• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tartil Al-Qur`an

Dalam dokumen ANALISIS BACAAN AL-QUR`AN DAI/AH SELEBRITI (Halaman 52-64)

Bab II Gambaran Umum Al-Qur`an, Dai, Selebriti Dan Metode

A. Al-Qur`an

4. Tartil Al-Qur`an

Dzhulhijjah, dan bulan terbaik untuk membacanya adalah bulan Ramadhan.

s. Dimakruhkan menjadikan Al-Qur`an sebagai mata pencaharian.35

t. Membaca Al-Qur`an dengan menggunakan mushaf lebih afdhal daripada membaca Al-Qur`an sekedar mengandalkan hafalan, karena melihat mushaf adalah ibadah yang dituntut.36

Muhammad Saw. Membacakan Al-Qur`an dimana setiap hurufnya jelas terdengar.

b. Al-Bukhari (w. 870 M) menyebutkan sebuah riwayat dari Anas. Ia pernah ditanya tentang bacaan Nabi. Ia menjawab, “Bacaan panjang, Ia memanjangkan bacaan

‘Allah dan Ar-Rahman’ pada ayat

“Bismillâhirrahmânirrahîm.”

c. Dengan membicarakan tentang orang-orang yang gemar membaca Al-Qur`an, Al-Ajiri mengemukakan riwayat dari Ibnu Mas’ud (w. 652 M). Ia berkata “janganlah kalian melantunkan Al-Qur`an seperti prosa karena hal itu dilarang, jangan pula membacanya dengan cepat seperti kalian membaca syair. Renungkanlah keajaiban-keajaiban didalamnya, hiasilah hatimu dengannya dan hendaklah kalian sirna tatkala berada dipenghujung surat.”37

d. Penulis syarah Al-Muhadzdzab berkata, “para ulama telah sepakat tentang kemakruhan membaca Al-Qur`an dengan kecepatan yang berlebih-lebihan.”

e. Para ulama mengatakan bahwa membaca satu juz dengan tartil lebih baik dari pada dua juz tanpa tartil.

Demi menuju bacaan Al-Qur`an yang tartil tersebut, perlulah dilaksanakannya tahsin Al-Qur`an yang melingkupi kajian mengenai tahsin Al-Qur`an, makhraj huruf hijaiah, sifat huruf hijaiah, dan bahkan mengetahui tempo-tempo dalam membaca Al-Qur`an.

37Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, h. 63

a. Tahsin Al-Qur`an

Tahsin adalah isim masdar dari fi’il Mâdi Hassana yang termasuk kategori fi’il muta’addi dan memiliki arti memperbaiki atau membaguskan.38 Secara Bahasa tahsin diambil dari kata kerja

( اًنْيِسْحَت - ُنِّسَحُي - َنَّسَح )

artinya

adalah memperbaiki, atau menghiasi, atau membaguskan, atau memperindah, atau membuat lebih baik dari semula.39 Secara istilah tahsin adalah memperbaiki bacaan Al- Qur`an dengan mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara membaca Al-Qur`an, baik dari segi hukum bacaan tajwid, sifat huruf, dan makhraj huruf.

Tujuan mempelajari tahsin Al-Qur`an adalah agar seseorang dapat menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca Al-Qur`an sehingga akan menghasilkan bacaan yang baik, atau dengan kata lain tujuan utamanya adalah memperbaiki bacaan Al-Qur`an sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw. dan para sahabatnya.

b. Makhraj Huruf Hijaiah

Makhraj dilihat dari segi bahasa berasal dari fi’il Madli

جرخ

yang artinya keluar. Lalu dijadikan berwazan

لعفم

yang bersighat isim makan, maka menjadi

38Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, h. 5

39M. Mamuun Salman, Panduan Tahsin Tilawah Al Quran Kelas X, h.3 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://mmsalman.files.wordpres s.com/2016/03/buku-tahsin-kelas-x.pdf&ved=2ahUKEwisudv6-

7HjAhVEMI8KHQ_sD_oQFJADegQIAhAB&usg=AOvVaw2vHQ6Qg3dsYxQI2SkMBTfp

&cshid=1563023539701diakses tanggal 13 Juli 2019

جرمخ

.40 Secara istilah adalah tempat keluarnya huruf (maksudnya adalah muncul dan lahirnya), dimana saat diucapkan suara menjadi terputus sehingga membuatnya berbeda (adanya perbedaan ucapan) dengan huruf-huruf lain.41Adalah sebuah keharusan bagi seseorang dalam menguasai hal ikhwal waqaf dan sifat huruf hijaiah, sebab kedua komponen tersebut adalah bagian dari tajwidul huruf.42Penjelasan di dalam Matan al-Jazariyah Ibnu Jazary adalah “kewajiban utama sebelum (di dalam) belajar membaca Al-Qur`an adalah:

1) Mengetahui makhârijul hurûf dan sifâtul hurûf agar dapat melafazkannya dengan lughat Al-Qur`an yang fasih

2) Menguasai ilmu Tajwid 3) Mengetahui hal ihwal waqaf

4) Mengerti tentang ilmu Rasm Usmani

Menurut pendapat yang terpilih, bahwa huruf hijaiah terbagi menjadi 17 makhraj (tempat keluar) dan keberadaannya terbagi lagi menjadi 5 tempat, yaitu:

1) Al-Jauf (rongga mulut) 2) Al-Halq (tenggorokan) 3) Al-Lisân (lidah)

40M. Mamuun Salman, Panduan Tahsin Tilawah Al Quran Kelas X, h. 31 https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://mmsalman.files.wordpres s.com/2016/03/buku-tahsin-kelas-x.pdf&ved=2ahUKEwisudv6-

7HjAhVEMI8KHQ_sD_oQFJADegQIAhAB&usg=AOvVaw2vHQ6Qg3dsYxQI2SkMBTfp

&cshid=1563023539701diakses tanggal 13 Juli 2019

41Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, h.

262

42Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, h. 15

4) Asy-Syafatain (dua bibir) 5) Al-Khaisyûm (janur Hidung)

Adapun makhraj huruf hijaiah berdasarkan urutan adalah sebagai berikut:

No. Huruf Makhraj

1

ا ..َ..

ْو ..ُ..

ْي ..ِ..

Al-Jauf (rongga mulut)

2

ب

Dua perut bibir sebelah dalam

3

ت

Punggung ujung lidah dan

(bertemu) pangkal dua gigi seri muka yang atas bagian dalam

4

ث

Punggung ujung lidah dan

(bertemu) ujung dua gigi seri yang atas

5

ج

Tengah-tengah lidah (bertemu) dengan langit-langit

6

ح

Tenggorokan bagian tengah

7

خ

Ujung tenggorokan yang paling dekat dengan lidah

8

د

Punggung ujung lidah

(bertemu) pangkal dua gigi seri muka yang atas bagian dalam

9

ذ

Punggung ujung lidah dan (bertemu) ujung dua gigi seri

yang atas

10

ر

Ujung lidah mengarah dekat punggungnya dipertemukan dengan langit-langit bagian depan dan sesudah makhraj "

ن

"

11

ز

Ujung lidah berada pada halaman dua gigi seri bawah,

sehingga suara zai keluar diantara dua gigi seri atas dan

bawah

12

س

Ujung lidah berada pada halaman dua gigi seri bawah,

sehingga suara Sîn keluar diantara dua gigi seri atas dan

bawah

13

ش

Tengah-tengah lidah sejajar dengan langit-langit

14

ص

Ujung lidah berada pada halaman dua gigi seri bawah,

sehingga suara Sâd keluar diantara dua gigi seri atas dan

bawah

15

ض

Salah satu atau dua pinggir lidah beradu dengan salah satu atau dua geraham atas yang kiri

atau kanan atau keduanya (bagian dalam)

16

ط

Punggung ujung lidah

(bertemu) pangkal dua gigi seri muka yang atas bagian dalam

17

ظ

Punggung ujung lidah dan

(bertemu) ujung dua gigi seri yang atas

18

ع

Tenggorokan bagian tengah

19

غ

Ujung tenggorokan yang paling dekat dengan lidah 20

ف

Perut bibir bawah (bertemu)

ujung dua gigi seri yang atas 21

ق

Pangkal lidah (bertemu) langit-

langit

22

ك

Di muka makhraj

ق

23

ل

Kedua pangkal pinggir ujung lidah bertemu gusi muka atas

(bagian kiri dan kanan) 24

م

Dua perut bibir bagian tengah 25

ن

Ujung lidah bertemu sedikit

makhraj Lâm dari arah gusi gigi atas

26

و

Antara dua perut bibir

27

ه

Tenggorokan yang paling dalam

28

ء

Tenggorokan yang paling

dalam

29

ي

Tengah-tengah lidah sejajar dengan langit-langit c. Sifat Huruf Hijaiah

Sifat menurut KBBI adalah ciri khas atau karakteristik yang ada pada sesuatu untuk membedakan dari yang lain. Sedangkan sifat huruf menurut istilah adalah tata cara atau prilaku bunyi huruf ketika keluar dari makhrajnya, seperti jahr, hams, syiddah, dan yang lainnya.

Berdasarkan pendapat yang popular dari kalangan Ulama Tajwid, huruf hijaiah memiliki 18 sifat lâzimah43, adapun penjelasannya sebagai berikut:

No. Sifat

Lâzimah Artinya Huruf-hurufnya 1

Hams

(ُسْمَلها)

Berdesis atau nafas berhembus

ش ه ث ح ف ت ك س ص خ

2

Jahr

)ُرْهَجْلا (

Nafas ditahan

ق ن ز و م ظ ع ض غ ي ذ ء ر

ب ل ط د ج

43 Sifat lâzimahatau sifat dzâtiyyah adalah sifat asli huruf yang melekat padanya dan tidak dapat lepas darinya. Sebagian ulama ada yang membaginya menjadi 17 dan ada yang membaginya menjadi 18.

3

Syiddah

)ُةّدَّشلا(

Suara tertahan

ب ط ق د ج ء

ت ك

4

Rakhâwah

)ُةَواَخَّرلا(

Suara tidak tertahan

ظ ح ث غ ذ خ ص و ش ض ف

ه س ي ز

5

Bainiyyah

)ُةَنِّيَبلا(

Suara tidak tertahan dengan sempurna dan tidak

terlepas dengan sempurna (antara

syiddah dan rakhâwah)

ر م ع ن ل

6

Isti’lâ’

)ُءاَلْعِتْسِإْلا(

Pangkal lidah bertemu atau naik

ke langit-langit

ط غ ض ص خ ظ ق

7

Istifâl

)ُلاَفِتْسِإْلا(

Pangkal lidah tidak bertemu langit-

langit

م ز ع ت ب ث ح د و ج ي ن

ر ل س ذ ء ه ف

ك ش

8

Itbâq

)ُقاَبْطِلإا(

Sebagian besar permukaan lidah

bertemu dengan langit-langit

ظ ط ض ص

9 Infitâh Sebagian besar

permukaan lidah

ج و ذ خ ء ن م

)ُحاَتِفْنِلإلا(

dan langit-langit terbuka (tidak

bertemu)

ز ف ت ع س د ش ه ل ق ح ك

ث ي غ ب ر

10

Idzlâq

(

)ُقاَلْذِلإا

Keluarnya lancar

(ringan)

ب ل ن م ر ف

11

Ismât

)ُتاَمْصِلإا(

Tidak lancar keluarnya dan hati-

hati

د خ ح ج ث ت ص ش س ز ذ غ ع ظ ط ض

ي هو ء ك ق

12

Safîr

)ُرْيِفَّصلا(

Suara berdesir

س ز ص

13

Qalqalah44

)ُةَلَقْلَقلا(

Memantulkan suara

tambahan

د ج ب ط ق

14

Inhirâf

)ُفاَرِحْنِلإا(

Bergesernya pengucapan huruf -

Lâm atau Râ dari makhraj huruf Nûn

ر ل

44Qalqalah ialah goncangan di dalam makhraj ketika mengucapkan huruf karena mempunyai sifat syiddah dan jahr. Yakni karena tertahannya suara dan nafas (memantul).

Ada beberapa pendapat tentang tingkatan qalqalah, salah satunya adalah penulis kitab Bughyatu ‘Ibadir Rahman pada halaman 186 mengatakan bahwa tingkatan Qalqalah terbagi menjadi 2 yaitu (1) Qalqalah Sughra ialah ketika salah satu huruf Qalqalah yang berada di tengah atau di akhir kata di sukun dan dalam keadaan di washalkan lafaznya. (2) Qalqalah Kubra yaitu ketika salah satu huruf qalqalah yang berada di akhir kata berupa huruf ber- tasydîd atau tidak ber-tasydîd kemudian diwaqafkan lafaznya. (dalam buku Metode Maisûrâ, h. 264)

15

Takrîr

)ُرْيِرْكَّتلا(

Satu kali getaran

halus ujung lidah

ر

16

Istitâlah

( )ُةَلاَطِتْسِلإا

Memelarkan dan menggelayutkan suara mulai dari pangkal salah satu

tepi atau pinggir lidah sampai

ujungnya

ض

17

Tafasysyiy

)ِّشَفَّتلا(

Bunyinya bersamaan dengan

tersebarnya angin kuat yang keluar dari dalam mulut

ش

18

Ghunnah45

ُّنُغْلا(

ُة)

Berdengung

ن م

d. Tingkatan Tempo Bacaaan Al-Qur`an

Syeikh Muhammad bin Syahadah Al-Ghuli dalam kitabnya Bughyatu ‘Ibâdir Rahmân menjelaskan bahwa tingkatan tilawah dilihat dari segi cepat dan lambat membaca (tempo bacaan) ada tiga yakni:

45Ghunnah menurut bahasa adalah suara yang keluar dari janur hidung dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan lidah. Sedangkan menurut istilah, Ghunnah adalah suara dengung yang terdapat pada huruf Nûn (ن) termasuk tanwîn (ً. ٍ. ٌ.) dan Mîm (م) secara mutlak, artinya bahwa suara Ghunnahadalah sifat lazimah yang dimiliki oleh huruf Nûn (ن) dan Mîm (م) yang berharakat atau mati. adapun makhraj Ghunnahadalah al-khaisum yakni janur hidung. (dalam foot note buku metode maisûrâ h. 14)

1) At-Tahqiq

At-Tahqiq yaitu membaca dengan tempo perlahan dan tidak tergesa-gesa, serta menjaga semua hukum tajwid tanpa melewati batas.46

2) Al-Hadr

Al-Hadr adalah membaca dengan tempo cepat tetapi dengan tetap mempertahankan i’rab-nya dan juga tetap menjaga semua hukum tajwid tanpa melewati batas.47

3) At-Tadwir

At-Tadwir yaitu, membaca dengan tidak cepat dan tidak pula lambat, diantara at-Tahqiq dan al- Hadr (yakni sedang).48

Adapun bacaan yang berkualitas tartil melingkupi tiga tingkatan di atas, karena jika ia berada dalam tingkatan tersendiri atau terpisah, maka berarti at-Tadwir dan al-Hadr tidak termasuk tartil, artinya tidak termasuk dalam perintah pada Q.S. Al-Muzzammil [73]:4. Dari ketiga tingkatan bacaan di atas, yang paling utama adalah membaca secara at-Tahqiq walau hanya sedikit ayat yang dibaca, karena tujuan membaca Al-Qur`an adalah pemahaman dan pengamalan.

Sedangkan penulis kitab Haqqut Tilawah menerangkan dalam catatan pinggir kitabnya, bahwa literatur ilmu tajwid membagi tiga tingkatan cara membaca Al-Qur`an,

46Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, h.

254

47Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, h.

254

48Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, h.

255

yakni at-Tartil (lambat), al-Hadr (cepat) dan at-Tadwir (sedang). Bahkan sebagian ulama ada yang membaginya dalam empat tingkat, yakni at-Tahqiq (paling lambat) at-Tartil (lambat), al-Hadr (cepat) dan at-Tadwir (sedang).49

Ibn al-Jazariy (w. 1429 M) menjelaskan dalam pembahasan keutamaan cara membaca Al-Qur`an, bahwa pendapat yang sahih dan benar yang dipilih para ulama baik salaf maupun khalaf membaca yang berkualitas tartil unggul dengan penghayatan walau hanya sedikit ayat yang dibaca lebih utama daripada membaca dengan cepat walaupun banyak. Karena tujuan membaca Al-Qur`an adalah memahami dan mengerti apa yang terkandung di dalamnya serta mengamalkannya.

Syekh Muhammad Makkiy Nasr berkata “sebagian penyarah kitab al-Jazariyyah menerangkan, bahwa at-Tartil adalah bentuk dari at-Tahqiq menurut kebanyakan ulama.

Semua at-Tahqiq adalah at-Tartil, bukan sebaliknya, dan sebagian ulama membedakan antara keduanya, bahwa at- Tahqiq untuk tujuan pembelajaran dan pengajaran, sedangkan at-Tartil untuk tujuan penghayatan, istinbath, tadabur dan mengetahui isi kandungan makna.50

B. Dakwah, Dai dan Selebriti

Dalam dokumen ANALISIS BACAAN AL-QUR`AN DAI/AH SELEBRITI (Halaman 52-64)