• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) a. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

B. Strategi Pembelajaran

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) a. Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Model dan Strategi Pembelajaran Matematika SD| 79 Salah satu prinsip kunci yang diajukan Freudenthal dalam pembelajaran matematika adalah perlunya bimbingan agar siswa mampu menemukan kembali matematika. Implikasi dari pandangan ini adalah bahwa baik guru maupun program pendidikan memegang peran yang sangat pital dalam proses bagaimana siswa memperoleh pengetahuan.

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

80 | Muh. Hayyun

merupakan pendekatan efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi, siswa diharapkan dapat menganalisis, mendalami, serta menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan dengan cepat dan tepat. Kemampuan dalam memecahkan masalah pembelajaran sejak SD memberikan implikasi positif bagi siswa kelak baik di sekolah tingkat tinggi maupun masalah di luar pembelajaran.

Model PBM merupakan adopsi dari istilah problem based instruction (PBI) yaitu pada masa Jhon Dewey seorang pakar pembelajaran. Secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepda mereka untuk melakukan penyelidikan dan inquiry (Trianto, 2013:90). Menurut Tan (2000) yang dikutip Rusman pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Dalam konteks pembelajaran matematika, PBM dapat diterapkan untuk memudahkan siswa memahami situasi di sekelilingnya dengan mengaitkan dengan topik yang dipelajari. Misalnya pada kelas 5 SD pada materi volume bangun ruang, guru dapat menerapkan PBM dengan memberi contoh soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-sehari siswa seperti menentukan volume ember, menentukan bak mandi, menentukan panjang dan lain sebagainya.

Penerapan PBM untuk SD di kelas tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6, karena pada usia ini anak sudah dapat berpikir abstraks dan juga dapat mengkontruksikan pengalaman-pengalaman di luar kelas. Berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking) perlu ditanamkan dan dibiasakan di SD agar dapat mengasah kemampuan berpikir kritis, menganalisis serta memberikan pemecahan masalah (solusi) terhadap pembelajaran dan kehidupannya. Hal itu sejalan dengan Margetson (1997) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBM) membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. PBM memfasilitasi

Model dan Strategi Pembelajaran Matematika SD| 81 keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibandingkan pendekatan lain. Oleh karena itu menurut Sanjaya (2013) terdapat tiga ciri utama PBM yaitu pertama, PBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yakni ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Arends (2001), berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin 3. Penyelidikan autentik

4. Menghasilkan produk dan memanfaatkannya.

5. Kolaborasi, yaitu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, serta membangun komunikasi antar siswa.

c. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan:

1. Merumuskan masalah, yaitu siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.

2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis, yaitu siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan.

5. Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, 6. Merencanakan penerapan pemecahan masalah,

7. Melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan

82 | Muh. Hayyun

8. Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Alur proses pembelajaran berbasis masalah (Rusman, 2013: 236) dapat dilihat pada flowchart di bawah ini:

Gambar: Alur Proses Model PBM

d. Desain masalah dalam pembelajaran berbasis masalah 1. Akar Desain Masalah

Menentukan masalah, harus didasari oleh beberapa masalah yang menarik bagi siswa baik berhubungan dengan kehidupan pribadinya maupun masalah yang berhubungan dengan kehidupan sosial. Menurut Rusman (2013) dalam model PBM sebuah masalah yang dikemukakan kepada siswa harus dapat membangkitkan pemahaman siswa terhadap masalah, sebuah kesadaranakan adanya kesenjangan, pengetahuan, keinginan memecahkan masalah, dan adanya persepsi bahwa mereka mampu memecahkan masalah tersebut.

2. Menentukan tujuan pembelajaran berasis masalah.

Menentukan masalah

Analisis masalah dan isu belajar

Pertemuan dan laporan

Penyajian solusi dan refleksi

Kesimpulan, integrasi, dan evaluasi

Belajar pengarahan diri

Belajar pengarahan diri

Belajar pengarahan diri

Belajar pengarahan diri

Model dan Strategi Pembelajaran Matematika SD| 83 Tujuan PBM adalah penguasaan materi pelajaran dari disiplin dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBM juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas, keterampilan memaknai informasi, kolaboratif dan belajar tim, dan keterampilan reflektif dan evaluastif.

3. Desain masalah

Desain masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Karakteristik, yaitu masalah nyata dalam kehidupan, adanya relevansi dengan kurikulum, tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas masalah, masalah memiliki kaitan dengan berbagai disiplin ilmu, keterbukaan masalah sebagai produk akhir.

 Konteks; masalah tidak tersetruktur, menantang, memotivasi, memiliki elemen.

 Sumber dan lingkungan belajar; masalah dapat memberikan dorongan untuk dipecahkan secara kolaboratif, independen untuk bekerja sama, adanya bimbingan dalam proses memecahkan masalah dan menggunakan sumber, adanya sumber informasi, dan hal-hal yang diperlukan dalam proses pemecahan masalah.

 Presentasi; penggunaan skenario masalah, penggunaan video klip, audio, jurnal dan majalah, website.

e. Keunggulan dan Kelemahan PBM 1. Keunggulan PBM

a) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang sangat baik ntuk lebih memahami isi pelajaran.

b) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

c) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

d) Dapat membantu siswa bagaimana menstransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e) Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

84 | Muh. Hayyun

f) Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (Matematika, IPA, sejarah dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku.

g) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

h) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

i) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

j) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

2. Kelemahan atau kekurangan PBM

a) Jika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem soving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c) Tanpa pembahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

5. Model Pembelajaran Langsung (Direct Teaching)