• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Dai Dan Dai Selebriti

Dalam dokumen ANALISIS BACAAN AL-QUR`AN DAI/AH SELEBRITI (Halaman 69-77)

Bab II Gambaran Umum Al-Qur`an, Dai, Selebriti Dan Metode

A. Al-Qur`an

3. Pengertian Dai Dan Dai Selebriti

Di dalam Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap karya Ahmad Warson Munawwir dai

(يِعاَّدلا)

artinya adalah orang yang berdakwah.64

Dai berasal dari Bahasa Arab dalam bentuk isim fi’il dari kata da’a-yadu’u-da’watan yaitu memanggil. Dalam istilah, dai merupakan seseorang yang menyeru kepada kebenaran dalam agama Islam yang telah dituntun oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya. 65 Dai artinya orang yang mengajak atau mubaligh. Yaitu orang yang mengajak ke suatu tujuan.

Dai dapat berupa perorangan maupun kelompok, subyek dakwah perorangan sebagaimana seorang kyai memberikan ceramah pengajian kepada masyarakat pedesaan. Juru dakwah kelompok biasanya berupa organisasi atau gerakan dakwah. Abdul Munir Mulkan mengungkapkan, setidaknya ada tiga komponen subyek dakwah yaitu dai, perencana, dan pengelola dakwah.

Ketiganya dapat disebut dai, namun perbedaannya terletak pada bidang tugas atau job sesuai dengan kemampuannya.

Oleh karena itu seorang dai seharusnya mempunyai bekal yang cukup, bukan dai yang hanya mampu membuat sasaran dakwah tertawa dan terhibur. Dakwah bukan saja sekedar mampu membuat sasaran dakwah tertawa dan

64Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progessif, 1997), cet. Ke-4, h. 407

65 Faizah, Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 70

terhibur. Dakwah bukan saja hanya memberi wawasan keIslaman yang luas, bukan hanya memberikan hiburan untuk melupakan persoalan dan meredakan tekanan psikologis, namun dakwah harus mampu bersifat terapeutis (bersifat menyembuhkan). Seorang dai harus mampu membimbing umat untuk memahami realitas, memaksimalkan potensi yang dimiliki dan mengembangkan kepribadian penerima dakwah yang dibuktikan dengan amalan Islam dalam setiap sendi kehidupan masyarakat.66 b. Syarat Dai

Secara fungsional, dai adalah pemimpin, yakni pemimpin masyarakat dalam menuju kepada jalan Tuhan.

Oleh karena itu selayaknya seorang dai memiliki sifat-sifat kepemimpinan atau leadership.67Sebagai seseorang yang mengemban amanah menyebarkan agama Allah, seorang dai tidak serta merta tiba-tiba menjadi pendakwah.

Beberapa syarat menjadi dai diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Berilmu pengetahuan luas

Di dalam bertindak dan melakukan sesuatu, ilmu pengetahuan adalah kunci yang sangat penting.

Berbicara dan bertindak tanpa ilmu pengetahuan sama saja menjerumuskan ke dalam lubang api.

Seorang dai adalah public figure dalam masyarakat, jika seorang dai tidak mengetahui dan tidak memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan

66Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fikih-Dakwah, h. 21-22

67 Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008) Cet. Ke-4, h. 200

mendalam, maka bisa berakibat fatal. Apabila itu terjadi, akan lebih banyak mudarat daripada manfaatnya, kerusakan akan lebih banyak daripada kebaikan, dan dakwahnya akan menjadi sia-sia.

Oleh karena wajib bagi para dai mengetahui ajaran ilmu agama berdasarkan Al-Qur`an dan hadis atau dalil dalil syara’ lainnya.68

2) Memahami dakwah

Seorang dai adalah seorang pemimpin dalam mengajak kepada kebaikan dan Islam, maka harus mengetahui misi dakwahnya dengan sempurna, memahami pemetaan lahan dakwah yang di butuhkan, memahami metode dalam berdakwah di suatu tempat dan dalam suatu keadaan.

3) Memiliki iman yang kuat

Iman yang kuat adalah iman (percaya/yakin) terhadap agama Islam yang telah dikaruniakan Allah Swt. kepada sang dai, dan menganggap agama Islam sebagai petunjuk yang benar. Keyakinan terhadap kebenaran Islam itulah yang menjadi suatu prinsip yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Imannya seorang dai haruslah tidak lemah kendatipun tidak ada seorangpun yang mendengar dan menerima dakwahnya. Seperti contoh yaitu kisah Nabi Nuh a.s. dalam Q.S. Al- Ankabut [29]:14. Dalam waktu yang panjang, tidak ada yang mau mendengarkan dan menerima dakwah

68Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fikih-Dakwah, h. 45

beliau, melainkan hanya sedikit. Kendatipun demikian, Nabi Nuh, a.s. tetap menjalankan tugasnya yaitu menyampaikan dakwah kepada umatnya. Iman seperti itulah yang sangat perlu dimiliki oleh setiap dai bahkan setiap muslim terutama pada masa sekarang, dimana keadaan umat muslim sedang lemah.69

4) Jujur dan benar terhadap apa yang ia sampaikan.70 5) Baik dalam cara penyampaian dakwah.

6) Menjaga citra agama di tengah-tengah manusia.

7) Adil pada ucapan dan perbuatannya.

Ibnu Qoyyim (w. 1349 M) dalam sebuah tulisan berjudul “Shifat Al-Mubâllighîn Anir Rasûl”

menegaskan pentingnya seorang dai untuk mengukur dirinya dengan kemuliaan dakwah, serta memposisikan diri sesuai dengan posisi dakwah yang tinggi. Dalam konteks ini, Syekh Muhammad Abduh dalam buku “Madza Ya’ni Intima’i li ad- Da’wah” menyebutkan, bahwa kekuatan inti yang menggerakkan roda dakwah adalah para dai.71

8) Optimisme

Seorang dai adalah pemimpin bagi umat untuk dijadikan sebagai suri tauladan. Optimisme termasuk dalam sifat utama yang harus ada pada pribadi seorang pemimpin. Oleh sebab itu seorang

69Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fikih-Dakwah, h. 54

70Ahmad Satori Ismail, Tafsir Da’awi Tadabbur Ayat-Ayat Dakwah Untuk Para Dai, (Jakarta: Al-I’tishom, 2011), h. 45

71Ahmad Satori Ismail, Tafsir Da’awi Tadabbur Ayat-Ayat Dakwah Untuk Para Dai, h. 45

pemimpin harus senantiasa dalam kondisi optimis, sambil tegak dengan penuh harapan dan kelapangan selamanya, tanpa harus kehilangan kendali yang kadang terjadi karena adanya hal-hal di luar dugaan.72

c. Pengertian Dai Selebriti

Pada dekade belakangan, hampir semua stasiun televisi menayangkan ceramah, renungan, dan tausiah dari para dai. Sebagian dai memang berwajah lama, tetapi sebagian lagi adalah dai baru. Dai yang terakhir ini umumnya mendadak terkenal karena terdongkrak popularitasnya setelah mengisi salah satu acara di televisi yang beberapa tahun ini memberi banyak ruang untuk para dai. Menurut Kamus Populer Inggris-Indonesia Indonesia- Inggris selebriti diartikan sebagai seorang yang terkenal atau masyhur. Kata selebriti dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari celebrity dalam Bahasa Inggris. Celebrity berakar dari kata celebrate yang artinya merayakan.73 Setiap gerak langkahnya, selebriti tak pernah luput dari media massa.

Selebriti seperti diketahui oleh masyarakat pada umumnya adalah seorang aktor, artis, pelawak, atlet, penyanyi, bintang iklan, pesulap, yang setiap gerak langkahnya disorot oleh media massa. Ada sebagian yang populer karena prestasi dan kiprahnya dan selalu disorot

72Fathi Yakan, Problematik Dakwah dan Para Dai, (Solo: Era Intermedia, 2004), Cet. Ke-1, h. 98

73 Achmad Fanani, Kamus Populer Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, (Yogyakarta: Literindo, 2015), Cet. Ke-1, h. 60

media, ada pula yang menjadi selebriti karena kontroversi yang dialami dalam kehidupannya dan di ekspos. Orang- orang juga dapat dikatakan selebriti karena perhatian maedia massa yang tertuju pada gaya hidup, kekayaan atau tindakan lainnya. Namun perlu digarisbawahi bahwa kata selebriti itu maknanya di dalam KBBI adalah orang yang populer, baik di media massa atau di dunia nyata.

Namun, selebriti yang dimaksud di dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Analisis Bacaan Al-Qur`an Dai/ah Selebriti (Studi Analisis Ilmu Tajwid)” bukanlah seorang selebriti yang pada umumnya hanya terkenal.

Makna kata “selebriti” dalam pembahasan penelitian ini adalah terbatas hanya pada kata “populer”, tidak ada makna lainnya. Bisa dikatakan dengan seorang dai “selebriti”

karena terlalu dekatnya sang dai dengan dunia media, seperti media informasi dan komunikasi (televisi, YouTube, Instagram, Twitter, facebook, dll.).

Dai-dai selebriti kebanyakan memenuhi selera yang diinginkan industri hiburan pada banyak hal seperti muda, tampan, modis, bersuara bagus, dan pandai mengolah kata, walaupun ada juga yang separuh baya namun tetap senada dalam berbusana dan elegan ketika disorot kamera. Bekal ini pula yang turut memperlancar mereka memasuki industri hiburan. Sebagai bagian dari industri hiburan seperti televisi, para dai itu telah menjadi selebriti baru dengan komoditi bernama dakwah. Mereka terkenal, dipuja, dan diperlakukan istimewa. Karenanya, pelaku dunia usaha pun tak ragu memasang para dai sebagai citra produknya.

Apalagi belakangan beberapa di antaranya mampu menjadi trendsetter atas produk yang menjadikan mereka sebagai maskotnya.74

Kerap masuk televisi dan punya acara khusus di televisi, tentu saja berdampak pada dikenalnya si dai. Hal inilah yang kemudian meningkatkan nilai jual yang ditawarkan, sehingga menarik pengiklan menempatkannya sebagai brand ambassador untuk suatu produk. Tidak heran jika wajah dai-dai itu pun kini berseliweran menjadi bintang iklan bermacam produk.

Jika sebelumnya sebagian hanya menjadi bintang iklan untuk produk yang masih terkait dengan kegiatan dakwah, kontribusi mereka pun merambah ke produk- produk yang tidak terkait langsung dengan kegiatan dakwah, seperti minuman energi, helm, kartu telekomunikasi dan juga suplemen khusus laki-laki.75

Tidak hanya itu, jka sebelumnya mereka hanya menjadi pengisi acara sela-sela waktu mereka, sekarang mereka bebas terjun menjadi bintang sinetron yang ikut serta memerankan tokoh tertentu dalam sinetron. Kalau sebelumnya hanya mencipta lagu atau mengisi lagu religi di

74Moch. Syarif Hidayatullah,Fenomena Dai Selebriti, sebagai solusi atau problem dakwah (Januari 2015) https://cordofa.org/fenomena-dai-selebriti-sebagai-solusi-atau- problem-dakwah/ diakses tanggal 21 Juli 2019

75Moch. Syarif Hidayatullah,Fenomena Dai Selebriti, sebagai solusi atau problem dakwah (Januari 2015) https://cordofa.org/fenomena-dai-selebriti-sebagai-solusi-atau- problem-dakwah/diakses tanggal 21 Juli 2019

sela-sela, kini mereka tak sungkan untuk ikut serta bernyanyi.76

Jika sudah demikian, maka seorang dai sudah benar- benar menjadi selebriti, bahkan bisa dikatakan artis di bidang dakwah. Artis sangat memahami peran popularitas dalam karirnya. Artis menyadari bahwa popularitas tidak datang dengan otomatis, tetapi juga melalui proses yang panjang. Kerja keras dalam berkarir menjadi salah satu upaya yang dilakukan artis dalam upayanya meraih popularitas yang ingin diraih. Hal ini memang dapat dijelaskan melalui teori fenomenologi yang memang bertujuan untuk mengetahui dunia dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung atau berkaitan dengan sifat-sifat alami pengalaman manusia dan makna yang ditempelkan padanya.77

d. Ciri-Ciri Dai Selebriti

Dai yang dikatakan dai selebriti merupakan dai yang digambarkan seperti:

1) Sosok yang banyak penggemar

2) Sering tampil di media massa terutama media sosial, seperti televisi, youtube, twitter, facebook, dll.

3) Sosok yang memiliki akun media sosial dan banyak viewers pada setiap konten yang disuguhkannya

76Moch. Syarif Hidayatullah,Fenomena Dai Selebriti, sebagai solusi atau problem dakwah (Januari 2015) https://cordofa.org/fenomena-dai-selebriti-sebagai-solusi-atau- problem-dakwah/diakses tanggal 21 Juli 2019

77Esther Meilany Pattipeilohi, Jurnal kajian komunikasi Citra Diri Dan Popularitas Artis, (2015) http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/7390/3393 diakses tanggal 21 Juli 2019

4) Sosok yang dapat membawa perubahan kepada masyarakat luas dengan ceramahnya dan mengakibatkan khalayak menjadi teracuni oleh dakwahnya untuk mengamalkan pesan dari ceramah sang dai

5) Menduduki posisi teratas ketika masyarakat ingin menoton di youtube, twitter, facebook, dll

6) Tidak berpenampilan mewah, namun memberikan aura bijaksana dan sederhana

7) Dianggap hebat dalam kemampuannya78

Dalam dokumen ANALISIS BACAAN AL-QUR`AN DAI/AH SELEBRITI (Halaman 69-77)