Pada masa reformasi ini, pendidikan di Indonesia tetap membutuhkan perbaikan dan peningkatan mutu. Salah satunya dengan melalukan inovasi-inovasi pendidikan, untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Apalagi pada masa globalisasi yang menuntut kita untuk mampu bersaing di tengah-tengah bangsa lain yang mungkin lebih maju, baik dalam hal pendidikan, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, jika kita tidak mampu bersaing dan mengikuti perkembangan jaman, maka generasi muda tidak mampu mengembangkan potensi yang ada dalam bangsa dan negara, baik sumber daya manusia, maupun sumber daya alam untuk kesejahteraan bangsa. Maka dalam hal ini inovasi pendidikan sangat dibutuhkan.
Tujuan yang hendak diccapai dalam pokok bahasan ini adalah : 1. Konsep inovasi Pendidikan.
2. Masalah-masalah yang menuntut inovasi Pendidikan.
A. Konsep Inovasi Pendidikan
juga yang mengaitkan antara pengertian inovasi dan moderenisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan.
Pengertian discovery, invention, dan innovation. Ketiga istilah tersebut dalam bahasa Indonesia dapat diartikan "penemuan", maksudnya mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, boleh jadi sesuatu yang baru itu sudah lama ada, tetapi kemudian baru ditemukan atau diketahui, atau boleh jadi sesuatu yang baru itu benar-benar sebelumnya memang belum ada atau belum ditemukan, karena untuk tujuan tententu maka dibuatlah sesuatu yang benar-benar baru, bahkan bisa juga dengan menggunakan discovery atau invensi.
Discovery adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika.Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.
Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia, benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benarbaru.
Innovation ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun discovery.
Sedangkan kata pendidikan yang berasal dari Bahasa Inggris yakni “education” yang berasal dari kata “educate” (mendidik) artinya
memberi peningkatan (to elicte, to give rise to), dan mengembangkan (to elvove, to develop).
Adapun pendidikan yang berasal dari kata didik dalam Bahasa Indonesia juga hasil dari transeletasi peng-Indonesia-an dari bahasa Yunani yaitu “Peadagogie”. Etimologi kata Peadagogie adalah “pais” yang artinya
“anak”, dan “again” yang terjemahannya adalah “bimbing”. Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”.
Menurut termonologi yang lebih luas maka pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Pendidikan ini sendiri menurut UNESCO (1996: 2)46 pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dewasa untuk mengebangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik dan latihan untuk peranannya di masa depan.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penegertian inovasi pendidikan adalah upaya dalam memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktinya. Untuk lebih jelasnya inovasi pendidikan ini dapat diartikan suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam suatu pendidikan.
Tegasnya inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaharuan) dalam bidang pendidikan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah- masalah pendidikan, inovasi pendidikan ini merupakan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi (yang baru) atau discovery (mengubah yang lama) yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan.
b. Tujuan Inovasi Pendidikan
Menurut Hamidjojo (1974)47 tujuan utama inovasi, adalah meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. Secara sistematis arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia, adalah:
1. Mengejar berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sehingga pada akhirnya pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur, dan jenjang yang dapat melayani setiap warga Negara secara merata dan adil.
3. Mereformasi sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan efektif, menghargai kebudayaan nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik minat peserta didik, dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat.
c. Jenis- Jenis Inovasi Penidikan
Jenis inovasi pendidikan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang.
Dilihat dari pelaku adopsinya, Hause (1974)48 membagi inovasi pendidikan ke
47 Hamidjojo 1974 48 Hause 1974
dalam dua jenis, yakni inovasi rumah tangga (Household Innovation) dan inovasi entrepreneur (Entrepreneur Innovation).
1. Inovasi Rumah Tangga
Merupakan inovasi individu, seperti inovasi guru di kelas dan biasanya tersebar dari individu ke individu.
2. Inovasi Entrepreneur (Entrepreneur Innovation),
Merupakan inovasi yang mempunya akibat langsung bagi orang lain diluar adopternya.
Jika dilihat dari arah otoritasnya, inovasi pendidikan dibagi menjadi dua, yakni inovasi dari atas ke bawah (top down innovation) dan inovasi dari bawah ke atas (bottom-up innovation), diantaranya:
Inovasi Dari Atas Ke Bawah (Top Down Innovation)
Yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini.
Banyak contoh inovasi yang dilakukan oleh Depdiknas selama beberapa dekade terakhir ini, seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Sedangkan, Inovasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom-Up Innovation)
Yaitu model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Jenis inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah, guru atau masyarakat.
Tiga jenis strategi inovasi, yaitu: Power Coercive (strategi pemaksaan), Rational Empirical (empiric rasional), dan Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang secara normatif), yaitu :
Adalah strategi pemaksaaan berdasarkan kekuasaan merupakan suatu pola inovasi yang sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah inovasi itu sendiri. Strategi ini cenderung memaksakan kehendak, ide, dan pikiran sepihak tanpa menghiraukan kondisi dan keadaan serta situasi yang sebenarnya dimana inovasi itu akan dilaksanakan. Kekuasaan memegang peranan yang sangat kuat pengaruhnya dalam menerapkan ide-ide baru dan perubahan sesuai dengan kehendak dan pikiran-pikiran dari pencipta inovasinya.
Pihak pelaksana yang sebenarnya merupakan obyek utama dari inovasi itusendiri sama sekali tidak dilibatkan baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaannya. Para inovator hanya menganggap pelaksana sebagai obyek semata dan bukan sebagai subyek yang juga harus diperhatikan dan dilibatkan dalam proses perencanaan serta pengimplementasian.
2. Strategi Empirik Rasional (Rational Empirical)
Adalah asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa manusia mampu menggunakan pikiran logisnya atau akalnya sehingga mereka akan bertindak secara rasional. Dalam strategi ini, keberadaan innovator bertugasmendemonstrasikan inovasinya dengan menggunakan metode yang terbaik dan valid untuk memberikan manfaat bagi penggunanya.
3. Strategi Re-Edukatif (Pendidikan Yang Berulang)
Strategi ini yang menekankan bagaimana klien memahamipermasalahan pembaharuan seperti perubahan sikap, skill, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan manusia.
d. Urgensi Inovasi Pendidikan
Di zaman era globalisasi saat ini, ada kecenderungan yang kuat terjadinya proses universalisasi yang melanda seluruh aspek kehidupan manusia tidak terkecuali dunia pendidikan. Di bidang pendidikan, peran guru untuk mendidik peserta didik menjadi manusia yang selalu
mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya sangat penting dalam menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi pendidik yang bisa menjembatani kepentingan-kepentingan itu.
Tentu saja melalui usaha-usaha nyata yang bisa diterapkan dalam mendidik peserta didiknya.
Dalam perkembangan kontemporer, dunia sedang berubah dengan sangat cepat dan bersifat global. Hal itu diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan elektronika.
Perkembangan dalam bidang ini telah mengakibatkan revolusi informasi. Sejumlah besar informasi, hampir mengenai semua bidang kehidupan dari semua tempat. Semua aspek dan kegiatan telah terhimpun, terolah, tersimpan, dan tersebarkan. Secara terbuka, setiap saat informasi tersebut dapat diakses, dibaca, serta disaksikan oleh setiap orang, terutama melalui internet, media cetak dan televisi.
Dengan begitu, perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi sepanjang sejarah peradaban termasuk perubahahan dalam pendidikan. Munculnya inovasi dalam pendidikan karena ada permasalahan yang harus diatasi, dan upaya mengatasi permasalahan tersebut melalui inovasi. Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran yang original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis, di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki situasi atau keadaan yang berhadapan dengan permasalahan. Adapun beberapa persoalan yang muncul baik dari luar maupun dari dalam system pendidikan yang memerlukan inovasi adalah sebagai berikut:
1) Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannyasumber yang ada secara efektif dan efisien.
2) Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan, suasana belum menarik, dan sebagainya.
3) Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.
4) Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan implementasinya dalam praktik.
e. Sasaran Inovasi Pendidikan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat berpengaruh pula terhadap pola kehidupan masyarakat serta budaya. Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan, turut pula mengalam pembaharuan. Banyak inovasi-inovasi yang dimunculkan untuk menjawab permasalahan yang bermunculan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang mengglobal. Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu aspek tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan pengajaran serta perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses.
Aspek pertama adalah inovasi dalam aspek tujuan pendidikan. Inovasi dalam aspek tujuan pendidikan dimulai pada tahun 1970 dan kini dikenal sebagai Tujuan Intruksional Khusus (TIK). Selanjutnya, tujuan pendidikan beralih pada Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Kini, tujuan pendidikan mengalami pembaharuan lagi dengan menerapkan Kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 atau dikenal dengan istilah kurikulum berkarakter, tujuan pendidikan tidak hanya sebatas perubahan pada kognitif peserta didik, tetapi juga pada karakter peserta didik.
Aspek kedua adalah inovasi pada aspek struktur pendidikan. Inovasi pada aspek struktur pendidikan melibatkan cara penyusunan sekolah dan
kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi. Hal ini dapat dilakukan melalui rencana pendidikan. Perencanaan pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan melihat ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas, dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan, negara, dan peserta didik yang dilayani oleh sistem tersebut demi tercapainya pertumbuhan ekonomi, pembangunan sumber daya manusia yang memberikan jasa sebagai tenaga kerja.
Aspek ketiga dalam inovasi pendidikan meliputi pembaharuan dalam materi dan isi kurikulum dalam pengajaran. Inovasi materi atau isi kurikulum, yaitu meliputi inovasi pendidikan yang disajikan. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan proses pembelajaran merupakan suatu usaha yang baik, namun demikian inovasi yang dilakukan saat ini bersifat lokal dan terbatas. Seperti contohnya bagaimana meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar dan bagaimana menerapkan muatan lokal dari kurikulum nasional.
Aspek terakhir dalam inovasi pendidikan adalah perubahan terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses. Aspek ini meliputi penggunaan multimetode dan multimedia dalam kegiatan belajar. Penggunaan kombinasi metode atau media dilakukan oleh guru pada saat proses berlangsung, dan diharapkan dapat memberikan hasil yang efektif. Perubahan dalam proses ini bisa dilihat dari pembaharuan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, seperti penerapan metode pembelajaran kooperatif, komunikatif, dan lain sebagainya.
Selain yang diuraikan di atas, upaya pembaruan dalam bidang pendidikan, yaitu dengan adanya teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan evaluasi atas sistem, teknik serta alat bantu untuk meningkatkan proses
belajar manusia. Perkembangan suatu inovasi didorong oleh motivasi untuk melakukan inovasi pendidikan itu sendiri. Motivasi itu bersumber pada dua hal, yaitu kemauan sekolah atau lembaga untuk mengadakan respons terhadap tantangan perubahan masyarakat dan adanya usaha untuk menggunakan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Perkembangan inovasi dalam pendidikan di Indonesia di antaranya adalah berikut ini.
a) Pemerataan kesempatan belajar, untuk menanggulangi jumlah usia sekolah yang cukup banyak di Indonesia. Pemerintah menciptakan sistem pendidikan yang dapat menampung sebanyak mungkin anak usia sekolah, salah satunya adalah didirikannya SD Pamong, SMP Terbuka, Universitas Terbuka.
b) Kualitas pendidikan untuk menanggulangi kurangnya jumlah guru, dengan diiringi merosotnya mutu pendidikan pemerintah dalam hal ini meningkatkan mutu pendidikan, misalnya penataran guru melalui radio, modul.
c) Penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit. Ini berari harus dicari sistem pendidikan dan pengajaran yang efektif dan efisien.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, yaitu:
1. Pembinaan Personalia
Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem social menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari system pendidikan.
Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu
peningkatan mutu guru, sistem kenaikanpangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya.
2. Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah.
3. Fasilitas Fisik
Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video.
4. Penggunaan Waktu
Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.
5. Perumusan Tujuan
Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional.
6. Prosedur
Dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki prosedur untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya.
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media, peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team teaching.
8. Wawasan dan Perasaan
Dalam interaksi sosial termasuk sistem pendidikan biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang menunjang kelancaran pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya wawasan pendidikan seumur hidup, pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta akan pekerjaan (profesionalisme), kesedian berkorban, dan kesabaran.
9. Bentuk Hubungan Antarbagian (Mekanisme Kerja)
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan hubungan antarbagian dalam pelaksanaan kegiatan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, antara lain perubahan pembagian tugas antarguru, perubahan hubungan kerja antarkelas.
10. Hubungan dengan Sistem yang lain
Pendidikan sebagai sebuah sistem dalam pelaksanaan kegiatannya akan berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya dalam pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah bekerja sama dengan Puskesmas, dalam pelaksanaan Bakti Sosial bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat, dan sebagainya.
11. Strategi
Strategi ialah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi Pendidikan.
f. Arah Inovasi Pendidikan
Invetion(penemuan).
Invetionmeliputi penemuan/penciptaan tentang suatuhal yang baru.Invetionmerupakan adaptasi dari hal-hal yang telah ada. Akantetapi, pembaharuan yang terjadi dalam pendidikan terkadangmenggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda dengan yang terjadisebelumnya.
Development
(pengembangan). Pembaharuan harus mengalami pengembangan sebelum masuk dalam dimensi skala yang besar.Developmen sering bergandengan dengan riset sehingga prosedur- prosedur “research anddevelopment” (R &
D) digunakan dalam pendidikan
Diffusion
(penyebaran). Persebaran ide baru dari sumber kepada pemakai/penyerap yang terakhir.
Adaption
(penyerapan). Beberapa tahap yang penting dalam penerapaninovasi pendidikan.
g. Modernisasi dan Teknologi
Pada waktu membicarakan inovasi sering orang mengajukan pertanyaan tentang modernisasi, karena keduanya tampak persamaan yaitu kedua-duanya merupakan perubahan sosial.
Istilah (term) “modern” mempunyai berbagai macam arti (connotations).
Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah bagai macam kebiasaan.
Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan
kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam perkembangan transportasi, karena kuda lebih modern daripada gerobak yang ditarik orang, tetapi mobil lebih modern daripada kereta kuda, pesawat lebih modern daripada mobil. Jadi,
“modern” dari satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 sampai abad ke-19, dan kemudian telah berkembang pula di berbagai Negara di Eropa. Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat berkembang dalam tahap urusan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya merupakan proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern.
Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud agar dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin juga terjadi kekacauan atau perpecahan.
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisonal (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, dan terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan (Udin Syaefudin Sa’ud, 2013:
19).49
Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu.
49Sa’ud, Udin Syaefudin, inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013 : 19)
Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi. Misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan perlu diadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal yang baru bagi masyarakat, maka transmigrasi adalah suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau menerima ide transmigrasi dan mau melaksanakan transmigrasi berarti sudah memenuhi ciri masyarakat modern yang siap menghadapi perubahan dan meninggalkan pola pikir tradisi yang bersemboyan (bahasa Jawa) ”mangan ora mangan yen kumi” artinya meskipun tidak makan asal tetap berkumpul dengan sesama saudara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.
Banyaknya ide, proses, dan hasil dari upaya inovasi yang dilakukan dalam dunia pendidikan sebetulnya tidak terlepas dari keberhasilan semua pihak khususnya dalam dunia pendidikan dalam memaknai tentang “Teknologi”. Di mana teknologi ini bisa dipandang sebagai ide, proses, dan produk. Dari ketiga inilah sehingga pada akhirnya ada berbagai prosedur, pendekatan, strategi, model terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Demikian juga ketika ada “Proses” yang dialakukan oleh para innovator, maka akan dilaksanakan berbagai aktivitas dan proses kegiatan individu dalam rangka melakukan inovasi itu sendiri. Akhirnya ketika sudah dilakukan proses atau aktivitas yang dimaksudkan dalam sebuah target inovasi maka akan menghasilkan “Produk” tertentu sebagai hasil dari pemaknaan terhadap
“Teknologi” sekaligus individu yang bersangkutan dapat dikatakan telah melakukan kegiatan inovasi tertentu.
Dalam dunia pendidikan pemaknaan terhadap “Teknologi” ini sudah sejak lama dilakukan sehingga menghasilkan sebuah kajian ilmu yang disebut dengan