• Tidak ada hasil yang ditemukan

OTONOMI DAERAH

2.2. Pembagian Urusan Pemerintahan

4. Dari segi ekonomi pembangunan, adalah untuk melancarkan pelaksanaan program pembangunan guna tercapainya kesejahteraan rakyat yang makin meningkat.

4. perumahan;

5. penataan ruang;

6. perencanaan pembangunan;

7. perhubungan;

8. lingkungan hidup;

9. pertanahan;

10. kependudukan dan catatan sipil;

11. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

12. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

13. sosial;

14. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

15. koperasi dan usaha kecil dan menengah;

16. penanaman modal;

17. kebudayaan dan pariwisata;

18. kepemudaan dan olah raga;

19. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

20. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;

21. pemberdayaan masyarakat dan desa;

22. statistik;

23. kearsipan;

24. perpustakaan;

25. komunikasi dan informatika;

26. pertanian dan ketahanan pangan;

27. kehutanan;

28. energi dan sumber daya mineral;

29. kelautan dan perikanan;

30. perdagangan; dan 31. perindustrian.

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian.

Pembagian urusan pemerintahan berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. Ketentuan mengenai pengaturan teknis untuk masing-masing sub bidang atau sub sub bidang urusan pemerintahan diatur dengan peraturan menteri/kepala lembaga pemerintahan non departemen yang membidangi urusan pemerintahan yang bersangkutan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan menjadi kewenangannya.

Urusan pemerintahan tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan wajib tersebut meliputi:

1. pendidikan;

2. kesehatan;

3. lingkungan hidup;

4. pekerjaan umum;

5. penataan ruang;

6. perencanaan pembangunan;

7. perumahan;

8. kepemudaan dan olahraga;

9. penanaman modal;

10. koperasi dan usaha kecil dan menengah;

11. kependudukan dan catatan sipil;

12. ketenagakerjaan;

13. ketahanan pangan;

14. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

15. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

16. perhubungan;

17. komunikasi dan informatika;

18. pertanahan;

19. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

20. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;

21. pemberdayaan masyarakat dan desa;

22. sosial;

23. kebudayaan;

24. statistik;

25. kearsipan; dan 26. perpustakaan.

Urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan Daerah yang bersangkutan. Urusan pilihan meliputi:

1. kelautan dan perikanan;

2. pertanian;

3. kehutanan;

4. energi dan sumber daya mineral;

5. pariwisata;

6. industri;

7. perdagangan; dan 8. ketransmigrasian.

Penentuan urusan pilihan ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah.

Penyelenggaraan urusan wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap. Pemerintahan Daerah yang melalaikan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dengan pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Daerah yang bersangkutan. Sebelum penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut, Pemerintah melakukan langkah-langkah pembinaan terlebih dahulu berupa teguran, instruksi, pemeriksaan, sampai dengan penugasan pejabat Pemerintah ke Daerah yang bersangkutan untuk memimpin penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib tersebut.

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan tersebut, Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa. Perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah dalam rangka dekonsentrasi kepada Gubernur.

Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, Pemerintah dapat:

1. Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;

2. Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah; atau

3. Menugaskan sebagian urusan kepada Pemerintahan Daerah dan/atau Pemerintahan Desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan

daerah provinsi, kabupaten dan kota atau antarpemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung, dan sinergis sebagai satu sistem pemerintahan. Antar pemerintahan daerah dimaksudkan dengan hubungan antar provinsi dengan provinsi, kabupaten/kota dengan kabupaten/kota, atau provinsi dengan kabupaten/kota.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara antara lain:

a. Perlindungan hak konstitusional;

b. Perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum dalam kerangka menjaga keutuhan NKRI; dan

c. Pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional.

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan. Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan.

Hubungan dalam bidang keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi:

1. Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah;

2. Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah; dan 3. Pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah.

Hubungan dalam bidang keuangan antarpemerintahan daerah meliputi:

1. Bagi hasil pajak dan nonpajak antara pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/ kota;

2. Pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama;

3. Pembiayaan bersama atas kerja sama antardaerah; dan 4. Pinjaman dan/atau hibah antarpemerintahan daerah.

Hubungan dalam bidang pelayanan umum antara Pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi:

1. Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal;

2. Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah; dan

3. Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antarpemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum.

Hubungan dalam bidang pelayanan umum antarpemerintahan daerah meliputi:

1. Pelaksanaan bidang pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah;

2. Kerja sama antarpemerintahan daerah dalam penyelenggaraan pelayanan umum; dan

3. pengelolaan perizinan bersama bidang pelayanan umum.

Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara Pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi:

1. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian;

2. Bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya; dan

3. Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitasi lahan.

Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antarpemerintahan daerah meliputi:

1. Pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang menjadi kewenangan daerah;

2. Kerja sama dan bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antarpemerintahan daerah; dan

3. Pengelolaan perizinan bersama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.

2.2.1. Asas Penyelenggaraan Pemerintahan

Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas:

1. asas kepastian hukum;

2. asas tertib penyelenggara negara;

3. asas kepentingan umum;

4. asas keterbukaan;

5. asas proporsionalitas;

6. asas profesionalitas;

7. asas akuntabilitas;

8. asas efisiensi; dan 9. asas efektivitas.

Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi. Sedangkan dalam

upaya menyelenggarakan Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2.2.2. Hak dan Kewajiban Daerah

Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak:

1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;

2. Memilih pimpinan Daerah;

3. Mengelola aparatur Daerah;

4. Mengelola kekayaan Daerah;

5. Memungut Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di Daerah;

7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan

8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang- undangan.

Selain hak Daerah juga dibebankan kepada beberapa kewajiban dalam proses penyelenggaraan otonomi, yaitu:

1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;

3. Mengembangkan kehidupan demokrasi;

4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan;

5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;

6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;

7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak;

8. Mengembangkan sistem jaminan sosial;

9. Menyusun perencanaan dan tata ruang Daerah;

10. Mengembangkan sumber daya produktif di Daerah;

11. Melestarikan lingkungan hidup;

12. Mengelola administrasi kependudukan;

13. Melestarikan nilai sosial budaya;

14. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya; dan

15. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Hak dan kewajiban Daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja Pemerintahan Daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan.