• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Timbal Balik Tripusat Pendidikan

Dalam dokumen JURNAL BUKU DASAR-DASAR PENDIDKAN (Halaman 59-65)

Faktor lingkungan untuk pendidikan, peranan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara individual maupun kelompok. Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi konstribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni: (1) pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya; (2) pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan;

(3) dan pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan (Tirtarahardja, 2011:183)

Selain peningakatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap peserta didik, diharuskan pula keserasian kontribusi itu, serta kerja sama yang erat dan harmonis antartripusat tersebut. Banyaknya program-program dari setiap pusat pendidikan untuk mendukung dan memperkuat antar satu dengan lainnya.

Lingkungan keluarga memiliki program untuk pendidikan anak, seperti perbaikan gizi, permaian edukatif, pengembangan nilai moral, nilai budaya, keyakinan agama, hal ini dikembangkan selanjutnya di sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah mengupayakan program-program yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua peserta didik (organisasi orang tua,

kunjungan rumah oleh pihak sekolah, dan sebagainya), selanjutnya sekolah juga mengupayakan program yang berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya. Kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia terdidik daya manusia terdidik yang bermutu.

RANGKUMAN

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan untuk anak usia dini lahir hingga delapan tahun, pendidikan ini merupakan salah satu upaya pembinaan anak untuk mempersiapkan mental belajar anak ke jenjang selanjutnya. Sejak lahir anak memiliki potensi pada diri mereka masing- masing, dan merupakan tugas Tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat) untuk membantu anak menemukan potensi yang mereka miliki kemudian membantu proses pengembangan potensi tersebut.

Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu fasilitas pendidikan untuk anak, yang memiliki kurikulum khusus dalam mendidik anak. kurikulum tersebut memiliki program kegiatan bermain dan belajar yang dikembangkan sesuai tahap perkembangan anak, dan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri memiliki beberapa prinsip (relevansi, adaptasi, kontinuitas, fleksibilitas, kepraktisan dan akseptabilitas, kelayakan, dan akuntabilitas) supaya dapat memberikan arah yang benar dalam proses pendidikan dan hasil yang ingin dicapai. Selain itu, fungsi PAUD itu sendiri untuk mengembangkan potensi anak, pembentukan karakter anak, dan tetap memberikan kesempatan bermain pada anak

Pendidikan Anak Usia Dini tidak lepas dari peran Tripusat Pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

Masing-masing lingkungan tersebut memiliki peran yang sama besar dalam pendidikan anak. ketiga lingkungan pendidikan tersebut juga memiliki timbal balik dalam proses pendidikan anak.

PERTANYAAN

1. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip perkembangan kurikulum bagi anak usia dini,menurut Subandiyah?

2. Apa yang dimaksud dengan tripusat pendidikan ?

3. Apakah hubungan pendidikan dengan lingkungan keluarga dan seberapa pengaruhkah lingkungan pendidikan terhadapkeluaarga?

4. Beberapa alternatif yang mungkin dilakukan untuk meningkatakan fungsi sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan ?

5. Jelaskan pengaruh hubungan timbal balik tripusat pendidikan ? JAWABAN

1. Prinsip Relevansi, kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individual.

Prinsip Adaptasi, kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan ilmu, teknologi, dan seni.

Prinsip Kontinuitas, kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan selanjutnya.

Prinsip Fleksibilitas, kurikulum anak usia dini harus dapat dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara luwes sesuai dengan kebutuhan anak serta kondisi lingkungan pendidikan.

Prinsip Kepraktisan dan Akseptabilitas, kurikulum anak usia dini harus dapat memberikan kemudahan bagi praktisi atau masyarakat dalam melaksakan kegiatan pendidikan

Prinsip Kelayakan, kurikulum anak usia dini harus menunjukan kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini.

Prinsip Akuntabilitas, kurikulum anak usia dini yang dikembangakan harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa Pendidikan Anak Usia Dini

2. Pendidikan anak sejak dini dipengaruhi oleh tiga lingkunganpendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiga lingkungan tersebut dinamakan tripusat pendidikan.

3. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan, karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, dan membantu ibu untuk mendidik anaknya secara optimal. Hubungan orang tua-anak mempengaruhi penyesuaian anak, baik pribadi maupun sosial terutama saat awal masa kanak-kanak atau prasekolah, hubungan anak dengan saudara dan sanak keluarga terutama nenek tidak terlalu penting.Meskipun tidak satu pun pola pendidikan anak yang dapat menjamin penyesuaian yang baik atau penyesuaian yang buruk, baik pribadi maupun sosial, ada bukti bahwa anak yang dibesarkan dalam suasana yang demokratif mampu menyesuaikan diri dengan baik

4. Alternatif yang mungkin dilakukan adalah :

a) Pengajaran yang mendidik.Setiap kegiatan pengajaran, pendidik mengajar dengan membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa, baik efek intruksional

b) Peningkatan dan pemantapan pelaksaan program bimbingan dan peyuluhan di sekolah, agar program edukatif ini tidak sekedar suplemen tetapi menjadi komplemen yang secara setara dengan program pengajaran.

c) Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat sumber belajar, dengan menyediakan berbagai perangkat lunak yang didukung oleh perangkat keras lainnya.

d) Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah, khususnya yang terkait dengan peserta didik, pengelolaan sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan seharusnya merupakan refleksi dari suatu masyarakat Pancasila sebagaimana yang dicita-citakan dalam tujuan nasional.

5. Lingkungan keluarga memiliki program untuk pendidikan anak, seperti perbaikan gizi, permaian edukatif, pengembangan nilai moral, nilai budaya, keyakinan agama, hal ini dikembangkan selanjutnya di sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah mengupayakan program-program yang lebih mendekatkan sekolah dengan orang tua peserta didik (organisasi orang tua, kunjungan rumah oleh pihak sekolah, dan sebagainya), selanjutnya sekolah juga mengupayakan program yang berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya. Kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber daya manusia terdidik daya manusia terdidik yang bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

Munib Achmad, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang. UPT MKK UNNES

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta

Hurlock, Elizabeth B. 2006. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Edisi kelima, Alih Bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Mariyana, R., Nugraha, A. & Rachmawati, Y. 2010.Pengelolaan Lingkungan Belajar, Edisi Pertama. Jakarta: PT Prenada Media Group

Tirtarahardja, Umar.& Sulo La. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

https://acehmillano.wordpress.com/2013/03/24/hubungan-timbal-balik-antara- lingkungan-pendidikan/

BAB VI

KONSEP PRINSIP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

(LONG LIFE EDUCATION) Pendahuluan

Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengejar yang berlangsung berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Konsep pendidikan seumur hidup sangat erat kaitannya dengan pemahaman dengan waktu berlangsungnya pedidikan. Dan dapat dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita ini.

Lahirnya konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada,karena masih banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan dunia formal. Diluar sana masih banyak anak-anak jalanan yang ingin meikmati pendidikan formal.

Perspektif pendidikan seumur hidup adalah sebuah pandangan atau pendapat manusia akan pendidikan seumur hidup seperti apa,untuk itu ada beberapa tinjauan pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif.

Permasalahan didialam pendidikan seumur hidup pastilah ada baik itu pendidikan formal maupun non formal. Untuk itu semua permasalahan pastilah ada solusinya baik itu dari lembaga itu sendidri, pemerintah, masyarakat maupun orangtua Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam pelbagai bentuk kelembagaan belajar.Holistik memiliki arti lebih mengarah kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia selalu berusaha uintuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa besar usahapun kita tidak akan sampai pada kesempurnaan itu. Karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta Alam.

Dalam dokumen JURNAL BUKU DASAR-DASAR PENDIDKAN (Halaman 59-65)