BAB II BAB II
C. Diskursus Penguatan Mutu Madrasah
Pendidikan sebagai suatu sistem yang terbentuk dari beberapa
komponen yang saling
berhubungan secarafungsional untuk
membentuk perubahantingkah laku
pesertadidik
agar merekamemiliki
kualitashidup
yang diharapkan. Tilaar mengemukakanpendidikan merupakan suatu
Proses menumbuhkembangkan seluruh potensi pesertadidik
yang memasyarakaf membudaya,dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional
dan global.s Perrdidikan dalam perspektif berbangsa merupakan suatu prosesuntuk
mewuiudkan visihidup
suatu bangsa, maka kegiat-s.Ibid,97-q2-
t5 lDirl, 105-
56 H.AR Tilaar, Paruligrtu fura Peadidikq Nasion
l,
(Iakarta:- Rineka CiPta, 20m\,28MANAJEAIEN M TU PENDID,KAN,SLAM TERPADU 37
an pendidikan
sangat memerlukantindakan
komprehensif dari seluruhkomponen yant ada di
dalamnya. Komponen esensial dalam suatu proses pendidikan formal, mempakan satu kesahran dan bekerja secarasimultan untuk
mencapai tuiuan pendidikan.Bakar
dan Surohim
mengemukakandalam
konteks pendidikan nasional Madrasahdi
setiap jeniangmemiliki
kedudukan penting dalam sistem pendidikan nasional Setidaknya Madrasahmemiliki
kontribusi memperkuat pengembangan sistem pendidikan nasionaldi
Indonesia. Peluang tersebut didasarkan pada asumsi pertami, Pancasila secara filosofi sebagai landasan pendidilan nasional meru- pakan bagian integraldari
filsalat lslam; kedua, sistem pendidikan Islamdi
lndonesia, yang mengarahkan ajaran Islam, secara filosofi tidak pemah bertentangan dengan Pancasila, di mana dalam konsep penyusunan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terbuka kesempatan bagi lembaga pendidikan Islam untuk mengembangkandin.
Ketiga, semakin berkembangnya gerakan pembaruanpendidikan Islam
yang pengaruhnya sangat terasadi
kalangan masyarakat terpelajar. KeempaL asumsidi
atas jika dikembangkzrn secara maksimal akan menjadi kekuatanuntuk
mengantarkan kemajuan pendidikan di Indonesia. Tetapi semuanya akan menuntut konsep
baru
yangiebih
strategis,dan
antisipasil serta langkah operasional.'Adapun langkah yang ditempuh dalam
pembaruan pen-didikan
Islam, sebagai konsekuensi berlakunya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menurut Faiar antaralain
pertanu,perlu ada pemikiran
tentang konsep pendidikan Islam ideal, yaitu pendidikan yang integralistik, huma- nistik, pragmatik dan berakar pada budaya yang kuat. Kedua, ada kejelasan visi, misi dan tujuan dengan langkah pencapaianya yang jelas. Ketig4 memberdayakan kelembagaan dengan menata kembali sistemnya. Keempat, perbaikan manajemen.Kelim4
peningkatant'Usman Abu Bakar & Surohirrq Fazgsi Ga nda bmbaga Pendid*an Isbm, Respn Kreatif Terhadzp Urulang-undang Sisrlitaas, (Yogyakarta: Safria Insani Press, 2005),9- 10.
38
Dr. Dakir, M.A & Dr. Ahmad Fauzi, M-Pd.mutu sumber daya manusia.s
Secarahistoris, kebijakanmengenai Madrasah dan sekolah Islam setiap periode pergantian
Menteri
Agama mengalarr.i dinamikadalam desain
Madrasah.Pada periode Menteri Agama
H.A.Mukti Ali
menawarkan konsep pengembangan Madrasah melalui kebiiakan SKB Tiga Menteriuntuk
penguatan dan menyeiajarkan mutu Madrasah dengan Sekolah Umum, dengan porsikurikulum
70% ilmu umum dan 30"/o ilmu agama. Munculnya SKB Tiga Menteri (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan kebudayaan, dan Menteri
Dalam
Negeri) merupakanindikasi
bahwa eksistensi Ma&asah sudahcukup kuat
berdampingan dengan sekolahumum.
Selain itu, munculnya SKB Tiga Menteri juga sebagai langkah positif bagi peningkatan mutu Madrasah dari status kelembagaan,kurikulum,
lulusan dannilai
ijazah.eDi dalam salah satu pertimbangan SKB Tiga Menteri, ditegaskan perlunya
diambil
langkahuntuk
meningkatkanmutu
pendidikandi
Madrasaluagar lulusan dari
MadrasahdaPat
melaniutkan atau pindah ke sekolah-sekolahumum dari
sekolah dasar sampai perguruantinggi.
Kernudianperiode Menteri Agama Munawir
Sadzali menawarkan konsep MadrasahAliyah
Program Khusus, dan pada periode Menteri Agama H. Tarmidzi Taher menawarkan konsep Madrasah sebagai sekolah umum yang berciri khas Islam.Pada masa Menteri Agama
Malik
Falar lebih memantapkan eksis-tensi
Madrasahuntuk
memenuhitiga tuntutan minimal
dalampeningkatan kualitas Madrasah yaitu
pertama, Meniadikan Madrasah sebagai tempatuntuk
membina ruh ataupraktik hidup
ke-Islamarv kedaa, Memperkokoh keberadaan Madrasah sehingga sederajat dengan sistem sekolah umum; kefr84 Madrasa-h harus dapat merespons funtutan masa depan guna merrgantisipasi per- kembanganilmu
pengetahuandan
era globalisasi Para Menteri Agama berikutnya lebih memantapkan eksistensi Madrasah yang s Faiar Malil, Roriritasi Pctnliili*n lslon (lakarta:Yafasan Perdidikan lslam D)nia 1999), C7.e MalikFaiar, Madroah don Tottaagaa lvlodenitas, @andung: Miza+1998), 23
MANAJEMEN MLrru PEND,DTT(AN lsr-A 4 IERPADU 39
@ Ibid,97
6t lbid,2t7
t|0
Dr. Ddkir, M.A- & Dr. Ahtrr,d Fauzi, M.pd.substansinya diarahkan pada tiga tuntutan tersebut di atas.
Pemikiran
Malik
Fadjarlebih
menekankan pada penguatan Madrasah perspektif masa depan, yang menjadi sendi pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan yanS era globalisasi. Maka halini
dapat dikembangkan dua paradigma yaitu paradigma fungsional dan sosial. Paradigma fungsional melihat keterbelakanganpendudul
masyarakat karena mereka tidak memiliki pengetahuan dan sikap modem.Hangkan
paradigma sosial melihat peranan pendidikan dalam pembangunan adalah pertama,
untuk
mengembangkankompetensi individu;
kedua, kompetensi
lebih tinggi diperlukan untuk
meningkatkanproduktivitas;
kehga,meningkatkan kemampuan
masyarakat.a Semakintinggi tingkat
kemampuanmasyarakal maka
semakin meningkatpula taraf
kehidupan masyarakat secara kes€luruhan.Dari kedua
paradigma tersebut,di
kalangan masyarakat Barat muncul tesis yang disebut human intxstment. Tesisini
menegaskan bahwa investasi dalamdiri
manusia lebih menguntungkan, karenamemiliki
economic rateof
returnyang lebih tinggi
dibandingkan dengan investasidalam bidang fisik.Hal
tersebutmenarik jika dikaitkan
dengan konsep human inaestmetf,yang
dikemukakan Fajar secarafilosofu
berkembangdua
teori tentang tujuanpendi dikan, yaitu teoi hunun
copitaldan
creilentialism.Terri
human capifal berpandangan bahwa perrdidikan formal merupakan suatu investasi (secara ekonomis),baik bagi individu maupun
masya- rakat. Kelemahandari teori ini
karena menggunakantolok ukur
pertumbuhan ekonomi-lapangan kerja. Sehinggajika dilihat
dari sosio-kulturkurang
relevan. Karenaragu terhadap terli
human crpr'tal, kemudian muncul teori credentialism sebagai koreksi.6rTeori
tersebutmenurut Suryadi dan Tilaar bahwa struktur
masyarakat lebih ampuh daripada
individu
dalam mendorong suatu pertumbuhan dan perkembangan. Karena menurut teori tersebu!perolehan pendidikan formal tidak lebih dari suatu lambang status-
ijazah-bukan
produktivitas.
Padahalyang lebih penting
adalah kemampuan lulusan dalam membuka lapangan keria baru. Oleh karenaitu,
pendidikan harus mampu menghasilkan lulusa,n yang bisa mengembangkan potensi masyarakat, dan bertindak sebagai diaing force.aUndang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidik- an Nasional, ditindaklanjuti dengan lahimya Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan 29 Thtrun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Mene- ngah, Madrasah
diakui
sebagai subsistempendidikan
nasional Keberadaan Madrasah ditegaskan kembali melalui Surat KeputusanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor O89Nll992 yang
menyatakan MadrasahAliyah
adalah sekolah menengahumum
yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh departemen Agama. Pergeseran pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pengelolaanpendidikan ini
merupakan upaya penguatan pemberdayaan Madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan yang terarah, menyeluruh dan berkelanjutan. Karenaihr,
Kementerian Agama telah memberikan perimbangan kebijakan yang ielas me- ngenai pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah.Eksistensi Madrasah dan sekolah Islam semakin kuat setelah
revisi Undang-Undang
No.2/1989tentang Sistem
PendidikanNasional dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang secara eksplisit mengakui lembaga pendidikan Islam
dari tingkat
dasar sampaipendidikan
menengah (Madrasahlbtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, dan MadrasahAliyah).6
Keberadaan Madrasah dan sekolahIslam
sebagai subsistempendidikan
nasionalmemiliki
konsekuensi antara lain pola pembinaannya mengacu pada sekolah pemerintah
di
bawah Kementerian Pendidikan nasicnal, melak- sanakankurikulum
nasional dan walib memberikan bahan kajiane Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar, /nalisrs Kebija*an Pend likan; Suatu Pengontar (Bandun6 Remaia Rosd a lG,rya 7993), 25-
a UndanS-undang nomor 20 tentanS Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 ayat 2, pendidikan Dasar betbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah s€rta Sekotah Mmengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (MIs) atau bentuk lain yang sederaiat dan pasal 18 ayat 3.
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN,SI.AM TERPADU 41
sama dengan Sekolah Menengah Atas. Selain
itu, wajib
meng-ikuti uiian
nasional serta berbagaiperaturan yang diatur
oleh Depdiknas.nf,laAhmad Darmaii .il,radrascrr Bolt Dalam Era GloEaI, (Yo$rakafia: Safiria Insani Press, 2009),1-3.
42
Dr. Dakir, M.L & Dr. Ahmad Fauzi, M.PdKEBIJAKAN iAUTU PENDIDIKAN ,}IADRASAH
A Kebiiakan Mutu Melalui Madrasah Aliyah Program Khusus
f, f
adrasahAliyah
Program Khusus merupakan Madrasahll/ I
yang memberikan penekanan pada ilmu-ilmu keislamanI Y ldengan
menggunakan pengantar bahasalnggris
dan bahasaArab.
MadrasahAliyah
ProgramKhusus
pertama kalididirikan
pada masaMunawir
Sjadzali menjabat sebagai MenteriAgama.
PengembanganMadrasah ini bertujuan agar
lulusan Madrasahbisa
masukke
perguruantinggi Islam yang
unggul.Nata mengemukakan
kurikulum
pendidikan dan pembelajarandi
Madrasah Aliyah Program Khususterdiri
dan 70% mata pelalaran agama dan 3O7o mata pelajaran umum. Madrasah Aliyah ProgramI(husus dalam
perkembanganyadi Indonesia telah
dianggap berhasil.Hal ini dibultikan
dengan temuanMunawir
Sjadzali pada 7992, yang menunjukkan terdapat t[() lulusan dari Madrasah Program Khusus telah diterima di al-Azhar, Kairo tanpa tes seleksi.Lebih laniut, Nata menegaskan pada masa Tarmizi
Tlfier
meniabat sebagai Menteri Agama, Madrasah Aliyah Program Khusus diubah menjadi MadrasahAliyah
Keagamaan yang bersifat permanen.tMANAJEMEN Muru PENDTDTKAN I5LAM IERPADU 43