• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian ekstrak air umbi ubi jalar ungu terhadap aktivasi mikroglia pasca cedera saraf tepi. mikroglia pasca cedera saraf tepi

Dalam dokumen Scanned with CamScanner - Universitas Udayana (Halaman 159-164)

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ekstrak air umbi ubi jalar ungu kultivar Bali dengan kandungan antosianin 400mg/kgBB perhari selama 28 hari dapat menghambatan aktivitas inflamasi yang ditunjukkan dengan kadar PGE2 saraf tepi yang lebih rendah dibanding kontrol pada tikus model nyeri neuropatik yang diinduksi dengan CCI. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa hipotesi kedua penelitian ini terbukti.

Hal ini juga membuktikan bahwa ekstrak ini merupakan kandidat yang potensial dalam mengobati nyeri neuropatik yang berkaitan dengan jalur inflamasi kronis.

6.3 Pengaruh pemberian ekstrak air umbi ubi jalar ungu terhadap aktivasi

Rosemary 400mg/kg secara i.p juga menunjukkan terjadi penurunan ekspresi marker sel glia seperti Iba-1 dan GFAP dibandingkan kelompok kontrol.

Penelitian lain menggunakan Emodin, sebuah anthraquinone yang berasal dari ekstrak rhubarb (Rheum officinale Baill) menunjukkan aktifitas analgesik tidak hanya pada nyeri neuropatik melalui antagonisme terhadap ekspresi reseptor P2X3 pada neuron sensoris primer tetapi juga pada reseptor P2X7 tikus transfected pada sel HEK- 293. Purotoxin, sebuah peptida yang diisolasi dari racun laba-laba Asia (Geolycosa sp.), juga menunjukkan efek antagonis yang poten dan selektif pada reseptor P2X3 menghambat arus ionik pada neuron tikus dan menunjukkan efek analgesik pada nyeri inflamasi (Soares-Bezerra et al.,2013)

Mikroglia dan astrosit memiliki aktivitas neuronal yang berbeda walaupun aktivitas mereka terkadang tumpang tindih dalam memediasi respon imunitas SSP.

Kedua jenis sel ini akan teraktivasi setelah cedera saraf dan memicu reaksi inflamasi dan hipereksitabilitas (Milligan&Watkins, 2009).

Upregulasi mikroglia spinal yang teraktivasi dimulai pada hari ke-2 setelah CCI dan mengalami perubahan terbesar pada hari ke-7 dan berlangsung sampai hari ke-14 (Jurga et al., 2017).

Mikroglia teraktivasi akan memproduksi beberapa substansi seperti NO dan sitokin proinflamasi seperti TNF-α. Makrofag yang teraktivasi memegang peranan kunci pada penyakit inflamasi dengan memproduksi sitokin, TNF-α dan beberapa mediator inflamasi lainnya termasuk NO. Telah didemonstrasikan sebelumnya bahwa

iNOS bertanggungjawab terhadap sintesis NO dan merupakan enzim penting yang memediasi proses inflamasi (Turini & DuBois, 2002).

Partisipasi reseptor P2X4 dalam konteks inflamasi berhubungan dengan ekspresi bersama dengan reseptor P2X7, dan ini menengahi fungsi peradangan yang terkait dengan reseptor P2X7 melalui pelepasan sitokin (yaitu IL-1β) dan sinyal kematian sel melalui masuknya kalsium (Kawano et al., 2012; Soares-Bezerra et al., 2013).

Sejumlah bukti juga mengindikasikan bahwa ekspresi purinergik reseptor P2X4 pada mikrolgia spinal merupakan hal krusial untuk patologi nyeri kronis yang disebabkan oleh kerusakan saraf dan merupakan target potensial untuk penemuan obat baru (Matsumura et al., 2016).

Di daerah perifer, ketika reseptor P2X4 muncul pada mikroglia yang teraktivasi maka sel ini akan melepaskan PGE2 melalui jalur P38MAPK. PGE2 akan menyebabkan hipersensitifitas saraf perifer yang akan menyebabkan nyeri inflamasi.

DI SSP, ketika mikroglia mengeksprasikan reseptor P2X4, ketika teraktivasi akan menyebabkan peningkatan aktivitas kalsium intraseluler yang akan mengaktivasi jalur MAPK untuk melepaskan BDNF yang akan mengaktifkan pelepasan GABA oleh neuron-neuron gabanergik. Penghambatan produksi BDNF melalui pengobatan dengan antagonis reseptor P2X4 telah diamati secara invitro (Trang & Selter, 2012).

Beberapa penelitian menggunakan senyawa sintetis sebagai penghambat reseptor purinergik P2X untuk mencegah nyeri neuropatik telah dilakukan. Penelitian oleh Wang et al. (2010) merupakan salah satu penelitian yang menilai penghambatan

terhadap reseptor purinergik. Penelitian ini menilai efek sistemik pemberian penghambat COX (celecoxib) terhadap alodinia dan ekspresi reseptor P2X3 pada GRD tikus yang diinduksi CCI, diperoleh hasil mekanikal alodinia dan hiperalgesia termal dilemahkan dengan pemberian celecoxib dari hari ke-5 sampai hari ke-14 setelah operasi dan terjadi penghambatan terhadap peningkatan ekspresi reseptor P2X3 pada GRD pada hari ke-14.

Penelitian-penelitian lain mencoba menggunakan senyawa sintetis yang bekerja pada reseptor P2X4 antara lain penelitian oleh Hernandez-Olmos et al. (2012) menunjukkan aktifitas dari derivat N-substituted phenoxazine dan acridone terhadap influks kalsium pada 1321N1 astrocytoma lineage cells and sel yang di-transfected dengan reseptor P2X4 manusia menunjukkan kemungkinan untuk aplikasi senyawa ini pada konteks nosiseptif.

Penelitian lain menggunakan NP-1815-PX sebuah antagonis selektif terhadap reseptor P2X4 secara intratekal menunjukkan efek antialodinia pada mencit dengan kerusakan saraf traumatika tanpa mempengaruhi nyeri nosiseptif akut dan fungsi motorik (Matsumura et al., 2016). .

Penelitian oleh Jurga et al. (2017) menggunakan Tricarbonyl- dichlororuthenium (II) dimer (CORM-2) yaitu sebuah antagonis reseptor P2X4 sehari sekali secara intratekal dosis pada tikus model CCI selama 8 hari mampu menekan perilaku nyeri neuropatik serta aktivasi mikroglia dan astrosit yang diinduksi oleh CCI.

Penelitian oleh Imai et al. (2015) menggunakan NCP-917 sebuah antagonis reseptor P2X4 dengan molekul kecil yang diberikan secara oral dengan dosis 3-10

mg/kg terhadap tikus dengan cedera saraf menunjukkan bahwa NCP-917 secara signifikan mampu melakukan penetrasi ke SSP untuk berinteraksi dengan reseptor P2X4 di sumsum tulang sehingga melemahkan perilaku alodinia.

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ekstrak air umbi ubi jalar ungu dengan kandungan antosianin 400mg/kg dapat menekan ekpresi reseptor P2X4 mikroglia dibanding kontrol pada tikus model nyeri neuropatik yang diinduksi dengan CCI. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa hipotesi ketiga penelitian ini terbukti.

Hasil ini juga membuktikan bahwa ekstrak ini dapat sebagai kandidat yang potensial sebagai antinosiseptif pada mekanisme terjadinya nyeri neuropatik yang berkaitan dengan aktivasi mikroglia. Mekanisme penghambat ekpresi reseptor P2X4 mikroglia pada penelitian ini belum dapat dijelaskan secara pasti sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan.

Keterlibatan ATP ekstraseluler dalam mekanisme nyeri neuropatik tidak dapat dikesampingkan mengingat efektivitas antosianin sebagai antioksidan dan antiinflamasi dapat mengurangi pembentukan ATP ekstraseluler yang memicu aktivasi mikroglia. Hal ini juga perlu menjadi perhatian dan bahan penelitian lanjutan mengenai efektivitas dan mekanisme antosianin terhadap aktivitas ATP ekstraseluler dalam mencegah terjadinya nyeri neuropatik.

Temuan terbaru menunjukkan bahwa neuron yang terdapat pada kornu dorsalis medula spinalis merupakan sumber utama ATP ekstraseluler dan sekresinya ke ruang esktraseluler dimediasi oleh transporter khusus, yakni vesicular nucleotide transporter (VNUT) (Masuda et al., 2016). Interaksi antara ATP, reseptor purinergik, dan mediator

sekresinya berupa VNUT bersifat interdependen dan bersinergi dalam patofisiologi nyeri neuropatik. Lebih lanjut, hewan coba yang mengalami defisiensi VNUT menunjukkan alodinia taktil yang lebih ringan dibandingkan kontrol, walaupun reseptor purinergik (dalam hal ini P2X4R dan P2Y12R) tidak dipengaruhi oleh VNUT.

Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan sekresi ATP ekstraseluler dan ekspresi reseptor purinergik sama-sama diperlukan dalam mempertahankan dan meningkatkan intensitas nyeri neuropatik.

Namun demikian, inhibisi VNUT tidak sepenuhnya mengurangi nyeri neuropatik. Hal ini terutama pada fase awal cedera saraf tepi (3 hari pertama) dimana ekspresi VNUT belum mengalami peningkatan secara bermakna, dan delesi VNUT hanya menunjukkan efek minimal terhadap perbaikan hipersensitivitas nyeri. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor lain yang independen terhadap kerja ATP juga berperan dalam nyeri neuropatik (Zhuo, 2008).

6.4 Pengaruh pemberian ekstrak air umbi ubi jalar ungu terhadap perilaku nyeri

Dalam dokumen Scanned with CamScanner - Universitas Udayana (Halaman 159-164)