Keadaan rasio kematian bayi di Jawa Timur relatif menurun dari tahun 2020 sampai 2022, lalu naik pada tahun 2023. Pada tahun 2020 sebesar 6,29 per 1.000 kelahiran hidup, lalu turun pada tahun 2021 menjadi sebesar 6,2 per 1.000 kelahiran hidup, hingga pada tahun 2022 turun menjadi 5,9 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2023 terjadi kenaikan menjadi 7,40 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini merupakan
33,1
100,0
0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0
KAB. SUMENEP KAB. PACITAN KAB. NGANJUK KAB. JOMBANG KAB. BLITAR KAB. TULUNGAGUNG KAB. GRESIK KAB. KEDIRI KAB. MADIUN KAB. JEMBER KAB. MALANG KAB. MAGETAN KAB. BANGKALAN KAB. LUMAJANG KAB. NGAWI KAB. PONOROGO KAB. PROBOLINGGO JAWA TIMUR KOTA BATU KAB. BOJONEGORO KAB. TRENGGALEK KAB. MOJOKERTO KAB. BANYUWANGI KAB. SAMPANG KAB. SITUBONDO KOTA PROBOLINGGO KAB. BONDOWOSO KAB. LAMONGAN KOTA KEDIRI KAB. TUBAN KAB. PASURUAN KOTA MALANG KOTA PASURUAN KOTA MOJOKERTO KAB. PAMEKASAN KAB. SIDOARJO KOTA BLITAR KOTA MADIUN KOTA SURABAYA
2022 2023
104 pengaruh dari meningkatnya kepatuhan pelaporan kematian bayi oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
GAMBAR 5.17
RASIO KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2020-2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Untuk proporsi berdasarkan usia bayi, kematian pada usia neonatal (0-28 hari) lebih banyak dibandingkan dengan usia post neonatal (29 hari- 11 bulan), yaitu 86,49% di usia neonatal dan 13,51% di usia post neonatal.
Adapun jumlah kematian bayi secara keseluruhan di Jawa Timur pada tahun 2023 sebanyak 3.938 kematian, dengan 3 kabupaten tertinggi adalah Kabupaten Jember, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2023), penyebab kematian pada usia neonatal terbanyak menurut ICD 10 adalah Kelompok N9: Low birth weight and prematurity dan Kelompok N1:
Congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalities.
6,29 6,2 5,9
7,4
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2020 2021 2022 2023
105
GAMBAR 5.18
DISTRIBUSI JUMLAH KEMATIAN BAYI PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Sedangkan berdasarkan data dan informasi yang sudah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Kematian Bayi (AKB) Jawa Timur dari tahun 2018 sampai 2020 mengalami penurunan dari 23,6 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2018 menjadi 13,49 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2020. Untuk tahun 2021 sampai dengan 2023 BPS tidak mengeluarkan data terkait AKB.
7711161627283032495355637071757777808992939597113113114116124124132146149 189197203 239 324345
AD Ditolak KOTA MOJOKERTO KOTA BLITAR KOTA KEDIRI KOTA MADIUN KAB. SUMENEP KOTA PASURUAN KOTA BATU KAB. TRENGGALEK KAB. SAMPANG KOTA PROBOLINGGO KAB. MAGETAN KAB. PACITAN KAB. BOJONEGORO KAB. MADIUN KAB. NGAWI KAB. SITUBONDO KAB. MOJOKERTO KAB. PAMEKASAN KAB. KEDIRI KAB. TULUNGAGUNG KOTA SURABAYA KAB. BLITAR KAB. GRESIK KAB. TUBAN KOTA MALANG KAB. LUMAJANG KAB. SIDOARJO KAB. PONOROGO KAB. LAMONGAN KAB. NGANJUK KAB. BONDOWOSO KAB. JOMBANG KAB. BANGKALAN KAB. PASURUAN KAB. BANYUWANGI KAB. PROBOLINGGO KAB. MALANG KAB. JEMBER
Jatim = 3.938
106
GAMBAR 5.19
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018-2020
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
1. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Cakupan Kunjungan Neonatal pertama (KN1) sebagai salah satu indikator program kesehatan. Tahun 2023 masih terdapat 23 kabupaten/kota yang belum mencapai target 100% dan capaian cakupan terendah Kabupaten Kediri (82,3%) dan cakupan tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Sampang yaitu sebesar 106,0%. Turunnya capaian Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) ini dari tahun sebelumnya (98,2%) tidak lain karena belum maksimalnya edukasi pada masyarakat untuk membawa bayi baru lahir periksa ke fasilitas kesehatan.
23,6 23
13,49
10 12 14 16 18 20 22 24 26
2018 2019 2020
107
GAMBAR 5.20
CAPAIAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) sebagai salah satu indikator SPM dan RPJMN. Tahun 2022 masih terdapat 30 kabupaten/kota yang belum mencapai target 100% dan cakupan terendah Kota Kediri (81,22%) dan cakupan terbesar dimiliki oleh Kota Surabaya yaitu sebesar 104,8%. Turunnya capaian Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sampai Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) ini dari tahun sebelumnya (96,3%) karena edukasi dan penggerakan masyarakat yang belum maksimal.
82,3
97,2 106,0
0 20 40 60 80 100 120
KAB. KEDIRI KAB. BLITAR KAB. PACITAN KAB. NGANJUK KOTA PROBOLINGGO KAB. PONOROGO KOTA BATU KAB. MADIUN KAB. NGAWI KAB. MOJOKERTO KAB. MAGETAN KAB. GRESIK KAB. BANYUWANGI KOTA KEDIRI KAB. JOMBANG KAB. TRENGGALEK KAB. BONDOWOSO KAB. BOJONEGORO KAB. JEMBER JAWA TIMUR KAB. TUBAN KAB. TULUNGAGUNG KAB. MALANG KAB. LUMAJANG KAB. BANGKALAN KOTA PASURUAN KAB. SITUBONDO KOTA MOJOKERTO KAB. LAMONGAN KAB. PROBOLINGGO KAB. SUMENEP KOTA MALANG KOTA BLITAR KOTA MADIUN KAB. PAMEKASAN KAB. SIDOARJO KAB. PASURUAN KOTA SURABAYA KAB. SAMPANG
108
GAMBAR 5.21
CAPAIAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP (KN LENGKAP) KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
GAMBAR 5.22
PERKEMBANGAN CAPAIAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP (KN LENGKAP)
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015–2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita. Hal ini
81,22
95,55 104,80
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00
KAB. KEDIRI KAB. BLITAR KOTA PROBOLINGGO KAB. PACITAN KAB. NGANJUK KAB. PONOROGO KAB. BANGKALAN KOTA BATU KAB. BANYUWANGI KAB. NGAWI KAB. GRESIK KAB. MADIUN KAB. MAGETAN KAB. MOJOKERTO KAB. BOJONEGORO KOTA KEDIRI KAB. TRENGGALEK KAB. JOMBANG KAB. BONDOWOSO KAB. JEMBER KAB. LUMAJANG JAWA TIMUR KAB. TUBAN KAB. MALANG KAB. TULUNGAGUNG KAB. SITUBONDO KAB. PROBOLINGGO KOTA BLITAR KOTA PASURUAN KAB. LAMONGAN KOTA MALANG KOTA MOJOKERTO KAB. PAMEKASAN KOTA MADIUN KAB. SUMENEP KAB. PASURUAN KAB. SAMPANG KAB. SIDOARJO KOTA SURABAYA
100,41
99,22
97,83
100,1 100,2
99,1 99,1
98,2 97,2
97,81 97,75
96,7
98,3 98,9
97,3 96,9
96,31
95,55 92
94 96 98 100 102
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 KN 1 KN Lengkap
109 untuk memastikan bayi baru lahir sehat, jika ada bayi dengan TSH tinggi maka harapannya dapat segera ditangani agar tidak sampai terjadi kelainan. Target SHK adalah 100% yaitu semua bayi baru lahir dilakukan skrining. Berdasarkan data yang ada, persentase SHK di kabupaten/kota di Jawa Timur masih sangat rendah. Hal ini karena program SHK merupakan program baru yang sedang membangun sistem sehingga masih perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas pemeriksaannya.
GAMBAR 5.23
CAPAIAN SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
2. Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah
Pelayanan kesehatan balita terdiri dari 3 indikator yaitu indikator pelayanan kesehatan bayi, anak balita paripurna dan indikator pelayanan kesehatan balita. Pelayanan kesehatan bayi ini berkaitan erat dengan cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap).
30,6
94,60
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KAB. NGAWI KAB. MALANG KAB. MOJOKERTO KAB. SUMENEP KAB. PROBOLINGGO KAB. SITUBONDO KAB. PACITAN KAB. TUBAN KAB. PONOROGO KAB. BANGKALAN KAB. BLITAR KAB. GRESIK KAB. SIDOARJO KAB. BANYUWANGI KAB. TRENGGALEK KAB. PAMEKASAN KOTA BATU KAB. KEDIRI KAB. TULUNGAGUNG KOTA PASURUAN JAWA TIMUR KAB. SAMPANG KAB. NGANJUK KAB. JOMBANG KAB. LAMONGAN KAB. MADIUN KAB. LUMAJANG KOTA SURABAYA KAB. PASURUAN KAB. MAGETAN KAB. BONDOWOSO KOTA MALANG KAB. JEMBER KAB. BOJONEGORO KOTA MOJOKERTO KOTA BLITAR KOTA MADIUN KOTA PROBOLINGGO KOTA KEDIRI
110 Cakupan pelayanan kesehatan balita adalah merupakan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang dimulai pada tahun 2017.
GAMBAR 5.24
PERKEMBANGAN CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015-2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 94,1% dan ada 18 kabupaten/kota tidak mencapai target yang ditentukan (93%). Angka cakupan kunjungan bayi tertinggi pada tahun 2023 terdapat pada Kabupaten Bondowoso dengan angka 105,76% dan yang terendah terdapat pada Kabupaten Bangkalan dengan angka 76%. Bagi kabupaten/kota yang belum mencapai target perlu dilakukan upaya peningkatan pelayanan yang berkualitas pada bayi paripurna yang sudah mendapatkan ASI Eksklusif, vitamin A, cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) serta pelayanan lainnya sehingga diharapkan pada tahun 2024 semua kabupaten/kota dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada bayi secara berkualitas.
92,58 96,1 95,5 96,6 97,9
93,6
86,5
94,9 94,1
80 90 100
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Bayi
111
GAMBAR 5.25
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan prasekolah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2023 meliputi jumlah balita memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sebanyak 113,75%, balita yang dipantau tumbuh kembangnya sebanyak 88,93%, balita dilayani SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) sebanyak 97,19%, dan balita sakit yang di MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) sebanyak 89,55%.
76,00
94,10
105,76
0 20 40 60 80 100 120
KAB. BANGKALAN KAB. BLITAR KAB. MAGETAN KOTA PROBOLINGGO KAB. KEDIRI KAB. SITUBONDO KAB. NGANJUK KOTA BATU KAB. PONOROGO KAB. PACITAN KOTA MALANG KAB. NGAWI KOTA BLITAR KAB. BOJONEGORO KOTA KEDIRI KOTA PASURUAN KAB. GRESIK KAB. MADIUN KAB. MOJOKERTO KAB. JOMBANG JAWA TIMUR KAB. TRENGGALEK KAB. PROBOLINGGO KAB. MALANG KAB. BANYUWANGI KAB. JEMBER KAB. LAMONGAN KAB. LUMAJANG KOTA MADIUN KAB. PAMEKASAN KAB. SAMPANG KAB. TULUNGAGUNG KAB. TUBAN KAB. PASURUAN KOTA MOJOKERTO KOTA SURABAYA KAB. SIDOARJO KAB. SUMENEP KAB. BONDOWOSO
112
GAMBAR 5.26
CAKUPAN BALITA MEMILIKI BUKU KIAPER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Cakupan balita memiliki buku KIA tahun 2023 di Jawa Timur secara keseluruhan sebesar 113,56% meningkat dari tahun 2022 sebesar 81,84%. Jika datanya dibagi berdasarkan kabupaten/kota maka cakupan balita memiliki buku KIA tertinggi yaitu Kota Kediri sebesar 127,11% dan yang terendah yaitu Kabupaten Bangkalan sebesar 85,4%.
85,40 97,78100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00100,00101,87109,97111,89113,03113,56115,66116,13117,64123,61125,19125,24127,11 KAB. BANGKALAN
KOTA PROBOLINGGO KAB. PACITAN KAB. PONOROGO KAB. TRENGGALEK KAB. TULUNGAGUNG KAB. BLITAR KAB. KEDIRI KAB. MALANG KAB. LUMAJANG KAB. JEMBER KAB. BANYUWANGI KAB. BONDOWOSO KAB. SITUBONDO KAB. PROBOLINGGO KAB. PASURUAN KAB. SIDOARJO KAB. MOJOKERTO KAB. JOMBANG KAB. NGANJUK KAB. MADIUN KAB. MAGETAN KAB. NGAWI KAB. BOJONEGORO KAB. TUBAN KAB. LAMONGAN KAB. GRESIK KOTA BATU KAB. SUMENEP KOTA PASURUAN KOTA MALANG JAWA TIMUR KAB. SAMPANG KAB. PAMEKASAN KOTA BLITAR KOTA MOJOKERTO KOTA SURABAYA KOTA MADIUN KOTA KEDIRI
113
GAMBAR 5.27
CAKUPAN BALITA DIPANTAU PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANNYA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Cakupan balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya tahun 2023 di Jawa Timur secara keseluruhan sebesar 88,93%
meningkat dari tahun 2022 sebesar 84,27%. Jika datanya dibagi berdasarkan kabupaten/kota maka cakupan balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya tertinggi yaitu Kabupaten Malang sebesar 100,53% dan yang terendah yaitu Kabupaten Bangkalan sebesar 46,64%.
46,64
88,93
100,53
0 20 40 60 80 100 120
KAB. BANGKALAN KAB. BOJONEGORO KAB. PAMEKASAN KAB. PROBOLINGGO KAB. SUMENEP KAB. LUMAJANG KAB. JEMBER KAB. KEDIRI KAB. MAGETAN KAB. SAMPANG KAB. GRESIK KAB. BLITAR KOTA BATU KAB. MOJOKERTO JAWA TIMUR KOTA PASURUAN KAB. TULUNGAGUNG KOTA PROBOLINGGO KAB. PONOROGO KAB. BANYUWANGI KAB. NGANJUK KAB. PACITAN KOTA BLITAR KAB. JOMBANG KAB. PASURUAN KAB. SITUBONDO KAB. MADIUN KAB. LAMONGAN KOTA MALANG KAB. BONDOWOSO KAB. TUBAN KOTA MOJOKERTO KOTA MADIUN KOTA KEDIRI KAB. SIDOARJO KAB. TRENGGALEK KAB. NGAWI KOTA SURABAYA KAB. MALANG
114
GAMBAR 5.28
CAKUPAN BALITA DILAYANI SDIDTK PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Cakupan balita dilayani SDIDTK tahun 2023 di Jawa Timur secara keseluruhan sebesar 95,4% menurun dari tahun 2022 sebesar 95,77%. Jika datanya dibagi berdasarkan kabupaten/kota maka cakupan balita yang dilayani SDIDTK tertinggi yaitu Kota Kediri sebesar 127,11% dan yang terendah yaitu Kabupaten Pacitan sebesar 33,43%.
33,43 56,6257,7562,6268,9472,21 82,7582,7786,1290,2890,4191,2292,6394,1295,4095,7798,6999,71100,20102,77105,88107,79108,43108,60109,07110,16112,29112,32114,15114,78115,10115,96116,07117,05117,90119,26120,29123,61127,11 KAB. PACITAN
KAB. SUMENEP KAB. BANGKALAN KAB. PROBOLINGGO KAB. PAMEKASAN KAB. MALANG KAB. KEDIRI KAB. JEMBER KAB. BOJONEGORO KOTA MALANG KAB. TRENGGALEK KOTA PROBOLINGGO KAB. NGAWI KAB. GRESIK JAWA TIMUR KAB. SIDOARJO KAB. TUBAN KOTA SURABAYA KOTA MADIUN KAB. SAMPANG KAB. MAGETAN KAB. BLITAR KAB. SITUBONDO KAB. MOJOKERTO KOTA BATU KAB. LUMAJANG KAB. TULUNGAGUNG KAB. BANYUWANGI KOTA PASURUAN KAB. PONOROGO KAB. NGANJUK KOTA BLITAR KAB. PASURUAN KAB. LAMONGAN KAB. MADIUN KAB. BONDOWOSO KAB. JOMBANG KOTA MOJOKERTO KOTA KEDIRI
115
GAMBAR 5.29
CAKUPAN BALITA SAKIT DILAYANI MTBS PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Jatim, 2023
Cakupan balita sakit dilayani MTBS tahun 2023 di Jawa Timur secara keseluruhan sebesar 89,61% meningkat dari tahun 2022 sebesar 82,61%. Jika datanya dibagi berdasarkan kabupaten/kota maka cakupan balita sakit dilayani MTBS tertinggi yaitu Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya sebesar 100% dan yang terendah yaitu Kabupaten Mojokerto sebesar 42,35%.
3. Imunisasi
a. Imunisasi Dasar pada Bayi
Imunisasi Program adalah Imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Imunisasi
42,35
89,61
100,00
0 20 40 60 80 100 120
KAB. MOJOKERTO KAB. PONOROGO KAB. TULUNGAGUNG KAB. LAMONGAN KAB. NGAWI KAB. SAMPANG KOTA BATU KAB. JOMBANG KAB. KEDIRI KAB. SUMENEP KAB. PAMEKASAN KAB. PASURUAN KAB. PACITAN KAB. JEMBER KAB. BANYUWANGI JAWA TIMUR KAB. TRENGGALEK KAB. BLITAR KAB. TUBAN KAB. BONDOWOSO KAB. LUMAJANG KAB. MALANG KAB. PROBOLINGGO KAB. SITUBONDO KAB. GRESIK KAB. MADIUN KOTA MADIUN KOTA PROBOLINGGO KOTA KEDIRI KOTA BLITAR KOTA PASURUAN KAB. NGANJUK KAB. MAGETAN KAB. SIDOARJO KOTA MALANG KAB. BOJONEGORO KAB. BANGKALAN KOTA MOJOKERTO KOTA SURABAYA
116 Program terdiri atas Imunisasi rutin, Imunisasi tambahan, dan Imunisasi khusus. Salah satu indikator dalam Program Imunisasi Rutin adalah Imunisasi Dasar lengkap pada bayi. Dikatakan Imunisasi dasar lengkap pada bayi jika bayi telah mendapatkan satu dosis imunisasi Hepatitis B 0-7 hari, satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-HiB, empat dosis imunisasi polio tetes, satu dosis imunisasi Polio suntik dan 1 dosis imunisasi Campak Rubella sebelum usia 1 tahun.
Untuk pencapaian indikator bayi diimunisasi dasar lengkap dengan target minimal di tahun 2023 adalah sebesar 100%, maka tingkat provinsi tercapai 99.54% tidak tercapai target. Hal ini disebabkan terdapat beberapa bulan vaksin DPT-Hep B-Hib mengalami stock out, dan jikalau tersedia juga sangat terbatas sehingga menyebabkan kehilangan kesempatan (missed opportunities) sasaran yang sudah terlanjur datang ke pelayanan imunisasi serta menghambat pelaksanaan multiple vaccination.
Multiple Vaccination adalah sasaran mendapatkan beberapa vaksin sekaligus dalam satu kali kunjungan. Meskipun tidak tercapai target tetapi terdapat kenaikan pencapaian indikator bayi diimunisasi dasar lengkap antara tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Untuk tingkat provinsi terdapat kenaikan 4.54% dari pencapaian 2022 lalu 95% menjadi 99.54%. Untuk kabupaten/kota yang tercapai indikator bayi diimunisasi dasar lengkap juga mengalami penurunan dari 31 kabupaten/kota (81.6%) di tahun 2022 menjadi 23 kabupaten/kota (60.53%).
Secara terperinci pencapaian indikator bayi diimunisasi dasar lengkap per kabupaten/kota seperti dalam gambar dibawah ini :
117
GAMBAR 5.30
PENCAPAIAN INDIKATOR BAYI USIA 0–11 BULAN YANG MENDAPATKAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2023
Sumber : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jatim, 2023
Pencapaian tertinggi dicapai oleh Kabupaten Bondowoso sebesar 112.0% sedangkan pencapaian terendah ada pada Kabupaten Bangkalan sebesar 66,6% hal ini disebabkan banyaknya penolakan masyarakat terutama imunisasi yang diberikan dengan cara disuntik, serta pemahaman bahwa setelah imunisasi anak menjadi sakit dan rewel karena terjadi demam ringan. Upaya yang dilakukan pemberian penyuluhan maupun konseling tentang manfaat dan pentingnya imunisasi, bahaya jika anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap, serta demam ringan adalah hal yang normal setelah pemberian imunisasi serta solusi cara menanggulangi demam setelah imunisasi. Penyuluhan maupun konseling imunisasi juga melibatkan mitra kesehatan terkait seperti TP PKK, muslimat dan Aisyiyah serta organisasi Profesi seperti IBI dan IDI.
112,0 106,7 106,5 106,2 106,1 105,4 105,3 103,5 103,4 103,4 103,0 102,7 102,4 102,3 102,0 101,4 101,1 100,9 100,8 100,2 100,1 100,1 100,1 99,0 98,4 96,8 96,3 95,5 94,4 94,1 94,1 94,1 94,0 93,9 92,4 90,2 85,0 66,6 99,4
0 20 40 60 80 100 120
Bondowoso Sidoarjo Kota Surabaya Situbondo Sumenep Tuban Bojonegoro Kota Madiun Lamongan Kota Mojokerto Madiun Banyuwangi Kota Blitar Trenggalek Kota Pasuruan Ngawi Gresik Tulungagung Pasuruan Lumajang Mojokerto Malang Kediri Blitar Kota Kediri Probolinggo Jombang Kota Probolinggo Pacitan Jember Pamekasan Ponorogo Nganjuk Kota Malang Magetan Kota Batu Sampang Bangkalan jawa timur
118 b. Bayi yang mendapatkan Indikator Antigen Baru
Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. Di Indonesia, pneumonia memiliki prevalensi mencapai 2%
dan merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan balita (Riskesdas, 2018). Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan angka kematian balita yang disebabkan oleh pneumonia melalui program imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) yang akan dilaksanakan secara bertahap hingga mencakup seluruh Indonesia pada tahun 2022.
Pelaksanaan Imunisasi antigen baru PCV dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/6780/2021 sebagaimana diubah dalam
keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/779/2022 tentang pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV), imunisasi PCV ditetapkan sebagai imunisasi rutin yang diberikan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur mulai tahun 2021 dan diperluas di seluruh wilayah Indonesia lainnya pada tahun 2022. Untuk Provinsi Jawa Timur pada tahap 1 dilakukan di 8 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Ponorogo, Jember, Malang, Kabupaten Kediri, Kota malang dan Kota Kediri. Pada Tahun 2022 diperluas ke seluruh Kabupaten/kota di Jawa Timur yang dimulai pada Bulan Juli 2022.
Salah satu indikator dalam Program Imunisasi Rutin dalam Renstra atau RPJMN adalah bayi usia 0 – 11 bulan yang mendapatkan antigen baru yang meliputi imunisasi PCV sesuai dosis jenis vaksin yang digunakan dalam waktu 1 tahun . Untuk indikator imunisasi antigen baru menggunakan imunisasi PCV 2 pada bayi usia 0–11 bulan dengan target minimal tahun 2023 tercapai 100%. Pencapaian indikator ini tahun 2023 tingkat Provinsi telah tercapai target minimal dengan pencapaian 105,8%.
119 Jumlah kabupaten/kota yang tercapai target minimal sebanyak 28 kabupaten/kota (73.68%) dari 38 kabupaten/kota. Pencapaian tertinggi adalah Kabupaten Sidoarjo sebesar 126,52% sedangkan pencapaian terendah di Kabupaten Bangkalan sebesar 34,11%.
Secara terperinci pencapaian indikator bayi diimunisasi dasar lengkap per kabupaten/kota seperti dalam gambar dibawah ini :
GAMBAR 5.31
PENCAPAIAN INDIKATOR BAYI USIA 0–11 BULAN YANG MENDAPATKAN IMUNISASI ANTIGEN BARU PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2023
Sumber : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jatim, 2023
Beberapa kabupaten tidak tercapai target imunisasi antigen baru selain disebabkan oleh masyarakat dan petugas kesehatan belum mengetahui bahwa terdapat imunisasi antigen baru untuk mencegah pneumonia dengan harga mahal tetapi juga disebabkan banyaknya penolakan masyarakat terutama etnik madura terhadap imunisasi yang diberikan dengan cara disuntik..
Penyebab lain adalah antigen baru ini dilakukan bersmaan dengan jadwal DPT-Hep B-Hib dengan suntikan ganda. Petugas kesehatan dan masyarakat masih belum percaya diri untuk melaksanakan suntikan ganda.
126,5 123,9 122,3 122,2 120,0 118,2 116,6 116,3 115,3 115,0 114,5 114,5 113,2 113,2 112,9 112,6 112,4 109,2 109,1 108,8 108,3 107,5 107,4 106,9 106,7 106,2 106,1 104,5 98,8 92,9 91,3 90,1 89,8 89,7 66,1 58,1 37,2 34,1 105,8
0 20 40 60 80 100 120 140
Sidoarjo Kota Mojokerto Gresik Kota Surabaya Kota Madiun Lamongan Bojonegoro Kota Blitar Ngawi Jember Madiun Pacitan Tuban Mojokerto Nganjuk Tulungagung Malang Banyuwangi Trenggalek Kediri Kota Kediri Kota Malang Pasuruan Blitar Kota Batu Ponorogo Magetan Jombang Bondowoso Situbondo Probolinggo Sumenep Kota Pasuruan Lumajang Kota Probolinggo Pamekasan Sampang Bangkalan jawa timur
120 Upaya yang dilakukan pemberian penyuluhan maupun konseling tentang manfaat dan pentingnya imunisasi antigen baru, bahaya jika anak tidak mendapatkan imunisasi antigen baru, serta imunisasi PCV 2, tidak menyebabkan atau sangat sedikit menyebabkan demam setelah diimunisasi, serta solusi cara menanggulangi demam setelah imunisasi.
Bekerja sama dengan organisasi Profesi IDAI, IBI dan PPNI terkait pembekalan suntikan ganda pada tenaga kesehatan.
c. Imunisasi Lanjutan Lengkap pada Badta
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin terjaganya tingkat imunitas pada anak baduta, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil.
Hasil serologi yang didapat pada anak yang diberikan DPT-HB- HiB pada usia 18-24 bulan berdasarkan penelitian di Jakarta dan Bandung (Rusmil et al, 2014) diketahui Anti D 99.7%, Anti T 100
%, HbSAg 99.5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa imunisasi DPT harus diberikan 3 kali dan tambahan pada usia 15- 18 bulan untuk meningkatkan titer anti bodi pada anak-anak.
Penyakit lain yang membutuhkan pemberian imunisasi lanjutan pada usia baduta adalah campak. Penyakit campak adalah penyakit yang sangat mudah menular dan mengakibatkan komplikasi yang berat. Vaksin campak memiliki efikasi kurang lebih 85%, sehingga masih terdapat anak-anak yang belum memiliki kekebalan dan menjadi kelompok rentan terhadap penyakit campak
Imunisasi lengkap pada Baduta juga menjadi salah satu indikator program imunisasi rutin dengan target minimal lebih dari 90%. Pencapaian persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi lanjutan baduta lengkap di tingkat provinsi dengan target minimal 100% maka Provinsi Jawa Timur tercapai sebesar 97% diwakili oleh imunisasi MR 2, tidak tercapai target
121 minimal ≥ 100%. Meskipun tidak tercapai target minimal, terdapat peningkatan pencapaian provinsi dibanding tahun 2022.
Peningkatan persentase imunisasi lanjutan baduta sebesar 5,3%
dari 91,77% pada tahun 2022 menjadi 97% di tahun 2023. Untuk pencapaian per kabupaten/kota seperti di bawah ini :
GAMBAR 5.32
PERSENTASE ANAK USIA 12-24 BULAN YANG MENDAPAT IMUNISASI LANJUTAN BADUTA LENGKAP PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2023
Sumber : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jatim, 2023
Terdapat penurunan kabupaten/kota yang tercapai target minimal imunisasi lanjutan baduta lengkap sebesar 55,3%. Dari 25 kabupaten/kota (65,8%) ditahun 2022 menjadi 16 kabupaten/kota (42,10%) di tahun 2023. Pencapaian tertinggi dicapai oleh Kabupaten Sidoarjo sebesar 112,8% sedangkan pencapaian terendah ada pada Kabupaten Bangkalan sebesar 37,7%
Kabupaten Bangkalan merupakan kabupaten yang mempunyai pencapaian terendah untuk program imunisasi rutin baik pada imunisasi dasar lengkap bayi juga imunisasi lanjutan baduta hal ini disebabkan selain banyaknya penolakan masyarakat terutama imunisasi yang diberikan dengan cara
112,8 111,5 108,7 107,1 106,9 105,7 105,5 105,4 105,0 104,8 104,0 103,2 102,8 102,3 101,9 101,0 99,6 99,6 99,3 99,2 98,9 98,2 97,7 97,6 97,5 97,2 95,3 94,4 93,6 91,0 90,8 90,3 90,2 88,2 72,8 72,5 54,1 37,7 97,0
0 20 40 60 80 100 120
Sidoarjo Kota Surabaya Kota Mojokerto Kota Madiun Bondowoso Pasuruan Ngawi Gresik Kota Blitar Bojonegoro Mojokerto Tulungagung Banyuwangi Madiun Probolinggo Kota Kediri Sumenep Tuban Pacitan Nganjuk Trenggalek Kediri Magetan Ponorogo Situbondo Jombang Blitar Lamongan Malang Kota Pasuruan Kota Malang Kota Batu Jember Lumajang Kota Probolinggo Pamekasan Sampang Bangkalan jawa timur