• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Bank Indonesia 2022

Dalam dokumen Dokumen Tentang Laporan Tahunan 2021 (Halaman 146-149)

Kelembagaan Tahun 2022

4.2.1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bank Indonesia 2022

No Indikator Kinerja Utama 2022

8 Kebijakan makroprudensial yang mendukung sisi penawaran perbankan dalam kredit/pembiayaan ekonomi dengan capaian Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) perbankan pada kisaran 84%-94%.

9 Surveilans makroprudensial untuk mendukung ketahanan sistem keuangan dengan capaian 30 Bank Besar memiliki minimal 10% agregat rasio Alat Likuid (AL) per Dana Pihak Ketiga (DPK).

10

Efektivitas kebijakan Bank Indonesia dalam mendorong inklusi ekonomi dan keuangan yang diukur, dengan capaian:

a) 50% bank memenuhi rasio RPIM yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia;

b) Akumulasi UMKM hasil implementasi 3 pilar kebijakan: korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan mencapai 1.800 UMKM.

11 Sinergi kebijakan Bank Indonesia lintas otoritas dalam mendukung pembiayaan ekonomi melalui tercapainya kesepakatan/

penyelesaian agenda koordinasi.

12 Sinergi kebijakan Bank Indonesia lintas otoritas dalam mendukung ketahanan sistem keuangan melalui tercapainya kesepakatan/penyelesaian agenda koordinasi.

13

Sinergi untuk penguatan ekonomi dan keuangan inklusif serta perlindungan konsumen, dengan capaian:

a) Kesepakatan/penyelesaian agenda koordinasi lintas otoritas terkait ekonomi dan keuangan inklusif serta perlindungan konsumen;

b) Edukasi inklusi ekonomi dan keuangan serta peningkatan literasi konsumen;

c) Peningkatan omzet dan business matching dalam kegiatan Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan road to KKI minimal sebesar 10% dari capaian tahun 2021.

14 Industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif dengan capaian tingkat kepatuhan PJP dan PIP terhadap ketentuan permodalan dan manajemen risiko operasional.

15

Infrastruktur sistem pembayaran yang terintegrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas, serta aman dan andal yang diukur, dengan capaian:

a) Jumlah transaksi digital penduduk dewasa mencapai minimal sebesar 17 miliar transaksi;

b) Ketersediaan layanan SP Bank Indonesia yang andal sesuai standar internasional minimal sebesar 99,97%;

c) Implementasi BI-FAST tahap 1 dan implementasi Core Banking Systems (CBS) tahap 2.

16 Praktik pasar yang sehat, efisien, dan wajar, selaras dengan arah kebijakan sistem pembayaran dalam integrasi EKD melalui ketersediaan kebijakan yang mendukung praktik tersebut.

17 Pendalaman Digital Rupiah sebagai alat pembayaran sah serta mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia, sistem keuangan, dan integrasi EKD nasional melalui impementasi piloting wholesale Digital Rupiah.

18

Ketersediaan uang Rupiah di wilayah NKRI sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dalam kualitas yang layak edar, dengan capaian:

a) Tingkat kelayakan uang Rupiah di wilayah NKRI (soil level) UPB dengan kisaran 8-10 dan UPK dengan kisaran 6-8;

b) Jangkauan distribusi uang Rupiah di wilayah 3T melalui kegiatan kas keliling dan kas titipan minimal di 150 daerah.

19

Sinergi dalam rangka elektronifikasi transaksi, dengan capaian:

a) Peningkatan Pemda yang berada di tahap kategori digital minimal 6 Pemda;

b) Keberhasilan uji coba digitalisasi penyaluran bansos satu rekening untuk seluruh bansos serta pembayaran multi kanal;

c) Perluasan ekosistem (wilayah) elektronifikasi transportasi menggunakan Uang Elektronik Chip angkutan penyebrangan pada minimal 5 wilayah ASDP.

20 Sinergi dalam rangka pengembangan dan pengawasan industri sistem pembayaran, serta mewujudkan interlink Fintech dengan perbankan, dengan capaian minimal 10 jumlah PJP telah menggunakan standar Open API Pembayaran.

21 Sinergi dalam rangka pemanfaatan data EKD untuk publik, dengan capaian minimal dihasilkan 10 juta payment ID . 22 Infrastruktur pasar uang yang integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas, serta aman dan andal melalui implementasi IPK

Multimatching dan CCP.

23 Pasar uang Rupiah dan valas yang variatif, likuid, efisien, transparan, dan berintegritas, dengan capaian:

a) Rasio transaksi DNDF terhadap transaksi derivatif minimal 10%;

b) Rasio transaksi repo terhadap total transaksi pasar uang minimal 40%.

24 Sinergi Bank Indonesia dalam FK-PPPK untuk mendukung pembiayaan perekonomian melalui penyelesaian tindak lanjut kesepakatan sesuai kewenangan Bank Indonesia.

25 Kontribusi Bank Indonesia dalam mendorong pembiayaan syariah, dengan capaian:

a) Pertumbuhan rata-rata harian pasar uang syariah minimal mencapai 15%;

b) RIMS dalam kisaran 84% - 94%.

No Indikator Kinerja Utama 2022 26

Kontribusi Bank Indonesia dalam mendukung usaha syariah, dengan capaian:

a) Pemberdayaan pelaku usaha syariah kepada minimal 165 pelaku usaha;

b) Peningkatan omzet dan business linkage dalam rangkaian kegiatan ISEF (termasuk FESyar) minimal 5% dari capaian tahun 2021.

27 Tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah melalui riset, asesmen, dan edukasi, dengan capaian minimal 19% indeks literasi ekonomi syariah (well literate).

28 Persepsi positif lembaga internasional dan investor global terhadap perekonomian Indonesia yang terjaga, dengan capaian laporan lembaga internasional dan lembaga rating yang balanced-view.

29 Optimalisasi LCS dalam perdagangan bilateral, dengan capaian sebesar minimal 1,5% pangsa nilai transaksi LCS terhadap total nilai perdagangan RI dengan sejumlah negara mitra.

30 Sinergi memperjuangkan posisi Indonesia di fora internasional pada berbagai area strategis, dengan capaian jumlah posisi/

stances Bank Indonesia di berbagai area strategis yang diterima di fora/lembaga/ kerja sama internasional.

31 Penyelenggaraan Presidensi G20 yang efektif dengan substansi yang mendukung kepentingan BI, dengan capaian:

a) Jumlah rekomendasi agenda prioritas Presidensi G20 diterima oleh anggota G20;

b) Tingkat kepuasan stakeholders terhadap penyelenggaraan Presidensi G20.

32 Penguatan framework bauran kebijakan kelembagaan untuk memperkuat kinerja unggul Bank Indonesia.

33 Mempertahankan Opini WTP terhadap Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia.

34 Maturitas Tata Kelola Bank Indonesia pada level progressive atau level 3 (skala 1-5).

35 Penerbitan peraturan eksternal dan internal Bank Indonesia sebagai amanat UU dan pelaksanaan framework/ blueprint/

rencana induk.

36 Pemeringkatan transparansi badan publik Menuju Informatif (kategori ke-2 tertinggi dari 5 kategori).

37 SDM yang kompeten dan bermotivasi tinggi, dengan capaian minimal 80% tingkat person to job fit.

38

Digital business technology platform Bank Indonesia yang andal, highly available, dan aman untuk mendukung kinerja efisien organisasi dan proses bisnis, dengan capaian:

a) Implementasi digitalisasi Bank Indonesia sesuai RISBI;

b) Tingkat keandalan, availability, dan keamanan digital business platform Bank Indonesia.

39 Ketersediaan data dan statistik Bank Indonesia yang dipublikasikan secara Lengkap, Akurat, Kini dan Utuh (LAKU) untuk kebutuhan seluruh stakeholders Bank Indonesia nasional dan internasional.

40 Pengelolaan kelogistikan sesuai standar untuk mendukung kinerja efisien Bank Indonesia.

41 Keberhasilan implementasi e-catalogue untuk meningkatkan efisiensi pengadaaan barang dan jasa.

Optimisme dan sinergitas menyambut masa depan.

4.2.3.2. Penguatan Manajemen Risiko dan Manajemen Keberlangsungan Tugas Bank Indonesia

Bank Indonesia terus melanjutkan penguatan manajemen risiko. Kebijakan manajemen risiko tahun 2022 difokuskan pada upaya untuk (i) menjaga maturitas MRBI dan MKTBI, (ii) memperluas cakupan pemenuhan ISO 22301: 2019 BCMS, serta (iii) memperkuat mitigasi risiko strategis. Bank Indonesia juga akan menyempurnakan berbagai ketentuan dan pedoman pelaksanaan antara lain terkait manajemen risiko enterprise, manajemen risiko major project, Internal Control Officer (ICO), dan manajemen keberlangsungan tugas. Di bidang manajemen keberlangsungan tugas, upaya pencegahan Covid-19 akan tetap menjadi prioritas di tengah berbagai upaya penguatan MKTBI.

4.2.3.3. Penguatan Fungsi Audit Intern

Pelaksanaan fungsi audit intern akan terus diperkuat pada area audit strategis, audit keuangan, dan audit kepatuhan. Pelaksanaan audit strategis difokuskan pada pengelolaan risiko dari berbagai program strategis sejalan dengan risk trajectory Bank Indonesia. Audit keuangan ditujukan untuk memberikan assurance atas keandalan pengendalian intern pencatatan transaksi keuangan.

Sementara itu, audit kepatuhan dijalankan untuk terus memberikan keyakinan pemenuhan kepatuhan terhadap ketentuan internal dan eksternal terkait pelaksanaan tugas pokok, major project, dan kegiatan lainnya.

4.2.2. Penguatan Kerangka dan

Dalam dokumen Dokumen Tentang Laporan Tahunan 2021 (Halaman 146-149)