F. Tugas dan Model Belajar
4. Ragam Kesuksesan Tugas Belajar
عمس هن َ أ ه ْ
ن ع َ ُ
الله َ ي ِ ض َر ِّيرإ َمن َ
لْإ ٍدع َس َن ِب ورم ع ُ َ ة َ
شب َ
ك ي رنأ ْن َع َو ُلو ُ
ق َي َم َّ
ل َس َو ِهْي َ
ل ع َ الله ُ َّ
لى َص ِالله َلو ُس َر م ُ
ك ُ ث ِّ
د َح ُ أ َو َّن ِهي َ
ل َ ع ُم ِس ْ
ق ُ أ ٌ
ة َ ثلا َ
ٌ ث د ْب َ
ع َم ِل ُ
ظ لا َو ، ٍة َ ق َ
د َص ن ِم ٍدب ع ُلإ َم َص َ َ ق َ
ن إ َم : هو ُ ُ ظ َ
ف ْحإ َ ف ً
إثي ِد َح
َ ح َ ت َ ف َّ
لا ِؤ ٍة َ ل َ
أس َم َبإ َب ٌ د ْب ع َ ح َ ت َ َ
ف لا َو ، ً إ ّ
ز ِع للَّإ ُ َّ ه ُ دإ َ َ ز َّ
لا ِؤ إ َهيَل َع َ َري َص ًة َمَل ْظ َم ٍر ْ
ق َ
ف َبإ َب ِهْي َ ل ع َ الله ُ .
إ َ ه َو ْح َ
ن ً ة َم ِل َ
ك ْو َ أ .
َح م ُ ك ُ
ث ِّ
د َح ُ أ َو َلإ َ
ق ، هو ُ ُ ظ َ
ف ْحإ َ ف ً
إثي ِد :
، ُ
ه َّب َر ِهي ِف ي ِ ف ر َّ
ت َي و ُه َ ف ، ً
إم ْ
ل ِع َو ًلاإ َم الله هَقَز َر ٍدبَع :ر َفَن ِة َعَب ْر َ لْ إ َي ْ
ن ُّ
دلإ إ َم َّ
ن ِؤ ِلِزإ َ
ن َملإ ِل ضف َ َ أب إ َ
ذه َ ف ً
إ َّ
ق َح ِهي ِف للَّ ُم َ َّ َ ل ْع َي َو ، ُ
ه َم ِح َر ِهي ِف ُل ِصَي َو ٍد ْب ع َو َ .
َو ، ً إم ْ
ل ِع الله ُ ه ُ َ ق َ ي ِل َّ ز َر
ن َ
أ ْو ِ َل : ُلو َ ُ
ق َي ِة َّي نلإ ِّ ُ
ق ِدإ َص َو ُهَف ًلاإ َم ُهقُز ْرَي ْمَل ٌءإ َو َس إ َم ُ
ه ُر ْج َ أ َ
ف ، ِهِت َّيِن َو ُه َ ف ، ٍنلا ُ
ف ِل َم َع ِب ُ
ت ْ
ل ِم َع َ ل ً
لاإ َم للَّإ ُ َّ ُ
ه َ ق َ
ز َر ٍدْب ع َو َ
َي لا ، ٍمل ِع ِ ري َ
غِب ِهِلإ َم ف ي ِ ُ طِب ْ
خ َي َو ُهف ، ً إم ْ
ل ِع ه ُ ْ ق ُ
ز ْريَ َم َ ل َو ، لاإ َم ً
ُ هَّب َر ِهي ِف ي ِ ر ف َّ ت
ُل ِص َي لا َو ِلِزإ َ
ن َملإ ِثَب ْ خ َ
أب إ َ ذ َه َ
ف ،إ ًّ
ق َح ِهي ِف ِ َّ
للَّ ُم َ
لع َي لا َو ، ُ ه َم ِح َر ٍد ْب ع َو َ .
ِهي ِف ت ُ ْ ل ِم َع َ
ل ً
لاإ َم ي ِل َّ
ن َ أ ْو َ
ل : ُلو ُ ق َي َو ُه َ
ف ، ً إم ْ
ل ِع لا َو ًلاإ َم الله ُهْقُز ْرَي ْمَل
ْ ز ِو َ ف ، ه ُ ُ
ت َّي ِن َو ُهَف ، ٍنلا ُ ف ل َم َعِب ٌءإ َو َس إ َم ُ
ٌ ه ُر
ث ْي ِد َح : َلإَق َو ُّي ِذ ِمْ يلإ ِّر هإ َو َر ُ
ٌ ح ْي ِح َص ٌن َس َح
Artinya: Abu Kabsyah (Amru) bin Sa‘ad al-Anrnariyr.a. bahwa ia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ―Ada tiga perkara saya bersumpah padanya dan aku beritakan kepadamu suatu Hadis maka hafalkanlah; 1) Tidak berkurang harta seseorang karena bersedekah.
2) Dan tiada seseorang yang di aniaya kemudian ia tetap sabar, melainkan ditambah kemuliaannya oleh Allah SWT. 3) Dan tiada seseorang yang membuka pintu meminta-minta melainkan Allah membukakan baginya pintu kemiskinan —atau kalimat yang sama—
. Kini saya beritakan kepadamu suatu Hadis, maka hafalkanlah:
Sesungguhnya (keadaan penghuni) dunia ini ada empat macam: 1) Seorang hamba yang diberi rezeki harta dan ilmu maka nya gunakan untuk bertakwa dan menghubungi sanak keluarganya (shilatur-rahim) dan ja mengenal hak Allah di dalamnya (seperti dibayarkan zakatnya dan digunakan untuk kebaikan). Orang ini di tingkat yang tinggi. 2) Seorang hamba yang di beri ilmu tetapi tidak diberi harta, ja mempunyai niat yang sungguh-sungguh berkata: Andai kata saya diberi harta, pasti saya akan beramal sebagaimana si Fulan, ia mendapat pahala niatnya, dan pahala kedua orang tersebut sama. 3) Seorang hamba yang diberi kekayaan harta tetapi tidak diberi rezeki ilmu, pahala amal hartanya batal karena tidak didasari ilmu, tidak takwa kepada Tuhannya dan tidak digunakan untuk silaturahmi juga Tidak mengenal hak Allah di dalamnya, maka orang ini adalah pada ke dudukan yang paling buruk. 4) Seorang hamba yang tidak diberi rezeki harta dan tidak ilmu, lalu ja berkata andaikan saya mempunyai harta, niscaya saya akan berbuat sebagaimana apa yang dilakukan si Fulan, ia pada niatnya, dosa keduanya sama.‖ (HR: aI-Turmudzi dan la berkata Hadis ini Hasan Shahih).
Rasulullah SAW menyampaikan suatu berita yang amat penting pada Hadist di atas. Tidak seperti Hadis lain pada Hadis ini sebelum Beliau menyampaikannya suatu pesan terlebih dahulu minta diperhatikan dan dipelihara Hadisnya bahkan diperkuat dengan sumpah beliau. Sabda Beliau:
“Ada tiga perkara saya bersumpah padanya dan aku beritakan kepadamu suatu Hadits maka hafalkanlah.”
Angka tiga disabdakan terlebih dahulu oleh Nabi agar yang mendengar menantikan apa tiga hal itu? Dalam ilmu aI-Balaghah disebut faedahnya li al- isytiyaq (merindukan). Kemudian diperkuat lagi dengan bersumpah dan pemberitaan. Rasul bersumpah sebelum menyampaikan suatu pesan menunjukkan betapa pentingnya berita yang akan disampaikan dan kemudian diperkuat lagi dengan penyampaian satu berita Hadist. Kata “Hadits‟‟ timbul berdasarkan petunjuk dan Beliau sendiri sebagaimana dalam ungkapan Hadits tersebut. Dua kalimat diatas (kalimat bersumpah dan penyampaian pemberitaan suatu Hadits) sebagai pemisah (jumlah mu „taridlzah) antara kata “Tiga perkara” dan isi pesan tiga perkara tersebut.
Tiga konsep yang dipesankan oleh rasul itu adalah bersedekah, bersabar, dan memelihara kehormatan diri tidak minta-minta kepada orang lain.
a. Banyak Bersedekah
إم صقن إم ل دبع نم ةقدص
“Tidak berkurang harta seseorang karena bersedekah.”
Harta yang dikeluarkan sedekahnya tidak berkurang hakikatnya sekalipun lahirnya berkurang. Ia sesungguhnya bertambah karena diberkahi oleh Allah SWT. Keberkahannya di dunia dan di akhirat. Di dunia hartanya berkembang diganti Allah dengan dimurahkan rezekinya dan dimudahkan segala urusannya dan di akhirat dilipatgandakan pahalanya. Allah berfirman alarm Q$. Saba‟(34) : 39:
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Iialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya”.
b. Sabar Atas Penganiayaan
“Dan tiada seseorang yang di aniaya kemudian ia tetap sabar, melainkan ditambah kemuliaannya oleh Allah SWT.”
Orang yang sabar atas penganiayaan tidak tambah rendah status sosialnya dan tidak mengurangi gengsinya, akan tetapi bertambah naik derajat dan kemuliaannya. Kata zhulima tidak menyebutkan subjeknya (fa‟íl) ia mabni majhul (bentuk pasif) bermakna umum mencakup orang kuat terhadap yang lemah atau sebaliknya. Demikian juga kata mazhlamatan bentuk iSim nakirah (umum) meliputi penganiayaan harta benda) jiwa raga, dan kehormatan. Sabar artinya menahan kesakitan akibat penganiayaan dan tidak ada dendam untuk membalas. Orang yang sabar atas kejahatan orang lain di naikkan derajatnya oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. Fushshilat (41): 34:
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang baik.
Balas kemarahan dengan kesabaran dan balas pengampunan terhadap kesalahan.
c. Tidak Minta-minta
“Dan tiada seorang yang membuka pintu meminta-minta melainkan Allah membukakan baginya pintu kemiskinan atas kalimat yang Sama”.
Islam perintah bekerja dan melarang minta-minta. Minta- minta adalah pekerjaan yang rendah dan hina, tidak diperkenankan dalam Islam kecuali bagi orang yang terpaksa keadaannya, misalnya karena fisik seseorang yang cacat sehingga tidak bisa bekerja. Bagi orang yang pekerjaannya minta-minta yang tidak diperkenankan dalam Islam tidak menambah kekayaan dan tidak menambah kesejahteraan dalam hidupnya, tetapi akan menambah kemiskinan. Allah menciptakan banyak kebutuhan dan banyak permasalahan serta mencabut nikmat yang telah diberikan..
Tiga modal yang dipesankan Rasul sebagal konsep kesuksesan seseorang yakni banyak bersedekah akan memperbanyak harta, sabar atas penganiayaan akan, menaikkan derajat kemuliaan dan memelihara diri tidak minta-minta akan memperkaya diri.
Kemudian. Rasulullah SAW melanjutkan pesannya dan mengingatkan agar menjaga pesan-pesan itu, bahwa kesuksesan manusia di dunia ini ada empat macam:
a. Sukses harta dan ilmu.
Pada hadis di atas Rasulullah SAW bersabda.
“Seorang hamba yang diberi rezeki harta dan ilmu oleh Allah SWT.”
Hadis ini menunjukkan bahwa rezeki itu bukan harta saja, tetapi ilmu juga rezeki, bahkan dalam kamus a!-Mu‟jam al-wajiz (1997: 262) dijelaskan bahwa segala sesuatu yang bermanfaat diberikan kepadamu itu adalah rezeki.
Harta dan ilmu itu digunakan untuk takwa kepada Allah, untuk bersilaturahmi dan untuk mengenal hak-hak Allah. Dalam hadis penggunaan harta dan ilmu sebagai orang yang bersyukur yaitu:
1). Takwa dengan harta yakni dibelanjakan di jalan Allah atau jalan kebaikan yang bermanfaat di dunia atau akhirat. Ha1ini tidak digunakan untuk maksiat kepada Allah dan tidak dihambur hamburkan ke jalan kemungkaran. Takwa dengan ilmu yakni ilmunya diamalkan dan didermakan ke jalan Allah.
2). Harta dan ilmunya dipergunakan untuk silaturahmi, seperti berderma harta dan nasihat, amar makrufnahi mungkar dengan ilmunya, dan lain-lain.
3). Harta dan ilmu juga digunakan untuk mengenal dan memenuhi hak-hak Allah SWT seperti mewakafkan harta karena Allah, mengajar, dan memberi fatwa hukum yang diperlukan. Baik hak Allah itu wajib ain seperti zakat atau kaffarah maupun wajib kifayah seperti menampung anak-anak jalanan atau telantar.
b. Sukses ilmu saja tidak harta.
Kesuksesan manusia yang kedua adalah sukses dalam bidang ilmu saja tetapi tidak sukses dalam bidang materi atau harta. Sebagaimana sabda Beliau:
و دبع زر هق الله ملع و مل ري ز هق لاإم
“Seorang hamba yang diberi ilmu tetapi tidak diberi harta”.
Kata “ilmu” di sini bersifat umum (nakirah) baik ilmu hukum yang berkaitan dengan harta maupun yang lain atau diartikan ilmu yang berkaitan dengan harta bagaimana memperolehnya dan bagaimana membelanjakannya. Tingkat kedua ini seseorang hanya sukses dalam bidang ilmu, ia diberi rezeki ilmu yang banyak oleh Allah SWT tetapi tidak diberi harta kekayaan yang melimpah, hartanya cukup sederhana saja.
Kelompok kedua ini dinilai masih baik, karena bagaimanapun keadaannya seorang berilmu akan selalu berbuat kebajikan dan yang bermanfaat serta menghindari perbuatan yang mudarat.
Kalau tidak mampu melakukan kebaikan karena keterbatasan dana harta benda yang memadai seorang alim mempunyai azam atau cita-cita yang kuat..
c. Sukses harta saja tidak ilmu.
Tingkatan ketiga adalah seorang yang diberi kesuksesan dalamharta saja, tetapi tidak sukses dalam ilmu sebagaimana sabda Nabi SAW:
و دبع زر هق الله لاإم و مل ري ز هق إملع
“Seorang hamba yang diberi kekayaan harta tetapi tidak diberi rezeki ilmu.
Tingkat ketiga ini lahirnya nikmat dan enak karena diberi rezeki harta yang melimpah, harta dapat digunakan apa saja dan ke mana saja kehendaknya dapat tercapai. Tetapi harta saja tidak menjamin kebahagiaan seseorang jika tidak disertai ilmu. Hanya dengan ilmu inilah yang menyebabkan harta itu bermanfaat dan dengan ilmu inilah sesungguhnya harta itu menenangkan hati.
Orang yang hanya memiliki kekayaan harta saja dan tidak memiliki ilmu sikapnya terlalu mencintai dunia, gelap hatinya, buta matanya dan tuli telinganya, yang pikirkan hanyalah uang dan harta dan bagaimana menumpuk harta. Andai kata orang kaya yang tak berilmu itu berderma atau bersedekah amalnya ria bukan karena rida Allah, batal amalnya tidak diterima oleh Allah dan tidak ada pahala di sisi-Nya. Hartanya tidak dibelanjakan untuk takwa kepada Allah, tidak untuk silaturahmi dan tidak untuk mengenal hak Allah sebagaimana orang berilmu. Tetapi hartanya digunakan untuk durhaka kepada Allah, mengembangkan atau membantu kemaksiatan dan kemungkaran dan lain-lain..
d. Tidak sukses keduanya.
Tingkat terakhir adalah seseorang tidak sukses keduanya yakni tidak sukses harta dan tidak sukses ilmu. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
و دبع مل ري ز هق الله لاإم و لا إملع
. “Seorang hamba yang tidak diberi rezeki harta dan tidak ilmu.”
Tingkat keempat seseorang tidak diberi sukses harta dan tidak diberi sukses ilmu. Karena tak berilmu dan tak berharta cita- citanyaatau azamnya juga tidak baik pula. Cita-citanya mengatakan: ―andaikan saya mempunyai harta, niscaya saya akan berbuat sebagaimana apayang dilakukan si fulan‖. Ia dinilai pada niatnya itu, karena memiliki‟niat yang tidak baik maka dosanya sama dengan yang melakukannya.
Pelajaran yang Dipetik dari Hadis
a. Pemaaf dan pelapang dada sangat terpuji dan tinggi derajatnyabaik di dunia maupun di akhirat.
b. Kesuksesan orang kaya bukan dengan usahanya sendiri, akan tetapimelibatkan orang lain, sebagai syukurnya kepada Allah sedekah kepada orang-orang yang tidak mampu.
c. Ancaman Allah kepada orang yang pekerjaannya minta- minta padahal bukan karena terpaksa adalah akan dibuat miskin sungguhan oleh Allah.
d. Anjuran menjadi ilmuwan dan sekaligus hartawan atau minimal ilmuwan agar menjadi manusia yang sukses dan bahagia dunia akhirat.
e. Mencela sukses dalam bidang harta saja yang tidak disertai ilmu, karena akan menimbulkan fitnah yang berbahaya.