• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Siswa Terhadap Guru

Dalam dokumen Hadis tarbawi (Halaman 141-146)

Seorang guru harus memiliki sikap ini karena apabila seorang guru memiliki sikap sombong maka murid akan merasa tidak nyaman dengan guru tersebut

h. Perbuatan harus sesuai dengan perkataan

Seorang guru harus memiliki sikap ini agar siswa dapat meneladani seorang guru, karena apabila seorang guru hanya menyuruh saja dan dia sendiri tidak melakukan apa yang diperintahkan maka bagaimana siswa akan meneladani guru tersebut.

sopan dan santun dan menghindari dari perbuatan yang kurang baik terhadap sesuatu. 59

Sehingga etika adalah suatu perilaku yang sudah melekat pada diri orang tersebut. Yang diaplikasikannyadalam kehidupan sehari- hari dengan perilaku yang baik.

2. Macam-macam Etika Siswa

Guru bagi seorang siswa adalah sebagai penganti orangtua kedua disekolah. Sehingga kita harus menghargai terlebih lagi memiliki etika terhadap mereka.60 Siswa adalah generai muda yang dicita- citakan oleh bangsanya untuk melanjutkan pembangunan dan pengembangan bangsa dan negaranya menjadi lebih baik.

Untuk menjadi siswa yang memiliki jiwa dan semangat generasi dan agar ilmu yang didaptkan bermanfaat. Perlu diperhatikan beberapa etika yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh seorang siswa terhadap terhadap gurunya yaitu sebagai berikut:

a. Menghormati Guru dan Menyayangi Teman

Seorang murid harus menghormati guru dan menyayangi teman-temannya sebagaimana yang terantum dalam sebuah hadist yaitu:

Ubaidah bin shamit meriwayatkan bahwa da rasulullah saw

bersabda

ُ

أ ْن ِم َس ْيَل َ ْري ِب َ

ك َّل ِج ُي ْمَل ْن َم ِرنَّم

ْ فِر ْعَي َو إَنَ ْري ِغ َص ْم َحْرَي َو إ َ ن

إ َ ن ِم ِلإ َع ِل هق َح

‖Tidaklah termasuk ummatku orang yang tidak memuliakan orang- orang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengenal hak-hak orang alim (guru).‖ (HR. Ahmad)

Dalam kandungan hadist ini terdapat peringatan yang mengancam bagi mereka yang tidak memuliakan orang tua, yang tidak menyayangi orang yang muda, dan tidak menghormati orang alim atau seorang guru. Apa jadinya bila kita bukan termasuk ummat nabi muhammad saw, sedangkan

59 Ali , Zainuddin. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara, halm 23

60 Sagala, Syaiful. 2012. Etika dan Moralitas Pendidikan. (Jakarta: Prenadamedia Group. 2012 ), hal 223

nabi-nabi terdahulu sangat mengarapkan menjadi ummat nabi muhammad saw na‘udzubillah.61

b. Lemah Lembut Dan Tenang

Siti Aisyah r.a menceritakn hadist berikut, bahwa nabi saw pernah bersabda:

ِ

ط ْع ُي َو ق َ ْ

ف ِّرلإ ُب ِح ُي ٌقْي ِف َر َ َّللَّإ َّنِؤ ُ ة َ

ش ِئإ ع إ َي َ ي ِ

طع ُي َ لا إ َم ِق ْ

ف ِّرلإ َ لى ع َ

ُ هإ َو ِس إ َم َلى َع ي ِ ط ْع ُي َ

لاإ َم َو ِف ن ُع ْ ْ لإ َ

لى ع َ

Wahai aisyah, sesungguhnya Allah itu maha lembut dan mencintai kelembutan. Allah memberikan kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifatnya

Sikap lembah lebut dan tenang bisa dimiliki semua orang selama orang tersebut mau bersikap yang demikian, sudah sepantasnya kita sebagai siswa bersikap lemah dan lembut kepada yang mengajarkan apa yang belum kita pahami atau ketahui. Bukankah bersikap lemah lembut dan tenang juga dapat memberika efek yang baik untuk jasmani kita, seperti tidak ceroboh dalam mengerjakan sesuatu, memiliki perasaan yang damai, akal menjadi tenang, dll.62

c. Rendah Diri

Sahabat Abu Hurairah r.a menceritakan hadist berikut, bahwa Nabi saw. Pernah bersabda:

ِءإ َبلإ ِب إ َ ه َر ْ

خ َ

ف َو ِةَّي ِل ِهإ َجْلإ َةَّيِّب ُع ْمُكْن َع َب َه ْذ َ أ ْ

د َ

ق َّل َج َو ز َّ ع َ للَّإ َ َّ َّ

ن ِؤ ُم َ

دآ َو َم َ دآ و ُ

ن َب ُسإ َّ

نلإ َو ّ ِ ف ر َ ش ٌر ِجإ َ

ف َو ٌّ ِ ف ر َ ت ٌن ِم ْ ٍبإ َر ُ ؤ ُم

ت ْن ِم

Sesungguhnya allah telah melenyapkan dari kalian keangkuhan jahiliyah dan kebanggaannya dengan nenek moyang.mukmin yang bertakwa dan ahli maksiat yang celaka semuannya berasal dari adam, dan adam berasal dari tanah. Hendaklah kaum lelaki benar-benar meninggalkan keangkuhannyaterhadap kaum-kaum yang lain.

Sesungguhnya mereka yang angkuh itu merupakan kayu bakar dari kayu-kayu bakar neraka jahanam, atau mereka benar-benar akan menjadi lebih hina bagi allah dari pada serangga kotoran yang

61 Umar, Bukhari. 2012. Hadist Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadist.

Jakarta: Amzah. Hal.98

menghisab bau busuk dengan alat penciumannya.‖ (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

At-tawadhu‟ berasal dari kata adh-adhi‟ah, artinya rendah diri, makna yang dimaksud ialah khusyuk kepada allah dan bersikaf lemah lembut kepada hamba-hamba allah serta menerima perkara yang hak dari orang yangmengemukakanya, siapapun dia. Seorang yang mempunnyai sikap rendah diri ini tidak adan iri kepada sesiapapun atas apa yang orang itu miliki, akan tetapi karena sebab inilah ia akan terangkat dan menjadi orang pilihan disisi allah, berdasarkan hadits lainnya yang mengatakan: ”tiada sekali-kali seorang merendahkn dirinya karena allha mealinkan allah mengangkatnya. ”

Al-Ghazali berkata: ‗Ilmu pengetahuan tidak tercapai selain dengan merendahkan diri dan penuh perhatian.‖

Sebagai seorang siswa dalam menuntut ilmu janganlah bersikap tamak dalam menginginkan sesuatu yang belum semestinya sebab akan hanya mejadikan dirinya hina. Dan menjaga sesuatu yang mengakibatkan ilmu dan ahlinya menjadi hina. Maka hendaklah bersikap tawaduk tawaduk karena bisa membuat ilmu itu melekat dalm hati manusia. 63 d. Bersyukur ( Berterimakasih) Atas Perbuatan Yang Bajik

Allah SWT berfirman:

( ُ

نإ َس ْحلإ لا ِؤ ِنإ َس ْحلإ ُءإَز َج ْل َه ( ِنإ َب ِّذ َكُت إ َمُكِّب َر ِءلاآ ِّي َ 60

أِب َ 61 ف )

―Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula), maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.‖ (Qs. Ar- rahman:60-61)

Berdasarkan firman allah tersebut seorang yang telah berbuat baik kepada kita seharusnya kita balas dengan kebaikan pula, sama halnya dengan seorang guru yang telah menyalurkan ilmunya kepada kita, hendaknya kita membalas dengan kebaikan pula seperti memberikan air ketika hendak mengajar, mematuhi yang disuruhnya dalm hal kebaikan (tidak bertentangan dengan syari‟at).64

63 http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1-2004- sitisopiya-698-BAB1_319-6.pdf hal 4

64 http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/14/jtptiain-gdl-s1-2004- sitisopiya-698-BAB1_319-6.pdf hal 7.

e. Bertanya Dan Mengahargai Perbedaan

Dari Ubai bin Ka‘ab berkata : Rasulullah SAW telah membacakan kepadaku suatu surah. Kemudian ketika aku duduk dimasjid aku mendengar seorang laki-laki yang membacanya berbeda dengan bacaanku, maka aku kataakn kepadanya: Siapa yang mengajarkan engkau surah ini?Ia menjawab: ― Rasulullah SAW‖ aku berkata ― kalu begitu jangn berbeda dengan bacaanku‖. Sehingga kami datang kepada Rasulullah. Aku datang dan bertanya: ― Ya rasulullah!

Orang ini brbeda bacaannya dengan bacaanku pada surah yang engkau ajarkankepadaku.‖ Maka rasulullah bersabda: ‖ Hai Ubai baca!‖

Aku pun membacanya. Beliau memujiku ― Bagus Kamu.‖ Kemudian beliau bersabda kepada seorang laki-laki tersebut ―baca!‖ ia membaca yang berbeda dengan bacaanku. Beliau juga memujinya: ― Bagus Kamu.‖ Kemudian beliau bersabda : ― Hai Ubai! Sesungguhnya Al- Qur‘an diturunkan atas tujuh huruf semuanya benar dan cukup.‖

(HR. An- Nassa‟i)

Hadist ini memberitakan bahwa nabi saw mengajarkan cara membaca al-qur‟an secar langsunng kepada para sahabat.

Namun telah terjadi perbedaan cara membaca suatu ayat. Lalu mereka pergi kerasulullah untuk menemukan penjelsan.

Semua dinilai benar oleh rasulullah saw.

Maka disini sudah sangat jelas menghargai suatu perbedaan sangat berarti bagi setiap siswa tehadap siswa, guru terhadap siswa, dan siswa terhadap guru. Karena kita mempunyai pemikiran yang berbeda, namun pendapat yang diberikan harus berdasarkan sesuatu yang kuat.65

f. Mendengarkan Nasehat Gurunya

Hubungan yang terjalin antara siswa dan gurunya akan memberi suatu pengaruh dalam kehidupan dan keseharianya, dan keberhasilan seorang murid atau tidaknya dalam mencapai cita-citanya.

Oleh karena itu al-ghazali menjelaskan dalam kitab ihya‟ulumuddinnya adab murid terhadap guru yaitu

ملعملإ لىع رخأتي لاو ملعلإ لىع ريكتي لا نإ

―Seorang pelajar itu jangan menyombongkan dengan ilmunya dan jangan menentang gurunya‖.

65 Khon , Abdul Majid. Hadist Tarbawi. (Jakarta: Kencana. 2012), Hal 309

Seorang siswa hendaknya mendengarkan nasehat-nasehat yang diberikan oleh gurunya karena itu adalah salah satu kunci kesuksesan bagi masa depan siswa itu sendiri, dan agar ilmu yang telah dituntutnya mempunya manfaat bagi diri dan orang lain.66

g. Jangan Berbicara Jika tidak Diajak Berbicara Oleh Guru Hubunga antara siswa dan guru dalam proses pendidikan sangatlah dianjurkan. Namun perlu diketahui bahwa terdapat batasan-batasanyang perlu dilakukan oleh siswa untuk menjaga kesopanan terhadap ilmu dan gurunya, seperti yang diterangkan al-ghazali dalam kitab ihya‟ulumuddin sebagai berikut:

“Dan ketika guru berfikir sesuatu maka pelajar tidak boleh berbiara, yaitu seperti aku berbiara atau seperti ini berfikir bagiku atau seperti fulan berkata” 67.

Maksdunya disini ialah ketika guru sedang mengajar atau memikirkan sesuatu serang siswa tidak boleh melontarkan pertannyaan kepadanya karna bisa membuat apa yang dipikirkan itu menghilang dari fikirannya.

Dalam dokumen Hadis tarbawi (Halaman 141-146)