• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat dan Keuntungan Pelaksanaan Desentralisasi

DESENTRALISASI FISKAL DI INDONESIA

3.2.2. Manfaat dan Keuntungan Pelaksanaan Desentralisasi

Desentralisasi atau mendesentralisasi pemerintahan bisa berarti merestrukturisasi atau mengatur kembali kekuasaan sehingga terdapat suatu sistem tanggung jawab bersama antara institusi-institusi pemerintah tingkat pusat, regional maupun lokal sesuai dengan prinsip subsidiaritas.

Desentralisasi dalam sistem administrasi negara memiliki beberapa manfaat dan fungsi tertentu (Berkely dalam Pamudji, 1985: 3; Mc. Gregor dalam Pamudji, 1985: 3; Osborne dan Gaebler, 1992: 283-286), yaitu sebagai pendorong pengambilan keputusan yang lebih tepat dan luas, memperbaiki kualitas pengambilan keputusan, mendorong organisasi lebih fleksibel, inovatif, dan meningkatkan moral serta komitmen kepada produktivitas tinggi. Di sisi lain, desentralisasi memberikan iklim kondusif bagi pelaksanaan kebijakan yang lebih efektif, fleksibilitas aparat lokal dalam memecahkan masalah, meningkatkan sensitivitas aparat terhadap kebutuhan Daerah, meningkatkan dukungan politis dan administratif, mendorong persatuan dan kesatuan, serta meningkatkan efisiensi.

Di samping beberapa manfaat dan fungsi di atas, ada beberapa alasan mendasar mengapa desentralisasi diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara (Liang Gie, 1968: 35; Mariun, 1975: 48; Riwu Kaho, 1991:

9), yaitu:

1. Secara kultural masyarakat Indonesia sangat bhineka sehingga mudah menimbulkan perasaan tidak puas terhadap Pemerintah Pusat manakala segalanya diatur secara sentralistis yang seragam dari atas.

Karena itu perlu diselenggarakan Pemerintahan Daerah secara bebas dan sendiri-sendiri untuk mengatur Daerah sesuai dengan kondisi Daerahnya.

2. Secara politik (kesadaran berbangsa dan bernegara), desentralisasi mendekatkan Pemerintah dengan rakyat sehingga partisipasi rakyat dalam pembangunan diharapkan dapat meningkat terus-menerus.

3. Meningkatkan keefektifan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

4. Meningkatkan iklim demokrasi dengan terlaksananya demokrasi di atas atau dari bawah.

Secara teoritis, desentralisasi diharapkan akan menghasilkan 2 (dua) manfaat nyata, yaitu: pertama, mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan (keadilan) di seluruh daerah dengan memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang tersedia di masing-masing Daerah. Kedua, memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat Pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling lengkap (Mardiasmo, 2004: 6).

Ada 7 (tujuh) keuntungan menurut Hubert Allen dalam Syafrudin (2006: 117-121) apabila pemerintah melaksanakan desentralisasi, yaitu:

1. Mencegah Penumpukan Masalah

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh satu orang akan lebih cepat dan lebih mudah daripada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suatu panitia. Namun, bila semua keputusan diserahkan pada satu pusat, maka pasti akan terjadi kemacetan; sejumlah kecil pengambil keputusan akan terlalu banyak menghadapi masalah sedang waktu untuk menanganinya sangat terbatas. Desentralisasi akan membantu memecahkan penumpukan masalah di pusat pemerintahan.

2. Kecepatan Penyelesaian

Di negara-negara berkembang masalah sarana perhubungan merupakan hal yang perlu dibenahi, jalan-jalan pada musim hujan mungkin sukar dilalui, mungkin tidak ada hubungan pos yang tetap, hubungan telepon atau komunikasi lain. Oleh karena itu, mungkin memerlukan waktu lama untuk memperoleh jawaban dari Pemerintah Pusat. Dalam keadaan demikian itu, maka perlu bagi orang yang bekerja di lapangan untuk bisa mengambil keputusan serta meneruskan pekerjaannya dengan tidak terlalu banyak melimpahkan pengambilan keputusan kepada Pusat, bila tidak demikian, tidak akan ada kemajuan, bahkan pelaksanaan tugas rutin atau hukum dan ketertiban akan terganggu.

3. Kenyataan Ekonomi

Bagi petugas Pemerintah yang tinggal di IbuKota tidaklah mudah untuk mengingat dan mengerti masalah-masalah yang dihadapi para petani dan masyarakat yang tinggal di pedesaan yang terpencil, sebab mereka telah terlalu lama menghabiskan masa hidupnya di Kota. Khusus mengenai masalah cuaca dan tanah-tanah merupakan hal yang asing bagi mereka. Bagi para birokrat yang tinggal di Kota dengan berbagai sasaran dan fasilitasnya sulitlah untuk mengerti bagaimana kehidupan di Daerah-daerah yang merupakan setengah padang pasir, daerah pegunungan dan lain-lainnya. Kontak langsung dengan keadaan setempat merupakan hal yang penting bila pembangunan ekonomi dari negara yang bersangkutan akan dilaksanakan secara realistis. Apalagi

bila data-data statistik yang akurat tidak memadai sebagaimana keadaannya di negara-negara berkembang.

4. Kenyataan Sosial

Hal yang sama pentingnya adalah pengetahuan mengenai adat-istiadat dan tradisi daerah setempat. Misalnya, tidak ada gunanya membuat perencanaan mengenai peningkatan makanan dengan memberikan makanan kepada masyarakat dari suatu suku bangsa padahal makanan tersebut merupakan pantangan bagi mereka. Menyerupai hal di atas, adalah beberapa masyarakat petani mengharapkan semua anggota keluarganya turut ambil bagian dalam membajak tanah atau memanen hasil tanamannya, namun bila musim tersebut bersamaan dengan musim ujian sekolah, baik pertanian maupun pendidikan, keduanya akan mengalami hambatan. Oleh karena itu, instansi-instansi pemerintahan setempat dapat memberikan himbauan agar Pemerintah Pusat mengatur masalah demikian.

5. Masalah Ekonomi

Biasanya memanfaatkan tenaga karyawan jauh lebih murah daripada mendatangkan petugas Pemerintah Pusat. Petugas dari pusat relatif membutuhkan gaji yang lebih tinggi dan biaya perjalanan (SPJ) mereka cukup tinggi; memanfaatkan tenaga lokal akan jauh lebih murah.

6. Peran Serta Masyarakat

Bila masyarakat diperintah oleh Pemerintah Pusat dari jauh, maka akan terjadilah 2 (dua) hal, yaitu:

a. Masyarakat menjadi apatis dengan mengharap Pemerintah Pusat melakukan segala sesuatunya untuk kepentingan mereka. Mereka sama sekali tidak melihat hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, mereka tidak merasa berkepentingan untuk ikut mencegah penghamburan sumber keuangan yang dilakukan oleh para petugas di

Daerahnya karena mereka tidak merasa uang tersebut uang mereka sendiri.

b. Masyarakat mempunyai dugaan bahwa kepentingan mereka diabaikan atau kehendak mereka tidak dimengerti.

Desentralisasi, terutama pelimpahan wewenang pada instansi-instansi Pemerintah Daerah, akan membantu mengubah sikap-sikap demikian.

Masyarakat sendiri akan mengerti apa yang sedang dilakukan terhadap pajak yang dipungut, dan bagaimana pelaksanaannya; mereka menjadi terdidik dalam tanggung jawab sebagai warga negara - mereka menjadi ikut terlibat dalam pengambilan keputusan, mereka mulai mengerti akan kesulitan dalam menetapkan prioritas kaitannya dengan penggunaan uang pajak yang dipungut, mereka pun akan ikut berkepentingan untuk mencegah penghamburan atau korupsi dan lain-lain sebagainya.

7. Solidaritas Nasional

Kelihatannya sesuatu yang bertentangan bahwa kesatuan nasional biasanya ditunjang melalui pemberian pada Daerah-Daerah yang berbeda, kesempatan membangun menurut cara dan kemampuan mereka sendiri.

Bila sekelompok orang-orang berpendapat bahwa mereka telah diabaikan, atau diperlakukan secara tidak adil oleh Pemerintah Pusat, mereka biasanya berpendapat lebih baik memisahkan diri, karenanya tokoh-tokoh separatis menjadi populer. Tetapi bila setiap kelompok di negara yang bersangkutan merasa didorong untuk maju melalui pelimpahan wewenang untuk membangun Daerah mereka dengan cara mereka sendiri, sedikit sekali kemungkinan adanya usaha-usaha memisahkan diri; karena keinginan Daerah telah terpenuhi.

Meskipun alasan, manfaat dan keuntungan pelaksanaan desentralisasi sangat mendasar, tidak semua tugas-tugas pemerintahan dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Ada beberapa penyebab mengapa suatu tugas pemerintahan tidak dapat diserahkan sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat.

Pertama, tugas-tugas pemerintahan itu dapat diselenggarakan secara efektif dan efisien manakala dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. Kedua, masyarakat setempat (Daerah) dianggap belum cukup mampu untuk mengurus tugas-tugas itu (Salam, 2004: 83).