PEMBAHASAN & ANALISIS
A. Tahap Formulasi Data/Informasi
yaitu klasifikasi faktor pendukung yang perlu diperkuat dan faktor pendukung yang perlu diperbaiki.
4.3.1 Klasifikasi Faktor Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab.
Lumajang
Dalam pelaksanaan penelitian ini, dijelaskan bahwa faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Lumajang didasarkan pada teori pengembangan kawasan pertanian menurut Departemen Pertanian (2007) dan didukung oleh beberapa teori, meliputi teori pengembangan wilayah Neo-Klasik oleh Adam Smith (1950) dan Teori Lokasi Pertanian oleh Von Thunen (1826).
Dalam penelitian ini, klasifikasi faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan terbagi menjadi dua, yaitu faktor pendukung yang perlu diperkuat dan faktor pendukung yang perlu diperbaiki. Faktor pendukung yang perlu diperkuat merupakan faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab.
Lumajang, dimana faktor ini menjadi salah satu pendukung yang secara ketersediaan dan fungsi sudah ada, tetapi masih perlu ditingkatkan dan dioptimalkan dalam upaya pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang.
Sementara itu, faktor pendukung yang perlu diperbaiki merupakan faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang, dimana faktor ini menjadi salah satu pendukung yang secara ketersediaan dan fungsi masih belum tersedia dan belum memberikan dampak dan pengaruhnya dalam upaya pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang
4.3.2 Faktor Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan Kab.
Lumajang
Pada tahap ini, dijelaskan mengenai penjabaran faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis konten atau Content Analysis.
telah dikumpulkan sebelumnya. Menurut Miranti (2023), proses pembangunan perdesaan yang utama yakni sektor pertanian yang berbasis perekonomian.
Friedman menambahkan bahwa konsep agropolitan merupakan usaha pembangunan pedesaan melalui tataruang sebagai dasar pembangunananya.
Friedman dan Aloson (1970) memberi teori bahwa agropolitan merupakan pendekatan kebutuhan dasar dan lebih fokus pada pengembangan daerah pedesaan melalui konsep pertumbuhan pertanian. Dalam perkembangan pembangunan yang berlangsung menimbulkan kesenjangan antara Kawasan perkotaan dan perdesaan serta urban bias. Urban bias merupakan penyimpangan akibat kecenderungan pembangunan yang mendahulukan pembangunan di ujung-ujung pertumbuhan ekonomi (Miranti, 2023). Kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan telah mendorong upaya pembangunan Kawasan perdesaan, tumbuh berkembang, melayani ,dan mendorong kegiatan pertanian di wilayah sekitar (Miranti, 2023).
Berangkat dari penjelasan tersebut, maka didapatkan daftar variabel meliputi:
Potensi Sektor Pertanian
Kondisi Sosial Ekonomi
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Keterkaitan Fungsi Wilayah
Teknologi dan Informasi
Gambar 4.19 Formulasi Informasi (Variabel Penelitian) Sumber: Hasil Analisis Penulis & Sintesa Literature; 2024
B. Tahap Pengelompokan Sampel Data/Informasi
Tahap pengelompokan sampel data ini dilakukan dengan melakukan pengelompokkan daftar pertanyaan wawancara dengan tujuan serta sasaran penelitian. Tahap ini menunjukkan adanya keselarasan antara kelompok pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yang nantinya akan disampaikan pada setiap Narasumber dan diberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi eksisting.
Berikut merupakan daftar pertanyaan yang akan dikelompokkan sesuai dengan konteks tujuan penelitian ini, yang tertera pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kelompok Pertanyaan/Informasi yang Dibutuhkan Sasaran Penelitian Pertanyaan (Kode) Merumuskan konsep
pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang
berdasarkan kondisi eksisting sektor pertanian
Di wilayah studi terdapat berbagai komoditas pertanian apa saja ? (A1)
Seberapa besar produktivitas komoditas pertanian di Kab. Lumajang ? (A2)
Apakah ada wilayah lain yang memiliki fokus pada pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang ? (A3)
Jika ada, di wilayah mana saja kawasan pengembangan agropolitan tersebut ? (A4)
Bagaimana kondisi eksisting wilayah strategis pertanian Kab. Lumajang (Pandiro Sejalit) saat ini ? (A5)
Apakah ada ekspor impor terkait dengan komoditas pertanian di Kab. Lumajang ? (A6)
Jika ada, bisa dijelaskan terkait wilayah ekspor impor dan jenis komoditas apa saja yang terlibat didalamnya ? (A7)
Melakukan validasi, konfirmasi, dan klarifikasi konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang berdasarkan persepsi
stakeholder
Konfirmasi terkait produksi antar komoditas, apakah bisa dikonfirmasi ? (B1)
Konfirmasi terkait pengembangan kawasan agropolitan melalui penetapan kawasan strategis pertanian Kab. Lumajang melalui kebijakan RTRW Tahun 2023-2043, apakah itu bisa dikonfirmasi ? (B2)
Merumuskan dan menentukan faktor pendukung pengembangan
kawasan agropolitan yang dibutuhkan beserta konsep
pengembangannya
Bagaimana kontribusi dan dari segi apa faktor ekonomi sosial mendukung pertumbuhan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang ? (C1)
Bagaimana ketersediaan dan tingkat optimal dari sarana dan prasarana dasar di kecamatan di Kab.
Lumajang ? (C2)
Apakah sudah terdapat berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian, seperti terminal agribisnis, pasar induk, dan lain sebagainya ? (C3)
Jika sudah ada, apakah ketersediaan sarana prasarana penunjang pertanian tersebut sudah optimal ? (C4)
Bagaimana kondisi dan tingkat optimal terkait inovasi produk, inovasi pengolahan, dan sistem manajemen komoditas pertanian di Kab. Lumajang ? (C5)
Bagaimana terkait integrasi wilayah dengan fungsi produksi, pengolahan, dan distribusi komoditas pertanian di Kab. Lumajang ? (C6) Merumuskan implikasi strategi Dengan adanya Grand Design Konsep
Sasaran Penelitian Pertanyaan (Kode) dan rekomendasi terkait konsep
pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang dalam kebijakan pembangunan daerah Kabupaten
Lumajang
Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Lumajang, faktor atau komponen apa yang kira-kira perlu ditambahkan dan ditinjau dalam upaya mendukung hal tersebut ? (D1)
Mohon berikan rekomendasi, saran, dan masukkan terkait rencana Grand Design Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kab.
Lumajang yang berbasis pada potensi sektor pertanian lokal. (D2)
Sumber: Hasil Analisis Data Primer Penulis; 2024
Berdasarkan jumlah sasaran dan jumlah pertanyaan, didapatkan hasil pengelompokkan sebagai berikut:
Sasaran 1: Merumuskan konsep pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lumajang berdasarkan kondisi eksisting sektor pertanian, yang mencakup 7 pertanyaan, dengan kode pertanyaan A. Sasaran 2: Melakukan validasi, konfirmasi, dan klarifikasi konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang berdasarkan persepsi stakeholder, yang mencakup 2 pertanyaan, dengan kode pertanyaan B.
Sasaran 3: Merumuskan dan menentukan faktor pendukung pengembangan kawasan agropolitan yang dibutuhkan beserta konsep pengembangannya, yang mencakup 6 pernyataan, dengan kode pertanyaan C. Sasaran 4: Merumuskan implikasi strategi dan rekomendasi terkait konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Lumajang dalam kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Lumajang, yang mencakup 2 pertanyaan, dengan kode pertanyaan D.
C. Tahap Reduksi Data/Informasi
Dalam penelitian ini, tahap reduksi data/informasi dilakukan dengan penyesuaian tingkat prioritas variabel yang menjadi jawaban dari para Narasumber.
Penyesuaian tingkat prioritas variabel dilakukan dengan cara mengumpulkan jawaban para Narasumber, kemudian ditinjau variabel mana yang memiliki frekuensi terbanyak yang disebutkan oleh para Narasumber. Berikut merupakan hasil urutan informasi dari wawancara yang telah dilakukan kepada para Narasumber, yang tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Penjabaran Faktor Pendukung Kawasan Agropolitan Kab. Lumajang Berdasarkan Jawaban Narasumber
Pertanyaan
K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10
Kode Narasumber A1
A2 A3 A4 A5 A6 A7 B1 B2 C1 C2 C3 C4 C5 C6 D1 D2
Sumber: Hasil Analisis Data Primer; 2024
Keterangan:
Faktor Pendukung dan Penguat Faktor yang Perlu Perbaikan
Berdasarkan hasil penjabaran faktor yang mendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang pada tabel 4.3, didapatkan hasil bahwa semua faktor, meliputi Potensi Pertanian; Sosial Ekonomi; Sarana Prasarana;
Inovasi dan Teknologi, dan; Keterkaitan Fungsi Wilayah, semua berperan dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang. Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang perlu mendapatkan atensi khusus, utamanya dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab.
Lumajang. Adapun untuk ringkasan penentuan faktor pendukung yang masih perlu ditingkatkan lagi yaitu:
Narasumber Bappeda: Faktor Inovasi dan Teknologi; karena masih terbatasnya inovasi produk dan akses pemasaran produk hasil pertanian Kab.
Lumajang.
Narasumber Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian: Faktor Sarana dan Prasarana, Faktor Inovasi dan Teknologi. Faktor sarana dan prasarana karena masih minimnya sarana pengangkut dan sarana industri pengolahan (pabrik) yang diakibatkan minimnya perizinan pendirian industri pengolahan.
Faktor inovasi dan teknologi karena karena masih terbatasnya inovasi produk dan akses pemasaran produk hasil pertanian Kab. Lumajang.
Narasumber Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang: Faktor Sosial Ekonomi (Ekspor Impor), Faktor Sarana dan Prasarana, dan Faktor Keterkaitan Fungsi Wilayah. Kendala utama dalam ekspor-impor komoditas pertanian di Kabupaten Lumajang adalah produksi yang masih stagnan, ketergantungan pada eksportir luar daerah, serta keterbatasan sarana angkutan dan infrastruktur penyimpanan. Produk dengan daya tahan konsumsi rendah sulit diekspor karena kurangnya fasilitas transportasi dan gudang yang memadai.
Selain itu, keterkaitan antar fungsi wilayah masih belum optimal, menghambat distribusi hasil pertanian antar kecamatan. Contohnya, susu dari peternak di Kec. Senduro sulit dikirim ke luar wilayah karena daya tahan konsumsi rendah dan terbatasnya alat angkut.
Narasumber Diskoperindag: Faktor sarana dan prasarana; karena masih minimnya sarana pengangkut dan sarana industri pengolahan (pabrik) yang diakibatkan minimnya perizinan pendirian industri pengolahan. Selain itu, belum optimalnya sarana angkutan produk komoditas pertanian yang ada di Kab. Lumajang, membuat produk pertanian yang memiliki daya tahan konsumsi rendah tidak bisa diekspor keluar wilayah lokal atau ke luar wilayah Kab. Lumajang.
Dari penjabaran diatas, didapatkan simpulan yang merupakan urutan faktor pendukung pertumbuhan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang berdasarkan informasi para Narasumber meliputi:
1. Faktor Potensi Komoditas Pertanian 2. Faktor Keterkaitan Fungsi Wilayah 3. Faktor Sosial Ekonomi
4. Faktor Inovasi dan Teknologi
5. Faktor Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Urutan faktor ini didasarkan pada jumlah Narasumber yang menyetujui terkait pelibatan faktor-faktor tersebut, yang dianggap berperan dalam kegiatan pengembangan kawasan agropolitan. Urutan nomor 1 merupakan urutan faktor yang memiliki kondisi paling mendukung dalam kegiatan pengembangan kawasan
agropolitan di Kab. Lumajang. Sementara urutan nomor 5 merupakan urutan faktor yang memerlukan adanya perhatian atau atensi khusus dalam upaya mendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Lumajang.