai dari yang sederhana sampai makin rumit.

Terwujudnya hukum dalam masyarakat yang secara sederhana dapat diambil contoh kisah Robiason di atas.

Misalkan Robinson dan Jumat mengadakan perjanjian, di mana Robinson akan menyerahkan bahan makanan, sedangkan Jumat akan memasak bahan-bahan makanan itu untuk mereka makan bersama-sama. Bagaimana kalau salah seorang dari mereka ingkar janji, umpamakan pada suatu hari. Robinson tidak cukup memberikan bahan makanan, sehiagga makanan yang dimasak si Jumat hanya cukup untuk dimakan seorang saja, makanan itu dihabiskan Jumat, sehingga waktu Robinson pulang ke rumah, makanan itu tidak ada lagi. Mereka saling salah menyalahkan satu sama lain.

Cara penyelesaiannya tentu mereka mengajukan perselisihan itu kepada Nakhoda sebuah kapal yang berlabuh di pulau itu. Tentu saja si Nakhoda tidak bisa menggunakan buku undang-undang, karena di pulau itu tidak ada buku undang- undang. Tetapi antara Robinson dan Jumat sudah ada perjanjian. Nakhoda itu harus bertindak sebagai "hakim", ia harus memberikan keputusan atas perselisihan itu. Jadi tampak bahwa hukum itu tidak usah tercatat dalam suatu buku. Lain halnya dalam masyarakat modern, di mana ada Kantor Pengadilan untuk menyelesaikan perkara. Hakim sebelum memberikan keputusannya membalik-balik kitab undang- undang di mana ditemui penggal-penggal hukum,47 disebut hukum yang dikitabkan. Akan tetapi selama undang-undang yang dikitabkan itu, ada juga penggal-peaggal hukum yang tidak dikitabkan, yang timbul dari persetujuan atau perjanjian dalam masyarakat.

47Soejono Dirdjosisworo, Op.Cit, hal. 3-8.

34 Jadi hukum itu ada yang sudah dikitabkan dan banyak lagi yang tidak atau belum dikitabkan. Jadi hukum itu lebih luas dari undang-undang, karena hukum itu ada yang sudah dikitabkan dan ada yang tidak dikitabkan. Dengan lain perkataan, hukum ada yang sudah dituliskan/dikitabkan dan ada yang tidak tertulis.

35

BAB IV

Dalam dokumen PROF ABDULLAH Buku Pengantar Ilmu Hukum (Halaman 38-42)