12 Peraturan tersebut menempatkan masyarakat tidak hanya sebagai obyek pembangunan melainkan yang lebih penting sebagai subyek pembangunan kesehatan yang dapat mengambil keputusan dalam mengadopsi inovasi di bidang kesehatan.
13
GAMBAR 2.1
PETA PENYEBARAN JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Jatim, 2023 GAMBAR 2.2
JUMLAH PUSKESMAS DI JAWA TIMUR TAHUN 2017-2023
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Jatim, 2023
Gambar di atas menggambarkan adanya perkembangan jumlah puskesmas sebesar 0,82% selama tahun 2017-2023. Peningkatan jumlah puskesmas tersebut menunjukkan adanya komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan primer. Hanya saja pada tahun 2022 terdapat 2 puskesmas yang beralih menjadi RS tipe D sehingga jumlah puskesmas berkurang menjadi 969 puskesmas dikarenakan belum ada
964 964
968 968
971
969
972
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
14 penggantian dari puskesmas yang beralih menjadi RS Tipe D. Namun di tahun 2023 sudah ada penambahan 3 puskesmas baru sehingga menjadi 972 puskesmas.
GAMBAR 2.3
RASIO JUMLAH PUSKESMAS PER KECAMATAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Jatim, 2023
Gambar di atas menunjukkan bahwa rasio puskesmas terhadap kecamatan pada tahun 2023 bervariasi di setiap kabupaten/kota dengan rata-rata sebesar 1,6. Dengan standar minimal 1 puskesmas per kecamatan, secara umum kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Jawa Timur telah dapat memenuhi standar tersebut hanya saja yang masih perlu menjadi perhatian adalah aspek distribusi puskesmas tersebut di seluruh kecamatan.
Rasio puskesmas per kecamatan dapat menjadi gambaran aspek aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan primer. Di samping itu aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan primer juga dipengaruhi oleh faktor geografis, luas wilayah, ketersediaan sarana dan prasarana dasar, sosial ekonomi dan transportasi.
1. Akreditasi Puskesmas
Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas menyatakan akreditasi puskesmas yang selanjutnya disebut
3,2 3,0
2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
1,8 1,8 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,5 1,5 1,5 1,4 1,4 1,4
1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,1 1,1 1,0 1,0 1,0 1,0
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
KOTA MALANG KOTA KEDIRI KOTA SURABAYA KAB. PACITAN KOTA PASURUAN KOTA MOJOKERTO KOTA MADIUN KAB. BANYUWANGI KAB. GRESIK KAB. SIDOARJO KAB. MADIUN KAB. TULUNGAGUNG KOTA BATU KAB. TUBAN JAWA TIMUR KAB. JOMBANG KAB. JEMBER KAB. TRENGGALEK KAB. SAMPANG KAB. MOJOKERTO KAB. PAMEKASAN KAB. PONOROGO KAB. KEDIRI KAB. PROBOLINGGO KAB. PASURUAN KAB. BOJONEGORO KAB. NGAWI KAB. LAMONGAN KAB. BANGKALAN KOTA PROBOLINGGO KAB. LUMAJANG KAB. MALANG KAB. SITUBONDO KAB. SUMENEP KAB. BONDOWOSO KAB. BLITAR KAB. NGANJUK KAB. MAGETAN KOTA BLITAR
15 Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan puskesmas, setelah dilakukan penilaian bahwa puskesmas telah memenuhi standar akreditasi. Dengan akreditasi puskesmas diharapkan dapat membangun sistem tata kelola yang lebih baik secara bertahap dan berkesinambungan melalui perbaikan tata kelola: 1) manajemen secara institusi, 2) manajemen program, 3) manajemen risiko, dan 4) manajemen mutu. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, Pasal 4 menyatakan bahwa Puskesmas yang telah terakreditasi wajib dilakukan akreditasi secara berkala paling sedikit 5 (lima) tahun sekali.
Tahun 2023 jumlah puskesmas 972, yang telah terakreditasi di Jawa Timur sebanyak 930 puskesmas (95,68%), per bulan Desember 2023 baru keluar sertifikat sebanyak 294 puskesmas.
Sertifikat yang diterbitkan tahun 2023 mayoritas sebanyak 268 (91%) puskesmas status kelulusan terakreditasi paripurna dan 26 (9%) puskesmas terakreditasi utama. Masih ada 42 puskesmas (4,32%) yang pengajuan akreditasinya dilakukan di tahun 2024 dikarenakan terkendala beberapa hal antara lain rehabilitasi gedung puskesmas, biaya dan lainnya.
Berdasarkan data capaian status akreditasi tersebut didapatkan gambaran bahwa sudah banyak puskesmas yang akreditasinya paripurna. Hal ini menunjukkan kesiapan puskesmas dalam peningkatan mutu sudah maksimal.
Diperlukan upaya bersama baik pemerintah kabupaten/kota dan provinsi serta pusat untuk mendorong dan memfasilitasi puskesmas agar dapat meningkatkan mutu manajemen dan pelayanan kesehatan bahkan setelah akreditasi supaya pelayanan kepada masyarakat selalu terbaik dan optimal. Hal ini dikarenakan
16 status akreditasi puskesmas merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya perbaikan dan peningkatan mutu layanan kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan.
GAMBAR 2.4
PERSENTASE AKREDITASI PUSKESMAS DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Jatim, 2023
2. Perkembangan Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap
Berdasarkan kemampuan pelayanan yang diberikan maka puskesmas dibagi atas dua kategori yaitu puskesmas rawat inap dan puskesmas non rawat inap.
Berikut disajikan perkembangan jumlah puskesmas rawat inap dan non rawat inap dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2023.
GAMBAR 2.5
JUMLAH PUSKESMAS RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP DI JAWA TIMUR TAHUN 2018-2023
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Jatim, 2023 PARIPURNA,
91%
UTAMA 9%
623 629 631
627 623 621
341 339 337
344
346 351
0 100 200 300 400 500 600 700
2018 2019 2020 2021 2022 2023
rawat inap non rawat inap
17 Jumlah puskesmas rawat inap selama lima tahun terakhir mayoritas mengalami penurunan, dari tahun 2020 sampai dengan 2023 mengalami penurunan dari 631 hingga menjadi 601, mengalami peningkatan hanya di tahun 2019 dan 2020.
Puskesmas non rawat inap juga fluktuaktif mengalami perubahan, sebanyak 341 puskesmas di tahun 2018, tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan namun di tahun 2021–2023 mengalami peningkatan.
Kondisi ini berlaku seiring dengan perubahan regulasi dimana dalam Permenkes 43 tahun 2019 terdapat pasal 29 yang berisi bahwa puskesmas perkotaan harus non rawat inap dikarenakan akses yang lebih dekat dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut serta memprioritaskan promotif preventif sehingga beberapa puskesmas perkotaan yang awalnya puskesmas rawat inap telah berubah menjadi puskesmas non rawat inap. Sebagai contoh Kota Malang, sebelum ada regulasi tersebut terdapat 6 puskesmas rawat inap yang kemudian beralih menjadi puskesmas non rawat inap, Kota Blitar yang awalnya terdapat 2 puskesmas rawat inap beralih menjadi puskesmas non rawat inap demikian juga Kota Madiun yang sebelumnya terdapat 2 puskesmas rawat inap kemudian beralih menjadi puskesmas non rawat inap
3. Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama khususnya di puskesmas dilaksanakan dalam beberapa bentuk diantaranya rawat jalan dan rawat inap. Pada tahun 2023 jumlah kunjungan pasien sebanyak 29.252.353 orang untuk rawat jalan dan 394.887 orang untuk rawat inap.
18
GAMBAR 2.6
PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2022–2023
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/kota Tahun 2023
Dari gambar tersebut diketahui jumlah kunjungan rawat jalan yang tertinggi selama 2 tahun ada di Kabupaten Pasuruan dengan jumlah puskesmas ada 33 puskesmas. Rata-rata kunjungan rawat jalan di tahun 2022 sebesar 603.217 dan di tahun 2023 ada 769.799. Tren jumlah kunjungan rawat jalan di kabupaten/kota dalam 2 tahun terakhir mengalami fluktuaktif. Di tahun 2022 sampai dengan tahun 2023 jumlah kunjungan rawat jalan di puskesmas mulai naik dari tahun sebelumnya dikarenakan masyarakat mulai berobat ke puskesmas setelah kasus Covid-19 mulai melandai.
Kunjungan di puskesmas pada tahun 2023 berdasarkan jenis kelaminnya persentase terbanyak adalah perempuan 60% dan laki- laki sebanyak 40%. Pemanfaatan sarana kesehatan didominasi kaum perempuan, dikarenakan laki-laki lebih fokus bekerja.
Kunjungan rawat jalan dan rawat inap di FKTP lain selain puskesmas juga mulai meningkat seperti di klinik pratama, klinik utama, tempat praktik dokter, tempat praktik dokter gigi, tempat praktek bidan dan tempat praktek mandiri perawat. Pada tahun
0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000
KAB. PACITAN KAB. PONOROGO KAB. TRENGGALEK KAB. TULUNGAGUNG KAB. BLITAR KAB. KEDIRI KAB. MALANG KAB. LUMAJANG KAB. JEMBER KAB. BANYUWANGI KAB. BONDOWOSO KAB. SITUBONDO KAB. PROBOLINGGO KAB. PASURUAN KAB. SIDOARJO KAB. MOJOKERTO KAB. JOMBANG KAB. NGANJUK KAB. MADIUN KAB. MAGETAN KAB. NGAWI KAB. BOJONEGORO KAB. TUBAN KAB. LAMONGAN KAB. GRESIK KAB. BANGKALAN KAB. SAMPANG KAB. PAMEKASAN KAB. SUMENEP KOTA KEDIRI KOTA BLITAR KOTA MALANG KOTA PROBOLINGGO KOTA PASURUAN KOTA MOJOKERTO KOTA MADIUN KOTA SURABAYA KOTA BATU
tahun 2022 tahun 2023
19 2023 kunjungan rawat jalan dan rawat inap pada tempat-tempat tersebut sesuai data berikut ini:
GAMBAR 2.7
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI JEJARING FKTP PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2023
4. Pelayanan Kesehatan Tradisional
Kesehatan Tradisional telah dikenal sejak dahulu dan hingga kini masih terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi disertai dengan peningkatan pemanfaatannya oleh masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa Pelayanan Kesehatan Tradisional merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat dalam mendapatkan pengobatan atau mengatasi masalah kesehatannya. Selain itu, Pelayanan Kesehatan Tradisional dapat memberikan andil dalam peningkatan kesehatan masyarakat sejak dalam masa kandungan sampai dengan lanjut usia (continuum of care). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional bahwa Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun menurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan
Klinik
pratama Klinik utama Praktik
mandiri dokter
Praktek mandiri dokter gigi
Praktek mandiri bidan
Praktek mandiri perawat 8.175.905
1.273.760
628.118
82.380 545.421
35.330
191.733 13.353 128 - 608
rawat jalan rawat inap
20 sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Pelayanan Kesehatan Tradisional dapat diberikan dengan metode keterampilan, ramuan dan kombinasi antara keduanya. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional disebutkan jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional yaitu Empiris, Komplementer dan Integrasi.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris merupakan penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris dan dilaksanakan oleh Penyehat Tradisional (Hattra) berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh secara turun temurun atau melalui pendidikan non formal.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dapat diselenggarakan di Panti Sehat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. Jumlah Panti Sehat dengan Penyehat Tradisional secara bersama atau berkelompok di Jawa Timur pada tahun 2023 sebanyak 165 Panti Sehat dengan kepemilikan swasta.
Panti Sehat berkelompok tersebut tersebar di 17 kabupaten/kota dari 38 kabupaten/kota (44,7%) Provinsi Jawa Timur.
TABEL 2.1
JUMLAH PANTI SEHAT DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH
PANTI SEHAT
BERKELOMPOK KEPEMILIKAN
1 2 3 4
1 KABUPATEN PACITAN 1 SWASTA
2 KABUPATEN PONOROGO 0 -
3 KABUPATEN TRENGGALEK 0 -
4 KABUPATEN TULUNGAGUNG 1 SWASTA
5 KABUPATEN BLITAR 0 -
6 KABUPATEN KEDIRI 10 SWASTA
7 KABUPATEN MALANG 0 -
8 KABUPATEN LUMAJANG 3 SWASTA
9 KABUPATEN JEMBER 2 SWASTA
21
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH
PANTI SEHAT BERKELOMPOK
KEPEMILIKAN
1 2 3 4
10 KABUPATEN BANYUWANGI 0 -
11 KABUPATEN BONDOWOSO 0 -
12 KABUPATEN SITUBONDO 0 -
13 KABUPATEN PROBOLINGGO 0 -
14 KABUPATEN PASURUAN 0 -
15 KABUPATEN SIDOARJO 9 SWASTA
16 KABUPATEN MOJOKERTO 11 SWASTA
17 KABUPATEN JOMBANG 0 -
18 KABUPATEN NGANJUK 0 -
19 KABUPATEN MADIUN 0 -
20 KABUPATEN MAGETAN 1 SWASTA
21 KABUPATEN NGAWI 3 SWASTA
22 KABUPATEN BOJONEGORO 0 -
23 KABUPATEN TUBAN 3 SWASTA
24 KABUPATEN LAMONGAN 5 SWASTA
25 KABUPATEN GRESIK 0 -
26 KABUPATEN BANGKALAN 0 -
27 KABUPATEN SAMPANG 0 -
28 KABUPATEN PAMEKASAN 0 -
29 KABUPATEN SUMENEP 0 -
30 KOTA KEDIRI 13 SWASTA
31 KOTA BLITAR 2 SWASTA
32 KOTA MALANG 42 SWASTA
33 KOTA PROBOLINGGO 0 -
34 KOTA PASURUAN 0 -
35 KOTA MOJOKERTO 3 SWASTA
36 KOTA MADIUN 1 SWASTA
37 KOTA SURABAYA 55 SWASTA
38 KOTA BATU 0 -
TOTAL 165
Sumber : Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Kesehatan Tradisional, 2023
22
GAMBAR 2.8
PETA PERSEBARAN PANTI SEHAT BERKELOMPOK DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Sumber : Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Kesehatan Tradisional, 2023
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer merupakan penerapan kesehatan tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biocultural dalam penjelsannya serta manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan Tradisional (Nakestrad). Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dapat diselenggarakan di Griya Sehat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer. Jumlah Griya Sehat di Jawa Timur pada tahun 2023 sebanyak 5 Griya Sehat yang berada di 5 kabupaten/kota yaitu Kota Batu, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Blitar. Secara rinci, data mengenai Griya Sehat tahun 2023 dapat dilihat pada tabel 2.2
TABEL 2.2
DATA GRIYA SEHAT DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
NO KABUPATEN /KOTA
NAMA GRIYA SEHAT
STATUS KEPEMILIKAN
JUMLAH NAKESTRAD
(ORANG)
JENIS LAYANAN
1 Kota Batu Materia Medika Batu
Pemerintah
Provinsi 2
Akupuntur, Akupressur,
Ramuan
23
NO KABUPATEN /KOTA
NAMA GRIYA SEHAT
STATUS KEPEMILIKAN
JUMLAH NAKESTRAD
(ORANG)
JENIS LAYANAN
2 Kabupaten
Sumenep Madasakti Swasta 4
Akupuntur, Akupressur, Ramuan, Pijat
Baduta
3 Kabupaten Blitar
Asiatica Kabupaten
Blitar
Pemerintah
Kabupaten 2
Akupuntur, Akupressur, Ramuan, Pijat
Baduta
4 Kabupaten
Lamongan Grisela Pemerintah
Kabupaten 2
Akupuntur, Akupressur, Ramuan, Pijat
Baduta
5 Kabupaten Sidoarjo
Griya Sehat Kabupaten
Sidoarjo
Pemerintah
Kabupaten 2
Akupuntur, Akupressur, Ramuan, Pijat
Baduta Sumber : Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Kesehatan Tradisional, 2023