• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Rantai Support Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang

PEMBAHASAN & ANALISIS

G. Rantai Pasok Komoditas Peternakan

4.1.4 Pengembangan Rantai Support Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang

Secara umum, rantai support merupakan salah satu istilah yang menggambarkan seluruh jaringan, proses, dan layanan yang mendukung kegiatan pertanian dari awal hingga akhir. Dalam konteks pertanian, rantai support bisa mencakup berbagai aspek dalam kegiatan atau aktivitas pertanian, meliputi penyediaan input sektor pertanian mulai dari benih, pupuk, hingga alat pertanian.

Selain itu, hasil akhir dari rantai support ini juga didasarkan oleh pembagian atau klasifikasi fungsi wilayah yang difungsikan sebagai rantai support, diklasifikasikan menjadi kawasan produksi, kawasan pengolahan, dan kawasan distribusi hasil pertanian. Selanjutnya, rantai support berdasarkan komoditas pertanian merujuk pada jaringan dukungan khusus yang dirancang untuk setiap jenis komoditas atau produk pertanian tertentu. Rantai ini melibatkan berbagai tahap mulai dari penyediaan input hingga pemasaran, yang semuanya disesuaikan dengan kebutuhan unik dari komoditas tersebut. Dalam konteks fungsi rantai support pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Lumajang, fungsi rantai support didasarkan pada beberapa aspek, meliputi penetapan fungsi kawasan pertanian, penetapan fungsi kawasan produksi dan fungsi kawasan pengolahan, hingga rencana pengembangan kawasan produksi dan distribusi lingkup lokal dan regional yang ada di wilayah Kabupaten Lumajang.

Gambar 4.17 Konsepsi Rantai Support Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab.

Lumajang

Rantai support yang dijelaskan dalam konsepsi ini adalah ketersediaan ”alat”

pendukung, baik secara infrastruktur maupun non infrastruktur yang nantinya akan mendukung proses perwujudan konsepsi pengembbangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang. Rantai support yang ada meliputi ketersediaan sekolah menengah kejuruan, dimana ketersediaan sarana pendidikan ini menjadi salah satu alat dukungan dalam menunjang ketersediaan sumber daya manusia (SDM), dimana hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan wawasan utamanya pada sistem pengolahan dan sistem distribusi pertanian, serta diharapkan mampu menunjang tingkat perekonomian para penduduk yang berpenghasilan utama dari sektor pertanian. Hal ini nantinya juga akan berpengaruh terhadap peningkatan inovasi dan nilai tambah produk, sekaligus nilai jual dan sistem promosi yang lebih meningkat dibanding pada kondisi sebelumnya. Selanjutnya, pengembangan sistem rantai pasok ini juga didukung pengembangan fungsi rantai support yang secara kontinu menunjukkan dukungan dari sisi penambahan alat dukungan dalam perwujudan konsepsi pengembangan kawasan agropolitan di Kab.

Lumajang.

Selain itu, untuk meninjau berkaitan dengan fungsi kawasan produksi dan fungsi kawasan pengolahan, ditinjau pada perubahan wilayah klasifikasi desa kota Kabupaten Lumajang Tahun 2010 dan Tahun 2020, dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa wilayah desa yang beralih menjadi wilayah perkotaan, dengan jumlah wilayah sebanyak 48 desa perkotaan, dimana secara khusus wilayah penelitian terdapat 5 wilayah desa perkotaan yang tersebar di 3 kecamatan, yaitu di Kec. Senduro, Kec. Pasrujambe, dan Kec. Pasirian, meliputi wilayah desa Purworejo dan Pandansari (Kec. Senduro); Bago, Semumu, dan Pasirian (Kec.

Pasirian), dan; desa Karanganom (Kec. Pasrujambe). Untuk Kec. Candipuro dan Kec. Gucialit, hingga data Status Desa Kota Tahun 2020, masih belum ada perubahan wilayah perdesaan berubah menjadi wilayah perkotaan. Hal ini menunjukkan terdapat 6 wilayah kecamatan perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan pengolahan, dan wilayah sisanya merupakan wilayah dengan fungsi utama sebagai kawasan produksi kegiatan pertanian karena wilayah tersebut masuk dalam kecamatan atau kawasan perdesaan. Sementara itu, pelayanan kawasan dan pelayanan lokal akan tersebar di berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten

Lumajang. Berkaitan dengan konteks pengembangan pertanian, didapatkan fungsi wilayah per kecamatan berdasarkan komoditas pertanian, yang tertera pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 Peta Titik Lokasi Sistem Pertanian Lokal Kabupaten Lumajang Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2018-

2023; Data Sekunder

Ditinjau dari dokumen tata ruang Kabupaten Lumajang, didapatkan wilayah yang berfokus pada pengembangan komoditas pertanian meliputi Kec. Pasirian, Kec. Candipuro, Kec. Senduro, Kec. Pasrujambe, dan Kec. Gucialit. Dari kelima kecamatan tersebut, masing-masing kecamatan memiliki fungsi wilayah pertanian yang bervariasi, seperti Kec. Gucialit, Kec. Candipuro, dan Kec. Pasrujambe yang berfokus pada komoditas pangan dan hortikultura, sementara Kec. Pasirian dan Kec. Senduro yang memiliki spesialisasi berupa komoditas peternakan dan komoditas tanaman hortikultura sayur-sayuran.

Selanjutnya, rantai support dalam konsepsi pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang juga didukung dengan ketersediaan sarana pendidikan, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana sarana ini menjadi salah satu tolok ukur dalam peningkatan SDM sebagai penunjang kegiatan pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang. Berikut merupakan sebaran

SMK yang ada di Kab. Lumajang dan keterkaitannya dengan pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang.

Tabel 4.1Sebaran Sekolah Menengah Kejuruan Dan Keterkaitan dengan Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang Tahun 2023 Kecamatan

Program Kejuruan (Keterkaitan Agropolitan Langsung/Tidak

Langsung)

Nama SMK

Candipuro

Teknik Permesinan (Langsung)

SMKS Pembangunan Teknik Komputer dan Jaringan

(Tidak Langsung) Perbankan dan Keuangan Mikro

(Tidak Langsung

Pasirian

Bisnis Daring dan Pemasaran (Langsung)

SMKN 1 Pasirian Akuntansi dan Lembaga Keuangan

(Tidak Langsung)

Desain Komunikasi Visual (Tidak Langsung)

Desain Interior dan Teknik Furniture (Tidak Langsung)

Teknik Komputer dan Jaringan (Tidak Langsung)

SMKS Al-Haromain Pasirian

Senduro

Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (Langsung)

SMKN Senduro Akuntansi dan Keuangan Lembaga

(Tidak Langsung)

Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (Tidak Langsung)

Usaha Perjalanan Wisata (Tidak Langsung)

Sumber: Data Pokok Pendidikan, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah; Data Sekunder; 2024

Keterkaitan langsung merupakan keterkaitan yang terbentuk antara ketersediaan program jurusan atau keahlian yang ada di sarana Sekolah Menengah Kejuruan yang mendukung aktif dalam kegiatan pengembangan kawasan agropolitan, meliputi kegiatan yang mendukung pendayagunaan sumber daya, khususnya di bidang pertanian, dan mendukung pengembangan kawasan produksi dan kawasan pengolahan komoditas pertanian di Kabupaten Lumajang.. Adapun bentuk keterkaitan langsung contohnya yaitu program keahlian bidang permesinan, agroindustri atau agribisnis, pemasaran, hingga pengelolaan lahan pertanian.

Sementara itu, keterkaitan tidak langsung merupakan keterkaitan pasif yang terbentuk antara program kejuruan atau kehalian yang bersinggungan dengan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan. Keterkaitan tidak langsung bisa ditunjukkan dengan bentuk program kejuruan seperti pengelolaan keuangan, teknik

komputer dan jaringan sebagai bentuk keterlibatan teknologi dan informasi yang secara tidak langsung mendukung adanya kegiatan pengembangan agropolitan di Kabupaten Lumajang.

4.2 Konfirmasi dan Validasi Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan