(LONG LIFE EDUCATION) Pendahuluan
Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengejar yang berlangsung berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Konsep pendidikan seumur hidup sangat erat kaitannya dengan pemahaman dengan waktu berlangsungnya pedidikan. Dan dapat dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita ini.
Lahirnya konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada,karena masih banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan dunia formal. Diluar sana masih banyak anak-anak jalanan yang ingin meikmati pendidikan formal.
Perspektif pendidikan seumur hidup adalah sebuah pandangan atau pendapat manusia akan pendidikan seumur hidup seperti apa,untuk itu ada beberapa tinjauan pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif.
Permasalahan didialam pendidikan seumur hidup pastilah ada baik itu pendidikan formal maupun non formal. Untuk itu semua permasalahan pastilah ada solusinya baik itu dari lembaga itu sendidri, pemerintah, masyarakat maupun orangtua Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam pelbagai bentuk kelembagaan belajar.Holistik memiliki arti lebih mengarah kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia selalu berusaha uintuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa besar usahapun kita tidak akan sampai pada kesempurnaan itu. Karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta Alam.
pendidikan seumur hidup sangat erat kaitannya dengan pemahaman dengan waktu berlangsungnya pedidikan. Dan dapat dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita ini.
Lahirnya konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada,karena masih banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan dunia formal.
Pendidikan Seumur Hidup atau Life-Long Education adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita ubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tetapi belajar di semua tempat, semua situasi dan semua hal.
Pendidikan seumur hidup bersifat holistic, bersifat spesialistik, sedangkan pengajaran terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar.
Holistik memiliki arti lebih mengarah kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia selalu berusaha uintuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa besar usahapun kita tidak akan sampai pada kesempurnaan itu. Karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta Alam.
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia.
Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja tetapi juga interaksi dengan sesamanya dengan antar generasi dan kehidupan secara universal.
Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan
berlangsungnya kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup kita.
Pengertian Pendidikan Seumur Hidup Menurut Para Ahli :
1. Menurut Stephens, pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk instruction, studi dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya memperoleh keterampilan baru, meningkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.
2. Menurut Silva, “pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip pengorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya yaitu: proses perubahan yang menuntut perkembangan individu”. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dikatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
3. Menurut Cropley, “pendidikan seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan.
Pengorganisasian dan perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan seumur hidup atau pendidikan sepanjang hayat adalah suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada.
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah konsep pendidikan yang menerangkan tentang keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar dalam proses pembinaan kepribadian yang berlangsung secara kontinyu dalam keseluruhan hidup manusia. Proses pembinaan kepribadian memerlukan rentang waktu yang relatif panjang, bahkan berlangsung seumur hidup. Pendidikan seumur hidup, yang disebut dengan Life Long Education adalah pendidikan yang menekankan bahwa proses pendidikan berlangsung terus menerus sejak seseorang
dilahirkan hingga meningaldunia, baik dilaksanakan di jalur pendidikan formal, non formal maupun informal
Pendapat ini menunjukan, pendidikan bukan hanya didapat dari bangku sekolah atau pendidikan formal, namun juga dapat diperoleh dari pendidikan informal dan non formal. Pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupan manusia. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar dalam keseleuruhan kehidupan manusia.
Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinyu dan tidak terbatas oleh waktu, dan tempat sepanjang perjalanan hidup manusia sejak lahir hingga meninggal dunia baik secara formal maupun non formal. Proses pendidikan seumur hidup tidak hanya dilakukan leh seseorang yang sedang belajar pada pendidikan formal, manun bagi semua lapisan masyarakat. Konsep pendidikan seumur hidup sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan para tokoh pendidikan dan Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, jauh sebelum orang-orang barat mempopolerkannya.Umat Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup dengan tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.
Ungkapan ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai manusia mengakhiri hidup. Selain itu Islam juga mengajarkan untuk mempelajari tidak hanya ayat qauliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-kejadian di sekitar manusia. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat benar adanya di dalam kehidupan.
Lahirnya manusia yang beriman dan berpengetahuan merupakan salah satu langkah pokok yang dapat menumbuhkan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat.Tuhan membawa misi suci, secara horisontal manusia sebagai khalifah yang bertugas sebagai tauladan bagi sesama dan sebagai menata seluruh
kehidupan alam semesta, secara vertikal manusia sebagai hamba yang harus beribadah dan mengabdi kepada Tuhannya.
Pendapat di atas menerangkan bahwa Pendidikan sebagai semua pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan (dalam keluarga/sekolah dan atau masyarakat) dan berlangsung sepanjang hidup. Melalui pendidikan ada ranah dalam diri manusia yang akan dikembangkan pada anak didik yaitu ranah afeksi (rasa dan karsa) atau yang lazim disebut perasaan dan kemauan. Ranah kognisi yaitu cipta otak (pikiran) dan ranah psikomotor yaitu keterampilan. Pendidikan yang berlangsung terus menerus keseimbangan hidup antara jasmani dan rohani, kemudian akan melahirkan manusia yang beriman dan berpengetahuan sehingga dapat menjalankan misi penciptaannya sebagai khalifah yang dapat mengelola alam dengan penuh pengabdian kepada penciptanya.
Pendidikan Islam senantiasa bersambung dan tidak terbatas oleh tempat dan waktu, karena hahekat pendidikan merupakan proses tanpa akhir (Life Long Education). Maka pendidikan bersifat dinamis dan progresif mengikuti kebutuhan anak didik. Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinyu, yang bemula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk- bentuk belajar secara informal, non formal maupun formal baik yang berlansung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Bangsa Indonesian telah merumuskan konsep pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakat melalui kebijakan Negara dalam Tap MPR No.IV/MPR/
1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN)14 yang menetapkan prinsip- prinsip pembangunan nasional, antara lain : 13Ali Maksum, Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Pots Modern, Mencari Visi Baru atas Realitas Baru Pendidikan Kita, (Yogyakarta, IRCiSod, 2004) hal. 188 14Keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun diluar sekolah, Bangsa Indonesia telah merumuskan Pendidikan Seumur Hidup dan Implikasinya Dinamika Ilmu,
1) Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang )
2) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan di luar sekolah .
Ketetapan di atas menunjukkan, bahwa setiap warga Negara berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui pendidikan sekolah ataupun luar sekolah. Setiap warga negara diharapkan dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan dirinya sebagai manusia Indonesia Masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat bekerja sama dalam menciptakan situasi yang dapat memotivasi anak untuk terus belajar. Sekolah formal bukan satu-satunya tempat dan waktu utnyuk belajar. Dasar pendidikan seumur hidup adalah adanya keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.
Pendidikan sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis tentang pendidikan seumur hidup di dalam pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta mengembangkan sikap kepribadian hidup. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik
Dasar-dasar[31] Pendidikan Seumur Hidup Prinsip pendidikan seumur hidup di dasari atas berbagai landasan. Fuad Hasan telah menulis beberapa dasar pemikiran ditinjau dari berbagai aspek tentang urgensi pendidikan seumur hidup, yang meliputi:
1. Aspek Filosofis Sesungguhnya secara filosofis (filsafat manusia) hakekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan integral segi-segi : a) Manusia sebagai makhluk pribadi (individual being) b) Manusia sebagai makhluk sosial (social being) c) Manusia sebagai makhluk susila (moral being)
2. Aspek Psikofisis Realitas psikofisis manusia menunjukkan bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara : a) Potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik segi pikir, rasa, karsa, cipta, maupun budi nurani. b) Potensi- potensi dan kesadaran jasmaniah c) Potensi-potensi psikofisis ini berada dalam suatu lingkungan hidupnya baik alamiah (fisik) ataupun sosial budaya (manusia dan nilai-nilainya).
3. Aspek Sosio Budaya Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbina oleh tata-nilai sosiobudaya yang memperhatikan pendidikan.
4. Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari kemelaratan akibat kebodohan. Pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumbersumber yang dimilikinya.
31 Nur Ani Aziz, Pendidikan Seumur Hidup, Jurnal Pilar, Vol 2 No 2, Juli-Des 2013
5. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.
6. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan seperti yang dilakukan di negara-negara maju. Aspek psikologis dan pedagogis sejalan dengan makin luas dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang baik.