• Tidak ada hasil yang ditemukan

Guru Sebagai Evaluator

BAB 1 PENDAHULUAN

C. Peran Guru Agama Di Sekolah

4) Guru Sebagai Evaluator

Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu- waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi, artinya pada waktu- waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.24

24 Abu Ahmadi, Supriyono Widodo.2000. Psikologi Belajar.Surabaya : Rineka Cipta.

BAB X

EVALUASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Pengertian evaluasi

Kata evaluasi berasal dari kata “evaluation” (bahasa inggris). Kata tersebut diserap kedalam perbendaharaan istilah indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal indonesia menjadi “evaluasi”.

Menurut Purwanto evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kreteria. Gronlund juga mengatakan evaluasi adalah suatu proses yang sisitematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan telah dicapai. Pendapat di atas dilengkapi oleh Djaali dan Muldjono: yang mendifinisikan evaluasi adalah proses menilai sesuatu berdasarkan kreteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi.25 Pendapat di atas menjelaskan bahwa evaluasi dapat diartikan sebagai proses penentuan dalam mengambil keputusan akhir dari tujuan yang sudah ditentukan.

Banyak ahli evaluasi yang mendefinisikan tentang evaluasi dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda-beda seperti yang dijelaskan di atas, tergantung pada konteknya.

Menurut William mendifinisikan evaluasi dengan memperluas kontennya objeknya adalah proses pencarian, pengumpulan dan pemberian data (informasi) kepada pengambil keputusan yang diperlukan untuk memberikan pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan.(William James Popham, 1981)

Cronbach mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses kegiatan pengumpulan informasi sebagai dasar pembuatan keputusan tentang program yang dievaluasi.(Lee.

J.Cronbach,1993) sedangkan Worthen dan Sanders mengartikan evaluasi sebagai suatu proses identifikasi dan pengumpulan informasi untuk membantu para pengambil keputusan dan untuk memilih keputusan dari sejumlah alternatif keputusan yang tesedia.26

“Evaluasi, as we see it, is the systematic collection of evindence to determine wheter in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students, (Bloom et al. 1971 dikutip Suke)”

25 Djaali dan Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo, 2004.

26 Blain. R. Worthen, dan James. R. Sanders, Educational Evaluation, : Theory and Practice, Worthington, Ohio, Charles A Jones Publishing Company, 1973. p: 20

Pengertian evaluasi di atas memberikan pemahaman bahwa, sebagaimana kita lihat, adalah kegiatan dalam pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.

Pengertian di atas menunjukan bahwa betapa pentingnya kegiatan evaluasi dalam satu program pendidikan maupun yang lainnya. Melihat lebih dalam, jenis pendekatan ini dapat menilai manfaat atau kegunaan, dan kelayakan dari suatu kegiatan yang dilakukan. Evaluasi sangat membantu dan memberikan banyak kontribusi atau sumbangan informasi yang berharga kepada stakeholder. Selain mengumpulkan berbagai macam informasi dan data dalam melaksakan kegiatan, pekerjaan evaluasi juga memberikan pandangan atau pilihan kepada stakeholder tentang perkembangan sebuah program apakah program akan dilanjutkan atau diberhentikan (rekomendasi).

Seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, berdampak pada beragamnya definisi evaluasi dari para ahli, keberagaman ini dipengaruhi oleh sudut pandang mereka, model dan pendekatan yang dilaksanakan, diantaranya adalah perbedaan dari fhilosofi, ediologi, dan metodologi yang digunakan, walaupun hal demikian terjadi dikalangan mereka, tetapi tidak mengubah tujuan akhir dari kegiatan evaluasi itu sendiri yaitu pengambilan keputusan.

Kegiatan evaluasi digunakan para ahli dimulai sejak tahun 1965 dari konsep yang menyeluruh hingga hanya berupa chek list. Pendekatan-pendekatan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dan signifikan terhadap pelaku evaluasi (evaluator) dahulu sampai dengan saat ini. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja.(Sudaryono,2012)

Dari segi oprasionalnya, jenis pendekatan ini tidak begitu jauh dengan pendekatan lainya. Sebagai evaluator membutuhkan pemahaman dalam beberapa disiplin ilmu, metodologi dan keterampilan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi dilapangan, selain itu membutuhkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan bahasa yang bersifat praktis yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang terjadi (pembahasan ini akan dibahas lebih jelas pada bab sesudah ini tentang wawancara). Sehingga informasi yang diperoleh akan berbentuk komprehensif dalam arti datanya akan berbentuk kualitatif dan kuantitatif.

Dalam arti sederhana evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengambil keputusan berdasarkan fakta dan data-data yang valid tentang sesuatu keadaaan yang terjadi untuk tujuan pengmabilan keputusan akhir. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang makna evaluasi yang dikemukakan oleh pakar sebagai berikut:

Evaluasi juga dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapainya selama mengikuti pendidikan dibangku sekolah atau kuliah. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang memuaskan maka akan memberikan dampak positf berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Sedangkan untuk siswa yang memperoleh hasil kurang memuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajarnya, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus dan bimbingan yang lebih dari guru agar siswa tersebut tidak putus asa dalam belajar. Dengan demikian hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya-upaya apa yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar sehingga kualitas pendidikan dapat terjamin.

Sebagai catatan untuk evaluator bahwa tidak diperkenankan melakukan evaluasi hanya disaat-saat tertentu, sikap ini kurang bagus. Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik hendaknya sedapat mungkin dilakukan dengan sistematis, objektif tanpa pilih kasih dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan masing-masing siswanya. Karena seringkali kesalahan evaluator tidak diluruskan.

Berdasarkan beberapa pengertian evaluasi di atas, maka cukup jelas memberikan pemahaman tentang evaluasi adalah suatu kegiatan yang bersifat sistematis untuk mengumpulkan informasi, mengidentifikasi, mengukur menilai, dan menginterpretasikan informasi yang didapatkan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan akhir tentang kegiatan.

Berikut ini dapat disimpulkan beberapa definisi tentang evaluasi menurut beberapa pakar sebagai berikut:

a) Evaluasi sebagai pendekatan sistem,

b) Evaluasi sebagai proses dalam indentifikasi dan pengumpulan informasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

c) Evaluasi sebagai professional judgement, dimana penilaian tentang kualitas suatu program didasarkan pada pendapat para ahli.

d) Evaluasi sebagai proses pembandingan kinerja berdasarkan data sesuai tujuan spesifik yang jelas.

e) Evaluasi sebagai sinonim dari penelitian eksperimen terkontrol yang dilakukan secara hati-hati pada suatu program.

Berdasarkan pendapat di atas memberikan gambaran yang cukup jelas tentang hubungan dan perbedaan antara pengukuran dan penilaian sehingga dapat ditarik benang merah bahwa kegiatan pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki perbedaan secara

konsep, akan tetapi dalam prakteknya ketiga konsep tersebut seringkali dipraktikan dalam satu rangkaian kegiatan, sehinga ketiga konsep tersebut tidak bisa dipisahkan karena satu sama lainnya saling mendukung, dengan demikian kegiatan pengukuran dan penilaian sudah terintegrasi di dalam kegiatan evaluasi tersebut.