• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Tematik a. Definisi Pembelajaran Tematik

B. Strategi Pembelajaran

7. Model Pembelajaran Tematik a. Definisi Pembelajaran Tematik

92 | Muh. Hayyun

a) Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi KD tertentu.

b) Pemberian tugas untuk melaksanakan analisis gambar, model, grafik, bacaan/paragraf, dan sebagainya.

c) Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan d) Membantu guru membimbing teman-temanya yang belum mencapai

ketuntasan.

Format Lembar Program Pengayaan Mata pelajaran :_____________

Kompetensi Dasar :_____________

Nomor Indikator :_____________

Materi :_____________

Kelas :_____________

Tahun Pelajaran :_____________

Tanggal Ulangan Harian :_____________

Perbaikan :_____________

No. Nama Siswa Nilai Tgl.

Pengayaan

Bentuk Pengayaan

Keterang an 1

2

Untuk program percepatan (akselerasi) adalah suatu program yang diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata atau siswa yang luar biasa, cerdas dan mampu menyelesaikan KD-KD jauh lebih cepat dengan nilai yang amat baik dengan memberikan program berdasarkan kebutuhannya baik berupa KD akselerasi ataupun kelas akselerasi.

7. Model Pembelajaran Tematik

Model dan Strategi Pembelajaran Matematika SD| 93 peluang dan tantangan yang harus respon dengan bijak, termasuk perubahan pada model pengajaran dan pembelajaran yang dulu berpusat pada guru (Teacher Centered) ke berpusat pada siswa (student centered ).

Selain itu paradigma pembelajaran pada usia sekolah dasar (6-10 tahun) adalah umumnya berada pada rentangan usia dini yang melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung pada objek-objek kongkret dan pengalaman yang dialaminya.

Pemahaman anak menurut Piaget sebagai pengetahuan yang sudah tersimpan dalam skemata, sehingga dihubungkan dengan konteks pembelajaran yang ada. Konsep-konsep kurikulum pada matematika SD dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu tahap penanaman konsep dasar (penanaman konsep), tahap pemahaman konsep, dan tahap pembinaan keterampilan(Heruman, 2012: 2-3). Pembelajaran model tematik membantu siswa dari pemahaman yang masih parsial menjadi makna yang holistik dalam satu tema.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu (Trianto,2009:78). Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integreted instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa (Rusman, 2012:254). Dalam pelaksanaanya, model pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Misalnya temanya berhubungan dengan lingkungan, dapat ditinjau dari matapelajaran matematika, IPS, IPA dan juga PPkn. Dengan adanya tema ini akan memberikan banyak keuntungan diantaranya:

a) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

b) Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai komptensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.

94 | Muh. Hayyun

c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

e) Siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

f) Siswa dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

g) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu lebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Menurut Trianto (2009) pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.

Pembelajaran tematik menjadikan siswa memiliki pemahaman yang holistik terhadap suatu permasalahan karena suatu masalah tidak berdiri sendiri, ia memiliki keterkaitan erat dengan masalah lain. Sehingga pembelajaran tematik sangat erat kaitannya dengan pembelajaran terpadu. Menurut Syaefudin, dkk (2006), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman hidupnya.

Kemampuan menghubungkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema menjadi keharusan yang dimiliki oleh seorang guru agar siswa memiliki pemahaman dan konsep yang jelas terhadap materi yang disampaikan.

Berdasarkan hal diatas maka pembelajaran tematik merupakan adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan dan menghubungkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa lebih memahami dan memaknai setiap proses dalam hidupnya. Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi kehidupan siswa, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi

Model dan Strategi Pembelajaran Matematika SD| 95 pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Pembelajaran tematik dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu;1) progresivisme, 2) kontruktivisme, dan 3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memerhatikan pengalaman siswa. Aliran kontruktivisme berpandangan bahwa pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Manusia mengontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Dan aliran humanisme memandang siswa dari keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya (Rusman, 2012:255-256).

Oleh karenanya pembelajaran tematik menekankan pada proses yang dialami siswa, mengaitkan dunia nyata siswa dalam satu tema, serta mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang dekat dengan siswa. Pengintegrasian materi pelajaran dengan beberapa mata pelajaran lain dalam satu tema dapat dilakukan dengan tiga kelompok yaitu:

a). Pengintegrasian dalam satu disiplin ilmu yaitu mengintegrasikan atau mentautkan dua atau lebih bidang ilmu yang serumpun, misalnya bidang ilmu pengetahuan alam dapat di integrasikan dalam 2 atau 3 mata pelajaran seperti fisika, biologi dan kimia dan bisa juga matematika.

b). Pengintegrasian beberapa disiplin ilmu yaitu pengintegrasian antar disiplin ilmu yang berbeda, misalnya temanya tentang lingkungan dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran IPA, IPS, PPkn atau juga matematika.

c). Pengintegrasian di dalam satu dan beberapa disiplin ilmu yaitu model pengintegrasian antar disiplin ilmu yang serumpun sekaligus bidang ilmu yang berbeda. Misalnya antara tema yang ada dalam bidang ilmu sosial, ilmu alam, teknologi maupun ilmu agama.

96 | Muh. Hayyun

b. Model-model pembelajaran tematik-integratif

Model-model pembelajaran tematik merupakan bentuk-bentuk pola yang dipilih untuk mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu tema.

Menurut Forgatty (1991) mengemukakan terdapat sepuluh model pembelajaran tematik integratif yaitu;

1. Model tergambarkan (fragmented model) yaitu model pembelajaran tematik berdasarkan berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan terpisah.

Kelebihan dari model ini adalah adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran. Sedangkan kekurangannya adalah keterhubungan menjadi tidak jelas, lebih sedikit transfer pembelajaran.

Gambar: Model Terpisah (Fragmented Model)

2. Model terhubung (connected model) yaitu model pembelajaran tematik yang topik-topiknya dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain. Kelebihan dari model ini adalah konsep-konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan (review), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin. Sedangkan kekurangnnya adalah disiplin-disiplin ilmu tidak berkaitan, konten tetap berfokus pada satu disiplin ilmu.

Gambar: Model Terhubung (connected model).

Model dan Strategi Pembelajaran Matematika SD| 97 3. Model tersarang (nested model), yaitu pembelajaran tematik yang

bertujuan keterampilan-keterampilan sosial, berpikir dan konten dicapai di salah satu matapelajaran. Kelebihan dari model ini adalah memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran.

Sedangkan kekurangannya adalah pelajar dapat mejaddi bingun dan kehilangan konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pelajaran.

Gambar: Model Tersarang (Nested Model)

4. Model terurut (squenced model) yaitu pembelajaran tematik yang menekankan pada persamaan-persamaan yang diajarkan secara bersamaan meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda.

Kelebihan dari model ini adalah memfasilitasi transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran. Dan kekurangannya adalah membutuhkan kolaborasi yang terus-menerus dan kelenturan (fleksibilitas) yang tinggi karena guru-guru memiliki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang) kurikulum.

Gambar: Model tematik terurut

98 | Muh. Hayyun

5. Model terbagi (shared model) yaitu pembelajaran tematik yang pengajaran melibatkan kedua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan dan sikap-sikap (attitudes) yang sama. Kelebihannya adalah terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama, dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah berkolaborasi. Kelemihannya adalah membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan komporomi.

Gambar: Model tematik terbagi

6. Model terjaring (webbed model), yaitu pembelajaran tematik yang pengajaran tematis, menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran. Kelebihannya adalah dapat memotivasi murid-murid, membantu murid-murid untuk melihat keterhubungan antara gagasan. Kekurangannya adalah tema yang digunakan harus disiplin baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan konten.

Gambar: Model tematik tejaring

Model dan Strategi Pembelajaran Matematika SD| 99 7. Model tertali (threaded model), yaitu keterampilan-keterampilan sosial,

berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar

“direntangkan” melalui berbagai disiplin. Kelebihannya adalah murid- murid mempelajari cara mereka belajar, memfasilitasi transfer pembelajaran selanjutnya. Kekurangannya adalah disiplin-disiplin ilmu yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain.

Gambar: Model tematik satu jalur (tertali)

8. Model terpadu (integreted model), yaitu model integrasi inter bidang studi. Berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama.

Kelebihannya adalah mendorong murid-murid untuk melihat keterkaitan dan saling keterhubungan diantara disiplin-disiplin ilmu, murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut.

Kekurangannya adalah membutuhkan tim antar departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama.

Gambar: Model tematik terpadu

9. Model terbenam (immersed model), yaitu pembelajaran tematik yang memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai. Kelebihannya adalah keterpaduan beralangsung di dalam pelajar itu sendiri, dan kekurangannya adalah dapat mempersempit fokus pelajar tersendiri.

100 | Muh. Hayyun

Gambar: Model tematik terbenam

10. Model jaringan (networked model) yaitu siswa melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya. Kelebihannya adalah bersifat proaktif, pelajar terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep baru.

Dan kelemahannya adalah dapat memecah perhatian pelajar, upaya- upaya menjadi tidak efektif.

Gambar: Model tematik jejaring

Dari kesepuluh jenis model pembelajaran tematik tersebut menurut prabowo (2000) ada tiga model yang dipandang layak untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan formal (pendidikan dasar) yaitu model keterhubungan (connected), model jejaring laba-laba (webbed) dan model keterpaduan (integreted).