• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inisiasi Kampung Tangguh Kota Semarang

Dalam dokumen ketahanan iklim berbasis masyarakat (Halaman 76-80)

BAB IV KONSEP KAMPUNG TANGGUH

4.2 Praktik Kampung Tangguh di Kota Semarang

4.2.1 Inisiasi Kampung Tangguh Kota Semarang

| 60

Interaksi antar pemangku kepentingan dalam jaringan kampung tangguh bervariasi berdasarkan peran dan tanggung jawab masing- masing pemangku kepentingan. Oleh karena itu, identifikasi jenis koneksi sangat penting untuk lebih memahami interaksi antara pemangku kepentingan yang terlibat. Dalam kasus program terkait air di Semarang, empat jenis hubungan antar pemangku kepentingan diidentifikasi sebagai berikut:

a. Berbagi pengetahuan atau transfer informasi (transfer knowledge) Berbagi pengetahuan atau transfer informasi dari dan ke pemang- ku kepentingan melalui semua sarana komunikasi (yaitu, email, panggilan telepon, rapat, platform sosial). Transfer knowledge juga dapat dilakukan dari senior pelaku kampung tangguh kepada generasi penerusnya seperti pemuda di daerah tersebut.

b. Aliran pendanaan

Aliran keuangan dalam pemangku kepentingan dalam mendanai inisiatif terkait program keairan.

c. Bimbingan/Panduan

Pemberian pedoman, kebijakan, aturan yang diberikan oleh pemangku kepentingan dalam pengelolaan air. Bentuk bimbingan ini dapat diberikan melalui proses pembelajaran singkat kepada masyarakat kampung kota baik secara langsung maupun meng- gunakan media pembelajaran lainnya (buku, video, pertemuan virtual).

d. Bantuan Teknis

Selain bantuan sumber ilmu dan pendanaan, bantuan non-finansial, seperti pelatihan, dan peningkatan kapasitas masyarakat juga dibutuhkan. Bantuan teknis diperlukan sebagai subjek dalam mengoptimalkan dan menggerakkan program.

4.2 Praktik Kampung Tangguh di Kota Semarang

| 61 kawasan berbukit dan kawasan pesisir (BPS Statistik, 2020). Saat ini Kota Semarang menjadi tujuan migrasi penduduk mencari pekerjaan dari wilayah disekitarnya seperti Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan daerah lain di Provinsi Jawa Tengah. Para pekerja cenderung untuk tinggal di Kota Semarang yang kemudian berdampak pada masifnya pertumbuhan kawasan permukiman baru dan semakin padatnya kampung- kampung kota yang sudah ada sebelumnya.

Kampung tangguh di Kota Semarang merupakan bagian dari Program Water as Leverage (WaL). Program tersebut diselenggarakan oleh the Netherlands Enterprise Agency (RVO.nl) bekerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang, bertujuan untuk merumuskan konsep dan desain program manajemen pengelolaan air yang inovatif di Kota Semarang guna memperkuat ketangguhan Kota Semarang. Selama pelaksanaan fase satu dan dua, Program WaL ini telah menghasilkan konsep besar yang termanifestasi dalam lima konsep yang mengedepankan pende- katan terintegrasi dalam manajemen air dan pengembangan ketang- guhan kota (tautan Program WaL: https://www.worldwateratlas.org/nar ratives/water-as-leverage/semarang/#semarang):

1. Water Neutral Industry (Industri Ramah Air)

2. Integrated Coastal Management (Pengelolaan Pesisir Terpadu) 3. Resilient Kampong (Kampung Tangguh)

4. Rechanneling the City (Optimalisasi Konektivitas Aliran Air)

5. Spongy Mountain (Penyerapan Air di Wilayah Perbukitan melalui Terasering)

Program Kampung Tangguh merupakan inisiatif Kota Semarang untuk meningkatkan ketangguhan terhadap perubahan iklim melalui pening- katan adaptasi, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana pada skala kam- pung yang berbasis pada inisiatif masyarakat. Program ini menetapkan target perbaikan pada skala kampung atau kelurahan yang memiliki kerentanan tinggi. Kampung Tangguh dilakukan dengan mengim-

| 62

plementasikan upaya perbaikan bukan hanya pada aspek fisik (infra- struktur) saja melainkan juga peningkatan kapasitas masyarakat (Kota Kita et al., 2020).

Kota Semarang menghadapi berbagai kompleksitas permasalahan pembangunan sebagai akibat dari pesatnya perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan dan kejadian yang berpotensi menimbulkan bencana.

Kenaikan muka air laut, intensitas curah hujan yang terus mengalami peningkatan, dan penurunan permukaaan tanah menjadikan pen- duduk Kota Semarang rentan. Salah satu konsep inovatif yang diusulkan adalah konsep Kampung Tangguh. Dalam dokumen

“Pedoman Kampung Tangguh” (Kota Kita et al., 2020), diuraikan berbagai opsi intervensi sebagai solusi penyelesaian masalah perkotaan dalam lingkup administratif terkecil yaitu Kelurahan, RT/RW, dan skala rumah tangga.

Ketersediaan kelompok masyarakat di Kota Semarang dijadikan embrio pembentukan kampung tangguh. Penyusunan agenda kam- pung tangguh Kota Semarang menjadi landasan pembangunan kam- pung dalam jangka pendek-menengah yang mengakomodir prinsip- prinsip ketangguhan dalam manajemen infrastruktur dari skala terkecil. Agenda ketangguhan kampung di Kota Semarang ini dapat berisi hal-hal dasar ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Sumber: Kota Kita et al., 2020

Gambar 4. 1 Agenda Ketangguhan Dasar dalam Kampung Tangguh Kota Semarang

| 63 Dalam konteks Kota Semarang, isu terkait air (antara lain, penyediaan air bersih, banjir, dan lain-lain) merupakan isu strategis. Dengan demikian, membangun ketangguhan kampung, tidak dapat dipisahkan dari upaya-upaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan air pada level kampung.Berdasarkan praktik yang telah dilakukan Kota Semarang, modal dalam membangun ketangguhan kampung dilakukan melalui tiga prinsip utama (lihat Gambar 4.2).

1. Peningkatan ketangguhan fisik melalui pengembangan infrastruktur hijau untuk perbaikan sistem manajemen air pada level kampung (termasuk pengelolaan limpasan air hujan dan manajemen banjir secara lokal), dan peningkatan kualitas lingkungan dan akses layanan dasar (seperti air bersih, sanitasi, sampah dan energi) melalui pendekatan-pendekatan yang lebih ramah air dan berkelanjutan.

2. Meningkatkan ketangguhan sosial melalui peningkatan pengetahuan masyarakat tentang isu perubahan iklim dan kebencanaan, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengambilan keputusan/pemilihan intervensi yang dapat meminimalisir risiko dan kerugian akibat bencana iklim.

3. Peningkatan ketangguhan ekonomi melalui penciptaan kesempatan ekonomi atau tersedianya akses terhadap sumber daya untuk pembiayaan aset-aset komunal kampung.

Sumber: Kota Kita et al., 2020

Gambar 4. 2 Aspek Penting dalam Kampung Tangguh

| 64

Usulan-usulan intervensi pada setiap komponen yang tercakup dalam Pedoman Kampung Tangguh ini dirancang untuk mengakomodir ketiga prinsip tersebut, dan dikembangkan sesuai dengan kondisi serta potensi yang terdapat pada masing-masing kampung.

4.2.2 Kebijakan dan Peraturan Terkait Pengelolaan Kampung

Dalam dokumen ketahanan iklim berbasis masyarakat (Halaman 76-80)